Critical Thinking Fix

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Critical thinking, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan merupakan keterampilan penting untuk perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dan juga untuk perawat pemimpin dan perawat manajer (Thomas & Herrin, 2008 dalam Huber, 2010). Dalam lingkungan perawatan kesehatan, perawat staf, pemimpin, dan manajer harus mampu menganalisis dan mensintesis berbagai informasi untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan yang kompleks. Untuk memberikan perawatan pasien yang efektif, mereka juga harus mampu menggunakan pemikiran kritis dan pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah perawatan pasien. (Grossman, 2007 dalam Huber, 2010). Setiap pasien mempunyai permasalahan keperawatan yang harus diselesaikan oleh pasien dengan bantuan tenaga kesehatan salah satunya adalah perawat. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan kemampuan perawat dalam critical thinking. Critical thinking adalah cara bersikap yang baik terhadap isu-isu yang terjadi dan penanganannya. Critical thinking bukan sinonim dengan 1

Transcript of Critical Thinking Fix

Page 1: Critical Thinking Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical thinking, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

merupakan keterampilan penting untuk perawat pelaksana dalam melakukan

asuhan keperawatan kepada pasien dan juga untuk perawat pemimpin dan

perawat manajer (Thomas & Herrin, 2008 dalam Huber, 2010). Dalam

lingkungan perawatan kesehatan, perawat staf, pemimpin, dan manajer harus

mampu menganalisis dan mensintesis berbagai informasi untuk memecahkan

masalah yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan yang kompleks.

Untuk memberikan perawatan pasien yang efektif, mereka juga harus mampu

menggunakan pemikiran kritis dan pengambilan keputusan untuk

memecahkan masalah perawatan pasien. (Grossman, 2007 dalam Huber,

2010).

Setiap pasien mempunyai permasalahan keperawatan yang harus

diselesaikan oleh pasien dengan bantuan tenaga kesehatan salah satunya

adalah perawat. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan pemecahan masalah

berdasarkan kemampuan perawat dalam critical thinking. Critical thinking

adalah cara bersikap yang baik terhadap isu-isu yang terjadi dan

penanganannya. Critical thinking bukan sinonim dengan pemecahan masalah

(problem solving) dan pengambilan keputusan (decision making), namun

pemecahan masalah yang efektif dan pengambilan keputusan yang tepat tidak

dapat dilakukan tanpa kemampuan critical thinking. (Lemire, 2002 dalam

Huber 2010).

Kemampuan critical thinking tidak semata-mata datang secara alami.

Perawat yang seorang pemikir kritis selalu membuka pikirannya dan

memiliki kemampuan untuk merefleksikan peristiwa dan tindakan yang

dilakukan dan untuk menganalisa informasi secara kompleks. (Huber, 2010).

1

Page 2: Critical Thinking Fix

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian critical thinking.

2. Mahasiswa mampu memahami tujuan critical thinking.

3. Mahasiswa mampu memahami manfaat critical thinking

4. Mahasiswa mampu memahami strategi critical thinking

5. Mahasiswa mampu memahami aplikasi critical thinking dalam

keperawatan

C. Manfaat

1. Bagi pelayanan keperawatan

Memberi gambaran tentang critical thinking sehingga perawat dapat

menerapkannya dalam pelayanan keperawatan kepada pasien untuk

mencapai tujuan keperawatan.

2. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Memberi gambaran tentang critical thinking sehingga dapat diterapkan

dalam mengambil keputusan institusi.

3. Bagi penulis

Memberi gambaran tentang apa, kapan, siapa, dimana dan bagaimana

menggunakan kemampuan critical thinking.

2

Page 3: Critical Thinking Fix

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Critical Thinking

1. Pengertian

a. Critical thinking adalah sebuah kesatuan ketrampilan kognitif

termasuk interpretasi, analisis, evaluasi, penjelasan dan regulasi diri

(Facione, 2007 dalam Huber 2010)

b. Keterampilan yang dapat digunakan untuk menganalisis,

mengkonseptualisasikan peristiwa, dan menghindari kecenderungan

bertindak terburu-buru atau atas dasar informasi yang tidak memadai

(Huber 2010).

c. Proses intelektual termasuk dimensi refleksi untuk mengidentifikasi,

menggali dan menggambarkan pilihan (Brookfield, 1991 dalam

Huber, 2010).

d. Rasionalisasi dari berbagai ide, kesimpulan, asumsi, prinsip,

argumentasi, isu-isu, pernyataan, kepercayaan dan tindakan

(Bandman, 1988 dalam Huber 2010).

e. Proses intelektual dan keterampilan konseptualisasi, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, dan / atau mengevaluasi informasi yang

dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, observasi, pengalaman,

refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk

keyakinan dan tindakan. Dalam bentuk teladan, itu didasarkan pada

nilai-nilai intelektual universal yang melampaui divisi materi

pelajaran: kejelasan, ketepatan, presisi, konsistensi, relevansi, alasan

yang baik, kedalaman, keluasan, dan keadilan (Michael Scriven &

Richard Paul, 2011)

3

Page 4: Critical Thinking Fix

Gbr.1 Core Critical Thinking

Analysis adalah kemampuan untuk menguraikan suatu materi

menjadi komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya mudah

untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mengidentifikasi bagian-bagian

suatu informasi, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip

organisasi yang ada di dalamnya.

Evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap

suatu materi sesuai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan

dengan memberi batasan kriteria yang digunakan, kriteria internal atau

ekternal yang sesuai dengan tujuan.

Explanation adalah kemampuan menjelaskan permasalahan yang

terjadi, alternative pemecahan masalah dan kebijakan/ keputusan yang

diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Interpretasi adalah kemampuan untuk menilai yang selanjutnya

mengambil keputusan

Self-regulation adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri atau

dapat menempatkan diri dalam menghadapi permasalahan yang ada.

Inference adalah kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat.

Komponen critical thinking yang dikemukakan oleh Markquis, 2006

adalah insight ( cara pandang ), intuition ( kemampuan memahami sesuatu

tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas ), emphaty ( empati )

dan willingness to take action ( kesediaan untuk mengambil tindakan ).

4

Page 5: Critical Thinking Fix

2. Tujuan critical thinking

Pemimpin dan menejer dalam keperawatan diwajibkan menciptakan

suasana pelayanan yang terbaik berdasarkan critical thinking, dimana ia

memimpin untuk menciptakan solusi-solusi yang inovatif terhadap problem

dalam sistemperawatan yang ada ( Huber, 2010 ). Critical thinking

bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta-fakta yang jelas dan akurat

berdasarkan pemikiran yang logis sehingga menghasilkan keputusan yang

menarik, tuntas, jelas dan reasonable.

Tujuan universal critical thinking adalah terciptanya keputusan dan

ketetapan yang baik ( Huber 2011 dan Yoder-Wise 2011).

3. Manfaat critical thinking

Critical thinking merupakan dasar bagi seseorang dalam upaya

mengambil keputusan sebagai solusi terpilih dalam memecahkan masalah

yang dihadapi. Menurut Huber ( 2011 ) manfaat critical thinking bagi

seseorang, adalah :

a. Critical thinking memungkinkan seseorang memanfaatkan potensi dalam

melihat masalah, memecahkan masalah, dan menyadari diri

b. Upaya mengembangkan pengetahuan dan menguatkan argumen terhadap

sesuatu permasalahan.

c. Memampukan seseorang mengemukakan dan merumuskan pertanyaan

dengan jelas sebagai upaya menelaah kasus atau masalah secara

komprehensif.

d. Sebagai cara seseorang mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan

informasi atau fakta-fakta dengan efektif

e. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan /

fakta-fakta yang kuat dan logis.

f. Membiasakan seseorang berpikiran terbuka dan komunikatif.

5

Page 6: Critical Thinking Fix

Critical thinking akan menghasilkan pemikiran yang jelas dan sistematik, akurat,

relevan, dalam, luas dan logis ( Huber, 2010).

Kebiasaan menggunakan critical thinking membentuk karakter tertentu dalam

pribadi tersebut. Karakteristik seorang yang critical thinking menurut Marquiss

(2009 ), adalah :

1. Open to new ideas

2. Intuitive

3. Analithical

4. Persistent

5. Assertive

6. Communicator

7. Flexible

8. Sympathetic

9. Caring

10. Observant

11. Resourcefull

12. Creative

13. Insightfull

14. Willing to take action

15. Outcome directed

16. Willing to change

17. Knowledge able

18. Risk taker

Manfaat critical thinking dalam praktik keperawatan adalah membuat

pertimbangan dan keputusan berdasarkan pada hasil pengkajian dan diagnosis

terhadap masalah dan situasi yang dihadapi. Critical thinking akan menghasilkan

pertimbangan klinik yang efektif dan profesional sehingga tindakan yang

dilakukan dapat meningkatkan outcome kesehatan ( Yoder-Wise, 2011).

6

Page 7: Critical Thinking Fix

Gbr. 2. Problem – Solving and Decision making.

Menurut Huber ( 2010 ), critical thinking dalam keprawatan merupakan

hal yang esensial, merupakan proses yang kompleks dimana data disintesis

sehingga perawat dapat mengambil keputusan yang akurat. Personal dalam

lingkup keperawatan yang menggunakan critical thinking akan menjadi

confidence, contextual perspective, creativity, flexibility, acquisitiveness,

intellectual integrity, intuition.

Menurut Huber ( 2010 ), critical thinkers berbeda dengan traditional

thinkers dimana seorang traditional thinkers berpikir berdasarkan pandangan

norma/aturan dalam keperawatan sedangkan seorang critical thinkers berpikir

menantang dan mempertanyakan norma yang ada. Oleh karena itu, critical

thinking akan menyediakan lebih banyak pilihan sebagai alternative solusi dari

setiap problem dalam keperawatan dan membuat orang berpikir kreatif (

creative thinkers ).

Critical thinkers yang efektive adalah individu yang sadar akan dirinya

yang mengembangkan rasionalisasi setiap alasan yang didapatkan melalui

pertanyaan-pertanyaan “ Why”, “What” dan “How” ( Huber 2011 dan Yoder-

Wise, 2011).

