Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

26
TUGAS Kimia Anorganik Fisik Kelompok 9 : 1. Agus Prayitno (06111010045) 2. Feri Andriansyah (06111010043) 3. Rahika Ontita Leni (06111010038) 4. Rizky Triyunita (06111010041)

Transcript of Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Page 1: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

TUGAS Kimia Anorganik Fisik

Kelompok 9 : 1. Agus Prayitno (06111010045)2. Feri Andriansyah (06111010043)3. Rahika Ontita Leni (06111010038)4. Rizky Triyunita (06111010041)

Page 2: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Pengertian Atom Pusat

Ion/atom bagian dari senyawa koordinasi yang berada di pusat (bagian tengah)

Bersifat netral ataupun bermuatan positif

Sebagai penerima pasangan elektron (Asam Lewis),

berupa logam (terutama logam-logam transisi).

Page 3: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Pengertian LiganMolekul atau ion yang

dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas kepada ion pusat.

Atom/ion bagian dari senyawa koordinasi yang terikat langsung dengan atom pusat dikenal sebagai atom donor.

Page 4: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

sifat logam pusat yang menentukan stabilitas

dari suatu senyawa kompleks.

Page 5: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Ukuran dan Muatan Logam PusatStabilitas kompleks menurun dengan kenaikan jari-jari ion logam pusatnya.

Faktor CFSECFSE meningkatkan kestabilan kompleks, sehingga memiliki konfigurasi elektron d3 dan d8, karena konfigurasi ini akan memberikan harga CFSE yang paling besar.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Atom Pusat

Page 6: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Elektronegativitas dan Kemampuan Polarisasi LogamEektonegativitas yang tinggi menghasilkan kompleks yang lebih stabil, karena kecenderungan logam untuk menarik pasangan elektron yang didonasikan oleh ligan akan lebih kuat. Dalam hal yang sama, logam dengan kemampuan polarisasi yang lebih besar juga akan menghasilkan kompleks yang lebih stabil.

Page 7: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Logam Jenis a dan Jenis bLogam dapat dikategorikan menjadi 3 golongan :– Logam kelas a : logam-logam

yang lebih elektropositif, seperti logam alkali dan alkali tanah, logam transisi pertama, logam pada deret Lantanida dan Aktinida

– Logam kelas b : logam-logam yang lebih elektronegatif, seperti Pt, Au, Hg, Pb, logam-logam transisi ringan dengan bilangan oksidasi yang rendah

– Logam “perbatasan” (borderline)

Page 8: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ligan

Ligan yang terikat pada logam menentukan

kestabilan dari kompleks yang

terbentuk.

Page 9: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Ukuran dan Muatan Ligano ligan yang ukurannya lebih

kecil akan membentuk kompleks yang lebih stabil

o semakin besar muatan yang dimiliki ligan, gaya tarik menarik antara ligan dengan logam pusat juga makin kuat, sehingga ikatan yang terbentuk otomatis juga menjadi lebih kuat.

Page 10: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Momen Dipol dari Liganmakin besar momen dipol dari suatu ligan, stabilitas kompleks yang terbentuk makin besar.

Sifat Basa Liganmakin basa suatu ligan, kompleks yang terbentuk akan semakin stabil.

Page 11: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kemampuan Membentuk Ikatan πIkatan π dapat memperkuat ikatan logam dengan ligan dalam kompleks. Oleh karena itu, ligan-ligan yang dapat membentuk ikatan π dengan logam membentuk kompleks yang lebih stabil.

Efek SterikAdanya efek sterik dapat melemahkan ikatan logam dengan ligan karena adanya gaya tolak menolak antar ligan yang terikat.

Page 12: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Efek KhelatSuatu ligan pengkhelat membentuk kompleks yang lebih stabil dibandingkan ligan bukan khelat dikarenakan ligan berikatan dengan logam melalui lebih dari satu atom donor.

Page 13: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Bilangan Koordinasi

Banyaknya atom yang terikat pada atom pusat di dalam senyawa kompleks.

Atau jumlah dari ligan atom yang diikat pada satu ion pusat.

Page 14: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Macam – Macam Bilangan Koordinasi

Bilangan Koordinasi Rendah : 1,2,3.

Bilangan Koordinasi Tinggi :4,5,6 ,7,8

Page 15: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Contoh Bilangan Koordinasi Rendah

Page 16: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 1

2,6-Trip2C6H3Tl (Trip = 2,4,6-iPr3C6H2)

Page 17: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 1

M(1,3,5-trphenylbenzene) (M = Cu(l) & Ag(l)).

Page 18: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

[Cu(NH3)2]+

[Ag(NH3)2]+

Kompleks Bilangan Koordinasi 2

Page 19: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 3

• [Fe{N(SiMe3)3}3]

• AlCl3

Page 20: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Contoh Bilangan Koordinasi Tinggi

Page 21: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 4

• [Li(MeCN)4]I

• [LiI(quin)3]

Page 22: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 5

• [KI(dmp)2] (dmp = 2,9-dimetil-1,10-fenantrolina)

• [Co(NH3)5Cl]Cl2 = Pentaamin kloro kobalt (III) klorida

Page 23: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 6

• [KSO3CF3(phen)2]4 (phen = 1,10-fenantrolina)

• K3[Fe(CN)6] = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida

Page 24: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 7

Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 7 memiliki geometri trigonal prisma dengan satu tudung. contohnya adalah kation dari kompleks polimer [K(phen)2]PF6 dan [K(H2O)8]+

Page 25: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

Kompleks Bilangan Koordinasi 8

Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 8 memiliki geometri kubus teristorsi. Beberapa contohnya adalah• [K(phen)2]I.MeOH

• [Rb(phen)2]I.MeOH

Page 26: Kelompok 9 (Tugas 2-Bilangan Koordinasi)

SEKIAN