SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) TUGAS UJIAN...
Embed Size (px)
Transcript of SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) TUGAS UJIAN...
-
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
(SIM)
TUGAS UJIAN AKHIR TRIWULAN (UAT)
TAKE HOME
Disusun Oleh :
Johan Firmansyah
NIM : K25161059
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc, CS
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
-
Tugas UAT SIM Page 1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN............................................................................ ……. 2
I.1. Latar Belakang ………………………………………………………2
I.2. Tujuan Penulisan …………………………………………………….5
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
II.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen.............................…………...5
II.2. Pengembangan Sistem Informasi........................................................8
II.3. Outsourcing ……………………………….………………………...9
II.3.1. Pengertian Outsourcing ……………………………………...9
II.3.2. Jenis-Jenis Outsourcing …………………………………….13
II.4. Perangkat Lunak (Software) ……………………………………….14
II.4.1. Software Development & Software Engineering …………..17
III. PEMBAHASAN ..................................................................................... 15
III.1. Evaluasi Pengembangan Sistem Informasi Dengan Menggunakan
Pendekatan Outsourcing Dalam Suatu Perusahaan……………….18
III.1.1. Alasan Perusahaan Melakukan Outsourcing ……………..18
III.1.2. Keuntungan dan Kerugian Outsourcing ………………….22
III.1.3. Bagaimana Outsourcing Dilakukan? ……………………..23
III.2. Urgensi Dari Aspek Maintenability Dalam Pengembangan
Software Untuk Menunjang Sistem Informasi …………………..30
IV. KESIMPULAN....................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….36
-
Tugas UAT SIM Page 2
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada masa saat ini kinerja perusahaan yang dinilai menggunakan indikator
financial saja tidak lagi dianggap cukup, alasannya ukuran financial hanya
menggambarkan situasi masa lalu, dan hanya dapat dilakukan untuk perusahaan
yang semua investasinya berjangka panjang. Sedangkan era teknologi informasi,
perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang mampu menciptakan
nilai tambah dengan melakukan investasi pada pelanggan, pegawai, proses,
teknologi yang digunakan, serta inovasi. Hal ini dapat tercapai salah satunya
dengan melakukan outsourcing.
Outsourcing dapat menjadi suatu strategi yang bagus bagi perusahaan,
karena dengan outsourcing perusahaan memperoleh keuntungan financial secara
langsung, yaitu pemangkasan biaya. Tapi outsourcing bukanlah sekedar
pemangkasan biaya saja. Outsourcing juga berkaitan dengan masalah
peningkatan efisiensi, pengurangan biaya modal dan biaya operasional, serta
tentunya untuk lebih meningkatkan fokus bisnis suatu perusahaan. Sebuah
perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat ketika masalah Information
Technology (IT) mereka diserahkan kepada ahli IT eksternal yang telah teruji,
handal dan profesional..
Secara umum, outsourcing diterjemahkan dengan pengertian pembelian
barang atau jasa dari pihak ke tiga dimana sebeliumnya dilakukan dari pihak
internal. Outsourcing merupakan bentuk dari pengambilan ketenagakerjaan yang
ada saat ini. Tujuan dari suatu perusahaan menggambil bentuk dari pengambilan
resource ini adalah agar perusahaan tersebut dapat lebih fokus dalam pencapaian
bisnis intinya atau core businessnya.
Hampir semua perusahaan menengah ke atas melakukan atau sedang
mempertimbangkan melakukan „IT Outsourcing‟. IT Outsourcing atau
melimpahkan urusan TI kepada perusahaan spesialis TI (vendor) ini cenderung
meningkat. perusahaan ingin lebih banyak berhemat dengan melakukan
outsoucing untuk pengembangan software dan memanage sistem informasi yang
ada dalam perusahaan.
-
Tugas UAT SIM Page 3
Dalam bahasan kali ini layanan yang dimaksud adalah layanan teknologi
informasi dan bidang-bidang lain yang sejenis. Bentuk kontrak outsourcing ini
sendiri dapat berupa:
Menambahkan pengelolaan TI dengan penambahan sumberdaya dari pihak
luar
Mengkontrakkan sistem secara utuh pada pihak luar
Mengkontrakkan hanya sistem operasional dan fasilitasnya.
Dari bentuk bentuk kontrak diatas outsourcing dapat dikategorikan
menjadi 4 macam yang menurut The Computer Sciences Corporation (CSC)
Index adalah sebagai berikut:
Total outsourcing, outsourcing secara total pada seluruh komponen TI.
Selective outsourcing, outsorcing hanya pada komponen-komponen tertentu.
Transitional outsourcing, outsourcing yang fokusnya pada pembuatan
sistem baru.
Transformational outsourcing, outsourcing yang fokusnya pada
pembangunan dan operasional dari sistem baru.
Dalam pekerjaan membuat suatu sistem informasi, perusahaan perlu
memperhitungkan beberapa faktor dalam mengelola pengerjaan tersebut seperti
faktor waktu, biaya, sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Ada beberapa
pendekatan dalam mengelola pengerjaan sistem informasi dalam perusahaan,
yaitu pendekatan in-sourcing dan pendekatan out-sourcing.. Dalam makalah ini
akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai masing-masing pendekatan in-
sourcing dan out-sourcing, keunggulan dan kelemahan in-sourcing dan out-
sourcing serta alasan-alasan yang mendasari suatu perusahaan memilih
pendekatan tersebut dalam hubungannya dengan pengembangan sistem informasi
dalam suatu perusahaan.
Keterbatasan kemampuan sebuah perusahaan untuk menguasai semua
bidang, termasuk sistem informasi, membuat perusahaan memilih berkerjasama
dengan perusahaan lain untuk menyediakan sistem informasi. Kerjasama yang
terbentuk terjadi antara dua perusahaan atau lebih, dengan kontrak tertentu untuk
sistematika kerja dan pembayaran perkerjaan. Tidak semua perusahaan mau untuk
memberlakukan sistem pembangunan software dengan melibatkan perusahaan
-
Tugas UAT SIM Page 4
lain, karena memang terdapat kelebihan dan kekurangannya. Tergantung
kebijakan perusahaan, mana sistem pengembangan software yang peling tepat
dengan kondisi perusahaan, baik itu dari sisi finansial maupun sumber daya
manusia (SDM).
Sistem Informasi Sumber daya Informasi merupakan bagian dari sistem
informasi yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi,
memproses, serta menyediakan informasi dalam format tepat yang akan
dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan. Proses mengidentifikasi
berarti sisitem harus dapat menentukan masalah yang dihadapi perusahaan,
keputusan yang akan dibuat oleh oleh para pengambil keputusan dan informasi
apa yang harius disediakan untuk memecahkan masalah tersebut. Proses tersebut
harus dapat menentukan data yang dibutuhkan, diamna, bagaimana, dan dengan
metode apa data tersebut diperoleh serta bagaimana menentukan proses dan
metode yang paling tepat yang akakn dipergunakan dan berapa lama proses harus
diselesaikan.
Faktor yang paling penting didalam pengelolaan sumberdaya informasi
adalah bagaimana mengembangkan Sistem Informasi Sumber daya Informasi
yang akan dipergunakan, hal ini berarti kita menetukan bagaimana bentuk sistem
yang dibutuhkan, dalam arti kata kebutuhan akan perangkat keras, perangkat
lunak dan pelaksana serta SOP (Standard Operating Procedures) yang akan
dipergunakan. Pengembangan sebuah sistem informasi akan selalu menghadapi
permasalahan dan tantangan yaitu siapa yang akan melaksanakan proses
pengembangan tersebut.
Merancang sebuah SI tidaklah mudah. Banyak hal yang harus di
pertimbangkan seperti sumberdaya, waktu dan biaya. Perusahaan tentu harus
memperhitungkan sumberdaya SI apa saja yang dibutuhkan, jumlahnya, dan dari
mana mendapatkannya. Waktu juga menjadi penting. Perusahaan harus
menargetkan seberapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah SI
yang baru, dan apakah nanti hasilnya optimal. Dari segi biaya, perusahaan harus
memikirkan berapa banyak yang akan ia keluarkan dan apakah jika SI sudah siap
digunakan akan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Tingkat pemahaman
perusahaan terhadap sistem informasi, akan berpengaruh terhadap kualitasi
-
Tugas UAT SIM Page 5
software yang dihasilkan. Dimana kualitas software memiliki peranan kontrol
aktivitas perusahaan, ketika terjadi kesalahan sistem, sedikit banyak perusahaan
akan mengalami kerugian materi maupun non materi. Apabila SI sudah berjalan,
perusahaan juga harus tetap melakukan maintenance agar sistem yang sudah
berjalan tersebut tetap sustainable, semakin up to date sistem informasi dalam
perusahaan, maka peluang perusahaan untuk memenangkah persaingan juga
semakin besar.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini adalah:
1. Menganalisis kebijakan outsourcing dalam pengembangan sistem
informasi dalam suatu organisasi.
