HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI...

148
HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN SINDROM DOWN DI POTADS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Disusun Oleh: ASHRI NABILAH PUTRIE NIM 1113104000005 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Transcript of HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI...

Page 1: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI ORANG TUA

YANG MEMILIKI ANAK DENGAN SINDROM DOWN DI POTADS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh:

ASHRI NABILAH PUTRIE

NIM 1113104000005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017

Page 2: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan dengan keterangan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah

Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta.

Jakarta, Mei 2017

Ashri Nabilah Putrie

Page 3: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 4: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

iv

PERNYATAAN PENGESAHAN

Page 5: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

v

LEMBAR PENGESAHAN

Page 6: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

vi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKATA

Undergraduated Thesis, Juni 2017

Ashri Nabilah Putrie, NIM: 1113104000005

THE RELATIONSHIP SPIRITUALITY TOWARD SELF-ESTEEM OF

PARENTS WHO HAVE A CHILD WITH DOWN SYNDROME IN

POTADS

xx + 98 pages + 18 tables + 2 pictures + 5 attachments

ABSTRACT

Many parents should accept the fact that their childhas special needs compared to

other children, in example is if their child has suffered from Down syndrome. Not

a few parents rejected the fact that their child diagnosed has Down syndrome. The

disruption of self concept the parents who have a child with Down syndrome can

affected to all aspects including parents self-esteem. To maintain a positive aspect

then it is important for parents to maintain spiritual aspect that is owned by the

parent. It consists of religious spirituality, faith, hope, transcendence, and

forgiveness. The purpose of this research is to know the relationship between

spirituality with the parents’ self-esteem who have a child with Down syndrome

in POTADS. This research was conducted from March until April, 2017. This

research uses cross-sectional study with descriptive type. The sample is selected

use total sampling method with 83 respondents. The method of data collection

uses a questionnaire with Likert scale form consists of 28 questions. The method

of data analysis uses the statistic chi-square test. The research results that there is

a relationship between spirituality (p-value 0.00) and parents’ self-esteem who

have a child with Down syndrome in POTADS. From this research obtained there

is a relationship between spirituality concept; religious spirituality (p-value 0.00),

spirituality of faith (p-value 0.001), spirituality of hope (p-value 0.00), spirituality

transcendence (p-value 0.00), forgiveness and spirituality (p-value of 0,005) with

pride of a parent who has a child with Down syndrome. Furthermore, it can be

expected for healthcare providers, families and communities can provide spiritual

support to maintain and increase parents’ self-esteem who have a child with Down

syndrome.

Key Word: Spirituality, Self-Esteem, Down Syndrome

Reference: 29 books + 9 journals (1995-2016)

Page 7: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Ashri Nabilah Putrie, NIM: 1113104000005

HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI ORANG TUA YANG

MEMILIKI ANAK DENGAN SINDROM DOWN DI POTADS

xx + 98 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 5 lampiran

ABSTRAK

Banyak diantara orang tua yang harus menerima kenyataan bahwa anaknya

memiliki kebutuhan khusus dibanding dengan anak lainnya, salah satunya adalah

anak yang menderita sindrom Down. Tidak sedikit orang tua yang menolak

kenyataan dan malu bahwa anaknya mengalami sindrom Down. Terganggunya

konsep diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down dapat

mempengaruhi segala aspek dalam diri orang tua termasuk harga diri. Cara

mempertahankan aspek positif pada diri, maka penting bagi orangtua untuk

mempertahankan aspek spritual yang dimiliki oleh orangtua. Spiritualitas tersebut

terdiri dari agama, iman, harapan, transendensi, dan pengampunan. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui hubungan spiritualitas terhadap harga diri orang

tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Penelitian ini

dilakukan bulan Maret sampai April 2017. Jenis penelitian adalah deskriptif

korelasional dan desain cross sectional study. Teknik pengambilan sampel dengan

total sampling sebanyak 83 responden. Teknik pengumpulan data dengan

kuesioner dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari 28 pertanyaan. Metode

analisis data dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian

didapatkan bahwa ada hubungan antara spiritualitas (p-value 0.00) dengan harga

diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Adanya

hubungan antara konsep spiritualitas; spiritualitas agama (p-value 0.00),

spiritualitas iman (p-value 0.001), spiritualitas harapan (p-value 0.00), spiritualitas

transendensi (p-value 0.00), dan spiritualitas pengampunan (p-value 0.005)

dengan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down.

Diharapkan pada penyedia pelayanan kesehatan, keluarga serta masyarakat agar

memberikan dukungan spiritual untuk mempertahankan dan meningkatkan harga

diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down.

Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down

Referensi: buku 29 buah + jurnal 9 buah (1995-2016)

Page 8: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ashri Nabilah Putrie

Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 14 November 1995

Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Jl. Gandaria GG. Cemara No. 74 Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan

Telepon : +62 85862823102

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SMA Al-Ma’soem Jatinangor (2010-2013)

2. SMPN 22 Bandung (2007-2010)

3. SDN Partakomala 4 Bandung (2001-2007)

4. TK Pertiwi Muara Enim (2000-2001)

Riwayat Organisasi

1. Ketua Himpunan Program Studi Ilmu Keperawatan. UIN Jakarta (2016)

2. Ketua Pelaksana Seminar Research Training. Departemen Pendidikan dan

Penelitian. HMPSIK UIN Jakarta (2015)

3. Wakil Ketua Departemen Pendidikan dan Penelitian. HMPSIK UIN

Jakarta (2015)

4. Ketua Pelaksana acara MAKRAB (Malam Keakraban). PSIK UIN Jakarta

(2014)

Page 9: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

ix

5. Anggota Paskibra OPAK. UIN Jakarta (2013)

6. Sekretaris DESAN (Dewan Santri). SMAS Al-Ma’soem (2012)

7. Anggota Bidang Kesenian DESAN (Dewan Santri). SMAS Al-Ma’soem

(2011)

8. Ketua Departemen Kesehatan Paskibra. SMPN 22 Bandung (2008)

Page 10: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain

pujian ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta

inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Hubungan Spiritualitas Terhadap Harga Diri Orang Tua Yang Memiliki

Anak Dengan Sindrom Down di POTADS”. Salawat serta salam penulis

haturkan kepada junjungan Muhammad SAW yang telah membawa cahaya islam

yang penuh kedamaian dan ketentraman kepada seluruh umat manusia. Begitu

pula bagi keluarga, shabat dan pengikut beliau.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbaga pihak. Karena

itu penulis menyampaikan terimasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ibu

Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp. KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep.,Sp.

KMB. selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau

Page 11: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xi

yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan

sabar kepada saya selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD, selaku Dosen Pembimbing

Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

membimbing, menjadi tempat curhat, dan memberi motivasi selama hampir 4

tahun duduk di bangku kuliah.

5. Orang tua, Bapak Drs. Sutandri Munawi dan Ibu Kustinah Antuniah, S.E yang

telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan

keberhasilan, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil tak

terhingga kepada saya. Tak lupa, Adik saya, Muthia Salsabilah Putrie dan

Muhammad Dewa Sampurna Putra Siliwangi dan seluruh keluarga yang selalu

memberikan semangat tanpa henti dan putus asa.

6. Teman - teman angkatan PSIK 2013 dan HMPSIK periode 2016 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta serta orang-orang terbaik Riska Dwi Septia, Santi

Puspitasari, Jessi Adirachman, Dyah Anggraeni, dan Veni Vidiantina Dinata

yang tak pernah bosan mengingatkan dan memberikan support serta berbagi

ilmu dalam proses penyelesaian skripsi.

7. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga

selesai.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah

SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan

saya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita

Page 12: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xii

semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah

yang tak terhingga oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Mei 2017

Ashri Nabilah Putrie

Page 13: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xiii

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan.................................................................................................. ii

Pernyataan Persetujuan .......................................................................................... iii

Pernyataan Pengesahan .......................................................................................... iv

Lembar Pengesahan ................................................................................................ v

Abstract .................................................................................................................. vi

Abstrak .................................................................................................................. vii

Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... viii

Kata Pengantar ........................................................................................................ x

Daftar Isi............................................................................................................... xiii

Daftar Tabel ......................................................................................................... xvi

Daftar Singkatan................................................................................................. xviii

Daftar Gambar ...................................................................................................... xix

Daftar Lampiran .................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 13

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 14

Page 14: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15

A. Konsep dasar .............................................................................................. 15

1. Sindrom Down........................................................................................ 15

B. Dampak Bagi Orang Tua ........................................................................... 20

C. Konsep Spiritualitas ................................................................................... 21

1. Definisi ................................................................................................... 21

2. Karakterisrik Spiritual ............................................................................ 23

3. Perkembangan Spiritual.......................................................................... 24

4. Konsep Terkait Spiritualitas ................................................................... 26

5. Masalah spiritual .................................................................................... 30

6. Faktor yang memperngaruhi spiritualitas ............................................... 34

7. Penilaian Spiritualitas ............................................................................. 38

D. Konsep Diri ................................................................................................ 38

1. Definisi ................................................................................................... 38

2. Komponen konsep diri ........................................................................... 39

E. Kerangka Teori........................................................................................... 45

BAB III KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS,DEFINISI OPERASIONAL 46

A. Kerangka konsep ........................................................................................ 46

B. Hipotesa...................................................................................................... 48

C. Definisi Operasional................................................................................... 48

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 52

A. Desain Penelitian ........................................................................................ 52

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 52

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 53

D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 54

E. Uji Instrumen ............................................................................................. 57

Page 15: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xv

F. Pengumpulan Data ..................................................................................... 58

G. Pengolahan Data......................................................................................... 59

H. Analisa Data ............................................................................................... 60

I. Etika Penelitian .......................................................................................... 61

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 64

A. Gambaran Umum POTADS ...................................................................... 64

1. Tujuan ..................................................................................................... 64

2. Visi ......................................................................................................... 65

3. Misi ......................................................................................................... 65

4. Motto ...................................................................................................... 66

5. Program POTADS ................................................................................. 66

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 66

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 80

A. Analisa Univariat ....................................................................................... 80

B. Analisa Bivariat .......................................................................................... 84

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 94

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 96

A. Kesimpulan ................................................................................................ 96

B. Saran ........................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99

Page 16: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1. Perbedaan spiritualitas dan Religi………………………………………..19

2.2. Karakteristik Spiritualitas………………………………………………...19

3.1. Definisi Operasional…………………………………………………...…45

5.1. Distribusi frekuensi data demografi orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down……………………………………………………….........63

5.2. Distribusi Frekuensi Usia Anak dengan sindrom down…………………..64

5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Harga Diri Orang Tua yang memiliki anak

dengan sindrom down……………………………………………….........65

5.4. Distribusi frekuensi spiritualitas orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom down……………………………………………………………..65

5.5. Distribusi frekuensi spiritualitas agama orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom down……………………………………………………..66

5.6. Distribusi frekuensi spiritualitas iman orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom down………………………………………………………..........67

5.7. Distribusi frekuensi spiritualitas harapan orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom down……………………………………………………..67

5.8. Distribusi frekuensi spiritualitas transendensi orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom down……………………………………………………..68

5.9. Distribusi frekuensi spiritualitas pengampunan orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom down……………………………………………….69

Page 17: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xvii

5.10. Hubungan spiritualitas terhadap harga diri orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom Down di POTADS………………………………………70

5.11. Hubungan spiritualitas agama terhadap harga diri orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom Down di POTADS………………………………...71

5.12. Hubungan spiritualitas iman terhadap harga diri orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom Down di POTADS………………………………...72

5.13. Hubungan spiritualitas harapan terhadap harga diri orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom Down di POTADS………………………………...73

5.14. Hubungan spiritualitas transensensi terhadap harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS………………………74

5.15. Hubungan spiritualitas pengampunan terhadap harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS………………………75

Page 18: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xviii

DAFTAR SINGKATAN

ABK : Anak Berkebutuhan Khusus

ADHD : Attention Difecit Hyperactive Disorders

AKPK : Anak dengan Kebutuhan Pendidikan Khusus

FSH : Follicular Stimulating Hormon

KDT : Katalog Dalam Terbitan

KHPD : Konvensi Hak Penyandang Disabilitas

LH : Luteinizing Hormon

POTADS : Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

UIN : Universitas Islam Negeri

UUD : Undang-Undang Dasar

WHO : World Health Organization

Page 19: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1. Kerangka teori ……………………………………………………………44

3.1. Kerangka Konsep………………………………………………………...45

Page 20: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Studi Penduluan

Lampiran 2 Permohonan Izin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data

Lampiran 4 Surat Keterangan SLBN 01 Jakarta

Lampiran 5 Informed Consent

Lampiran 6 Kuesioner

Page 21: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memiliki seorang anak merupakan suatu kebanggaan tersendiri

bagi sepasang suami istri dari hasil pernikahannya, anak yang dapat

dibanggakan bagi orang tua, bangsa dan Negara. “Anak adalah amanah

Tuhan kepada orang tua” demikian pernyataan Al-Ghazali dalam kitab

Ihya Ulumudin. Anak adalah karunia yang tidak dapat dinilai dengan apa

pun. Ia menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Anak adalah

karunia yang terbesar bagi keluarga, agama, bangsa dan Negara. Hak asasi

anak dilindungi di dalam Pasal 28 B UUD 1945 yang berbunyi setiap anak

berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak

atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (perpustakaan Nasional

KDT, 2007). Orang tua akan memiliki suatu harapan yang besar terhadap

anak yang akan dilahirkan nanti adalah anak yang baik secara fisik

maupun mental. Namun rasa kecewa segera datang apabila mengetahui

anak yang didambakannya memiliki kecacatan secara mental maupun

fisik.

