SISTEM HUKUM, KELEMBAGAAN DAN PENGUSAHAAN HULU …
Transcript of SISTEM HUKUM, KELEMBAGAAN DAN PENGUSAHAAN HULU …
SISTEM HUKUM, KELEMBAGAAN DANPENGUSAHAAN HULU MIGAS
Damar Wicaksono, S.H., M.H.Jakarta, 12 Agustus 2021
Upstream and Downstream Business
Exploitation/Production
PipelineExploration &Development
REFINERY
DEVISA
SPBU
UPSTREAM
Export
Domestic
Delivery
Shipping
Export
DOWNSTREAM
Power GenerationManufacturing
DEPO
Transportation
INDONESIA UPSTREAM OIL & GAS 2021
~20.300 km
Pipeline
630 Platform750.000 km2
Working Area5X Palm Oil Plant
3 LNG Plant
5 LPG Plant
26 FPSO/FSO/FPU
Rp 841 Trillion Total Upstream Assets
Belum dibor
Belum ada penemuan
Indikasi hidrokarbon
Penemuan belum produksi
Produksi
70 Cekungan
14 Cekungan
16 Cekungan
8 Cekungan
20 Cekungan
Sektor hulu minyak dan gasbumi menyumbang 8-10%dari total penerimaannegara setiap tahunnya.
Total Produksi per hari (Maret 2021)
Oil : 679.5 MBOPD
Gas : 6.748 MMSCFD
Oil & Gas : 1.885 MBOEPD
160 Wilayah Kerja Aktif
93 Wilayah Kerja Eksploitasi
67 Wilayah Kerja Eksplorasi
128BASINS
Target 2030 : Produksi 1 Juta bopd dan 12,000 mmscfpd
1. 90% produksi berasal dari lapangan tua (mature), laju penurunan ±10% pertahun. Temuan hidrokarbon lebih didominasi gas sejak 2002.
2. Indonesia telah menjadi importir netto minyak bumi sejak 2004, gap produksi vs konsumsi minyak bumi semakin besar.
3. Industri hulu migas masih sebagai industry strategis bagi negara untuk:
• Memenuhi kebutuhan energy (sumber energy primer). Produksi lebihbanyak dialokasikan untuk kebutuhan pasar domestic seluruhIndonesia.
• Sumber penerimaan Negara (PNBP).
• Sumber Penerimaan Pajak (Pajak Migas).
• Sumber Penerimaan Daerah (Alokasi DBH)
• Membantu Pengembangan masyarakat dan pembangunan daerahmelalui program CSR/PPM.
• Membuka lapangan kerja
Proyeksi Kebutuhan Energi Indonesia
13.4
%
21.2
%
28.8
%
36.5
%
287,1MTOE
25.6
%
21.8
%
23.0
%
29.6
%
500MTOE
31.2
%
24.0
%
19.5
%
25.3
%
1,012MTOE
1 TOE = 7,33 BBL = 39,2 BCF
Bauran Energi (2020 – 2050)Berdasarkan Perpres 22/2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional
Kebutuhan Minyak Naik 139%Kebutuhan Gas Naik 298%2020 2050
1. Transisi Energi menujuera energi baru dan ramah lingkunganterlihat dari persentasebauran energi dari EBT yang semakin meningkatsetiap tahunnya (Paris Climate Agreement 2016)
2. Karena KebutuhanPasokan Energi yang semakin meningkat, meskipun secarapersentase kebutuhanmigas menurun namunsecara volume makinmembesar
Pemetaan masalah SDA migas di Indonesia
BisnisMigas Dunia
Fluktuatif
KebutuhanEnergi Migas Masih Besar/ Impor BBM
FaktorSubsurface
Regulasi, Tata Ruang dan
Perizinan tidakkondusif
Industri Hulu Migas
Status Tata Kelola
KepastianHukum
Kompetisidengan
Negara Lain
Migas MasihMenjadiSumber
PenerimaanNegara
New Normal = New Ways of Thinking
Sistem Hukum Hulu Migas
1. Konsesi
2. Kontrak Karya
3. Service Contract
4. Production Sharing Contract (PSC)
KONSESIKONTRAK KARYA
KONTRAK BAGI HASIL
KONTRAK KERJA SAMA
IndischeMijn Wet
