Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan...
Transcript of Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan...
1
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc, CS.
Makalah Sistem Informasi Manajemen (SIM)
“Pengembangan Sistem Informasi terhadap Pendekatan
Insourcing dan Outsourcing.”
Disusun Oleh:
Nama : Indra Sugiarto
Kelas : E61
NIM : K25161058
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang.................................................................................................. 3
B. Perumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................... 5
A. Sistem Informasi............................................................................................... 5
B. Insourcing.......................................................................................................... 8
C. Outsourcing........................................................................................................ 9
PEMBAHASAN................................................................................................................. 12
A. Pengembangan Sistem Informasi................................................................... 12
B. Perkembangan Pendekatan Outsourcing pada Sistem Informasi............... 13
C. Alasan Perusahaan Melakukan Outsourcing................................................ 14
D. Tahapan Outsourcing Di Perusahaan............................................................ 15
E. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Keberhasilan Langkah Outsourcing..
16
F. Penerapan Outsourcing Dalam Berbagai Aktivitas Perusahaan................ 17
SIMPULAN & SARAN..................................................................................................... 18
DAFTAR PIUSTAKA....................................................................................................... 19
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin kompetitif, perusahaan yang
tidak dapat memanfaatkan peluang dengan baik akan tergerus atau tidak bertahan
dalam dunia bisnis. Sebaliknya, perusahaan yang dapat memanfaatkan peluang atau
keinginan konsumen maka akan dapat terus bertahan. Peluang yang ditangkap oleh
perusahaan tidak terlepas dari sebuah teknologi yang dapat mendukung kekuatan
dari suatu perusahaan. Teknologi memberikan kemudahan bagi pelaku usaha
sehingga menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan keefisienan bagi suatu
perusahaan dalam pengerjaan operasionalnya. Teknologi memberikan informasi
kepada penggunanya, sehingga perusahaan memberikan perhatiannya kepada
sistem informasi untuk mendukung performa perusahaan tersebut. Performa yang
ditampilkan oleh suatu perusahaan memerlukan keterampilan dari pengguna
teknologi ini Pengembangan sistem informasi berguna untuk menghasilkan sistem
informasi yang berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan perusahaan atau
memanfaatkan kesempatan yang ada.
Dalam hal ini perusahaan membutuhkan sumber daya atau resource yang
berkompetensi dalam memenuhi kebutuhannya. Pendekatan yang dilakukan dalam
pengembangan sistem informasi yaitu: Pertama, pendekatan self-
sourcing, Kedua adalah pedekatan insourcing, dan Ketiga adalah
pendekatan outsourcing. Ketiga pendekatan ini memiliki kelemahan dan kelebihan
dalam penerapannya, sehingga suatu perusahaan harus mengerti pendekatan mana
yang dapat diterapkan dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam
menentukan pendekatan tersebut berdampak pada performa dari perusahaan itu
sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Yang dan Huang (2000) bahwa sebuah
perusahaan akan sulit untuk mengambil keputusan untuk menentukan apakah
perusahaan itu akan insourcing atau outsourcing. Sehingga pendekatan ini
4
memberikan pertimbangan bagi sebuah perusahaan untuk mengambil keputusan
yang terbaik dalam memilih pendekatan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan merumuskan sebuah
masalah dalam pengembangan sistem informasi dengan menggunakan
pendekatan insourcing dan pendekatan outsourcing. Pendekatan self-
sourcing dalam tulisan ini tidak akan dibahas. Sehingga batasan dalam penulisan ini
mengenai pengembangan sistem informasi terhadap pendekatan
pendekatan insourcing dan pendekatan outsourcing.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini secara umum untuk memahami gambaran
tentang pendekatan insourcing dan outsourcing dalam pengembangan sistem
informasi dalam suatu perusahaan. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai
salah satu tugas pada mata kuliah Sistem Informasi dan Manajemen angkatan E61
Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor yang
difasilitasi oleh Dosen Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc,CS.