Banyak diantara orang tua yang harus menerima kenyataan bahwa

anaknya memiliki kebutuhan khusus dibanding dengan anak lainnya,

seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, gangguan

perilaku, sindrom Down, anak dengan gangguan kesehatan, autis dan

Attention Difecit Hyperactive Disorders (ADHD). Anak Berkebutuhan

Page 22: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

2

Khusus (ABK), sekarang disebut Anak dengan Kebutuhan Pendidikan

Khusus (AKPK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda

dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada

ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak yang termasuk kelompok

ini adalah tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, tuna laras,

kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan

gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah

anak luar biasa dan anak cacat (Kementrian Kesehtan RI, 2010)

Anak-anak berkebutuhan khusus berpotensi untuk menjalani

kehidupan secara penuh dan berkontribusi pada vitalitas sosial, budaya,

dan ekonomi dari masyarakat mereka. Namun untuk tumbuh dan

berkembang bisa jadi sulit bagi anak-anak penyandang disabilitas. Mereka

menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan rekan-rekan

mereka yang tanpa disabilitas. Anak-anak berkebutuhan khusus

menghadapi berbagai bentuk pengucilan dan itu mempengaruhi mereka

dalam berbagai tingkatan tergantung dari jenis disabilitas yang mereka

alami, di mana mereka tinggal dan budaya serta kelas sosial mereka.

Gender juga merupakan sebuah faktor penting. Anak-anak perempuan

berkebutuhan khusus juga kecil kemungkinan untuk mendapatkan pen-

didikan, mendapatkan pelatihan kerja atau mendapatkan pekerjaan

dibandingkan dengan anak laki-laki dengan disabilitas atau anak

perempuan tanpa disabilitas. (UNICEF, 2013).

Page 23: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

3

Hasil analisis dari Global Burden of Disease tahun 2004

didapatkan bahwa 15,3% populasi dunia (sekitar 978 juta orang dari 6,4

milyar estimasi jumlah penduduk tahun 2004) mengalami disabilitas

sedang atau parah, dan 2,9% atau sekitar 185 juta mengalami disabilitas

parah. Pada populasi usia 0-14 tahun prevalensinya berturut-turut adalah

5,1% (93 juta orang) dan 0,7% (13 juta orang). Sedangkan pada populasi

usia 15 tahun atau lebih, sebesar 19,4% (892 juta orang) dan 3,8% (175

juta orang).

Keberadaan anak berkebutuhan khusus di Indonesia bukan hal

sembarang untuk di abaikan. Menurut RISKESDAS 2007, sekitar 4 persen

dari anak usia 15 sampai 19 tahun mengalami kesulitan yang signifikan

pada setidaknya satu domain fungsional (penglihatan, pendengaran,

berjalan, berkonsentrasi dan memahami orang lain serta perawatan diri)

dan oleh karena itu dianggap sebagai hidup dengan disabilitas. Persentase

penyandang disabilitas di Indonesia berdasarkan hasil Susenas tahun 2012

adalah sebesar 2,45%. Provinsi dengan persentase penyandang disabilitas

tertinggi adalah Bengkulu (3,96%) dan terendah adalah Papua (1,05%).

Sedangkan untuk provinsi Jawa Barat (2,22%) masih cukup tinggi

dibandingkan dengan DKI Jakarta (1,32%).

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang beresiko tinggi

mengalami kondisi fisik, perkembangan, perilaku maupun emosional

kronis dan memerlukan layanan kesehatan serta layanan terkait dengan

jenis atau jumlah lebih dari yang dibutuhkan anak lain pada umumnya

Page 24: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

4

(Wong, 2008). Seperti yang dijelaskan sebelumya bahwa anak

berkebutuhan khusus sangat beragam, salah satunya adalah anak yang

menderita sindrom Down. Salah satu penyebab sindrom Down adalah

suatu kelainan genetik yang dapat terjadi pada pria dan wanita. Kelainan

ini merupakan hasil dari kelainan kromosom yang tidak selalu diturunkan

kepada keturunan berikutnya. Kelainan kromosom yang sering ditemukan

adalah kelebihan kromosom 21 yang dinamakan trisomy 21. Insidennya 1

dalam 600 sampai 1 dalam 700 kelahiran, lebih dari separuh bayi yang

terkena mengalami abortus spontan selama kehamilan dini. Di Indonesia

ditemukan 1 dalam 600 kelahiran hidup (Sudiono, 2009).

Kejadian anak lahir dengan sindrom Down ini meningkat dengan

bertambahnya usia ibu. Data Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan

jumlah penyandang sindrom Down pada tahun 2010 prevalensi kecacatan

ini hanya 0.12% namun pada tahun 2013 meningkat menjadi 0.13%.

Angka kejadian sindrom Down berkaitan dengan usia ibu saat kehamilan.

Rasio kejadian untuk ibu muda di bawah 20 tahun adalah 1 berbanding

2000 setiap kelahiran. Frekuensi ini akan meningkat menjadi 1 berbanding

100 pada usia ibu diatas 45 tahun. Meningkatnya usia ibu saat kehamilan

sampai di atas 45 tahun akan meningkatnya risiko melahirkan anak dengan

sindrom Down sebesar 1 berbanding 50. Tidak ada prediksi ras, sosial,

ekonomi, atau seks (Sudiono, 2009).

Penderita sindrom Down secara umum sangat mudah dikenali

dengan penampilan fisik yang menonjol berupa kepala yang agak kecil,

Page 25: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

5

yaitu wajah khas dengan mata sipit yang menyudut keatas, jarak antara

kedua amata atau fundus mata berjauhan dengan tampak sela hidung yang

rata, hidup kecil, mulut kecil dengan lidah yang besar sehingga menjulur

keluar, lalu dengan penampilan gambar telapak tangan yang tidak normal

yaitu terdapat satu garis besar melintang (simian crease) (Hull dan

Jhonston, 2008).

Gambaran fisik seperti itu membuat anak sangat membutuhkan

perhatian yang khusus dari orang tua dibandingkan dengan anak pada

normalnya. Orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down merasa

bahwa dirinya mencapai kegagalan dan enggan untuk melanjutkan hidup

apalagi membesarkan sang buah hati seperti kehidupan anak lainnya. Anak

sindrom Down sangat mempengaruhi kemampuan orang tua untuk

melanjutkan hidup seperti layaknya orang normal karena rasa ketakutan,

ansietas dan kesedihan yang menyeluruh dapat menimbulkan perasaan

tidak berdaya. Orang tua banyak yang menyembunyikan anak mereka

karena malu, inilah yang menyebabkan orang tua mengalami penurunan

harga diri mereka. Tidak sedikit orang tua yang menolak kenyataan bahwa

anaknya mengalami sindrom Down, banyak juga dari mereka yang

menjadi terlalu melindungi anaknya (Ahmad, 1997).

Terganggunya konsep diri orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down dapat mempengaruhi segala aspek dalam diri orang tua

termasuk harga diri. Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil

yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal

Page 26: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

6

diri (Stuart & Sundeen, 1995). Frekuensi pencapaian tujuan akan

menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Harga

diri dapat dipengaruhi sejumlah kontrol yang mereka miliki terdapat tujuan

dan keberhasilan dalam hidup. Keluarga dan masyarakat membentuk

standar dimana melalui standar tersebut individu mengevaluasi diri mereka

(Potter & Perry, 2005). Seorang anak yang terlahir dengan kebutuhan

khusus maka orang tuanya akan mempengaruhi standar keluarga sehingga

harga dirinya menurun.

Perasaan malu dan kecewa dirasakan orangtua, karena mereka

malu mempunyai anak yang tidak sempurnya, mereka malu orang lain

mencemooh mereka. Pernyatan penelitian yang dilakukan oleh Vani, dkk

(2014) masih banyak orangtua yang tidak menerima anak dengan

disabilitas, orangtua menganggap anak mereka tidak dapat berbuat apa-

apa, tidak sanggup, dan hanya bisa mengandalkan bantuan orang lain.

Selain itu orangtua biasanya kecewa dengan keadaan anak yang tidak bisa

sesempurna anak lainnya. Ini sangat mempengaruhi harga diri orang tua

yang memiliki anak disabitilias dan dapat mengganggu kehidupan mereka.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listiyaningsih & Dewayani

(2010) menemukan bahwa semua orangtua yang memiliki anak

tunagrahita diwawancarai merasa bingung dan malu karena keadaan

anaknya, hal ini menyebabkan orangtua anak tunagrahita seringkali merasa

rendah diri ketika berkomunikasi dengan orangtua yang lain, apalagi

ketika sedang bersama anaknya yang menderita tunagrahita. Orangtua

Page 27: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

7

anak tunagrahita merasa beban mengasuh anak tunagrahita sangat berat,

dan tidak meyakini apakah dirinya sebagai orangtua mampu membesarkan

anaknya yang menderita tunagrahita dengan baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arjunawadi, (2015)

tentang gambaran mekanisme koping orang tua yang memiliki anak

sindrom Down setelah dilakukan penelitian terhadap 33 responden

hasilnya sebanyak kategori maladaptif yaitu sebanyak 14 orang (42,4%)

dan kategori adaptif yaitu sebanyak 19 orang (57,6%). Hal ini terjadi

karena sebagian orang tua mendapatkan informasi yang kurang mengenai

penyebab dari kejadian tersebut sehingga pengontrolan diri mereka

cenderung kearah negatif dan mempengaruhi konsep diri menjadi

maladaptif. Sebagian dari orang tua juga menganggap dapat

mengendalikan emosi mereka karena mereka merasa bahwa semua yang

diberikan oleh Tuhan adalah yang terbaik bagi mereke sehingga mereka

dapat menerima keadaan tersebut.

Cara mempertahankan aspek yang positif maka penting bagi

orangtua untuk mempertahankan aspek spritual yang dimiliki oleh

orangtua, hal ini terlihat dari penelitian Suri & Daulay (2012) bahwa

orangtua yang memiliki anak sindrom Down di SDLB Negeri 107708

Lubuk Pakam selalu mendekatkan diri pada Tuhan sebanyak 62 orang

(98,4%). Angka ini cukup tinggi, sebagian besar orangtua mendekatkan

diri pada Tuhan ketika terjadi masalah hal inilah yang mendukung para

orang tua memilki koping yang adaptif dalam menghadapi masalah.

Page 28: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

8

Dengan meningkatkan spiritualitas para orangtua lebih mampu

menghadapi masalah dengan pikiran positif, hal ini diajarkan dalam agama

apapun.

Keterkaitan antara spiritualitas dengan suatu aspek positif dalam

kehidupan sehari–hari karena spiritualitas yaitu bagian dari menjadi

manusia yang berusaha memaknakan hubungan melalui intapersonal,

interpersonal dan transpersonal (Reed, 1992 dalam (Berman dkk, 2008).

Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna

adalah bukti dari sehatnya spiritual seseorang. Sejalan dengan makin

dewasanya seseorang, mereka sering introspeksi diri untuk memperkaya

nilai dan konsep ketuhanan yang telah dianutnya. Kekuatan spiritualitas

pada orang tua yang memiliki anak sindrom Down menjadi faktor penting

untuk menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh suatu penyakit yang

dialami oleh anak mereka. Keberhasilan dalam mengatasi perubahan

tersebut dapat memperkuat seseorang secara spiritual dengan cara

mengevaluasi ulang untuk membentuk kembali identitas diri dan hidup

yang jauh lebih bermakna (Potter & Perry, 2005).

Biswan (2012) menyebutkan bahwa spiritualisme agama

memperkuat tingkat optimisme kehidupan manusia, terlihat dari hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa aktivitas spiritual lebih

meningkatkan semangat hidup di komunitas penyandang disabilitas

paraplegi di Wisma Cheshire Depok. Selain itu yang membangkitkan

semangat hidup para penyandang disabilitas paraplegia ini adalah

Page 29: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

9

dukungan dari lingkungan sekitar termasuk orang tua. Dari hasil penelitian

juga ternyata penyandang disabilitas tidak selalu menjadi seseorang yang

lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa, melainkan dapat menjadikan hidup

mereka lebih bermakna.

Gosztyla & Kazimierz (2015), menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara religious (keimanan) terhadap kualitas pernikahan orang

tua yang memiliki anak autis. Dalam pengumpulan data dari 53 pasangan

suami istri terdapat 84% (46 ibu dan 43 ayah) yang percaya dengan

keyakinan yang mereka anut, lalu 12% (6 ibu dan 7 ayah) tidak percaya

dengan keyakinan yang mereka anut, dan sisanya 4% (1 ibu dan 3 ayah)

tidak bisa berkata apapun soal keyakinannya. Hasil tersebut sangat

berpengaruh terhadap cara mereka memandang suatu pemberian Tuhan

yaitu anak mereka sendiri. Dari hasil penelitian tersebut juga menilai ayah

cenderung menyalahkan ibu yang telah melahirkan anak autis, padahal

keyakinan mereka tidak mengajarkan untuk saling menyalahkan

melainkan bersyukur. Namun selain itu ayah sangat berperan penting

dalam memberi dukungan kepada ibu ataupun anaknya demi kelangsungan

hidup mereka. Pengalaman spiritual mengajarkan mereka betapa

berharganya untuk saling mendukung satu sama lain terutama bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak mereka.

