Sistem Pencernaan Pada Manusia BP15

26
Sistem Pencernaan pada Manusia Kevina Suwandi 102012001/BP15 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara nomor 6 Jakarta 11510 [email protected] Pendahuluan Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kehidupannya. Setiap makanan yang dimakan oleh manusia harus dicerna melalui saluran pencernaan. Saluran pencernaan itu adalah mulut,oesofagus,lambung,usus,anus. Masing-masing organ memiliki fungsi tertentu. Pada mulut, akan mencerna karbohidrat dengan bantuan enzim amilase yang terdapat pada air liur. Setelah itu makanan akan masuk ke lambung melalui oesofagus. Pada lambung terdapat HCL,renin dan pepsinogen,. HCL dapat membunuh mikrooranisme pada makanan bersama lisozim. Renin akan menggumpalkan protein susu sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin untuk mengubah protein menjadi pepton. Lalu setelah itu,makanan akan masuk ke usus halus. Pada usus halus, jika terdapat lemak pada usus halus, hormon CCK akan merangsang pengeluaran cairan empedu yang membantu mengubah lemak menjadi sesuatu yang lebih kecil sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Lalu ke usus besar dan dikeluarkan melalui anus. 1

description

sistem pencernaan pbl blok 9

Transcript of Sistem Pencernaan Pada Manusia BP15

Sistem Pencernaan pada ManusiaKevina Suwandi102012001/BP15Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara nomor 6Jakarta [email protected]

PendahuluanPada dasarnya setiap manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kehidupannya. Setiap makanan yang dimakan oleh manusia harus dicerna melalui saluran pencernaan. Saluran pencernaan itu adalah mulut,oesofagus,lambung,usus,anus. Masing-masing organ memiliki fungsi tertentu. Pada mulut, akan mencerna karbohidrat dengan bantuan enzim amilase yang terdapat pada air liur. Setelah itu makanan akan masuk ke lambung melalui oesofagus. Pada lambung terdapat HCL,renin dan pepsinogen,. HCL dapat membunuh mikrooranisme pada makanan bersama lisozim. Renin akan menggumpalkan protein susu sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin untuk mengubah protein menjadi pepton. Lalu setelah itu,makanan akan masuk ke usus halus. Pada usus halus, jika terdapat lemak pada usus halus, hormon CCK akan merangsang pengeluaran cairan empedu yang membantu mengubah lemak menjadi sesuatu yang lebih kecil sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Lalu ke usus besar dan dikeluarkan melalui anus. Jika terdapat kelainan pada organ-organ pencernaan tersebut dapat menyebabkan makanan tidak dapat dicerna dengan sempurna.

Istilah yang Tidak Diketahui Tidak ada

Rumusan Masalah1. Seorang perempuan berusia 30 tahun mengeluh mual, kembung, sembelit dan buang air besar berwarna putih

Analisis Masalah

MikroMakroStruktur dan fungsiEnzim PencernaanOrgan yang TerkaitMekanisme PencernaanMual, Kembung, sembelit dan buang air besar berwarna putih

Hipotesis1. Adanya gangguan saluran empedu mengakibatkan mual,kembung,sembelit dan buang air besar berwarna putih

Lambung

Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk huruf J yang terletak antara oesophagus dan duodenum. Organ ini dibagi tiga bagian sebagai berikut. Fundus, bagian lambung yang terletak di atas lubang oesophagus. Corpus, bagian tengah atau utama lambung. Lapisan otot polos di fundus dan korpus relatif tipis tetapi bagian bawah, antrum, memiliki otot yang lebih tebal.1

Gambar 1.1 Lambung1

Sekelompok sel pemacu yang ada di regio fundus / atas lambung menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sphincter pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik depolarisasi spontan ini dinamakan irama listrik dasar (BER) terjadi terus-menerus dan biasanya disertai kontraksi lapisan otot polos sirkular. Lapisan otot ini dapat mencapai ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi, tergantung pada eksitabilitas lapisan tersebut, sehingga menimbulkan gelombang peristaltik yang menyapu ke seluruh lambung seiring BER dengan frekuensi tiga kali per menit.1Jenis-jenis kelenjar dan sekresi lambung adalah sebagai berikut.2 Kelenjar fundus terdiri atas 3 jenis sel.a. Sel chief (Zymogenik) mensekresi pepsinogen, precursor enzim pepsin. Kelenjar ini mensekresi rennin pada bayi untuk menggumpalkan susu dan lipase dalam jumlah sedikit.b. Sel parietal mensekresi HCl dan faktor intrinsik.c. Neck cell pada mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barrier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCl atau autodigesti. Kelenjar pylorus terletak pada regio antrum pylorus. Kelenjar ini mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

