BAB 9 Sistem Koordinasi

72

description

BAB 9 Sistem Koordinasi. Sistem Koordinasi. Sistem Saraf Manusia. Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu: Reseptor Sistem saraf Efektor. Reaksi terhadap rangsangan melalui resptor, sistem saraf, dan efektor. Sistem Koordinasi. Neuron. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BAB 9 Sistem Koordinasi

Page 1: BAB 9 Sistem Koordinasi
Page 2: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Saraf Manusia

Reaksi terhadap rangsangan melalui resptor, sistem saraf, dan efektor.

Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu:

• Reseptor

• Sistem saraf

• Efektor

Page 3: BAB 9 Sistem Koordinasi

Neuron

Bagian-bagian neuron:

• Badan sel

• Dendrit

• Akson

Page 4: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

Page 5: BAB 9 Sistem Koordinasi

Macam-macam neuron

Neuron berdasarkan jumlah uluran

(a) Neuron unipolar, (b) neuron bipolar, dan (c) neuron multipolar.

Page 6: BAB 9 Sistem Koordinasi
Page 7: BAB 9 Sistem Koordinasi

1 hy mpy satu cabang pada badan sel saraf, selanjutnya cabang akan terbelah dua shg bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai huruf T.satu belajhan cab berfungsi sbgdendrit, sedangkan yg lain akson….neuron sensorik

Page 8: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Mempunyai dua cab pada bdn sel saraf nya disi yg berlawanan bentuk agak lonjong…neuron konektor

Page 9: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Plng byk dijumpaI, DENDRIT LEBIH DR SATU, SATU AKSON….NEURON MOTORIK

Page 10: BAB 9 Sistem Koordinasi

Macam-macam neuron

Neuron berdasarkan fungsi

Page 11: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sinaps

Skema sinaps dan proses pelepasan neurotransmitter.

Sinaps

Sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain

Page 12: BAB 9 Sistem Koordinasi

Impuls saraf

Permukaan luar neuron bermuatan positif dan bagain dalam bermuatan negatif.

Penghantaran impuls saraf

Saraf dalam keadaan polarisasi dirangsang depolarisasi timbul aliran listrik timbul impuls saraf penghantaran impuls melalui neuron

Page 13: BAB 9 Sistem Koordinasi

Terjadinya gerak

Contoh proses terjadinya gerak refleks pada lutut.

Gerak biasa

Reseptor neuron sensorik pusat saraf neuron motorik efektor

Gerak refleks

Reseptor neuron sensorik neuron konektor neuron motorik efektor

Page 14: BAB 9 Sistem Koordinasi

Reflek otak:

1. menyempitnya dan melebarnya pupil

2 .Reflek kejap mata: membuka dan menutupnya kelopak mata karena kelilipan atau kekeringan

Refleks sumsum tulang belakang: Refleks lutut

Page 15: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem saraf

Sistem saraf pusat

Sistem saraf tepi

Otak

Sumsum tulang

-belakang

-lanjutan

Sistem saraf sadar

Sistem tidak sadar

Saraf simpatik

Saraf Parasimpatik

Page 16: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem saraf pusat

Sayatan membujur sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang.

Page 17: BAB 9 Sistem Koordinasi

Substansi kelabu dan substansi putih pada (a) sumsum tulang belakang dan (b) otak.

Page 18: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

• 1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

• 2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

• 3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

Page 19: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

Page 20: BAB 9 Sistem Koordinasi

1. Saraf pusat

mempunyai lima bagian utama, yaitu:

• otak besar (serebrum)

• otak tengah (mesensefalon)

• otak kecil (serebelum)

• sumsum lanjutan (medulla oblongata),

• sumsum tulang belakang (medula spinalis)

• jembatan varol.

Page 21: BAB 9 Sistem Koordinasi

Otak besar (serebrum)

• Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan

Page 22: BAB 9 Sistem Koordinasi

• 2. Otak tengah (mesensefalon)• Otak tengah terletak di depan otak kecil dan

jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran

Page 23: BAB 9 Sistem Koordinasi

Otak tengah terdapat talamus yang merupakan pusat pengatur sensoris. Sedangkan hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, dan keseimbangan tubuh . Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Page 24: BAB 9 Sistem Koordinasi

• 2. Otak kecil (serebelum)• Serebelum mempunyai fungsi utama dalam

koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh..

• 3. Jembatan varol (pons varoli)• Jembatan varol berisi serabut saraf yang

menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,

• menghubungkan otak besar dan sumsumtulang belakang.

