Sindrom Psikiatri

6
Editor :Sussy Physiology of Female Reproductive System 18 th Block—Sistem Reproduksi | 1 st Chapter Prof. dr. Sri Kadarsih, M.Sc. PhD. 10 .05 .2012 ` Trimester 1 - Perubahan fisik - Hormonal - Mood swing (emosi labil, berubah-ubah) Psikologis Sulit tidur Kegelisahan akan kemampuan Emosi yang berubah-ubah Keletihan Ketakutan Kecewa, menolak kehamilan, depresi Hal tersebut dipengaruhi oleh: Pengalaman kehamilan yang buruk Efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak Tanggungjawab baru dan tambahan tanggungan Kecemasan akan kemampuan menjadi ibu Penerimaan kehamilan oleh orang-orang terdekatnya Pada saat TRIMESTER I terjadi: Peningkatan estrogen dan progesteron sehingga tubuh merasa mual, muntah, lesu dan lemah. Perubahan selera dalam hubungan sex, maka komunikasi suami istri harus baik. Seorang ayah (si suami) merasa bangga dan prihatin dengan kemampuannya serta kesiapan sebagai ayah yang sangat memperhatikan keadaan ibu saat hamil dan juga memperhatikan hubungan seks. Emesis Gravidarum: Physiology Of Female Reproductive System 2 1

description

obstetri ginekologi

Transcript of Sindrom Psikiatri

Page 1: Sindrom Psikiatri

Editor :Sussy

Physiology of Female Reproductive System

18th Block—Sistem Reproduksi | 1st Chapter

Prof. dr. Sri Kadarsih, M.Sc. PhD.10 .05 .2012

`

Trimester 1- Perubahan fisik - Hormonal- Mood swing (emosi labil, berubah-ubah)

Psikologis Sulit tidur Kegelisahan akan kemampuan Emosi yang berubah-ubah Keletihan Ketakutan Kecewa, menolak kehamilan, depresi

Hal tersebut dipengaruhi oleh: Pengalaman kehamilan yang buruk Efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak Tanggungjawab baru dan tambahan tanggungan Kecemasan akan kemampuan menjadi ibu Penerimaan kehamilan oleh orang-orang terdekatnya

Pada saat TRIMESTER I terjadi:— Peningkatan estrogen dan progesteron sehingga tubuh merasa mual,

muntah, lesu dan lemah.— Perubahan selera dalam hubungan sex, maka komunikasi suami istri harus

baik.— Seorang ayah (si suami) merasa bangga dan prihatin dengan

kemampuannya serta kesiapan sebagai ayah yang sangat memperhatikan keadaan ibu saat hamil dan juga memperhatikan hubungan seks.

— Emesis Gravidarum: Hormonal Faktor psikologis Dukungan yang kurang Jarang terjadi pada masyarakat yang sederhana, santai dan tidak

banyak tuntutan Ketidakstabilan emosi Berkaitan dengan gaya hidup : pola makan, istirahat dan stress.

Pada saat TRIMESTER II:

Physiology Of Female Reproductive System

2 jam

1

Page 2: Sindrom Psikiatri

Editor :Sussy

Physiology of Female Reproductive System

18th Block—Sistem Reproduksi | 1st Chapter

`— Merasa sehat— Tubuh sudah mampu menyesuaikan— Dapat menerima kehamilannya— Adanya gerakan janin, sehingga dapat merasakan keberadaan bayi

Pada TRIMESTER III:— Saat menunggu dan waspada— Tidak sabar menunggu kehadiran bayi— Kadang khawatir bayi lahir sewaktu-waktu sehingga harus diwaspadai

tanda dan gejala persalinan— Khawatir bayi tidak normal— Cemas terhadap akibat persalinan dan rasa sakit— Merasa aneh dan jelek— Sedih akan kehilangan perhatian selama hamil rasa tidak nyaman

timbul kembali

Gangguan Psikatri1. Kecemasan

Perasaan tidak menyenangkan ditandai reaksi psikologis. Ketegangan motorik, peningkatan aktivitas sistem otonom dan peningkatan kewaspadaan.