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi
Dalam makalah Adistiar et all (2014) mengenai sistem informasi
menjelaskan tentang sistem informasi itu sendiri. Menurut O’Brien (2005) sistem
informasi adalah semua komponen baik people, hardware, software, comunitation
networking, dan sumber daya yang penting dalam mengantarkan pesan atau
informasi dan fungsi dalam suatu organisasi. Komponen tersebut dapat
digambarkan seperti yang terlihat dalam Gambar 1. Sistem informasi memberikan
suatu tempat informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen, dan
fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Dalam suatu organisasi sistem
organisasi sangat penting hubungannya sehingga dapat mendukung dalam hal
strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi dalam
meningkatkan bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang
dinamis. (Silver dan Cynthia. 1995)
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
(Sumber: O’ Brien. 2004)
6
Sistem informasi memiliki fungsi dalam suatu organisasi yaitu pertama
mendukung kesuksesan berbagai fungsi utama bisnis sebagai contoh
akuntansi, finance, manajemen operasi, dan manajemen sumber daya manusia.
Kedua, sistem informasi memberikan dukungan menuju keefisienan dalam suatu
kegiatan operasional, produktivitas dan moral OSDM. Ketiga, merupakan sumber
utama bagi seorang manajer dalam mendukung atau pengambilan keputusan.
Keempat, sistem informasi menjadi penting karena dapat mengembangkan produk
dan jasa yang kompetitif dan hal ini memberikan nilai yang lebih bagi perusahaan
karena dapat memberikan keunggulan yang kompetitif dalam persaingan global.
Kelima, menjadi suatu hal yang penting dalam berorganisasi dan biaya dalam
menjalankan bisnis sehingga diperlukannya pengelola sumber daya yang prima.
Terakhir adalah dapat memberikan kesempatan dalam mengembangkan karir yang
dinamis dan menantang bagi seseorang yang membutuhkan tantangan. Dalam hal
ini dapat diketahui bahwa peranan sistem informasi dalam bisnis adalah
mendukung proses bisnis dan operasional, pengambilan keputusan, dan mendukung
strategi untuk keunggulan kompetitif (lihat Gambar 2) (O’Brien, 2004).
Gambar 2. Tiga Peranan Utama Sistem Informasi
7
(Sumber: O’ Brien. 2004)
Kesuksesan dalam penggunaan sistem informasi dalam suatu perusahaan
meliputi keterlibatannya sistem informasi dengan end user, dukungan dari
manajemen eksekutif, kejelasannya sistem informasi ini terhadap kebutuhan,
adanya perencanaan yang matang dan tepat, dan harapan yang realistis. Apabila
perusahaan tersebut tidak menggunakan sistem informasi ini dengan sebaik
mungkin maka akan terjadi kegagalan yang disebabkan oleh kekurangan input
dari end user, kurang lengkapnya keterangan dari pernyataan kebutuhan dan
spesifikasi, pernyataan dan kebutuhan yang sering berubah-ubah, dukungan yang
kurang dari manajemen eksekutif, dan kurang kompetensinya dalam teknologi.
Sistem informasi ini juga memiliki aktivitas utama yaitu dalam pemasukan
data, pengolahan, penyimpanan, produksi informasi dan kontrol. Data dan
informasi tersebut disimpan dalam model-model basis data, basis model, dan basis
pengetahuan. Selain itu sistem informasi memiliki aktivitas kendali yaitu dalam hal
monitoring, evaluasi, dan koreksi terhadap sistem agar tercapai kinerja yang
optimal.
Proses pembangunan SI merupakan suatu loop yang berulang atau siklus.
Secara umum (makro) tahapan dalam siklus sistem informasi dalam kegiatan bisnis,
yaitu:
- Feasibility analysis yaitu tahapan yang berhubungan dengan analisis area
aplikasi potensial, mengindentifikasi sisi ekonomi dari pengambilan informasi
dan diseminasi, membentuk studi keuntungan awal, menentukan kompleksitas
data dan proses, mengatur prioritas aplikasi.
