Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan...

26
Tugas Inidividu Sistem Informasi dan Manajemen Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan Insourcing dan Outsourcing Disusun Oleh: Novia Yuni Artha Nainggolan (K25161099.62E) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Magister Manajemen Bisnis Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor 2017

Transcript of Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan...

  • Tugas Inidividu

    Sistem Informasi dan Manajemen

    Pengembangan Sistem Informasi terhadap

    Pendekatan Insourcing dan Outsourcing

    Disusun Oleh:

    Novia Yuni Artha Nainggolan

    (K25161099.62E)

    Dosen :

    Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc

    Magister Manajemen Bisnis

    Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor

    2017

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menggenggam

    kehidupan setiap makhluk-Nya. Atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan

    paper dengan judul Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan Insourcing dan

    Outsourcing. Paper ini membahas kajian tentang gambaran tentang

    pendekatan insourcing dan outsourcing dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam

    pengembangan sistem informasi dalam suatu perusahaan. Penulis menyampaikan terima kasih

    yang sebesar-besarnya atas segala bantuan pengajaran dan arahan yang telah diberikan oleh

    Bapak Dr. Ir. Arief Imam Suroso, M.Sc selama penulis mengikuti Mata Kuliah Sistem Informasi

    dan Manajemen (SIM). Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

    oleh karena itu evaluasi dan saran konstruktif merupakan hal yang sangat dibutuhkan guna

    perbaikan di masa mendatang. Akhirnya semoga karya ini bernilai ibadah bagi penulis dan dapat

    memberikan manfaat bagi pembaca.

    Jakarta, Februari 2017

    – Penulis –

  • ii

    DAFTAR ISI

    BAB I Pendahuluan ..................................................................................................................... 1

    I.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

    I.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

    I.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2

    BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................................................. 3

    II.1. Teknologi Informasi...................................................................................................... 3

    II.2. Sistem Informesi Manajemen ....................................................................................... 4

    II.3. Defenisi Insourcing ...................................................................................................... 5

    II.4. Defenisi Outsourcing .................................................................................................... 6

    BAB III Pembahasan ................................................................................................................... 8

    III.1. Penerapan Insourcing dalam Sistem Informasi Manajemen ......................................... 8

    III.2. Keunggulan dan Kelemahan Insourcing ....................................................................... 9

    III.3. Penerapan Outsourcing dalam Sistem Informasi Manajemen ...................................... 11

    III.4. Keunggulan dan Kelemahan Outsourcing .................................................................... 14

    III.5. Pengembangan Sistem Informasi dengan Menggunakan Pendekatan Insourcing atau

    Outsourcing ................................................................................................................... 17

    BAB IV Penutup .......................................................................................................................... 21

    Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 22

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi ................................................................................... 5

    Gambar 3.1 Aktivitas Sistem dan Pengendalian Kinerja ............................................................ 9

    Gambar 3.2 Skema Pengembangan Strategi Kompetitif ............................................................ 18

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Perkembangan dan persaingan dunia bisnis pada era globalisasi saat ini menuntut setiap

    pelaku bisnis mampu bersaing dengan yang lainnya. Setiap pelaku bisnis harus

    mempunyai keunggulan untuk dapat bersaing dan bertahan. Salah satu keunggulan yang

    penting untuk dimiliki oleh setiap pelaku bisnis adalah keunggulan bersaing pengelolaan

    sistem informasi. Pengelolaan system informasi yang terstruktur dengan baik dan benar

    serta up todate sangat dibutuhkan sutu perusahaan untuk menjalan opersional perushaan

    dan mengambil berbagai keputusan maupun kebijakan untuk mencapai tujuan

    perusahaan. Dalam sistem informasi terdapat beberapa pedekatan yang biasa dilakukan

    oleh suatu organisasi dalam membangun dan mengelola sistem informasi,

    yaitu insourcing dan outsourcing. Paper ini akan menjelaskan tentang penilaian terhadap