Sebenarnya HCl tidak mencerna apapun (tidak menguraikan ikatan kimiawi nutrient), namun zat ini melakukan fungsi-fungsi spesifik yang membantu pencernaan sebagai berikut.11. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan membentuk medium asam yang optimal bagi aktivasi pepsin.2. Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel makanan besar menjadi lebih kecil.3. Menyebabkan denaturasi protein, yaitu menguraikan bentuk final protein yang berupa gulungan (pelipatan) sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim.4. Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama makanan, meskipun sebagian tetap lolos dan berkembang biak di usus besar.

Konstituen pencernaan utama sekresi lambung adalah pepsinogen, suatu molekul enzim inaktif yang diproduksi oleh chief cell. Pepsinogen disimpan di sitoplasma chief cell di dalam vesikel sekretorik yang dikenal sebagai granula zymogen. Dari granula ini enzim tersebut dibebaskan secara eksositosis dengan stimulasi yang sesuai. Ketika pepsinogen disekresi ke lumen lambung, HCl memutuskan sebagian kecil molekul, mengubahnya menjadi bentuk aktifnya, pepsin. Setelah terbentuk, pepsin bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsin. Mekanisme di mana bentuk aktif suatu enzim mengaktifkan molekul enzim yang sama, disebut proses otokalalitis.1Pepsin memulai pencernaan protein dengan memutuskan ikatan-ikatan asam amino tertentu untuk menghasilkan ikatan-ikatan asam amino tertentu untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam amino). Enzim ini bekerja paling efektif dalam linkungan asam yang diakibatkan HCl. Karena dapat mencerna protein maka pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif sehingga zat ini tidak mencerna protein-protein sel di tempatnya terbentuk. Karena itu pepsin dipertahankan dalam bentuk inaktif sampai zat ini mencapai lumen lambung, tempat ia diaktifkan oleh HCl yang disekresikan ke dalam lumen oleh jenis sel lain.1 Sekresi lambung ada 3 tahap di mana faktor saraf dan hormon terlibat.1.2a. Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya makanan ke dalam mulut maupun tampilan, bau, atau pikiran tentang makanan dapat merangsang sekresi lambung. b. Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama makanan masih ada. Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan memicu refleks lambung. Serabut aferen menjalar ke medulla melalui Saraf Vagus. Serabut eferen parasimpatis menjalar menuju kelenjar lambung untuk mensekresi HCl, enzim-enzim pencernaan, dan gastrin. Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat kimia (alkohol dan kafein) juga merangsang sekresi lambung melalui refleks lokal. Gastrin merangsang sekresi lambung, meningkatkan motilitas usus dan lambung, mengkostriksi sphincter esophagus bawah dan merelaksasi sphincter pylorus, serta stimulasi pankreas dan peningkatan motilitas usus seperti fungsi gastrin. Pengaturan pelepasan gastrin terjadi melalui peanghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung. Jika tidak ada makanan dalam lambung antara jam makan, pH lambung rendah dan sekresi lambung terbatas. Makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan (buffering) yang mengakibatkan peningkatan pH dan peningkatan sekresi lambung. c. Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus yang memicu faktor saraf dan hormon.