2. Menganalisis urgensi faktor “maintainaibility” dari suatu software.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah bagian dari sistem
pengendalian internal suatu bisnis yang mencakup pemanfaatan sumber daya
manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh manajemen akutansi untuk
mencari solusi permasalahan bisnis, seperti: proses operasional, pengambilan
keputusan, dan penentuan strategi perusahaan. Sistem informasi manajemen
berbeda dengan sistem informasi biasa karena sistem informasi manajemen
digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada
aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah sistem informasi
manajemen biasa digunakan untuk merujuk pada suatu metode manajemen
informasi yang berkaitan dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan
keputusan, beberapa jenis sistem yang melengkapi sistem informasi manajemen
adalah: decision support system, sistem pakar, dan executive information system
(Ahira, 2011)
Tujuan adanya sistem informasi manajemen dalam perusahaan menurut
Ahira (2011) adalah:
-
Tugas UAT SIM Page 6
1. Menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan harga
pokok produk, jasa, dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
2. Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan,
pengendalian, evaluasi, dan perbaikan yang berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi dalam proses pengambilan keputusan dalam
kuantitas dan waktu yang tepat.
Tujuan-tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna
lainnya perlu mempunyai akses menuju informasi akuntansi manajemen, selain
itu para pengguna sistem informasi manajemen harus mengetahui cara
penggunaannya.
Informasi akuntansi manajemen akan sangat membantu para pengambil
keputusan untuk mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen sangat dibutuhkan dan
digunakan untuk semua tahapan manajemen, seperti perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan (Ahira, 2011). Proses manajemen didefinisikan
sebagai aktivitas-aktivitas berikut:
1. Perencanaan; merupakan aktivitas manajemen membuat formulasi
terperinci untuk mencapai suatu tujuan akhir. Oleh karena itu,
perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian; setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus
dilaksanakan dan direalisasikan. Manajer dan pekerja harus
mengawasi harus mengawasi pelaksanaan rencana tersebut untuk
memastikan agar rencana berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas
manajerial untuk mengawasi pelaksanaan rencana dan melaksanakan
tindakan korektif sesuai kebutuhan.
3. Pengambilan keputusan; Proses pemilihan di antara berbagai alternatif
disebut sebagai proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial
pengambilan keputusan merupakan hubungan antara perencanaan dan
pengendalian. Manajer harus dapat memilih dan menetapkan di antara
beberapa tujuan dan metode untuk merealisasikan tujuan yang dipilih
(Ahira, 2011)
-
Tugas UAT SIM Page 7
Pemahaman yang sama tentang kegunaan sistem informasi disajikan oleh
O‟Brien (2010) pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Peranan Fundamental Sistem Informasi Manajemen
Terlihat jelas pada Gambar 1 bahwa sistem informasi manajemen dapat
mendukung proses bisnis dan operasional perusahaan, dan kemudian digunakan
untuk mendukung proses pengambilan keputusan, dimana hasil keputusan akan
digunakan sebagai strategi persaingan perusahaan. Sistem informasi dibangun
dengan melibatkan seluruh aspek perusahaan, hal ini wajib dilakukan, karena
keberadaan sistem informasi akan menjadi landasan datangnya informasi di
seluruh proses bisnis perusahaan. O‟Brien (2010) menyebutkan bahwa kolaborasi
tersebut terjadi antara 5 aspek, yaitu: software, hardware, brainware, netware,
dan dataware.
Gambar 2. Komponen dalam Sistem Informasi
-
Tugas UAT SIM Page 8
Semua komponen sistem ini harus bisa berkolaborasi dan tersedia sesuai
dengan kebutuhan sistem, sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan
tujuannya.
II.2. Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi
yaitu:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan
informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat
mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu Anda
mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal
yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir.
Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti
halnya dengan investasi modal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka
setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini:
a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
b. Investasi yang terbaik harus bernilai.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik.
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya
suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam
proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan
maupun penggunaan sistem ini harus merupakan orang yang terdidik tentang
permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin
dilakukan.
4. Tahapan kerja yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan
kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk
mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan
koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil
-
Tugas UAT SIM Page 9
dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum proses pengembangan sistem
dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan
tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga
proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil sesuai
dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi
tidaklah sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4
menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara bersama-sama.
Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem,
perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan
perancangan file. Ini tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya
terlebih dahulu baru dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan
secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek
yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau
membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus
yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau dibatalkan
karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan
untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah terserapnya
dana kedalam proyek ini hanya akan memubang dana yang sia-sia.
II.3. Outsourcing
II.3.1. Pengertian Outsourcing
Outsourcing berasal dari kata out yang berarti keluar dan source yang
berarti sumber. Dari pengertian ini, maka dapat ditarik suatu definisi operasional
mengenai outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan A
sebagai pengguna jasa dengan perusahaan B sebagai penyedia jasa, dimana
perusahaan A meminta kepada perusahaan B untuk menyediakan tenaga kerja
yang diperlukan untuk bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah uang
dan upah atau gaji tetap dibayarkan oleh perusahaan B. Outsourcing adalah
-
Tugas UAT SIM Page 10
alternatif dalam melakukan pekerjaan sendiri. Tetapi outsourcing tidak sekedar
mengontrakkan secara biasa, tetapi jauh melebihi itu [1].
Outsourcing adalah pendelegasian terhadap suatu pekerjaan dalam sebuah
organisasi ke pihak lain dengan jangka waktu tertentu, biaya tertentu, dan layanan
tertentu. Bentuk outsourcing yang umum dilakukan pada perusahaan-perusahaan
di Indonesia adalah dalam bidang layanan kebersihan ruangan. Dalam bidang
teknologi informasi, beberapa bank di Indonesia telah menerapkan outsourcing.
Dalam hal ini. pengembangan sistem dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak.
Outsourcing merupakan sebuah proses subkontrak, misalnya seperti
mendisain produk atau manufacture, yang dilakukan oleh pihak ketiga. Keputusan
untuk melakukan outsource biasanya dikarenakan untuk memperkecil biaya
perusahaan, menghemat energi yang ditujukan pada kompetensi bisnis tertentu,
atau untuk membuat penggunaan tenaga kerja, teknologi dan sumber daya di
perusahaan lebih efisien, pengurangan resiko, perekayasaan ulang proses dan
kesempatan untuk fokus pada kapabilitas inti.
Pola perjanjian kerja dalam bentuk outsourcing secara umum adalah ada
beberapa pekerjaan kemudian diserahkan ke perusahaan lain yang telah berbadan
hukum, dimana perusahaan yang satu tidak berhubungan secara langsung dengan
pekerja tetapi hanya kepada perusahaan penyalur atau pengerah tenaga kerja.
Pendapat lain menyebutkan bahwa outsourcing adalah pemberian
pekerjaan dari satu pihak kepada pihak lainnya dalam 2 (dua) bentuk,yaitu [2] :
1. Mengerahkan dalam bentuk pekerjaan.
Misalnya : Perguruan Tinggi X sebagai pemberi kerja, menyerahkan
pekerjaan untuk pembuatan perangkat lunak Sistem Informasi Akademik
kepada Software House Y untuk melaksanakan pembangunan perangkat
lunak tersebut.pekerjaan.
2. Pemberian pekerjaan oleh pihak I dalam bentuk jasa tenaga kerja.
Misalnya : Perusahaan Y menyediakan tenaga kerja cleaning services
untuk dapat bekerja di perguruan Tinggi X.
Model outsourcing dapat dibandingkan dengan bentuk perjanjian
pemborongan bangunan walaupun sesungguhnya tidak sama. Perjanjian
pemborongan bangunan dapat disamakan dengan sistem kontrak biasa sedangkan
-
Tugas UAT SIM Page 11
outsourcing sendiri bukanlah suatu kontrak. Terdapat tiga pokok utama
outsourcing IT untuk memperbaiki Sistem Informasi (SI) yaitu meningkatkan
kinerja bisnis, menghasilkan pendapatan baru dan yang dapat membantu
perusahaan untuk menilai outsourcing [3]. Untuk mencapai tujuan strategis
perusahaan dengan pertimbangan mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi
sumber daya IT dengan memperbaiki SI yang sesuai dengan bidang bisnis, akan
tetapi tujuan eksplorasi komersial tentang aplikasi, operasi, infrastruktur dan
mengetahui bagaimana memperkenalkan ke pasar berdasarkan produk dan
layanan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut tercetus tentang insentif klien dan
vendor outsourcing untuk sharing resiko dan rewards yang didapat berdasarkan
tipe kontrak, hak putusan, pengukuran kinerja. Senior manajer memerlukan
pedoman untuk merencanakan transformasi pengelolahan sistem berdasarkan
proses sistem standard dengan system core bisnis dengan platform teknologi yang
global dan juga memikirkan transfer kepemilikan dan tanggung jawab asset IT
dari pelanggan ke vendor outsourcing yang merupakan kritikal sukses faktor.
