Sindrom Horner
-
Upload
bagus-ngurah-mahasena-gzmh -
Category
Documents
-
view
121 -
download
16
description
Transcript of Sindrom Horner
11
SINDROM HORNERSINDROM HORNER
Oleh:Oleh:dr. I Made Domy Astikadr. I Made Domy Astika
Pembimbing :Pembimbing :Dr. I Made Oka Adnyana Sp.S(K)Dr. I Made Oka Adnyana Sp.S(K)
SEMINAR
22
DefinisiDefinisi
Sindrom klinis karena kerusakan saraf Sindrom klinis karena kerusakan saraf simpatik (sentrum Siliospinale C8-Th2)simpatik (sentrum Siliospinale C8-Th2)
Sering disebut Bernard-Horner SyndromSering disebut Bernard-Horner Syndrom Okulosimpatetik palsyOkulosimpatetik palsy
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
33
SejarahSejarah
Deskripsi pertama sindrom paresis okulosimpatik oleh Deskripsi pertama sindrom paresis okulosimpatik oleh Francois Pourfour de Petit 1772 Francois Pourfour de Petit 1772 → transeksi experimental → transeksi experimental nervus intercostal pada anjingnervus intercostal pada anjing
Claude Bernard mendeskripsikan secara lebih komplit Claude Bernard mendeskripsikan secara lebih komplit tahun1852tahun1852
Johan Friedrich HornerJohan Friedrich Horner Ahli opthalmologi Swiss mendeskripsikan gejalanya Ahli opthalmologi Swiss mendeskripsikan gejalanya
berupa gangguan pada mata dan bagian lain dari tubuh, berupa gangguan pada mata dan bagian lain dari tubuh, dan gambaran klasik sindrom ini pada tahun 1869dan gambaran klasik sindrom ini pada tahun 1869
Claude-Bernard-Horner SyndromClaude-Bernard-Horner Syndrom
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
44
EpidemiologiEpidemiologi
Sindrom Horner tidak memiliki predileksi Sindrom Horner tidak memiliki predileksi khusus khusus → umur, jenis kelamin, ras, dan → umur, jenis kelamin, ras, dan lokasi geografilokasi geografi
Sindrom Horner kongenital → heterokromia Sindrom Horner kongenital → heterokromia dan hilangnya lipatan horizontal kelopak mata dan hilangnya lipatan horizontal kelopak mata atau lipatan pada mata yang ptosisatau lipatan pada mata yang ptosis
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
55
Anatomi Jalur OkulosimpatikAnatomi Jalur Okulosimpatik Neuron simpatik berawal dari hipothalamus Neuron simpatik berawal dari hipothalamus Aktivitas Aktivitas →→ oleh oleh impuls dari regio frontal, oleh oleh impuls dari regio frontal,
sensorimotor, oksipital dan sistem limbik (gyrus sensorimotor, oksipital dan sistem limbik (gyrus cyngulate)cyngulate)
Sentral (Neuron orde I)Sentral (Neuron orde I)* Neuron ode I * Neuron ode I →→ dorsolateral hipothalamus dorsolateral hipothalamus* Turun menuju batang otak * Turun menuju batang otak →→ lateral nukleus N.IV lateral nukleus N.IV* Di pons * Di pons →→ dorsal dari fibrae pontis transversa dorsal dari fibrae pontis transversa* Di medula oblongata * Di medula oblongata →→anterior nukleus olivaris inferioranterior nukleus olivaris inferior* Pada medula spinalis * Pada medula spinalis →→ bersinaps di C8-Th2 colum bersinaps di C8-Th2 colum intermediolateral ( sentrum silio spinale dari Budge-intermediolateral ( sentrum silio spinale dari Budge-Waller) Waller)
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
66
HipothalamusHipothalamus
77
Preganglionik (Neuron orde II)Preganglionik (Neuron orde II)* Keluar dari bagian rami ventral medula spinalis C8-* Keluar dari bagian rami ventral medula spinalis C8-Th2. Menyilang ganglion thoracicus inferior Th2. Menyilang ganglion thoracicus inferior →→ ganglion ganglion serviko-thorakalis atau ganglion stelatta dan ganglion serviko-thorakalis atau ganglion stelatta dan ganglion servikalis media.servikalis media.* Terakhir bersinaps di ganglion servikalis superior* Terakhir bersinaps di ganglion servikalis superior* Melewati apex paru dan berjalan sepanjang selubung * Melewati apex paru dan berjalan sepanjang selubung arteri karotis arteri karotis * Serat yang bersinap di ganglion servikalis superior * Serat yang bersinap di ganglion servikalis superior terletak di sudut mandibula dan bifurcatio arteri carotis terletak di sudut mandibula dan bifurcatio arteri carotis komuniskomunis
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
88