HeparHepar / liver adalah organ pencernaan terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus choledocus. Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis.2-4Hepar mendapat perndarahan ganda 30% dari aa.hepaticae dan 70% dari vena porta hepatis.2 Aa.hepatica dextra dan sinistra membawa darah yang kaya oksigen.2 Darah yang dibawa oleh vena porta adalah kebalikannya miskin oksigen tetapi banyak mengandung hasil absorpsi makanan.2 Darah dari vena pada heopar akan dibawa ke vena hepatica untuk kemudian masuk ke v.cava inferior.2 Empedu disekresikan dari sel hepar kedalam canaliculi yang selanjutnya masuk ke ductus hepaticus interlobularis yang semuanya bermuara ke dalam ductus hepaticus dextra dan sinistra.2 Ductus hepaticus keluar dari porta hepatis, bersatu menjadi ductus hepaticus communis dan kemudian berjalan ke bawah bersatu dengan ductus cysticus membentuk ductus choledocus.2 Fungsi hepar antara lain, (1) sekresi, (2) metabolisme, (3) penyimpanan, (4) detoksifikasi, (5) produksi panas, dan (6) penyimpanan darah.2 Hati memetabolisme karbohidrat, protein dan lemak.2 Pada metabolisme karbohidrat, glukosa diubah menjadi glikogen.4 Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa, sedang asam amino yang tidak dibutuhkan diubah menjadi urea dan asam urat yang dikeluarkan dari dalam sel hati ke dalam darah untuk disekresi oleh ginjal.2 Ketika lemak dibutuhkan, lemak diambil keluar dari deposit lemak di dalam tubuh diangkut dalam darah menuju hati dan disana dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.2 Selain itu, asam lemak dibawa menuju hati dalam darah porta dari usus dan diubah menjadi jenis-jenis yang dapat digunakan dalam proses metabolik.8 Hepar merupakan tempat penyimpanan glikogen, vitamin B12, A, D, E, dan K, dan zat besi.2,4 Hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat, yang hasilnya disekresikan melalui ginjal.4 Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber panas tubuh, terutama disaat tidur.3 Hati merupakan reservoir untuk sekitar 30% curah jantung, dan bersama limpa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.2

Empedu adalah cairan kental berwarna kuning emas atau kuning kehijauan yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hati sebanyak 500-1000 mL per hari.4 Empedu sangat penting dalam proses pencernaan dan penyerapan lemak dan merupakan media ekskresi zat-zat tertentu yang tidak dapat diekskresikan dengan mudah melalui ginjal.4 Empedu yang dihasilkan oleh sel hati, dialirkan dari kanalikuli biliaris masuk kedalam duktus biliaris dan selanjutnya duktus biliaris komunis dan ke duodenum.2 Masuknya empedu dari hati ke duodenum diatur oleh sphincter Oddi. Di antara waktu makan, sphincter Oddi tertutp dan empedu dialihkan melewati ductus cysticus ke dalam vesica fellea.4 Empedu antara lain terdiri dari 97% air, garam empedu, dan pigmen empedu.2 Pigmen empedu terdiri dari biliverdin dan bilirubin yang merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas oleh sel darah merah terdisintegrasi.2 Pigmen utama adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urin dan feses.2 Garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino.2 Fungsi garam empedu adalah untuk membantu pencernaan lemak dengan mengemulsi lemak dan dengan membantu kerja lipase pankreatik.4 Garam empedu juga berfungsi mengabsorpsi lemak dengan membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membrane sel dan mengeluarkan kolesterol dengan cara berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut misel dan dikeluarkan bersama feses.2 Garam empedu yang telah disekresikan ke dalam usus halus, garam tersebut akan direabsorpsi di ileum dan dikembalikan ke dalam vena porta dan dibawa kembali ke hati.2,4 Peristiwa ini disebut sirkulasi enterohepatik.2,4 Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan hormone (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi cairan pankreas.2 Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus halus, CCK akan dilepas untuk mengkontraksi otot kantung empedu dan merelaksasi sphincter Oddi, dan cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.2 Mengkonsumsi kolestrol berlebihan dapat menyebabkan batu empedu. Kolestrol akan larut dalam inti misel pada bagian hidrofobik kemudian misel digunakan untuk mengangkut asam lemak rantai panjang ke dinding usus agar dapat diabsorbsi oleh sel absorptif usus kemudian berubah bentuk menjadi trigliserida lalu bergabung dengan protein membentuk kilomikron yang nantinya akan dibawa ke hepar melalui v.porta yang pada akhirnya misel-misel teresbut bersatu dan mengendap menjadi batu empedu. Batu empedu tersebut dapat menyumbat dimana saja. Bila batu empedu tersebut menyumbat duktus biliaris,maka akan menyebabkan tinja berwarna putih karena bilirubin yang tidak tersalurkan ke duodenum yang terdapat pada empedu. Bila batu empedu tersebut menutup duktus sistikus,maka akan menyebabkan nyeri perut (kolik bilier) dan jika menyumbat duktus koledokus maka akan menimbulkan jaundice atau ikterus5.Jika saluran empedu tersumbat, maka empedu tidak dapat disalurkan ke duodenum yang akan mengakibatkan rasa mual,sembelit. Karena seperti yang diketahui,garam empedu membantu mengemulsi lemak di usus halus. Jika tidak ada garam empedu yang tersalurkan,maka lemak tidak dapat dicerna di usus halus. Setelah menyalurkan asam lemak dan monogliserida ke vilus, garam-garam empedu mengalir kembali ke kimus (chyme) untuk mengambil kembali lebih banyak molekul dan mengulangi proses tersebut. Sebagian besar garam empedu akhirnya diserap kembali di ujung usus halus dan didaur ulang ke hali melalui vena portal untuk digunakan kembali. Proses ini disebut sirkulasi enterohepatik.