Dari semua yang dilakukan perlu adanya evaluasi outsourcing IT dan
hubungan struktural, sebagai seorang manager SI dan bisnis akan selalu ingat
kebutuhan untuk kesuksesan, konsisten, kompentensi, kompatibilitas dan
kelanjutan dari asset IT organisasi.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam outsourcing diantaranya :
a. Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi
dengan hati-hati. Sebaiknya, pihak luar yang dipilih memang benar-benar telah
berpengalaman.
b. Menandatangani kontrak. Kontrak dimaksudkan sebagai pengikat tanggung
jawab dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam melanjutkan atau
menghentikan proyek jika terjadi masalah selama masa pengembangan
c. Merencanakan dan memonitor setiap langkah dalam pengembangan agar
keberhasilan proyek benar-benar tercapai. Kontrol perlu diterapkan pada setiap
aktivitas dengan maksud agar pemantauan dapat dilakukan dengan mudah
-
Tugas UAT SIM Page 12
d. Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan
pihak pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan
selama proyek berlangsung
Mengendalikan biaya dengan tepat dengan misalnya memperhatikan
proporsi pembayaran berdasarkan persentasi tingkat penyelesaian proyek. Ada
beberapa varian dalam Outsourching, yaitu ;
a. Tugas Sementara
Kontrak atau staf sementara untuk membantu tugas-tugas tertentu misalnya
programmer komputer atau panitera entri data.
b. Project Management
Pada Penggunaan luar misalnya konsultan manajemen untuk membantu dalam
pengelolaan proyek tertentu.
c. Full Outsourching
Sebuah bagian penting dari SI / TI fungsi diberikan / diambil alih oleh pihak
luar. Ini adalah tampilan saat ini outsourcing.
Secara garis besar tahap-tahap Outsorching dilakukan dengan perencanaan
outsourcing, seleksi strategi, cost analysis, seleksi vendor outsourcing, negosiasi,
transisi resource dan hubungan manajemen. Cost analysis dalam kerangka
outsourcing merupakan, aktivitas pendataan main cost dari aktivitas yang di
outsource kan sebelum dan sesudah, dan evaluasi dampak business value dengan
mempertimbangkan :
a. Pengelompokkan biaya yang berpengaruh/signifikan, gunakan hukum pareto
(80/20), aktivitas biaya-biaya yang akan dioutsource dicatat dan imonitor.
b. Sebelum melakukan outsourcing perhitungkan biaya biaya yang telah
dikelompokkan, apakah nantinya memiliki keuntungan.
c. Setelah Outsource, hitung ulang seperti langkah b dan analisa dampak setelah
outsource.
d. Gunakan cost-benefit analysis untuk mendapatkan hasil dari
e. outsourcing apakah berdampak negatif atau positif untuk perusahaan. Dengan
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya :
-
Tugas UAT SIM Page 13
Memastikan bawah outsourcing adalah sesuai yang mungkin dapat
diterima dengan pemahaman bisnis organisasi dan operasi strategi (baik
strategic planning maupun tactical planning).
Menentukan tipe outsourcing dan hubungannya dengan kebutuhan
konsumsi jasa, sedangkan ini adalah terpisah, konsisten dan mempunyai
karakteristik yang sederhana, hubungan berdasarkan pasar (market-based).
Membangun proses aturan outsourcing dan kerangka sebelum kontrak
ditandatangani. Ini menyediakan acuan untuk aturan dan menunjang
semua bagian untuk melihat tujuan kontrak, harapan, peranan, tangung
jawab inisiatif aturan (responsibilities of the governance initiative).
Lakukan penelitian. Organisasi harus melakukan penelitian pada
organisasinya sendiri (untuk memahami, mengukur, dan memenuhi
persyaratan kebutuhan outsourcing) dan memilih provider/peng-outsource
yang potensial dapat melakukannya.
Lakukan negosiasi ulang kontrak untuk jangka waktu tertentu untuk
memastikan harapan dan rencana apakah telah tercapai, bila perlu
mendapatkan alternatif dengan calon provider lain.
II.3.2. Jenis-jenis Outsourcing
Jenis-jenis outsourcing adalah sebagai berikut:
a. Contracting
Merupakan bentuk penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga
yang paling sederhana dan merupakan bentuk yang paling lama.
Langkah ini adalah langkah berjangka pendek, hanya mempunyai arti
taktis dan bukan merupakan bagian dari strategi (besar) perusahaan
tetapi hanya untuk mencari cara yang praktis saja.
b. Outsourcing
Penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan
untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas
dunia. Diperlukan pihak pemberi jasa yang menspesialisasikan dirinya
pada jenis pekerjaan atau aktivitas yang akan diserahkan. Menurut
Pasal 1601 b KUH Perdata, outsoucing disamakan dengan perjanjian
-
Tugas UAT SIM Page 14
pemborongan pekerjaan. Sehingga pengertian outsourcing adalah
suatu perjanjian dimana pemborong mengikat diri untuk membuat
suatu kerja tertentu bagi pihak lain yang memborongkan dengan
menerima bayaran tertentu dan pihak yang lain yang memborongkan
mengikatkan diri untuk memborongkan pekerjaan kepada pihak
pemborong dengan bayaran tertentu.
c. In Sourcing
Kebalikan dari outsourcing, dengan menerima pekerjaan dari
perusahaan lain. Motivasi utamanya adalah dengan menjaga tingkat
produktivitas dan penggunaan aset secara maksimal agar biaya
satuannya dapat ditekan dimana hal ini akan meningkatkan
keuntungan perusahaan. Dengan demikian kompetensi utamanya tidak
hanya digunakan sendiri tetapi juga dapat digunakan oleh perusahaan
lain yang akan meningkatkan keuntungan.
d. Co-Sourcing
Jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas dimana hubungan antara
perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekedar hubungan outsourcing.
Contohnya adalah dengan memperbantukan tenaga ahli pada
perusahaan pemberi jasa untuk saling mendukung kegiatan masing-
masing perusahaan.
Dari bentuk kontrak diatas outsourcing dapat dikategorikan menjadi 4
macam yang menurut The Computer Sciences Corporation (CSC) Index adalah
sebagai berikut:
Total outsourcing, outsourcing secara total pada seluruh komponen SI.
Selective outsourcing, outsorcing hanya pada komponen-komponen tertentu.
Transitional outsourcing, outsourcing yang fokusnya pada pembuatan sistem
baru.
Transformational outsourcing, outsourcing yang fokusnya pada pembangunan
dan operasional dari sistem baru.
II.4. Perangkat Lunak (Software)
Software atau perangkat lunak adalah program komputer yang terdiri dari
-
Tugas UAT SIM Page 15
kumpulan perintah untuk unit pengolah agar komputer dapat menjalankan
pekerjaan sesuai dengan keinginan programmer. Perintah tersebut ditulis dalam
bahasa khusus yang dimengerti oleh mesin (Hera, 2006). Berdasarkan
penggunaannya, perangkat lunak dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Sistem operasi
2. Program utilitas
3. Program aplikasi
4. Program paket
5. Bahasa pemograman.
Software berfungsi sebagai penghubung antara manusia sebagai pengguna
sistem dengan perangkat keras komputer. Software juga berfungsi untuk
menerjemahkan bahasa manusia ke dalam bahasa mesin sehingga perangkat keras
komputer memahami keinginan pengguna dan menjalankan instruksi yang
diberikan dan selanjutnya memberikan hasil yang diinginkan oleh pengguna.
O‟brien (2010) mengelompokkan software ke dalam beberapa kelompok
besar, yaitu: (Gambar 3. Tipe-tipe software)
Application software adalah kelompok software yang digunakan oleh
end- user untuk mengolah informasi dan mengerjakan berbagai tugas.
Kelompok ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: general-purpose
application program dan application-specific program. Kedua katagori
tersebut juga digunakan langsung oleh end-user untuk mengerjakan sebuah
-
Tugas UAT SIM Page 16
tugas. General-purpose digunakan untuk tugas- tugas umum dan tidak
memiliki karakteristik khusus, misal: web browser, electronic mail, word
processing, spreadsheet, database managers, dll. Ketika sebuah software
dibuat untuk mengerjakan sebuah kasus tertentu, dan hanya bisa digunakan
untuk memproses permasalahan tersebut maka dimasukkan dalam kelompok
application- spesific programs.
Tidak hanya application software yang bertujuan untuk menjembatani
komunikasi antara end-user dan komputer, komputer juga membutuhkan
software untuk mengatur jalannya sistem operasi dan jaringan komputer.
Software jenis ini dimasukkan ke dalam kelompok system software dan terdiri
dari dua jenis program, yaitu: system management programs dan system
development programs.
Salah satu inovasi terbaru dalam perkembangan dunia sistem
informasi adalah adanya software open-source. Pengembang aplikasi akan
membuat sebuah program khusus yang dapat diaplikasikan pada berbagai
jenis bisnis, jadi setiap perusahaan dapat berkontribusi dalam penggunaan
software. Kode untuk aplikasi tersedia bebas bagi siapapun yang ingin
menggunakannya.
Menurut Yuhilda (2010) terdapat dua tipe perangkat lunak, yaitu:
Produk generic: sistem stand-alone standar yang diproduksi oleh
organisasi pengembang dan dijual ke pasar terbuka dan siapa pun
boleh membelinya. Biasanya disebut dengan software shrink-
wrapped. Contoh: pengolah kata (Ms. Word).
Produk pesanan: sistem yang dipesan oleh pengguna tertentu,
dikembangkan khusus bagi pelanggan oleh kontraktor perangkat
lunak. Contoh: Sistem untuk mendukung proses bisnis tertentu (SAP)
dan cloud system.
