Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

65
STUDI KELAYAKAN PENGUSAHAAN SAPI PERAH DAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS DAN PUPUK KOMPOS Oleh : Silmi Azmi F34070032 Nurul Qomariyah F34070059 Ratih Purnamasari F34070061 Kartikasari F34070077 Ani Sulistiorini F34070082 Tika Ari Sanday F34070095 Ulanda Destriana F34070096 Noor Zuhaidha G44070019

Transcript of Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Page 1: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

STUDI KELAYAKAN PENGUSAHAAN SAPI PERAH

DAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK

MENGHASILKAN BIOGAS DAN PUPUK KOMPOS

Oleh :

Silmi Azmi F34070032

Nurul Qomariyah F34070059

Ratih Purnamasari F34070061

Kartikasari F34070077

Ani Sulistiorini F34070082

Tika Ari Sanday F34070095

Ulanda Destriana F34070096

Noor Zuhaidha G44070019

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengusahaan sapi perah memiliki beberapa keuntungan, diantaranya

adalah susu yang dihasilkan oleh peternakan, sebagai output dari peternakan sapi

perah. Manfaat susu sebagai salah satu jenis pangan yang sehat tidak diragukan,

hampir semua zat gizi yang terkandung didalam susu bermutu tinggi.

Kesimpulannya adalah peternakan sapi perah memiliki keunggulan dibandingkan

peternakan lainnya, mengingat konsumsi masyarakat akan susu terus meningkat

dalam rangka pemenuhan kualitas gizi yang baik bagi masyarakat.

Selain itu, peternakan sapi perah ini juga menghasilkan daging yang dapat

diperjualbelikan serta limbah yang dapat digunakan untuk menghasilkan biogas

dan pupuk kompos. Potensi limbah yang dihasilkan oleh peternakan sapi perah

sangat tinggi dibandingkan peternakan lain seperti dijelaskan pada tabel dibawah

ini :

Tabel 1. Jenis Ternak dan Limbahnya

Jenis Ternak

Bobot

Ternak

(kg)

Produksi

Kotoran

(kg/hari)

Bahan Kering

Sapi Potong 520 29 12

Sapi Perah 640 50 14

Ayam Petelur 2 0.1 26

Ayam Boiler 1 0.06 25

Babi Dewasa 90 7 9

Domba 40 2 26

Sumber : Wahyuni, 2009

Selama ini, limbah peternakan berupa feses dan urine banyak

dimanfaatkan sebagai pupuk oleh sebagian besar peternak. Sebagian besar petani

Page 3: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

langsung membawanya ke kebun tanpa melakukan pengomposan terlebih dahulu.

Limbah tersebut, masih bersifat panas dan dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman. Kita sebenarnya dapat mengembangkan instalasi biogas dari kebiasaan

tersebut. Peternak akan mendapatkan gas sebagai bahan bakar, pupuk organik

padat dan pupuk organik cair dari suatu fermentasi bahan organik dalam digester

biogas yang dibangun dengan instalasi biogas ini.

Potensi limbah ternak khususnya kotoran sapi dalam menghasilkan biogas,

nilai kalori yang dihasilkan sangat tinggi dibandingkan limbah yang lainnya

seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Potensi Limbah

Bahan Isian Nilai Kalori Biogas yang Dihasilkan

Tinja Manusia 5000

Sampah dan Tinja

Manusia5450

Tinja Sapi 5500-6000

Sampah Kota + Urea 5400-5500

Kotoran Sapi 6513

Sumber : Sahid, 1983

Limbah ternak ini dapat menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Biogas

ini merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti

bahan bakar minyak dan gas alam, mengingat bahan bakar minyak dan gas alam

tersebut ketersediaannya sudah semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui.

Selain itu, hasil lain yang dapat diperoleh dari usaha peternakan ini adalah pupuk

organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat dan pupuk organik

cair dapat digunakan untuk mengantisipasi kenaikan harga pupuk anorganik di

pasar.

1.2 TUJUAN

Tujuan studi kelayakan ini antara lain :

Page 4: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

1. Menganalisis tingkat kelayakan pengusahaan sapi perah dan pemanfaatan

limbah untuk menghasilkan biogas dan pupuk kompos secara non finansial

meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial

lingkungan.

2. Menganalisis tingkat kelayakan pengusahaan sapi perah dan pemanfaatan

limbah untuk menghasilkan biogas dan pupuk kompos secara finansial.

Page 5: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

II. ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL

Peternakan sapi perah memiliki potensi yang sangat tinggi dalam

pengembangan energi terbarukan yaitu biogas. Selain itu, sludge yang dihasilkan

dari Instalasi biogas dapat digunakan sebagai pupuk kompos atau pupuk organik

yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Oleh karena itu, pengusahaan

sapi perah dan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas dan pupuk

kompos harus dianalisis secara finansial dan non finansial. Aspek non finansial

yang dimaksud meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen serta aspek

sosial dan lingkungan.

2.1 ASPEK TEKNIS

Aspek teknis dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang lokasi

proyek, populasi ternak sapi perah, teknologi pembuatan biogas, teknis

operasional biogas dan pengolahan pupuk organik.

2.1.1 Lokasi Proyek

Lokasi proyek menjadi salah satu penyebab lancar tidaknya suatu

usaha. Peternakan sapi perah harus dibangun jauh dari pemukiman

penduduk. Sebab, peternakan sapi perah menghasilkan limbah yang dapat

menggangu masyarakat diantaranya adalah menimbulkan bau yang tidak

sedap. Selain itu, lokasi proyek ini juga harus didukung dengan

ketersediaan air bersih yang memadai, pakan yang mudah dijangkau,

tenaga kerja penunjang dan pemasaran yang baik. Ketersediaan sarana

penunjang lainnya seperti listrik, jalan, dan telekomunikasi juga menjadi

salah satu faktor dalam menentukan lokasi proyek.

Penentuan lokasi pembuatan biogas juga harus memperhatikan

sumber daya yang tersedia agar lebih praktis dan ekonomis. Instalasi

biogas akan ditempatkan dekat dengan kandang. Ini dilakukan agar

distribusi bahan pembentuk biogas yaitu limbah peternakan sapi perah

tidak terlalu jauh. Penempatan ini harus dapat menghemat tenaga dan

biaya. Penempatan juga memudahkan proses pengolahan biogas dan

pupuk kompos karena input yang dibutuhkan mudah didapat,

Page 6: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

ketersediaannya cukup melimpah, serta berkelanjutan. Proyek instalasi

biogas dibangun di lokasi yang berorientasi pada rumah tangga peternak.

Lokasi proyek peternakan sapi perah ini terletak di Jawa Barat,

karena kebutuhan akan sapi yang terus meningkat, namun pemenuhannya

masih rendah, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Populasi sapi di

Jawa Barat paling rendah. Jika dilihat dari segi pemasarannya, Jawa Barat

menjadi lokasi paling menjanjikan.

Tabel 3. Perkembangan Populasi Sapi Perah (ekor)

PropinsiSapi Perah

2007 2008Jawa Barat 84.934 89.823Jawa Tengah 114.915 115.490Jawa Timur 130.922 131.838

Sumber : Statistik Indonesia, 2008

Selain faktor pemasaran, banyak faktor yang perlu diperhatikan

dalam penentuan lokasi peternakan sapi perah ini. Oleh karena itu,

pengembangan peternakan sapi perah di Jawa Barat akan dipusatkan di

Sukabumi. Sukabumi adalah lokasi yang paling prospektif di Jawa Barat,

selain sarana penunjangnya yang cukup baik juga karena terus naiknya

harga susu. Permintaan dari pabrik pengolah susu di Sukabumi jauh lebih

besar dibandingkan dengan kapasitas produksi peternak. Harga susu sapi

tahun ini mencapai Rp 3.500 per liter, padahal pada 2007 masih Rp 1.600

per liter. Permintaan dari pabrik pengolah susu mencapai 500.000 liter per

hari, sementara kemampuan produksi baru mencapai 20.000 liter per hari.