PankreasPankreas mempunyai dua fungsi yaitu sebagai kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Fungsi endokrin pankreas dijalankan oleh sel-sel pulau Langerhans, sel-sel alpha dan sel-sel beta.4 Sel pulau Langerhans dan sel alpha menghasilkan glucagon, sementara sel beta menghasilkan insulin.4 Fungsi eksokrin mengeluarkan enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi yang disekresikan oleh sel eksokrin (asinus).2 Jenis enzim yang disekresikan oleh pankreas yaitu, (1) enzim proteolitik, (2) lipase pankreas, (3) amilase pankreas, dan (4) ribonuklease dan deoksiribonuklease.2 Enzim-enzim ini mengalir melalui duktus pankreatikus yang menyatu dengan duktus biliaris komunis dan masuk duodenum di ampula hepatopankreas, walau kedua duktus ini saling terbuka secara terpisah di duodenum.2 Sphyncter Oddi secara normal menjaga agar keadaan mulut duktus tetap tertutup.2 Enzim proteolitik pankreas mengandung, (1) tripsinogen, (2) kimotripsin, (3) karboksipeptidase, aminopeptidase, dipeptidase.2 Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin dan berfungsi untuk mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptide yang lebih kecil.2 Kimotripsin aktif oleh tripsin dan mempunyai fungsi yang sama dengan tripsin terhadap protein.2 Dan enzim yang ketiga, karboksipeptidase bertugas melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.2 Enzim lipase pankreas berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam empedu.2 Amilase pankreas berfungsi menghidrolisis zat tepung/kanji (polisakarida) yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida.2 Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.2 Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap serebral dan gastric pada sekresi lambung.1 Walau demikian kendali utama terletak pada hormon duodenum yang diabsorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas.1 Hormon tersebut yaitu sekretin dan CCK.1 Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum.1 Sekretin akan dilepas bila terdapat kimus asam memasuki duodenum.1 Sekretin akan mengeluarkan sejumlah besar cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat yang berfungsi menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus halus.1 CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai bentuk respons terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari lambung.1 CCK akan menstimulasi sekresi enzim lipase pankreatik dan amilase pankreatik.1