7

Page 8: Critical Thinking Fix

4. Strategi critical thinking

Kemampuan critical thinking bukan semata-mata bawaan lahir, namun

bisa dipelajari melalui strategi-strategi critical thinking. Dengan strategi-

strategi tersebut seseorang bisa menerapkan kemampuan critical thinking

dalam memecahkan permasalahan dan mengambil keputusan dengan tepat.

Menurut Robert Kennedy, 2012 dikatakan bahwa strategi sukses dalam

berpikir kritis adalah :

a. Secara sadar memunculkan pertanyaan

b. Menyadari kesenjangan informasi

c. Membedakan antara observasi & kesmipulan, fakta dan dugaan

d. Mengenali kata-kata simbol untuk ide-ide, dan bukan ide sendiri

e. Menggali asumsi

f. Menggambarkan kesimpulan yang sesuai dengan data

g. Menunjukkan penalaran hipotesis-deduktif

h. Membedakan antara alasan induktif dan deduktif

i. Menguji alasan yang dipikirkan/ dimunculkan oleh diri sendiri

j. Menyadari alasan/ pertimbangan yang dikemukannya sendiri

Selain itu, Kennedy juga mengatakan ada strategi lain, yaitu :

a. mengidentifikasi kunci

b. definisi

c. mengidentifikasi ketidakjelasan

d. mengidentifikasi variabel

e. merumuskan pertanyaan

f. mendefinisikan masalah atau isu

g. klasifikasi informasi

h. sequencing informasi

i. mengenali pola

j. menentukan kredibilitas

k. memisahkan fakta dari opini

l. mengidentifikasi asumsi

8

Page 9: Critical Thinking Fix

m. mengidentifikasi nilai-nilai

n. memperhatikan bukti hilang

o. mengidentifikasi hubungan

p. membandingkan & mengkontraskan

q. sebab dan akibat

r. meringkas informasi

s. menggunakan analogi

Kemampuan critical thinking dapat diterapkan di segala bidang baik

manajemen, kesehatan, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dalam dunia

pendidikan kemampuan critical thinking ini disampaikan oleh Benjamin

Bloom, yang kemudian disebut sebagai taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom

membagi cara belajar menjadi tiga domain, kognitif, affektif, dan psikomotor.

Domain kognitif yang menekankan hasil intelektual. Domain ini dibagi lagi

menjadi kategori atau tingkat. Kata-kata kunci yang digunakan dan jenis

pertanyaan yang diajukan dapat membantu dalam pembentukan dan dorongan

critical thinking, terutama di tingkat yang lebih tinggi.

Tiga tingkat pertama (pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi) masuk

dalam kategori kemampuan critical thinking tingkat rendah. Sementara tiga

tingkat terakhir (analisis, sintesis, dan evaluasi) masuk ke dalam keterampilan

critical thinking tingkat tinggi.

9

Page 10: Critical Thinking Fix

Gbr 3. Bloom’s taxonomy

Keterampilan critical thinking dicontohkan dengan mengajukan

pertanyaan tentang kemungkinan alternatif dalam rangka untuk mencapai

beberapa tujuan. Bertanya dan menjawab pertanyaan adalah keterampilan dialog.

Kemungkinan alternatif ditunjukkan oleh model mental. Suatu proses bertanya

model mental diterapkan karena kehandalan untuk mencapai tujuan peserta dalam

waktu yang tersedia

Gbr. 4. A model of critical thinking with three embedded layers: mental models,

critical dialogue, and control based on reliability.10

Page 11: Critical Thinking Fix

Critical thinking melibatkan penggunaan kelompok keterampilan saling

berhubungan untuk menganalisis, mengintegrasikan, dan mengevaluasi apa

yang dibaca dan didengar. Untuk menjadi pemikir yang kritis, harus dapat

memutuskan apakah pendapat seseorang itu benar atau salah, apakah sudah

mewakili berbagai ide dan apakah solusi tertentu yang diambil adalah efektif.

Seorang pemimpin dapat mengambil keputusan yang terbaik, dengan

menggunakan langkah-langkah critical thinking sebagai berikut (Guffey,

1998):

a. Mengidentifikasi dan memperjelas masalah.

Tugas pertama adalah mengakui bahwa ada masalah. Beberapa

masalah besar dan jelas. Langkah pertama dalam mencapai sebuah solusi

menunjukkan dengan tepat area masalah.

b. Mengumpulkan informasi.

Pelajari lebih lanjut tentang situasi masalah. Carilah penyebab dan

solusi. Langkah ini mungkin berarti memeriksa file, brainstorming dengan

sesama pekerja.

c. Mengevaluasi bukti.

Darimana informasi itu berasal ? Apakah itu mewakili berbagai sudut

pandang ? Bias apa yang bisa diharapkan dari masing-masing sumber ?

Seberapa akurat informasi yang dikumpulkan ? Apakah fakta atau opini ?

d. Pertimbangkan alternatif dan implikasi.

