Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

16
Hasil Diskusi Seven Jump Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Sistem Reproduksi Dosen Pengampu : Isrofah, S.Kep., Ns., CWCS., M.kep Oleh : Kelompok 4 Andri Gunawan (0520014611) Nailis Sa’adah (0520013712) Muh. Waghfirlana Ully A (0520013811) Lie Dwi Radifani Putri (0520013912) Yuliana (0520014312) Vina Rosma Annida (0520014412)

description

askep kasus

Transcript of Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

Page 1: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

Hasil Diskusi Seven Jump

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Sistem Reproduksi

Dosen Pengampu : Isrofah, S.Kep., Ns., CWCS., M.kep

Oleh :

Kelompok 4

Andri Gunawan (0520014611)

Nailis Sa’adah (0520013712)

Muh. Waghfirlana Ully A (0520013811)

Lie Dwi Radifani Putri (0520013912)

Yuliana (0520014312)

Vina Rosma Annida (0520014412)

Semester 6

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

Page 2: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

Kasus

Ny ani sudah berusia 40 tahun dan mempunyai 2 anak. Karena

sudah usia resti, Ny ani di izinkan untuk memilih metode kontap.

Setelah menjalani metode kontap Ny ani merasakan sakit pada lokasi

pembedahan dan badan terasa panas. Sebagai perawat apa yang

saudara lakukan ?

1. Mengklarifikasi istilah/konsep

a. Usia resti itu di atas 35 tahun

b. Metode kontap adalah suatu tindakan pencegahan pada wanita

agar tidak hamil

c. Lokasi pembedahan yang di lakukan dengan metode kontap yaitu

di daerah abdomen.

d. Sakit adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial.

e. Badan terasa panas adalah peningkatan suhu tubuh karena

adanya respon dari luar.

2. Menetapkan permasalahan

a. Berapa usia resti pada wanita?

b. Apa itu metode kontap?

c. Dimana lokasi pembedahan yang dilakukan?

d. Mengapa Ny ani merasakan sakit?

Page 3: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

e. Mengapa badan terasa panas?

3. Menganalisis masalah

a. Ny ani berusia 40 tahun jadi termasuk dalam kategori usia resti

kehamilan

b. Metode kontap dilakukan karena usia resti pada Ny ani

c. Lokasi pembedahan yang dilakukan adalah pada daerah di

lakukannya pemasangan alat kontrasepsi.

d. Nyeri yang dirasakan Ny ani karena post operasi pemasangan

kontrasepsi yaitu dengan cara pembedahan.

e. Badan terasa panas karena ada perubahan pada tubuh yang di

alami Ny ani setelah proses pembedahan dengan metode kontap

4. Menarik kesimpulan dari langkah 3

Dari kasus di atas, ibu Ny ani mengalami masalah resiko tinggi

kehamilan sehingga melakukan pemasangan kontrasepsi dengan

metode kontap. Dampak yang di terima dari pembedahan adalah

nyeri dan hipertermi.

5. Menetapkan tujuan belajar

a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang usia resiko tinggi

kehamilan

b. Mahasiswa mampu mengetahui tentang metode kontap.

c. Mahasiswa mampu mengetahui lokasi pembedahan dengan

metode kontap.

d. Mahasiswa mampu mengetahui tentang nyeri akibat post operasi

Page 4: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

e. Mahasiswa mampu mengetahui tentang hipertemi post operasi.

6. Mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri)

a. Usia resti kehamilan

Jarak kehamilan yang terlalu pendek kurang dari 2 tahun dan di

atas 5 tahun, hamil dibawah usia 20 tahun dan lebih dari 35

tahun berisiko melahirkan bayi dengan kelainan genetik. Begitu

juga dengan ibu hamil yang pernah menjalani operasi. Faktor

lainnya adalah kondisi fisik atau menetap bagi sang ibu (seperti

tinggi badan di bawah 145 cm, biasanya panggul sempit dan akan

kesulitan melahirkan secara normal) juga harus diwaspadai.

Selain itu, ibu hamil penderita obesitas dan darah tinggi pada

kehamilan atau mengalami penyakit lain yang cukup

membahayakan sebelum atau saat hamil meruakan faktor-faktor

yang dapat menyebabkan kehamilannya berisiko tinggi

(judi,2010).

