SISTEM KOORDINASI

56
SISTEM KOORDINASI Oleh : Dina Septiarini Fauzia Anggraeni P (XI IPA 1) SMA NEGERI 1 JETIS

description

SISTEM KOORDINASI. Oleh : Dina S eptiarini Fauzia A nggraeni P (XI IPA 1). SMA NEGERI 1 JETIS. Materi. Sistem Koordinasi & Alat Indra pada Manusia. Sistem Koordinasi. Alat Indra. Sistem Saraf. Sistem Hormon. Mata. Telinga. Hidung. Kulit. Lidah. SISTEM SARAF. Sistem Saraf. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of SISTEM KOORDINASI

Page 1: SISTEM KOORDINASI

SISTEM KOORDINASI

Oleh :Dina Septiarini

Fauzia Anggraeni P(XI IPA 1)

SMA NEGERI 1 JETIS

Page 2: SISTEM KOORDINASI

MateriSistem Koordinasi &

Alat Indra pada Manusia

Sistem Koordina

si

Sistem Hormo

n

Sistem Saraf

Alat Indra

Telinga

Mata

Hidung

Kulit Lidah

Page 3: SISTEM KOORDINASI

SISTEM SARAF

SISTEM HORMON

ALAT INDRA

GANGGUAN PADA SISTEM KOORDINASI

Page 4: SISTEM KOORDINASI

SISTEM SARAF

Page 5: SISTEM KOORDINASI

Sistem Saraf

Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. Fungsi sistem saraf : Fungsi kewaspadaan

Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar untuk disampaikan ke alat indera.

Fungsi intergrasi Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan

Fungsi koordinasi Setelah dari otak informasi disampaikan pada otot dan kelenjar, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi

Page 6: SISTEM KOORDINASI

Komponen Sistem Saraf

Reseptor : Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan, yaitu indra.

Konduktor : Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan, yaitu sel-sel saraf (neuron).

Efektor : Bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar.

Page 7: SISTEM KOORDINASI

Sel Saraf (Neuron)

Struktur sel saraf : a. Badan sel saraf

Mengandung inti sel (di dalamya terdapat RNA) dan sitoplasma/neuroplasma.

b. Serabut saraf Dendrit

Dendrit adalah serabut saraf yang merupakan penjuluran sitoplasma. Dendrit berfungsi menerima rangsang yang datang dari akson neuron lain, yang kemudian dibawa ke badan sel.

Neurit (Akson)Berfungsi untuk meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel saraf lain. Dibungkus oleh selubung lemak yang disebut mielin yang berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf.selubung mielin tersusun dari rangkaian sel schwann. Pada pertemuan antara selubung mielin satu dengan yang lain terdapat bagian yang tidak terlindungi, bagian ini disebut nodus ranvier

Page 8: SISTEM KOORDINASI

Jenis-jenis Neuron

Nama Struktur Fungsi

Neuron sensori Badan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang

Membawa rangsangan ke system saraf pusat

Interneuron (neuron intermediet)

Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan panjang

Menerima rangsangan dari neuron sensori atau neuron intermediet yang lain.

Neuron motor Dendrit pendek dan aksonnya panjang

Membawa/meneruskan system saraf pusat ke efektor

Page 9: SISTEM KOORDINASI

Prinsip Penghantaran Impuls

a. Penghantaran lewat sel sarafJika tidak ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negatif. Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.

Page 10: SISTEM KOORDINASI

b. Penghantaran lewat sinapsisSinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca2+. akibatnya, ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinapsis samkbil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls ke membrane post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membrane post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.Prinsip

Penghantaran Impuls

Neurotransmitter merupakan zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik pada neuron dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya

Page 11: SISTEM KOORDINASI

Gerak Refleks

Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa karena rangsangan tidak diolah di otak terlebih dahulu. Ada dua macam gerak refleks yaitu refleks spinal dan refleks kranial. Jalur gerak refleks :Rangsangan reseptor neuron sensori

sumsum tulang belakang neuron motor efektor

Page 12: SISTEM KOORDINASI

Susunan Sistem Saraf

Page 13: SISTEM KOORDINASI

Terdiri dari :1. Otak2. Sumsum tulang belakangSecara makroskopik tdd:Gray matter (substansi grisea)

mengandung badan sel saraf, dendrit, & ujung akson tak bermielin; kumpulan badan sel di otak & med.spinalis disebut nukleus

White matter (substansi alba) sebagian besar tersusun atas akson bermielin dan sangat sedikit badan sel; kumpulan akson yg menghubungkan berbagai area di SSP disebut traktus

Saraf Pusat

Page 14: SISTEM KOORDINASI

Merupakan pusat kendali tubuhBobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuhTerdiri dari batang otak, serebrum, serebelumTerdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter)Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan

penghubung, pembuluh darah, dan saraf2. Arachnoid (lap. tengah): elastis 3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf &

pembuluh darah Antara arachnoid dan piameter terdapat rongga berisi cairan serebrospinal untuk melindungi otak dari benturan pada tengkorak.