Menarik kesimpulan dari bukti yang dikumpulkan dan menentukan

solusi. Kemudian, menimbang keuntungan dan kerugian dari setiap

alternatif. Berapa biaya, manfaat, dan konsekuensi ? Apa hambatan, dan

bagaimana mereka bisa ditangani ? Yang paling penting, apa solusi terbaik

melayani tujuan Anda dan orang-orang dari organisasi Anda ? Di sinilah

kreativitas pemimpin sangat penting

e. Memilih dan menerapkan alternatif terbaik.

Pilih satu alternatif dan memasukkannya ke dalam tindakan.

Kemudian, menindak lanjuti keputusan dengan memantau hasil

pelaksanaan rencana yang sudah disusun.

11

Page 12: Critical Thinking Fix

Huber, 2010 menyampaikan bahwa critical thinking memerlukan

monitoring pemikiran yang sistematis untuk clarity ( mampu mengelaborasi

masalah, mampu dengan cepat menemukan jalan keluarnya, mampu

memberikan ilustrasi, mampu memberikan contoh ), accuracy ( apakah hal

tersebut benar ? bagaimana dapat melakukan /cek bahwa itu akurat ?

bagaimana menentukan itu benar ), relevance ( bagaimana menghubungkan ide

dengan pertanyaan yang timbul ?, bagaimana menghubungkan dengan issu ?,

bagaimana relasinya satu ide dengan ide lainnya ), depth (bagaimana

menghitung berapa jumlah problem yang muncul dalam pertanyaan,

bagaimana menguraikan faktor-faktor yang bermakna ), breadth ( bagaimana

pandangan terhadap hasil pengamatan dari jawaban terhadap suatu

pertanyaan/masalah? ) dan logic ( berpikir logis, membuat pengertian,

menemukan fakta/bukti/petunjuk ).

Sedangkan aspek yang ditanyakan dalam proses critical thinking adalah :

a. Akhir dan tujuan

b. Kata-kata pertanyaan

c. Sumber informasi dan fakta

d. Metode dan kualitas informasi

e. Penilaian dan model pertimbangan yang digunakan

f. Konsep yang digunakan dalam beralasan

g. Asumsi

h. Implikasi yang diikuti

i. Sudut pandang atau kerangka acuan

Beberapa pertanyaan dalam critical thinking, adalah :

a. Mengapa ?

b. Apa masalah yang paling mendasar ?

c. Apa yang bisa saya simpulkan dari data ini ?

d. Apakah sumber data dapat dipercaya ?

e. Bagaimana saya dapat memeriksa keakuratannya ?

f. Apakah terdapat dua hal yang konsisten ?

12

Page 13: Critical Thinking Fix

5. Critical thinking dalam keperawatan

Critical thinking adalah sebuah keterampilan yang dapat digunakan

untuk menganalisis, mengkonseptualisasikan peristiwa. Critical thinking

memiliki pengaruh kuat pada pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah ketika perawat manajer dihadapkan dengan setiap hari masalah.

Keterampilan yang mencerminkan critical thinking meliputi analisis,

evaluasi, kesimpulan, dan pertimbangan deduktif dan induktif.

Ketrampilan tersebut digunakan dalam memecahkan setiap

permasalahan yang dihadapi. Kemampuan critical thinking ini tidak dapat

dipisahkan dengan pertimbangan professional (profesional judgment),

pengambilan keputusan (decision making), pemecahan masalah (problem

solving) dan kreatifitas (creativity). Critical thinking disini terjalin dan

berhubungan dengan yang lainnya. Seseorang yang menerapkan ketrampilan

critical thinking, terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan di lingkungan tersebut. Seorang perawat pemimpin atau manager

dituntut untuk dapat menghadapi permasalahan keperawatan yang terjadi, dan

memecahkan permasalahan serta mengambil keputusan yang tepat dengan

menggunakan ketrampilan critical thinking.

Kemampuan critical thinking tidak dapat dipisahkan dengan proses

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Ketiga hal tersebut berbeda

namun saling berhubungan. Kemampuan critical thinking merupakan

landasan dalam membuat pemecahan masalah dan mengambil keputusan. Hal

ini dapat diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :

Gbr. 5. Differences and interaction among critical thinking, problem solving and

decision making

13

Critical Thinking

Decision Making

Problem Solving

Page 14: Critical Thinking Fix

Perawat dalam praktek secara terus menerus membuat keputusan

berdasarkan pengkajian dan diagnose pasien dan permasalahan praktis atau

situasi. Pertimbangan klinik adalah ketrampilan yang kompleks dalam proses

critical thinking. Pertimbangan klinik dalam tindakan keperawatan secara

langsung untuk mencapai derajat kesehatan pasien secara optimal (Pesut &

Herman, 1999 dalam Huber, 2010).

Pendekatan yang digunakan perawat dalam menyelesaikan permasalahan

pasien adalah menggunakan proses keperawatan. proses keperawatan ini diawali

dengan pengkajian (penggalian data), merumuskan permasalahan berdasarkan

data yang didapat saat pengkajian, menentukan rencana tindakan untuk mengatasi

permasalahan dan mencapai tujuan, melaksanakan rencana yang sudah disusun

dan melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan. Setelah itu dilakukan

pengkajian kembali, diagnose, rencana keperawatan, tindakan, dan evaluasi.