Tingginya permintaan dari pabrik pengolah susu merupakan peluang bagi

peternak untuk mengembangkan peternakan sapi perah di Sukabumi. Harga

sapi siap produksi kini mencapai Rp 15 juta per ekor. Pada lelang sapi

perah di acara Pesta Patok 2007 di Kabupaten Sukabumi, harga sapi siap

produksi masih berkisar Rp 11 juta per ekor. Selain harga sapi yang terus

melambung, ketersediaan pakan, terutama yang berasal dari hijauan atau

rumput, juga banyak tersedia di Sukabumi. Kepemilikan sapi perah oleh

peternak sapi perah rakyat umumnya berjumlah kurang dari 10 ekor.

Dengan populasi sebanyak itu, produksi susu sapi juga kecil. Rata-rata

Page 7: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

produktivitas sapi perah di sektor peternak rakyat hanya 8 liter per ekor per

hari. Adapun sektor peternakan dengan pola pemeliharaan intensif

umumnya mencapai 12 liter per ekor per hari. Tahun ini populasi sapi perah

di Sukabumi sekitar 5.000 ekor dengan kapasitas produksi 20.000 liter per

hari. Targetnya harus tersedia 11.000 sapi siap produksi dengan kualitas

bagus pada 2011 untuk menangkap peluang pasar.

2.1.2 Populasi Ternak Sapi Perah

Sapi yang akan dipelihara adalah jenis Fries Holland (FH) dengan

warna bulu hitam putih. Sapi jenis FH dipilih karena produksi susunya

paling tinggi dibandingkan dengan jenis sapi eropa lainnya dan sapi perah

tropis. Selain itu, bobot sapi betina yang ideal dapat mencapai 682 kg dan

sapi jantan dewasa idealnya mencapai 1000 kg sehingga untuk

menghasilkan daging juga sangat baik. Petumbuhan sapi jenis FH sangat

cepat dan menghasilkan karkas yang sangat baik. Bobot lahir anak sapi

tinggi yaitu 43 kg, ditambah lagi lemak daging berwarna putih sehingga

sangat baik untuk produksi veal (daging anak sapi). Namun, proses

perkawinan sapi jenis FH harus menunggu umur 2-2,5 tahun.

2.1.2.1 Produktivitas Sapi Perah

Produksi susu (jumlah susu segar yang dijual) rata-rata

adalah 14,50 liter per ekor per hari dengan rataan 9 satuan ternak

(ST). Pada awal bunting, produksi susu umumnya masih sedikit, 5-

10 liter per hari, karena sapi betina belum cukup umur untuk

dikawinkan. Pada laktasi kedua dan seterusnya hingga umur

optimal, produksi susu dapat mencapai 10-14 liter. Terkadang, ada

sapi yang dapat menghasilkan susu hingga 25 liter per hari.

Keberhasilan suatu peternakan juga didasarkan pada tata cara

pemberian pakan oleh peternak.

Page 8: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Tabel 4. Produksi Susu

2.1.2.2 Pakan Ternak

Pakan ternak yang diberikan terdiri dari pakan hijauan yang

mengandung serat kasar tinggi dan pakan penguat (konsentrat)

yang mengandung serat kasar rendah. Jenis pakan hijauan yang

diberikan adalah rumput gajah, rumput raja dan rumput lapang.

Rumput ini dihasilkan dari lahan disekitar peternakan.

Selain itu, ampas tahu dan ampas tempe juga digunakan

sebagai pakan. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah

pemberian konsentrat dengan alasan faktor ekonomis. Sapi diberi

pakan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari. Pakan

hijauan diberikan sebelum pemerahan dan setelah pemberian pakan

penguat. Sementara pakan penguat diberikan sebelum pemerahan.

Pedet atau anak sapi yang disapih artinya siap dilepas dari

induknya, hanya diberi 8 liter susu per hari per pedet sampai tiba

waktunya pedet akan dijual. Jika anak sapi sudah dapat

menghabiskan pakan konsentrat sebanyak 0,5 kg per hari, maka

pemberian susu dapat dihentikan.

Tabel 5. Pakan Ternak

Pakan

hijauan/ekor/hari

Konsentrat/

ekor/hari

Ampas tahu dan

ampas tempe/ekor/hari

25 kg 3 kg 1 kg

Produksi Susu

Waktu Pemerahan Liter/

ekor/

hari

Jumlah rata-rata

sapi laktasi

Total/liter

Pagi 6.70 9 60.3

Siang 3.90 9 35.1

Sore 3.90 9 35.1

Page 9: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

2.1.2.3 Teknis Pembuatan Kandang

Kandang merupakan salah satu upaya dalam pengawasan

dan kesehatan ternak. Sapi perah harus selalu diawasi dan

dilindungi dari aspek-aspek lingkungan yang sekiranya merugikan

seperti angin kencang, terik matahari, air hujan, suhu udara malam

yang dingin dan adanya pencurian oleh oknum yang tidak

bertanggung jawab. Peternak sapi perah harus menyediakan

kandang yang dapat mengamankan sapi dari kondisi lingkungan

yang kurang menguntungkan. Selain itu, kandang juga harus dapat

memberikan jaminan terhadap kesehatan dan kenyamanan hidup

sapi.

Kandang sangat menunjang tatalaksana, tanpa kandang

peternak sulit untuk melakukan kontrol, pemberian makan,

pengawasan, memerah, memandikan, mengumpulkan kotoran,

usaha higienisasi dan kegiatan lainnya. Setelah dilakukan survey,

maka kandang yang baik adalah kandang yang berdekatan dengan

kantor, ini dilakukan agar pemantauan terhadap sapi perah mudah

dilakukan. Sistem perkandangan adalah head to head untuk

memudahkan pemberian pakan dan posisinya Tail To Tail artinya

sapi perah-sapi perah yang dikandangkan saling membelakangi

atau ekor dengan ekor. Kandang bersifat permanen yang beratap

genteng dan berlantai semen. Setiap ternak memiliki makan dan

minumnya sendiri-sendiri. Setiap pedet disatukan dalam kandang

namun dipisahkan dari induknya dan diberi alas berupa serbuk

gergaji atau sekam.

2.1.2.4 Aktifitas Pemerahan

Semakin sering sapi diperah, umumnya susunya akan

semakin banyak. Pemerahan dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan pemerahan manual dan pemerahan menggunakan mesin

pemerahan, tetapi lebih utamanya secara manual. Sebelum

dilakukan pemerahan terlebih dahulu ambing sapi dibersihkan

dengan menggunakan lap dan air hangat. Pemerahan harus

Page 10: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

dilakukan sampai air susu yang ada dalam ambingnya keluar habis

dan setelah selesai pemerahan putingnya disemprot atau dicelup

dengan desinfektan, hal ini untuk mencegah terjadi mastitis pada

sapi perah.

Produksi susu pada perusahaan ditentukan oleh lamanya

laktasi pada sapi perah. Pada umumnya produksi sapi perah

Indonesia adalah rendah, dimana hasil susu rata-rata sapi per hari

berkisar antara 3 liter sampai 10 liter tergantung bagaimana

pengolahan peternakannya. Lama laktasi pada perusahaan

diasumsikan maksimal 10 bulan sehingga masa laktasi 300 hari

dalam satu tahun. Harga dari susu segar per liter yang dijual senilai

Rp 4.500,00.

2.1.2.5 Pencegahan Penyakit

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara

memandikan sapi tiga kali sehari, membersihkan kandang secara

rutin agar sapi terhindar dari bakteri, pemeriksaan kesehatan ternak

sapi perah. Penyakit sapi perah pada umumnya adalah diare dan

mastitis. Penyakit ini dapat diatasi dengan obat-obatan seperti

vitamin dan antibiotika.

2.1.2.6 Perkawinan

Pengaturan perkawinan merupakan faktor yang sangat

penting dalam tatalaksana pemeliharaan sapi perah. Perkawinan

dilakukan dengan alami dan dengan bantuan inseminasi buatan.

Hal ini disebabkan, sapi pejantan yang berumur 2 tahun hanya

mampu mengawini sapi betina sebanyak 2-3 sapi betina dalam

seminggu dan jumlah sapi jantan dipeternakan hanya satu ekor.

Sapi pejantan ketika berumur 3-4 tahun mampu mengawini 3-4

sapi betina dalam seminggu. Namun, perkawinan dengan cara

tersebut tidak boleh lebih dari dua minggu berturut-turut. Setelah

perkawinan terakhir maka sapi pejantan diberi istirahat selama 10

hari. Sebaiknya sapi pejantan mengawini 2 kali seminggu agar

tidak terlalu menurunkan daya fertilitasnya.