Page 25: BAB 9 Sistem Koordinasi

4. Sumsum Lanjutan (medulla oblongata)• berfungsi menghantar impuls yang datang

dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

• Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

Page 26: BAB 9 Sistem Koordinasi

• 6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)• Pada penampang melintang sumsum tulang belakang

tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

• Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

Page 27: BAB 9 Sistem Koordinasi

Otak

Otak besar dan bagian-bagiannya.

Otak besar

Otak belakang

Otak tengah

Otak depan

Daerah asosiasi pada otak besar.

Page 28: BAB 9 Sistem Koordinasi

Bagian belakang:pusat penglihatan

Bagian samping: pusat pendengaran

Bagian tengah: pusat pengatur kerja kulit dan otot terhadap panas, dingin, sentuhan dan tekanan

Antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat perkembangan kecerdasan,ingatan,kemauan dan sikap

Page 29: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sumsum tulang belakang:

1.Sebagai penghubung impuks dari dan ke otak

2.Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks

Page 30: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sumsum tulang belakang

Sayatan melintang sumsum tulang belakang.

Page 31: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem saraf tepi

Berdasarkan arah impuls yang dibawanya

Sistem saraf aferen

Sistem saraf eferen

Berdasarkan asalnya

Sistem saraf kepala

Sistem saraf tulang belakang

Sistem saraf tepi yang terdiri dari sistem saraf kepala dan sistem saraf tulang belakang.

Page 32: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem saraf tak sadar

Sistem saraf tak sadar yang tersusun atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Page 33: BAB 9 Sistem Koordinasi

Saraf simpatik; berpangkal pada medulla spinalis di daerah leher dan di daerah pinggang, shg disebut torakolumbar. Fungsinya yaitu mengaktifkan alat supaya bekerja secara otomatis

Saraf parasimpatikberpangkal pada medulla oblongata, bersifat menghambat

Page 34: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Page 35: BAB 9 Sistem Koordinasi
Page 36: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Parasimpatik

• mengecilkan pupil

• menstimulasi aliran ludah

• memperlambat denyut jantung

• membesarkan bronkus

• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan

• mengerutkan kantung kemih

Page 37: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Simpatik

• memperbesar pupil

• menghambat aliran ludah

• mempercepat denyut jantung

• mengecilkan bronkus

• menghambat sekresi kelenjar pencernaan

• menghambat kontraksi kandung kemih

Page 38: BAB 9 Sistem Koordinasi

Pengaruh Obat-obatan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf

Obat-obatan dan narkoba mempengaruhi sistem saraf dan jantung.

Alkohol

Obat-obatan terlarang

• Golongan sedatif

• Golongan stimulan

• Golongan halusinogen

• Golongan penahan rasa nyeri

Gangguan pada sistem saraf manusia

• Epilepsi

• Neuritis

• Alzheimer

Page 39: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Saraf Vertebrata

Sistem saraf ikan. Sistem saraf burung. Sistem saraf katak.

Page 40: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Saraf Invertebrata

Pada cacing pipih, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Sistem saraf cacing pipih

Pada cacing tanah, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Sistem saraf cacing tanah

Page 41: BAB 9 Sistem Koordinasi

Pada serangga, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Sistem saraf serangga

Page 42: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Indera Manusia

Indera pembau

Struktur indera pembau.

Page 43: BAB 9 Sistem Koordinasi

Hidung

• Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

Page 44: BAB 9 Sistem Koordinasi

Indera pengecap

Struktur indera pengecap: (a) papila pada lidah, (b) tunas pengecap, dan (c) struktur tunas pengecap.

Page 45: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot.

Page 46: BAB 9 Sistem Koordinasi

Lidah

• Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur.

Page 47: BAB 9 Sistem Koordinasi

Indera penglihatan

(a) Alat tambahan mata dan (b) bagian-bagian kelopak mata.

Aparatus lakrimalis.

Page 48: BAB 9 Sistem Koordinasi

Indera penglihatan (2)

Struktur mata.

RetinaKoroidSklera

IrisKornea

PupilLensa

Kanalis shkelm

Duktus lakrimalis

Otot rektus lateral

Vitreous chamber

Fovea sentralis

Bintik butaPembuluh darah

Saraf optik

Otot rektus medial

Otot siliaris

Page 49: BAB 9 Sistem Koordinasi

Kelainan pada mata: (a) mata miopi, (b) mata miopi dikoreksi dengan lensa cekung, (c) mata hipermetropi, (d) mata hipermetropi dikoreksi dengan lensa cembung.

Page 50: BAB 9 Sistem Koordinasi

Indera pendengaran

Pembagian daerah telinga.