Aktivitas yang terkait dengan spiritual terbukti mempengaruhi

kesehatan individu dan perasaan sejahtera yang meningkatkan harga diri

(Stolley & Koening, 1997 dalam Videbeck, 2008). Hal ini diperkuat

Page 30: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

10

dengan model spiritualitas Farran et. al (1989 dalam Potter & Perry, 2005)

yang menyatakan bahwa dimensi spiritual secara tradisional yaitu fisik,

psikologis, kultural, perkembangan, social dan spiritual semua itu adalah

sesuatu yang terintegrasi. Hal ini pun selaras dengan konsep yang

dikemukaan Berman dkk (2008) bahwa spiritualitas mencakup agama,

iman, harapan, transendensi, dan pengampunan yang merefleksikan diri

sebagai suatu pengalaman batin yang akan diwujudkan dalam bentuk

ekspresi individual itu sendiri.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di POTADS Bandung

pada Bulan Januari 2017 dengan menanyakan langsung kepada 3

responden dengan cara melakukan wawancara. Didapatkan hasil sebesar

67% dari responden menyatakan bahwa mereka menganggapkan anak

dengan sindrom adalah anugerah dari Tuhan dan tetap menjadi anak yang

akan mereka jaga serta merawat anak mereka seperti layaknya anak

normal tanpa merasa malu dengan lingkungan sekitar. Sedangkan 33%

dari responden yang memiliki anak dengan sindrom Down awalnya

merasa malu dan tertutup, menganggap itu adalah aib keluarga dan

berpikir hal tersebut adalah ujian dari Tuhan. Di POTADS Bandung

sendiri masih banyak orang tua yang enggan mengikuti aktivitas

komunitas tersebut karena merasa asing dan malu untuk membawa

anaknya berpergian jauh dari rumah, mereka beranggapan memiliki anak

dengan sindrom Down menyusahkan karena perlu dibina dengan ketat.

Maka berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

Page 31: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

11

penelitian tentang “Hubungan spiritualitas terhadap harga diri orang tua

yang memilki anak dengan sindrom Down”. Dimana penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui hubungan spiritualitas terhadap harga diri

orang tua yang memiliki anak sindrom Down.

B. Rumusan Masalah

Mempunyai anak berkebutuhan khusus seperti anak dengan

sindrom Down merupakan suatu hal yang berat bagi para orang tua.

Penerimaan orang tua sangat berpengaruh terlebih dengan orang tua yang

memiliki harga diri rendah karena memiliki anak yang tidak sesuai dengan

harapannya. Pendekatan spiritual orang tua dapat berpengaruh terhadap

harga diri sehingga penerimaan orang tua terhadap anaknya lebih menjurus

kearah yang lebih positif. Dari hasil studi pendahuluan di POTADS

Bandug didapatkan beberapa orang tua yang menerima keadaan bahwa

anaknya sindrom Down karena anugerah dari Tuhan, namun ada yang

menganggap itu adalah sebuah aib keluarga sehingga orang tua tidak

mampu bersosialisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan spiritualitas

terhadap harga diri orang tua yang memilki anak dengan sindrom Down di

POTADS”.

Page 32: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

12

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

spiritualitas dan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik (usia, jenis kelamin, status perkawinan,

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan) orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down

b. Diketahuinya spiritualitas orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down

c. Diketahuinya harga diri orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down

d. Diketahuinya hubungan spiritualitas terhadap harga diri orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down

e. Diketahuinya konsep spiritualitas (agama, iman, harapan,

transendensi, dan pengampunan) orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom Down.

f. Diketahuinya hubungan konsep spiritualitas (agama, iman,

harapan, transendensi, dan pengampunan) terhadap harga diri

orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down.

Page 33: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

13

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan

pengetahuan dan informasi kesehatan pada keluarga dengan pada anak

dengan kebutuhan khusus sebagai upaya peningkatan pelayanan

kesehatan yang komprehensif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan mahasiswa keperawatan terkait dengan pemberian asuhan

keperawatan sebagai ragam informasi mengenai spiritualitas dan harga

diri orang tua yang memilki anak dengan kebutuhan khusus yang dapat

menjadi sumber referensi tambahan dalam konsep keperawatan anak.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana

untuk menambah informasi masyarakat dalam memberi dukungan

terhadap orang tua dan anak dengan sindrom Down. Serta membantu

memberikan motivasi pada keluarga agar dapat menggunakan koping

yang tepat dalam merawat anak dengan sindrom Down.

4. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan

penelitian, lalu memanfaatkan hasil penelitian untuk meningatkan

mutu pelayanan kesehatan di masyarakat, dan memeperkaya

pengetahuan tentang peran perawat sebagai peneliti.

Page 34: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

14

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan metode desain peelitian kuantitatif

dengan rumusan masalah korelasi yang dapat memandu peneliti untuk

mencari masalah dan hubungan yang akan diteliti terkait dengan

spiritualitas terhadap orang tua yang memiliki anak sindrom Down.

Sampel pada penelitian ini adalah orang tua yang memilki anak dengan

sindrom Down di POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down

Syndrome). Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner pada

orang tua yang memiliki anak sindrom Down.

Page 35: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini, teori dan konsep-konsep yang digunakan sebagai

acuan adalah: sindrom Down, konsep spiritualitas, dan konsep harga diri. Bab ini

bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai anak yang menderita sindrom

Down, spiritualitas dan harga diri. Teori dan konsep yang akan diuraikan sebagi

berikut:

A. Konsep dasar

1. Sindrom Down

a. Definisi

Penemu sindrom Down adalah John Langdon Down adalah

seorang dokter dari Inggris yang pertama kali menggambarkan

kumpulan gejala dari sindrom Down pada tahun 1866. Tetapi

sebelumnya Esquirol pada tahun 1838 dan Seguin pada tahun 1846

telah melaporkan seorang anak yang mempunyai anda-tanda mirip

dengan sindrom Down. Sumbangan Down yang terbesar adalah

kemampuannya untuk mengenali karakteristik fisik yang spesifik dan

deskripsinya yang jelas tentang keadaan penyakit sindrom Down yang

secara keseluruhan berbeda dengan anak pada normalnya. Matanya

yang khas seperti bangsa Mongol maka dulu disebut juga

“Mongoloid”, tetapi sekarang istilahnya sudah diganti karena akan

menyinggung suatu bangsa (Soetjiningsih, 1995).

Page 36: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

16

Sindrom Down bukan merupakan suatu penyakit, tetapi

merupakan suatu kelainan genetic yang dapat terjadi pada pria dan

wanita. Kelainan in merupakan hasil dari kelainan kromosom yang

tidak selalu diturunkan kepada keturunan berikutnya. Kelainan

kromosom yang sering ditemukan adalah kelebihan kromosom 21

yang dinamakan trisomy 21 (Sudiono, 2009).

Trimosi 21, disebut juga sindrom Down, terjadi pada 1 dari 800

hingga 1000 neonatus. Malformasi mayor mencakup cacat jantung (30

hingga 40 persen) dan atresia saluran cerna. Penderita uga berisiko

besar mengalami leukemia anak dan penyakit tiroid. Tingkat

kecerdasan (intelligence quotient, IQ) berkisaran dari 25 hingga 50,

dan hanya sedikit yang lebih besar dari rentang tersebut. Sebagian

besar anak yang terkena memiliki keterampilan sosial rata-rata hingga

4 tahun melebihi usia mentalnya (Leveno, 2012).

b. Angka Kejadian

Hampir 95 persen kasus sindrom Down terjadi akibat

nondisjunction kromosom 21 ibu, dengan risiki kekambuhan pada

wanita tersebur adalah 1 persen sampai risiko terkait usianya melebihi

angka ini; kemungkinan risiko terkait sepertiga dari anak mereka yang

mengidap sindrom Down. Pria dengan sindrom Down hampir selalu

steril (Leveno, 2012).

Penyakit ini terjadi pada sekitar 1 dari 600 kelahiran: lebih

jarang terjadi pada wanita yang lebih muda dan lebih sering terjadi

Page 37: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

17

pada wanita diatas usia 35 tahun. Kebanyakan anak dengan sindrom

Down memiliki ekstra kromosom 21 sebagai hasil dari gagalnya

pemisahan saat pembentukan gamet. Sebagian kecil merupakan hasil

dari translokasi atau abnormalitas lain yang melibatkan kromosom 21.

Para orang tua yang merupakan karier translokasi berada pada risiko

yang cukup besar untuk memiliki anak dengan sindrom ini (Meadow

& Newell, 2005).

c. Etiologi

Menurut Soetjiningsih (1995) penyebabnya, yaitu:

1. Genetik

Terdapat predisposisi genetik terhadap non-disjuctional.

Bukti yang mendukung teori yaitu berdasarkan atas hasil

penelitian epidemologi yang menyatakan adanya peningkatan

resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan

sindrom Down.

2. Radiasi

Radiasi merupakan salah satu penyebab terjadinya non-

disjunctional, sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan

sindrom Down, pernah mengalami radiasi di daerah perut

sebelum terjadinya konsepsi.

3. Autoimun

Page 38: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

18

Faktor lain penyebab terjadinya sindrom Down adalah

autoimun, autoimun ini terjadi karena adanya penyakit yang

berkaitan dengan tiroid.

4. Umur ibu

Faktor usia sangat berpengaruh, apabila umur ibu diatas

35 tahun, maka diperkirakan perubahan hormonal yang dapat

menyebabkan non-disjunction pada kromosom. Dengan adanya

perubahan hormon, makan akan terjadi perubahan pada

endokrin, seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya

kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol

sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormone, dan

peningkatan secara tajam kadar Luteinizing Hormon (LH) dan

Follicular Stimulating Hormon (FSH) hal ini yang akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya “non-disjunction”.

5. Umur Ayah

Selain pengaruh umur ibu terhadap sindrom Down,

umur ayah juga dilaporkan adanya pengruh terhadap kejadian

sindrom Down yang berdasarkan atas penelitian sitogenik pada

orang tua dari anak dengan sindrom Down mendapatkan bahwa

20-30% kasus ekstra kromosom yang bersumber dari ayah,

akan tetapi korelasinya tidak setinggi umur ibu.

Page 39: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

19

d. Manifestasi klinis

Walaupun tidak ada ciri-ciri sindrom Down yang

patognomonik, dan dapat timbul pada anak normal, gabungan dari

beberapa ciri seringkali memastikan diagnosis klinis. Pengenalan pada

bayi preterm yang sangat kecil lebih sulut dan kondisi in mudah

terlihat pada janin yang mengalami aborsi. Ciri ciri anak dengan

sindrom Down (Meadow & Newell, 2005):

1. Tengkorak brakisefalik; wajah dan oksiput datar. Saat kelahiran

dapat timbul ubun-ubun ketiga, terletak tepat di depan ubun-ubun

belakang.

2. Hipotonisitas dan hiperekstensibilitas. Semua neonatus dengan

sindrom Down terkulai.

3. Fisura palpebral sedikit miring dengan lipatan epikantus yang

menonjol (sering disebut mongol). Bintik-bintik pucat kecil (bintik

Brushfield) terlihat pada iris seiring dengan semakin terpigmentasi,

membentuk cincin konsentris di sekirat pupil. Bulu mata

jarang/tipis. Juling, katarak, dan nistagmus sering terjadi.

4. Mulut kecil dan kendor. Setelah masa bayi, lidah menjadi besar

dan menjulur keluar.

5. Leher pendek dan lebar dengan kulit tebal di bagian posterior.

6. Tangan dan jari jari pendek. Sering terdapat suatu lipatan

transversa pada telapak tangan (simian Crease), juga jari yang kecil

dan pendek yang tidak melengkung (klinodaktili). Sering memiliki

Page 40: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

20

jarak yang lebar antara jari kaki pertama dan kedua, dengan lipatan

plantar longitudinal, menjalar dari antara kedua jari kaki tersebut.

7. Perawakan pendek.

8. Perkembangan terlambat pada segala aspek.

9. Sering terdapat kelainan kongenital yang berhubungan khususnya

penyakit jantung kongenital (seperti pada VSD dan anal AV) dan

atresia atau stenosis duodenal.

B. Dampak Bagi Orang Tua

Saat diagnosis sindrom Down ditegakkan. Para dokter harus

menyampaikan hal ini secara bijaksana dan jujur. Penjelasan pertama sangat

menentukan adaptasi dan sikap orang tua selanjutnya. Dokter harus menyadari

bahwa pada waktu memberi penjelasan yang pertama kali, reaksi orang tua

sangat bervariasi. Penjalasan pertama sebaiknya singkat, oleh karena pada

waktu itu mungkin orang tua masih belum mampu berpikir secara nalar.

Mungkin pada waktu itu mereka masih dikuasai oleh perasaan kecewa, sedih

ataupun sebagai mekanisme pembelaan dapat saja mereka bereaksi berupa

harapan, tidak mau menerima atau menolak. Dokter hendaknya memberi

cukup waktu, sehingga orang tua telah lebih beradaptasi dengan kenyataan

yang dihadapi. Akan lebih baik apabila kedua orang tua hadir pada waktu kita

memberikan penjelasan yang pertama kali, agar mereka saling memberikan

dukungan. Dokter harus menjelaskan bahwa anak dengan sindrom Down

adalah individu yang mempunyai hak yang sama dengan anak yang normal,

Page 41: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

21

serta pentingnya makna kasih sayang dan pengasuhan orang tua

(Soetjiningsih, 1995).