Otak

Page 15: SISTEM KOORDINASI
Page 16: SISTEM KOORDINASI

Serebrum

Merupakan bagian terbesar dari otak manusia.Terdapat 2 hemisfer yg tampak simetris tetapi

struktur & fungsinya berbeda- hemisfer kanan: mengontrol tangan kiri, pengenalan terhadap musik & artistik, ruang & pola persepsi, pandangan & imajinasi- hemisfer kiri: mengontrol tangan kanan, bahasa lisan & tulisan, ketrampilan numerik & saintifik, penalaran

Permukaan hemisfer tampak berbentuk tonjolan (gyrus) & lekukan (sulcus); lekukan yg dalam disebut fissura.

Tiap hemisfer dibagi menjadi 4 lobus: lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, & lobus temporal

Setiap hemisfer terbentuk atas lapisan tipis substansi grisea yg disebut Korteks Serebri

Page 17: SISTEM KOORDINASI

1.Lobus frontal pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti

kemampuan berpikir abstrak dan nalar, motorik bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu dan emosi

pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer),

terdapat area asosiasi motorik (area premotor)

2. Lobus parietal pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis

(area sensorik primer)

terdapat area asosiasi sensorik

Korteks Serebri

Page 18: SISTEM KOORDINASI

3.Lobus oksipital pusat penglihatan & area asosiasi penglihatan

menginterpretasi & memproses rangsang penglihatan dari nervus optikus & mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain & memori

merupakan lobus terkecil

4. Lobus temporal berperan dlm pembentukan & perkembangan

emosi pusat pendengaran

Korteks Serebri

Page 19: SISTEM KOORDINASI

Skema Hubungan Berbagai Area di Korteks

Input Sensori

Area Sensorik Primer

Area sensorik yang lebih tinggi

Area motorik yang lebih tinggi

Area Asosiasi

Area motorik primer

Output motorik

Dipancarkan dari reseptor & saraf aferen

Area korteks yang pertama memproses input sensori

spesifik dari bagian tubuh yang dipetakan somatotopik

Elaborasi & pengolahan lebih lanjut input sensori

spesifik

Integrasi, penyimpanan, dan penggunaan bbg input

Sensori untuk merencanakan tindakan yg bertujuan

Pemrograman urutan gerakan dalam konteks bbg

Informasi yang diberikan

Memerintahkan neuron eferan untuk memulai gerakan

Volunter

Dipancarkan mll neuron eferen ke otot rangka yang

Sesuai untuk menjalankan tindakan yang diinginkan

Page 20: SISTEM KOORDINASI

Talamus

Fungsi: sbg stasiun relay & pusat integrasi sinaps

untuk pengolahan awal semua input sensori menuju korteks

menyaring sinyal-sinyal tak bermaknabersama batang otak & area asosiasi

mengarahkan perhatian kita ke rangsangan yang menarik

Menentukan kesadaran kasar berbagai sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi & intensitas

Memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai oleh korteks

Page 21: SISTEM KOORDINASI

Hipotalamus

Merupakan area terpenting dlm pengaturan lingkungan internal tubuh (homeostasis)

Mengontrol suhu tubuh, rasa haus, pengeluaran urin, lapar & kenyang, sekresi hormon-hormon hipofisis anterior, menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior, kontraksi uterus & pengeluaran ASI.

