Sindrom Down

download Sindrom Down

If you can't read please download the document

description

HGBV

Transcript of Sindrom Down

SINDROM DOWN

PENDAHULUAN

Anak dengan sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang teerjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadi penyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat.

ETIOLOGI Selama satu abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom Down yang dilaporkan. Tetapi semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrom Down pada tahun 1959, maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian non-disjunctional sebagai penyebabnya, yaitu:

Genetik.Diperkirakan terdapat predisposisi genetik terhadap non-disjunctional. Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan adanya peningkatan risiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan sindrom Down.

Radiasi.Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadi non-disjunctional pada sindrom Down ini. Uchida 1981 (dikutip Pueschel dkk.) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down, pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi. Sedangkan peneliti lain tidak mendapatkan adanya hubungan antara radiasi dengan penyimpangan kromosom.

Infeksi.Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom Down. Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa virus dapat mengakibatkan terjadinya non-disjunction.

Autoimun.Faktor lain yang juga diperkirakan sebagai etiologi sindrom Down adalah autoimun. Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid. Penelitian Fialkow 1996 ( dikutip dari Pueschel dkk.) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan autoantibodi tiroid pada ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down dengan ibu kontrol yang umurnya sama.

Umur ibu.Apabila umur ibu diatas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormanal yang dapat menyebabkan non-disjunction pada kromosom. Perubahan endokrin, seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kabar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon, dan peningkatan secara tajam kadar HL (Luteinizing hormon) dan FSH (Follicular Stimulating hormon) secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya non-disjunction.

Umur ayah.Selain pengaruh umur ibu terhadap sindrom Down, juga dilaporkan adanya pengaruh dari umur ayah. Penelitian sitogenetik pada orang tua dari anak dengan sindrom Down mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu. Faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus masih didiskusikan kemungkinan sebagai penyebab dari sindrom Down.

GEJALA KLINIS

Berat badan pada waktu lahir dari bayi dengan sindrom Down pada umunya kurang dari normal. Diperkirakan 20% kasus mempunyai berat badan lahir 2500 gram atau kurang. Komplikasi pada masa neonatal lebih sering daripada bayi normal. Pueschel (1983) membuat suatu tabel tentang frekuensi yang secara fenotip karakteristik dan paling sering terdapat pada bayi dengan sindrom Down yaitu:

%

Sutura sagitalis yang terpisah98

Fisura palpebralis yang miring98

Jarak yang lebar antara jari kaki I dan II96

Fontanelapalsu95

Plantar crease jari kaki I dan II94

Hiperfleksibilitas91

Peningkatan jaringan sekitar leher 87

Bentuk palatum yang abnormal 85

Hidung hipoplastik83

Kelemahan otot81

Hipotonia 77

Bercak brushfield pada mata 75

Mulut terbuka65

Lidah terjulur58

Lekukan epikantus57

Single palmar crease pada tangan kiri55

Single palmar creasepada tangan kanan52

Brachyclinodactilytangan kiri51

Brachylinodactilytangan kanan50

Jarak pupil yang lebar 47

Tangan yang pendek dan lebar38

Oksiput yang datar 35

Ukuran telinga yang abnormal 34

Kaki yang pendek dan lebar 33

Bentuk/struktur telinga abnormal 28

Letak telinga yang abnormal16

Kelainan kaki tangan lainnya13

Kelainan mata lainnya 11

Sindaktili 11

Kelainan kaki lainnya8

Kelainan mulut lainnya2

Penelitian yang lain mungkin akan mendiskripsikan fenotip yang berbeda, terutama kalau diketemukan pada anak dengan sindro Down dengan umur yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh karakteristik yang berubah dengan bertambahnya umur anak. Seperti lekukan epikantus atau jaringan tebal sekitar leher akan berkurang dengan bertambahnya umur anak. Sebaliknya celah lidah yang dalam atau kelainan pada gigi akan nampak jelas dengan bertambahnya umur anak. Demikian pula dengan retardasi mental ataupun perawakan pendek akan bertambah jelas dengan bertambahnya umur anak.Berdasarkan atas diketemukannya karakteristik dengan frekuensi yang tinggi pada sindrom Down, maka gejala-gejala tersebut dianggap sebagai cardinal sign dan petunjuk diagnostik dalam mengidentifikasi sindrom Down secara klinis. Tetapi yang perlu diketahui adalah tidak adanya kelainan fisik yang terdapat secara konsisten dan patognomonik pada sindrom Down. Bentuk muka anak dengan sindrom Down pada umunya mirip dengan lainnya, sehingga nampak seperti saudara.