Page 11: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Bobot sapi pejantan yang dapat dikawinkan sebesar 350 kg

dan telah berumur 15 sampai 18 bulan. Sementara untuk sapi

betina dikawinkan pada saat berumur dua tahun, sebab bobot sapi

betina yang cukup untuk dikawinkan adalah sebesar 275 kg.

2.1.3 Teknologi Pembuatan Instalasi Biogas

Pengusahaan sapi perah ternyata sangat membantu pengembangan

energi alternatif, limbah sapi yang tadinya sangat mengganggu dapat

dimanfaatkan sebagai penghasil gas (biogas), sedangkan ampasnya dapat

dijual sebagai pupuk organik atau pupuk kompos. Beberapa tahapan dalam

pembuatan instalasi biogas antara lain sumur digester, memasang

konstruksi bangunan, membuat kubah penampung gas dan instalasi pipa

gas.

1. Sumur Digester

Sumur digester adalah tempat untuk menampung dan

tempat untuk memfermentasikan bahan organik. Digester harus

mampu menampung limbah ternak yang dialirkan secara kontinu

dari kandang. Sehingga limbah ternak dari kandang dapat langsung

dialirkan ke dalam digester. Digester dapat berbentuk bulat seperti

sumur maupun segi empat. Namun sebagian digester berbentuk

bulat dengan diameter 3 meter dan kedalaman 2 meter. Lubang

digester dibuat dengan jarak 30 meter dari dapur.

2. Memasang Konstruksi Bangunan

Lubang yang telah digali, dibuat konstruksi pondasi dari

batu kali di bagian dasar dan bata merah di dindingnya. Selain itu,

harus terdapat lubang pengeluaran dan pemasukkan bahan.

Dinding lubang yang telah diberi bata merah harus diplester

menggunakan campuran pasir dan semen sehingga rapat dan

kokoh. Digester ini harus kuat dan kedap udara. Oleh karena itu,

dinding yang telah diplester, diaci dengan semen, kemudian

didempul dan dicat menggunakan cat khusus kolam renang.

3. Membuat Kubah Penampungan Gas

Page 12: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Kubah penampungan gas dibangun langsung menutup

digester sehingga digester dan kubah penampungan gas menyatu.

Tinggi kubah penampungan gas 1 meter. Kubah penampungan gas

dibuat menggunakan rangka kayu yang dilapisi triplek. Selain itu,

rangka besi dipasang sebagai penguat. Kemudian rangka kubah

penampungan gas dicor agar kuat dan dapat menahan tekanan gas.

Selanjutnya lubang penyaluran gas dibuat dipuncak kubah. Lubang

ini terbuat dari pipa besi yang dilengkapi dengan kran pengatur.

Jika kubah penampungan gas hasil pengecoran sudah kering,

rangka kayu dan triplek yang terdapat dalam lubang digester

dilepas dan dibersihkan lewat lubang pengeluaran bahan organic.

Dinding kubah penampungan gas bagian dalam dan bagian luar

harus dilapisi semen, dempul dan cat kolam renang sehingga tidak

menimbulkan kebocoran.

4. Instalasi Pipa Gas

Kran yang terdapat di atas kubah disambung dengan pipa

(paralon atau besi yang berukuran 0.5 inch) untuk menyalurkan gas

ke kompor yang ada di dapur. Pipa yang dipasang harus benar-

benar rapat dan kuat agar gas tidak bocor. Jenis kompor yang

digunakan adalah kompor gas yang biasanya menggunakan gas

elpiji. Sebelum masuk ke kompor, pipa gas disambung dengan

selang plastik (seperti selang pada gas elpiji) dengan ukuran lebih

kecil dari 0.5 inch. Selang plastik ini dapat langsung dihubungkan

dengan kompor. Selain itu, dibagian sambungan harus dipasang

kran. Instalasi biogas yang dibangun kapasitasnya 18 m3. Instalasi

biogas yang dibangun, digester dapat terlihat setengahnya dari luar

atau digester ditanam seluruhnya di dalam tanah. Keuntungan jika

digester seluruhnya ditanam di dalam tanah adalah kapasitas biogas

lebih banyak, suhu di dalam digester lebih konstan (tidak terlalu

panas dan dingin) sehingga tidak mematikan bakteri aktivator

pembentuk biogas.

Page 13: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

2.1.4 Teknik Operasional Biogas

Proses pembentukan biogas dalam digester model kontinu akan

melalui beberapa tahapan berikut :

1. Penampungan Kotoran Sapi di Bak

Kotoran sapi dari kandang yang bercampur dengan air

cucian ditampung sementara di bak penampungan sementara. Bak

penampungan sementara berfungsi untuk menghomogenkan bahan

masukan. Kotoran sapi tidak boleh terlalu kental. Perbandingan

kotoran sapi dengan air adalah 1:2 dan pengadukan harus

dilakukan secara merata sehingga bentuknya seperti lumpur

kotoran sapi. Laju produksi biogas tergantung pengeceran bahan

isian. Bahan isian yang terlalu padat akan mempercepat produksi

karena waktu yang dibutuhkan relatif sedikit dibandingkan jika

bahan isian terlalu encer.

2. Mengalirkan Kotoran Sapi ke Digester

Lumpur kotoran sapi dialirkan ke digester melalui lubang

pemasukan. Pada pengisian pertama, kran pengeluaran gas yang

ada dipuncak kubah tidak disambungkan dulu ke pipa. Kran

tersebut dibuka agar udara di dalam digester terdesak keluar

sehingga proses pemasukan lumpur kotoran sapi lebih mudah.

3. Membuang Gas yang Pertama Dihasilkan

Hari ke-1 sampai hari ke-8, kran yang ada diatas kubah

dibuka dan gasnya dibuang. Pembuangan gas ini disebabkan gas

awal yang terbentuk didominasi oleh CO2. Hari ke-10 sampai hari

ke-14, pembentukan gas CH4 meningkat dan gas CO2 menurun.

Saat komposisi CH4 sebesar 54% dan CO2 sebesar 27% maka

biogas akan menyala. Biogas tersebut kemudian dapat digunakan

untuk menyalakan kompor gas di dapur.

4. Pemanfaatan Biogas yang Telah Terbentuk

Page 14: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Biogas yang telah terbentuk dapat digunakan untuk

menyalakan kompor gas di dapur. Instalasi biogas ini

menghasilkan energy yang selalu terbarukan. Digester dapat diisi

lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas

yang optimal. Produksi biogas yang berlangsung secara kontinuitas

dapat terjadi jika lumpur kotoran sapi ada dan tersedia. Selain

menghasilkan biogas, instalasi ini juga menghasilkan Sludge yang

dapat diolah menjadi pupuk organik cair dan padat.

2.1.5 Pengolahan Pupuk Organik

Limbah yang diolah melalui instalasi biogas menghasilkan produk

samping berupa sludge atau ampas yang jika diproses lebih lanjut dapat

menjadi pupuk organik cair dan padat. Limbah sapi perah masih mentah

atau menurut istilah petani masih bersifat panas. Pupuk organik yang

dibuat dari Sludge selain kualitasnya baik juga memiliki keunggulan

dibandingkan pupuk kimia. Pupuk organik lebih ramah lingkungan, dan

dapat menyeimbangkan zat-zat di dalam tanah (memperbaiki sifat tanah).

Pupuk organik membuat tanah lebih subur, gembur, dan lebih mudah

diolah. Usaha pengolahan pupuk akan memberikan keuntungan berupa

terprosesnya kembali ampas atau sludge biogas.

1. Pengolahan Pupuk Organik Cair

Sludge yang dihasilkan dari instalasi biogas sebenarnya

sudah memiliki sifat seperti kompos. Namun, bentuknya yang

lumpur menyulitkan dalam pengemasan dan pengangkutan. Oleh

karena itu, sludge dipisahkan menjadi bagian cair dan padat.

Bagian yang padat disebut dengan pupuk organik padat sementara

bagian yang cair disebut dengan pupuk organik cair. Kandungan

unsur hara keduanya sama-sama tinggi. Pupuk organik cair dijual

dengan harga Rp. 10.000/liter.

2. Pengolahan Pupuk Organik Padat

Bagian padatan yang telah dipisah, langsung dijemur

selama 7-10 hari hingga padatan tersebut benar-benar kering.

