Sintesis Jurnal Critical Thinking

5
SINTESIS JURNAL REVISI Critical Thinking Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas analisis jurnal isu internasional terkini dalam Pendidikan Kimia Dosen : Dr. Harry Firman, M.Pd. IRMA RAHMAWATI 1302495 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

description

Sintesis Jurnal Critical Thinking

Transcript of Sintesis Jurnal Critical Thinking

Page 1: Sintesis Jurnal Critical Thinking

SINTESIS JURNAL REVISI

Critical Thinking

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas analisis jurnal isu internasional terkini

dalam Pendidikan Kimia

Dosen : Dr. Harry Firman, M.Pd.

IRMA RAHMAWATI

1302495

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Page 2: Sintesis Jurnal Critical Thinking

A. Hasil Analisis Jurnal

No Judul Dan Identitas Jurnal Fokus Hasil Penelitian1. Integrating WebQuest into

Chemistry Classroom Teachingto Promote Students’ Critical Thinking(Qing Zhou, et al., 2012, Journal of Creative Education, Vol.3, No.3, 369-374).

Penerapan WebQuest dalam pembelajaran kimia untuk meningkatkan berpikir kritis siswa.

Daya berpikir kritis pada pembelajaran kimia dapat ditingkatkan dengan menggunakan WebQuest. Penerapan WebQuest di kelas sains merupakan pendekatan yang efektif untuk mempromosikan berpikir kritis siswa.

2. Critical-Thinking Grudge Match: Biology vs. Chemistry – Examining Factors That Affect Thinking Skill in Nonmajors Science(Quitadamo, Ian., et al., 2011, Journal of College Science Teaching, Vol.40, No.3, 19-25).

Faktor-faktor personal dan akademik yang mungkin berkontribusi terhadap perbedaan keterampilan berpikir kritis yang ditemukan antara program studi Biologi dan Kimia.

Faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan keterampilan berpikir kritis antara program studi Biologi nonmajor dan program studi Kimia nonmajor adalah etnis dan pengambilan mata pelajaran Fisika di SMA.

3. Developing Critical Thinking Dispotition by Task – Based Learning in Chemistry Experiment Teaching(Qing Zhou, Shen Tia, and Tian Hong, 2010, Journal of Procedia Social and Behavioral Science, Vol.2, 4561-4570)

Penggunaan Task Based Learning terhadap pengembangan disposisi berpikir kritis siswa dalam pembelajaran percobaan kimia.

Siswa kelas ekperimen memiliki disposisi berpikir kritis lebih baik dibandingkan dengan kelas control. Singkatnya, dengan menggunakan Task-Based Learning pada percobaan kimia dapat mengembangkan disposisi berpikir kritis siswa.

4. A Preliminary Investigation into Critical Thinking of In-Service and Pre-Service Middle School Chemistry Teachers in Shaanxi Province of China(Qing Zhou, Cungeng Yan, Shuyu Zhao, Liya Liu, dan Lijuan Xing, 2012, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol.13, Issue 2, Article 12, 1-13)

Perkembangan pemikiran kritis, penyelidikan kemampuan dan disposisi berpikir kritis dan perbandingkan pemikiran kritis dari guru pre-service dan in-service di Provinsi Shaanxi China.

(1) Aktualitas pengembangan berpikir kritis guru baik pre-service dan in-service tidak optimal; (2) Tidak ada perbedaan yang signifikan pada disposisi berpikir kritis guru pre-service dan in-service, tetapi ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis; (3) Guru pre-service memiliki disposisi dan keterampilan berpikir kritis yang lebih baik dari guru in-service.

5. The Correlation Between the Flaws Students Define in Argument and Their Creative and Critical Thinking Abilities(Hakki Kadayifci, Basri Atasoy, Husyein Akkus, 2012, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 47, 802 – 806)

Mengeksplorasi hubungan antara berpikir kreatif dan kritis terhadap jumlah kelemahan dalam argumen yang siswa deteksi.

Adapun hubungan antara berpikir kreatif dengan menentukan kelemahan argumen, siswa yang mampu menemukan banyak ide (fluency) pada subjek dan pendekatan dari perspektif yang berbeda (flexibility) akan berhasil menemukan kelemahan lebih lanjut dalam argumen. Sedangkan berpikir kritis diperlukan agar siswa mampu mendeteksi hubungan khas dan ketidak-konsistenan antar operator argumen tersebut.