Pada produk generik organisasi mengembangkan perangkat lunak dan
mengontrol detail spesifikasi perangkat lunak tersebut, sedangkan pada produk
pesanan, spesifikasi biasanya dikembangkan dan dikontrol oleh organisasi
pembeli software tersebut.
-
Tugas UAT SIM Page 17
II.4.1. Software Development dan Software Engineering
Software development dan software engineering adalah bagian dari proses
pengembangan sistem dalam perusahaan, atau dikenal sebagai proses rekayasa
sistem informasi. Disiplin ilmu ini membahas semua aspek produksi perangkat
lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem.
Terdapat dua istilah kunci dalam software engineering yaitu:
“Disiplin rekayasa”, perekayasa membuat suatu alat bekerja, menerapkan
teori, metodem dan alat bantu yang sesuai dan digunakan secara selektif
untuk memecahkan sebuah permasalahan.
“Semua aspek produksi perangkat lunak”, software engineering tidak hanya
berhubungan dengan proses teknis dari pengembangan perangkat lunak tetapi
juga dengan kegiatan seperti manajemen proyek sistem informasi dan proses
pengembangan alat bantu, metode, dan teori untuk mendukung proses
produksi sistem informasi (Yuhilda, 2010).
Rekayasa perangkat lunak (RPL) atau biasa dikenal dengan software
engineering (SE) berusaha untuk mempertimbangkan pembangunan sistem
informasi dari 3 sisi, yaitu: kinerja, biaya, dan waktu. Secara khusus Irfan (2009)
menyatakan bahwa tujuan SE adalah:
Memperoleh biaya produksi pembuatan sistem yang paling rendah.
Menghasilkan software dengan kinerja tinggi, handal, dan tepat waktu.
Mengahsilkan software yang dapat bekerja pada berbagai jenis platform.
Menghasilkan perangkat lunak yang memiliki biaya pemeliharaan rendah.
Abran et al (2004) dalam Irfan (2009) menggambarkan ruang lingkup
software engineering pada Gambar 4.
Gambar 4. Ruang Lingkup Software Engineering
-
Tugas UAT SIM Page 18
Ruang lingkup di atas menggambarkan bahwa dalam SE dilakukan
identifikasi terhadap spesifikasi dan persyaratan sistem informasi dalam software
requirement. User interface, penampilan komponen, dan karakteristik lain dari
software dirancang dalam software design. Software construction berhubungan
dengan detail pengembangan software, termasuk di dalamnya algoritma
pemrograman, coding, pengujian dan pengontrolan sistem. Ketika software sudah
terbentuk, akan tetap dilakukan pengecekan dan pemeliharaan sistem dalam
software maintenance.
Jika ternyata terjadi perubahan sistem yang berhubungan dengan
perubahan kebutuhan tertentu, maka dalam SE ada juga bagian software
configuration untuk usaha perubahan konfigurasi software. SE juga sudah
memulai peranannya sebelum sistem terbentuk, yaitu dalam software engineering
management yang berkaitan dengan pengelolaan, pengukuranm dan perencanaan
proyek pengadaan sistem. Software engineering tools and methods mencakup
kajian teoritis tentang alat bantu dan metode yang digunakan dalam SE.
Proses implementasi, pengukuran, pengelolaan, perubahan, dan perbaikan
software dilakukan dalam lingkup software engineering process. Tidak hanya
pengawasan pembuatan sistem, namun dalam SE harus dipantau juga kualitas
software yang dibangun, yaitu dalam software quality yang menitik beratkan pada
kualitas dan daur hidup perangkat lunak (Irfan, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Evaluasi pengembangan sistem informasi dengan menggunakan
pendekatan outsourcing di suatu perusahaan
III.1.1. Alasan perusahaan melakukan outsourcing?
Alasan mengapa suatu perusahaan mengambil langkah outsourcing adalah
dikarenakan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam memasuki pasar
international dan mendapatkan keuntungan. Pengambilan langkah outsourcing
merupakan suatu penerapan kebijakan perusahaan. Ketika perusahaan mengambil
langkah melakukan IT outsourcing, perusahaan tersebut akan di hadapkan kepada
-
Tugas UAT SIM Page 19
beberapa manfaat dan resiko, yang dimana ada salah satu resiko tersebut jika tidak
di tangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang besar bagi perusahaan.
Dibutuhkannya suatu vendor IT sebagai penyedia IT yang berguna untuk
kepentingan IT outsourcing. Manfaat dari pemilihan IT outsourcing antara lain
adalah :
1. Teknologi yang maju. IT sourcing memberikan kemajuan teknologi kepada
organisasi klien dan pengalaman personil. Suatu perusahaan memiliki
kemajuan teknologi jika teknologi tersebut dapat membantu perusahaan dalam
menyelesaikan misinya, dan teknologi tersebut tergantung kepada vendor
sebagai penyedia IT outsourcing tersebut.
2. Cash Flow. Jasa yang disediakan oleh vendor relatif lebih murah dibanding
jika perusahaan mengusahakannya sendiri. outsourcing dapat membantu
pengelolaan arus kas sebab perusahaan tidak perlu melakukan penanaman
modal awal besar sebab vendor memiliki kebijakan free-for service basis.
Harland et al mengatakan bahwa perusahaan dapat di bebaskan dari pembelian
aset IT melalui outsourcing. Perusahaan tidak akan di bebani lg dengan biaya
pembelian, pengembangan, pemeliharaan dan pengelolaan aset-aset IT yang
mahal.
3. Pemusatan Aktivitas Inti. Perusahaan dapat lebih berkonsentrasi pada
kegiatan operasinya dan dapat mengendalikan jumlah tugas sehingga kegiatan
operasi perusahaan dapat menjadi sempurna.
4. Kebutuhan akan personil IT. Penggunaan IT sourcing oleh suatu perusahaan
menggambarkan kurangnya personil IT dalam satu perusahaan tersebut.
Vendor memiliki resources yang lebih besar, maka alangkah baiknya jika
perusahaan tersebut menggunakan IT outsourcing staff yang berasal dari
vendor.
Fleksibilitas penggunaan Teknologi. Outsourcing di pertimbangkan
sebagai langkah management resiko yang lebih baik, sebab dengan begitu, segala
resiko yang di hadapi di limpahkan kepada vendor yang bertanggung jawab dalam
memperbaharui teknologi.
Untuk mengetahui dengan jelas kenapa suatu organisasi melakukan
outsourcing, maka diberikan suatu contoh outsourcing cleaning service
-
Tugas UAT SIM Page 20
Perusahaan X, dimana oustsourcing dilakukan dengan menyerahkan pekerjaan ke
pihak lain, yang tentu lebih profesional dalam melakukannya, diharapkan akan
diperoleh suatu dukungan yang lebih baik. Sementara, perusahaan peng-outsource
pekerjaan itu dapat lebih berkonsentrasi pada inti bisnis yang dijalankan, sehingga
berpeluang menjadi lebih kompetitif.
Keputusan suatu perusahaan untuk melakukan outsourcing, dewasa ini, tak
selalu dikarenakan ketidakmampuan melakukannya sendiri. Pertimbangan biaya
memang selalu dijadikan alasan, termasuk aturan ketenagakerjaan tetapi nilai
strategisnya juga tak kurang menjadi perhatian yang sangat penting. Dengan
penyerahan pekerjaan ke pihak lain, yang tentu lebih profesional dalam
melakukannya, diharapkan akan diperoleh suatu dukungan yang lebih baik.
Sementara, organisasi peng-outsource pekerjaan itu dapat lebih berkonsentrasi
pada inti bisnis yang dijalankan, sehingga berpeluang menjadi lebih kompetitif.
Begitu pula, outsourcing IT kini telah menjadi salah satu solusi bagi
perusahaan besar, meski tak tertutup kemungkinan dilakukan oleh perusahaan
kecil. Karena, secara prinsip, outsourcing merupakan penyerahan suatu pekerjaan
kepada pihak ketiga, di luar perusahaan sendiri, dengan persyaratan dan
pembayaran tertentu dan, biasanya, untuk jangka waktu tertentu pula.
Terdapat tiga jenis dalam outsourcing IT yang dapat dilakukan oleh suatu
organisasi peng-outsource, yaitu :
1. Outsourcing sistem informasi, merupakan suatu kontrak jangka panjang
termasuk didalamnya adalah manajemen fasilitas, dimana suplier IT
mengasumsikan tanggung jawab, atau bagian dari tanggung jawab,
menyediakan layanan teknologi informasi dan dimana disini terdapat
kemungkinan suplier IT mengambil alih atas property, atau bagian dari
property dari divisi IT internal organisasi peng-outsource dan juga mengambil
alih atas personilnya.
2. Processing outsourcing (memproses outsourcing), dimana layanan IT untuk
pengolahan fungsi yang spesifik termasuk standarisasi yang tinggi. Suplier IT
bertanggung jawab disini karena melaksanakan suatu proses yang berkaitan
dengan elemen IT dan non IT. Dalam tipe layanan outsourcing ini tidak ada
peralihan personil maupun property organisasi peng-outsource kepada suplier
-
Tugas UAT SIM Page 21
IT.