    pendekatan insourcing dan outsourcing. Masing – masing pendekatan tersebut pasti

    memiliki kelebihan dan kekurangan. Harapan dari pembahasan terkait dengan kelebihan

    dan kekurangan dari pendekatan insourcing dan outsourcing adalah perusahaan dapat

    menentukan pendekatan yang akan dipakai untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

    efektif dan efisien. Dalam hal ini perusahaan membutuhkan sumber daya

    atau resource yang berkompetensi dalam memenuhi kebutuhannya. Pendekatan yang

    dilakukan dalam pengembangan sistem informasi yaitu Pertama, pendekatan self-

    sourcing, Kedua adalahpendekatan insourcing,dan Ketiga adalahpendekatan outsourcing.

    Ketiga pendekatan ini memiliki kelemahan dan kelebihan dalam penerapannya, sehingga

    suatu perusahaan harus mengerti pendekatan mana yang dapat diterapkan dalam

    perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam menentukan pendekatan tersebut

    berdampak pada performa dari perusahaan itu sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Yang

    dan Huang (2000) bahwa sebuat perusahaan akan sulit untuk mengambil keputusan untuk

    menentukan apakah perusahaan itu akan insourcing atau outsourcing.Sehingga

  • 2

    pendekatan ini memberikan pertimbangan bagi sebuah perusahaan untuk mengambil

    keputusan yang terbaik dalam memilih pendekatan tersebut.

    I. 2. Rumusan Masalah

    1. Memahami pengembangan sistem informasi terhadap Pendekatan Insourcing dan

    Outsourcing

    2. Memahami kelebihan dan kekurangan dari Pendekatan Insourcing dan Outsourcing

    I. 3. Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan makalah ini secara umum untuk memahami gambaran tentang

    pendekatan insourcing dan outsourcing dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan

    dalam pengembangan sistem informasi dalam suatu perusahaan Sedangkan tujuan

    khususnya adalah sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Sistem Informasi dan

    Manajemen angkatan E62 Program Pasca Sarjana Sekolah Bisnis, Institut Pertanian

    Bogor yang difasilitasi oleh Dosen Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc,CS.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II. 1. Teknologi Informasi

    Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu , Teknologi Informasi dan

    Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan

    proses, penggunaan sebagai alat bantu , manipulasi , dan pengelolaan informasi. Sedangkan

    Teknologi Komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu

    untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Maka

    Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang

    mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan ,

    manipulasi , pengelolaan dan transfer ataupemindahan informasi .Adapun pengertian

    Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menurut para ahli yakni , menurut Susanto

    Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu yang

    digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data atau informasi

    maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat

    berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.

    Menurut Eric Deeson , Harper Vollins Publishers , Dictonary of Information

    Technology “ Information Technology (IT) the handling of information by electric and

    electronic (and microelectronic) means.” Here handling includes transfer , processing ,

    storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these

    tasks for the benefit of individual people and society as a whole.” Dari penjelasan diatas :

    kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses

  • 4

    informasi dalam konteks social yang mengungtungkan diri sendiri dan masyarakat secara

    kesulurahan. Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan

    masyarakat secara kesuluruhan tidak didefinisikan secara lebih khusus.

    II. 2. Sistem Infomasi Manajemen

    Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering dikenal dengan

    singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk

    mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM

    (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-

    sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk

    menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan

    perencanaan dan pengendalian.

    Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah

    mungkin SIM yang kompleks dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih

    lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada

    komputer (computer-based information processing). SIM merupakan kumpulan dari

    sistem-sistem informasi. Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk

    memberikan informasi kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat

    bawah (lower level management), managemen tingkat menengah (middle level

    management) dan manajemen tingkat atas (top level management). Top level management

    dengan executive management dapat terdiri dari direktur utama (president), direktur (vise-

    president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran, pembelian, teknik, produksi,

    keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat terdiri dari manajer-

    manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level management disebut degan

  • 5

    operating management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level management

    disebut juga dengan strategic level, middle level management dengan tactical

    level dan lower management dengan tehcnical level.

    Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi

    II. 3. Defenisi Insourcing

    Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar

    perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh

    perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan

    secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi yang diterima juga mengikuti pola

    tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang

    menggunakannya, atau sharing dengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya

    menanggung selisih gaji (Zilmahram, 2009). Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai

    transfer pekerjaan dari satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara

    yang sama. Selain itu, Insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang

  • 6

    membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau

    produk tertentu.

    Menurut Zilmahram (2009) suatu organisasi yang memilih

    menggunakan insourcing karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

    1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan

    2. Terjadinya perubahan yang mengkibatkan bebera kompetensi tertentu tidak

    dibutuhkan lagi dalam perusahaan

    3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan

    II. 4. Defenisi Outsourcing

    Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information

    Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa

    yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan

    memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan

    TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak

    penyedia layanan eksternal.

    Suatu organisasi yang memilih menggunakan outsourcing karena beberapa faktor, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Membagi resiko operasional, karena resiko operasional perusahaan bisa terbagi kepada

    pihak lain.

    2. Sumberdaya perusahaan yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya.

    3. Mengurangi biaya karena dana yang sebelumnya digunakan untuk investasi bisa

    difungsikan sebagai biaya operasional

  • 7

    4. Memperkejakan sumberdaya manusia yang berkompeten, karena tenaga kerja yang

    disediakan oleh perusahaan outsourcing adalah tenaga yang sudah terlatih dan

    kompeten di bidangnya.

    5. Meningkatkan fokus bisnis, karena telah melimpahkan sebagian operasionalnya

    kepada pihak lain.

  • 8

    BAB III

    PEMBAHASAN

    III. 1. Penerapan Insourcing dalam Sistem Informasi Manajemen

    Insourcing merupakan keputusan suatu perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang

    terdapat di dalam perusahaan, dimana terdapat sumber daya manusia, sumber daya

    teknologi, sumber daya sistem informasi, sumber daya hardware, sumber daya software,

    sumber daya jaringan, sumber daya data, sumber daya ekonomi, yang digunakan untuk

    mengembangan sistem informasi dan operasional perusahaan. Dalam model ini,

    perusahaan mempertahankan dan mengelola semua peralatan IT secara langsung dan in-

    house. Insourcing membutuhkan perencanaan yang matang dan kemampuan SDM yang

    baik agar hasil yang di dapat mendekati kebutuhan. Pengembangan dilakukan oleh para

    spesialis misalnya spesialis sistem informasi yang berada dalam departemen EDP

    (Electronic Data Processing), IT (Information Technology) atau IS (Information System).

    Perusahaan yang akan melakukan insourcing harus memperhatikan halhal berikut ini :

    1. Perencanaan : membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang

    memenuhi rencana-rencana strategis dalam organisasi.

    2. Analisis : menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan.

    3. Desain : merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang

    diperoleh pada tahapan analisis.

    4. Implementasi : membuat sistem dan menyiapkan infrastruktur untuk sistem.

  • 9

    5. Pemeliharaan : mendukung sistem yang telah berjalan.

    Gambar 3.1 Aktivitas Sistem dan Pengendalian Kinerja

    III. 2. Keunggulan dan Kelemahan Insourcing

    Keungulan menggunakan Insourcing dalam sistem informasi manajemen, yaitu :

    1. Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan

    karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.

    2. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem

    informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan

    tersebut.

    3. Kendali terhadap aplikasi strategi dan pengambilan keputusan dalam pengembangan

    sistem infomasi sepenuhnya ada ditangan perusahaan tersebut.

  • 10

    4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dimana karyawan mendapatkan

    kesempatan untuk belajar dan membangun sistem informasi perusahaan.

    5. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan (security access) pada proses

    pengembangan sistem dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan

    pihak perusahaan.

    6. Dalam pengembangannya membutuhkan biaya yang relatif lebih rendah karena hanya

    melibatkan pihak perusahaan.

    7. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk

    mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.

    8. Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera

    melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.