Tahap ini dilakukan terus-menerus sampai permasalahan pasien teratasi.

Gbr. 5. Proses keperawatan sebagai pendekatan critical thinking dalam

keperawatan

14

Page 15: Critical Thinking Fix

15

Page 16: Critical Thinking Fix

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Implikasi critical thinking dalam keperawatan

Keperawatan merupakan profesi yang berperan memberikan asuhan pada

klien yang mempunyai masalah kesehatan baik actual, resiko dan potensial.

Oleh karena itu, keperawatan selalu berhadapan pada masalah ( problem )

yang harus segera dipecahkan atau di carikan jalan keluar agar terjadi

peningkatan kualitas hidup pada klien yang di asuhnya. Kemampuan problem

solving dan decition making merupakan hal yang esensi dalam praktik

keperawatan yang efektif. Keputusan yang baik dikembangkan melalui

critical tinking. Critical thinking merupakan dasar dalam problem solving dan

decision making.

Gbr.6. Problem Solving and Decision Making Model

Suatu metode ilmiah yang disebut proses keperawatan merupakan strategi

profesi perawat untuk critical thinking ( critical thinking ). Melalui proses

keperawatan, perawat mengambil keputusan berdasarkan pengkajian dan

diagnose pada kebutuhan klien serta situasi dan masalah yang klien hadapi,

kemudian membuat analisa data atau fakta terkait dan menemukan beberapa

alternative tindakan untuk membantu klien. Dari beberapa alternative tersebut

16

Page 17: Critical Thinking Fix

perawat memilih tindakan yang paling efektif mengatasi masalah klien.

Tindakan yang dipilih tersebut merupakan keputusan perawat yang telah

didasarkan pada kajian yang dalam dan akurat. Hal tersebut merupakan

aplikasi critical thinking dalam problem solving dan decision making dalam

praktik keperawatan. Secara tidak disadarai sebenarnya perawat selalu

menggunakan kemampuan critical tinking dalam praktik.

Menurut penelitian Asprisunadi ( 2011 ) yang berjudul Hubungan antara

critical thinking perawat dengan kualitas asuhan keperawatan dihasilkan

bahwa critical thinking memiliki kaitan dalam proses pengambilan keputusan

dan penilaian klinis yang akan menjadi penentu pemberian asuhan

keperawatan yang berkualitas. Kebutuhan untuk critical thinking dalam

keperawatan telah ditekankan dalam lingkup keperawatan yang berubah

dengan cepat. Perawat yang critical thinking berpeluang 6 kali menunjukkan

kualitas asuhan keperawatan yang lebih baik. Oleh karena itu, di dalam

memberikan asuhan keperawatan perawat dituntut untuk critical thinking agar

asuhan keperawatan yang diberikan lebih efektif dan komprehensip. Hal ini di

dukung dari hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna antara critical thinking perawat dengan kualitas asuhan keperawatan

(p=0,017; α 0,05).

Hal serupa juga disampaikan oleh Yildirim Belgin, Ozkahraman Şukran

(2011) penelitian yang berjudul Critical Thinking in Nursing Process and

Education, bahwa critical thinking merupakan proses mencari, memperoleh

menganalisis dan mengevaluasi informasi sebagai pedoman untuk

mengembangkan pemikiran seseorang dengan kesadaran diri dan kemampuan

untuk menggunakan informasi tersebut dengan menambah kreativitas dalam

proses keperawatan. Proses keperawatan adalah model ilmiah pemecahan

masalah menggunakan langkah-langkah penilaian, diagnosis keperawatan

atau identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk

merencanakan perawatan pasien. Proses keperawatan digunakan sebagai

pemecahan masalah dalam rencana keperawatan sebagai dasar untuk praktek

profesionalisme dalam praktek keperawatan sahari-hari. Proses keperawatan

17

Page 18: Critical Thinking Fix

dapat menggambarkan rencana perawatan yang dapat membantu perawat

critical thinking di dalam pengambilan keputusan. Critical thinking meliputi

berpikir kreatif, keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu, dan tidak dibatasi oleh

standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Critical thinking tidak termasuk

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan merupakan komponen penting dari

pendekatan pemecahan masalah dan proses keperawatan, tetapi untuk

menjangkau pemikiran tingkat tinggi dan bukan merupakan istilah yang

identik dengan "proses keperawatan." Critical thinking bukanlah cara tunggal

untuk berpikir, tapi kompleks, multidimensional proses kognitif tergantung

pada pemikiran reflektif dan toleransi untuk ambiguitas penting untuk

membuat keputusan dalam praktek keperawatan.

Beberapa masalah yang terjadi dalam praktik keperawatan, bahwa

kemampuan critical thinking terkadang tidak menjadi habit yang selalu

dikembangkan sehingga hanya dirasakan sebagai rutinitas. Akibatnya,

kemampuan critical thinking menjadi stagnasi dan kurang akurat serta kurang

reasonable. Hal ini berefek pada ketidakakuratan dalam pengambilan

keputusan dalam merawat klien sehingga outcome perawatan tidak tercapai

secara maksimal bahkan bias menimbulkan masalah baru. Ini terjadi karena

rutinitas dan kurang dikembangkannya kemampuan critical thinking dalam

problem soving dan decision making.