Page 15: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Padatan tersebut dijemur dengan menggunakan terpal atau alas

plastik di bawah sinar matahari. Lumpur yang dihasilkan dari

instalasi biogas memiliki keunggulan yaitu tidak berbau sehingga

meskipun dijemur dekat dengan rumah peternak maka tidak akan

menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengeringan padatan

dilakukan hingga kadar air yang tersisa hanya 20% dari kondisi

awal. Setelah padatan tersebut kering, padatan tersebut dapat

langsung dikemas dalam kantong plastik.

2.2 ASPEK PASAR

Pengusahaan sapi perah memiliki potensi yang sangat besar sebagai

sumber energi alternatif seperti biogas. Peternak tidak hanya mendapatkan susu

tetapi juga biogas dan pupuk organik yang dapat dipasarkan serta anak sapi yang

dapat dijual. Pengembangan energi terbarukan membuka peluang besar bagi

peternakan untuk mengupayakan biogas sendiri dalam rangka menghemat BBM.

Pupuk organik yang dihasilkan jug dapat digunakan sendiri oleh peternak maupun

dipasarkan.

2.2.1 Karakteristik Produk

Produk yang dipasarkan merupakan hasil output dari sapi perah

yaitu susu, dan pengolahan limbah yaitu berupa biogas, pupuk organik

cair, pupuk organik padat dan anak sapi (pedet). Pupuk organik masih

harus diolah sebelum akhirnya dipasarkan. Selain itu, pupuk organik ini

masih harus dicampur dengan bahan organik lain seperti dedak, serbuk

gergaji, rumput-rumputan dan bakteri activator.

2.2.2 Potensi Pasar

Susu akan menjadi sumber protein utama yang diupayakan

pemerintah untuk masyarakat. Dibandingkan dengan usaha peternakan

lainnya, maka keuntungan-keuntungan peternakan sapi perah antara lain :

1. Peternakan sapi perah adalah usaha yang tetap. Produk susu dalam

suatu peternakan sapi perah tidak banyak bervariasi dari tahun ke

Page 16: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

tahun dibandingkan hasil pertanian lainnya dan biasanya tidak lebih

dari dua persen.

2. Sapi perah tidak ada bandingannya dalam efisiensi merubah makanan

ternak menjadi protein hewani dan kalori. Parameter lainnya adalah

sapi perah lebih efisien dari sapi daging sebab susu sebanyak 4.500

liter per tahun menyediakan zat-zat makanan bagi manusia setara

dengan dua ekor sapi jantan kebiri yang beratnya masing-masing 500

kg.

3. Jaminan pendapatan (income) yang tetap. Petani penghasil palawija,

sayur mayur mendapatkan hasil secara musiman, peternak sapi daging

hasilnya setahun sekali, sedangkan peternak sapi perah memperoleh

pendapatan dua minggu sekali atau sebulan sekali secara tetap

sepanjang tahun.

4. Penggunaan tenaga kerja yang tetap. Usaha ternak sapi perah

menggunakan tenaga kerja secara terus-menerus sepanjang tahun,

tidak ada waktu menganggur, sehingga dapat memilih pekerja yang

baik dan mengurangi pengangguran serta menambah pendapatan

seseorang, sedangkan pertanian menggunakan tenaga secara musiman

tergantung pada kegiatannya (pengolahan lahan, tanam dan panen).

5. Sapi perah dapat menggunakan berbagai jenis hijauan yang tersedia

atau sisa-sisa hasil pertanian, misalnya jerami jagung, dedak, bungkil

kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas bir, ampas kecap,

dan lain-lain.

6. Kesuburan tanah dapat dipertahankan. Dengan memanfaatkan kotoran

sapi sebagai pupuk, maka fertilisasi dan kondisi fisik tanah dapat

dipertahankan. Pupuk kandang sapi perah lebih baik nilainya daripada

pupuk kandang sapi potong, karena sapi perah pakan utamanya adalah

pakan hijauan.

Adanya teknologi baru yaitu pemanfaatan limbah untuk

menghasilkan biogas sekaligus ampasnya yang dapat dimanfaatkan

maupun dipasarkan sebagai pupuk organik atau pupuk kompos. Limbah

sapi perah yang komposisi limbahnya lebih banyak dibandingkan

Page 17: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

peternakan lainnya, sangat memungkinkan untuk pengembangan instalasi

biogas, sebab limbah peternakan sapi perah memiliki nilai kalori yang

paling tinggi dalam menghasilkan biogas dibandingkan peternakan

lainnya. Alasannya adalah karena sapi perah makanan utamanya adalah

pakan hijauan yang komposisinya lebih banyak dibandingkan peternakan

lainnya, sehingga kemungkinan untuk menghasilkan biogas sangat tinggi.

Permintaan terhadap sumber energi alternatif semakin tinggi,

sehingga berbagai dikembangkan, salah satunya adalah biogas.

Pengembangan sumber energi alternatif yang sangat tinggi untuk saat ini

dan untuk masa yang akan datang, menyebabkan potensi pasar untuk

sumber energi alternatif sangat menjanjikan. Sifat yang menarik dari

biogas ini adalah tidak berbau seperti elpiji, baik untuk kesehatan dan

tidak mencemari lingkungan.

Potensi biogas sangat tinggi untuk dipasarkan akibat dari

kelangkaan BBM yang menyebabkan harga BBM melambung tinggi,

sehingga berbagai upaya dikembangkan oleh pemerintah untuk

pengembangan energi alternatif. Biogas adalah salah satu sumber energi

alternative yang dikembangkan oleh Indonesia. Pengolahan biogas tidak

hanya menghasilkan gas saja, tetapi pupuk organik yang ramah

lingkungan. Sejalan dengan penggalakkan pupuk ramah lingkungan, maka

pupuk organik memiliki potensi yang tinggi untuk dipasarkan. Peternak

tidak hanya mendapatkan biogas sebagai pengganti BBM, tetapi juga

pupuk yang ramah lingkungan yang dapat dipasarkan.

2.2.3 Strategi Pemasaran

Strategi pembentukan dan pengembangan pasar bergantung pada

besar kecilnya perusahaan, posisi atau kedudukan perusahaan tersebut

dalam industri, sasaran dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Susu yang dihasilkan dari peternakan sapi ini sebenarnya diolah kembali

menjadi produk-produk turunan, namun demikian tidak tertutup

kemungkinan susu segar juga dipasarkan kepada perusahaan-perusahaan

dan KPS (Koperasi Susu). Perusahaan juga memasarkan produk tidak

Page 18: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

hanya melalui agen-agen tetapi dengan menggunakan media cetak, seperti

pemasaran dengan pemasangan iklan mialnya leaflet.

Biogas adalah salah satu energi alternatif yang dikembangkan oleh

pemerintah. Biogas tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti

bahan bakar minyak tetapi berpotensi sebagai penerangan yaitu energi

listrik. Dengan adanya biogas dapat digunakan sebagai pengganti bahan

bakar minyak sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap BBM,

sehingga ini dapat menjadi insentif bagi setiap rumah tangga.

Saluran pemasaran yang terdapat dalam pengolahan limbah ternak

ini sangat sederhana. Biogas yang dihasilkan di dalam pengolahan limbah

tidak dijual, melainkan digunakan sendiri. Sedangkan untuk pupuk

kompos merupakan produk sampingan dari instalasi biogas, dipasarkan

sebagai pupuk organik. Pupuk padat dan pupuk cair yang dihasilkan

dipasarkan melalui agen yang menampung dan memasarkan produk dari

peternak.

Peternak juga melakukan sistem pemasaran langsung, dimana bagi

konsumen yang ingin membeli pupuk organik dapat langsung mendatangi

tempat produksi dan membeli secara langsung.

Page 19: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Gambar 1. Strategi Pemasaran

Pupuk Organik Padat Pupuk Organik Cair

Sapi Perah Jantan dan Betina

Limbah Sapi Sapi Betina

Bak Penampungan Sementara

Anak Sapi/ Pedet

Susu

Instalasi Biogas/ Digester

Biogas Ampas/ Sludge

Pengolahan Ampas (Sludge)

Rumah Tangga

Sapi Perah Afkir

Page 20: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

2.3 ASPEK MANAJEMEN

Gambar 2. Hirarki Perusahaan

Setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Deskripsi kerja masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Direktur, memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan kebijakan seluruh

aktivitas usaha. Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap seluruh

aktivitas usaha.