DIAGNOSIS

Diagnosis dari sindrom Down berdasarkan atas adanya gejala-gejala klinis yang khas, serta ditunjang oleh pemeriksaan kromosom. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan radiologi pada kasus yang tidak khas. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan brachycephalic sutura dan fontanela yang terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar disertai sudut asetabular yang lebih lebar, terdapat pada 87% kasus.Pemeriksaan kariotiping pada semua penderita sindrom Down adalah untuk mencari adanya translokasi kromosom. Kalau ada, maka kedua ayah-ibunya harus diperiksa. Kalau dari salah satu ayah/ibunya karier, maka keluarga lainnya uga perlu diperiksa, hal ini sangat berguna untuk pencegahan.Kemungkinan terulangnya kejadian sindro Down yang disebabkan translokasi kromosom adalah 5-15%, sedangkan kalau trisomi hanya 1%.Diagnosis antenatal dengan pemeriksaan cairan amnion atau vili korionik, dapat dilakukan secepatnya pada kehamilan 3 bulan. Dengan kultur jaringan dan kariotiping 99% sindrom Down dapat didiagnosis antenatal. Diagnosis antenatal perlu pada ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun, atau pada ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan sindrom Down. Bila didapatkan bahwa janin yang dikandung menderita sindrom Down, maka dapat ditawarkan terminasi kehamilan kepada orang tuanya.Pemeriksaan sindrom Down secara klinis pada bayi seringkali meragukan, maka pemeriksaan dermatoglifik ( sidik jari, telapak tangan dan kaki ) pada sindrom Down menunjukkan adanya gambaran yang khas. Dermatoglifik ini merupakan cara yang sederhana, mudah, dan cepat, serta mempunyai ketepatan yang cukup tinggi dalam mendiagnosis sindrom Down( winata, 1993).

PENATALAKSANAAN

Anak dengan sindrom Down diperlukan penanganan secara multidisiplin. Selain penanganan secara medis, pendidikan anak juga perlu mendapat perhatian, disamping partisipasi dari keluarganya.

A. PENANGANAN SECARA MEDIS.

Anak dengan kelainan ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang sama dengan anak yang normal. Mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kedaruratan medis, serta dukungan dan bimbingan dari keluarganya. Tetapi terdapat beberapa keadaan dimana anak dengan sindrom Down memerlukan perhatian khusus,yaitu dalam hal:Pendengarannya.70-80% anak dengan sindrom Down dilaporkan terdapat gangguan pendengaran. Oleh karenanya diperlukan pemeriksaan telinga sejak awal kehidupannya, serta dilakukan tes pendengarannya secara berkala oleh ahli THT.

Penyakit jantung bawaan. 30-40% anak dengan sindrom Down disertai dengan penyakit jantung bawaan. Mereka memerlukan penanganan jangka panjang oleh seorang ahli jantung anak.

Pengelihatannya.Anak dengan kelainan ini sering mengalami gangguan pengelihatan atau katarak. Sehingga perlu evaluasi secara rutin oleh ahli mata.

NutrisiBeberapa kasus, teutama yang disertai kelainan kongenital yang berat lainnya, akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah. Sebaliknya ada juga kasus justru terjadi obesitas pada masa remaja atau setelah dewasa. Sehingga diperlukan kerja sama dengan ahli gizi.

Kelainan tulang.Kelainan tulang juga dapat terjadi pada sindrom Down, yang mencakup dislokasi patela, subluksasio pangkal paha atau ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan yang terakhir ini sampai menimbulkan depresi medula spinalis, atau apabila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolis, maka diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurologis.

Lain-lain Aspek medis lainnya yang memerlukan konsultasi dengan ahlinya, meliputi masalah imunologi, gangguan fungsi metabolisme atau kekacauan biokimiawi.

Pada akhir-akhir ini dengan kemajuan dalam bidang biologi molekuler, maka memungkinkan dilakukan pemeriksaan secara langsung kelainan genetik yang mendasari sindrom Down.