Critical Thinking (Berfikir Kritis)

25
CRITICAL THINKING CRITICAL THINKING (BERFIKIR KRITIS) (BERFIKIR KRITIS) DETTY IRYANI DETTY IRYANI MEDICAL EDUCATION UNIT (MEU) MEDICAL EDUCATION UNIT (MEU) FK-UNAND FK-UNAND

description

berfikir kritis

Transcript of Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Page 1: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

CRITICAL THINKING CRITICAL THINKING (BERFIKIR KRITIS)(BERFIKIR KRITIS)

DETTY IRYANIDETTY IRYANIMEDICAL EDUCATION UNIT (MEU) MEDICAL EDUCATION UNIT (MEU)

FK-UNANDFK-UNAND

Page 2: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Kenapa “general education” diperlukan?

Di sekolah tidak dipelajari “how to learn” or “how to think”

Mahasiswa cenderung belajar hal-hal yang dangkal, hanya fakta

Kondisi ini menyebabkan mhs tdk bisa menentukan sendiri apa yang harus dipelajarinya

Page 3: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Kenapa “general education” diperlukan?

Dalam paradigma baru pendidikan kedokteran, diharapkan agar lulusan :

• Menjadi “life-long, self-directing learners”

• Menjadi “good clinical reasoning skills”

• Mampu melakukan telaah kritis terhadap literatur dan menerapkan evidence-based medicine

• Aktif dalam melakukan riset kedokteran

Page 4: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

DEFINISI CRITICAL THINKINGDEFINISI CRITICAL THINKING

Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada keputusan apa yang dilakukan atau yang difokuskan pada keputusan apa yang dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006)diyakini (Jennicek,2006)

BBerpikir kritis erpikir kritis adalahadalah proses untuk mengaplikasikan, proses untuk mengaplikasikan, menghubungkan, menciptakan, atau mengevaluasi informasi menghubungkan, menciptakan, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan secara aktif dan trampilyang dikumpulkan secara aktif dan trampil (Abraham,2004) (Abraham,2004)

Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu keputusan. mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteriakonseptualisasi, metode dan kriteria yang sesuai ( yang sesuai (American American Philosophical Association, 1990)Philosophical Association, 1990)

Page 5: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

KKomponen dari berpikir kritis adalah omponen dari berpikir kritis adalah interpretationinterpretation, , analysisanalysis, , evaluationevaluation, , inferenceinference, , explanationexplanation, dan , dan self-self-regulationregulation

Halpern membuat taksonomi ketrampilan berpikir Halpern membuat taksonomi ketrampilan berpikir kritis, yaitu: kritis, yaitu: verbal-reasoning skills, argument-verbal-reasoning skills, argument-analysis skills, thinking skills, decision-making and analysis skills, thinking skills, decision-making and problem-solving skillsproblem-solving skills..

Karakter individu yang mendukung agar seseorang Karakter individu yang mendukung agar seseorang dapat berpikir kritis seperti yang dikutip oleh Duldt-dapat berpikir kritis seperti yang dikutip oleh Duldt-Battey antara lain Battey antara lain truth seeking, open-mindness, truth seeking, open-mindness, analyticity, systematicity, self-confidence, analyticity, systematicity, self-confidence, inquisitiveness, dan maturityinquisitiveness, dan maturity

Page 6: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Analysis Analysis Kemampuan untuk menguraikan suatu materi menjadi Kemampuan untuk menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya mudah untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mudah untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mengidentifikasi bagian-bagian suatu informasi, mengidentifikasi bagian-bagian suatu informasi, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip organisasi yang ada di dalamnya. prinsip organisasi yang ada di dalamnya.

Synthesis Synthesis Kemampuan untuk mengintegrasikan beberapa informasi Kemampuan untuk mengintegrasikan beberapa informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru. sehingga membentuk sesuatu yang baru.