Pertemuan selanjutnya diperlukan untuk memberikan penjelasan yang

lebih lengkap penjelsan mengenai apa itu sindrom Down, karakteristik fisik

yang ditemukan dan antisipasi masalah tumbuh kembangnya. Orang tua harus

diberi tahu bahwa fungsi motorik, Perkembangan mental dan bahasa biasanya

terlambat pada sindrom Down. Informasi juga menyangkut tentang risiko

terhadap kehamilan berikutnya. Hal yang penting lainnya adalah menekankan

bahwa bukan ibu maupun ayah yag dapat dipersalahkan tentang hal ini. Akibat

terhadap kehidupan keluarga ataupun dampak pada saudara-saudaranya

mungkin pula akan muncul dalam diskusi. Mungkin orang tua tidak mau

untuk menceritakan keadaan anaknya ini pada anggota keluarga yang lain

(Soetjiningsih, 1995).

C. Konsep Spiritualitas

1. Definisi

Kata spiritual berasal dari bahasa Latin yaitu Spiritus, yang

memiliki arti “meniup” atau “bernapas” dan memiliki arti yang

memberikan kehidupan atau intisari menjadi manusia. Spiritualitas

mengacu pada bagian dari menjadi manusia yang berusaha memaknakan

hubungan melalui intapersonal, interpersonal dan transpersonal (Reed,

1992 dalam (Berman et al., 2008). Spiritualitas secara umum melibatkan

keyakinan dalam hubungan dengan sesuatu yang lebih tinggi, berkuasa,

memiliki kekuatan mencipta dan bersifat ketuhanan, atau memiliki energi

Page 42: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

22

yang tidak terbatas. Misalnya sesorang mungkin percaya dengan “Tuhan”,

“Allah”, “Roh”, atau “kekuatan yang lebih tinggi”. (Martsolf & Mickley,

1998 dalam (Berman et al., 2008) mencakup aspek berikut: 1) Makna

(memiliki tujuan, membuat rasa hidup); 2) nilai (memiliki keyakinan dan

standar untuk dihargai); 3) transendensi (menghargai sebuah dimensi yang

berada di luar diri); 4) menghubungkan (terkait dengan orang lain, alam,

dan lainya); 5) menjadi (yang melibatkan refleksi, memungkinkan hidup

terbuka, dan mengetahui sesuatu).

Spiritualitas menunjukkan kemaknaannya, terdapat dua

karakteristik penting tentang spiritualitas yang disetujui oleh sebagian

penulis: (1) spiritualitas adalah kesatuan tema dalam kehidupan kita (2)

spiritualitas merupakan keadaan hidup. Farran et al. (1989) menggunakan

definisi fungsional spiritualitas “komitmen tertinggi individu, yang

merupakan prinsip yang paling komprehensif dari perintah, atau nilai final

yaitu argument yang sangat kuat yang diberikan untuk pilihan yang dibuat

dalam hidup kita” (Potter & Perry, 2005).

Spiritualitas mencakup esensi keberadaan individu dan keyakinan

tentang makna hidup dan tujuan hidup. Spiritualitas dapat mencakup

keyakinan kepada keyakinan kepada Tuhan atau kekuatan yang lebih

tinggi, praktik keagamaan, keyakinan dan praktik budaya dan hubungan

dengan lingkungan. Studi telah menunjukan bahwa spiritualitas

merupakan bantuan yang tulus bagi banyak individu dewasa yang

mengalami masalah kejiwaan, yang berperan sebagai media koping utama

Page 43: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

23

dan merupakan sumber makna dan koherensi dalam hidup mereka atau

membantu menyediakan jaringan sosial (Sullivan, 1993 dalam (Videbeck,

2008).

Spiritualitas tidak sama dengan religi, yang mengacu pada

seperangkat keyakinan dan praktek-praktek yang terkait dengan sebuah

gereja, sinagoga, masjid, atau kelompok terorganisir formal lainnya.

Spiritualitas adalah pribadi, seperangkat keyakinan individual dan praktek-

praktek yang tidak bergabung dengan lembaga atau mazhab (DeLaune &

Ladner, 2011).

Religi Spiritualitas

Bagian dari spiritualitas Menyeluruh

Golongan agama tertentu Umum

Perilaku ritual Spontan tanpa diminta

Teori Afektif

Public Pribadi

Tabel 2.1. Perbedaan spiritualitas dan Religi (DeLaune & Ladner, 2011)

2. Karakterisrik Spiritual

Karakteristik Deskripsi

Hubungan dengan diri sendiri Pengetahuan dan kemampuan diri

Hubungan dengan orang lain Peduli dengan orang lain saat mereka

membutuhkan bantuan

Berbagi dengan orang lain

Hubungan dengan alam harmonis Pengetahuan tentang tanaman dan hewan

Melestarikan alam

Berkomunikasi dengan alam

Hubungan dengan kekuatan yang

lebih tinggi

Meditadi/beribah

Berpartisipasi dalam keagamaan

Melakukan ritual keagamaan

Tabel 2.2 Karakteristik Spiritualitas (DeLaune & Ladner, 2011)

Page 44: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

24

3. Perkembangan Spiritual

Menurut (Hamid, 2008) perkembangan spiritual manusia sesuai

dengan tahap perkembangan pada umumnya, yaitu:

a. Bayi dan toddler (0-2 tahun)

Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa percaya

kepada yang mengasuh yang sejalan dengan perkembangan rasa

aman dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal

kehidupan manusia mengenal dunia melalui hubungannya dengan

lingkungan, khususnya orang tua. Bayi dan toddler belum memiliki

rasa salah dan benar, serta keakinan spiritual. Mereka mulai meniru

kegiatan ritual tanpa mengerti arti kegiatan tersebut serta ikut ke

tempat ibadah yang memengaruhi citra diri mereka.

b. Presekolah

Sikap orang tua tentang kode moral dan agama

mengajarkan kepada anak tentang apa yang dianggap baik dan

buruk. Anak prasekolah meniru apa yang mereka lihat bukan yang

dikatakan orang lain. Permasalahan akan timbul apabila tidak ada

kesesuaian atau bertolak belakang antara apa yang dilihat dan yang

dikatakan kepada mereka. Anak prasekolah sering bertanya tentang

moralitas dan agama, seperti perkataan atau tindakan tertentu

dianggap salah.

Menurut Kozier dkk (2008), pada usia ini metode

pendidikan spiritual yang paling efektif adalah memberi

Page 45: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

25

indoktrinasi dan memberi kesempatan kepada mereka untuk

memilih caranya. Agama merupakan bagian dari kehidupan sehari-

hari. Mereka percaya bahwa Tuhan yang membuat hujan dan

angin; hujan dianggap sebagai air mata Tuhan.

c. Usia Sekolah

Anak usia sekolah mengharapkan Tuhan menjawab doanya,

yang salah akan dihukum dan yang baik akan diberi hadiah. Pada

masa prapubertas, anak sering mengalami kekecewaan karena

mereka mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab

menggunakan cara mereka dan mulai mencari alas an tanpa mau

menerima keyakinan begitu saja.

Pada usia ini, anak mulai mengambil keputusan akan

melepaskan atau meneruskan agama yang dianutnya karena

ketergantungannya kepada orang tua. Pada masa remaja, mereka

membandingkan standard orang tua mereka dengan orang tua lain

dan menetap standard apa yang akan diintegrasikan dalam

perilakunya. Remaja juga membandingkan panndangan ilmiah

dengan pandangan agama serta memcoba untuk menyatukannya.

Pada masa ini, remaja yang mempunyai orang tua berbeda agama,

akan memutuskan pilihan agama yang akan dianutnya atau tidak

memilih satupun dari kedua agama orang tuanya.

d. Dewasa

Page 46: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

26

Kelompok usia dewasa muda yang dihadapkan pada

pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya akan menyadari apa

yang pernah diajarkan kepadanya pada masa kanak-kanak dahulu,

lebih dapat diterima pada masa dewasa daripada waktu remaja dan

masukan dari orang tua tersebut dipakai untuk mendidik anaknya.

e. Usia Pertengahan

Kelompok usia pertengah dan lansia mempunyai lebih

banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti

nilai agama yang diyakini oleh generasi muda. Perasaan kehilangan

karena pension dan tidak aktif serta menghadap kematian orang

lain (saudara, sahabat) menimbulkan rasa kesepian dan mawas diri.

Perkembangan filosofis agama yang lebih matang umumnya

membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif

dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima

kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindari.

4. Konsep Terkait Spiritualitas

Spiritualitas adalah refleksi dari pengalaman batin yang

dinyatakan secara individual, Konsep-konsep yang berkaitan dengan

spiritualitas termasuk agama, iman, harapan, transendensi, dan

pengampunan (Berman et al., 2008).

a. Agama

Agama adalah sistem yang sangat terorganisir tentang

kepercayaan dan praktek. Menurut Vardey (1996), agama

Page 47: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

27

terorganisir meliputi (a) rasa terikat oleh keyakinan secara umum;

(b) belajar Kitab (Taurat, Alkitab, Qur'an, atau orang lain); (c)

pelaksanaan ibadah; (d) penggunaan disiplin dan praktek, perintah,

dan ibadah; dan (e) cara merawat batin (seperti puasa, doa dan

meditasi). Banyak praktek-praktek keagamaan tradisional dan ritual

yang berhubungan dengan acara-acara kehidupan seperti kelahiran,

peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa, perkawinan, penyakit,

dan kematian. Agama aturan perilaku, biasanya secara bersamaan

dipengaruhi budaya, mungkin juga berlaku untuk masalah-masalah

kehidupan sehari-hari seperti pakaian, makanan, interaksi sosial, dan

lain-lain (Berman et al., 2008).

Agama adalah pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup

kekal. Dalam praktik sehari-hari mendengar kata agama, dibenak

banyak orang pasti muncul gambaran yeang berbeda-beda. Ada yang

menganggap agama sebagai jalan dan cara hidup; agama adalah

kepercayaan pada hal atau realitas yang lebih luhur daripada

manusia; agama adalah rangkaian tindakan khas seperti doa, ibadah

dan upacara yang dilaksanakan dengan lapang dada atau tanpa

keterpaksaan; dan ada lagi yang menganggap agama adalah perasaan

tergantung secara mutlak pada suatu realitas yang mengatasi dirinya.

Dengan demikian, menjalani agama ini akan mendapatkan hikmah

dari Allah berupa suatu perlindungan dan kedamaian bagi yang

melaksanakan kegiatan keagamaan (Hardjana, 2005).

Page 48: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

28

b. Iman

Iman adalah untuk percaya atau berkomitmen untuk sesuatu

atau seseorang. Fowler (1981) iman dijelaskan sebagai hadir pada

orang-orang religius dan nonreligious. Iman memberikan makna

kehidupan, menyediakan individu dengan kekuatan di saat-saat

kesulitan. Untuk klien yang sakit, iman dalam kekuasaan lebih tinggi

(misalnya, Allah, Allah, Jehovah), diri sendiri, dalam tim perawatan

kesehatan, atau kombinasi dari semua menyediakan kekuatan dan

harapan (Berman et al., 2008).

Dalam islam setiap islam haruslah memiliki iman. Beriman

kepada ketentuan rukun iman, seperti diterangkan dalam jawaban

Rasulullah SWT terhadap pertanyaan malaikat Jibril AS ketika

ditanya tentang makna iman. Beliau menjawab: Rukun iman itu

adalah beriman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-

Nya, hari akhir sebagai takdir dan beriman kepada ketentuan Allah,

baik dan buruknya.” (HR.Muslim, no.8) (Bahammam, 2015).

c. Harapan

Harapan adalah sebuah konsep yang menggabungkan

spiritualitas. Stephenson (1991) mengusulkan definisi harapan

adalah "proses antisipasi yang melibatkan interaksi berpikir,

bertindak, perasaan, dan berhubungan, dan diarahkan kepada

kepuasan masa depan yang bermakna secara pribadi". Dalam

Page 49: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

29

ketiadaan harapan, klien menyerah, dan kehilangan semangat dan

penyakit kemungkinan semakin cepat memburuk.

d. Transendensi

Istilah transendensi adalah sering tertukar dengan

transendensi-diri. Coward (1990) mendefinisikan sebagai

"kemampuan untuk menjangkau melampaui diri sendiri, untuk

melampaui diri dan mengambil perspektif hidup yang lebih luas,

kegiatan dan tujuan". Transendensi juga diduga melibatkan

seseorang pengakuan bahwa ada sesuatu yang lain atau lebih besar

daripada diri dan mencari dan menilai lebih besar lainnya.

e. Pengampunan

Konsep pengampunan semakin diperhatikan oleh tenaga

kesehatan professional. Bagi banyak pasien, penyakit atau

ketidakberdayaan menimulkan rasa malu atau rasa bersalah. Masalah

kesehatan diinterpretasikan sebagai hukuman atau dosa yang

dilakukan dimasa lalu. Pasien yang menghadapai ketamian yang

sudah dekat dapat meminta maaf kepada orang lain juga kepada

Tuhan. Penelitian Mickley dan Cowls (2001) menyataan bahwa

perawat dapat berperan penting dalam membantu pasien memahami

proses pengampunan dan untuk tetap dapat mempertahankannya.

Pengampunan mampu menghilangkan reaksi-reaksi aneh dan

berakibat buruk yang dapat dipicu oleh pengalaman pahit masa

lampau. Pengampunan adalah tanda dan landasan adanya harga diri

Page 50: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

30

yang positif. Pengampunan muncul dari harga diri yang positif dan

selanjutnya membuatnya semakin kokoh. Pengampunana mampu

membuat kita mencintai diri sendiri bukan karena perintah Tuhan

tetapi karena keyakinan bahwa sebagai anugerah Tuhan, diri kita

memang pantas dicintai (Meninger, 1999).