Merupakan pusat koordinasi sistem saraf otonom utama

Berperan dalam pola perilaku & emosi (respons takut & berani; perilaku seksual)

Page 22: SISTEM KOORDINASI

Serebelum

Menerima perintah gerakan terencana berdasarkan informasi dari korteks motorik & ganglia basal melalui nukleus di Pons

Menerima gerakan nyata- dari reseptor propriosepsi melalui traktus spinoserebellar anterior & posterior - dari reseptor vestibular di telinga melalui traktus

vestibulocerebellar- dari mata

Membandingkan sinyal umum (perintah untuk bergerak) dgn informasi sensorik (gerakan nyata)

Mengirimkan umpan balik berupa sinyal korektif ke nukleus di batang otak & korteks motorik melalui thalamus

Page 23: SISTEM KOORDINASI

Batang Otak

Menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang Terdiri dari 2 daerah : Medulla Oblongata – bagian bawah

batang otak, menghubungkan pons dg sumsum tulang belakang, mengendalikan denyut jantung , kecepatan bernafas dan aliran darah dalam pembuluh

Pons – menyampaikan sinyal dari serebrum ke serebelum

Page 24: SISTEM KOORDINASI

Sumsum Tulang Belakang

Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS)

Berperan langsung dalam proses/gerak refleks Mengandung 31 pasang saraf spinal

Page 25: SISTEM KOORDINASI

Saraf Tepi (Periferi)

Dibagi menjadi ;1. Saraf sadar (sensori)2. Saraf tak sadar (otonom)

Berdasarkan arah impulsnya : Aferen/sensorik, merupakan sel saraf yang

menghantarkan informasi dari reseptor sensorik pada tubuh menuju sistem saraf pusat.

Eferen/motorik, merupakan sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat menuju otot/kelenjar.

Page 26: SISTEM KOORDINASI

Saraf Sadar (Somatik)

Mengandung saraf eferenMenghasilkan gerakan hanya di jaringan otot

rangkaTerdiri atas :1. Saraf kranial

berasal dari otakberjumlah 12 pasang

2. Saraf spinalberasal dari sumsum tulang belakangberjumlah 31 pasang

Page 27: SISTEM KOORDINASI

Saraf Kranial

No Nama saraf Asal saraf sensori Asal saraf motor

I Olfaktori Selaput lendir hidung Tidak ada

II Optik Retina mata Tidak ada

III Okulomotorik Otot penggerak bola mata

Otot penggerak bola mata pengubah tebal lensa mata, penyempitan pupil

IV Troklear Otot penggerak bola mata

Otot lain penggerak bola mata

V Trigeminal Gigi, kulit muka serta rahang

Otot pengunyah

VI Abdusen Otot penggerak mata rektus eksternal

Otot lain penggerak bola mata

VII Fasial Ujung pengecap di ujung lidah, wajah, bibir, kelopak mata

Otot muka, kelenjar ludah

VIII Auditori Koklea, saluran semisirkular

Tidak ada

IX Glosofaringeal

Ujung pengecap di lidah belakang

Kelenjar parotis, otot penelan di laring

X Vagus Ujung saraf alat dalam, paru-paru, lambung, aorta, laring

Saraf parasimpatetik ke jantung, lambung, usus halus, laring

XI Spinal Otot belikat Otot di belikat

XII Hipoglosal Otot lidah Otot di lidah

Page 28: SISTEM KOORDINASI

Saraf Otonom

Mengontrol kegiatan organ-organ dalam, misal kelenjar Terdiri dari :1. Sistem saraf simpatik

sistem kerjanya pada umumnya merangsang kerja organ

2. Sistem saraf parasimpatiksistem kerjanya pada umumnya menghambat kerja organ

Page 29: SISTEM KOORDINASI

hormon

Page 30: SISTEM KOORDINASI

Sistem Hormon

Sistem endokrin adalah sistem yang terdiri atas kelenjar dan jaringan yang menghasilkan hormon. Hormon merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh suatu bagian tubuh yang memengaruhi aktivitas kelenjar atau jaringan yang lain, misalnya metabolisme sel, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, tingkah laku, dan homeostasis.

Page 31: SISTEM KOORDINASI

Macam-macam Jaringan dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin

a. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis Hipotalamus mengontrol lingkungan internal melalui sistem otonom, contohnya membantu mengontrol detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan air, dan sekresi dari kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis (pituitari) terletak di dalam lekukan tulang selatursika di bagian tengah tulang baji. Kelenjar tersebut sering dikenal sebagai master of glands karena mempunyai fungsi yang sangat banyak.

Bagian depan kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa hormon, yaitu :1) Adrenokortikotropik (ATCH = adrenocorticotropis

hormone)2) Tirotropin (TSH = thyroid-stimulating hormone)3) Prolaktin (PRL)4) Somatrotopin (STH = somatrotopic hormone)

Page 32: SISTEM KOORDINASI

5) Gonadotropikterdiri atas :• Follicle stimulating hormone (FSH)• Luteneizing hormone (LH)

6)Melanocyt stimulating hormone (MSH)Bagian belakang kelenjar hipofisis menghasilkan

hormon, yaitu:7)Antidiuretika hormone (ADH)8)Oksitokinin

b. Kelenjar epifiseKelenjar ini terletak pada otak bagian dorsal.