- Requirement collection and analysis merupakan kebutuhan detail yang
dikumpulkan dengan interaksi dan kebutuhan khusus, ketergantungan aplikasi,
komunikasi, dan prosedur pelaporan identifikasi.
8
- Perancangan sistem merupakan tahapan yang memiliki dua aspek yaitu dalam
mendesain sistem basis data dan mendesain aplikasi (program) yang
menggunakan dan memproses basis data.
- Implementation, di mana, basis data dibentuk dan transaksi basis data dijalankan
dan diujicobakan.
- Validation and acceptance testing yaitu validasi tingkat akses dari sistem dalam
memenuhi kebutuhan pemakai dan kriteria performansi. Sistem diujicoba dengan
kriteria performansi dan spesifikasi kelakuan.
- Deployment, operation, and maintenance yaitu pada tahap ini dilakukan konversi
pemakai dari sistem lama ke sistem baru melalui proses training. Tahap
operasional dimulai jika semua fungsi sistem dioperasikan dan divalidasikan.
Untuk menjaga performa sistem diperlukan pemeliharan sistem baik jaringan
maupun perbaikan bug yang teridentifikasi kemudian.
Jika kebutuhan baru muncul, maka semua tahapan pembangunan akan
dijalankan kembali. Data merupakan input pokok yang menjadi dasar pembangunan
sistem informasi. Integrasi dan keterpaduan kumpulan data diperlukan untuk
mendukung proses perencanaan strategis perusahaan.
B. Insourcing
Insourcing atau pendayaguna sumber daya internal merupakan pemanfaatan
tenaga ahli IT dari perusahaan itu sendiri tanpa melibatkan vendor.
Pendekatan insourcing memiliki kelebihan dalam pengembangan sistem informasi
diantaranya adalah:
1. Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2. Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih kecil daripada biaya
untuk pekerja outsource.
3. Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport, dan lain-lain.
4. High deggre of control
5. Memiliki kemampuan untuk melihat secara keseluruhan dari proses
6. Lebih ekonomis dalam hal ruang lingkup dan ukuran
9
Namun, dalam penggunaan insourcing ini juga memiliki kelemehana dalam
penggunaannya yaitu:
1. Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem
informasi, jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang
akan memangkas biaya lebih lagi.
2. Membutuhkan investasi yang tinggi.
3. Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.
C. Outsourcing
Outsourcing atau pendayagunaan sumber daya eksternal merupakan
pemindahan sistem informasi perusahaan baik seluruh maupun sebagian (Benamati dan
Rajkumar. 2002). Sedangkan menurut Aalders (2001) outsourcing adalah perusahaan
yang menyewa jasa kepada pihak ketiga (vendor) untuk mengelola proses bisnis supaya
lebih efektif dan efisien dalam pengerjaannya jika dibandingkan dengan perusahaan itu
sendiri yang melakukannya. Penelitian yang dilakukan oleh Rouse (2004) mengenai
outsourcing merupakan usaha yang kompleks dan sangat menentukan hasil yang lebih
rinci dan terampil. Outsourcing memiliki pengaruh yang kognitif bias dan dapat
menjelaskan tentang keputusan yang diambil berisiko.
Penelitian yang dilakukan oleh Baldwin et al (2001) mengenai sistem informasi
outsourcing sebagai pembelajaran studi kasus perbankan bahwa keputusan untuk
outsourcing merupakan dasar dari strategi dalam jangka panjang dimana sistem
informasi sebagai tempat untuk core bussiness yang aktif dan senior managernya dapat
mengontrol sistem informasi. Keuntungan dari penggunaan outsourcing adalah:
1. Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun
sendiri fasilitas SI dan TI.
2. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI.
3. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan
mengembangkan bisnis intinya.
10
4. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource
dalam mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
5. Mempersingkat waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih
sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan
perusahaan.
6. Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan
arsitektur SI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan. penerapan
teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan
outsource.
7. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan
investasi, sehingga mengurangi resiko kegagalan investasi.
Namun demikian, Sistem Outsourcing memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Permasalahan pada moral karyawan, penanganan masalah karyawan
outsource lebih sulit dibandingkan karyawan tetap.
2. Kurangnya kontrol perusahaan pengguna terhadap sistem informasi yang
dikembangkan dan terkunci oleh penyedia outsourcing melalui perjanjian
kontrak.
3. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang
sistem informasi akan terbentuk.
4. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang
mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource.
5. Jurang antara karyawan tetap dan karyawan outsource.
6. Perubahan dalam gaya manajemen.
7. Proses seleksi kerja yang berbeda.
8. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang
diperlukan oleh pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting
11
juga perlu diberikan, hal ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila
bertemu dengan pihak pengembang yang nakal.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa
pendekatan outsourcing merupakan salah satu strategi kompetisi suatu perusahaan
untuk perusahaan fokus pada core business-nya. Apabila outsourcing ini memberikan
hasil yang lebih baik dengan mengeluarkan biaya yang lebih rendah jika dilakukan
sendiri.
12
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi merupakan suatu aktivitas untuk dapat
menghasilkan sistem informasi berbasis komputer dalam menyelesaikan persoalan
organisasi atau perusahaan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Pengembangan sistem informasi perlu dilakukan karena untuk menjamin adanya
konsistensi proses, dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek, mengurangi risiko dalam
pengambilan keputusan, dan menuntut adanya dokumentasi pengembangan sistem
informasi memiliki prinsip dasar yaitu:
1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan sistem
2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
3. Menentukan tahapan pengembangan
4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten
5. Justifikasi sistem sebagai investasi
Pengembangan sistem informasi dibagi menjadi tiga dalam proses perencanaan
sistem. Pertama, merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana.
Hal ini mengkaji tentang tujuan perencanaan strategi dan taktik perusahaan apakah
bertujuan laba atau pengabdian kepada masyarakat, mengidentifikasi proyek-proyek sistem
identifikasi berupa sistem informasi, menetapkan sasaran proyek sistem, menetapkan
kendala proyek sistem, membuat laporan perencanaan sistem, dan meminta persetujuan
manajemen. Kedua, menentukan proyek sistem yang akan dikembangkan hal ini dilakukan
oleh komite pengarah. Kajiannya mencakupi menunjuk tim analisis dan mengumumkan
proyek pengembangan sistem. Ketiga, menentukan proyek sistem yang dikembangkan oleh
analis sistem. Hal ini melingkupi mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran
proyek, melakukan studi kelayakan, dan melakukan kelayakan sistem.
13
B. Perkembangan Pendekatan Outsourcing pada Sistem Informasi
Penelitian yang dilakukan oleh Lacity, Wilcocks, dan Rottman (2008) menjelaskan
bahwa saat ini kecenderungan tiap perusahaan melakukan outsourcing baik secara nasional
maupun internasional dan hal ini telah dijelaskan oleh Khan (2007). Penggunaan
pendekatan ini dilakukan untuk menghasilkan keefisienan yang tinggi sehingga dapat
mengendalikan biaya dan perusahaan dapat fokus pada kompetensi. KPMG (2007) dalam
tulisan Gonzales et al (2006) bahwa survei yang telah dilakukan oleh KPMG mengenai
pertumbuhan outsourcing pada sistem informasi mengalami peningkatan dari 89%
perusahaan yang ada. Perusahaan yang menggunakan outsourcing merasa lebih puas dan
perusahaan dapat merasakan manfaatnya dari sisi ekonomi pada tingkat lebih rendah dari
pada strategis dan orang-orang teknologi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
outsourcing pada sistem informasi ini telah berhasil di bawah pengawasan. Penelitian yang
dilakukan oleh Gonzales dikuatkan oleh penelitian dari Koh, Ang, Straub (2004).