Postganglionik (Neuron orde III)Postganglionik (Neuron orde III)* Neuron orde III meninggalkan ganglion sevikalis * Neuron orde III meninggalkan ganglion sevikalis superior dan membentuk pleksus simpatikus (nervus superior dan membentuk pleksus simpatikus (nervus karotikus internus)karotikus internus)* Berjalan sepanjang arteri karotis interna menuju sinus * Berjalan sepanjang arteri karotis interna menuju sinus kavernosuskavernosus*Meninggalkan arteri karotis interna dan berjalan *Meninggalkan arteri karotis interna dan berjalan bersama N.VI dan N.V1bersama N.VI dan N.V1* Memasuki orbita dengan cabang nasosiliaris* Memasuki orbita dengan cabang nasosiliaris* Cabang postganglion mempengaruhi vasokonstriksi * Cabang postganglion mempengaruhi vasokonstriksi dan sekresi keringat di wajah dan leher, sekresi kelenjar dan sekresi keringat di wajah dan leher, sekresi kelenjar saliva, dan otot-otot polos kelopak mata atas dan bawahsaliva, dan otot-otot polos kelopak mata atas dan bawah
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
99
Di dalam orbita :Di dalam orbita :1. Serat simpatik bergabung dengan cabang 1. Serat simpatik bergabung dengan cabang nasosiliaris dari divisi oftalmika nervus trigeminus nasosiliaris dari divisi oftalmika nervus trigeminus → → m. dilatator pupilm. dilatator pupil2. 2. Serat cabang simpatik Serat cabang simpatik →→n.occulomotorius mensarafi n.occulomotorius mensarafi kelopak mata atas dan bawah kelopak mata atas dan bawah →→ elevasi kelopak mata elevasi kelopak mata bawah (otot Muller)bawah (otot Muller)3. Beberapa serat simpatik 3. Beberapa serat simpatik →→ arteri karotis interna arteri karotis interna →→ nervus petrosus superfisialis nervus petrosus superfisialis →→ n. vidianus. Serat ini n. vidianus. Serat ini berjalan paralel dengan serat parasimpatik dan berjalan paralel dengan serat parasimpatik dan menginervasi kelenjar lakrimalis.menginervasi kelenjar lakrimalis.
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
1010
Serat sudomotor bertanggung jawab Serat sudomotor bertanggung jawab terhadap vasokontriksi dan keringat.terhadap vasokontriksi dan keringat.
Serat saraf simpatis yang Serat saraf simpatis yang bertanggung jawab terhadap kelenjar bertanggung jawab terhadap kelenjar keringat dan piloareksi wajah keringat dan piloareksi wajah →→ arteri arteri karotis eksternakarotis eksterna
Serat simpatik orbita superior Serat simpatik orbita superior melayani kelenjar keringat di daerah dahi.melayani kelenjar keringat di daerah dahi.
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
1111
Anatomi Serat SimpatikAnatomi Serat Simpatik
Figure 15.4a
1212
1313Figure 2. Sympathetic innervation of the eye and orbit.
1414
1515
PatofisiologiPatofisiologi
Kelainan neuron orde I : lesi yang Kelainan neuron orde I : lesi yang melibatkan jalur sentral Thalamospinalmelibatkan jalur sentral Thalamospinal
Kelainan neuron orde II : lesi preganglionikKelainan neuron orde II : lesi preganglionik Kelainan neuron orde III : lesi Kelainan neuron orde III : lesi
postganglionik pada level arteri karotis postganglionik pada level arteri karotis internainterna
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
1616
Penyebab Sindrom HornerPenyebab Sindrom Horner
CentralCentral PreganglionPreganglion PostganglionPostganglionHypothalamusHypothalamus
tumourtumour
strokestroke
BrainstemBrainstem
demyelinationdemyelination
strokestroke
tumourtumour
Cervicothoraci spinal Cervicothoraci spinal cordcord
myelitismyelitis
syringomyeliasyringomyelia
Arteriovenous Arteriovenous malformationmalformation
Pulmonary apical Pulmonary apical lesionslesions
subclavian artery subclavian artery aneurysmaneurysm
pancoast tumourpancoast tumour
mediastinal tumourmediastinal tumour
tyroid malignancytyroid malignancy
Superior cervical Superior cervical ganglionganglion
traumatrauma
jugular venous ectasiajugular venous ectasia
iatrogeniciatrogenic
Internal Carotid ArteryInternal Carotid Artery
dissectiondissection
arteritisarteritis
trombosistrombosis
Skull-base lessionSkull-base lession
ca nasopharynx, ca nasopharynx, lymphomalymphoma
cavernous sinus lesioncavernous sinus lesion
pituitary tumourpituitary tumour
inflamationinflamation
carotid aneurysmcarotid aneurysm