UU No. 44/Prp/1960UU No. 8/1971
UU No. 22/2001
1960 1966 2001
Conse
ssio
n
- Migas milik
perusahaan
- Manajemen di
tangan Perusahaan
- Negara mendapat
royalti dan pajak
Contr
act
of
Work
-Migas milik Negara
- Manajemen di
tangan Perusahaan
- Perusahaan dibayar
atas jasanya (fee)
- Menjadi Resiko
Negara
Pro
duct
ion S
haring C
ontr
act
- Migas milik Negara
- Manajemen di
tangan Negara
- Perusahaan sedia
modal dan resiko
- Bagi hasil produksi
Coopera
tion C
ontr
act
- Migas milik Negara
- Manajemen di
tangan Negara
- Perusahaan sedia
modal dan resiko
- Bagi hasil produksi
- FTP
Perkembangan Pengaturan Kegiatan Usaha Hulu
Model Hubungan Usaha
Ctr’sFee
Gross Production
Costs Deduction
Company’s Production
Royalty
Income Tax
Income Tax
Gross Production
Cost Recovery
Profit Share
FTP
Govt’sShare
Ctr’sShare
Gross Production
Cost Recovery
Govt’sProductions
Income Tax
CONTRACT TYPE
Contract
Type
Investor
Interest
State
Control
Concession
Production Sharing
Service Contract Low
High
High
Low
Evolusi Badan Pengendali dan PengawasHulu Migas Indonesia
1970 1980 1990 2000
Badan kegiatan Offshore (di bawah Pertamina)
Divisi Kontrak Asing(di bawah Pertamina)
Badan Koordinasi Kontraktor Asing(di bawah Pertamina)
Badan Pembinaan KegiatanKoordinasi Kontraktor Asing(di bawah Pertamina)
ManajemenProduction Sharing (di bawah Pertamina)
BPMIGAS
2001 2002
SKSPMIGAS/SKMIGAS
2012 2013
SKK Migas
KONTRAK KERJA SAMA
UUD 1945Pasal 33 (2), dan(3)
PP 42 TH 2002 PP 35 TH 2004
UU No. 22 TH. 2001Putusan MK No. 36/PUU-X/2012
Permen17/2017Jo. Permen 53/2018
Perpres95/2012
Perpres9/2013Jo. Perpres 36/2018
Kepmen3136K/73/MEM/2012
Kepmen3135K/08/MEM/2012
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KELEMBAGAAN KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Mineral Right
Mining Right
Economic Right
Negara
Pemerintah
Pemerintahdan
BU/BUT
KuasaPertambangan
BPMIGAS
Wilayah Kerja
KontrakKerja Sama
Pengendalian
Pra Putusan MK36/PUU-X/2012
Struktur UU 22 /2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
BPMIGAS
SKK Migas
Putusan MK 13 Nov 2012
BPMIGAS inkonstitusional
Dasar KewenanganBPMIGAS bertentangandengan konstitusi dan
tidak mengikat
Pemerintah cqKementerian terkaitmelaksanakan fungsidan tugas BPMIGAS
Pemerintah cq. MESDM
KKS tetap berlakusampai masaberakhirnya
Tugas dan fungsi Dialihkan
Dilaksanakan oleha. Memberikan pertimbangan
kepada Menteri ESDM ataskebijaksanaannya dalam halpenyiapan dan penawaran WK serta KKS
b. Melaksanakan penandatangananKKS
c. Mengkaji dan menyampaikanrencana pengembangan lapanganyang pertama kali akandiproduksikan dalam suatu WK kepada Menteri ESDM untukmendapatkan persetujuan
d. Memberikan persetujuan rencanapengembangan lapangan selainsebagaimana dimaksud huruf c
e. Memberikan persetujuan rencanakerja dan anggaran
f. Melaksanakan monitoring danmelaporkan kepada MenteriESDM mengenai pelaksanaan KKS
g. Menunjuk penjual minyak bumidan/atau gas bumi bagian negarayang dapat memberikankeuntungan sebesar-besarnyabagi negara.