Page 33: SISTEM KOORDINASI

c. Kelenjar tiroid (gondok)Kelenjar tersebut menghasilkan hormon tiroksin dan

triiodotironin yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, dan laju metabolisme. Kelenjar tiroid giat menyerap iodium dari darah agar dapat menyekresi hormon. Jika asupan iodium kurang, maka akan menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Kondisi tubuh yang mengalami kekurangan hormon tiroksin disebut hipotiroidisme, sedangkan kondisi tubuh jika kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme.

d. Kelenjar paratiroid (anak gondok)Kelenjar paratiroid menempel pada kelenjar tiroid.

Berfungsi untuk menghasilkan hormon paratiroid (PTH = parathyroid hormone). Hormon PTH berperan dalam mengatur pertukaran zat kalsium dalam darah serta menurunkan kadar fosfat.

Page 34: SISTEM KOORDINASI

e. Kelenjar timusKelenjar timus berfungsi untuk menghasilkan hormon

somatrotopin, yaitu homon pertumbuhan yang berfungsi untuk menghasilkan limfosit dan pertumbuhan badan. Jika tubuh mengalami kekurangan hormon timus akan mengalami kekerdilan, sedangkan apabila kelebihan akan mengalami gigantisme.

f. Kelenjar adrenal (anak ginjal)terdiri atas korteks (luar) dan modula (dalam).pada bagian korteks menghasilkan hormon, yaitu :1) Glukokortikoid2) Mineralokortikoid3) Hormon seksKekurangan hormon korteks adrenal menyebabkan penyakit

Addison. Jika sekresi hormon berlebih menyebabkan sindrom Cushing.

Page 35: SISTEM KOORDINASI

g. Kelenjar pankreasBerfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan

getah pencernaan ataupun sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon. Hormon yang disekresikan, yaitu :

1) Insulin2) Glukagon

h. Usus dan lambungUsus dan lambung menghasilkan hormon peptida yang

mengatur sekresi pencernaan. Usus menyekresikan hormon sekretin dan kolesistokinin. Sekretin berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah prankeas, sedangkan kolesistokinin untuk merangsang pengeluaran empedu. Lambung menghasilkan gastrin yang berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah lambung.

Page 36: SISTEM KOORDINASI

i. Kelenjar kelamin (gonad)Gonad pada pria disebut testis yang berfungsi

untuk menghasilkan sel sperma dan hormon testosteron. Hormon tersebut berguna untuk merangsang ciri-ciri kelamin dan tingkah laku seksual.

Gonad pada wanita berupa ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan beberapa hormon, yaitu :1)Estrogen, berfungsi untuk merangsang

pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder dan tingkah laku seksual

2)Progesteron, berfungsi untuk memelihara kehamilan, serta perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu,

3) Relaksin, berfungsi untuk mencegah kontraksi rahim dan mempermudah proses kehamilan

Page 37: SISTEM KOORDINASI

Macam-macam Hormon

Kelenjar Hormon Fungsi Akibat Kekurangan

Hipofisis Somatotrof Merangsang pertumbuhan Dwarfisme (kerdil)

Tiroid (gondok) Tiroksin Mempengaruhi pertumbuhan dan mental

Kretinisme (kerdil & cacat mental)

Paratiroid (anak gondok)

Parathormon Mengatur kalsium dalam darah

Kejang otot

Adrenal (anak ginjal)

Adrenalin Mengubah glikogen menjadi glukosa, meningkatkan denyut jantung

Lemas

Pankreas Insulin Mengubah glukosa menjadi glikogen

Diabetes melitus

Gonad (testis) Testosteron Mengatur ciri sekunder pria

Ciri sekunder pria tidak tampak

Gonad (ovarium)

Estrogen Mengatur ciri sekunder wanita, pematangan sel telur

Sel telur sulit matang

Page 38: SISTEM KOORDINASI

Perbedaan Sistem Saraf Dan Hormon

Yang Diperhatikan

Sistem Hormon Sistem Saraf

Terdiri dari Kelenjar Jaringan saraf

Pesan Hormon (zat kimia)