2. General Manager, memiliki tugas membantu direktur dalam melakukan

koordinasi dan pengawasan terhadap seluruh aktivitas usaha.

3. Bagian Produksi Susu, bertanggung jawab dalam melakukan proses produksi

dan kualitas produk susu yang dihasilkan

4. Bagian Unit Biogas, bertanggung jawab terhadap instalasi biogas, melakukan

kontrol terhadap perkembangan biogas, memberikan pelatihan-pelatihan.

5. Bagian Unit Kompos, bertanggung jawab terhadap pembuatan pupuk kompos,

mengawasi mulai dari pengolahan, pencampuran, hingga pemasaran pupuk

kompos.

6. Finance and Control, menghasilkan laporan keuangan rutin, memperkuat

kontrol internal dan melindungi aset perusahaan. Sedangkan fungsi khusus

dari Departemen FICO adalah sebagai Financial Advisor untuk tim

manajemen perusahaan yang bertugas menghasilkan laporan analisa,

rekomendasi dan keputusan terbaik untuk perusahaan

Page 21: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

7. Departemen HRD bertanggung jawab terhadap pelatihan dan pengembangan

karyawan melalui penyediaan fasilitas pelatihan. Selain itu, Departemen HRD

juga bertugas untuk mengatur pengadaan tenaga kerja baru baik permanen,

kontrak maupun.

8. Marketing Departement, menentukan jumlah produksi, melakukan survei

pasar dan menentukan startegi pemasaran yang cocok bagi perusahaan.

2.4 ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Peternakan sapi perah memiliki potensi yang sangat besar dalam

pengembangan energi terbarukan yaitu biogas. Sebab, potensi limbah yang

dihasilkan oleh peternakan sapi perah paling tinggi dibandingkan dengan

peternakan lainnya serta limbah peternakan sapi perah menghasilkan nilai kalori

yang paling tinggi dibandingkan dengan limbah peternakan lainnya. Biogas dapat

menjadi solusi kelangkaan minyak dan gas bumi karena biogas merupakan

sumber daya yang dapat diperbaharui, terbarukan dan ramah lingkungan. Selain

itu, Sludge yang dihasilkan dari instalasi biogas dapat diolah menjadi pupuk

organik cair dan pupuk organik padat. Pupuk organik ini dapat menjadi solusi

kenaikan harga pupuk anorganik dan pupuk yang lebih ramah lingkungan. Oleh

karena itu, pengusahaan sapi perah dan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan

biogas dan pupuk kompos memberikan pengaruh yang nyata terhadap lingkungan,

masyarakat dan Negara.

2.4.1 Lingkungan

Biogas yang dihasilkan dari limbah peternakan sapi perah memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM).

Keunggulan tersebut antara lain Biogas merupakan sumber energy yang

ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Selain itu, adanya instalasi

biogas mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah

peternakan sapi perah. Limbah peternakan sapi perah tersebut, selain

mengganggu pemandangan juga menimbulkan bau yang tidak sedap serta

dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit. Biogas ini dapat

mengurangi ketergantungan rumah tangga peternak terhadap BBM

sehingga dapat mengurangi pengeluaran akan BBM.

Page 22: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

2.4.2 Masyarakat

Proyek instalasi bogas ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi

masyarakat di sekitar peternakan sapi perah. Sehingga memberikan

peluang kerja bagi masyarakat dengan pendidikan menegah.

2.4.3 Negara

Limbah peternakan sapi perah dapat dimanfaatkan untuk

membangun instalasi biogas. Instalasi biogas ini, selain menghasilkan

biogas juga menghasilkan Sludge yang dapat diolah menjadi pupuk

organik cair dan padat. Biogas merupakan sumber energi alternatif

pengganti bahan bakar minyak. Biogas merupakan bahan bakar nabati

yang mudah diperoleh di Indonesia. Kelangkaan minyak dan gas bumi

merupakan suatu kondisi pentingnya pengembangan energi terbarukan,

salah satunya adalah biogas. Instalasi biogas ini menciptakan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat, mengurangi kemiskinan dan dalam jangka

panjang dapat meningkatkan ketahanan energi nasional.

Page 23: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

III. ASPEK KELAYAKAN FINANSIAL

Selain dilakukan kajian terhadap aspek kelayakan non-finansial, pada

proyek ini juga perlu dilakukan kajian terhadap aspek kelayakan finansial untuk

mengetahui investasi yang ditanamkan dapat memberikan manfaat yang optimal.

Hasil kelayakan pengusahaan sapi perah akan dilihat dari kriteria-kriteria

kelayakan finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR, dan payback period.

3.1 Kelayakan Usaha Sapi Perah, Biogas dan Pupuk Kompos

3.1.1 Inflow

Aliran kas dalam pengusahaan sapi perah, biogas dan pupuk

kompos terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Pada

peternakan sapi perah ini aliran kas masuk (inflow) berasal dari

penerimaan penjualan susu, biogas, penjualan pupuk organik padat dan

penjualan sapi disaat umurnya sudah tidak optimal lagi. Arus kas keluar

(outflow) berasal dari pengeluaran biaya investasi dan biaya operasional.

Selisih antara arus kas masuk dengan arus kas keluar merupakan suatu

keuntungan atau kerugian dari proyek sapi perah, biogas dan pupuk

organik padat atau pupuk kompos.

Analisis arus kas masuk dipengaruhi oleh besar penerimaan

(inflow), dimana dipengaruhi oleh harga yang dibentuk dan jumlah

produksi setiap tahunnya. Besarnya penerimaan sangat bergantung oleh

susu yang dihasilkan sapi, banyknya feces (limbah ternak) sebahan bahan

baku utama biogas. Biogas yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan bahan bakar gas sebagai pengganti elpiji pada peternakan sapi

perah ini. Harga jual dari biogas itu sendiri merupakan hasil konversi

dengan harga gas elpiji yang digunakan oleh peternakan sebagai bahan

bakar. Dimana 1 m3 setara dengan 0,46 kg gas elpiji, sehingga harga

biogas 1 m3 = 0,46 kg elpiji @ Rp. 5.000 = Rp 2.300.

Penerimaan susu pada tahun pertama berbeda dengan tahun kedua,

karena pada tahun ke-1 produksi susu belum optimal, umumnya sapi

Page 24: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

bunting untuk pertama kali, susu yang dihasilkan belum optimal atau tidak

sebanyak tahun ke-2. Penerimaan biogas pada tahun ke-1 dimulai dari

bulan ke-4, dikarenakan pembangunan instalasi biogas memakan waktu

tiga bulan. Pupuk organik padat sebagai hasil sampingan instalasi biogas

selain gas yang dihasilkan sama dihitung mulai dari bulan ke-4.

Penerimaan lain berupa anak sapi (pedet) dimana, setiap sapi induk betina

melahirkan 1 anak sapi tiap tahun, sehingga jumlah pedet per tahun 9 ekor

atau 2,25 ST (Satuan Ternak). Harga per pedet Rp 1.000.000 sehingga

tahun pertama jumlah penerimaan harga pedet dikalikan dengan jumlah

pedet, total penerimaan pedet per tahun Rp 9.000.000. Proyeksi

penerimaan jumlah produksi dan penjualan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 6. Penerimaan Penjualan pada Tahun ke-1

Jenis

PenerimaanJumlah Satuan

Harga/

Satuan (Rp)

Nilai (Rp)

Perbulan Pertahun

Penjualan

Susu90 Liter 4.500

12.150.00

0121.500.000

Biogas 18 m3 2.300 1.242.000 11.178.000

Pupuk

Organik

Padat

160 karung 20.000 3.200.000 28.800.000

Pedet/ Anak

Sapi9 ekor 1.000.000 9.000.000

Penjualan susu untuk tahun pertama belum optimal karena

produksinya per hari hanya mencapai 10 liter per ekor, sehingga total susu

segar per hari 90 liter dikalikan dengan harga susu segar Rp 4.500. Lama

laktasi sapi perah maksimal 300 hari per tahun, sehingga jumlah

penerimaan pada tahun pertama untuk susu Rp 135.000.000. Produksi susu

pada awal laktasi atau sapi bunting pertama kali susu yang dihasilkan

masih sedikit, peternakan di Indonesia hanya mencapai rata-rata susu yang

dihasilkan pada awal laktasi 3 liter sampai 10 liter per hari. Namun pada

Page 25: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

laktasi kedua sampai kelima sampai umur optimal produksi dapat

meningkat, sapi betina dapat memproduksi susu 20 liter sampai 25 liter per

hari, sapi dengan produksi tinggi dapat diperah empat kali sehari, hal ini

tergantung bagaimana peternakan mengelola tata laksana peternakan mulai

dari mutu ternak ataupun makanan yang diberikan , kuantitas ataupun

kualitas sangat penting untuk mendapatkan produksi susu yang tinggi

(Sudono, 2003).