Evaluation Evaluation Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi sesuai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian materi sesuai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan memberi batasan kriteria yang dilakukan dengan memberi batasan kriteria yang digunakan, kriteria internal atau ekternal yang sesuai digunakan, kriteria internal atau ekternal yang sesuai dengan tujuan. dengan tujuan.

Page 7: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

truth seekingtruth seeking Selalu ingin menemukan kebenaran dari masalah Selalu ingin menemukan kebenaran dari masalah yang sedang dihadapi, berani mengajukan pertanyaan, yang sedang dihadapi, berani mengajukan pertanyaan, jujur dan memberikan pandangan secara objektif jujur dan memberikan pandangan secara objektif meskipun penemuan tersebut tidak mendukung meskipun penemuan tersebut tidak mendukung kepentingan atau pendapatnya. kepentingan atau pendapatnya.

open-mindnessopen-mindness Bertenggang rasa terhadap perbedaan pandangan dan Bertenggang rasa terhadap perbedaan pandangan dan bisa menerima jika dirinya mengetahui adanya bisa menerima jika dirinya mengetahui adanya

penyimpangan dari pandangannya.penyimpangan dari pandangannya.

analyticityanalyticity Selalu memberikan alasan melalui bukti-bukti dalam Selalu memberikan alasan melalui bukti-bukti dalam memecahkan masalah, serta memberikan perkiraan memecahkan masalah, serta memberikan perkiraan kemungkinan adanya penyulit dalam menerapkan kemungkinan adanya penyulit dalam menerapkan konsep dan secara konsisten siap untuk berpartisipasi konsep dan secara konsisten siap untuk berpartisipasi jika dibutuhkan.jika dibutuhkan.

Page 8: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

systematicitysystematicity Teratur, terorganisir, memusatkan perhatian, dan rajin Teratur, terorganisir, memusatkan perhatian, dan rajin meninjau ulang.meninjau ulang.

self-confidenceself-confidence Percaya diri terhadap keputusannya secara positif dan Percaya diri terhadap keputusannya secara positif dan mempengaruhi orang lain untuk memecahkan masalah mempengaruhi orang lain untuk memecahkan masalah secara rasional. secara rasional.

inquisitiveness/inquisitiveness/ScepticalSceptical

Tidak mudah percaya secara intelektual dan Tidak mudah percaya secara intelektual dan mempunyai kemauan untuk belajar. mempunyai kemauan untuk belajar.

maturitymaturity Melihat masalah, mengkaji, dan mengambil keputusan Melihat masalah, mengkaji, dan mengambil keputusan dengan pemahaman yang mendalam bahwa suatu masalah dengan pemahaman yang mendalam bahwa suatu masalah memungkinkan untuk dapat ditangani dengan lebih dari 1 memungkinkan untuk dapat ditangani dengan lebih dari 1 solusi yang rasional, dan berkali-kali melakukan solusi yang rasional, dan berkali-kali melakukan pertimbangan sesuai standar, konteks, serta melihat bukti-pertimbangan sesuai standar, konteks, serta melihat bukti-bukti sebelum memastikan.bukti sebelum memastikan.

Page 9: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

CRITICAL THINKING DIDASARKAN PADA CRITICAL THINKING DIDASARKAN PADA NILAI INTELEKTUAL UNIVERSAL :NILAI INTELEKTUAL UNIVERSAL :

KKejelasanejelasan (Clarity) (Clarity) Keakuratan (Accuracy)Keakuratan (Accuracy) Ketepatan (Precision)Ketepatan (Precision) Konsistensi (Consistency)Konsistensi (Consistency) Relevansi (Relevance)Relevansi (Relevance) Bermakna (Significance)Bermakna (Significance) Alasan yang logis (Logicalness)Alasan yang logis (Logicalness) Kedalaman (Depth)Kedalaman (Depth) Keluasan (Breadth)Keluasan (Breadth) Keadilan (Fairness)Keadilan (Fairness)

Page 10: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Clarity Clarity

mampu mengelaborasi masalahmampu mengelaborasi masalah mampu dengan cepat menemukan jalan mampu dengan cepat menemukan jalan

keluarnyakeluarnya mampu memberikan ilustrasimampu memberikan ilustrasi mampu memberikan contohmampu memberikan contoh