Usus

Usus halus panjangnya sekitar 6 m dan terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus halus menggantung dari dinding posterior abdomen ditahan oleh mesenterium yang mengandung a.v. mesenterica superior, pembuluh limfe dan saraf otonom. Mesenterium memiliki panjang sekitar 15 cm dan berjalan dari fleksura duodenojejunalis sampai articulation sacroiliaca dekstra. Batas distalnya memiliki panjang yang jelas sama dengan panjang usus.3 Ada 3 spesialisasi struktural yang memperluas permukaan absorbtif usus halus sampai kurang lebih 600 kali.2-4a. Plica circulares adalah lipatan sirkuler membran mukosa yang permanen dan besar. Lipatan ini hampir secara keseluruhan mengitari lumen.b. Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai jari (tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm) yang memanjang ke lumen dari permukaan mukosa. Vili hanya ditemukan pada usus halus, setiap vilus memiliki jaring-jaring kapiler dan pembuluh limfe yang disebut lakteal.c. Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel yang muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel-sel epitel.Dinding-dinding usus halus terdiri atas 4 lapisan. Dinding mukosa, disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang disebut valvulae koniventes, yang memberi kesan anyaman halus. Lipatan ini menambah luas permukaan sekresi dan absorbsi. Lipatan ini juga mengurangi kecepatan makanan melewati usus agar memberi kesempatan lebih lama pada getah pencerna untuk bekerja pada makanan. Lapisan mukosa ini terdiri atas banyak lipatan Liberkun yang bermuara di atas permukaan di tengah-tengah vili. Lipatan Liberkuhn ini berupa kelenjar sederhana yang diselaputi epitelium silender. Epitelium ini bersambung dengan pembungkus vili. Dinding submukosa terdapat di antara otot sirkuler dan lapisan terdalam yang merpakan pembatasnya. Dinding submukosa ini terdiri atas jaringan alveolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe, kelenjar, dan plexus saraf yang disebut plexus Meissner. Dalam duodenum ada beberapa kelenjar khas yaitu kelenjar Brunner, kelenjar tandan yang mengeluarkan sekret cairan kental alkali yang bekerja melindungi isi duodenum dari isi lambung yang asam. Muskularis, terdiri atas 2 lapis serabut saja, lapisan luar serabut longitudinal, lapisan dalam yang tebal berupa sirkuler. Di antara kedua serabut berotot ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, dan plexus saraf. Membran serosa , yaitu peritoneum yang membalut usus dengan erat.

Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut, mikrovilus, yang membentuk brush border. Kelenjar-kelenjar usus (Krypta Liberkuhn) tertanam di dalam mukosa dan membuka di antara basis-basis vili. Kelenjar ini mensekresi hormon dan enzim sebagai berikut.2 Enzim-enzim usus melengkapi proses pencernaan kimus sehingga produk tersebut dapat langsung mudah diserap. Enzim-enzim tersebut antara lain sebagai berikut.2a. Enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.b. Aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase dan dipeptidase mengurai peptida jadi asam amino bebas. c. Amilase usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).d. Maltase, isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa) menjadi monosakarida (gula sederhana).e. Lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol. - Hormon-hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran pencernaan meliputi a. Sekretin, CCK, dan GIP untuk menghalangi sekresi kelenjar lambung.b. Peptida usus vasoaktif memiliki efek vasodilatator dan efek relaksasi otot polos.c. Substansi P akan mempengaruhi aktivitas motorik otot polos.d. Somatostatin menghambat sekresi HCl dan gastrin.- Kelenjar penghasil mukusa. Sel Goblet, terletak dalam epitelium di sepanjang usus halus. Sel ini akan memproduksi mukus pelindung.b. Kelenjar Brunner, terletak dalam submukosa duodenum. Kelenjar ini juga memproduksi mukus untuk melindungi mukosa duodenum dari kimus asam dan cairan lambung yang masuk lewat pylorus lambung.- Kelenjar enteroendokrin menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal.Pergerakan usus halus berfungsi agar proses digesti dan absorbsi bahan-bahan makanandapat berlangsung secara maksimal. Pergerakan pada usus halus terdiri dari:1. Pergerakan Segmentasi atau mencampur (mixing)Pergerakan mencampur (mixing) atau pergerakan segmentasi yang mencampur makanan dengan enzim-enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi. Otot yang berperan sebagai faktor utama pada kontraksi segmentasi untuk mencampur makananadalah otot longitudinal. Bila bagian mengalami distensi oleh makanan, dinding usus halus akan berkontraksi secara lokal. Tiap kontraksi ini melibatkan segmen usus halus sekitar 1-4 cm. Pada saat satu segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi, segmen lainnya segera akan memulai kontraksi, demikian seterusnya. Bila usus halus berelaksasi, makanan akankembali keposisisnya semula. Gerakan ini berulang terus sehingga makanan akan bercampurdengan enzim pencernaan dan mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus dan selanjutnyaterjadi absorbsi. Kontraksi segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang lambat yangmerupakan Basic Electrical Rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna. Proses kontraksisegmentasi berlangsung 8 sampai 12 kali/menit pada duodenum, 9 kali/menit, dan sekitar 7 kali/menit pada ileum, dan setiap kontraksi berlangsung 5 sampai 6 detik.2. Pergerakan Peristaltik atau Propulsif. Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltik yang mendorong makanan ke arah ususbesar (colon). Pembagian pergerakan ini sebenarnya sulit dibedakan oleh kareana sebagian besarpergerakan usus halus merupakan kombinasi dari kedua gerakan tersebut di atas. Gerakanperistaltik pada usus halus mendorong makanan menuju ke arah kolon dengan kecepatan 0,5sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian distal. Gerakan peristaltik ini sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsung sekitar 3 sampai 5 cm, dan jarang lebih dari 10 cm. rata-rata pergerakan makanan pada usus halus hanya 1cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pylorus akan tiba di ileocaecaljunction dalam waktu 3-5 jam.1

