Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546
Transcript of Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546
![Page 1: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/1.jpg)
FOLLOW UP
Tanggal 15 September 2007
Keluhan : Luka di daerah bibir dan mulut yang mengering bewarna kehitaman
dan tebal terasa perih, nyeri tenggorokan, kulit mengelupas dan bintik-bintik
merah pada telapak tangan dan telapak kaki disertai gatal dan perih, nyeri pada
ujung-ujung jari tangan dan kaki. Bercak coklat kehitaman pada daerah dada.
BAB terasa perih dan gatal di daerah anus.
Pemeriksaan fisik :
TD : 110/70 mmHg, N : 70 x/menit, RR : 20 x/menit.
Didapatkan kornea jernih, injeksi konjungtiva, VOD/VOS 6/60. Mulut:
stomatitis, krusta berwarna hitam dan tebal pada bibir. Tampak bercak coklat
kehitaman berukuran numuler di regio thoraks. Ekstremitas superior dan inferior :
kulit telapak tangan dan telapak kaki mengelupas disertai bintik-bintik kemerahan.
Terapi :
Umum
Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cairan
intravena Dekstrose 5% dan RL.
Diet lunak, rendah garam tinggi protein.
Menghindari menggaruk
![Page 2: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/2.jpg)
Khusus
- Sistemik
Kortikosteroid dosis tinggi, Prednison 6x5 mg/hari (life saving)
parenteral kemudian tapering off.
Deksametason IV 4x5 mg selama 2-3 hari. Jika keadaan umum
membaik, penderita dapat menelan, maka obat diganti dengan
prednison 4x5 mg per hari, dosis diturunkan bertahap bila terjadi
penyembuhan.
Ciprofloxacin 2x200 mg
Interhistin 1x1 tab
- Topical
Vesikel dan bula yang belum pecah diberi bedak salycil 2%
Kelainan yang basah dikompres dengan asam salisil 1% ??
Kelainan mulut dikompres dengan asam borat 3 %
Kelainan daerah mulut dan tenggorokan dengan obat kumur borax
gargle
Stomatitis diberi kandistastin 5 tetes dalam 1/3 gelas air minum.
Tanggal 16 September 2007
Keluhan :
![Page 3: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/3.jpg)
DISKUSI
Pada kasus ini, diagnosa kerja Sindrom Stevens Jonhson ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa dari pasien : Pasien mengeluh kulit melepuh pada telapak tangan ,
telapak kaki dan bibir. Keluhan disertai dengan kulit terasa perih, gatal sejak 2
minggu yang lalu. Pasien mengaku sebelumnya panas tinggi 1 bulan lalu berobat
ke mantri selama 1 minggu, awalnya dikatakan terkena tipes namun selama 3
hari tidak sembuh, kemudian di duga terkena malaria namun tidak sembuh juga.
Keluhan timbul setelah meminum obat yang diberikan oleh mantri, badannya
terasa makin panas dan menggigil kemudian timbul mata menjadi kemerahan dan
keluar air mata serta keluar kotoran mata, bibir timbul sariawan yang banyak dan
perih. Lalu pasien berobat ke puskesmas, bidan dan dokter spesialis penyakit
dalam. Namun dua minggu yang lalu didaerah bibir, sariawan makin banyak dan
perih kemudian melepuh, mudah berdarah dan lama kelamaan menjadi kehitaman
dan tebal. Kulit telapak tangan timbul bercak-bercak kemerahan dan kemudian
kulit telapak tangan dan telapak kaki mengelupas. Pada daerah dada timbul bercak
coklat kehitaman.
Gambaran klinis : Adanya kelainan kulit berupa kulit telapak tangan dan telapak
kaki mengelupas terdapat bintik-bintik kemerahan. Daerah thoraks terdapat bercak
coklat kehitaman. Mulut : stomatitis, krusta merah kehitaman dan tebal pada
bibir.
![Page 4: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/4.jpg)
Diagnosis banding kasus ini yaitu Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) oleh karena
memiliki persamaan sebagai berikut. Pada anamnesis ditemukan keluhan yang
terjadi setelah meminum obat, karena pada NET juga berhubungan dengan alergi
obat. Lesi yang timbul berupa reaksi lepuh kulit yang menyeluruh, perbedaannya
adalah pada NET keadaan umum pasien tampak sakit berat, disertai penurunan
kesadaran, bula yang ditemukan besar-besar dan ditemukan epidermolisis
(epidermis yang terkelupas dari dasarnya).