1717
Beberapa jenis obat penyebab Beberapa jenis obat penyebab mirip sindrom Hornermirip sindrom Horner
ClorpromazineClorpromazine FluphenazineFluphenazine BupivacaineBupivacaine LevodopaLevodopa ReserpineReserpine PromethasinePromethasine ThioridazineThioridazine
Adam and Victor. Principles of Neurology, 2005
1818
Diagnosis KlinisDiagnosis Klinis
Miosis : paresis M. dilatator pupillaeMiosis : paresis M. dilatator pupillae Ptosis : paresis M. tarsalis posteriorPtosis : paresis M. tarsalis posterior Enopthalmus : paresis M. orbitalisEnopthalmus : paresis M. orbitalis Kulit terasa hangat (vasodilatasi)Kulit terasa hangat (vasodilatasi) Anhidrosis dan gangguan piloareksiAnhidrosis dan gangguan piloareksi
Ngoerah IGNG. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf, 1991
1919
Diagnosis KlinisDiagnosis Klinis Lesi Neuron Orde ILesi Neuron Orde I
Ditandai dengan hilangnya sensibilitas separuh tubuh, Ditandai dengan hilangnya sensibilitas separuh tubuh, dysarthria, dysphagia, ataxia, vertigo and nystagmusdysarthria, dysphagia, ataxia, vertigo and nystagmus
Lesi Neuron Orde IILesi Neuron Orde II Disertai dengan nyeri wajah, leher, ketiak, bahu atau Disertai dengan nyeri wajah, leher, ketiak, bahu atau
lengan , batuk, hemoptoelengan , batuk, hemoptoe Riwayat operasi thorax atau leher, atau riwayat Riwayat operasi thorax atau leher, atau riwayat
pemasangan selang thoraxpemasangan selang thorax Lesi Neuron Orde IIILesi Neuron Orde III
Diplopia (lesi N. VI), rasa tebal atau nyeri sepanjang Diplopia (lesi N. VI), rasa tebal atau nyeri sepanjang distribusi N. V1 atau N.V2distribusi N. V1 atau N.V2
Adam and Victor. Principles of Neurology, 2005
2020
Sindrom Horner sisi kiriSindrom Horner sisi kiri
2121
Sindrom Horner sisi kiriSindrom Horner sisi kiri
2222
Sindrom Horner sisi kiriSindrom Horner sisi kiri
2323
Sindrom Horner KongenitalSindrom Horner Kongenital
2424
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang
Tes farmakologis mataTes farmakologis mata X-ray servikalX-ray servikal CT scanCT scan MRIMRI Darah lengkapDarah lengkap Biopsi limphonodiBiopsi limphonodi
Adam and Victor. Principles of Neurology, 2005
2525
Tes FarmakologisTes Farmakologis
Tes cocaine : cocaine 4 atau 10% akan Tes cocaine : cocaine 4 atau 10% akan mencegah reuptake noreepinephrine pada ujung mencegah reuptake noreepinephrine pada ujung terminal neuron orde ke III dan menyebabkan terminal neuron orde ke III dan menyebabkan midriasis jika sistem simpatik masih intakmidriasis jika sistem simpatik masih intak
Tes hidroxiamphetamine atau pholedrine : zat ini Tes hidroxiamphetamine atau pholedrine : zat ini mengakibatkan release noreepinephrine pada mengakibatkan release noreepinephrine pada ujung terminal neuron orde ke III. Jika terjadi ujung terminal neuron orde ke III. Jika terjadi kerusakan neuron orde ke III maka tidak akan kerusakan neuron orde ke III maka tidak akan ada produksi noreepinephrine. Pupil tidak ada produksi noreepinephrine. Pupil tidak mengalami midriasis jika ditetesi zat inimengalami midriasis jika ditetesi zat ini
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
2626Fig. 2: Dilatation of the left eye after instilling cocaine.
2727
Tes farmakologisTes farmakologis
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
2828
Differensial DiagnosisDifferensial Diagnosis
Kelumpuhan parsial N.III (Okulomotorius)Kelumpuhan parsial N.III (Okulomotorius) Miastenia GravisMiastenia Gravis Pseudoptosis karena trakomaPseudoptosis karena trakoma
Ngoerah IGNG. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf, 1991
2929
TatalaksanaTatalaksana
Secara umum penatalaksanaan Sindrom Secara umum penatalaksanaan Sindrom Horner tergantung penyebab yang Horner tergantung penyebab yang mendasarimendasari
Tatalaksana Medik : ditujukan Tatalaksana Medik : ditujukan menghilangkan penyakit dasar yang menghilangkan penyakit dasar yang menyebabkan Sindrom Hornermenyebabkan Sindrom Horner
Pada sebagian besar kasus, tidak ada Pada sebagian besar kasus, tidak ada tatalaksana yang menghasilkan outcome tatalaksana yang menghasilkan outcome lebih baiklebih baik
Loewenfeld IE. Neuro-Opthalmic Anantomy, 1999
3030
TERIMA KASIH