Usia reproduksi sehat untuk hamil berkisar antara 25-30 tahun.

Jika kurang atau melebihi usia tersebut, maka mempengarui

faktor kesuburan reproduksi yang juga berpengaruh terhadap

risiko kehamilan. Banyak cara untuk mengatasi masalah

kehamilan berisiko tinggi. Salah satu caranya adalah

mempersiapkan mental saat menjalani kehamilan tersebut, ibu

hamil juga harus rajin melakukan pemeriksaan rutin untuk

mendeteksi kondisi ibu dan janin. Biasanya ibu hamil yang rajin

memeriksakan kehamilan secara rutin merasa lebih sehat.

Dengan memeriksakan kehamilan secara teratur, komplikasi serta

Page 5: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

ganguan kehamilan dapat teratasi dibandingkan ibu hamil yang

tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil juga perlu

mengosumsi gizi yang baik tepat dan seimbang, salah satunya

asam folat, guna mengoptimalkan perkembangan janin dan

kesehatan ibu sendiri. (Judi,2010)

b. Metode kontap

Kontrasepsi Mantap pada Wanita adalah setiap tindakan pada

kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan

yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.

Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut

tubektomi atau sterilisasi.

Tubektomi/Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara

kontrasepsi dengan tindakan pembedahan yaitu memotong tuba

fallopii/tuba uterine yang mengakibatkan orang atau pasangan

yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi dan

bersifat permanen.

Metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi

mereka yang memang tidak ingin atau boleh memiliki anak

(karena alasan kesehatan).

Disebut permanen karena metode kontrasepsi ini hampir tidak

dapat dibatalkan (reversal) bila kemudian anda ingin punya anak

lagi. Pembatalan masih mungkin dilakukan, tetapi membutuhkan

operasi besar dan tidak selalu berhasil.

Page 6: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

c. Lokasi pembedahan

1) Abdominal

a) Laparatomi

Laparatomi sudah tidak digunakan karena diperlukan

insisi yang panjang. Kontrasepsi ini diperlukan bila cara

kontap yang lain gagal atau tumbul komplikasi sehingga

memerluka insisi yang lebih besar.

b) Mini-laparatomi

Laparatomi khusus untuk tubektomi yang paling mudah

dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Efektifitas: angka

kegagalan 0-2,7 kehamilan per100 wanita.

Sayatan dibuat dibuat digaris tenggah diatas simpisis

sepanjang 3cm sampai menembus peritoneum. Untuk

mencapai tuba digunakan alat khusus (elevator uterus) ke

dalam kavum uteri. Dengan bantuan alat tersebut uterus

dalam keadaan retrofleksi dijadikan letak antefleksi dahulu

kemudian didorong kearah lubang sayatan, lalu dilakukan

penutupan tuba dengan salah satu cara.

Keuntungan mini-laparatomi adalah aman, mudah,

wanita yang baru melahirkan umumnya mempunyai

motifasi tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak

anak. Kerugiannya adalah resiko komplikasi (kesalahan,

kegagalan teknis), perdarahan serta resiko infeksi.

Page 7: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

c) Laparoskopi

Mula – mula dipasang cunam serviks pada bibir depan

porsio uteri, dengan maksud supaya dapat menggerakkan

uterus jika hal tersebut diperlukan saat laparaskopi.

Sayatan dibuat dibawah pusat sepanjang lebih dari 1cm.

Kemudian ditempat luka tersebut dilakukan pungsi

sepanjang rongga peritoneum dengan jarum khusus (jarum

veres) dan melalui jarum itu dibuat pneumoperitoneum

dengan memasukkan CO2sebanyak 1 sampai 3liter dengan

kecepatan kira – kira 1liter permenit. Setelah jarum veres

dikeluarkan, troika dimasukkan laparaskop melalui tabung.

Dengan cunam yang dimasukkan dalam rongga peritoneum

bersama laparoskop, tuba dijepit dan dilakukan penutupan

dengan kauterisasi.

Keuntungannya adalah cepat, insisi kecil, kurang

menyebabkan sakit jika dibanding mini laparatomi.