5. Masalah spiritual

Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang seorang

individu, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke rah

penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian

spiritual. Distress emosional dapat berkembang sejalan dengan

seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang

mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi

dari orang lain. Individu mengkin mempertanyakan nilai spiritual

mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan

hidup, dan sumber dari makna hidup (Potter & Perry, 2005).

a. Penyakit akut

Perubahan sehat ke sakit yang muncul secara mendadak,

tidak diperkirakan yang menghadapkan baik ancaman langsung atau

jangka panjang terhadap kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan

pasien, dapat menimbulkan distress yang bermakna. Penyakit atau

cedera yang dialami dapat dipandang sebagai hukuman, sehingga

pasien menyalahkan diri sendiri karena mempunyai kebiasaan

kesehatan yang buruk, gagal untuk mematuhi kewaspadaan

Page 51: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

31

keselamatan atau menghindari pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Individu akan merasa kesulitan memandang masa depan dan dapat

terpuruk tidak berdaya oleh dukanya (Potter & Perry, 2005).

Individu dengan penyakit akut akan mengekspresikan rasa

ketkautan, menyangkal bahwa masalah tersebut benar terjadi,

menolak bekerja sama atau menerima perawatan yang ditawarkan

oleh petugas medis, menarik diri, dan curiga terhadap motif dan

metode yang dipakai oleh orang lain untuk menolongnya, dan

ketergantungan yang meningkat diikuti dengan masalah yang

dihadapi (Potter & Perry, 2005).

b. Penyakit kronis

Seorang individu dengan penyakit kronis sering menderita

gejala yang melumpuhkan dan menggaggu kemampuan untuk

melanjutkan aktivitas normal mereka. Kemandirian dapat sangat

terancam, yang menyebabkan ketakutan, ansietas, kesedihan yang

menyeluruh. Ketergantungan pada orang lain untuk mendapatkan

perawata diri rutin dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya dan

persepsi tentang penurunan kekuatan batiniah (Potter & Perry,

2005).

Seorang individu mungkin merasa kehilangan tujuan dalam

hidup yang memperngaruhi kekuatan dari dalam yang diperlukan

untuk menghadapi perubahan fungsi yang dialami. Kekuatan tentang

spiritualitas pada pasien diabetes mellitus dapat menjadi faktor

Page 52: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

32

penting dalam cara menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh

penyakit yang dialami individu tersebut. Keberhasilan dalam

mengatasi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis dapat

menguatkan seorang individu secara spiritual. Mengevauasi diri

tentang kehidupan sebelumnya mungkin terjadi. Mereka yang kuat

secara spiritual akan membentuk kembali identitas diri dan hidup

dalam potensi mereka (Potter & Perry, 2005).

c. Penyakit terminal

Penyakit terminal umumnya menyebabkan ketakutan

terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan, kematian, dan anacaman

terhadap integritas (Tuener et al, 1995). Pasien mungkin mempunyai

ketidakpastian tentang makna kematian dan dengan demikian

mereka menjadi sangat rentan terhadap distress spiritual (Potter &

Perry, 2005).

Individu yang mengalami penyakit terminal sering

menemukan diri mereka menelaah kembali kehidupan mereka dan

mempertanyakan maknanya. Pertanyaan - pertanyaan umum yang di

ajukan dapat mencakup: “mengapa hal ini terjadi?” atau “apa yang

telah saya lakukan sehingga hal ini terjadi pada saya?” keluarga dan

teman-teman dapat terpengaruh sama halnya dengan yang pasien

alami. Penyakit terminal dapat menyebabkan anggota keluarga

mengajukan pertanyaan penting tentang maknanya dan bagaimana

Page 53: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

33

penyakitnya tersebut akan mereka dengan mempengaruhi hubungan

dengan pasien (Potter & Perry, 2005).

d. Individuasi

Individuasi adalah pengalaman manusia yang umum, ditandai

oleh kebingungan, konflik, keputusasaan, dan perasaan hampa.

Individuasi mungkin didahulukan oleh rasa kekosongan dalam hidup

atau kurang kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Spiritualitas

seorang individu harus dipertahankan, karena individuasi tampaknya

mendorong sesorang untuk mempertahankan aspek positif. Kejadian

seperti stress, keberhasilan atau kurang berhasil dalam perkerjaa,

konflik perwakinan, atau penurunan kesehatan dapat menyebabkan

seorang individu mencari pemahaman diri yang lebih besar (Potter &

Perry, 2005).

e. Pengalaman mendekati kematian

Pasien dengan pengalaman mendekati kematian (NDE/Near-

Death Experience) kebanyakan enggan untuk mendiskusikan

pengalaman yang mereka rasakan, mereka berfikir bahwa keluarga

atau pemberi perawatan kesehatan tidak dapat memahami apa yang

mereka rasakan. Isolasi dan depresi dapat terjadi sebagai akibat tidak

menceritakan pengalaman atau menerima penghakiman dari orang

lain ketika mereka menceritakannya (Potter & Perry, 2005).

Page 54: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

34

f. Distress spiritual

Distress spiritual merupakan suatu respon akibat suatu

kejadian yang traumatis baik fisik maupun emosional yang tidak

sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan dalam menerima

kenyataan yang terjadi. Distress spiritual adalah suatu gangguan

yang berhubungan dengan prinsip kehidupan, keyakinan,

kepercayaan atau keagamaan yang menyebabkan gangguan pada

aktivitas spiritual akibat masalah-masalah fisik atau psikososial yang

dialami (Potter & Perry, 2005).

6. Faktor yang memperngaruhi spiritualitas

Menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) dan Craven & Himle

(1996), faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang

adalah pertimbangan tahap perkembangan, keluarga, latar belakang

etnik dan budaya, pengalaman hidup sebelumnya, krisis, terpisah dari

ikatan spiritual, isu moral terkait dengan terapi, serta asuhan

keperawatan yang kurang tepat. Faktor-faktor penting tersebut (Hamid,

2008).

1. Tahap perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian terrhadap anak-anak dengan empat

agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi

tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia,

jenis kelamin, agama, dan kepribadian anak. Tema utama yang

Page 55: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

35

diuraikan oleh semua anak tentang Tuhan, mencakup hal-hal berikut

(Hamid, 2008).

a. Gambaran tentang Tuhan yang bekerja melalui kedekatan

dengan manusia dan saling keterikatan dengan kehidupan.

b. Memercayai bahwa Tuhan terlibat dalam perubahan dan

pertumbuhan diri serta transformasi yang membuat dunia tetap

segar, penuh kehidupan, dan berarti.

c. Meyakini Tuhan mempunyai kekutan dan selanjutnya merasa

takut menghadapi kekuasaan Tuhan.

d. Gambaran cahaya/sinar.

2. Keluarga

Peran orang tua sangat menentukan perkembangan spiritualitas

anak. Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua kepada

anaknya tentang Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari mengenai

Tuhan, kehidupan, dan diri sendiri dari perilaku orang tua mereka.

Oleh karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan

pengalaman pertama anak dalam mempresepsikankehidupan di

dunia, pandangan anak pada umumnya diwarnai oleh pengalaman

mereka dalam berhubungan dengan orang tua dan saudaranya

(Hamid, 2008).

3. Latar belakang etnik dan budaya

Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik

dan sosial budaya. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi

Page 56: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

36

agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan

kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan

peran serta dalam segala bentuk kegiatan keagamaan (Hamid, 2008).

4. Pengalaman hidup sebelumnya

Pengalaman hidup, baik yang positif maupun pengalaman negatif

dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga

dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual

kejadian atau pengalaman tersebut. Sebagai contoh, jika dua orang

ibu yang percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya, kehilangan anak

mereka karena kecelakaan. Salah satu dari mereka akan bereaksi

dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan dan tidak mau

sembahyang lagi. Begitu pula pengalaman hidup yang

menyenangkan, seperti pernikahan, pengumuman kelulusan,

kenaikan jabatan dapat menimbulkan perasaan bersyukur kepada

Tuhan (Hamid, 2008).

5. Krisis dan perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual

seseorang (Toth, 1992) dan Crvaen & Hirnle (1996). Krisis sering

dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses

penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian, khususnya pada pasien

dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk.

Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut

Page 57: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

37

merupakan pengalaman spiritualitas selain juga pengalaman yang

bersifat fisik dan emosinal (Hamid, 2008).

6. Terpisah dari ikatan spiritual

Menderita sakit terutama yang bersifat akut ataupun kronis,

sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan

kebebsan pribadi dan sistem dukungan sosial. Pasien yang dirawat

maerasa terisolasi dalam ruangan yang asing baginya dan merasa

tidak aman. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah, antara lain,

tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan

atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang

biasa memberi dukungan setiap saat diinginkan (Hamid, 2008).

7. Isu moral terkait dengan terapi

Dalam agama proses penyembuhan dianggap sebgai cara Tuhan

untuk menunjukkan keberasan-Nya walaupun ada juga yang

menolak intervensi pengobatan. Prosedur medik sering kali dapat

dipengaruhi oleh pengajaran agama, misalnya sirkumsisi,

transplantasi organ, pencegahan kehamilan, dan sterilisasi. Konflik

antara jenis terapi dengan keyakinan agama sering dialami oleh

pasien dan tenaga kesehatan (Hamid, 2008).

8. Asuhan keperawatan yang kurang tepat

Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat

diharapkan peka terhadap kebutuhan spiritual pasien, tetapi dengan

Page 58: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

38

berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk

memberi asuhan spiritual (Hamid, 2008).

7. Penilaian Spiritualitas

Penilaian spiritual dapat dinilai dengan melakukan pengkajian

untuk mendapatkan data subjektif dan data objektif. Menurut Hamid

(2008) dijelaskan bahwa pengkajian spiritualitas untuk mengetahui nilai

spiritualitas seseorang dapat menggunakan proses keperawatan berupa

pertanyaan kepada pasien seperti konsep tentang Tuhan atau Ketuhanan,

sumber harapan dan kekuatan, praktik agama dan ritual, hubungan

antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.

Selain itu terdapat juga dalam penelitian yang dilakukan oleh

Linda (2014) kepada pasien yang mengidap ulkus diabetik melakukan

penilaian spiritualitas dengan menggunakan kuesioner yang diaposi dari

konsep spiritualitas Berman et al., (2008) yaitu mencakup agama, iman,

harapan, transendensi, dan pengampunan. Total pertanyaan terkait

dengan spiritualitas yaitu 30 dengan masing-masing 5 pertanyaan setiap

subnya. Hasilnya dari 62 responden 33 diantaranya atau 53,2% memiliki

spiritualitas yang baik.

D. Konsep Diri

1. Definisi

Konsep diri menurut Sunaryo (2013) adalah cara individu

memandang dirinya secara utuh, menyangkut fisik, emoosi, intelektual,

sisoal, dan spiritual. Beberapa hal yang termasuk dalam konsep diri adalah

Page 59: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

39

persepsi individu tentng sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksi

individu dengan orang lain dan lingkungannya, nilai – nilai yang berlaku

dan berkaitan dengan pengalaman, serta tujuan, harapan, dan

keinginannya. Beberapa hal penting yang terdapat dalam konsep diri

meliputi:

a. Aspek utama dalam perkembanga identitas diri adalah nm dan

panggilan.

b. Pandangan individu tentang dirinya dipengurhi oleh bagimana

individu mengartikan pandangan orang lain terhadap dirinya.

c. Suasana keluarga yang serasi atau harmonis dan berpandangan

positif akan memicu kreativitas sehingga dapat menimbulkan

perasaan positif.

d. Penerimaan keluarga terhadap kemampuan yang sesuai dengan

perkembangan sangat memicu terjadinya aktualisasi diri dan

kesadaran terhadap potensi dirinya.

2. Komponen konsep diri

Adapun komponen konsep diri tersebut meliputi:

a. Gambaran diri

Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik

secara sadar mapun tidak sadar, meliputi penampilan, potensi tubuh,

fungsi tubuh, serta persepsi, dan perasaan tentang ukuran dan bentuk

tubuh (Sunaryo, 2013).

Page 60: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

40

Gangguan gambaran diri adalah persepsi negatif tentang tubuh

yang diakubatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,

keterbatasan, makna dan objek yang sering berhubunga dengan tubuh

(Purwanto, 2015).

b. Ideal diri

Persepsi individu terhapa perilakunya, disesuaikan dengan

standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, keinginan, tipe

orang yang diidamankan, dan nilai yang ingin dicapai. Gangguan

ideal diri terjadi karena ideal diri terlalu tinggi, sukar dicapai dan

tidak realistis (Purwanto, 2015)

c. Peran Diri

Peran diri adalah pola perilaku, sikap, nilai, aspirasi yang

diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi

individu di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran

karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, atau tuntutan

posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Stres peran terdiri dari

konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai dan

peran yang berlebihan (Purwanto, 2015).

d. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadarana akan diri sendiri yang

bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebgai sintesis dari semua

aspek kondep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh (Sunaryo,

Page 61: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

41

2013). Individu yang memiliki perasan identitas diri ang tinggi akan

memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada

duanya.

e. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal

yang diperoleh dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang

sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang

berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun

melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa

menjadi seorang yang penting dan berharga (Stuart & Sundeen,

2007). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri

yang rendah atau harga diri tinggi. Jika individu sering mengalami

kegagalan, maka cenderung memiliki harga diri rendah. Harga diri

diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai

dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1994). Biasanya

harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.