Pengawasan dan
PengendalianKegiatan
Usaha Hulu Migas
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
TAHAPAN DAN PELAKU KEGIATAN USAHA MIGAS
MESDM/DIRJEN MIGAS: Menyelenggarakan Urusan Kepemerintahan, Menetapkan Kebijakan, dan Mengawasi Kepatuhan Terhadap Peraturan Yang Berlaku.
DITJEN MIGAS SKK Migas : MelakukanPengawasan dan PengendalianTerhadap Pelaksanaan KontrakKerja Sama.
BPHMIGAS: Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.
BU/BUT: Melakukan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi
PERTAMINA: Melakukan Penyediaan dan Distribusi BBM Subsidi.
BU: Melakukan Kegiatan Usaha Hilir.
KEGIATAN USAHA HULU KEGIATAN USAHA HILIR
SURVEY UMUM
+PENYIAPAN WILAYAH
KERJA
PENAWARAN WK DAN
PENUNJUKAN KONTRAKTOR
PENANDATANGANAN KONTRAK
KERJA SAMA
EKSPLORASI EKSPLOITASI LIFTINGPENJUALAN
MIGASPENYEDIA-AN
BBM
KEGIATAN HILIR LAIN
Konsep PSC Indonesia
1. Sistem bagi hasil (paron), dan seluruh biaya ditanggung oleh penggarap
sharing split
2. Jenis padi dan hari panen ditentukan oleh pemilik sawah Work Programapproval
3. Biaya untuk memanen padi (bawon) ditentukan oleh pemilik sawah Budgetapproval
4. Kerugian (puso) di satu sawah tidak dapat dibebankan kepada sawah lain,walaupun penggarapnya sama ring fencing
5. Seluruh hasil padi akan dibawa ke rumah pemilik sawah, hasil bagian penggarapdiserahkan di rumah pemilik sawah delivery point
6. Bangunan peneduh (gubuk) dibangun oleh penggarap, namun pemilikan tetapoleh pemilik sawah asset owned by the State
7. Hasil sampingan (palawija), pembagiannya ditentukan tersendiri dan berbedadengan hasil utama (padi) associated products (ex: sulfur)
Sumber : Sutadi PU - PSC Accounting
FILOSOFI KONTRAK KERJA SAMA
UUD ’45 Pasal 33
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
INVESTOR
Resources – NoSkill & Technology – YesFinancial ability – YesRisk (business & operation) – Yes
Resources – YesSkill & Technology – NoFinancial ability – NoRisk (business & operation) – No
APA ITU KONTRAK KERJA SAMA?
Pasal 1.19 UU 22/2001
Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau
bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan
Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih
menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
22
Prinsip Utama Kontrak Kerja Sama(Pasal 6 UU No. 22 / 2001)
1. Sumber Daya Alam dikontrol oleh Negara;
2. Kuasa Pertambangan ada pada Pemerintah Indonesia
3. Kepemilikan di tangan Pemerintah sampai Titik Serah
– Titik Penyerahan adalah suatu titik setelah proses produksi dimana mineralyang dihasilkan sudah dapat dihitung.
– Sebelum Titik Penyerahan tersebut (atau sebelum jumlah produksi dapatdihitung) semua mineral adalah milik Negara.
4. Modal dan Resiko seluruhnya ditanggung oleh KKKS
23
Prinsip Umum Kontrak Kerja Sama
1. SKK Migas memegang manajemen Operasi Minyak dan Gas Bumi sesuaidengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Kerja Sama;
2. Kontraktor wajib memiliki:
Financial ability (bukan financial arrangement) – internal source dan tidakdibenarkan ada cost of capital (interest).
Technical competence - kontraktor harus siap dengan kemungkinanperkembangan teknologi.
Professional skill - mempekerjakan tenaga profesional, dan mempunyaikemampuan mentransfer keahliannya kepada pihak Indonesia.