Pada penatalaksanaan umum kami memberikan infus dekstrose 5% dan RL karena
selain pasien sukar menelan akibat lesi di mulut juga untuk menjaga
keseimbangan elektrolit dan nutrisi. Diet lunak dipilih karena pasien sukar
membuka mulut, rendah garam dipilih karena efek samping terapi kortikosteroid
sistemik dapat menyebabkan hipernatremi, sedangkan diet tinggi protein
bertujuan untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak dan untuk mengatasi efek
samping katabolik kortikosteroid sistemik.
Pada penatalaksanaan khusus, kami memberikan kortikosteroid sistemik karena
kasus ini didasari terjadinya respon imun yang berlebihan. Alasan pemberian
antibiotik tersebut diatas adalah untuk memayungi terhadap infeksi karena efek
imunosupresi oleh kortikosteroid.
Kami memilih ciprofloksasin karena bersifat spektrum luas dan berbeda
golongannya dengan amoxicillin. Bedak salicyl 2% diberikan karena lesi bersifat
kering dan dapat mengurangi proliferasi epitel serta menormalisasi keratinisasi
![Page 5: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/5.jpg)
yang terganggu. Konsentrasi 2% berguna untuk menunjang pembentukan keratin
baru.
Pada pasien ini kami menganjurkan ……………………..
![Page 6: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/6.jpg)
SINDROM STEVEN JOHNSON
Definisi
Sindrom Steven Johnson merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir
di orifisium, dan mata dengan keadaan umum yang bervariasi dari yang ringan
sampai berat, kelainan pada kulit berupa erupsi kulit, eritema, vesikel/bula, dapat
disertai purpura.
Epidemiologi
Insiden Sindrom Steven Johnson diperkirakan 1,2-6 per juta populasi pada setiap
tahun. Bisa terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering mengenai orang dengan
usia > 40 tahun. Frekuensi kejadian sama antara pria dan wanita.
Di bagian kulit setiap tahun terdapat kira-kira 12 pasien, umumnya juga dewasa.
Hal tersebut berhubungan dengan kausa Sindrom Steven Johnson yang biasanya
terjadi karena alergi obat.
Etiologi
Penyebab utama Sindrom Steven Johnson ialah alergi obat, lebih dari 50%.
Sebagian kecil karena infeksi, vaksinasi, penyakit graft-versus-host, neoplasma
dan radiasi. Pada penelitian Adhi Djuanda selama lima tahun (1998-2002),
dikemukakan obat yang sering menimbulkan Sindrom Steven Johnson adalah
analgetik/antipiretik (45%), disusul karbamazepin (20%) dan jamu (13,3%). Jamu
![Page 7: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/7.jpg)
diduga sebagai penyebab Sindrom Steven Johnson karena ada beberapa jamu
yang dibubuhi obat. Kausa yang lain adalah amoksisilin, kotrimoksasol, dilantin,
klorokuin, seftriakson, dan adiktif.
Terdapat empat kategori penyebab Sindrom Steven Johnson , yaitu :
1. Infeksi
2. Alergi obat
3. Berhubungan dengan keganasan
4. Idiopatik
Penyakit akibat virus, bakteri dan jamur dapat juga menyebabkan Sindrom Steven
Johnson (SSJ) atau merupakan faktor resiko pasien menderita Sindrom Steven
Johnson (SSJ). Penyakit akibat virus yang telah dilaporkan dapat menyebabkan
Sindrom Steven Johnson (SSJ) antara lain : virus Herpes Simplek, AIDS, infeksi
virus coxsackie, influenza, hepatitis, parotis, infeksi ricketsia, variola dan
lymphogranuloma venerum (LVG). Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri termasuk didalamnya streptococcus beta grup A, diphteria, brucellosis,
mycobacteria, mycoplasma pnemonia dan thypoid. Infeksi jamur yang mungkin
menyebabkan Sindrom Steven Johnson (SSJ) yaitu coccidiodomycosis,
dermatophytosis dan histoplasmosis. Malaria dan trichomoniasis pernah di
laporkan sebagai protozoa yang dapat menyebabkan Sindrom Steven Johnson
(SSJ).