Menurut Saunders et al. (1997) terdapat hubungan pengaturan antara kontrak kerja
dengan kesuksesan outsourcing . Sampel yang diambil terdiri dari 12 perusahaan yang
dipetakan ke dalam gambar tersebut dengan berbasiskan penyedia layanan (partner strategi
dengan pelayanan vendor). Sifat kontrak (longgar dengan ketat) dan
kesuksesan outsourcing.
Penggunaan outsourcing sebaiknya perusahaan memperhatikan beberapa aspek dalam
penentuan outsourcing dengan memperjelas tujuan dari bisnis ini dalam
pendekatan outsourcing. Hal ini dilakukan untuk menghindari penipuan yang dilakukan
vendor yang tidak bertanggung jawab sehingga dapat merugikan perusahaan itu sendiri.
Adanya perjanjian antara kedua belah pihak dalam memutuskan kerja sama sehingga
pekerjaan dapat dilakukan secara profesional. Kerja sama yang dilakukan dalam jangka
panjang dimana perusahaan dapat memantau kebutuhan bisnis. Perusahaan itu sendiri dapat
menerapkan outsourcing sebagai strategi untuk mendapatkan fleksibilitas selama proses
perbaikan struktur organisasi. (Yang et al. 2007).
14
C. Alasan Perusahaan Melakukan Outsourcing
Berikut beberapa alasan perusahaan melakukan outsourcing:
1. Keterbatasan kompetensi Teknologi Informasi (TI)
Tidak semua perusahaan mempunyai kemampuan dalam bidang teknologi
informasi apalagi bila itu sangat jauh dari bisnis intinya. Misalnya perusahaan
bidang agribisnis membutuhkan TI untuk menunjang daya saing, tetapi tidak
mempunyai sumber daya yang kompeten dibidang tersebut, sehingga memilih
melakukan outsourcing.
2. Tidak memiliki sumber daya dan biaya yang cukup.
Apabila perusahaan yang bersifat enterprise dalam skala kecil
membutuhkan TI untuk berkolaborasi dengan mitra, namun tidak cukup biaya
untuk membangun sistem TI sendiri. Misal perusahaan pemasok skala kecil atau
menengah membutuhkan TI untuk memantau kebutuhan dan permintaan
perusahaan yang dipasoknya secara cepat dan efisien. Karena tidak punya sumber
daya dan biaya cukup, dianggap lebih murah menggunakan outsourcing pada
sistem TI.
3. Supaya fokus di bisnis inti.
Aktivitas dalam penerapan sistim TI sangat menyita waktu, perhatian dan
keterlibatan semua elemen perusahaan, sehingga membuat aktivitas pada bisnis inti
menjadi terbengkalai dan tidak fokus. Perusahaan yang tidak fokus pada bisnis
intinya tidak akan bisa kompeten menghadapi persaingan yang terus berubah.
4. Ingin menciptakan pola biaya yang terkontrol.
Pemisahan penerapan sistem TI dengan bisnis inti melalui outsourcing,
diharapkan bisa menciptakan pola biaya yang terkontrol, berapa biaya untuk TI dan
berapa untuk aktivitas bisnis inti. Karena terkadang biaya untuk TI sangat besar dari
pada biaya bisnis intinya.
5. Efisiensi sumber daya TI.
15
Perusahaan tidak kompeten dalam bidang TI, sehingga bisa menimbulkan
inefisiensi apabila menerapkan sistem TI sendiri. Perusahaan kontraktor TI akan
lebih mudah menganalisis kebutuhan dan mendesain sistem TI dengan lebih efisien
dan efektif.
6. Menghindari risiko trial & error atas teknologi terbaru
Penerapan sistem TI cenderung beresiko karena harus menyesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan yang berbeda-beda. Tak jarang bahkan menggunakan uji
coba apabila ada kebutuhan menggunakan teknologi baru. Hal ini menimbulkan
biaya dan resiko terhambatnya aktivitas perusahaan.