Dari hasil riset ditemukan masalah kesehatan fisik mengakibatkan

harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengan ansietas rendah,

efektif dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain. Sedangkan

harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk

dan risiko terjadi depresi dan skizofrenia. Gangguan harga diri dapat

digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk

hilangnya kepercayaan diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat

Page 62: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

42

terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi

yang telah berlangsung lama) dan dapat diekspresikan secara langsng

atau tidak langsung (Keliat, 2012).

Harga diri adalah rasa dihormati, diterima, kompeten, dan

bernilai. Orang dengan harga diri rendah diri sering merasa tidak

dicintai dan sering mengalami depresi dan ansietas. Harga diri

berfluktuasi sesuai dengan kondisi sekitarnya, meskipun inti dasarnya

dari perasaan negatif dan positif di pertahankan (Potter & Perry,

2005).

Faktor Yang Memepengaruhi Gangguan Harga Diri

a. Perkembangan individu

Faktor predisposisi dapat dimulai sejak measih bayi,

seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak

dicintai dan mengakibatkan anak gagal mencintai dirinya sendiri

dan akan gagal untuk mencintai orang lain. Pada saat anak

berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan

dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat atau penting

baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu tidak dipercaya

untuk mandiri dan memutuskan sendiri akan bertanggung jawab

terhadap perilakunya.

b. Sikap orang tua yang terlalu mengatur

Sikap oarang tua yang terlalu mengatur dan mengontrol,

membuat anak merasa tidak berguna.

Page 63: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

43

c. Ideal diri tidak realistis

Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa

tidak puna hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat

standar yang tidak apat dicapai, seperti cita-cita terlalu tinggi dan

tidak realistis yang pada kenyataannya tidak dapat dicapai

membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya

diri akan menghilang.

Gangguan harga diri rendah

a. Situasional

Terjadinya trauma tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,

kecelakaan, diceraikan, putus sekolah, dan lain lain. Pada pasien

yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:

1. Privacy yang kurang diperhatikan.

2. Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak

tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.

Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai dan

berbagai tindakan tanda persetujuan.

b. Kronik

Perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

sebelum penyakit dirawat. Pasien ini mempunyai cara berpikir

yang negatif, sehingga kejadian sakit dan dirawat akan menambah

persepsi negatif pada dirinya. Kondisi ini dapat ditemukan pada

pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.

Page 64: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

44

Tanda dan gejala yang dapat dikaji

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat

tindakan.

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya ini tidak akan

terjadi jika saya ke rumah sakit, menyalahkan diri sendiri.

3) Merendahkan martabat sehingga merasa tidak bisa melakukan

apapun.

4) Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri.

Penilaian Harga Diri

Harga diri rendah adalah perasaan tidak dihargai oleh orang

lain, tidak berarti, dan rendah diri yang berkeppanjangan akibat

evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat,

2012).

Harga diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya adalah spiritualitas seorang individu. Penelitian yang

dilakukan Linda (2014) mengajukan 8 pertanyaan terkait dengan harga

diri kepada 62 responden yang mengidap ulkus diabetik memiliki

hubungan antara spiritualitas dengan harga diri. Orang yang memiliki

spiritualitas baik maka harga dirinya pun akan baik sesuai dengan

penelitiannya sebanyak 33 responden terdapat 26 responden (78,8%)

memiliki spiritualitas yang baik dan harga diri yang baik, sedangkan

dari 29 responden, terdapat 19 responden (65,5%) memiliki spiritual

yang kurang dan harga diri negatif.

Page 65: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

45

E. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan sebelumnnya,

penulis membuat skema kerangka teori yang merupakan gabungan dari teori

(Berman et al., 2008), (Stuart & Sundeen, 2007), dan (Hamid, 2008).

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Sumber: teori (Berman et al., 2008), (Stuart & Sundeen, 2007), dan (Hamid,

2008).

Orang tua yang

memiliki anak

dengan sindrom

Down

Spiritualitas:

Agama

Iman

Harapan

Transendensi

Pengampunan

Pengaruh dengan

harga diri orang tua

yang memiliki anak

sindrom Down

Masalah konsep diri

Harga Diri Rendah

Malu

Kecewa

Menolak

Page 66: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

46

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep (conseptual framework) adalah mode

pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari

hubungan variabel-variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat

berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada. Tujuannya yaitu untuk

mensintesa dan membimbing atau mengarahkan penelitian, serta panduan

untuk analisis dan intervensi. Fungsi kritis dari kerangka konsep adalah

menggambarkan hubungan-hubungan antara variabel-variabel dan konsep-

konsep yang diteliti (Swarjana, 2015).

Variabel independen dalam penelitian ini diambil dari konsep

(Berman et al., 2008) yang menyebutkan bahwah konsep spiritualitas

terdiri dari agama, iman, harapan, transendensi dan pengampunan.

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga diri orang

tua yang memiliki anak dengan sindrom Down yang diambil dari sumber

(Stuart & Sundeen, 2007).

Page 67: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

47

Bab III ini penulis akan menguraikan mengenai kerangka konsep

pada penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep dituangkan dalam

skema sebagi berikut.

Gambar 3.1. Sumber (Berman et al., 2008) dan (Stuart & Sundeen, 2007)

Konsep Spiritualitas:

a. Agama

b. Iman

c. Harapan

d. Transendensi

e. Pengampunan

Harga Diri Orang

Tua yang Memiliki

Anak dengan

Sindrom Down

Page 68: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

48

B. Hipotesa

Ho: Tidak terdapat hubungan antara spiritualitas terhadap harga

diri orang tua yang memilki anak dengan sindrom down

Ho: Tidak terdapat hubungan antara agama terhadap harga diri

orang tua yang memilki anak dengan sindrom down

Ho: Tidak terdapat hubungan antara iman terhadap harga diri orang

tua yang memilki anak dengan sindrom down

Ho: Tidak terdapat hubungan antara harapan terhadap harga diri

orang tua yang memilki anak dengan sindrom down

Ho: Tidak terdapat hubungan antara transendensi terhadap harga

diri orang tua yang memilki anak dengan sindrom down

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pengampunan terhadap harga

diri orang tua yang memilki anak dengan sindrom down

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu defisini ketika variabel-variabel

penelitian menjadi bersifat operasional menjadikan konsep yang masih

bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan pengukuran

variabel tersebut (Wasis, 2008).

Page 69: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

49

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Karakteristik Orang

Tua

terdiri dari usia, peran orang

tua, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan

Kuesioner

a. Usia Lama hidup seseorang

dihitung dari tahun kelahiran

sampai ulang tahun terakhir

Kuesioner Usia (Hurlock, 2005)

1 = Masa Dewasa Dini, usia 18 – 40

tahun

2 = Masa Dewasa Tengah, usia 41 – 60

tahun

3 = Masa Lanjut Usia, usia > 61 tahun

Ordinal

b. Peran Orang

Tua

Peran responden dalam

keluarga

Kuesioner 1 = ayah

2 = ibu

Nominal

c. Status

Perkawinan

Status hubungan perkawinan

responden

Kuesioner 1 = menikah

2 = bercerai

Nominal

d. Pendidikan Tingkatan sekolah formal

responden

Kuesioner Pendidikan (UU No. 20 Th. 2003):

1. Sekolah Dasar

2. Pendidikan menengah

Pertama

3. Pendidikan Menengah

Atas/Kejuruan

4. Akademi/Perguruan Tinggi

Ordinal

e. Pekerjaan Kegiatan rutin yang

dilakukan dalam upaya

mendapatkan penghasilan

Kuesioner 1 = Bekerja

2 = Tidak bekerja

Nominal

Page 70: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

50

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

untuk pemenuhan kebutuhan

hidup keluarga

f. Penghasilan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor: 561 tentang

upah minimum

Kabupaten/Kota di daerah

Provinsi Jawa Barat tahun

2017

Kuesioner 1 = ≥ UMR

2 = < UMR

Ordinal

2 Spiritualitas seperangkat keyakinan

individual dan praktek-

praktek yang tidak

bergabung dengan lembaga

atau mazhab

Kuesioner terdiri dari

20 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

mencakup (4) agama,

(4) iman, (4)

harapan, (4)

transendensi, dan (4)

pengampunan

Baik x ≥ 54.78

Kurang x < 54.77

Mean data berdistribusi normal

Ordinal

a. Agama Sistem yang sangat

terorganisir tentang

kepercayaan dan praktek

Kuesioner terdiri dari

4 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

Baik x ≥ 10.76

Kurang x < 10.75

Mean data berdistribusi normal

Ordinal

b. Iman Iman adalah untuk percaya

atau berkomitmen untuk

sesuatu atau seseorang.

Kuesioner terdiri dari

4 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

Baik x ≥ 11.00

Kurang x < 10.59

Median data tidak terdistribusi normal

Ordinal

c. Harapan Sebuah konsep harapan

pada pencipta atau pada

manusia.

Kuesioner terdiri dari

4 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

Baik x ≥ 10.48

Kurang x < 10.47

Mean data berdistribusi normal

Ordinal

Page 71: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

51

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

d. Transendensi Keyakinan bahwa ada suatu

kekuatan yang melebihi

kekuatan manusia.

Kuesioner terdiri dari

4 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

Baik x ≥ 12.00

Kurang x < 11.59

Median data tidak terdistribusi normal

Ordinal

e. Pengampunan Suatu bentuk keinginan

positif seseorang karena

telah melakukan kesalahan.

Kuesioner terdiri dari

4 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

Baik x ≥ 11.00

Kurang x < 10.59

Median data tidak terdistribusi normal

Ordinal

3 Harga Diri Penilaian individu tentang

nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisis

seberapa baik perilaku

seseorang sesuai dengan

ideal diri.

Kuesioner terdiri dari

8 pertanyaan dalam

bentuk skala Likert

Tinggi x ≥ 24.00

Rendah x < 23.59

Median data tidak terdistribusi normal

Ordinal

Page 72: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

52

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana menyeluruh peneliti untuk

memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan untuk menguji

hipotesis penelitian (Polit & Beck., 2006). Desain penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan rancangan deskriptif metode penelitian korelasional.

Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada

upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat

manipulasi variabel (Fraenkel & Wallen, 2008). Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah cross sectional study yaitu penelitian yang

dilakukan dalam satu periode tertentu dan setiap subjek studi hanya

dilakukan dalam satu periode tertentu dan setiap subjek studi hanya

dilakukan satu kali penilaian selama pengamatan (Lapau, 2013). Dalam

penelitian ini penulis ingin mengetahui hubungan spiritualitas terhadap

harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Persatuan Orang Tua Anak dengan

Down Syndrome (POTADS).

Page 73: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

53

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai April tahun

2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan individu, objek, subjek,

dan peristiwa yang dapat dikenali generalisasi hasil penelitian

(Praptomo, 2016). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah anggota komunitas Persatuan Orang Tua Anak dengan Down

Syndrome (POTADS) berjumlah 95 anggota aktif terdiri dari 50

anggota POTADS Bandung dan 45 anggota POTADS Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi perwakilan

dari populasi tersebut (Praptomo, 2016). Menurut Nursalam (2008)

ada dua syarat yang harus dipenuhi saat menetapkan sampel, yaitu

representatif adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada

dan sampel harus cuku banyak, semakin banyak sampel maka hasil

penelitian mungkin akan lebih representatif. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan

demikian, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh anggota

komunitas Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome

Page 74: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

54

(POTADS) dengan jumlah sampel sebanyak 95 sampel. Adapun

kriteria inklusi untuk sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

1) Anggota aktif POTADS

2) Anggota yang bersedia mengikuti penelitian ini yang

dibuktikan dengan menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan

pengukuran (Widoyoko, 2013). Alat pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah kuesioner yang ngacu pada teori yang sesuai dengan dasar

penelitian. Skala yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini dengan

menggunakan Skala Likert. Skala pengukuran dengan tipe ini akan

didapatkan jawaban yang tegas dan konsisten Selalu (SLL), Jarang (JRG),

Tidak Pernah (TP) (Hamdi & Bahruddin, 2014).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

beberapa bagian yaitu:

a. Karakter Responden

1. Usia, pertanyaan mengenai usia responden dikelompokkan dalam 3

kategori menurut Hurlock (2005) yaitu 1 = dewasa dini (18-40

tahun), 2 = dewasa menengah ( 41-60 tahun), 3 = lanjut usia (>61

tahun)

Page 75: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

55

2. Peran sebagai orang tua, untuk mengetahui hubungan responden

dengan anak. Menggunakan skala nominal 1 = ayah dan 2 = ibu

3. Status perkawinan, pertanyaan mengenai status perkawinan dengan

skala 1 = menikah 2 = bercerai. Hal ini untuk mengetahui

bagaimana status pernikahan responden di dalam keluarga

4. Pendidikan, pertanyaan ini terkait tingkat pendidikan terakhir

responden. Pendidikan diklasifikasi menjadi 0 = tidak sekolah, 1 =

SD/MI, 2 = SMP/MTs, 3 = SMA/SMK/MA, dan 4 = PT/Akademi

5. Status pekerjaan, pertanyaan mengenai status pekerjaan terkait

dengan apakah responden bekerja atau tidak. Penilaiannya dengan

1 = Bekerja, dan 2 = Tidak bekerja

6. Penghasilan, pertanyaan mengenai penghasilan terkait dengan upah

yang diterima setiap bulannya. Penilaian dengan 1 = ≥ UMR, dan 2

= < UMR

b. Spiritualitas

Bagian kedua kuesioner untuk menilai tingkat spiritualitas

responden dengan jumlah 25 pertanyaan berdasarkan konsep yang

dikemukaan oleh Berman et al., (2008) dan diadopsi dari penelitian

Linda (2014) sebagai berikut:

Page 76: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

56

1. Agama

Pertanyaan tentang agama terdapat pada nomor P1, P2, P3,

P4. Pertanyaan positif nomor P1, P2, P3, sedangkan pertanyaan

negatif nomor P4.