Absorbsi dalam usus halus

Semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak yang dicerna dan diserap. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum, hanya sedikit yang terjadi di ileum, karena sebagian besar penyerapan dilakukan sebelum isi usus mencapai ileum. Usus halus memiliki kapasitas absorbtif cadangan yang besar.2 Produk-produk digesti (monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol) juga air, elektrolit, vitamin, dan cairan pencernaan diabsorbsi menembus membran sel epitel duodenum dan jejunum. Hanya sedikit absorbsi yang berlangsung dalam ileum kecuali untuk garam-garam empedu dan vitamin B12.2 Makanan yang telah dicernakan akan mencapai akhir usus kecil dalam kira-kira 4 jam. Sebuah vilus berisi pembuluh darah, lakteal, epitelium, dan jaringan otot yang diikat bersama oleh jaringan limfoid. Semua makanan yang telah dicernakan masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di vili, dan oleh vena portal dibawa ke hepar untuk detoksifikasi. Berikut sumber makanan, hasil pemecahan, dan organ absorbsinya.2Baik protein yang dicerna (dari makanan) maupun protein endogen (di dalam tubuh) yang masuk ke lumen saluran cerna dari 3 sumber berikut dicerna dan diserap oleh: 11. Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein, yang disekresikan ke dalam lumen.2. Protein di dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vilus ke dalam lumen selama proses pertukaran mukosa.3. Sejumlah kecil protein plasma yang normalnya bocor dari kapiler ke dalam lumen saluran cerna.Sekitar 20-40 g protein endogen masuk ke lumen setiap hari dari ketiga sumber tersebut. Jumlah ini dapat berjumlah lebih dari jumlah protein yang berasal dari makanan. Semua protein endogen harus dicerna dan diserap bersama dengan protein makanan untuk mencegah terkurasnya simpanan protein tubuh. Asam-asam amino yang diserap dari protein makanan dan endogen tertentu digunakan untuk membentuk protein baru di tubuh. Protein dipecah oleh pepsin dan HCl menjadi pepton dan polipeptida, akan dipecah lagi menjadi peptida-peptida yang lebih sederhana oleh kerja tripsin, peptida akan dipecah lagi jadi asam amino oleh aminopeptidase dan sukus enterikus, diabsorbsi dari epitelium menembus sel usus oleh transport aktif sekunder, berlangsung bersamaan dengan transport aktif Na+, dengan sistem carrier yang terpisah untuk asam amino berbeda. Peptida kecil memperoleh jalan masuk melalui pembawa yang berbeda dan diuraikan menjadi asam-asam amino konstituennya oleh aminopeptidase di membran brush border atau oleh peptidase intrasel masuk anyaman kapiler di dalam vilus. 1,2,4Jika terdapat lemak pada usus halus, hormon CCK akan merangsang pengeluaran cairan empedu .Lemak tersebut akan dipecah oleh enzim lipase dan garam empedu menjadi monogliserida dan asam lemak, untuk diabsorbsi dari epitelium vili masuk lakteal dan aliran limfe. Misel adalah partikel larut air yang dapat mengangkut produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut lemak. Setelah misel mencapai membran luminal sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk masuk ke interior sel ini. Setelah produk-produk lemak meninggalkan misel dan diserap menembus membran sel epitel, misel dapat menyerap monogliserida dan asam lemak bebas lain, yang telah dihasilkan dari pencernaan molekul-molekul trigliserida lain dalam emulsi lemak. Garam-garam empedu secara terus-menerus mengulangi fungsi melarutkan