Penerimaan susu pada laktasi kedua atau pada tahun kedua pada

perusahaan umumnya meningkat, dari rata-rata produksi susu yang

dihasilkan dapat mencapai 14,5 liter per hari, dihitung berdasarkan rata-

rata produksi susu harian yang dihasilkan pada perusahaan. Penerimaan

susu pada tahun ke-1 dengan tahun ke-6 akan sama, karena kondisi sapi

baru pertama kali bunting, sehingga susu yang dihasilkan masih sedikit

atau belum optimal.

Proyeksi penerimaan pada tahun ke-2 dan tahun ke-5 produksi susu

akan meningkat, produksi susu per hari 14,5 liter per ekor dikalikan

dengan jumlah sapi laktasi sehingga total susu 130,5 liter per hari, dengan

lama laktasi 300 hari atau 10 bulan. Harga susu segar sebesar Rp 4.500 per

liternya. Biogas dan pupuk kompos dihitung penuh 1 tahun atau 12 bulan.

Penerimaan biogas sendiri dihitung berdasarkan kapasitas instalasi biogas.

Pada peternakan sapi perah ini, kapasitas instalasi biogas 18 m3, input

utama dari instalasi biogas merupakan limbah dari sapi perah, limbah

dihitung berdasarkan rata-rata limbah yang dihasilkan oleh sapi perah.

Terdapat perbedaan limbah yang dihasilkan oleh sapi tergantung dari

bobot yang dihasilkan oleh sapi, sapi dengan bobot 400 kg – 500 kg dapat

menghasilkan kotoran 25 kg sampai 30 kg. Bobot sapi antara 200 kg – 350

kg dapat mencapai 10 kg – 20 kg per hari (Wahyuni, 2009).

Produksi biogas berdasarkan limbah yang dihasilkan pada

peternakan, perhitungan untuk limbah dilihat dari rata-rata berat badan dan

bobot limbah yang dihasilkan, sehingga untuk rata-rata limbah yang

dihasilkan per hari sebesar 20 kg per hari, karena ternak pada perusahaan

memiliki beberapa variasi baik bobot berat badan, serta limbah yang

Page 26: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

dihasilkan. Proyeksi penerimaan pada tahun ke-2 sampai tahun ke-5 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Penerimaan Penjualan pada Tahun ke-2

Jenis

PenerimaanJumlah Satuan

Harga/

Satuan (Rp)

Nilai (Rp)

Perbulan Pertahun

Penjualan

Susu130,5 Liter 4.500 17.617.500 176.175.000

Biogas 18 m3 2.300 1.242.000 14.904.000

Pupuk

Organik Padat160 karung 20.000 3.200.000 38.400.000

Pedet/Anak

Sapi9 ekor 1.000.000 9.000.000

Hasil penerimaan lain adalah penjualan sapi afkir (tidak layak

pakai), pada tahun ke-5 sapi dianggap optimal karena diperkirakan tahun

berikutnya produksi susu akan menurun atau sedikit, susu yang dihasilkan

kualitasnya jelek dan umumnya anak sapi yang dilahirkan kualitasnya

jelek. Sedangkan sapi jantan afkir dianggap fertilisasinya menurun di

tahun ke-5. Harga sapi betina afkir Rp 7.000.000 per ekor dikalikan

jumlah sapi betina afkir sehingga totalnya Rp 63.000.000, dan harga sapi

jantan afkir Rp 8.000.000, sehingga total penerimaan sapi induk afkir Rp

71.000.000.

3.1.2 Nilai Sisa (Salvage Value)

Penerimaan nilai sisa dihitung berdasarkan nilai asset yang tidak

habis saat umur proyek berakhir. Nilai sisa didapat dari penggunaan tanah

dan kompor biogas. Nilai jual tanah diasumsikan sama dengan nilai

belinya, kompor biogas diperoleh dengan susut dari nilai beli kompor

biogas dan umur ekonomis, dapat dilihat pada lampiran.

3.1.3 Arus Biaya

Page 27: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Arus biaya pada usaha sapi perah merupakan komponen biaya

yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional

tahun pertama dengan tahun berikutnya berbeda karena perusahaan belum

berproduksi dengan optimal, dapat dilihat pada lampiran.

3.1.3.1 Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada

saat memulai usaha sapi perah, yang didalamnya termasuk biaya

yang dikeluarkan untuk pembangunan instalasi biogas. Biaya

investasi pengusaha sapi perah ini meliputi pembelian tanah,

pembangunan instalasi biogas, pembangunan kantor, kandang dan

gudang penyimpanan pakan ataupun pupuk, pembelian kendaraan,

pembelian sapi perah dan peralatan yang dibutuhkan.

3.1.3.2 Biaya Operasional

Biaya operasional pengusaha sapi perah merupakan biaya-

biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Biaya operasinal merupkan

biaya tidak tetap yang besarnya tergantung pada kapasitas

produksi. Komponen biaya operasional dalam usaha ini terdiri dari

biaya tenaga kerja atau buruh, biaya pakan sapi, biaya campuran

pupuk, inseminasi buatan, biaya pemasaran dan biaya kemasan.

3.1.3.3 Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya dalam

kisaran volume kegiatan tertentu yang tidak berpengaruh langsung

terhadap pengusaha sapi perah, biogas dan pupuk kompos. Biaya

tetap terdiri dari gaji manajer, tenaga ahli biogas, karyawan unit

pupuk dan unit pengolahan susu.

Usaha peternakan sapi perah dalam rangka memanfaatkan

limbah untuk tujuan menghasilkan biogas serta pupuk organik

merupakan produk sampingan dari insalasi biogas sehingga

membutuhkan orang-orang yang ahli dalam usaha ini. Pengusahaan

biogas bukan merupakan hal yang baru namun implementasinya

baru-baru ini diberdayakan di Indonesia sehingga membutuhkan

tenaga kerja yang memahami pengolahan biogas ini, hingga

Page 28: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

akhirnya usaha ini bisa dikembangkan dan dipasarkan ke

masyarakat. Komponen terbesar dalam biaya tetap adalah gaji

manajer karena manajer dalam perusahaan ini mengontrol

langsung kegiatan unit-unit karyawan dalam perusahaan.

3.1.4 Analisis Rugi Laba

Analisis rugi laba digunakan untuk mengetahui perkembangan

suatu usaha dalam suatu periode tertentu. Komponen dari rugi laba antara

lain penerimaan, biaya operasional, biaya penyusutan serta biaya lain

diluar usaha dan pajak penghasilan. Tahun pertama, usaha ini sudah

mengalami keuntungan sehingga dikenakan pajak penghasilan sebesar Rp.

364.800. Keuntungan tertinggi diperoleh dari penerimaan penjualan susu,

meskipun pada tahun pertama investasi yang dikeluarkan lebih besar

dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Hasil analisis rugi laba

dapat dilihat pada lampiran.

3.1.5 Kriteria Kelayakan Investasi Pengusahaan Sapi Perah

Kriteria kelayakan investasi pengusahaan sapi perah dilakukan

dengan empat criteria yaitu NPV, IRR, Net B/C dan payback periode.

Hasil perhitungan kelayakan investasi ini diperoleh dari hasil pengurangan

komponen outflow terhadap inflow. Komponen inflow terdiri dari

penerimaan penjualan susu, penerimaan penjualan biogas, penerimaan

penjualan pupuk kompos, penerimaan sampingan penjualan pedet (anak

sapi) dan penerimaan penjualan sapi afkir. Komponen outflow terdiri dari

biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap.

NPV bernilai positif yaitu Rp. 202.456.789 artinya pengusahaan

sapi perah dan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas dan pupuk

kompos yang dilakukan oleh peternakan, menurut nilai sekarang akan

menghasilkan keuntungan sebesar RP. 202. 456. 789 dalam jangka waktu

sepuluh tahun.

