Sistem Pencernaan manusia

18
Keperawatan sistem pencernaan II BY Ni Md Wirasanthy,S.Farm.,Apt.

Transcript of Sistem Pencernaan manusia

Page 1: Sistem Pencernaan manusia

Keperawatan sistem pencernaan II

BY

Ni Md Wirasanthy,S.Farm.,Apt.

Page 2: Sistem Pencernaan manusia

Typhus abdominalisPengertian :

Typhus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan

oleh kuman SalmonellaTyphosa, Salmonella Paratyphi A, B dan C

yang menyerang usus halus khususnya daerah illeum.

Masa tunas rata-rata 10-20 hari.

Selama masa inkubasi diketemukan gejala prodromal yaitu

perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing-pusing dan

tidak bersemangat.

Kemudian menyusul gejala klinik yang biasa ditemukan yaitu

1) Demam,

2) Gangguan pada saluran pencernaan,

3) GangguanKesadaran.

Page 3: Sistem Pencernaan manusia

TATALAKSANA TERAPI

NON FARMAKOLOGI

a. Isolasi ,desinfeksi pakaian dan ekskretanyab. Istirahat mutlak 2 minggu sampai suhu

normal kembali c. Diet.

FARMAKOLOGI

Obat yang biasa digunakan adalah kloramfenikol Jika tidak cocok dengan kloramfenikol dapat diberi ampisilin, kotrimoksazol.

Page 4: Sistem Pencernaan manusia

Gastroenteritis akut

Definisi:  Radang pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.

Penyebab GEA bisa berupa antara lain:

1. Makanan dan Minuman - kekurangan zat gizi; - alergi terhadap makanan tertentu - Keracunan makanan

Page 5: Sistem Pencernaan manusia

2. Infeksi atau Investasi Parasit Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan: - Vibrio Cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella,

Compylobacter, Aeromonas. - Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius,

Rotavirus, Astovirus. - Beberapa cacing antara lain: Ascaris, Trichurius,

Oxyuris, - Protozoa seperti Entamoeba Histolytica, Giardia lamblia,

3. Jamur (Candida Albicans)

4. Infeksi diluar saluran pencernaan

5. Perubahan udara

6. Faktor Lingkungan

Page 6: Sistem Pencernaan manusia

Tatalaksana Terapi:Non Farmakologi

1.    Pemberian cairan. 2.    Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada

penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

o    Memberikan asi.o    Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,

mineral dan makanan yang bersih.

Farmakologi:Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

1.    cairan per oral. Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2.    Cairan parentral. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Page 7: Sistem Pencernaan manusia

ENTEROBIASIS

Penyakit enterobiasis (oksiuriasis) yang lebih dikenal dengan

penyakit cacing kremi terjadi akibat tertelannya telur cacing

enterobius vermicularis (oxyuris vermicularis).

Setelah telur cacing tertelan,

larvanya akan menetas di usus

duabelas jari (duodenum) dan

tumbuh menjadi bentuk dewasa

di usus besar. Cacing betina yang

hamil (dapat mengandung 11.000-15.000 telur)

akan berpindah ke daerah sekitar

anus (perianal) untuk mengeluarkan

telur-telurnya disekitar anus.

Page 8: Sistem Pencernaan manusia

Proses berpindahnya cacing ini akan menimbulkan sensasi gatal pada daerah sekitar anus penderita. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari sehingga penderita sering terganggu tidurnya dan menjadi lemah.

Selain gatal-gatal, gejala lain yang dapat dirasakan oleh penderita infeksi cacing kremi adalah :

Kurang nafsu makanBerat badan menurun Aktivitas meningkatSering mengompolCepat marahSulit tidur

Page 9: Sistem Pencernaan manusia

Tatalaksana Terapi

Non Farmakologi Kuku hendaknya selalu dipotong pendek Tangan hendaknya selalu dicuci sebelum makan Makanan sebaiknya dihindarkan dari debu dan tangan yang

mengandung parasit Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti

setiap hari. Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi cacing kremi,

sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh keluarga, agar penyebaran cacing ini dapat dihentikan secara menyeluruh

Farmakologi Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian

dosis tunggal obat anti-parasit mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat.

Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang lainnya.

Page 10: Sistem Pencernaan manusia

kolera

Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Masa inkubasi : 3 – 6 hari Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada

saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).

Page 11: Sistem Pencernaan manusia

Tatalaksana TerapiNon Farmakologi Dasarnya mengganti cairan dan elektrolit Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air

kelapa. Kalau dehidrasi berat harus dengan cairan infus Istirahat

- Istirahat di rumah sakit- Larutan ringer laktat dan larutan garam fisiologis

Diet- Diet bebas

Farmakologi › Tetrasiklin: 3 x 500mg, › Kloramfenikol: 3 x 500mg› Doxycycline : 2 x 100 mg (dewasa), 4 mg/kgBB/hr dalam 2

dosis terbagi (anak2)

Page 12: Sistem Pencernaan manusia

Ulkus Peptikum

adalah suatu keadaan dimana terjadi destruksi menahun pd jar mukosa, submukosa s/d jar otot dari suatu segmen saluran cerna yg berhubungan dng cairan (isi) lambung.

Gejala biasa berupa rasa perih / tebakar di ulu hati, mulas, mual, muntah.

Hiperasiditas = keadaan dimana terdapat asam lambung >> umumnya memberikan gejala rasa penuh di epigastrium, kembung, sendawa.