lemak di sepanjang usus halus sampai semua lemak terserap. Lalu garam-garam empedu itu sendiri direabsorbsi di ileum terminal oleh transpor aktif khusus. Garam empedu dalam jumlah relatif sedikit sudah dapat mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak dalam jumlah besar, dengan setiap garam empedu melakukan fungsi pengangkutnya berulang-ulang sebelum akhirnya direabsobsi. Setelah di interior sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis menjadi trigliserida. Trigliserida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran lalu dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein (disintesis oleh RE sel epitel), yang menyebabkan butiran lemak tersebut larut air. Butiran lemak besar yang telah dibingkus ini, dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstitium di dalam vilus. Kilomikron lalu masuk ke lakteal sentral dan bukan ke kapiler karena perbedaan struktural antara kedua pembuluh ini. Kapiler memiliki membran basal (suatu lapisan luar polisakarida) yang mencegah kilomikron masuk, tetapi pembuluh limfe tidak memiliki penghalang ini. Karena itu lemak dapat diserap ke dalam pembuluh limfe tetapi tidak dapat langsung ke dalam darah.1,2,4Karbohidrat makanan dicerna di usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk disakarida maltosa (produk pencernaan polisakarida), sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terletak di brush border sel epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit monosakarida yang dapat diserap, yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa agar dapat diabsorbsi dari epitelium dan dinding pembuluh darah masuk aliran darah. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transport aktif sekunder, di mana pembawa kotranspor di membran luminal memindahkan monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam interior sel usus. Bekerjanya pembawa kotranspor ini, yang secara tidak langsung menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na+ yang tercipta oleh pompa Na-K basolateral yang menggunakan energi. Glukosa (atau galaktosa), setelah dipekatkan di sel oleh pembawa kotranspor, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi melalui pembawa pasif di membran basolateral untuk masuk ke darah di dalam vilus. Selain terjadi penyerapan glukosa melalui sel oleh pembawa kotranspor, terdapat bukti bahwa cukup banyak glukosa yang bocor di antara sel-sel epitel. Fruktosa diserap ke dalam darah transpor melalui difusi terfasilitasi (transport pasif yang diperantarai oleh pembawa / kapiler). Monosakarida lain dapat diabsorbsi melalui difusi sederhana. 1,2,4Secara klinis, malabsorbsi (gangguan penyerapan) dapat disebabkan oleh kerusakan atau pengurangan luas permukaan usus halus. Salah satu penyebab yang umum adalah enteropati gluten, yang dikenal juga sebagai celiac disease. Pada penyakit ini, usus halus pasien sangat peka terhadap gluten, suatu konstituen protein pada gandum, barley, dan rye. Produk padi-padian ini banyak terdapat di makanan olahan. Penyakit ini adalah suatu gangguan imunologik kompleks di mana pajanan ke gluten merangsang secara abnormal pengaktidan respons sel T yang merusak vilus berkurang, mukosa menjadi datarm dan brush broder menjadi pendek dan tumpul. Karena lenyapnya vilus ini mengurangi luas permukaan yang tersedia untuk penyerapan, maka penyerapan semua nutrient terganggu. Penyakit ini ditutupi dengan eliminasi gluten dari diet.1