Sebanyak 57% ibu hamil mengalami. Kecemasan akan perubahan fisik, persalinan dan keadaan bayi. Kecemasan akan kesulitan-kesulitan semasa kehamilan (keuangan,

konflik, kewajiban rumah tangga yang berat, dll)- Dampak buruk bagi kehamilan dan persalinan- Dependency need yang cukup tinggi- Nyeri persalinan meningkat- Persalinan lama- Ketegangan saat persalinan

Faktor yang mempengaruhi kecemasan: Stressfull life events, termasuk suami kehilangan pekerjaan, suami

menganggur, masalah perumahan, suami selingkuh, adanya anggota keluarga yang sakit keras.

Adanya masalah dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari seperti masalah finansial, hilangnya aset keluarga, kegagalan dalam bisnis, hilangnya dukungan sosial dari pihak tertentu, mempunyai riwayat hubungna perkawinan yang kurang serasi.

Pengalaman keguguran, bayi lahir mati, bayi lahir immatur, prematur, bayi lahir cacat, atau pernah mengalami kondisi yang mengancam jiwa.

Ada riwayat infertilitas disertai berbagai usaha sehingga berhasil hamil.

Pernah menderita penyakit jiwa.

2. Depresi Mood yang depresif Kehilangan minat dan kegembiraan Kehilangan energi (muda lelah) Sulit tidur atau insomnia

2

Page 3: Sindrom Psikiatri

Editor :Sussy

Physiology of Female Reproductive System

18th Block—Sistem Reproduksi | 1st Chapter

` Nafsu makan menurun Pesimis dan putus asa Konsentrasi menurun Keinginan bunuh diriHal-hal di atas menyebabkan: ibu hamil enggan merawat dan menyusui, produksi ASI-nya menurun dan kualitas bayi menjadi buruk.

3. Stres Persalinan Ibu stres aksis HPA (Hipotalamo-Pituitari-Adrenal) lepasnya hormon

stres, antara lain: ACTH, katekolamin,β-endorphin, GH, prolaktin dan LH/FSH vasokonstriksi sistemik (termasuk konstriksi vasa uteroplasenta) gangguan aliran darah dalam rahim penyampaian O2 ke dalam myometrium terganggu kontraksi otot rahim melemah.- Kejadian tersebut menyebabkan makin lamanya proses persalinan

(partus lama)- Gawat janin (fetal distress)

Meningkatnya plasma kortisol, berakibat menurunkan respon imun ibu dan janin.

Akibat tersebut terabawa sampai periode pascapersalinan- Terganggunya produksi ASI- Melambatnya penyembuhan luka persalinan- Kekuatan bayi menyusu ibu melemah sehinga enambahan berat

badan bayi lambat Hasil akhirnya kontak fisik ibu dan anak terganggu dengan berbagai

akibatnya.

Pasca Persalinan

Klasifikasi Gangguan Suasana Perasaan pada Masa PostpartumDibagi menjadi 3 kategori:

1. Postpartum blues (30-85%) Onset minggu pertama Mood labil, kesedihan, insomnia, kecemasan

2. Non psychotic postpartum depression/Postpartum depression (10-15%) Onset biasanya tersembunyi dalam 2 atau 3 bulan pertama Mood yang agresif, kecemasan berlebihan dan insomnia

3. Puerperal psychosis/ Psikosis puerperalis (0.1-0.2%) Onset biasnya dalam 2-4 minggu pertama Agitasi dan iritabilitas, mood depresi atau euforia, delusi,

depersonalisasi. Tingkah laku yang tidak terorganisir

Nah, tadi penjelasan secara singkat dari klasifikasinya, sekarang mari lanjut ke penjelasan yang tidak singkat..