Kerugiannya resiko terjadi komplikasi, lebih sukar

dipelajari, memerlukan keahlian bedah, harga peralatannya

mahal.

2) Vaginal

a) Kolpotomi

Yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior. Insisi

dilakukan di dinding vagina transversal 3-5cm, cavum

douglas yang terletak antara dinding depan rektumdan

Page 8: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

dinding belakang uterus dibuka melalui vagina untuk

sampai di tuba. Efektifitas angka kegagalan 0-5,2 %.

Keuntungan: bisa dilakukan rawat jalan, hanya perlu

waktu 5-15 menit, rasa sakit post operatif lebih kecil

dibanding cara kontab lainnya, alatnya sederhana dan

murah.

b) Kuldoskopi

Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang

dimasukkan kedalam cavum douglas. Adanya laparoskopi

trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat

perhatian/minat dan sekarang sudah jarah dikerjakan.

Dalam posisi lutut dada kedua paha tegak lurus dan kedua

lutut terbuka, suatu rektraktor perineal dimasukkan ke

dalam vagina. Bila fornik posterior terlihat seperti bagian

kubah yang kecil, maka cavum douglas bebas dari

perlekatan, lalu dilakukan oklusi tuba. Angka kegagalan 0-

2%.

Keuntungannya adalah tidak meninggalkan bekas, dapat

dikerjakan dengan rawat jalan, peralatan sederhana,

murah, waktu operasi cepat.Kerugian: Posisi akseptor

mungkin kurang menyenangkan baginya.

3) Transcervikal

a) Histeroskopi

Page 9: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

Prinsipnya seperti laparaskopi, hanya pada histeroskopi

tidak dipakai trokar, tetapi suatu vakum cervical adaptor

untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi serviks / kavum

uteri. Efektifitas angka kegagalan 11-48 %. Keuntungan

metode ini adalah tidak perlu insisi, dapat dengan rawat

jalan. Kerugiannya resiko perforasi uterus, angka kegagalan

tinggi, sering timbul kesulitan teknis dalam mencari

orificium tubae, kadang tidak efektif.

b) Tanpa melihat langsung

Pada cara ini operator tidak melihat langsung ke cavum

uteri untuk melokalisir orificium tubae.

d) Nyeri post operasi

Nyeri yang di rasakan pada pasien post operasi menurut

bourbanis yaitu dapat di gambarkan dengan PQRST, diantaranya :

P : luka post operasi

Q : mungkin Ny ani mengeluh nyeri perut post operasi,

R : nyeri dirasa saat bergerak, seperti ditusuk-tusuk, diperut

kanan bawah (kuadran 4),

S : skala 4 (0-10), nyeri hilang timbul dan respon obyektif Ny.

ani mungkin tampak lemah dan merintih kesakitan, terdapat

luka tertutup kassa di luka post operasi.

T : mungkin sekitar 30 detik karena hilang timbul.

Page 10: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

e) Hipertermi post operasi

Hipertermi pada pasien post operasi kemungkinan sebesar

380C.

7. Kesimpulan

Dari kasus di atas Ny ani mengalami masalah resti kehamilan di

tandai dengan umur 40 tahun dan dilakukannya pembedahan.

Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang

dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada

perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontrasepsi mantap

( Kontap ) dikenal ada dua macam, yaitu Kontap Pria dan Kontap

Wanita. Kontap Wanita atau merupakan metode sterilisasi pada

wanita dikenal dengan MOW atau tubektomi.

MOW ( Metode Operasi Wanita ) atau tubektomi merupakan

tindakan medis berupa penutupan tuba uterine yang menyebabkan

sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur

tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi

kahamilan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Ada dua

langkah tindakan penting dalam tubektomi yaitu tindakan

pendahuluan mencapai tuba fallopi dan penutupan tuba fallopi.

Adapun keuntungan tubektomi adalah lebih aman, efektifitas hampir

100%, tidak mempengaruhi libido seksualis dan kegagalan dari pihak

pasien tidak ada

Page 11: Sistem Reproduksi - Tk (Andri Dkk - Kasus Seven Jump)

Daftar Pustaka

Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta, EGC.

Prawirohardjo, S, 1981, Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua, Jakarta,

Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.

Bobak, 2005, Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta,

EGC.