    9. Dalam jangka panjang akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan

    Selain itu, kekurangan menggunakan insourcing dalam sistem informasi

    manajemen, yaitu :

    1.Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang relatif lama dalam

    perbaikan dan modifikasi terhadap pengembangan sistem informasi karena konsentrasi

    karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari.

    2. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM dalam perusahaan yang

    menguasai teknologi informasi.

    3. Resiko Kegagalan pengembangan sistem informasi menjadi tanggung perusahan

    sepenuhnya.

  • 11

    4. Perubahan dalam teknologi informasi yang terjadi secara cepat belum tentu diikuti

    oleh cepatnya perusahaan dalam mengadaptasi perubahan tersebut sehingga bisa

    saja menyebabkan tekhnologi yang digunakan oleh perusahaan tidak up to date.

    5. Membutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk melakukan pelatihan bagi

    operator dan programmer dalam mengembangan sistem informasi perusahaan.

    6. Perusahaan dalam jangka pendek belum dapat merasakan hasil dari

    pengembangan sistem informasi perusahaan.

    7. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan

    kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan hal tersebut menjadi tanggung

    jawab perusahaan.

    8. Pada umumya penggunaan sumber daya sistem informasi dalam perusahaan belum

    optimal karena karyawan tidak memiliki spesialisasi (core competency) dalam bidang

    pengembangan sistem informasi.

    III. 3. Penerapan Outsourcing dalam Sistem Informasi Manajemen

    Outsourcing atau contracting out merupakan penyerahan sebagian pekerjaan

    kepada pihak ketiga yang dianggap kompeten, tetapi masih dalam lingkup organisasi.

    Tujuannya, agar organisasi dapat lebih berkonsentrasi kepada aktivitas inti bisnisnya

    dengan mepertimbangkan aspek investasi, resiko, dan efesiensi. Hal ini dilakukan untuk

    memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal lain. Manfaat

    dari melakukan outsourcing, adalah penghematan biaya (cost saving), dan akses

    pemanfaatan pada sumber daya (resources) waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih

    baik yang tidak dimiliki oleh perusahaan, mempersingkat waktu siklus pengiriman dan

  • 12

    mengurangi biaya secara signifikan. Melalui outsourcing, perusahaan dapat membeli

    sistem informasi berupa sotfware yang telah tersedia, yang telah dikembangkan oleh

    perusahaan outsourcing. Perusahaan juga dapat meminta perusahaan outsource untuk

    memodifikasi sistem yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan, kondisi perusahaan, dan

    pengembangan sistem informasinya yang benar-benar baru atau pengembangan dari dasar.

    Terdapat empat tipe dasar pengaturan outsourcing, yaitu :

    1. General Outsourcing Terdiri dari 3 alternatif, yaitu :

    a. Selective outsourcing, dimana satu area aktifitas SI diberikan kepada pihak ketiga

    misalnya operasional pusat basis data.

    b. Value added outsourcing, dimana beberapa area aktifitas SI diberikan kepada

    pihak ketiga yang diharapkan dapat memberikan dukungan pada tim SI

    internal sehingga dapat meningkatkan efektifitas.

    c. Cooperative outsourcing, dimana beberapa aktifitas SI yang dipilih dilakukan oleh

    pihak ketiga dan tim SI internal secara bersama-sama

    2. Transitional Outsourcing Untuk tipe ini, biasanya melibatkan migrasi dari satu

    platform ke platform lainnya. Terdiri dari 3 fase, yaitu :

    a. Manajemen dari sistem lama.

    b. Transisi ke teknologi baru.

    c. Manajemen dari sistem baru.

    3. Business Process Outsourcing Merupakan suatu hubungan outsourcing dimana pihak

    ketiga bertanggungjawab dalam melaksanakan seluruh fungsi bisnis perusahaan.

  • 13

    Biasanya dilakukan oleh pemerintah, jasa keuangan (bank dan perusahaan asuransi),

    transportasi dan perusahaan logistik.