Page 11: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

AccuracyAccuracy

Apakah hal tersebut benar ?Apakah hal tersebut benar ? Bagaimana dapat melakukan /cek bahwa itu Bagaimana dapat melakukan /cek bahwa itu

akurat ?akurat ? Bagaimana menentukan itu benar Bagaimana menentukan itu benar

Page 12: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

PrecisionPrecision

Mampu memberikan informasi lebih detail.Mampu memberikan informasi lebih detail. Mampu memebrikan informasi lebih spesifikMampu memebrikan informasi lebih spesifik

Page 13: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

RelevanceRelevance

Bagaimana menghubungkan ide dengan Bagaimana menghubungkan ide dengan pertanyaan yang timbul ?pertanyaan yang timbul ?

Bagaimana menghubungkan dengan issu ?Bagaimana menghubungkan dengan issu ? Bagaimana relasinya satu ide dengan ide Bagaimana relasinya satu ide dengan ide

lainnyalainnya

Page 14: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

DepthDepth

Bagaimana menghitung berapa jumlah Bagaimana menghitung berapa jumlah problem yang muncul dalam pertanyaanproblem yang muncul dalam pertanyaan

Bagaimana menguraikan faktor-faktor yang Bagaimana menguraikan faktor-faktor yang bermaknabermakna

Page 15: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

BreadthBreadth

Bagaimana pandangan terhadap hasil Bagaimana pandangan terhadap hasil pengamatan dari jawaban terhadap suatu pengamatan dari jawaban terhadap suatu pertanyaan/masalah?pertanyaan/masalah?

Page 16: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

LogicalnessLogicalness

Berpikir logis, membuat pengertian, Berpikir logis, membuat pengertian, menemukan fakta/bukti/petunjuk.menemukan fakta/bukti/petunjuk.

Page 17: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

SignificanceSignificance

Informasi apa yang dibutuhkan lebih Informasi apa yang dibutuhkan lebih signifikan dalam isu tersebut ?signifikan dalam isu tersebut ?

Bagaimana menentukan faktor yang penting Bagaimana menentukan faktor yang penting dalam suatu konteks ?dalam suatu konteks ?

Pertanyaan yang mana yang lebih signifikan ?Pertanyaan yang mana yang lebih signifikan ? Mana yang lebih penting dan signifikan dalam Mana yang lebih penting dan signifikan dalam

ide atau konsep ?ide atau konsep ?

Page 18: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

FairnessFairness

Ketika mahasiswa berpikir terhadap problem Ketika mahasiswa berpikir terhadap problem dan berpikir membenarkan suatu problem dan berpikir membenarkan suatu problem harus wajar dalam konteks memberikan alasan harus wajar dalam konteks memberikan alasan dengan menggunakan standar intelektual. dengan menggunakan standar intelektual. Dibutuhkan suatu informasi relevan dan Dibutuhkan suatu informasi relevan dan signifikan, akan menjadi tidak wajar dan tidak signifikan, akan menjadi tidak wajar dan tidak benar bila menghadapi suatu problem benar bila menghadapi suatu problem berdasarkan assumsi.berdasarkan assumsi.

Page 19: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Belajar aktif Belajar aktif

proses observasi, pengalaman, mampu proses observasi, pengalaman, mampu merefleksikan, mampu pemahaman dan merefleksikan, mampu pemahaman dan mampu mengkomunikasikan.mampu mengkomunikasikan. (Silberman (Silberman Melvin,1996 )Melvin,1996 )

Page 20: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Pepatah Cina.Pepatah Cina.

Mendengar dan lupaMendengar dan lupa melihat dan hafalmelihat dan hafal mengerjakan dan fahammengerjakan dan faham

Page 21: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Bagaimana mengajarkan critical Bagaimana mengajarkan critical thinking?thinking?