![Page 8: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/8.jpg)
Patogenesis
Patogenesisnya belum jelas, mungkin disebabkan oleh reaksi alergi tipe III dan
IV. Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang
membentuk mikro-presipitasi sehingga terjadi aktivasi sistem komplemen.
Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan
menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). Reaksi tipe
IV terjadi akibat limfosit T yang tersensitasi berkontak kembali dengan antigen
yang sama, kemudian limfokin dilepaskan terjadilah reaksi radang.
Gejala klinis
Sindrom ini jarang sekali dijumpai pada anak usia 3 tahun ke bawah karena
imunitas belum begitu berkembang. Pada keadaan yang berat kesadaran pasien
bisa menurun, pasien dapat sopor sampai koma. Mulai penyakit akut dapat
disertai dengan gejala prodormal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala,
batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.
Pada Sindrom Steven Johnson (SSJ) terdapat Trias kelainan berupa :
a. Kelainan kulit
Kelainan kulit berupa eritema, vesikel dan bula. Vesikel dan bula
kemudian pecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itu juga
terdapat purpura. Pada bentuk yang berat kelainannya generalisata.
![Page 9: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/9.jpg)
b. Kelainan selaput lendir di orifisium
Kelainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut (100%),
kemudian disusul oleh kelainan di lubang alat genital (50%), di lubang
hidung dan anus jarang (8% dan 4%). Kelainannya berupa vesikel dan
bula yang cepat pecah hingga menjadi erosi, eksoriasi dan krusta
kehitaman. Di mukosa mulut juga terbentuk pseudomembran. Di bibir
kelainan yang sering tampak ialah krusta berwarna hitam yang tebal.
Lesi di mukosa mulut juga terdapat di faring, traktus respiratorius bagian
atas dan esophagus. Stomatitis dapat menyebabkan pasien sukar menelan.
Adanya pseudomembran di faring menyebabkan pasien sukar bernafas.
c. Kelainan mata
Kelainan mata merupakan 80% di antara semua kasus, yang tersering
adalah konjungtivitis kataralis, dapat juga berupa konjungtivitis purulen
perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis.
Di samping ketiga kelainan diatas dapat pula terdapat kelainan lain misalnya
nefritis dan onikolisis.
Komplikasi
Komplikasi yang tersering adalah bronkopnemonia, yang didapati sekitar 16%
diantara seluruh kasus yang dating berobat. Komplikasi yang lain adalah
![Page 10: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/10.jpg)
kehilangan cairan/darah, gangguan keseimbangan elektrolit dan syok. Pada mata
terjadi kebutaan karena gangguan lakrimasi.
Diagnosa Banding
Diagnosa Sindrom Steven Johnson (SSJ) tidak sulit karena gambaran klinis yang
khas yakni terdapat trias kelainan seperti yang telah disebutkan diatas. Karena
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) dianggap sebagai bentuk parah dari Sindrom
Steven Johnson (SSJ), maka hendaknya di cari apakah terjadi epidermolisis.
Umumnya pasien berbaring, diperiksa punggungnya. Apabila terdapat
epidermolisis maka diagnosanya menjadi NET. Pada NET keadaaan umumnya
lebih buruk daripada Sindrom Steven Johnson (SSJ).
Sebagai diagnosa banding ialah NET. Penyakit ini dianggap sangat mirip dengan
Sindrom Steven Johnson (SSJ). Pada NET terdapat epidermolisis generalisata
yang tidak terdapat pada Sindrom Steven Johnson (SSJ). Perbedaan lain biasanya
keadaan umum pasien dengan NET lebih buruk.
Dapat juga di diagnosa banding dengan pemfigus, tetapi perbedaannya pada
pemfigus biasanya ada akantolisis dan tes Nikolski positif.
Pengobatan
Obat yang di duga menjadi penyebab sebaiknya dihentikan pemakainnya. Jika
keadaan umum pasien SSJ baik dan lesi tidak menyeluruh cukup diobati dengan
prednison 30-40 mg sehari. Kalau keadaan pasien Sindrom Steven Johnson (SSJ)
![Page 11: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/11.jpg)
buruk dan lesi menyeluruh di obati dengan cepat, tepat dan pasien harus dirawat
inap. Penggunaan obat kortikosteroid merupakan tindakan live saving, dapat di
gunakan deksametason secara IV dengan dosis permulaan 4-6 x 5 mg sehari.
Pada umumnya masa kritis dapat diatasi dalam beberapa hari.