Impuls

Diedarkan Dalam darah Seanjang sel saraf

Kecepatan Lambat Cepat

Page 39: SISTEM KOORDINASI

Alat indra

Page 40: SISTEM KOORDINASI

Alat Indra

Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya

(fotoreseptor)2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran

bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan (statoreseptor)

3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)

4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)

5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

Page 41: SISTEM KOORDINASI

Mata (Indra Penglihatan)

Mata merupakan organ yang mempunyai sel-sel reseptor yang khusus untuk menerima rangsangan sinar dan warna.Bagian – bagian mata : Bagian

MataFungsi

Konjungtiva Melindungi kornea dari gesekan

Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata

Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata:a. Muskulus rektus superior, menggerakkan mata ke

atasb. Muskulus rektus inferior, menggerakkan mata ke

bawahc. Muskulus rektus medial, menggerakkan mata ke

dalamd. Muskulus rektus lateral, menggerakkan mata ke sisi

luare. Muskulus oblikus superior, menggerakkan mata ke

bawah sisi luarf. Muskulus oblikus inferior, menggerakkan mata ke

bawah sisi dalam

Page 42: SISTEM KOORDINASI

Bagian Mata Fungsi

Kornea Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya

Koroid Mengandung pembuluh darah penyuplai retina dan melindungi refleksi cahaya dalam mata

Badan siliaris Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (humor berair)

Iris (pupil) Mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi lewatnya cahaya

Lensa Menfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa

Retina Mengandung sel batang dan kerucut

Bintik buta Daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel batang dan konus

Bintik kuning (Fovea)

Bagian retina yang mengandung sel kerucut

Vitreous humor (humor bening)

Menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata

Aqueous humor (humor berair)

Menjaga bentuk kantong depan bola mata

Page 43: SISTEM KOORDINASI

Mekanisme Penglihatan

Ketika mata melihat jauh, lensa mata memipih agar bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning.

Page 44: SISTEM KOORDINASI

Telinga (Indra Pendengaran)

Merupakan indra pendengaran sekaligus keseimbangan.

Page 45: SISTEM KOORDINASI

Struktur Telinga

Bagian Penyusun Telinga Fungsi

Telinga luara. Pinnab. Saluran auditori

Membantu mengkonsentrasikan gelombang suara

Telinga dalama. Membran timpani

(selaput gendang)b. Tulang martil

Tulang landasanTulang sanggurdi

c. Saluran Eutachius

a. Meneruskan vibrasi ke osikula

b. Meneruskan vibrasi/getaran ke jendela oval

c. Menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dan lingkungan

Telinga luara. Jendela ovalb. Jendela melingkarc. Koklea (rumah siput)d. Saluran semisirkuler dan

utrikuluse. Membran basilerf. Organ korti

g. Membran tektorial

a. Penghubung telinga tengah dengan telinga dalam

b. Sebagai reseptor suarac. Sebagai reseptor untuk gerakan kepalad. Sebagai reseptor gravitasi

e. Meneruskan vibrasif. Tempat terdapatnya sel reseptor berbentuk

rambutg. Meneruskan vibrasi ke organ korti

Page 46: SISTEM KOORDINASI

Telinga (Indra Pendengaran)

b. Mekanisme pendengaranJika gelombang suara mencapai telinga, maka

akan melewati telinga luar, turun ke saluran pendengaran, selanjutnya ke gendang telinga. Gelombang suara menggetarkan gendang telinga, kemudian tulang martil, landasan sangguardi, dan akhirnya menggetarkan tingkap oval. Akibatnya, terjadi pada getaran pada cairan di dalam rumah siput sehingga merangsang ujung saraf pendengaran. Selanjutnya, pangkal saraf mengirimkan impuls ke otak besar sehingga otak besar akan menginterpretasikannya.

c. Mekanisme keseimbanganProses keseimbangan dilakukan oleh saluran

setengah lingkaran. Saluran tersebut mendeteksi keseimbangan rotasi (gerakan memutar kepala) dan keseimbangan gravitasi (gerakan kepala tegak atau datar).

Page 47: SISTEM KOORDINASI

Hidung (Indra Pembau)

Indra pembau tersusun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di rongga hidung bagian atas.Mekanisme kerja hidung :

Bau dihasilkan dari rangsang kimia yang berupa gas. Gas masuk ke dalam rongga hidung, berdifusi ke dalam lapisan mukus lalu berikatan dengan reseptor pada dendrit. Gas tersebut akan merangsang sel-sel olfaktori sehingga impuls dari saraf olfaktori bergerak menuju ke otak. Impuls tersebut akan diinterpretasikan sebagai bau.