    4. Business Benefit Contracting Tipe ini mengacu pada kontrak perjanjian yang

    menyebutkan bahwa pihak ketiga berkontribusi dalam memberikan benefit bagi

    perusahaan dan dibayar 5 berdasarkan benefit yang diberikan. Tujuannya adalah untuk

    menyeimbangkan antara benefit yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan dan

    bersama-sama menanggung resikonya. Besarnya resiko dan permasalahan ketika

    melakukan outsourcing sistem informasi membutuhkan fokus tersendiri dari

    perusahaan.

    Pada umumnya, aplikasi IT outsourcing di suatu perusahaan mencakup layanan sebagai

    berikut :

    1. Pemeliharaan aplikasi (Applications maintenance).

    2. Pengembangan dan implementasi aplikasi (Application development and

    implementation).

    3. Data centre operations.

    4. End-user support.

    5. Help desk.

    6. Dukungan teknis (Technical support).

    7. Perancangan dan desain jaringan.

    8. Network operations.

    9. Systems analysis and design.

  • 14

    10. Business analysis.

    11. Systems and technical strategy

    Menurut O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk

    memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi

    Sumberdaya Informasi diantaranya:

    1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.

    2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi.

    3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang

    diinginkan.

    4. Faktor waktu/kecepatan.

    5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang

    cukup lama.

    6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.

    III. 4. Keunggulan dan Kelemahan Outsourcing

    Menurut Prapti (2007), ada beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan dalam

    melakukan outsourcing, yaitu dengan melihat risiko dan manfaat yang diperoleh dari

    outsourcing. Alasan utama melakukan outsourcing adalah untuk memangkas/mengurangi

    biaya operasi IT dan memperbaiki efisiensi. Alasan kedua adalah adanya akses terhadap

    competencies dan keahlian IT, dan fleksibilitas dalam pengelolaan Sumberdaya IT. Untuk

    perusahaan-perusahaan seperti itu keputusan outsourcing memberikan kemudahan untuk

  • 15

    mengakses tenaga kerja yang ahli. Namun, dapat juga ini digunakan sebagai alasan

    menghindari pengeluaran untuk seleksi dan training yang sangat mahal.

    Atas pertimbangan itu, maka banyak perusahaan yang melakukan outsourcing

    yang memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan yaitu :

    1. Outsourcing pada bagian operasional atau bagian-bagian apapun yang dapat

    menghemat biaya, dengan implementasi operasional yang baik karena dilakukan oleh

    pihak ketiga yang bisnisnya terfokus pada sistem informasi.

    2. Mengguna outsourcing dikarenakan meningkatnya persaingan bisnis, yang juga

    meningkatnya kebutuhan teknologi informasi.

    3. Dapat mempercepat keuntungan yang diperoleh dari proses re-engineering, sumber

    daya pada perusahaan dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain.

    4. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri

    secara internal, outsourcer memang dispesialisasi dan ahli di bidang tersebut.

    5. Memungkinkan tersedianya dana kapital dan dapat menciptakan dana segar.

    6. Meningkatkan flexibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan sebuah investasi.

    7. Mengurangi resiko kegagalan dalam investasi.

    8. Teknologi yang maju, IT sourcing memberikan kemajuan teknologi kepada perusahaan

    klien dan pengalaman personil dan teknologi tersebut sangat tergantung kepada vendor

    sebagai penyedia IT outsourcing.

  • 16

    9. Fleksibilitas dalam penggunaan Teknologi. Outsourcing dipertimbangkan sebagai

    langkah manajemen resiko yang lebih baik dengan begitu segala resiko yang dihadapi

    dilimpahkan kepada vendor yang bertanggung jawab dalam memperbaharui teknologi.

    10. Penggunaan IT sourcing oleh suatu perusahaan menggambarkan kurangnya personil

    IT dalam satu perusahaan tersebut, vendor memiliki resources yang lebih besar maka

    perusahaan yang menggunakan IT outsourcing staff berasal dari vendor.