6. Predicting Critical Thinking Skills of University Students Through Metacognitive Self-Regulation Skills and Chemistry Self-Efficacy(Esen & Yesim, 2013, Journal of Educational Science : Theory & Practice, Vol.13, No.1, 666-670)

Sejauh mana pemikiran kritis dapat diprediksi oleh metakognitif Self-Regulation dan Self-Efficacy kimia.

Secara keseluruhan, model yang diuji ini dapat menjelaskan 68,5% dari berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dapat diprediksi secara langsung oleh metakognitif self-regulation bukan secara tidak langsung melalui self-efficacy. Temuan ini memberikan cara baru dalam peningkatan berpikir kritis dalam pembelajaran kimia.

Page 3: Sintesis Jurnal Critical Thinking

B. Peluang Penelitian (Sintesis)

Berdasarkan hasil analisis jurnal bertema berpikir kritis diatas, kita bisa mengetahui pentingnya

kemampuan berpikir kritis, seperti ketika kita mengambil sebuah keputusan di tempat kerja, bahkan menjadi

acuan bagaimana kompetensi kita jika berkontribusi dalam masyarakat. Berpikir kritis juga diperlukan untuk

mendeteksi hubungan khas, kelemahan dan ketidak-konsistenan sebuah argumen (Kadayifci, Hakki, et al.,

2012). Oleh karena itu, berpikir kritis telah menjadi salah satu tujuan utama pendidikan, sehingga hasil

pembelajarannya menjadi tolak ukur kualitas sebuah sekolah atau perguruan tinggi. Berbagai upaya untuk

dapat meningkatkan daya berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran kimia telah banyak dilakukan, seperti

dalam jurnal yang telah dianalisis diatas, yaitu dengan pembelajaran berbasis web yang menggunakan

WebQuest (Zhou, Qing, et al., 2012) dan Task-Based Learning (TBL) di Laboratorium (Zhou, Qing, et al.,

2010). Faktor-faktor yang berkontribusi perbedaan kemampuan berpikir kritis juga telah diteliti oleh

Quitadamo, et al. (2011), yaitu siswa yang pernah mempelajari mata pelajaran Fisika memiliki kemampuan

berpikir kritis yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mengambilnya

Namun, dari berbagai upaya untuk meningkatkan berpikir kritis siswa diatas, terdapat temuan bahwa

ternyata guru kimia memiliki pemikiran kritis yang tidak optimal (Zhou, Qing, et al.,2012). Mengingat peran

penting guru ini, maka perlu diadakannya studi untuk mengetahui aspek-aspek yang berperan penting terhadap

pemikiran kritis yang dimiliki mahasiswa calon guru karena akan menjadi guru dimasa depan. Ketidak-

optimalan guru kimia berada pada poin truth seeking, open mindedness dan kematangan (Zhou, Qing, et

al.,2012). Hasil temuan ini secara tidak langsung memperlihatkan peranan motivasi yang dimiliki guru kimia

terhadap berpikir kritis. Menurut Esen & Yesim (2013), metakognitif self-regulation memainkan peranan yang

sangat penting dalam berpikir krtitis karena dapat secara langsung memprediksi berpikir kritis siswa. Selain itu

self-efficacy juga terkait dengan pemikiran kritis, karena hasil temuan Phan (2009, dalam Esen & Yesim, 2013)

siswa dengan self-efficacy yang tinggi lebih memungkinkan untuk memanfaatkan berpikir kritis untuk

mengatasi masalah daripada siswa dengan self-efficacy rendah.

Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas, maka dapat dilihat peluang diadakannya penelitian

berjudul “Korelasi antara kemampuan metakognisi, self-regulation, self-efficacy, dan motivasi terhadap

daya berpikir kritis yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru kimia”. Dengan metodologi penelitian

sebagai berikut :

1. Menggunakan desain penelitian korelasional, untuk meneliti hubungan antara metakognisi, self-regulation,

self-efficacy, motivasi dan berpikir kritis.

2. Subjek penelitian adalah mahasiswa calon guru kimia.

3. Instrumen yang digunakan adalah Motivated Strategies for Learning Questionnare (MSLQ) dan Chemistry

Self-Efficacy Scale yang dikembangkan dalam Esen & Yesim (2013), serta California Critical Thinking

Disposition Inventory (CCTDI) dan California Critical Thinking Skills Test (CCTST) yang dikembangkan

oleh Facione (dalam Qing Zhou, et al., 2012).

Dengan penelitian ini, kita dapat mengetahui aspek yang paling dominan terhadap berpikir kritis.

Sehingga diharapkan menjadi implikasi untuk meningkatkan berpikir kritis calon guru secara optimal.