3. Outsourcing proses bisnis, merupakan suatu kumpulan aktivitas yang spesifik
dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh suatu suplier IT untuk menyelesaikan
aktivitas dari suatu divisi, proses atau fungsi organisasi peng-outsource.
Pelaksanaan aktivitas ini dalam mendukung sistem IT atau bagian aplikasi
dari layanan yang disediakan oleh suplier IT juga tanggung jawab kegiatan
non IT.
Perbedaan yang paling penting di sini dalam hubungan dengan
outsourcing sistem informasi, dan processing outsourcing kaitannya dengan
outsourcing proses bisnis adalah penekanan utama terletak pada kinerja dari
proses yang akan di outsource, dibandingkan dengan kinerja dari sistim
informasi.
Namun dari tipe layanan tersebut mempunyai keuntungan yang sama yang
didapat dari outsourcing yaitu dapat berupa tangible seperti keseimbangan biaya
outsourcing yang dikeluarkan dan intangible yaitu tingkat pelayanan yang
diberikan secara professional. Tak heran bila kebutuhan terhadap jasa outsource
ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Alasan utama dari organisasi
melakukan outsourcing adalah :
1. Kurangnya keahlian teknikal internal
2. Mengurangi biaya
3. Kesesuaian bisnis / business alignment
4. Inflexible first pass contract governance processes
Outsourcing menimbulkan persepsi bahwa outsourcing lebih murah
karena fakta bahwa IT mampu meningkatkan ekonomi dan outsourcing
menciptakan suatu ketergantungan yang besar pada suplier teknologi informasi.
Sedangkan resiko yang akan di hadapi dalam outsourcing adalah :
1. Legal. Salah satu komponen penting dalam outsourcing adalah kontrak.
Didalam kontrak dijelaskan mengenai layanan vendor kepada penyedia,
diskusi financial, dan legal issue. Ini akan dijadikan blueprint sebagai bentuk
persetujuan mereka. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam
melakukan pembuatan kontrak yaitu service level agreements, penalties for
non-performance, contract length, flexibility, post-outsourcing, dan vendor
-
Tugas UAT SIM Page 22
standart contract. Dan ini merupakan resiko yang perlu di perhatikan dengan
sebaik-baiknya, jika tidak maka IT outsourcing akan menjadi masalah bagi
perusahaan.
2. Informasi merupakan aset berharga bagi perusahaan, jika tidak dikelola
dengan baik maka akan menjadi masalah bagi perusahaan tersebut.
3. Dalam menetapkan strategi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan IT
outsourcing (outsourcing scope), yang meliputi total outsourcing dan selective
outsourcing.
4. Maintaining the relationship.
5. Loss of flexibility. Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka
lebih dari 3 tahun, maka dapat megnurangi fleksibilitas. Seandainya ada
kebutuhan bisnis yang berubah, perkembangan teknologi yang menciptakan
peluang baru dan adanya penurunan harga maka klien harus meeundingkan
kembali kontraknya.
6. Managerial Control Issue. Tafti mengatakan bahwa pengambilan keputusan
hanyalah di kendalikan oleh sebagian kecil para eksekutif senior saja,
sedangkan para departement IT yang lebih mengetahui kebutuhan IT
perusahaan dikendalikan oleh atasan saja.
7. Financial Ada biaya yang dikenal dengan hidden cost, yaitu biaya seperti
biaya diluar jasa standar, biaya pencarian vendor(melibatkan aktivitas yang
mahal seperti riset, wawancara, evaluasi dan kunjungan lokasi luar negri, dan
pemilihan akhir suatu penjualan), biaya transisi(transisi meliputi penyusunan,
penarikan kembali dan penampungan yang dilakukan oleh vendor), dan biaya
post outsourcing.
III.1.2. Keuntungan dan kerugian outsourcing.
Keuntungan outsourcing antara lain :
1. Akses keahlian dan penyebaran dari teknologi yang baru, perkembangan
teknologi cepat memerlukan sumber daya manusia sebagai bagian divisi-divisi
IT intern dan memerlukan investasi yang tinggi dalam pelatihan para
profesional IT. Satu suplier IT yang merupakan pemberian layanan IT dalam
bisnis utama adalah mampu menyimpan knowledge dari IT profesional untuk
-
Tugas UAT SIM Page 23
up to date lebih efektif dan efisien.
2. Meningkatkan level fleksibilitas : faktanya bahwa satu suplier IT mempunyai
beberapa pelanggan-pelanggan, suplier teknologi informasi menjadi lebih baik
mampu memberikan layanan IT dibandingkan divisi IT intern, yang secara
umum hanya menyediakan layanan kepada organisasi.
3. Penurunan biaya-biaya: karena skala mereka dan kemampuan untuk berbagi
sumber daya produksi, suplier IT mampu menyediakan layanan IT lebih
efisien dan efektif.
4. Meningkatkan kemampuan memprediksi biaya-biaya : kontrak outsourcing
biasanya dilakukan kontrak untuk jangka waktu beberapa tahun. Hal ini
meningkatkan kemampuan memprediksi biaya untuk organisasi outsourcing.
Ini merupakan suatu keuntungan yang sangat penting, terutama untuk para
investor.
5. Pembuatan arus kas: melalui penjualan dari aset perangkat keras dan harta tak
bergerak –organisasi outsourcing mampu menghasilkan suatu arus kas satu
waktu oleh outsourcing layanan IT.
Selain mempunyai keuntungan, outsourcing juga mempunyai kerugian-
kerugian yan perlu dipertimbangkan dalam melakukan outsourcing antara lain :
1. Manajemen dari suplier IT : manajemen dari suplier IT memerlukan perhatian
manajemen organisasi outsourcing dan biaya-bianyanya. Lebih lanjut, banyak
organisasi mempunyai kesulitan dalam menemukan para manajer yang
berkwalitas untuk mengasumsikan peran ini.
2. Kerahasiaan: pengaturan outsourcing menyebabkan kerahasiaan data
organisasi outsourcing dapat diakses oleh pegawai suplier IT. Hal ini beresiko
dan harus dipertimbangkan ketika keputusan outsource diambil.
3. Ketergantungan pada supplier IT: memasuki suatu kontrak beberapa tahun,
organisasi- organisasi outsourcing menjadi tergantung pada para suplier
IT mereka, terutama sekali ketika ada perubahan-perubahan di dalam layanan
teknologi informasi memerlukan oleh organisasi outsourcing.
III.1.3. Bagaimana outsourcing dilakukan
Tak jarang, outsourcing yang dijalin dengan baik, berubah menjadi suatu
-
Tugas UAT SIM Page 24
bentuk kemitraan strategis jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak. Namun, dalam mengikat bentuk kerjasama outsourcing itu,
perusahaan peng- outsource perlu secara sungguh-sungguh memilih pekerjaan apa
saja yang layak dan perlu di outsource , berapa besar biaya yang harus
dikeluarkan untuk itu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan
bagaimana kompetensi pelaksananya. Bagaimana keuntungannya bagi
perusahaan, baik dilihat dari segi nilai kompetitif bisnis, pengembangan
kompetensi, peningkatan produktivitas SDM dan daya saing perusahaan.
Metode out-sourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang
menyerahkan seluruh pembuatan sistem kepada pihak ketiga. Menurut O‟Brien
(2010) beberapa faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk
menggunakan metode ini adalah:
Biaya pengembangan sistem sangat tinggi. Jika kemampuan finansial
perusahaan belum mampu untuk menunjang proses pengembangan secara out-
sourcing maka jangan lakukan. Ketika dana tidak mendukung, ada
kemungkinan pembangunan sistem terhenti di tengah dan mengakibatkan
kegagalan total. Oleh karena itu sebaiknya sebelum memutuskan metode
tertentu, lakukan feasibility study.
Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi. Terjadinya
kesalahpahaman dapat membuat sistem tidak sesuai dengan kebutuhan alur
bisnis, hal ini karena pihak vendor belum tentu mengerti proses bisnis
perusahaan, sehingga investasi besar yang telah dikeluarkan terbuang sia-sia.
Ketidaksesuaian sistem dengan alur bisnis perusahaan sangat sering terjadi.
Perbedaan kemampuan untuk memahami proses bisnis perusahaan antara
vendor dan pihak perusahaan akan mengaburkan tujuan sistem.
Waktu pengerjaan dan kecepatannya. Pengerjaan vendor tentunya lebih cepat
dibanding membuat sendiri sebuha sistem, karena mereka fokus untuk
membuat software tanpa harus ikut campur tangan dalam kegiatan operasional
perusahaan.
Proses belajar anggota perusahaan untuk menggunakan sistem relatif lama.
Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan
terampil.
-
Tugas UAT SIM Page 25
Secara umum proses outsourcing dapat dilakukan dengan melakukan
planning, outsourcing, seleksi strategi, cost analysis, seleksi vendor outsourcing,
negosiasi, transisi resource dan hubungan manajemen. Cost analysis dalam
kerangka outsourcing merupakan, aktivitas pendataan main cost dari aktivitas
yang akan di outsource sebelum dan sesudah, dan evaluasi dampak business value
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Pengelompokkan biaya yang berpengaruh/signifikan, aktivitas biaya-biaya
yang akan di outsource dicatat dan dimonitor.