    Sistem outsourcing juga memberikan resiko yang merupakan kelemahan dari

    sistem ini sendiri terhadap perusahaan, yaitu :

    1. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu pada perusahaan pengembang sistem

    informasi akan terbentuk.

    2. Menyebabkan kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi untuk

    bisa dikembangkan atau diinovasikan pada masa mendatang, karena yang

    mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource.

    3. Terjadinya perubahan dalam gaya manajemen.

    4. Proses seleksi kerja yang berbeda.

    5. Jika aplikasi yang dioutsorce adalah aplikasi staregik, maka dapat ditiru oleh

    pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang sama.

    6. Jika pada tawar menawar kekuatan ada di outsourcer maka perusahaan akan

    kehilangan banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik.

    7. Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan mengoperasikan

    aplikasi yang disediakan outsource.

  • 17

    8. Pemilihan perusahaan jasa outsourcing yang salah bisa mengakitkan beralihnya status

    hubungan kerja dari perusahaan pemberi jasa pekerja ke perusahaan penerima jasa

    pekerja.

    9. Dapat menyebabkan menurunnya produktivitas jika perusahaan outsourcing yang

    dipilih tidak kompeten.

    10. Regulasi yang belum kondusif akan membuat penentuan core dan noncore menjadi

    belum jelas.

    11. Biasanya karyawan outsource yang dikirim ke perusahaan vendor akan mengalami

    persoalan dalam penangannya lebih sulit dibandingkan dengan karyawan tetap,

    sehingga terjadinya jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource.

    12. Pada proses seleksi jika terjadi Wrong man on the wrong place dalam training dan

    penempatan tidak dilakukan secara cermat oleh perusahaan outsourcing akan

    membuat masalah bagi perusahaan vendor.

    III.5. Pengembangan Sistem Informasi dengan Menggunakan Pendekatan Insourcing

    atau Outsourcing

    Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis,

    tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya. Peran utama aplikasi

    sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan yang efektif atas

    strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif diluar perusahaan

    dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang terdapat didalam perusahaan itu

    sendiri (Suryahadi, 2008).

  • 18

    Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka panjang hanya jika

    perusahaan tersebut berhasil mengembangkan strategi tekanan kompetitif yang

    membentuk struktur persaingan dalam industrinya. Sumberdaya-sumberdaya yang

    terdapat diluar perusahaan yang diantaranya, sumber daya data calon pelanggan dan

    pelanggan, sumber daya data pemasok, sumber daya informasi, sumber daya data

    pesaing atau kompetitor, dan atau sumber daya lainnya yang terkait hubungannya

    dengan keunggulan perusahaan yang berada diluar perusahaan (Iskandar, 2013).

    Investasi dalam teknologi informasi dapat memungkinkan bisnis untuk mengunci

    pelanggan dan pemasok (dan menahan diluar para pesaing) dengan cara membangun

    hubungan baru yang bernilai dengan mereka. Hubungan bisnis ini dapat mejadi begitu

    berharga bagi pelanggan atau pemasok sehingga mencegah mereka untuk meninggalkan

    perusahaan anda ke pesaingnya, atau untuk mengintimidasi mereka agar menerima

    kesepakatan bisnis yang lebih rendah keuntungannya. Usaha-usaha awal untuk

    menggunakan teknologi sistem informasi dalam hubungan ini berfokus pada

    peningkatan secara signifikan kepada kualitas layanan ke pelanggan dan pemasok (out

    sourching) dalam aktivitas distribusi, pemasaran, penjualan dan layanan perusahaan.

    Gambar 3.2. Skema Pengembangan Strategi Kompetitif

  • 19

    Gambar diatas menunjukan bisnis dapat mengembangkan strategi kompetitif untuk

    mengatasi berbagai tindakan akibat tekanan kompetitif yang mereka hadapi dalam pasar.

    Selanjutnya, bisnis bergerak ke penggunaan yang lebih inovatif dari teknologi informasi.