1. Postpartum Blues- Gejala depresi ringan pad satu minggu pertama setelah melahirkan- Prevalensinya 30-85%- Gejala bervariasi: disforia, mood labil, mudah sedih, cemas dan sulit

tidur

3

Page 4: Sindrom Psikiatri

Editor :Sussy

Physiology of Female Reproductive System

18th Block—Sistem Reproduksi | 1st Chapter

`- Gejala memuncak pada hari ke 4 atau ke 5 dan hilang spontan hari

ke 10.- Pada umumnya ringan dan singkat- Sebagian kasus tidak memberikan gambaran psikopatologis- Sebagian akan berkembang menjadi depresi mayor pada wanita

yang sebelumnya mengalami episode penyakit afektif

2. Postpartum Depression- Depresi mayor bisa dijumpai selama masa postpartum- Terdapat 10-15% kasus depresi mayor dan minor pada postpartum- Sebagian besar muncul bertahap setelah 6 bulan pasca melahirkan- Pada umumnya sulit dibedakan gangguan depresi mayor non

psikotik yang biasa muncul kapan saja setelah melahirkan

3. Psikosis Puerperalis- Bentuk terberat dari penyakit psikiatri postpartum- Jarang terjadi- Munculnya dramatis secepat-cepatnya 48-72 jam setelah melahirkan- Sebagian besar gejala pada minggu ke 3 sampai 4 minggu pertama

setelah melahirkan

EtiologiMultifaktorial:

a. Variabel demografik Usia Status perkawinan Jumlah anak Tingkat pendidikan Status sosial ekonomi

b. Faktor psikososial Berperan penting Penelitian: ada kaitan gaya koping dan jenis kepribadian tertentu Penelitian: wanita yang tidak bahagia dalam perkawinan atau

kurang mendapat dukungan sosial lebih sering mengalami postpartum depressive illness.

c. Riwayat penyakit psikiatrik Ada kaitan yang jelas antara semua jenis penyakit psikiatrik

postpartum dengan riwayat gangguan suasana perasaan pada wanita

Sebanyak 70% wanita yang pernah mengalami episode psikosis puerperalis akan mengalami episode lain pada kehamilan selanjutnya

d. Faktor hormonal Estrogen Progesteron Kortisol Hormon tiroid

Perjalanan Penyakit dan Prognosis Durasi bervariasi

4

Page 5: Sindrom Psikiatri

Editor :Sussy

Physiology of Female Reproductive System

18th Block—Sistem Reproduksi | 1st Chapter

` Sering singkat dan berakhir 3 bulan Episode depresi cenderung lama Lebih parah apabila ada riwayat depresi mayor sebelumnya

Perawatan1. Terapi Non Farmakologis

— Psikoterapi interpersonal— Cognitive behaviour therapy— Teknik relaksasi:

Dengan khayalan mental Menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan kecemasan

yaitu kecepatan HR yang lambat, peningkatan aliran darah perifer.

2. Terapi FarmakologiDisesuaikan dengan respon pasien:

Fluoxetin – SSRIs terapi lini pertama Jenis trisiklik juga sering digunakan Bila ada kecemasan, benzodiazepin sangat membantu : klonazepam

(klonopin), lorazepam (ativan)3. Rawat Inap

Berikut ini adalah tabel perawatan untuk Postpartum Blues dan Depresi Postpartum

Postpartum Blues Depresi Postpartum Ringan dan sembuh sendiri Tidak ada perawatan khusus Perlu dukungan emosional Bila menetap lebih dari 2 minggu

perlu konsultasi psikiatrik

Sedikit penelitian tentang manfaat terapi farmakologis

Tidak ada data menyebutkan bahwa depresi postpartum harus dikelola beda dengan depresi mayor non puerperalis

Bagaimanakah Efek pada Bayi?- Antidepresan akan disekresikan melalui ASI- Data: komplikasi oleh karena obat trisiklik fluoxetine dan sertaline untuk

bayi jarang dijumpai- Efek jangka panjang belum diketahui

5