Laura J. Fero 2008 ) dalam penelitian yang berjudul “Critical thinking

ability of new graduate and experienced nurses” ingin mengetahui aplikasi

critical thinking dalam pengkajian pada perawat dengan berbagai tingkat.

Hasilnya tampak bahwa ketersediaan data klinis yang esensi (65·4%),

menyediakan data yang relevan dan rasional untuk pengambilan keputusan

(62·6%). Selain itu tampak bahwa ada perbedaan yang significant kemampuan

critical thinking antara perawat yang baru lulus dengan perawat yang sudah

advance ( p = 0.046). Hal ini menunjukkan bahwa critical thinking.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk membangun kembali critical

thinking pada perawat dalam praktik klinik. Upaaya yang nyata dikembangkan

adalah peningkatan jenjang pendidikan formal perawat. Jonathan ( 2010 ).

18

Page 19: Critical Thinking Fix

Dalam penelitiannya yang berjudul “Critical thinking as an outcome of a

Master’s degree in Nursing programme” mengatakan bahwa program master

dalam keperawatan meningkatkan kemampuan critical thinking. Selain

pendidikan formal, sekarang ini digalakkan adanya pelatihan-pelatihan sesuai

rumpun keahlian yang dikembangkan oleh PPNI melalui kolegium

keperawatan.

Upaya lain adalah adanya kebijakan registrasi tenaga kesehatan yang

diatur dalam PERMENKES nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 yang

mengevaluasi kompetensi perawat melalui uji kompetensi untuk mendapatkan

registrasi. Hal ini merupakan pemicu bagi perawat untuk mau

mengembangkan critical thinking dalam melaksanakan perannya.

Strategi akreditasi juga menjadi pemicu dalam pengembangan perawat

untuk berpikir secara kritis terhadap bidang pelayanan yang menjadi tanggung

jawabnya.

Critical thinking, problem solving dan decision making merupakan

kemampuan yang penting pada pemimpin dan menejer keperawatan ( Huber,

2010 ). Pemimpin dan menejer keperawatan harus mampu menganalisa uraian

data atau fakta-fakta untuk menyelesaikan berbagai bentuk masalah yang

berkaitan dengan pasien dan organisasinya. kemampuan critical thinking

menjadi bagian yang penting yang harus dikuasai dan menjadi kebiasaan

untuk menghasilkan keputusan dan ketetapan yang baik, akurat, dan mencapai

tujuan dalam organisasi tersebut atau tujuan pelayanan pada segenap kliennya.

Pemimpin dan menejer keperawatan tidak hanya menerapkan critical

thinking tetapi juga harus mampu memotivasi dan mengembangkan staf

dalam organisasinya untuk mengembangkan kemampuan critical thinking.

Beberapa penelitian mengemukakan bahra peran pemimpin dan menejer

keperawatan sangat penting untuk memberikan dorongan pada stafnya dan

semua unsure dalam organisasinya untuk mengembangkan critical thinking.

Marchigiano G., Eduljee N. & Harvey K. (2011) dalam penelitiannya yang

berjudul “Developing critical thinking skills from clinical assignments: a

pilot study on nursing students’ self-reported perceptions” mengemukanan

19

Page 20: Critical Thinking Fix

bahwa pemimpin dan menejer keperawatan berperan utama dalam

memberikan support terhadap perawat dan mahasiswa yang belajar di ruang

perawatannya untuk menggunakan teknik analisa journal dalam praktik

keperawatannya.

Permasalahannya masih sering ditemukan adanya keputusan yang

kurang tepat dalam menyelesaikan permasalahan oleh menejer dan pimpinan.

Keputusan yang salah sering terjadi ketika pemimpin dan menejer tidak

melakukan proses menganalisa setiap informasi, fakta-fakta atau anggapan-

anggapan dan pernyataan-pernyataan yang ditawarkan sebagai sesuatu yang

benar. Pemimpin dan menejer tidak merefleksikan dan melakukan pengujian

berdasarkan evidence dan alasan yang ilmiah. Akibatnya timbul

ketidaknyamanan bahkan konfkik antara pimpinan dan menejer dengan staf.

Hal ini sering terjadi pada kepemimpinan yang tradisional dimana pemimpin

dan menejer sangat menepati norma-norma tanpa mengembangkan pemikiran

yang kritis terhadap norma yang berlaku apakah masih sesuai dan relevan

( kepemimpinan statusquo).

Sebagai upaya meminimalisasi kondisi di atas adalah bahwa seorang

pimpinan dan menejer harus mempunyai keseimbangan EQ dan IQ dalam

melakukan perannya. Karena kemampuan tersebut dapat dipelajari dan

dikembangkan. Hal ini penting karena critical thinking merupakan

kemampuan mental dan kemampuan kognitif. Relasi yang baik antara kedua

kemampuan tersebut akan menimbulkan hasil inquiri yang baik sehingga

mendukung pengambilan keputusan yang baik pula.