Net B/C yang dihasilkan, nilainya lebih besar dari satu yaitu 1.74

artinya setiap pengeluaran sekarang sebesar Rp. 1,00 akan memberikan

Page 29: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

manfaat bersih sebesar Rp. 1,74. Suatu usaha dikatakan layak jika IRRnya

lebih besar dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan. Usaha

peternakan sapi perah memiliki nilai 26.13 %. Payback periode atau waktu

pengembalian investasi pada usaha ini adalah lima tahun, sepuluh bulan

dan tujuh belas hari.

Page 30: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Peternakan sapi perah memiliki potensi yang sangat tinggi dalam

pengembangan energi terbarukan yaitu biogas. Selain itu, sludge yang dihasilkan

dari instalasi biogas dapat digunakan sebagai pupuk kompos atau pupuk organik

yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Oleh karena itu, pengusahaan

sapi perah dan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas dan pupuk

kompos harus dianalisis secara finansial dan non finansial.

Produksi susu (jumlah susu segar yang dijual) rata-rata adalah 14,50 liter

per ekor per hari dengan rataan 9 satuan ternak (ST). Keberhasilan suatu

peternakan juga didasarkan pada tata cara pemberian pakan oleh peternak. Potensi

biogas sangat tinggi untuk dipasarkan akibat dari kelangkaan BBM yang

menyebabkan harga BBM melambung tinggi, sehingga berbagai upaya

dikembangkan oleh pemerintah untuk pengembangan energi alternatif. Biogas

adalah salah satu sumber energi alternative yang dikembangkan oleh Indonesia.

NPV dari pengusahaan sapi perah bernilai positif yaitu Rp. 202.456.789

artinya pengusahaan sapi perah dan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan

biogas dan pupuk kompos yang dilakukan oleh peternakan, menurut nilai

sekarang akan menghasilkan keuntungan sebesar RP. 202. 456. 789 dalam jangka

waktu sepuluh tahun. Berdasarkan aspek-aspek diatas dapat disimpulkan bahwa

pengusahaan sapi perah layak untuk direalisasikan.

4.2 SARAN

1. Perlu dilakukan pengkajian pasar yang lebih dalam dan detail agar diperoleh

pasar potensial yang lebih baik sehingga pasar menjadi lebih jelas, dan

dilakukan peramalan terhadap permintaan pasar.

2. Perlu dilakukan pengenalan sampel biogas dan pupuk organic yang diproduksi

untuk diperkenalkan beberapa mitra yang akan menjadi target pasar

.

Page 31: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

INVESTASI PROYEK

No.

Fasilitas dan Modal

Utama Satuan

Jumlah

Fisik Harga/Satuan Nilai (Rp)

Umur

Ekonomis

(Tahun) Penyusutan Nilai Sisa

1 Tanah m² 800 50,000 40,000,000 - - 40,000,000

2 Intalasi Biogas Unit 1 10,000,000 10,000,000 10 1,000,000 -

3 Gudang Unit 1 10,000,000 10,000,000 10 1,000,000 -

4 Kantor Unit 1 15,000,000 15,000,000 10 1,500,000 -

5 Kandang Unit 1 3,000,000 3,000,000 10 300,000 -

6 Pompa Hidrolic set 1 80,000,000 80,000,000 10 8,000,000 -

7 Kendaraan Unit 1 30,000,000 30,000,000 10 3,000,000 -

8 Sapi Laktasi Ekor 9 8,000,000 72,000,000 5 - -

9 Sapi Pejantan Ekor 1 13,000,000 13,000,000 5 - -

Peralatan Tambahan

10 Kompor Biogas set 1 300,000 300,000 4 75,000 150,000

11 Tabung Unit 1 600,000 600,000 10 60,000 -

12 Milk Can Unit 5 500,000 2,500,000 5 500,000 -

13 Ember Stainlees Unit 2 100,000 200,000 5 40,000 -

14 Selang M 5 15,000 75,000 5 15,000 -

15 Pipa Paralon Unit 1 200,000 200,000 5 40,000 -

16 Ayakan Unit 1 20,000 20,000 2 10,000 -

17 Cangkul Unit 2 50,000 100,000 10 10,000 -

18 Ember Unit 4 50,000 200,000 2 100,000 -

Page 32: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

19 Mesin Pemerahan Unit 1 500,000 500,000 10 50,000 -

20 Sekop Unit 2 25,000 50,000 5 10,000 -

21 Freezer Unit 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000 -

22 Tmbangan Duduk Unit 2 100,000 200,000 5 100,000 -

23 Timbangan Gantung Unit 2 100,000 200,000 10 20,000 -

Total Investasi Tahun ke-1 279,645,000 16,130,000 40,150,000

Page 33: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Rugi Laba Penurunan Penjualan Susu, Biogas dan Pupuk Organik Padat sebesar 17,46 %

                     

Uraian Tahun

INFLOW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Penjualan                    

Penjualan Susu 100,288,147 145,417,813 145,417,813 145,417,813 145,417,813 100,288,147 145,417,813 145,417,813 145,417,813 145,417,813

Biogas 9,226,509 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013

Pupuk Organik Padat 23,772,005 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007

Penjualan Pedet 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Penjualan Sapi Afkir 0 0 0 0 71,000,000 0 0 0 0 71,000,000

Total Inflow 142,286,661 198,415,832 198,415,832 198,415,832 269,415,832 153,286,166 198,415,832 198,415,832 198,415,832 269,415,832

Biaya Operasional                    

A. Upah Tenaga Kerja                    

Pemerahan 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Tukang Kebun 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Pengadukan 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Packaging 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

B. Bahan Campuran Pupuk                    

Kotoran Kambing 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Dedak 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Serbuk Gergaji 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Bakteri Aktivator 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Rumput-rumputan 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

C. Pakan Sapi                    

Rumput 6,000,000   3,000,000   3,000,000   3,000,000   3,000,000  

Ampas Tahu 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Ampas Tempe 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Konsentrat 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000

Obat-obatan 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

D. IB 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000

E. Pemasaran 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

Page 34: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

F. Kemasan 720,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000

Total Biaya Operasional 38,500,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000

Laba Kotor 103,786,661 162,675,832 159,675,832 162,675,832 230,675,832 117,546,166 159,675,832 162,675,832 159,675,832 233,675,832

Biaya Tetap                    

Manajer 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000

Tenaga Kerja Ahli Unit Biogas 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Karyawan Unit Kompos 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Karyawan Unit Produksi 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Listrik 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Pajak Bumi dan Bangunan 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000

Penyusutan 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000

Total Biaya Tetap 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000

Laba Bersih sebelum Pajak -24,543,339 34,345,832 31,345,832 34,345,832 102,345,832 -10,783,834 31,345,832 34,345,832 31,345,832 105,345,832

Pajak Pendapatan Usaha -2,454,334 2,651,875 2,201,875 2,651,875 13,203,750 -1,078,383 2,201,875 2,651,875 2,201,875 14,103,750

Laba Bersih setelah pajak -22,089,005 31,693,957 29,143,957 31,693,957 89,142,082 -9,705,451 29,143,957 31,693,957 29,143,957 91,242,082

Uraian Tahun

Page 35: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

INFLOW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Penjualan                    

Penjualan Susu 121,500,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000 121,500,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000

Biogas 11,178,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000

Pupuk Organik Padat 28,800,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000

Penjualan Pedet 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Penjualan Sapi Afkir         71,000,000         71,000,000

2. Nilai Sisa                   40,150,000

Total Inflow 170,478,000 238,479,000 238,479,000 238,479,000 309,479,000 183,804,000 238,479,000 238,479,000 238,479,000 349,629,000

OUTFLOW                    

1. Biaya Investasi                    

Tanah 40,000,000                  

Instalasi Biogas 10,000,000                  

Kantor 10,000,000                  

Gudang 15,000,000                  

Kandang 3,000,000                  

Pompa Hidrolik 80,000,000                  

Kendaraan 30,000,000                  

Sapi Laktasi 72,000,000         72,000,000        

Sapi Pejantan 13,000,000         13,000,000        

Peralatan                    

Kompor Biogas 300,000       300,000       300,000  

Tabung 600,000                  

Milk Can 2,500,000         2,500,000        

Ember Stainless 200,000   200,000   200,000   200,000   200,000  

Selang 75,000         75,000        

Pipa Paralon 200,000         200,000        

Ayakan 20,000   20,000   20,000   20,000   20,000  

Cangkul 100,000                  

Ember 200,000   200,000   200,000   200,000   200,000  

Mesin Pemerahan 500,000                  

Sekop 50,000         50,000        

Freezer 1,500,000                  

Page 36: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Timbangan Duduk 200,000   200,000   200,000   200,000   200,000  