SKK Migas
Sebagai Pihak
KONTRAKTOR
Sebagai Pihak
MESDM
Pemberi
Persetujuan
Para Pihak Dalam Kontrak Kerja Sama
Kontraktor Kontrak Kerja Sama
BU / BUT yang melakukan kegiatan
Usaha hulu dilarang melakukan
Kegiatan Usaha Hilir (begitu juga
sebaliknya)
Kepada setiap BU / BUT hanya
diberikan 1 (satu) WK
Apabila BU / BUT mengusahakan
beberapa WK, wajib membentuk
badan hukum yang terpisah
26
BadanUsaha
BentukUsaha Tetap
badan hukumdidirikan di Indonesia
badan hukumdidirikan di luar
Indonesia
Kontrak Kerja Sama Berdasarkan Kegiatannya
27
KONTRAK KERJA SAMA(Pasal 1.19 UU 22/2001 )
KONVENSIONAL(Permen ESDM
35/2008)
NON-KONVENSIONAL(Permen ESDM
36/2008)(Permen ESDM 5/2012)
Kontrak Kerja Sama Berdasarkan Bentuknya
28
KONTRAK KERJA SAMA(Pasal 1.19 UU 22/2001, )
KONTRAK BAGI HASIL (Production Sharing
Contract)(Pasal 1.4 PP 35/2004
KONTRAK KERJA SAMA LAINNYA
(Pasal 1.19 UU 22/2001
C/O KONTRAK JASA(Pasal 1.5 PP 35/2004 dan Permen ESDM 35/2008)
Saat ini tidak ada
KONTRAK BAGI HASIL Cost Recovery
KONTRAK BAGI HASIL Gross Split
Permen ESDM 8/2017 jo. Permen ESDM
52/2017
Kontrak Bagi Hasil
29
KONTRAK BAGI HASILCost Recovery
(Pasal 1.19 UU 22/2001 dan pasal 1.4 PP 35/2004)
KONVENSIONAL(Permen ESDM
35/2008)
NON-KONVENSIONAL
JOA/JOB(PP 35/2004)
GAS METANA BATUBARA
(Permen ESDM 36/2008)
NON – GAS METANA
BATUBARA(Permen ESDM
5/2012)
OperatorJW &
Komersialitas
Pengembalian
WKWP&B
ASR, PI, CoC,
Data, DMO,
TKDN, Comdev,
Pajak dll
Cost Recovery,
POD Basis, Bagi
Hasil, FTP
Valuasi Bonus & Bantuan
PembayaranTitle to
Equipment
Konsultasi &
Arbitrase
TK &
Pelatihan
TerminasiBooks &
AccountsPI 10% DLL
Ketentuan Dalam Kontrak Kerja Sama
30
Tahapan Kegiatan Usaha Hulu Migas
31
Eksploitasi
TAHAP PENGEMBANGAN
0 – 5 tahun
Development Drilling Reservoir Studies Completion Drilling Operation Well Equipment
TAHAP PRODUKSI
Sisa Periode Kontrak
Production Operations Production Facilities Technical Services General & Administration Transportations
Eksplorasi
TAHAP EKSPLORASI
Geological & Geophysical Seismic & Survey Exploratory Drilling Other Facilities
0 – 10 tahunTanggal KontrakEfektif POD 1
Why PSC Gross Split?
Definisi
Kontrak Bagi Hasil Gross Split adalah Kontrak Bagi Hasil dalamkegiatan usaha hulu migas berdasarkan prinsip pembagian grossproduksi tanpa mekanisme pengembalian biaya operasi
(Pasal 1.7 Permen ESDM No. 8/2017)
34
35Ditjen Mgas - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat
Hasil Produksi Migas
FTP
PengembalianBiaya Operasi
Bagi Hasil
PajakPenghasila
n
BagianPemerintah
PenerimaanPemerintah
PenerimaanKontraktor
BagianKontraktor
PajakPenghasilan
Kewajiban PemenuhanMigas Dalam negeri
Hasil Produksi Migas
BagianPemerintah
BiayaOperasi
PajakPenghasilan
BagianKontraktor
PajakPenghasilan
PenerimaanPemerintah
PenerimaanKontraktor
Kewajiban Pemenuhan Migas Dalam negeri
Bagi Hasil
Pengembalian BiayaOperasi (Cost Recovery)
Tanpa Pengembalian BiayaOperasi (Gross Split)KBH
Split Bagi Hasil Kontraktor GSRef. Pasal 6, Lampiran Permen 08/2017
sebagaimana terakhir diubah dengan Permen ESDM 12/2020
Tambahan Split Diskresi Menteri