Manusia tidak dilahirkan dengan kemampuan Manusia tidak dilahirkan dengan kemampuan berpikir kritis, atau dapat dimiliki dengan sendirinya. berpikir kritis, atau dapat dimiliki dengan sendirinya. Berpikir kritis merupakan suatu kemampuan belajar Berpikir kritis merupakan suatu kemampuan belajar yang harus dilatihyang harus dilatih

Critical thinking dapat diajarkan dalam kurikulum Critical thinking dapat diajarkan dalam kurikulum fakultas dengan memasukan dalam materi belajar fakultas dengan memasukan dalam materi belajar aktif berupa diskusi-diskusi kelompok kecil yang di aktif berupa diskusi-diskusi kelompok kecil yang di fasilitasi oleh seorang fasilitator. fasilitasi oleh seorang fasilitator.

Page 22: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

Ketrampilan penunjangKetrampilan penunjang

ketrampilan untuk menyatakan pikirannya, ketrampilan untuk menyatakan pikirannya, mengetahui bagaimana orang lain menuliskan mengetahui bagaimana orang lain menuliskan pikirannya, serta bagaimana menyampaikan pikirannya, serta bagaimana menyampaikan pikirannya secara tertulis. pikirannya secara tertulis. ➡ ➡ Ketrampilan Ketrampilan komunikasi, membaca serta menulis secara komunikasi, membaca serta menulis secara efektif.efektif.

Page 23: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

ModelModel

Kolaboratif leraning (Gokhale)Kolaboratif leraning (Gokhale)

➨ ➨ Teori social setting Teori social setting menyatakan bahwa melalui menyatakan bahwa melalui interaksi sosial siswa dapat mengobservasi strategi interaksi sosial siswa dapat mengobservasi strategi berpikir dari orang lain untuk dijadikan panutan, berpikir dari orang lain untuk dijadikan panutan, mengkritik dan membentuk performa individu, serta mengkritik dan membentuk performa individu, serta memberikan semacam jenjang bagi individu dengan memberikan semacam jenjang bagi individu dengan performa yang kurang, meningkatkan motivasi, serta performa yang kurang, meningkatkan motivasi, serta membentuk sikap yang diperlukanmembentuk sikap yang diperlukan ( (Resnick L, 1990)Resnick L, 1990)

Page 24: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

ModelModel

Belajar kontekstualBelajar kontekstual

➨ ➨ mengintegrasikan dengan konteks mengintegrasikan dengan konteks nyata dan relevan (Abraham) nyata dan relevan (Abraham)

Belajar mandiriBelajar mandiri

➨ ➨ kesempatan untuk memahami lebih kesempatan untuk memahami lebih mendalammendalam

Page 25: Critical Thinking (Berfikir Kritis)

CRITICAL THINKINGCRITICAL THINKING CRITICAL REASONINGCRITICAL REASONING

proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan melewati langkah-langkah berpikir kritis, yaitu menilai melewati langkah-langkah berpikir kritis, yaitu menilai data/bukti//informasi yang diperoleh, menginterpetasi dan data/bukti//informasi yang diperoleh, menginterpetasi dan menganalisis data/bukti tersebut, untuk kemudian menarik menganalisis data/bukti tersebut, untuk kemudian menarik kesimpulan yang berbasis pada data atau bukti yang adakesimpulan yang berbasis pada data atau bukti yang ada

CLINICAL REASONINGCLINICAL REASONING komponen penting dalam kompetensi dokter komponen penting dalam kompetensi dokter proses berpikir dan pengambilan keputusan yang proses berpikir dan pengambilan keputusan yang

digunakan dalam praktek klinisdigunakan dalam praktek klinis terdiri dari pengumpulan data, pengorganisasian data, dan terdiri dari pengumpulan data, pengorganisasian data, dan

interpretasi data, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis, interpretasi data, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis, dan evaluasi kritis terhadap diagnosis alternatif dan strategi dan evaluasi kritis terhadap diagnosis alternatif dan strategi terapiterapi