2. Sebelum melakukan outsourcing perhitungkan biaya yang telah
dikelompokkan, apakah nantinya memiliki keuntungan.
3. Setelah outsource, hitung ulang seperti langkah b dan analisa
dampak setelah outsource.
4. Gunakan cost-benefit analysis untuk mendapatkan hasil dari outsourcing
apakah berdampak negatif atau positif untuk perusahaan.
Gambar 5. Outsourcing Life Cycle
Menurut IT Governance Institute memberikan aturan untuk outsourcing
yang memiliki tahapan outsourcing life cycle yang bertujuan organisasi akan
lebih baik mengelola, mengurus, mengalokasikan sumber daya secara efektif
lintas area selanjutnya sebagai berikut :
1. Presignature, yang terdiri dari :
a. Kesesuaian penandatanganan kontrak dan penandatanganan proses yang
diselesaikan.
b. Persetujuan Service Level Agreement (SLA).
SLA, yang merupakan persetujuan antara kedua belah pihak untuk
-
Tugas UAT SIM Page 26
menyajikan layanan tertentu dari Supplier atau vendor, bagi pihak lain
yaitu user yang dalam dokumentasi ini dapat dirujuk sebagai Client. Secara
efektif merupakan proxy contract dimana kedua belah pihak telah
menegosiasikan dan menyetujui dokumen komprehensif yang
menspesifikasikan terminologi dan kondisi yang mempengaruhi service
delivery.
Kedua belah pihak harus memahami secara jelas peran dan tanggung jawab
masing- masing untuk menyajikan layanan-layanan, dan informasi ini
biasanya merupakan bagian dari persetujuan ini.
Pada SLA, Supplier dan Client diidentifikasikan bersama-sama dengan
pernyataan ekspektasi dan kemampuan. Client harus juga memahami
sepenuhnya biaya akan adanya penerimaan terhadap layanan-layanan ini
dan dasar perhitungan biaya-biaya tersebut.
Mempersiapkan SLA yang terperinci memiliki sejumlah sasaran :
- Mendefinisikan terminologi dan dasar untuk menyajikan layanan-
layanan.
- Menyatakan bagaimana tingkat performansi layanan diukur.
- Menyediakan framework yang resmi bagi hubungan antara Supplier dan
Clent.
- Menspesifikasikan layanan-layanan yang akan diberikan.
- Menspesifikasikan biaya atas penerimaan layanan-layanan tersebut.
c. Proses Opersional yang dikembangkan
d. Transisi tahapan layanan dan waktu pembayaran
e. Tim operasional, artikulasi yang jelas hubungan dan interface
f. Transisi dan Transformasi rencana penyelesaian
g. Undang-undang sukses, bonus dan penalty
h. Konsensus dalam menentukan tanggung jawab
i. Penilaian kelanjutan kinerja dan gaya supplier outsource
2. Transition, yang terdiri dari :
a. Transisi staf
Kunci pengetahuan dan keahlian yang dipertahankan atau diperoleh
Melaksanakan pengelolahan layanan untuk menyelesaikan
-
Tugas UAT SIM Page 27
Layanan yang dideliver ke SLA/OLA baru
Kerangka kerja untuk memonitor dampak
Program perbaikan berkelanjutan
Tinjauan dan perbaikan prosedur
b. Transformation
Aturan aktivitas yang digabungkan menyelenggarakan layanan,
mengoperasikan dan melaporkan.
Benchmarking yang dibangun
Biaya Proyek diukur berdasarkan implementasi
Manfaat yang dikelola
Asset sejalan dengan kebutuhan
Perubahan Dan Manajemen Lingkungan yang sukses
Quick Wins dan Steady State
Kontrak yang kadaluwarsa
Benchmarking untuk menunjukan kurang kompetitif
Pelanggaran atas kontrak
Hubungan pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan
c. Project Management Risks
Outsourcing pada proyek multinasional IT menjadi lebih umum dalam
mengelola resiko proyek untuk menghindari gagalnya proyek dengan
mencatat resiko yang spesisifk dan membedakan dari pesaing maupun
vendor outsourcing yang tidak kompenten, ini dapat ditentukan dengan
mengenali faktor-faktor resiko yang dapat diidentifikasikan atau
dikelompokan, yaitu Technology Risks, Relationship Risks, Vendor
Internal Negotiations, Vendor Team Morale, Client Trust, Client
Organization Culture, Location Risks, Vendor Overseas Head Office, Non
Local Third Party, Commercial Environment Risks, Vendor‟s Reputation,
Vendor‟s Competition, Legal and Credit Risk, Contract Term and
Conditions & Factors non identified.
Berkaitan dengan pengelolaan, mengurus, mengalokasikan sumber daya
secara efektif dalam outsourcing, maka posisi Chief Information Officer (CIO)
dan para manajer informasi di dalam struktur organisasi outsourcing dihubungkan
-
Tugas UAT SIM Page 28
dengan struktur organisasi outsourcing akan mempengaruhi cara governance dari
kemitraan outsourcing IT. Hal ini merupakan hal yang penting bagi staf CIO dan
manajer informasi agar mampu menerapkan governance yang tepat dari kemitraan
outsourcing IT :
1. Struktur organisasi fungsional: CIO dan para manajer informasi menduduki
suatu posisi/pusat yang penting di dalam organisasi. Para manajer
informasi secara fungsional melaporkan kepada para manajer unit bisnis
organisasi outsourcing dan, secara hirarkis, kepada CIO.
2. Struktur organisasi berkenaan dengan divisi: CIO menduduki suatu posisi
yang dipusatkan di dalam organisasi, dan para manajer informasi sudah
suatu posisi yang didesentralisasi dan merupakan bagian dari unit-unit
bisnis. Oleh karena itu para manajer informasi oleh karena itu melaporkan
secara hirarkis kepada para manajer unit bisnis dan secara fungsional
kepada CIO.
3. Struktur organisasi matriks: CIO menduduki suatu posisi yang dipusatkan
di dalam organisasi dan sejumlah para manajer informasi menduduki suatu
posisi penting/pusat di dalam organisasi. Para manajer informasi ini secara
fungsional melaporkan kepada para manajer unit bisnis organisasi
outsourcing dan secara hirarkis kepada CIO. Para manajer informasi
menduduki suatu posisi yang didesentralisasi posisi di dalam organisasi.
Mereka melaporkan secara hirarkis kepada para manajer unit bisnis dan
secara fungsional kepada CIO.
Dalam melakukan outsourcing suatu organisasi dapat melakukan
outsource berkaitan dengan suplier yang akan menjadi rekanan outsourcing dalam
beberapa tipe yaitu :
1. Total outsourcing, yaitu membangun kerjasama hanya dengan satu
supplier, dengan IT sebagai bentuk suatu atau fungsi pendukug. Pada
umumnya untuk mengurangi biaya-biaya IT, atau menghapus suatu fungsi
masalah IT, tetapi organisasi outsourcing mempertahankan pengawasan
strategik.
2. Multiple supplier outsourcing, tipe outsourcing ini lebih sedikit terkait
dengan kemitraan dengan tujuan membantu mengembangkan inovasi dan
-
Tugas UAT SIM Page 29
menciptakan kompetisi antara suplier, meskipun dalam hal ini para suplier
membentuk aliansi diantara mereka untuk menawarkan tujuannya. Kontrak
umumnya dalam jangka pendek, dan klien mengkoordinir portofolio
layanan dari beberapa suplier dengan tujuan menahan kendali strategis.
3. Joint venture/strategic alliance outsourcing, lebih terkait dengan
pengembangan pengetahuan baru bagi klien, dan lebih menekankan pada
resiko bersama dan reward.Terkadang berbagai organisasi akan membantu
perkembangan pembentukan perusahaan supplier yang mana mereka akan
outsource pekerjaan, tetapi masih dapat dikontrol daripda mereka
dilakukan dalam multiple supplier atau total outssourcing.
4. Insourcing, atau menggunakan departemen IT dan layanan lingkungan
departemen yang ada di lingkungan organisasi sendiri, terjadi ketika
organisasi memandang IT sebagai inti bisnis mereka, atau mereka tidak
mempercayai supplier.
Hal yang paling penting dalam melakukan hubungan para supplier layanan
IT harus diperhatikan beberapa faktor, yaitu : kontrak yang cukup jelas dan
pengaturan/manajemen tanggung jawab, proses delivery layanan yang cukup, dan
ketersediaan sumber daya.
Untuk mengadakan outsurcing IT, maka suatu organisasi harus
mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Memastikan bawah outsourcing adalah sesuai yang mungkin dapat diterima
dengan pemahaman bisnis organisasi dan operasi strategi (baik strategic
planning maupun tactical planning).
2. Menentukan tipe outsourcing dan hubungannya dengan kebutuhan konsumsi
jasa, sedangkan ini adalah terpisah, konsisten dan mempunyai karakteristik
yang sederhana, hubungan berdasarkan pasar (market-based).