Struktur telinga bagian dalam.

Page 51: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

• Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Page 52: BAB 9 Sistem Koordinasi

• a. Telinga luar

• Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga).

Page 53: BAB 9 Sistem Koordinasi

• b. Telinga tengah• . Di dalamnya terdapat saluran Eustachius yang

menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani.

• Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus).. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

Page 54: BAB 9 Sistem Koordinasi

• c. Telinga dalamBagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri

dari labirin tulang dan labirin membran.Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu

sebagai berikut. • Tiga saluran setengah lingkaran • Ampula • Utrikulus • Sakulus • Koklea atau rumah siput

Page 55: BAB 9 Sistem Koordinasi

• Cara kerja indra pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan

gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairanlimfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

Page 56: BAB 9 Sistem Koordinasi

(a) Struktur koklea dan (b) struktur bagian dalam koklea.

(a) (b)

Page 57: BAB 9 Sistem Koordinasi

Indera peraba

Resptor sensorik pada manusia.

Page 58: BAB 9 Sistem Koordinasi

Reseptor dingin : KrauseReseptor Panas : RuffiniReseptor Tekanan : PucciniReseptor Sentuhan : MeissnerMacam –macam reseptor:1. Fotoreseptor : mata2. Fonoreseptor : Telinga3. Mekanoreseptor : Kulit4. Khemoreseptor : Hidung dan lidah

Page 59: BAB 9 Sistem Koordinasi

INDERA PERABA Fungsi Kulit• Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam,

misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.

• Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

•  

Page 60: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Indera Vertebrata

Ikan memiliki indera gurat sisi, mata, alat pendengaran, dan alat pembau.

Indera ikan

Reptil memiliki indera pembau yang tajam, namun penglihatannya kurang berkembang.

Indera reptil

Indera amfibi

Gurat sisi pada ikan.

Katak memiliki kelopak mata dan selaput tidur yang melindungi mata.

Burung memiliki indera penglihatan dan keseimbangan yang berkembang baik.

Indera burung

Burung memiliki indera penglihatan yang sangat baik untuk melihat mangsa.

Page 61: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Indera Invertebrata

Cacing pipih memiliki sepasang bintik mata pada bagian anterior tubuhnya.

Indera cacing pipih

Indera cacing tanah berada di permukaan tubuhnya.

Indera cacing tanah

Serangga memiliki indera penglihatan.

Indera serangga

Mata majemuk pada serangga.

Page 62: BAB 9 Sistem Koordinasi

Hormon Manusia

Kelenjar endokrin pada manusia.

Sistem Hormon

Page 63: BAB 9 Sistem Koordinasi

Kelenjar hipofisis

Hormon yang dihasilkan hipofisis dan organ targetnya: (a) lobus anterior dan (b) lobus posterior.

(a)

(b)

Kelenjar tiroid dan paratiroid

Kelenjar tiroid dan paratiroid.

Kelenjar suprarenalis

menghasilkan adrenalin dan noradrenalin

Page 64: BAB 9 Sistem Koordinasi

KELENJAR TIROID• Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi

metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.

• . Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

Page 65: BAB 9 Sistem Koordinasi

KELENJAR PARATIROID

• . Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.

.

Page 66: BAB 9 Sistem Koordinasi

KELENJAR TIMUS

HORMON YANG DIHASILKAN HORMON SOMATOTROF

KEKURANGAN : KRETINISME

KELEBIHAN ; GIGANTISME

Page 67: BAB 9 Sistem Koordinasi

Pankreas

• Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.

Page 68: BAB 9 Sistem Koordinasi

Ovarium

Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.

1. Estrogen• Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen

dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.

• 2. Progesteron• Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang

oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.

• Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.

Page 69: BAB 9 Sistem Koordinasi

Testis

• Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

Page 70: BAB 9 Sistem Koordinasi

Kontrol homeostatik pada metabolisme glukosa oleh hormon insulin dan glukagon.

Kelenjar pankreas

menghasilkan insulin dan glukagon

Page 71: BAB 9 Sistem Koordinasi

Ovarium

Hormon pada ovarium.

Testis

Hormon pada testis.

Page 72: BAB 9 Sistem Koordinasi

Sistem Hormon

Hormon Invertebrata

Invertebrata misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormon ekdison, dan hormon juvenil.

Pergantian kulit pada serangga yang dipengaruhi oleh hormon. Hormon Vertebrata

Umumnya hormon yang dihasilkan vertebrata hampir sama dengan hormon yang dihasilkan manusia.

Hormon

berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi, dan tingkah laku.