Page 48: SISTEM KOORDINASI

Lidah (Indra Pengecap)

Permukaan lidah banyak terdapat tonjolan kecil yang disebut papila. Pada papila lidah terdapat indra pengecap. Terdapat tiga papil pengecap, yaitu :a. Papil bentuk benang

merupakan papil peraba dan tersebar di seluruh permukaan lidah

b. Papil seperti huruf Utersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah

c. Papil berbentuk paluterdapat pada daerah tepi-tepi lidah

Page 49: SISTEM KOORDINASI

Lidah (Indra Pengecap)

Bagian-bagian lidah :a. Tepi depan untuk rasa manisb. Belakang untuk rasa pahitc. Samping untuk rasa masamd. Depan untuk rasa asin

Mekanisme kerja lidah :Makanan yang bercampur dengan air ludah akan

memasuki papil pengecap melalui pori-pori. Hal tersebut akan merangsang pangkal saraf yang berbentuk seperti rambut. Selanjutnya, pesan akan dibawa ke otak dari pangkal saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai rasa.

Page 50: SISTEM KOORDINASI

Kulit (Indra Peraba)

Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis.Pada dermis kulit mengandung tujuh macam reseptor, yaitu:1) Korpuskula Paccini (tekanan)2) Korpuskula Ruffini (panas)3) Korpuskula Krause (dingin)4) Korpuskula Meissner (sentuhan)5) Lempeng Merkel (sentuhan dan tekanan ringan)6) Ujung saraf sekeliling rambut (peraba)7) Ujung saraf tanpa selaput (perasa nyeri)

Page 51: SISTEM KOORDINASI

GANGGUAN pada sistem koordinasi

Page 52: SISTEM KOORDINASI

Gangguan Pada Sistem Saraf

1) Amnesiayaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat kejadian masa lampau akibat goncangan bati atau cidera otak.

2) Strokeyaitu kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak.

3) Neuritisyaitu radang saraf yang disebabkan oleh pengaruh fisik seperti tekanan pukulan dan patah tulang.

4) Transeksiyaitu kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari modula spenalis.

Page 53: SISTEM KOORDINASI

Gangguan Pada Sistem Saraf

5) Parkisonyaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotransmitter dopamin pada dasar ganglion.

6) Epilepsiyaitu suatu penyakit yang terjadi karena dilepasnya letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron-neuron diota.

7) Poliomielitisyaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang neuron motor sistem saraf pusat (otak dan modula spenalis).

8) Neurastonia (lemah saraf)penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil hati, dan kurang tenaga. Penyakit ini terjadi akibat pembawaan lahir ada juga yang terjadi akibat keracunan.

Page 54: SISTEM KOORDINASI

Gangguan Pada Sistem Indra

1) Gangguan pada mataa. Miopi

jika bayangan benda jatuh di depan bintik kuning karena bentuk lensa mata terlalu cembung. Penderita dapat dibantu dengan kacamata negatif (lensa cekung).

b. Hipermetropijika bayangan benda jatuh di belakang bintik kuning karena bentuk lensa mata terlalu pipih. Penderita dapat dibantu dengan kacamata negatif (lensa cekung).

c. Astigmatismejika bayangan benda tidak fokus pada satu titik karena bentuk kornea yang tidak rata. Penderita dapat dibantu dengan kacamata silinder.

d. Presbiopijika bayangan benda jatuh di belakang retina karena bentuk lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata terlalu lemah. Penderita dapat dibantu dengan kacamata rangkap (lensa positif dan negatif).

Page 55: SISTEM KOORDINASI

e. Buta warnayaitu mata tidak mampu membedakan warna-warna tertentu.

f. Rabun senja (hemeralopi)yaitu gangguan penglihatan karena kekurangan vitamin A.

g. Xeroftalmia dan keratomalasiyaitu gangguan penglihatan akibat pengeringan kornea.

h. Katarakyaitu gangguan penglihatan karena ada bagian pada satu atau kedua lensa yang kabur.

2) Gangguan pada telingaa. Tuli konduksi

yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan pada bagian penghantar getaran.

b. Tuli sarafyaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan saraf pendengaran atau organ corti.

Gangguan Pada Sistem Indra

Page 56: SISTEM KOORDINASI

TERIMA KASIH