Selain deksametason dapat juga di berikan metil prednisolon dengan dosis setara.
Kelebihannya ialah efek samping lebih sedikit dibandingkan deksametason karena
termasuk golongan kerja sedang, sedangkan deksametason termasuk golongan
kerja lama, namun harganya lebih mahal. Tapering off sebaiknya dilakukan cepat
karena umumnya penyebab Sindrom Steven Johnson (SSJ) adalah eksogen
(alergi), jadi beda dengan penyakit autoimun (endogen).
Bila tapering off tidak lancar hendaknya dipikirkan faktor lain. Mungkin
antibiotik yang sekarang digunakan menyebabkan alergi sehingga masih timbul
lesi baru. Kalau begitu harus di ganti antibiotik yang lain. Kemungkinan lain
kausanya, bukan alergi obat tetapi karena infeksi walau kemungkinannya kecil.
Jadi hendaknya dilakukan kultur darah.
Dengan dosisi setinggi itu maka imunitas pasien akan berkurang, karena itu harus
diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi, misalnya bronkopnemonia
yang dapat menyebabkan kematian. Antibiotik yang dipilih hendaknya yang tidak
menyebabkan alergi, berspektrum luas, bersifat bakterisidal dan sedikit atau tidak
nefrotoksik. Hendaknya obat yang akan diberikan jangan yang segolongan atau
yang rumusnya mirip dengan antibiotik yang diduga menyebabkan alergi untuk
mencegah sensitasi silang. Obat yang memenuhi syarat tersebut, misalnya
![Page 12: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/12.jpg)
ciprofloksacin 2x400 mg i.v sehari, klindamisin, meskipun tidak berspektrum
luas sering digunakan karena efektif untuk kuman anaerob, dosisnya 2x600 mg i.v
sehari. Obat lain ceftriakson dengan dosis 2 gram i.v sehari. Untuk mengurangi
efek samping kortikosteroid diberikan diet rendah garam dan tinggi protein,
karena kortikosteroid bersifat katabolic. Setelah seminggu di periksa kadar
elektrolit dalam darah, bila terjadi penurunan K dapat diberikan KCL 3x500
mg/os.
Hal yang perlu diperhatikan adalah mengatur keseimbangan cairan dan nutrisi,
terlebih-lebih karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi di mulut
dan di tenggorokan dan kesadaran dapat menurun. Untuk itu diberikan infus,
misalnya dekstrose 5%, NaCl 9% dan Ringer Laktat (RL) berbanding = 1:1:1
dalam 1 labu yang diberikan 8 jam sekali.
Jika dengan terapi itu tidak tampak perbaikan dalam 2 hari, maka dapat diberikan
transfusi darah sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-turut. Efek transfusi darah
(whole blood) ialah sebagai imunorestorasi. Bila terdapat leukopeni prognosa
lebih buruk, setelah diberi transfusi leukosit cepat menjadi normal.
Indikasi pemberian transfusi darah di bagian kulit pada Sindrom Steven Johnson
(SSJ) dan NET ialah :
1. Bila telah diobati dengan kortikosteroid dengan dosis adekuat setelah 2
hari belum ada perbaikan. Dosis adekuat untuk Sindrom Steven Johnson
(SSJ) adalah 30 mg deksametason sehari dan NET 40 mg sehari.
2. Bila terdapat purpura generalisata
![Page 13: Sindrome steven jonhson-Akhmad Ahdiyat B-0318011002-085789814546](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081803/5571fa044979599169910980/html5/thumbnails/13.jpg)
3. Jika terdapat leukopenia
Pada kasus dengan purpura yang meluas dapat pula ditambahkan vit C 500 mg
atau 1000 mg sehari IV.
Terapi topikal tidak sepenting terapi sistemik. Pada daerah erosi dan eksoriasi
dapat diberikan krim sulfodiazin-perak. Untuk lesi di mulut dapat di berikan
kenalog in orbase dan betadine gargle. Untuk bibir yang biasanya krusta tebal
kehitaman dapat diberikan emolien misal krim urea 10%.
Prognosis
Kalau kita menangani dengan cepat dan tepat maka hasilnya dapat cukup
memuaskan. Bila terdapat purpura yang luas dan leukopenia prognosisnya lebih
buruk. Pada keadaan umum yang buruk dan terdapat bronkopnemonia penyakit
ini dapt menyebabkan kematian.