2. Iman

Pertanyaan tentang iman terdapat pada nomor P5, P6, P7,

P8. Pertanyaan positif nomor P5, P6, P7, sedangkan pertanyaan

negatif nomor P8.

3. Harapan

Pertanyaan tentang harapan terdapat pada nomor P9, P10,

P11, P12. Pertanyaan positif nomor P9, P11, sedangkan

pertanyaan negatif nomor P10, P12.

4. Transendensi

Pertanyaan tentang transendensi terdapat pada nomor P13,

P14, P15, P16. Pertanyaan positif nomor P13, P14, P15, P16.

5. Pengampunan

Pertanyaan tentang pengampunan terdapat pada nomor P17,

P18, P19, P20. Pertanyaan positif nomor P17, P18, P19, P20.

c. Harga Diri

Bagian ketiga kuesioner untuk menilai tingkat harga diri

responden dengan jumlah 8 pertanyaan sesuai dengan konsep Berman

et al., (2008) dan diadopsi dari penelitian Linda (2014). Pertanyaan

tentang harga diri terdapat pada nomor P21, P22, P23, P24, P25, P26,

Page 77: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

57

P27, P28. Pertanyaan positif nomor P21, P22, P23, P24, P26,

sedangkan pertanyaan negatif nomor P25, P27, P28.

E. Uji Instrumen

Dalam sebuah penelitian, alat pengumpulan data atau instrumen

penelitian sebaiknya memenuhi aspek validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah kemampuan sebuah tes untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Bruce (2008) menyebutkan bahwa

validitas merupakan kapasitas sebuah tes, instrumen atau

pertanyaan untuk memberikan hasil yang benar. Uji validitas pada

penelitian ini menggunakan uji validitas instrumen untuk menguji

validitas. Instrumen tersebut dicoba pada sampel darimana

populasi diambil. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas

konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan

mengkorelasikan antara skor faktor dengan skor total (Sugiyono,

2016). Teknik korelasi yang digunakan yaitu korelasi Pearson

Product Moment dimana keputusan uji bila r hitung lebih dari r

tabel makan Ho ditolak, artinya variabel valid (Hastono, 2006).

Uji validitas dilakukan di POTADS Jakarta dengan 30

responden didapatkan hasil 26 pertanyaan valid dari 33 pertanyaan,

terdapat 7 pertanyaan yang tidak valid lalu 5 pertanyaan

dieliminasi karena sudah diwaliki oleh pertanyaan yang lain

sedangkan 2 pertanyaan ( I7 dan P23) dilakukan uji konten dan

Page 78: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

58

tidak dieliminasi karena pertanyaan tersebut dianggap penting

untuk penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur

atau mengamati sama-sama memegang peranan yang penting

dalam waktu bersamaan (Nursalam, 2008). Menurut Shi (2008)

menyatakan bahwa terdapat beberapa metode untuk menguji

reliabilitas instrumen atau kuesioner di antaranya melalui test-

retest reliability, parallel forms reliability, internal consistency

reliability, dan interrater reliability (Swarnaja, 2016). Cara

mengetahui reabilitas suatu kuesioner adalah dengan

membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. r hasil adalah nilai

atau Cronbach’s alpha. Sedangkan r tabel adalah nilai alpha per

item kuesioner. Jika r hasil > r tabel, makan penyataan dalam

instrumen tersebut adalah reliabel (Hartono, 2006). Hasil uji

kuesioner menyebutkan bahwa cronbach’s alpha pada kuesioner

peneliti adalah 0.746.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langka pengumpulan data bergantung pada rancangan

Page 79: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

59

penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2008).

Pengumpulan data seharusnya direncanakan supaya mendapat: 1)

gambaran yang jelas tentang tugas apa yang harus dilaksanakan, siapa

yang melaksanakan, dan berapa lama pelaksanaannya; 2) mengorganisasi

sumber daya manusia dan material untuk pengumpulan data dengan cara

efektif; 3) mengurangi kesalahan dan keterlambatan yang mungkin karena

kekurangan dalam perencanaan (Lapau, 2013).

Tahap melakukan pengumpulan data

1. Peneliti melakukan perizinan di dua tempat berbeda yaitu di

POTADS Bandung dan POTADS Jakarta.

2. Pengumpunan data dimulai pada bulan Maret di POTADS

Jakarta dilakukan selama 3 minggu penyebaran kuesioner.

3. Pengumpunan data kedua di POTADS Bandung dilakukan

selama 1 minggu penyebaran kuesioner.

G. Pengolahan Data

Proses pengolahan data penelitian adalah mengubah data menjadi

informasi. Dalam proses pengolahan data terdapaat langkah-langkah

sebagai berikut (Hidayat, 2012):

1. Editing

Peneliti melakukan pemeriksaan kembali akan kebenaran data

yaitu dengan memeriksa terlebih dahulu kuesioner yang diserahkan

oleh responden.

Page 80: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

60

2. Coding

Peneliti melakukan pengkodean berupa angka nmerik pada data

yang sesuai dengan kategori yang telah peneliti tetapkan. Pengkodean

ini sangat penting terutama karena pengolahan data yang peneliti

lakukan menggunakan software statistik komputer.

3. Entri Data

Peneliti melakukan data entri yairu memasukkan data penelitian

yang selanjutnya peneliti tampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.

4. Cleaning Data

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data

telah bersih dari kesalahan sehingga data siap dianalisa.

H. Analisa Data

Analisa data dibantu mengunakan perangkat lunak dengan analisa

yang digunakan adalah:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan analisis tiap variabel yang

dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara

ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel pada

penelitian ini meliputi variabel independen yaitu spiritualitas dan

variabel dependennya adalah harga diri, serta data demografi

responden dengan hasil distribusi frekuensi dari setiap data.

Page 81: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

61

2. Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dan dependen yaitu spiritualitas terhadap harga

diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down. Peneliti

menggunakan uji chi-square karena data untuk melihat hubungan

sangat erat kaitannya dengan kualitas data variabel dependen dengan

variabel independen atau nilai skala pengukuran data apakah datanya

dengan skala nominal, ordinal, interval, atau rasio (Budiharto, 2008).

Rumus chi-square:

𝑋2 = ∑(0 − 𝐸)2

𝐸

Untuk mengetahui hubungan spiritualitas terhdap hagra diri

orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down, maka dilakukan

analisa silang dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2 dengan

derajat kebebasan yang sesuai dan tingkat kemaknaan 5% (α=0.05).

I. Etika Penelitian

1. Prinsip-prinsip etika

Secara umum menjelaskan prinsip atika penelitian

pengumpulan data dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Prinsip Manfaat

1) Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

Page 82: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

62

2) Subjek diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam

hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.

b. Prinsip menghargai hak asasi manusia

1) Subjek mempunyai hak memutuskan kesediannya menjadi

subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun.

2) Memberikan penjelasan secara rinci serta tanggungjawab jika

sesuatu terjadi kepada subjek.

3) Subjek harus diberikan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk

bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

c. Prinsip keadilan

1) Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama,

dan sesudah keikursertaan dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi.

2) Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan.

2. Masalah Etika Penelitian

a. Informed Consent

Peneliti melakukan informed consent sebelum pengambilan

data. Informed consent yang peneiti lakukan yaitu secara tertulis

maupun tidak tertulis dengan memberi tahu tujuan dan dampak

Page 83: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

63

penelitian ini pada responden. Hal ini penting untuk dilakukan agar

tidak ada keterpaksaan dalam penelitian ini.

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity, artinya tidak perlu mencantumkn nama pada

lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan

kode pada lembar kuesioner tersebut. Hal ini bertujuan untuk

menjaga privasi responden.

c. Confidentially (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan dari responden, sehingga

informasi yang diperoleh dari responden hanya berupa kelompok

data tersusun yang peneliti paparkan dalam hasil penelitian.

Page 84: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

64

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum POTADS

Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome atau lebih

dikenal sebagai POTADS didirikan pada tahun 2003. Berawal dari orang

tua yang memiliki anak dengan Sindroma Down berdiskusi saat menunggu

anak mereka yang mengikuti terapi di Klinik Khusus Tumbuh Kembang

Anak (KKTK) Rumah Sakit Harapan Kita. Kemudian berlanjut

mengadakan pertemuan-pertemuan dengan mendatangkan pembicara dari

lingkup RS Harapan Kita. Kemudian perkumpulan ini di sahkan menjadi

Yayasan POTADS oleh Notaris pada tanggal 28 Juli 2003. POTADS

tahun 2017 berdomisili di Tangerang. Atas kesadaran, kesediaan,

ketebukaan dan merasakan harus membantu dan mensosialisaskan tentang

Sindroma Down, para sahabat POTADS di daerah bersedia menjadi

pengurus dan membuka cabang di daerah seperti Jakarta, Bandung,

Yogyakarta, Medan, Surabaya, Samarinda, Bali, dan Padang dengan nama

Pusat Informasi dan Kegiatan POTADS (PIK POTADS).

1. Tujuan

Tujuan utama POTADS adalah memberdayakan orang tua anak

dengan Sindroma Down agar selalu bersemangat untuk membantu

tumbuh kembang anak spesialnya secara maksimal, sehingga mereka

mampu menjadi pribadi yang mandiri, bahkan bisa berprestasi

Page 85: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

65

sehingga dapat diterima masyarakat luas; karena anak dengan

Sindroma Down memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya.

2. Visi

Visi Yayasan POTADS adalah menjadi pusat informasi dan

konsultasi terlengkap tentang Sindroma Down di Indonesia.

3. Misi

a. Memiliki pusat informasi yang bisa diakses 24 jam baik melalui

surat, telepon, internet atau media komunikasi lainnya.

b. Menyediakan informasi terkini tentang perkembangan Sindroma

Down baik secara ilmiah maupun dari pengalaman orang lain.

c. Menyebarluaskan informasi mengenai Sindroma Down kepada

anggota yang membutuhkan dan tempat-tempat yang akan diakses

oleh para orangtua yang memiliki anak dengan Sindroma Down,

seperti Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas sampai ke Posyandu.

d. Memberikan konsultasi secara kelompok maupun individu sesuai

dengan kebutuhan.

e. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendukung

penyebarluasan informasi tentang Sindroma Down kepada

masyarakat luas.

f. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang akan mendorong

masyarakat untuk lebih peduli dan menghargai; sehingga mereka

dapat memberi kesempatan yang sama untuk berkembang dalam

berbagai bidang (pendidikan, seni & budaya, dan lain-lain).

Page 86: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

66

4. Motto

Motto Yayasan POTADS adalah AKU ADA AKU BISA, yang

merupakan kalimat pembangkit semangat orang tua dan anak sehingga

akan selalu berusaha mencapai yang terbaik; yang berarti bahwa

manusia dengan Sindroma Down itu merupakan ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetapi tetap

BISA dan MAMPU berbuat seperti manusia lainnya.

5. Program POTADS

a. Mendirikan Pusat Informasi dan Kegiatan (PIK) POTADS di

seluruh Indonesia. Saat ini PIK POTADS sudah ada di Medan,

Bandung, Jogjakarta, Surabaya dab Bali.

b. Menyelenggarakan pertemuan dengan para orang tua anak

Sindroma Down bekerjasama dengan para ahli yang terkait dengan

tumbuh kembang anak dengan Sindroma Down (dokter, psikolog,

terapis, dan lain-lain).

B. Hasil Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan mulai tanggal 18

Maret sampai dengan 21 April 2017 di POTADS, pada 83 responden

dengan menggunakan alat ukur berbentuk kuesioner. Hasil penelitian yang

didapatkan adalah sebagai berikut:

Page 87: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

67

1. Data Demografi

Data demografi responden pada penelitian ini meliputi: usia,

jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan

penghasilan.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi data demografi orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down (n=83)

Data demografi Frekuensi Persentase

Usia

a. Dewasa dini (18-40 tahun)

b. Dewasa tengah (41-60

tahun)

c. Lanjut Usia (>61 tahun)

Total

33 39.8

49 59.0

1 1.2

83 100

Jenis Kelamin

a. Laki – laki

b. Perempuan

Total

7 8.4

76 91.6

83 100

Status Permikahan

a. Menikah

b. Bercerai

Total

80 96.4

3 3.6

83 100

Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA/SMK

d. Akademi/PT

Total

2 2.4

5 6.0

27 32.5

49 59.0

83 100

Pekerjaan

a. Bekerja

b. Tidak Bekerja

Total

33 39.8

50 60.2

83 100

Penghasilan

a. ≥UMR 33 39.8

b. <UMR 50 60.2

Total 83 100

Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden dewasa tengah yaitu 49 orang (59.0%),

Page 88: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

68

jenis kelamin perempuan 76 orang (91.6%), status perkawinan

menikah 80 orang (96.4%), pendidikan terakhir akademi/PT 49

orang (59.0%), pekerjaan tidak bekerja 50 orang (60.2%), dan

penghasilan ≥UMR 50 orang (60.2%).

2. Data anak dengan sindrom Down

Berikut adalah data usia anak dengan sindrom Down sebagai

berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Usia Anak dengan sindrom down (n=83)

Kategori

Usia Frekuensi Persentase

Balita 26 33.3

Kanak-kanak 29 37.2

Remaja awal 17 21.8

Remaja akhir 6 7.7

Total 78 100

Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwadari

83 responden, 78 responden mengisi kolom usia anak dan 5

sisanya tidak mengisi kolom tersebut. Sebagian besar responden

memiliki anak 5-10 tahun (kategori kanak-kanak) yaitu 29 orang

(31.3%).