    Penekanan utama dalam sistem informasi strategis utntuk menjaga sumber daya – sumber

    daya diluar perusahaan selama ini adalah mencari berbagai cara untuk membangun

    ”biaya perpindahan” ke dalam hubungan antara suatu perusahaan dengan pelanggan dan

    pemasoknya. Singkatnya, investasi dalam teknologi sistem informasi, dapat membuat

    pelanggan atau pemasok tergantung pada penggunaan terus-menerus atas sistem

    informasi antar perusahaan dan antar para pelanggan, calon pelanggan, dan pemasok

    yang inovatif dan saling menguntungkan.

    Pada akhirnya, teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan

    sebagian besar proses bisnis, dengan penggabungan sumber daya – sumber daya yang

    terdapat didalam, diluar, dan atau gabungan dari keduannya, untuk dapat meningkatkan

    komunikasi, kerjasama, dan tanggung jawab atas keseluruhan operasi dan manajemen

    perusahaan dalam hal pengembangan sistem informasi yang berbasiskan teknologi

    komputer dan informasi dalam lingkungan bisnis global yang dinamis saat ini.

    Jika perusahaan kita memiliki sejumlah proses non-core yang menyita banyak waktu,

    tenaga dan sumber daya untuk dikembangkan dan diimplementasikan in-house, akan

    bijaksana untuk melakukan outsourcing fungsi-fungsi non-inti. Outsourcing dalam hal

    ini, akan membantu perusahaan menghemat waktu, usaha, tenaga kerja dan juga akan

    membantu dalam membuat dan mengembangkan sistem informasi yang baik dengan

    waktu yang relatif cepat. Dengan ini kepuasan pelanggan atau client dapat terpenuhi.

    Namun jika perusahaan mementingkan keamanan dan perkembangan bisnis kedepannya

  • 20

    maka akan lebih idela bagi perusahaan untuk mengembangkan sistem informasi sendiri

    atau insourcing. Dengan memiliki divisi IT sendiri maka kontrol teknologi dan sistem

    dapat dimiliki penuh oleh perusahaan.

    Sebelum melakukan pengembagan sistem informasi, manajemen harus bisa

    menganalisa sejak dini kebaikan dan keburukan proses sourcing yang dilakukannya,

    apakah telah sesuai dengan strategi dan misi perusahaan dan bagaimana dampaknya pada

    kinerja organisasi saat ini maupun dimasa yang akan datang. Setelah menentukan

    strategi sourcing yang akan digunakan, perusahaan harus melakukan penyesuaian agar

    model sourcing yang dipilih tidak berbenturan dan sesuai dengan kondisi lingkungan

    bisnis, baik internal maupun eksternal.

    Berdasarkan kelebihan dan kekurangan melakukan pengembangan sistem informasi

    menggunakan outsourcing dan insourcing pada pembahasan maka perusahaan sebaiknya

    memilih untuk melakukan outsourcing jika:

    a. Perusahaan memiliki ICT (Information and Communication Technologies)

    support yang terbatas dan kebutuhan ICT yang mendesak.

    b. Ketika perusahaan menginginkan perubahan model bisnis menjadi service

    oriented, yang sangat sulit untuk diimplementasikan sendiri.

    c. Ketika perusahaan memiliki kebutuhan ICT sering berubah.

    d. Ketika perusahaan ingin berfokus ke operasional bisnis organisasinya.

  • 21

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Perusahaan sering berada pada tahap-tahap kritis dalam pengelolaan sumberdaya TI. Sebuah

    perusahaan akan mengembangkan strategi mereka dalam TI lebih menekankan pada technology-

    enabled capabilities tidak hanya sekedar efisiensi operasi tetapi juga efektivitas strategik. Untuk

    menentukan strategi mana yang akan digunakan dalam suatu perusahaan, sangat tergantung dari

    situasi yang ada. Tentu saja dengan mempertimbangkan pula keunggulan dan kelemahan serta

    manfaat dan resiko yang mungkin dialami oleh perusahaan. Misalnya: outsourcing dapat

    dijadikan pilihan jika dibutuhkan waktu yang cepat dalam pengembangan aplikasi atau jika

    perusahaan memiliki sejumlah proses bisnis non-inti yang memerlukan banyak waktu, usaha,

    dan sumberdaya untuk dilaksanakan.