7. Membagi resiko
Dengan melakukan proyek bersama maka berarti berbagi resiko bersama,
hal tersebut dirasa lebih ringan.
8. Mencapai kemampuan berkelas dunia
Bekerjasama dengan perusahaan TI kelas dunia berarti membuka peluang
akses dunia internasional. Jejaring yang dimiliki perusahaan outsource akan
menjadi jejaring perusahaan pengguna juga.
Berikut ini merupakan gambaran proses yang terjadi pada pendekatan outsourcing.
16
Gambar 3. Proses Pendekatan Outsourcing.
D. Tahapan Outsourcing Di Perusahaan
1. Identifikasi pekerjaan yang dapat diserahkan pada perusahaan Outsource. Dapatkan
komitmen dari pimpinan tinggi perusahaan.
2. Lakukan sosialisasi, untuk meyakinkan bahwa calom pengguna (user) menerima
konsep Outsource ini.
3. Perhitungan anggaran dengan seksama
4. Undang beberapa outsource untuk presentasi. Jika pekerjaan cukup besar,
bersiaplah untuk bekerja sama dengan 12 perusahaan outsource.
5. Pastikan perusahaan outsource tersebut memiliki izin lengkap serta lakukan cek
kredibilitas dari klien mereka sebelumnya.
6. Diskusikan secara detail perjanjian legal kerja sama kedua perusahaan. Pastikan
kedua belah pihak memahami dan menyetujui hasil akhir yang diharapkan dari
pekerjaan ini.
7. Lakukan monitoring performa kerja secara berkala.
E. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Keberhasilan Langkah Outsourcing
1. Memahami maksud dan tujuan perusahaan;
2. Memiliki visi dan perencanaan strategis;
3. Memilih secara tepat service provider atau pemberi jasa;
4. Melakukan pengawasan dan pengelolaan terus menerus terhadap hubungan antar
perusahaan dan pemberi jasa;
5. Memiliki kontrak yang cukup tersusun dengan baik;
6. Memelihara komunikasi yang baik dan terbuka dengan individu atau kelompok
terkait;
7. Mendapatkan dukungan dan keikutsertaan manajemen;
8. Memberikan perhatian secara berhati-hati pada persoalan yang menyangkut
karyawan;
9. Memiliki justifikasi ekonomi dan keuangan yang layak;
17
10. Menggunakan tenaga berpengalaman dari luar.
F. Penerapan Outsourcing Dalam Berbagai Aktivitas Perusahaan
1. Bidang Akuntansi
Bidang akuntansi adalah salah satu bidang yang semula kurang diminati
untuk di-outsource-kan, ternyata dalam perkembangannya mengalami kemajuan
yang cepat dalam pertambahan outsourcing. Dalam bidang akuntansi, ada tiga sub
bidang yang paling banyak di-outsource-kan, yaitu pembukuan, proses data, audit
internal, pembayaran gaji, perhitungan pajak, manajemen kas, laporan keuangan,
administrasi pensiun, penagihan piutang dan pekerjaan klerikal.
2. Bidang Manufaktur
Sebagian besar dari kegiatan industri adalah fabrikasi atau manufaktur dan
mula-mula memang manufaktur dalam suatu industri dianggap sebagai bisnis
utama. Namun mengingat makin banyaknya perusahaan industri yang mulai meng-
outsource-kan kegiatan manufakturnya menandakan bahwa agaknya kegiatan
utamanya bukan terletak di situ tetapi di tempat lain. Yang termasuk dalam kegiatan
manufaktur ialah pembuatan komponen, perakitan dan pengepakan lengkap.
3. Bidang Pemeliharaan
Pemeliharaan dibatasi pada pemeliharaan dan pembersihan gedung,
meskipun outsourcing dapat dan banyak juga dilakukan untuk pemeliharaan untuk
alat-alat transpor, mesin-mesin pabrik, dan sejenisnya. Jenis pemeliharaan dan
pembersihan gedung ini merupakan salah satu bentuk outsourcing yang paling
populer, meskipun sering kali hanya dalam bentuk kontrak jasa biasa, bukan dalam
bentuk outsourcing.