3. Membangun proses aturan outsourcing dan kerangka sebelum kontrak
ditandatangani. Ini menyediakan acuan untuk aturan dan menunjang semua
bagian untuk melihat tujuan kontrak, harapan, peranan, tangung jawab
inisiatif aturan (responsibilities of the governance initiative). Hal ini dapat
dilakukan dengan pembuatan SLA, dimana SLA harus mengandung
pernyataan ringkas mengenai tujuan dan sasaran terhadap persetujuan yang
-
Tugas UAT SIM Page 30
dipersiapkan bagi kedua belah pihak. Sangatlah penting untuk
mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam bagian pendahuluan
persetujuan. Jika yang terlibat adalah dua organisasi yang berbeda maka
harus menyertakan nama dan alamat kantor dari organisasi tersebut. Jika dua
belah pihak yang terlibat terdapat pada satu organisasi yang sama (misalnya
antara Divisi IT dan Divisi Produksi) maka identifikasi berupa identifikasi
departemen atau divisi yang terkait. Dokumen juga harus secara jelas
menyatakan tanggal mulai persetujuan sehingga kedua belah pihak dapat
saling menyadari tanggal dimulainya suatu hubungan. Tanggal mulai
merupakan tanggal dimana persetujuan mulai efektif, juga merupakan
tanggal dimulainya layanan-layanan. Tanggal ini harus didiskusikan dan
disetujui oleh kedua belah pihak dan tiap pre-kondisi yang dispesifikasikan
selama diskusi ini harus dapat dipenuhi sesuai tanggal tersebut.
4. Lakukan penelitian. Organisasi harus melakukan penelitian pada
organisasinya sendiri (untuk memahami, mengukur, dan memenuhi
persyaratan kebutuhan outsourcing) dan memilih provider/peng-outsource
yang potensial dapat melakukannya. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan penilaian berdasarkan indikator governance dengan faktor
governance untuk supplier IT seperti yang terdapat pada tabel 1.
5. Lakukan negosiasi ulang kontrak untuk jangka waktu tertentu untuk
memastikan harapan dan rencana apakah telah tercapai, bila perlu
mendapatkan alternatif dengan calon provider lain.
III.2. Urgensi dari aspek maintainability dalam pengembangan software
untuk menunjang sistem inofrmasi
Aspek maintainability/pemeliharaan meliputi kegiatan pemonitoran,
evaluasi, dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang diperlukan.
Tahap ini merupakan peninjauan pasca implementasi agar sistem yang
dikembangkan sesuai dengan spesifikasi sistem yang ingin dibangun. Kesalahan
dalam pengembangan atau penggunaan sistem dapt dikoreksi dalam tahap ini.
Pemeliharaan ini juga meliputi perbaikan jika ada perubahan lingkungan
eksternal.
-
Tugas UAT SIM Page 31
Dibawah ini terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan
lingkungan pengembangan software, diantaranya :
Ketersediaan staff software yang berpotensi/pilihan
Struktur system yang mudah dipahami
Kemudahan penanganan system
Menggunakan bahasa pemograman standar
Menggunakan system operasi standar
Struktur dokumentasi yang terstandarisasi
Ketersediaan kasus uji
Tersedianya fasilitas debugging
Ketersediaan computer yang tepat untuk melakukan pemeliharaan
Sebagai tambahan terhadap factor-faktor diatas, harus ditambahkan
ketersediaan orang atau kelompok yang mengembangkan proyek . Faktor-faktor
diatas merefleksikan karakteristik dari sumber daya hardware dan software yang
digunakan selama pengembangan. Faktor-faktor lainnya mengindikasikan
kebutuhan akan standarisasi metode, sumberdaya dan pendekatan. Faktor yang
paling penting yang mempengaruhi maintainability adalah rencana untuk
maintainability. Jika software dilihat sebagai elemen sistem yang akan diubah
sewaktu-waktu, maka software yang berkemampuan untuk dipelihara akan dibuat.
Maintanability adalah atribut sebuah software yang menunjukkan bahwa
sebuah software harus memiliki kemampuan untuk dirubah dan dimodifikasi
dalam jangka waktu tertentu. Alasan sederhana mengapa atribut ini penting adalah
keterkaitan sistem informasi dengan proses bisnis perusahaan. Kemajuan ilmu
pengetahuan tentu saja berlangsung dengan cepat, sehingga revolusi bisnis juga
terus terjadi. Critical factor yang harus langsung menyesuaikan lingkungan binis
tersebut adalah sistem informasi dan di dalamnya dikontrol oleh software. Maka
software harus mudah untuk dimodifikasi dan dirubah untuk mendampingi
kemajuan bisnis perusahaan. Menurut Sukamto (2008), atribut dari proses bisnis
yang langsung dipengaruhi oleh kemampuan maintainability sebuah software
adalah:
Persaingan yang menuntut diferensiasi
Upaya perusahaan untuk survive di industri.
-
Tugas UAT SIM Page 32
Adanya upaya global marketing.
Efektivitas biaya.
Mempertahankan konsumen dan meningkatkan keuntungan.
Maintanability adalah usaha yang diperlukan untuk menemukan dan
memperbaiki kesalahan dari perangkat lunak, pemeliharaan sistem biasanya
terjadi setelah sistem diimplementasikan dan merujuk pada uji coba maupun
evaluasi sistem (Anonim, 2011). Anonim (2011) juga menyatakan bahwa urgensi
dari system maintenance adalah:
1. Memperbaiki kesalahan, implementasi sistem secara langsung oleh user
biasanya akan memperlihatkan kesalahan (bugs) pada sistem atau disebut
sebagai kelemahan sistem. Kesalahan ini dapat diperbaiki jika sistem memiliki
kemampuan maintainability.
2. Menjaga ke-up to date-an sistem, seperti yang telah dijelaskan di atas, sistem
informasi merupakan critical factor dalam sebuah proses binis, maka sistem
wajib bisa untuk mengikuti perkembangan dunia usaha.
3. Meningkatkan sistem (up grade), Sistem harus dapat ditingkatkan
performanya seiring dengan peningkatan produktivitas perusahaan.
Dapat dilihat dengan jelas bahwa maintainability sangat penting peranannya
dalam kemajuan sistem informasi perusahaan.
Software quality adalah pemenuhan terhadap kebutuhan fungsional dan
kinerja yang didokumentasikan secara eksplisit, pengembangan standar yang
didokumentasikan secara eksplisit, dan sifat-sifat implisit yang diharapkan dari
sebuah software yang dibangun secara profesional (Dunn, 1990). Menurut
McCall, 1997 kriteria yang mempengaruhi kualitas software terbagi menjadi tiga
aspek penting yaitu :
Sifat-sifat operasional dari software (Product Operations);
Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product Revision)
Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product
Transition).
Unsur maintainability dalam pengembangan software termasuk dalam
Product Operations, maintability adalah kemampuan software dalam menjalani
perubahan. Setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan
-
Tugas UAT SIM Page 33
diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan
hasil uji coba maupun evaluasi. Sebuah software yang dirancang dan
dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan.
Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang
harus diperhatikan. Salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan
software untuk menjalani perubahan adalah Maintainability. Maintainability
adalah usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan
(error) dalam software. Maintanability juga disebut sebagai pemeliharaan sistem
(system maintenance).
System maintenance atau pemeliharaan sistem dapat didefinisikan sebagai
proses monitoring, evaluasi dan modifikasi dari sistem yang tengah beroperasi
agar dihasilkan performa yang dikehendaki.
Menurut ISO (international organization for standarization) 9126,
software berkualitas memiliki beberapa karakteristik seperti tercantum pada tabel
berikut:
Tabel 1. Karakteristik software berkualitas menurut ISO 9126
Karakteristik Sub karakteristik
Functionality :
Software untuk menjalankan fungsinya sebagimana kebutuhan
sistemnya.
Suitability, accuracy, interoperability,
security
Reliability :
Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan
fungsi ketika digunakan.
Maturity, Fault tolerance, Recoverability
Usability :
Kemampuan software untuk menampilkan performans relatif
terhadap penggunaan sumberdaya.
Understanbility, Learnability,
Operability, Attractiveness
Efficiency :
Kemampuan software untuk menampilkan performans relatif
terhadap penggunaan sumberdaya.
Time behaviour, Resource Utilization
Maintainability :
Kemampuan software untuk dimodifikasi (korreksi, adaptasi,
perbaikan)
Analyzability, Changeability, Stability,
Testability
Portability :
Kemampuan software untuk ditransfer dari satu lingkungan ke
lingkungan lain.
Adaptability, Installability
-
Tugas UAT SIM Page 34
Seperti yang terlihat pada tabel diatas, karakteristik Maintanability terdiri
dari sub-sub karakteristik lain seperti Analyzability, Changeability, Stability, dan
Testability.
Analysability merupakan kemudahan untuk menentukan penyebab
kesalahan. Changebility merupakan kualitas lain dari Flexibility yang berarti
kemudahan dilakukannya perubahan atau modifikasi terhadap software
Di sisi lain pengertian Stability, adalah tidak berarti perangkat lunak itu
tidak pernah berubah. Hal ini berarti juga terdapat resiko yang kecil pada
modifikasi perangkat lunak yang memiliki dampak tidak diduga.