Timbangan Gantung 200,000                  

Total Biaya Investasi 279,645,000   620,000   920,000 87,825,000 620,000   920,000  

2. Biaya Operasional                    

A. Upah TK                    

Pemerahan 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Tukang Kebun 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Pengadukan 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Packaging 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

B. Bahan Campuran Pupuk                    

Kotoran Kambing 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Dedak 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Serbuk Gergaji 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Bakteri Aktivator 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Rumput-rumputan 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

C. Pakan Sapi                    

Rumput 6,000,000   3,000,000   3,000,000   3,000,000   3,000,000  

Ampas Tahu 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Ampas Tempe 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Konsentrat 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000

Obat-obatan 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

D. IB 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000

E. Pemasaran 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

F. Kemasan 720,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000

Total Biaya Operasional 38,500,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000

3. Biaya Tetap                    

Manajer 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000

Tenaga Ahli Unit Biogas 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Karyawan Unit Pupuk 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Karyawan Unit Produksi 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Listrik 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

PBB 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000

Total Biaya Tetap 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000

Page 37: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Pajak Pendapatan Usaha 364,800 8,661,350 8,211,350 8,661,350 25,222,700 1,973,400 8,211,350 8,661,350 8,211,350 26,122,700

Total Outflow 430,709,800 156,601,350 159,771,350 156,601,350 177,082,700 237,738,400 159,771,350 156,601,350 160,071,350 174,062,700

Net Benefit -260,231,800 81,877,650 78,707,650 81,877,650 132,396,300 -53,934,400 78,707,650 81,877,650 78,407,650 175,566,300

Df 8.75% 0.920 0.846 0.778 0.715 0.657 0.605 0.556 0.511 0.470 0.432

PV/Tahun -239,293,609.20 69,231,993.66 61,196,861.37 58,539,405.39 87,042,132.03 -32,605,454.47 43,753,428.15 41,853,448.21 36,854,883.86 75,883,700.34

NPV 202,456,789.33                  

IRR 26.13%                  

PV Positif 474,355,852.99                  

PV Negatif -271,899,063.70                  

Net B/C 1.74                  

Pendapatan rata-rata/Tahun 47,525,230                  

Payback Period 5.88                  

Uraian Tahun

INFLOW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penjualan                    

Page 38: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Penjualan Susu 121,500,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000 121,500,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000 176,175,000

Biogas 11,178,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000 14,904,000

Pupuk Organik Padat 28,800,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000 38,400,000

Penjualan Pedet 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Penjualan Sapi Afkir         71,000,000         71,000,000

Total Inflow 170,478,000 238,479,000 238,479,000 238,479,000 309,479,000 183,804,000 238,479,000 238,479,000 238,479,000 309,479,000

Biaya Operasional                    

A. Upah TK                    

Pemerahan 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Tukang Kebun 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Pengadukan 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Packaging 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

B. Bahan Campuran Pupuk                    

Kotoran Kambing 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Dedak 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Serbuk Gergaji 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Bakteri Aktivator 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Rumput-rumputan 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

C. Pakan Sapi                    

Rumput 6,000,000   3,000,000   3,000,000   3,000,000   3,000,000  

Ampas Tahu 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Ampas Tempe 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Konsentrat 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000

Obat-obatan 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

D. IB 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000

E. Pemasaran 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

F. Kemasan 720,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000

Total Biaya Operasional 38,500,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000

Laba Kotor (Margin

Kontribusi) 131,978,000 202,739,000 199,739,000 202,739,000 270,739,000 148,064,000 199,739,000 202,739,000 199,739,000 273,739,000

Biaya Tetap                    

Page 39: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Manajer 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000

Tenaga Ahli Unit Biogas 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Karyawan Unit Pupuk 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Karyawan Unit Produksi 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Listrik 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

PBB 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000

Penyusutan 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000 16,130,000

Total Biaya Tetap 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000 128,330,000

Laba Bersih sebelum Pajak 3,648,000 74,409,000 71,409,000 74,409,000 142,409,000 19,734,000 71,409,000 74,409,000 71,409,000 145,409,000

Pajak Pendapatan Usaha 364,800 8,661,350 8,211,350 8,661,350 25,222,700 1,973,400 8,211,350 8,661,350 8,211,350 26,122,700

Laba Bersih setelah Pajak 3,283,200 65,747,650 63,197,650 65,747,650 117,186,300 17,760,600 63,197,650 65,747,650 63,197,650 119,286,300

Switching Value Penurunan Penjualan Susu, Biogas, dan Pupuk Organik Padat

Uraian Tahun

INFLOW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 40: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

1. Penjualan

Penjualan susu 100,288,147 145,417,813 145,417,813 145,417,813 145,417,813 100,288,147 145,417,813 145,417,813 145,417,813 145,417,813

Biogas 9,226,509 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013 12,302,013

Pupuk organik padat 23,772,005 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007 31,696,007

Penjualan pedet 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

Penjualan sapi afkir - - 71,000,000 71,000,000

2. Nilai sisa - - 40,150,000

Total inflow 142,286,661 198,415,833 198,415,833 198,415,833 269,415,833 153,286,167 198,415,833 198,415,833 198,415,833 309,565,833

OUTFLOW

1. Biaya investasi

Tanah 40,000,000

Instalasi biogas 10,000,000

Kantor 15,000,000

Gudang 10,000,000

Kandang 3,000,000

Pompa hidrolic 80,000,000

Kendaraan 30,000,000

Sapi laktasi 72,000,000 72,000,000

Sapi pejantan 13,000,000 13,000,000

Peralatan

Kompor biogas 300,000 300,000 300,000

Tabung 600,000

Milk can 2,500,000 2,500,000

Ember stainless 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

Selang 75,000 75,000

Pipa paralon 200,000 200,000

Ayakan 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

Cangkul 100,000

Ember 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

Mesin pemerahan 500,000

Sekop 50,000 50,000

Page 41: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Freezer 1,500,000

Timbangan duduk 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

Timbangan gantung 200,000

Total biaya investasi 279,645,000 - 620,000 - 920,000 87,825,000 620,000 - 920,000 -

2. Biaya operasional

A. Upah tenaga kerja

Pemerahan 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Tukang Kebun 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000 9,900,000

Pengadukan 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Packaging 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

B. Bahan campuran

pupuk

Kotoran kambing 900,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

Dedak 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Serbuk gergaji 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Bakteri activator 1,800,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

Rumput-rumputan 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

C. Pakan sapi

Rumput 6,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

Ampas tahu 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Ampas tempe 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000 360,000

Konsentrat 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000

Obat-obatan 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

D. IB 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000

E. Pemasaran 450,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

F. Kemasan 720,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000 960,000

Total biaya operasional 38,500,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000 38,740,000 35,740,000

3. Biaya tetap

Manajer 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000

Tenaga ahli unit biogas 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Tenaga kerja unit pupuk 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000

Page 42: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya

Tenaga kerja unit

produksi 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Listrik 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

PBB 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000

Total biaya tetap 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000 112,200,000

Pajak pendapatan

usaha (2,454,334) 2,651,875 2,201,875 2,651,875 13,203,750 (1,078,383) 2,201,875 2,651,875 2,201,875 14,103,750

Total outflow 427,890,666 150,591,875 153,761,875 150,591,875 165,063,750 234,686,617 153,761,875 150,591,875 154,061,875 162,043,750

Net benefit (285,604,005) 47,823,958 44,653,958 47,823,958 104,352,083 (81,400,450) 44,653,958 47,823,958 44,353,958 147,522,083

Df (8.75%) 0.920 0.846 0.778 0.715 0.657 0.605 0.556 0.551 0.470 0.432

PV/Tahun (262,755,685) 40,459,068 34,740,779 34,194,130 68,559,319 (49,247,272) 24,827,601 26,351,001 20,846,360 63,729,540

NPV -

IRR (%) 8.75

PV positif 311,834,129

PV negative (311,834,129)

Net B/C 1

Page 43: Studi Kelayakan Pengusahaan Sapi Perah Dan Limbahnya