Upaya lain yang sedang digalakkan adalah aplikasi evidence base

praktic dalam praktik keperawatan dan menejemen keperawatan. Evidence

base menyediakan alas an ilmiah yang sudah diuji kebenarannya sehingga

dapat menjadi aacuan dalam bertindak bagi pimpinan dan menejer serta

praktisi keperawatan.

20

Page 21: Critical Thinking Fix

B. Kekuatan dan kelemahan aplikasi critical thinking dalam keperawatan

Kekuatan yang dimiliki perawat dalam mengaplikasikan critical thinking,

diantaranya :

1. Kurikulum pendidikan perawat yang menekankan kemampuan

critical thinking dalam pemecahan pasalah klien.

2. Tersedianya metode proses keperawatan yang merupakan strategi

critical thinking dalam memberikan asuhan keperawatan.

3. Keunikan kasus klien yang dihadapi dalam setiap waktu merupakan

pemicu perawat untuk selalu belajar dan critical thinking.

4. Selalu bekerja dalam tim work, hal ini memberikan peluang bagi

perawat untuk selalu mengembangkan critical thinking dalam bersikap

terhadap permsalahan tim tersebut dan dalam pelayanan pada klien.

Kelemahan yang dihadapi dalam aplikasi critical thinking, diantaranya :

1. Rutinitas kerja, hal ini membuat perawat terkadang kurang kreatif dan

enggan belajar.

2. Beban kerja yang dirasakan berat, sehingga menjadi alasan klasik

bahwa perawat tidak punya waktu untuk mengkaji lebih dalam atau

belajar dari setiap kasus klien yang dihadapinya.

3. Beragamnya jenjang pendidikan, hal ini mempengaruhi keberagaman

dalam mengaplikasikan critical thinking pada sebuah kasus. Karena

pendidikan sangat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

suatu permasalahan yang dihadapi.

21

Page 22: Critical Thinking Fix

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Critical thinking merupakan bagian penting yang mendasari problem

solving dan decision making. Critical thinking merupakan proses

menganalisa setiap informasi, fakta-fakta atau pernyataan-pernyataan dan

anggapan-anggapan yang ditawarkan sebagai suatu kebenaran. Critical

thinking melibatkan proses refleksi, pengujian berdasarkan evidence dan

menghadirkan pendapat lain tenang fakta yang dibutuhkan. Tujuan universal

critical thinking adalah terciptanya keputusan dan ketetapan yang baik

Component critical thinking meliputi insight, intuition, empathy dan

willingness to take action. Sehingga seorang critical tinkers akan mempunyai

karakteristik Open to new ideas,intuitive, Analithical, Persistent, Assertive,

Communicator, Flexible, sympathetic, Caring, Observant, Resourcefull,

Creative, Insightfull, Willing to take action, Outcome directed, Willing to

change, Knowledge able, Risk taker.

Critical thinkers yang efektive adalah individu yang sadar akan dirinya

yang mengembangkan rasionalisasi setiap alasan yang didapatkan melalui

pertanyaan-pertanyaan “ Why”, “What” dan “How” ( Huber 2011 dan

Yoder-Wise, 2011). Critical thinking dilakukan dengan mengidentifikasi dan

memperjelas masalah, mengumpulkan informasi, mengevaluasi bukti,

pertimbangkan alternatif dan implikasi, memilih dan menerapkan alternatif

terbaik.

Critical thinking dalam keperawatan termaknai dalam metode proses

keperawatan. Belajar setiap saat dari klien dan belajar melalui evidence based

practice menjadi strategi dalam upaya mengembangakan kemampuan critical

thinking bagi perawat, pimpinan dan menejek keperawatan.

22

Page 23: Critical Thinking Fix

B. Saran

Perawat hasrus selalu mengembangkan kemampuan critical thinking

dalam memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan untuk mendapatkan outcome pelayanan yang baik.

23

Page 24: Critical Thinking Fix

DAFTAR PUSTAKA

Asprisunadi (2011). Hubungan Antara bepikir kritis perawat dengan Kualitas Asuhan Keperawatan. Jakarta: FKUI

David, et all. (2013). Do Scores on Three Commonly Used Measures of Critical Thinking Correlate With Academic Success of Health Professions Trainees? A Systematic Review and Meta-analysis. Association of American Medical Colleges. Diakses 17 April 2013. http://journals.lww.com/academicmedicine/Abstract/publishahead/Do_Scores_on_Three_Commonly_Used_Measures_of.99429.aspx

Drenan, J. (2010). Critical thinking as an outcome of a Master’s degree in Nursing programme. Journal of Advanced Nursing Volume 66, Issue 2, pages 422–431, February 2010. diaskes 16 April 2013. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2648.2009.05170.x/abstract?deniedAccessCustomisedMessage=&userIsAuthenticated=false

Guffey, Mary Ellen. (1998). Five Steps to Better Critical-Thinking, Problem-Solving, and Decision-Making Skills. South-Western College Publishing. Diakses 18 April 2013. http://www.asa3.org/ASA/education/think/ps-guffey.htm.