Berdasarkan uraian diatas maka, terdapat tiga alasan pentingnya
pemeliharaan sistem atau system maintenance:
1. Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors)
Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang
muncul saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenace dapat
digunakan untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau
kelemahan selama proses pengembangan yang tidak terdeteksi dalam
pengujian sistem, sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki.
2. Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)
Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas maintenance
yang meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan periodik atau audit
sistem dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan baik, dengan cara
memonitor sistem secara terus-menerus terhadap potensi masalah atau
perlunya perubahan terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user menemukan
errors pada saat sistem digunakan, maka user dapat memberi umpan balik
atau feedback kepada spesialis informasi guna meningkatkan kinerja sistem.
Hal ini yang menjadikan system maintenance perlu dilakukan secara berkala,
karena system maintenance akan senantiasa memastikan sistem baru yang di
implementasikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan
penggunaanya melalui mekanisme umpan balik.
3. Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)
Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca implementasi,
system maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap sistem yang
-
Tugas UAT SIM Page 35
telah dibangun karena adanya perubahan dalam organisasi atau lingkungan
bisnis. Sehingga, system maintenance menjaga kemutakhiran sistem (system
update) melalui modifikasi-modifikasi sistem yang dilakukan.
Secara singkat, system maintenance menjadi urgen karena pada system
maintenance terjadi usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk mempertemukan
kebutuhan oranisasi terhadap sistem dengan kinerja sistem yang telah dibangun.
Hal ini ditunjukkan seperti gambar berikut:
Gambar 6. Performance requirements
BAB IV
KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini, yaitu :
1. IT outsourcing dalam suatu organisasi mempunyai pengaruh sebagai berikut :
- Memperbaiki strategis SI organisasi
- Mencegah resiko yang timbul
- Organisasi dapat focus terhadap core businessnya, sehingga dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif .
2. Pengaruh IT outsourcing pada setiap organisasi di pengaruhi beberapa faktor
yaitu budaya organisasi, political, sumber daya dan struktur organisasi.
3. Semua kegiatan outsourcing dipengaruhi oleh triangle constraint (scope, cost
dan time), komponen infrastruktur (people, process, technology) dan empat
frame organisasi, untuk mencegah potensial resiko, sehingga organisasi dapat
-
Tugas UAT SIM Page 36
fokus terhadap core businessnya.
4. Setiap kegiatan outsourcing yang telah disepakati antara organisasi penyedia
layanan outsource dengan organisasi peng-outsource harus diperinci dalam
suatu service level agreement dan dalam periode tertentu layanan outsource
yang telah diberikan oleh penyedia layanan outsource harus dievaluasi guna
menentukan kelanjutan kerja sama layanan outsource tersebut.
5. Pembangunan sistem informasi yang baik dan memiliki tingkat kerumitan
tinggi sebaiknya mengikuti metode system development life cycle (SDLC)
yang tediri dari investigation, analysis, design, implementation dan
maintenance.
6. Aspek maintainability sangat penting untuk perusahaan, karena sebuah sistem
informasi harus mampu berubah dan dimodifikasi untuk mengikuti
perkembangan teknologi informasi. Semakin baik kualitas sistem informasi
maka akan semaki besar peluang sebuah perusahaan memenangkan
persaingan usaha. Selain itu atribut ini penting dimiliki untuk memperbaiki
kesalahan software dan meningkatkan fungsi dari software.
DAFTAR PUSTAKA
Angga, Pratama BP. 2011. Model-Model Rekayasa Perangkat Lunak. http://p-
angga.web.ugm.ac.id/?p=19. [30 Maret 2012]
Anne, Ahira. 2011. Pengertian Sistem Informasi Manajemen.
http://www.anneahira.com/sistem-informasi-manajemen.htm [28 Maret 2012]
Anonim, 2011. Apa Urgensi Maintanability dari Suatu Software?
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/apa-urgensi-maintainability-dari-
suatu-software/. [30 Maret 2012]
Anonim.2009. Pengembangan Sistem Informasi.
http://www.scribd.com/people/user_deleted/8858572. [20 Maret 2012]
Anonim. 2010. Faktor-Faktor Standar Perangkat Lunak Berdasarkan ISO 9126.
http://sqaindonesia.wordpress.com/2010/03/04/faktor-faktor-standart- perangkat-
lunak-menurut-iso-9126/. [26 Maret 2012]
Beulen, Erik.,2004, Governance in IT Outsourcing Partnerships, Grembergen V,
Win. (ed.) , Strategies for Information Technology Governance, Idea Group Inc,
United States of America.
http://p-angga.web.ugm.ac.id/?p=19http://p-angga.web.ugm.ac.id/?p=19http://www.anneahira.com/sistem-informasi-manajemen.htmhttp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/apa-urgensi-maintainability-dari-suatu-software/http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/apa-urgensi-maintainability-dari-suatu-software/http://www.scribd.com/people/user_deleted/8858572http://sqaindonesia.wordpress.com/2010/03/04/faktor-faktor-standart-perangkat-lunak-menurut-iso-9126/http://sqaindonesia.wordpress.com/2010/03/04/faktor-faktor-standart-perangkat-lunak-menurut-iso-9126/http://sqaindonesia.wordpress.com/2010/03/04/faktor-faktor-standart-perangkat-lunak-menurut-iso-9126/
-
Tugas UAT SIM Page 37
COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute (2000), COBIT
Implementation Tool Set, 3rd
Edition, IT Governance Institute.
Elmir, Maghleb Yudina. 2010. Pengembangan Sistem Informasi: Outsourcing VS
Insourcing? http://maghleb.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/pengembangan-
sistem- informasi-outsourcing-vs-insourcing/ [20 Maret 2012]
Hera.2006. Perangkat Lunak (Software).
http://wssid.org/blogs/hera_a1_sby/archive/2007/09/23/perangkat-lunak-
software.aspx [29 Maret 2012]
Irfan. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak (Software
Engineering). http://irfante06.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/tugas-1-rpl.doc. [29
Maret 2012]
IT Governance Domain Practices and Competencies, Governance of Outsourcing,
IT Governance Institute,2005 .
Nungkie. 2010. Model dan Proses Rekayasa Perangkat Lunak.
http://pingkie.blogspot.com/2010/02/model-dan-proses-rekayasa-perangkat.html.
[30 Maret 2012]
O‟brien, J.A. 2004. Management Information System:Managing Information
Technology in the Business Enterprise. 6th
ed. McGraw Hill. New York. Amerika.
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th
ed., Prentice Hall, New
Jersey, 1998.
O‟Brien, James A. dan George M. Marakas. 2010. Management Information
System. New York: McGraw-Hill Companies, Inc
Review Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak, www.asep-
hs.web.ugm.ac.id/Artikel/RPL/RPL.pdf diakses 10 juli 2010
Rizki, Agustina Indah. 2008. Model dan Proses Rekayasa Perangkat
Lunak. http://agustina31.wordpress.com/2008/07/31/model-dan-proses-rekayasa
perangkat-lunak/. [30 Maret 2012]
Sukamto, Rosa Ariani. 2008. Konversi Sistem, Kriteria, Pengujian dan Kualitas
Perangkat Lunak. http://www.gangsir.com/download/3-
KonversiSistemKriteriaPengujiandanKualitasPerangkatLunak.pdf. [30 Maret
2012]
Urquhart. Christine, Applications of Outsourcing theory to callaborative
purchasing and licencing [online], Available http://cadair.aber.ac.uk, File :
outsourcing-vine-cju- final.pdf, diakses Januari 2015.
Yulia. 2011. System Development Life Cycle (SDLC).
http://yuliagroups.wordpress.com/system-development-life-cycle-sdlc/.
[27Maret2012]
http://maghleb.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/pengembangan-sistem-informasi-outsourcing-vs-insourcing/http://maghleb.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/pengembangan-sistem-informasi-outsourcing-vs-insourcing/http://maghleb.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/pengembangan-sistem-informasi-outsourcing-vs-insourcing/http://wss-id.org/blogs/hera_a1_sby/archive/2007/09/23/perangkat-lunak-software.aspxhttp://wss-id.org/blogs/hera_a1_sby/archive/2007/09/23/perangkat-lunak-software.aspxhttp://irfante06.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/tugas-1-rpl.doc.%20%5b29http://pingkie.blogspot.com/2010/02/model-dan-proses-rekayasa-perangkat.htmlhttp://www.asep-hs.web.ugm.ac.id/Artikel/RPL/RPL.pdfhttp://www.asep-hs.web.ugm.ac.id/Artikel/RPL/RPL.pdfhttp://agustina31.wordpress.com/2008/07/31/model-dan-proses-rekayasahttp://agustina31.wordpress.com/2008/07/31/model-dan-proses-rekayasa-perangkat-lunak/http://www.gangsir.com/download/3-KonversiSistemKriteriaPengujiandanKualitasPerangkatLunak.pdfhttp://www.gangsir.com/download/3-KonversiSistemKriteriaPengujiandanKualitasPerangkatLunak.pdfhttp://cadair.aber.ac.uk/http://yuliagroups.wordpress.com/system-development-life-cycle-sdlc/