Secara klinik UP dibedakan:a. Ulkus ventrikuli b. Ulkus duodenum

Page 13: Sistem Pencernaan manusia

Tiga faktor utama : ØInfeksi helicobacter pylori gram negatif. ØSekresi HCL meningkat ØMukosa tidak adekuat vs asam lambung

Tujuan Terapi : ØMenghilangkan infeksi helicobacter pylori. ØMengurangi sekresi asam lambung ØMenetralisir asam lambung. ØMelindungi mukosa lambung dari kerusakan.

Page 14: Sistem Pencernaan manusia

Terapi Farmakologi 1.GOLONGAN ANTIMIKROBA

AMOKSISILIN, KOMPONEN BISMUTH, KLARITROMISIN, METRONIDAZOL, TETRASIKLIN

2.GOLONGAN PENETRALISIR ASAM LAMBUNG (Antasida) ALUMUNIUM HIDROKSIDA, KALSIUM HIDROKSIDA MAGNESIUM HIDROKSIDA, NATRIUM BIKARBONAT

3.GOLONGAN PELINDUNG MUKOSA BISMUTH KOLOIDAL, SUKRALFAT, FUCOIDAN (BARU).

4.MEMPENGARUHI SEKRESI ASAM LAMBUNG a) GOL. INHIBITOR RESEPTOR H2 HISTAMIN contoh : SIMETIDIN, FAMOTIDIN, RANITIDIN,

NIZATIDIN. b) GOL. PROSTAGLANDIN contoh : MISOPROSTOL c) GOL. INHIBITOR POMPA PROTON contoh : LANSOPRAZOL, OMEPRAZOL d) GOL. ANTI MUSKARINIK contoh : HIOSCIAMIN, MEPENZOLAT, PIRENZEPIN

Page 15: Sistem Pencernaan manusia

1. GOLONGAN ANTIMIKROBA

Ø Metoda pengobatannya : seri dua minggu dgn terapi triple antimikroba + obat anti sekretori. Bismuth, tetrasiklin dan metronidazol Metronidazol, amoksisilin dan klaritromisin.

Ø Obat anti sekretori (omeprazole paling disukai)

Page 16: Sistem Pencernaan manusia

2. PENETRALISIR ASAM LAMBUNG MEKANISME dan EFEK KERJA OBAT : A.Menurunkan keasaman lambung. Antasida merupakan basa lemah yang bereaksi + asam lambung —> membentuk air dan garam —> keasaman lambung «. B.Mengurangi kolonisasi H. pylori C.Merangsang sintesa prostaglandin.

ØCATATAN: ØAlumunium hidroksida menyebabkan konstipasi, magnesium hidroksida menyebabkan diare, shg penggabungan obat ini dalam satu preparat dpt menormalkan fungsi usus. ØAntasida yang mengandung natrium (na bikarbonat) pertimbangkan untuk pasien hipertensi dan gagal jantung kongestif. ØDapat mengubah PH lambung dan memperlambat pengosongan lambung —> hindarkan pemberian bersamaan dengan obat lain (mempengaruhi ADME obat lain), dengan tetrasiklin membentuk kelat, meningkatkan absorbsi levodopa.

Page 17: Sistem Pencernaan manusia

3. PELINDUNG MUKOSA (SITOPROTEKTIF)

MEKANISME KERJA OBAT: 1.SUKRALFAT ØKompleks AL(OH)3 + sukrosa sulfat berikatan dengan glikoprotein pada mukosa lambung —> membentuk barier yang menghalangi difusi HCL dan mencegah degradasi oleh pepsin. ØCATATAN : ØDigunakan untuk terapi jangka panjang, sangat baik diterima oleh tubuh. ØKarena aktivasi Sukralfat pada PH asam maka, tidak boleh diberikan bersamaan dengan antagonis H2 dan antasida.

2.BISMUTH KOLOIDAL ØMEKANISME dan EFEK KERJA OBAT : ØEfek antimikroba ØMenghambat aktivitas pepsin ØMeningkatkan sekresi mukus ØMembungkus dan melindungi lubang ulkus dengan cara berinteraksi dengan protein jaringan mukus.

3.FUCOIDAN ØMEKANISME dan EFEK KERJA OBAT : ØMembentuk lapisan film yang tipis pada sel epitel lambung. ØMeningkatkan produksi faktor pertumbuhan sel yaitu EGF (ephitelial growth factor) dan FGF (fibroblast growth factor) ØMenghambat adhesi bakteri H. pylori.

Page 18: Sistem Pencernaan manusia

4. GOLONGAN YANG MEMPENGARUHI SEKRESI ASAM LAMBUNG

Sekresi asam lambung oleh sel parietal dikendalikan:

a.asetilkolin b.histamin c.gastrin d.prostaglandin E2, I2

MEKANISME SEKRESI ASAM LAMBUNG A. Ikatan reseptor + gastrin, asetilkolin —> peningkatan kadar

kalsium intraselular —> aktivasi pompa proton H/K ATPase —> mensekresi HCL kedalam lumen lambung.

B. Ikatan reseptor + histamin —> aktivasi enzim adenil siklase —> aktivasi pompa proton H/K ATPase —> mensekresi HCL kedalam lumen lambung.

C. Ikatan reseptor + prostaglandin E2 dan I2 —> menghambat enzim adenil siklase —> mengurangi sekresi asam lambung.