    Outsourcing dalam hal ini, akan membantu menghemat waktu, usaha, tenaga kerja dan juga akan

    membantu pengiriman yang lebih cepat untuk pelanggan perusahaan. Sebaliknya, insourcing

    lebih tepat untuk dipilih jika suatu aplikasi merupakan inti bisnis perusahaan atau jika telah ada

    suatu divisi khusus dalam perusahaan yang ahli dalam suatu bidang tertentu. Hal ini akan dapat

    menghemat biaya dan perusahaan memiliki kontrol yang lebih baik atas pekerjaan yang

    dilakukan.

    Perusahaan tidak harus memilih outsourcing atas insourcing atau sebaliknya. Suatu perusahaan

    dapat melakukan outsourcing dan insourcing pada saat yang sama. Dengan outsourcing dan

    insourcing secara bersamaan, maka perusahaan akan dapat memiliki apa yang terbaik dari yang

    ditawarkan kedua strategi di atas dan bisnis akan mendapatkan keuntungan kompetitif.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Hill, M. 2006. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Salemba Empat.

    Jakarta

    Husda, Elfi Nur. 2016.Pengantar Informasi Teknologi.Penerbit Baduose Media.

    Indrajit, R. E. dan Djokopranoto, R. 2004. Proses Bisnis Outsourcing. Penerbit PT Gramedia

    Widiasarana Indonesia, Jakarta

    Iskandar, Teddy. 2008. Kelebihan, Kekurangan dan Implementasi Sistem Outsorcing dan

    Insourcing dalam Bidang Sistem Informasi di Industri Perbankan . Manajemen Bisnis-

    Institut Pertanian Bogor.

    O’Brien, J.A. 2005. Introduction to Information System. McGraw-Hill Irwin companies.

    O’Brien, JA and George Marakas. 2010. Introduction to Information Systems. Fifteenth Edition.

    McGraw-Hill International Edition.

    O’Brien, J A & Marakas, G M. 2011. Management Information Systems Tenth Edition.

    MgGraw-Hill Inc, New York.

    Prapti, MS. 2007. Lebih dari Sekedar Outsourcing : Pengelolaan Teknologi Informasi sebagai

    Value Center. Manajemen Usahawan Indonesia, Volume XXXVI No 2, Februari 2007,

    Hal 49-55.

    Primayudha, Himawan. 2009. Pengembangan Sistem Informasi

    Menggunakan Outsourcing dan Insourcing: Kelebihan dan Kekurangannya. Manajemen

    dan Bisnis – Institut Pertanian Bogor

    Suryahadi, Yuri. 2008. Sistem Informasi Untuk Aplikasi Bisnis. Manajemen Bisnis-Institut

    Pertanian Bogor.

    Yasar, I. 2008. Sukses Implementasi Oursourcing. Penerbit PPM, Jakarta.

    http://insidewinme.blogspot.co.id/2008/03/telaah-jurnal-sistem-informasi.html

    http://ferdy.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/biaya-manfaat-pada-aplikasi-model-

    penerimaan-teknologi-outsourcing-ti/#comment-4 diakses pada tanggal 18 Februari pukul 16.10

    http://ptifauzanstmik.blogspot.co.id/2016/01/makalah-perkembangan-teknologi.html diakses

    pada tanggal 19 Februari pukul 18.10

    http://insidewinme.blogspot.co.id/2008/03/telaah-jurnal-sistem-informasi.htmlhttp://ferdy.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/biaya-manfaat-pada-aplikasi-model-penerimaan-teknologi-outsourcing-ti/#comment-4http://ferdy.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/biaya-manfaat-pada-aplikasi-model-penerimaan-teknologi-outsourcing-ti/#comment-4http://ptifauzanstmik.blogspot.co.id/2016/01/makalah-perkembangan-teknologi.html