Sistem Bilangan PDF

download Sistem Bilangan PDF

of 3

Transcript of Sistem Bilangan PDF

  • 8/19/2019 Sistem Bilangan PDF

    1/3

    BAB I SISTEM BILANGAN 

     A. BASIS atau RADIK

    Di dalam dunia matematika maupun elektronika dikenal beberapa macam sistem bilangan.

    Masing-masing sistem bilangan tersebut dapat dibedakan berdasarkan basis atau radiknya. Basis

    atau radik merupakan banyaknya angka atau “digit” yang digunakan atau banyaknya anggota

    bilangan pada setiap sistem bilangan tersebut. Basis atau radik biasanya dituliskan dengan notasi

    subscript pada akhir angka, seperti (125)10 untuk bilangan decimal atau (0011)2 untuk bilangan

    biner.

    Dalam pembahasan ini kita akan mengenal dan mempelajari beberapa sistem bilangan

    diantaranya adalah:

    1. 

    Bilangan Decimal

    - “Deci” berarti sepuluh, dalam hal ini banyaknya anggota bilangan dalam sistem bilangan decimal

    berjumlah sepuluh. Atau bilangan yang mempunyai basis sepuluh.

    - Anggota bilangan decimal yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}

    - Contoh: (256)10, (512)10 dan sebagainya.

    - Bilangan decimal karena sudah dianggap umum (dalam arti kita gunakan dalam perhitungan

    matematika dalam kehidupan sehari-hari) maka, biasanya penulisannya tanpa di berikan basis.

    Seperti (256) =(256)10 dan seterusnya.

    2. 

    Bilangan Biner

    - “Bi” berarti dua, jadi banyaknya anggota bilangan dalam sistem bilangan biner berjumlah dua.

    Atau bilangan yang mempunyai basis atau radik dua.

    - Anggota bilangan biner yaitu {0,1}

    - Dalam dunia mesin atau dunia maya (cyber space) sangat jauh berbeda dengan dunia kita para

    manusia yang mengenal berjuta bahasa. Dalam dunianya hanya dikenal dua bahasa saja, yaitu 0

    yang biasanya berarti “Tidak” atau 1 yang berarti “Ya”, atau juga bisa diartikan sebaliknya.

    - Contoh: (100)2, (0101011)2 dan sebagainya.

  • 8/19/2019 Sistem Bilangan PDF

    2/3

     

    3.  Bilangan Oktal

    - “Oktal” berarti delapan, jadi banyaknya anggota bilangan dalam sistem bilangan octal berjumlah

    delapan, sehingga bilangan ini mempunyai basis atau radik delapan.

    - Anggota bilangan oktal yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7}

    - Contoh: (577)8, (25)8 dan sebagainya.

    - Bilangan oktal sekilas hamper mirip dengan bilangan decimal, hanya saja di dalam sistem bilangan

    oktal hanya mengenal angka mulai dari 0 hingga angka 7. Sehingga jika terdapat bilangan yang

    memuat angka 8 atau 9 sudah tentu bukan merupakan sistem bilangan oktal.

    4. 

    Bilangan Heksadesimal

    - “Heksadesimal” berarti enam belas, jadi banyaknya anggota bilangan dalam sistem bilangan

    heksadesimal berjumlah enam belas.

    - Bilangan ini mempunyai basis atau radik enam belas.

    - Anggota bilangan heksadesimal yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F}

    - Contoh: (128F)16, (AAF42D)16 dan sebagainya.

    5. 

    Bilangan Duodesimal

    - “Duo” berarti dua dan “decimal” berarti sepuluh. Jadi bilangan duodesimal adalah bilangan yang

    memiliki anggota sebanyak 12 angka atau basis/radik 12.

    - Anggota bilangan duodesimal yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,t,e}

    - “t” bernilai 10

    - dan “e” bernilai 11

    Dari sekian macam sistem bilangan yang disebutkan diatas, bilangan biner dan bilangan

    heksadesimal lah yang sering digunakan dalam elektronika digital.

  • 8/19/2019 Sistem Bilangan PDF

    3/3

    B. BOBOT BILANGAN atau KONVERSI BILANGAN

    Bobot atau nilai suatu bilangan tergantung dari basis dan susunan digit-digitnya. Sebagai contoh

    pada umumnya bilanga decimal 150 atau (150)10 memiliki bobot bilangan sebagai berikut: 0

    menunjukkan nilai satuan (0) 5 menunjukkan nilai puluhan (50) 1 menunjukkan nilai ratusan (100)

    Sehingga: Bilangan (150)10 = 0 + 50 + 100 = (0.100) +(5.101) +(1.102) Jika angka-angka atau digit-digit pada

    bilangan tersebut diganti dengan huruf “d” dihitung dari angka satuan (digit ke satu berarti d0, digit

    kedua berarti d1 dan seterusnya) dan basis atau radik dengan huruf “r”, serta bilangan 150 dengan huruf

    “X”, maka kita akan mendapatkan pola bilangan sebagai berikut: 

    (X)r = d0r0 + d1r1 + d2r2 + ……… 

    Persamaan diatas berlaku juga untuk sistem bilangan lain seperti biner, oktal dan jugaheksadesimal. Perhitungan bobot atau nilai sebuah bilangan sama artinya dengan menyamakan atau

    mengkonversikan bilangan tersebut kedalam sistem bilangan decimal . Khusus untuk mencari bobot

    bilangan biner, dapat digunakan cara cepat atau trik.

    Didalam elektronika digital atau teknik komputerisasi, kita sering mengenal istilah bit atau byte.

    Kedua istilah tersebut dalam ilmu fisika disebut dengan satuan. Adapun besarannya adalah file atau

    data. Jadi kapasitas sebuah data dapat diukur dengan satuan paling kecil yaitu bit. “Bit” kepanjangan

    dari “binary Digit”, yang artinya banyaknya digit dalam sistem bilangan biner. Karena data yang akan kita

    simpan dalam memory ataupun diproses oleh sebuah prosesor merupakan sesuatu yang tidak dapat kita

    lihat, raba maupun kita rasakan, hal tersebut dapat dimengerti benar oleh computer dalam bahasanya

    yaitu bahasa biner. Oleh karena itu dalam sistem digital hanya dikenaldua angka yaitu angka 0 dan

    angka 1.

    Terdapat dua istilah untuk penempatan posisi dalam sistem bilangan khususnya bilangan

    biner yaitu LSD dan MSD.

    - LSD = Least Significant Digit, artinya digit yang memiliki bobot paling kecil yaitu digit paling

    kanan.

    - MSD = Most Significant Digit, artinya digit yang memiliki bobot paling besar yaitu digit paling kiri.