4. Bidang Sumberdaya Manusia
Jasa tenaga yang paling banyak digunakan di sini ialah tenaga klerikal atau
tenaga spesialis. Tenaga spesialis yang umumnya dibutuhkan ialah tenaga untuk
rekruitmen, untuk pelatihan, untuk audit.
18
19
SIMPULAN DAN SARAN
Pendekatan insourcing maupun outsourcing pada sistem informasi memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing. Setiap perusahaan harus mengetahui terlebih
dahulu tujuan dari perusahaan itu sendiri sehingga dapat memutuskan mana yang lebih baik
dalam mengambil keputusan. Saat ini pendekatan outsourcing lebih banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan di dunia seperti penelitian yang dilakukan oleh KPMG.
Penggunaan pendekatan insourcing menjadi suatu pertimbangan yang harus dilakukan oleh
suatu perusahaan. tenaga ahli yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kunci dari
kesuksesan perusahaan itu sehingga perusahaan itu dapat mengetahui kebutuhan bisnisnya
dan rahasia perusahaan juga akan lebih terjamin.
Penggunaan pendekatan insourcing maupun outsourcing dalam sistem informasi
dapat dilakukan dengan penetapan tujuan perusahaan itu. Perjanjian kerja sama antara
vendor maupun perusahaan harus tertuang dalam kontrak sehingga tidak ada yang
menimbulkan kerugian disalah satu pihak.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aalders, R (2001). The IT Outsourcing Guide. Chichester:Wiley,
Baldwin LP. Irani. Z dan Love PED. (2001). Outsourcing Information System: Drawing
Lesson from a Banking Case Study. European Journal Information System 10 15-
24.
Gonzales, R, et al. ____. Information System Outsourcing: An Empirical Study of Succes
Factors. University of Alicante.
Jae, Nam Lee, et all. 2003. IT Outsourcing E-Past, Present, and Future. Communication of
the Acm. Vol: 46 No. 5 Page: 84-89.
Lacity, M.C.; Willcocks, L. & Feeny, D.F. (1996). The Value of Selective Outsourcing,
Sloan Management Review, 37(3), 13-25.
Khan, I. 2007. More Satisfaction: Outsourcing or Offshoring?, Global Services, 2(16), 12.
Koh, C., Ang, S. & Straub, D.W. 2004. IT Outsourcing Success: A Psychological Contract
Perspective. Information Systems Research, 15(4), 356-373.
O’Brien, James A. 2004. Management Information System: Managing Information
Technology in the Business Enterprise. Sixth Edition. Mc. Graw-Hill. New York,
USA.
O’Brien, J. A., Marakas, G. M. 2005. Management Information System.8th Edition. Mc-
Graw-Hill Companies, Inc. New York
O’Brien A. James. 2005. Introduction to Information Sytems 12th
Ed. McGraw-Hill
Prayoga, A. et. al. 2014. Internetworking Contoh kasus: PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. Makalah Sistem Informasi Manajemen, MB-IPB. (Makalah tidak diterbitkan)
Rouse, Anne C, Corbitt, Brian J. _____. Understanding Information System Outsourcing
Succes and Risks Through The Lens of Cognitive Biases. Victoria. Australia.
Saunders, C, Gebelt M, dan Qing Hu. 1997. Achieving Success in Information System
Outsourcing. California management Review; Winter 1997; 39, 2 ABI/INFORM
Global Page: 63.
Yang. C dan Huang JB. 2000. A Decision Model for IS Outsourcing International. Journal
of Information Management. 20 (1). 225-239.
21
Yang, D-H.; Kim, S.; Nam, Ch. & Min, J-W. 2007. Developing a Decision Model for
Business Process Outsourcing. Computers and Operations Research, 34(2), 3769-
3778.