Tabel 2.1 Enzim pada Saluran Pencernaan6Saluran PencernaanNama enzim dan fungsinya

Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva)Enzim Ptialin(Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa

Lambung (Kelenjar Lambung)Enzim Reninberfungsi mengubah kaseinogen menjadi kaseinEnzim Pepsinberfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida

Pankreas (Saluran Pankreas)Enzim KarbohidrasePankreasberfungsi untuk mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya.Enzim Lipase Pankreasberfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.Enzim Tripsiberfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida

Usus (Kelenjar Usus)Enzim Enterokinase(enzim khusus) berfungsi untuk mengubahTripsinogenmenjadiTripsinyang digunakan dalam saluran pangkreasEnzim Maltaseberfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi GlukosaEnzim Laktaseberfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan GalaktosaEnzim Sukraseberfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan FruktosaEnzim Paptidaseberfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam aminoEnzim Lipaseberfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol

Pencernaan KarbohidratPencernaan karbohidrat dimulai dimulut oleh enzim amilase saliva yang menghidrolisis ikatan rangkap pada -1,4 pada polisakarida menyebabkan polisakarida yang berukuran besar menjadi polisakarida yang lebih kecil yang disebut dekstrin.7,8 Setelah diaduk di dalam lambung, kimus dialirkan menuju duodenum. Kondisi kimus yang sangat asam akibat kondisi asam di lambung membuat pankreas mensekresi ion bikarbonat dan mengandung enzim amilase pankreas.8 Amilase pankreas terus menghidrolisis ikatan polisakarida.8Pencernaan ProteinEnzim proteolitik atau disebut juga protease menguraikan protein makanan menjadi asam amino konstituennya di dalam lambung dan usus.8 Di lambung pepsin memulai pencernaan protein dengan menghidrolisisnya menjadi polipeptida-polipeptida yang lebih kecil.8 Kemudian isi lambung masuk ke dalam usus halus tempat kerja enzim yang dihasilkan pankreas eksokrin.8 Protease pankreas antara lain tripsin, kimotripsin, elastase dan karboksipeptidase akan memutus polipeptida menjadi oligopeptida dan asam amino.8 Oligopeptidase akan diputus menjadi asam amino oleh kerja enzim aminopeptidase yang dihasilkan oleh sel epitel usus.8 Selanjutnya asam amino yang terbentuk akan diserap melalui sel epitel usus dan masuk kedalam darah.8Pencernaan LemakSebagian besar lemak yang ada di dalam tubuh akan masuk ke dalam kategori asam lemak dan triasilgliserol; gliserofosfolipid dan sfingolipid; eikosanoid; kolesterol, garam empedu dan hormone steroid; serta vitamin yang larut dalam lemak.8 Lemak-lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam, namun memiliki satu sifat yang sama yaitu tidak larut dalam air.8 Triasilgliserol merupakan lemak utama dalam tubuh manusia karena merupakan lemak simpanan utama pada tumbuhan dan hewan.8 Pencernaan trisasilgliserol sedikit banyak tergantung pada panjang rantai asam lemak tersebut.8 Lipase dari mulut dan lambung terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan sedang dari triasilgliserol makanan.8 Lemak di dalam usus halus akan dicerna oleh enzim lipase pankreatik.7 Lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida.7 Akan tetapi lipase pankreatik merupakan enzim larut dalam air, sedang lemak tidak larut dalam air, sehingga pencernaannya akan berjalan lambat.7 Oleh karena itu lemak akan diemulsifikasi oleh garam empedu menjadi droplet atau serpihan yang lebih kecil.7 Kondisi ini memudahkan lipase dalam mencerna lemak.7

KesimpulanSetiap makanan yang dimakan oleh manusia akan dicerna dalam saluran pencernaan. Setiap organ pencernaan memiliki fungsinya masing-masing. Pada skenario seorang perempuan yang buang air besar berwarna putih,itu dapat disebabkan karena adanya sumbatan pada saluran empedu dimana cairan empedu tidak dapat ke duodenum. Seharusnya ketika terdapat lemak pada usus halus, hormon CCK merangsang pengeluaran cairan empedu dan cairan empedu ke usus halus untuk mengubah lemak menjadi sesuatu yang lebih kecil agar dapat dicerna, namun karena adanya sumbatan, cairan empedu tidak dapat ke usus halus sehingga lemak tidak dapat dicerna dan tidak terdapat pigmen empedu, yang menyebabkan warna feses menjadi putih seperti dempul.Salah satu penyebab penyumbatan saluran tersebut karena adanya batu empedu. Sumbatan tersebut dapat menyebabkan mual,sembelit karena empedu tidak tersalurkan ke duodenum dan lemak di usus halus tidak dapat dicerna.Jadi hipotesis yang telah dibuat yaitu adanya gangguan saluran empedu mengakibatkan mual,kembung,sembelit dan buang air besar berwarna putih terbukti.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 7th ed. Canada: Cengage Learning, Illustrated Physiology; 2010. p. 678-82.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. p. 290, 292-3.3. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2004. p. 37.4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 2005. p. 188-93.5. Suharjo CB. Batu empedu.Yogyakarta: Penerbit Kanisius;2009. h. 31-76. Sumardjo D. Pengantar Kimia untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. p. 223.7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. Hal 590.8. Marks DB, Marks DA, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1996. Hal 386-8, 478, 481-3, 559-61.

1