Huber. (2010). Leadership and Nursing care management fourth edition. Maryland heights, Missouri. USA

Huber. (2000). Leadership and nursing care management second edition. WB Sounders Company. USA

Kenedy Robert A. (2012). Successful CriticalThinking Strategies. Founders College York University, Toronto. diakses 18 April 2013http://www.yorku.ca/yulearn/universityskills/Presentation_CriticalThinking2.pdf

Laura, et all. (2008). Critical thinking ability of new graduate and experienced nurses. Journal of Advanced Nursing Volume 65, Issue 1, pages 139–148, January 2009. Diakses 17 April 2013. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2648.2008.04834.x/abstract?deniedAccessCustomisedMessage=&userIsAuthenticated=false

Laura, et all. (2010). Critical thinking skills in nursing students: comparison of simulation-based performance with metrics. Journal of Advanced Nursing Volume 66, Issue 10, pages 2182–2193, October 2010 . diakses 17 April

24

Page 25: Critical Thinking Fix

2013. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2648.2010.05385.x/abstract?deniedAccessCustomisedMessage=&userIsAuthenticated=false

Marchigiano, et all. (2010). Developing critical thinking skills from clinical assignments: a pilot study on nursing students’ self-reported perceptions. Journal of Nursing Management Volume 19, Issue 1, pages 143–152, January 2011. Diakses 17 April 2013. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2834.2010.01191.x/abstract?deniedAccessCustomisedMessage=&userIsAuthenticated=false

Marvin S. Cohen. (2000). A three-part theory of critical thinking: dialogue, mental models, and reliability diakses 18 April 2013. http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/army/critical/three-part.pdf

Paul, et all. (1990). Critical Thinking Skills. North Central Regional Educational Laboratory. diakses 17 April 2013. http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/envrnmnt/drugfree/sa3crit.htm

Scriven Michael & Paul Richard. (2011). Defining Critical Thinking. The Critical Thinking Community. diakses 17 April 2013. http://www.criticalthinking.org/pages/defining-critical-thinking/766

Susan Zori& Barbara Morrison . (2002). Critical thinking in Nurses managers.

American Hospital Association. Diaskes 17 April 2013. https://nursingeconomics.net/ce/2011/article27075098.pdf

Walker Stacy E. (2003). Active Learning Strategies to Promote Critical Thinking. Journal of Athletic Training. diakses 18 April 2013http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC233182/

Wangensteen, et all. (2011). Research utilisation and critical thinking among newly graduated nurses: predictors for research use. A quantitative cross-sectional study. Journal of Clinical Nursing Volume 20, Issue 17-18, pages 2436–2447, September 2011 . diakses 16 April 2013. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2702.2010.03629.x/abstract

Yildirim Belgin, Ozkahraman Şukran (2011). Critical Thinking in Nursing Process and Education. International Journal of Humanities and Social Science vol 1 No 13.

Yildirim, B &Ozkahraman. (2011). Critical Thinking Theory and Nursing Education. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1

25

Page 26: Critical Thinking Fix

No. 17 [Special Issue – November 2011. diakses 17 April 2013. http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_1_No_17_Special_Issue_November_2011/19.pdf

Yoder-Wise. (2011). Leading and managing in nursing. Elsevier Mosby. USA

26

Page 27: Critical Thinking Fix

CRITICAL THINKING

Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

DISUSUN :

SUKRI NIM 2012 – 01 – 021

TH. TATIK PUJIASTUTI NIM 2012 – 01 – 022

THERESIA TITIN MARLINA NIM 2012 – 01 – 023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Sint CAROLUS

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN

2012 / 2013

27

Page 28: Critical Thinking Fix

Daftar Isi

Halaman Judul ...............................................................................................

Kata Pengantar ..............................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

………………………………………………………..

B. Tujuan

………………………………………………………………...

C. Manfaat

……………………………………………………………….

BAB II. Konsep Teori Critical Thinking …………………………………..

A. Pengertian……………… …………………………………………….

B. Tujuan …………….. ………………………………………………..

C. Manfaat ………………………………………………………………

D. Staregi ………………………………………………………………..

E. Critical thinking dalam keperawatan ………………………………..

BAB III. Pembahasan

A. Analisa Implikasi Critical thinking dalam keperawatan ................

B. Kekuatan dan Kelemahan aplikasi Critical thinking dalam

keperawatan ....................................................................................

BAB V. Penutup

A. Kesimpulan ........................................................................................

..

B. Saran ...................................................................................................

.

Daftar Pustaka

i

ii

iii

1

2

2

3

3

5

5

8

13

16

21

22

23

28

Page 29: Critical Thinking Fix

Iii

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan atas rahmat dan kasihNya sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan ini dengan baik.

Pada makalah ini dibahas mengenai critical thinking.

Harapan kami, dengan analisis ini dapat menjadi acuan bagi perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan sehingga kualitas asuhan menjadi lebih baik

dan berkualitas.

Banyak kekurangan dalam melakukan analisis ini, sehingga kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Penulis

29

Page 30: Critical Thinking Fix

ii

30

Page 31: Critical Thinking Fix

31