3. Analisa univariat

Pada analisa univariat akan dibahas mengenai harga diri orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down dan spiritualitas orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down. Spiritualitas dibagi

menjadi beberapa bagian antara lain agama, iman, harapan,

Page 89: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

69

transendensi, dan pengampunan. Hasil analisa statistik dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

a. Harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom

Down

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Tingkat Harga Diri Orang Tua yang

memiliki anak dengan sindrom down (n=83)

Kategori Frekuensi Persentase

Positif 43 51.8

Negatif 40 48.2

Total 83 100

Berdasarkan tabel diketahui bahwa responden orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down memiliki harga diri

yang positif yaitu berjumlah 43 orang (51.8%). Harga diri

positif didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan

nilai tengah yaitu 24.00.

b. Spiritualitas Orang Tua yang Memiliki anak Dengan sindrom

Down

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi spiritualitas orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom down (n=83)

Spiritualitas Frekuensi Persentase

Baik 44 53

Kurang 39 47

Total 83 100

Page 90: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

70

Berdasarkan tabel terlihat bahwa spiritualitas pada

orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down berada

pada kategori baik dengan ditunjukkan oleh frekuensi 44 orang

(53%). Spiritualitas kategori baik melalui perhitungan dengan

menggunakan nilai rata-rata yaitu 54.78.

c. Spiritualitas Agama orang tua Yang memiliki anak dengan

sindrom Down

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi spiritualitas agama orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom down (n=83)

Agama Frekuensi Persentase

Baik 47 56.6

Kurang 36 43.4

Total 83 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa spiritualitas agama

pada orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down

berada pada kategori baik dengan ditunjukkan oleh frekuensi

47 orang (56.6%). Spiritualitas agama pada kategori baik

didapatkan melalui penghitungan dengan menggunakan nilai

rata-rata yaitu 10.76, sehingga diatas nilai atau sama dengan

nilai tersebut berada pada kategoti baik.

d. Spiritualitas iman orang tua Yang memiliki anak dengan

sindrom Down

Page 91: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

71

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi spiritualitas iman orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom down (n=83)

Iman Frekuensi Persentase

Baik 56 67.5

Kurang 27 32.5

Total 83 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa spiritualitas iman pada

orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down berada

pada kategori baik dengan ditunjukkan oleh frekuensi 56 orang

(67.5%). Spiritualitas iman pada kategori baik didapatkan

melalui penghitungan dengan menggunakan nilai tengah yaitu

11.00, sehingga diatas nilai atau sama dengan nilai tersebut

berada pada kategoti baik.

e. Spiritualitas harapan orang tua Yang memiliki anak dengan

sindrom Down

Tabel 5.7

Distribusi frekuensi spiritualitas harapan orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom down (n=83)

Harapan Frekuensi Persentase

Baik 38 45.8

Kurang 45 54.2

Total 83 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa spiritualitas harapan

pada orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down

berada pada kategori kurang dengan ditunjukkan oleh frekuensi

Page 92: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

72

45 orang (54.2%). Spiritualitas harapan pada kategori baik

didapatkan melalui penghitungan dengan menggunakan nilai

rata-rata yaitu 10.48, sehingga diatas nilai atau sama dengan

nilai tersebut berada pada kategoti baik.

f. Spiritualitas transendensi orang tua Yang memiliki anak

dengan sindrom Down

Tabel 5.8

Distribusi frekuensi spiritualitas transendensi orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom down (n=83)

Transendensi Frekuensi Persentase

Baik 56 67.5

Kurang 27 32.5

Total 83 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa spiritualitas

transendensi pada orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down berada pada kategori baik dengan ditunjukkan

oleh frekuensi 56 orang (67.5%). Spiritualitas agama pada

kategori baik didapatkan melalui penghitungan dengan

menggunakan nilai tengah yaitu 12.00, sehingga diatas nilai

atau sama dengan nilai tersebut berada pada kategoti baik.

Page 93: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

73

g. Spiritualitas pengampunan orang tua Yang memiliki anak

dengan sindrom Down

Tabel 5.9

Distribusi frekuensi spiritualitas pengampunan orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom down (n=83)

Pengampunan Frekuensi Persentase

Baik 56 67.5

Kurang 27 32.5

Total 83 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa spiritualitas

pengampunan pada orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down berada pada kategori kurang dengan

ditunjukkan oleh frekuensi 56 orang (67.5%). Spiritualitas

agama pada kategori baik didapatkan melalui penghitungan

dengan menggunakan nilai tengah yaitu 11.00, sehingga

diatas nilai atau sama dengan nilai tersebut berada pada

kategoti baik.

4. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan

spiritualitas dengan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down di POTADS. Analisa dilakukan berdasarkan hasil

penelitian tabel 5.10 sampai tabel 5.15 dengan cara memasukkan hasil

kategori-kategori responden ke dalam tabel contigency 2x2 melalui

komputerisasi serta menggunakan derajat tingkat kemaknaan 95% atau

Page 94: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

74

nilai α = 0.05. keputusan statistik diambil berdasarkan p-value. Jika p-

value < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan jika p-value

≥ 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil analisa statistik dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.10

Hubungan spiritualitas terhadap harga diri orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom Down di POTADS (n=83)

Harga Diri Total

OR p-

value Spiritualitas Positif Negatif 95% CI

f % f % F %

Baik 41 93.2 3 6.8 44 100 252.8

Kurang 2 5.1 37 94.9 39 100 (40.01 -

1597.6)

0.000

Total 43 51.8 40 48.2 83 100

Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 41 responden (93.2%) memiliki spiritualitas baik

dan harga diri positif, sedangkan 39 responden terdapat 37 responden

(94.9%) memiliki spiritualitas kurang dan harga diri negatif. Dari hasil

analisis diperoleh pula nilai OR= 252.8, artinya spiritualitas baik

mempunyai peluang 252.8 kali untuk memiliki harga diri positif

dibandingkan spirituaitas yang kurang. Melalui uji statistic dengan

continuity correction, didapatkan bahwa nilai p-value = 0.000. berarti

p-value < 0.05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak dan Ha diterima. Ini

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara spiritualitas dengan

harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di

POTADS.

Page 95: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

75

Tabel 5.11

Hubungan spiritualitas agama terhadap harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS (n=83)

Harga Diri Total

OR

95% CI p-value

Agama Positif Negatif

f % F % F %

Baik 34 72.3 13 27.7 47 100 7.84

Kurang 9 25 27 75 36 100 (2.91 –

21.08)

0.000

Total 43 51.8 40 48.2 83 100

Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 47

responden terdapat 34 responden (72.3%) memiliki spiritualitas agama

baik dan harga diri positif, sedangkan 36 responden terdapat 27

responden (75%) memiliki spiritualitas agama kurang dan harga diri

negatif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 7.84, artinya

spiritualitas agama yang baik mempunyai peluang 7.84 kali untuk

memiliki harga diri positif dibandingkan spirituaitas agama yang

kurang. Melalui uji statistik dengan continuity correction, didapatkan

bahwa nilai p-value = 0.000. berarti p-value < 0.05 sehingga hipotesa

null (Ho) ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara spiritualitas dengan harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS.

Page 96: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

76

Tabel 5.12

Hubungan spiritualitas iman terhadap harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS (n=83)

Iman

Harga Diri Total

OR

95% CI

p-

value Positif Negatif

f % F % F %

Baik 36 64.3 20 35.7 56 100 5.14

Kurang 7 25.9 20 74.1 27 100 (1.85-

14.25)

0.001

Total 43 51.8 40 48.2 83 100

Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 56

responden terdapat 36 responden (64.3%) memiliki spiritualitas iman

baik dan harga diri positif, sedangkan 36 responden terdapat 20

responden (74.1%) memiliki spiritualitas iman kurang dan harga diri

negatif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 5.14, artinya

spiritualitas iman baik mempunyai peluang 5.14 kali untuk memiliki

harga diri positif dibandingkan spirituaitas iman yang kurang. Melalui

uji statistik dengan continuity correction, didapatkan bahwa nilai p-

value = 0.001. berarti p-value < 0.05 sehingga hipotesa null (Ho)

ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa adanya hubungan

antara spiritualitas dengan harga diri orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom Down di POTADS.

Page 97: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

77

Tabel 5.13

Hubungan spiritualitas harapan terhadap harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS (n=83)

Harga Diri Total

OR

95% CI

p-

value Harapan

Positif Negatif

f % f % F %

Baik 34 72.3 13 27.7 47 100 23.1

Kurang 9 25 27 75 36 100 (7.14-

74.73)

0.000

Total 43 51.8 40 48.2 83 100

Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 47

responden terdapat 34 responden (72.3%) memiliki spiritualitas

harapan baik dan harga diri positif, sedangkan 36 responden terdapat

27 responden (75%) memiliki spiritualitas harapan kurang dan harga

diri negatif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 23.1, artinya

spiritualitas harapan baik mempunyai peluang 23.1 kali untuk

memiliki harga diri positif dibandingkan spirituaitas harapan yang

kurang. Melalui uji statistik dengan continuity correction, didapatkan

bahwa nilai p-value = 0.000. berarti p-value < 0.05 sehingga hipotesa

null (Ho) ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara spiritualitas dengan harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS.

Page 98: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

78

Tabel 5.14

Hubungan spiritualitas transensensi terhadap harga diri orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS (n=83)

Harga Diri Total

OR

95% CI

p-

value Transendensi

Positif Negatif

f % F % F %

Baik 38 67.9 28 32.1 56 100 9.28

Kurang 5 18.5 22 81.5 27 100 (3.02-28.5) 0.000

Total 43 51.8 40 48.2 83 100

Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 56

responden terdapat 38 responden (67.9%) memiliki spiritualitas

transendensi baik dan harga diri positif, sedangkan 36 responden

terdapat 22 responden (81.5%) memiliki spiritualitas harapan kurang

dan harga diri negatif. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=

9.28, artinya spiritualitas transendensi baik mempunyai peluang 9.28

kali untuk memiliki harga diri positif dibandingkan spirituaitas

transendensi yang kurang. Melalui uji statistik dengan continuity

correction, didapatkan bahwa nilai p-value = 0.000. berarti p-value <

0.05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak dan Ha diterima. Ini

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara spiritualitas dengan

harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di

POTADS.

Page 99: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

79

Tabel 5.15

Hubungan spiritualitas pengampunan terhadap harga diri orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS (n=83)

Harga Diri Total

OR

95% CI p-value

Pengampunan Positif Negatif

f % F % F %

Baik 35 62.5 21 37.5 56 100 3.95

Kurang 8 29.5 19 70.4 27 100 (1.47-

1.630) 0.005

Total 43 51.8 40 48.2 83 100

Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa dari 56 responden

terdapat 35 responden (62.5%) memiliki spiritualitas pengampunan baik

dan harga diri positif, sedangkan 36 responden terdapat 19 responden

(19%) memiliki spiritualitas pengampuan kurang dan harga diri negatif.

Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 3.95, artinya spiritualitas

pengampunan baik mempunyai peluang 3.95 kali untuk memiliki harga

diri positif dibandingkan spirituaitas pengampunan yang kurang. Melalui

uji statistik dengan continuity correction, didapatkan bahwa nilai p-value =

0.005. berarti p-value < 0.05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak dan Ha

diterima. Ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara spiritualitas

dengan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di

POTADS.

Page 100: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

80

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down

Terganggunya konsep diri orang tua yang memiliki anak

dengan sindrom Down dapat mempengaruhi segala aspek dalam diri

orang tua termasuk harga diri. Harga diri adalah penilaian individu

terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

memenuhi ideal diri (Stuart & Sundeen, 1995). Frekuensi pencapaian

tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang

tinggi. Harga diri dapat dipengaruhi sejumlah kontrol yang mereka

miliki terdapat tujuan dan keberhasilan dalam hidup. Keluarga dan

masyarakat membentuk standar dimana melalui standar tersebut

individu mengevaluasi diri mereka (Potter & Perry, 2005).

Listiyaningsih & Dewayani (2010) melakukan penelitian

menemukan bahwa semua orangtua yang memiliki anak tunagrahita

diwawancarai merasa bingung dan malu karena keadaan anaknya, hal

ini menyebabkan orangtua anak tunagrahita seringkali merasa rendah

diri ketika berkomunikasi dengan orangtua yang lain, apalagi ketika

sedang bersama anaknya yang menderita tunagrahita. Sebaliknya

penelitian yang dilakukan oleh Arjunawadi, (2015) tentang gambaran

mekanisme koping orang tua yang memiliki anak sindrom Down

setelah dilakukan penelitian terhadap 33 responden hasilnya orang tua

Page 101: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

81

dalam kategori adaptif yaitu sebanyak 19 orang (57,6%). Hal ini terjadi

karena sebagian dari orang tua dapat mengendalikan emosi mereka

karena mereka merasa bahwa semua yang diberikan oleh Tuhan adalah

yang terbaik bagi mereka sehingga mereka dapat menerima keadaan

tersebut.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ghoniyah & Savira (2015)

proses penerimaan orang tua saat mengetahui anaknya sindrom Down

memiliki pengalaman yang sulit dan mungkin sangat berat. Butuh

banyak waktu untuk bisa melalui proses yang panjang. Masa

penerimaan terhadap teterbatasan anak pada awalnya yaitu panik,

cemas, menyesal, dan malu terhadap keadaan anaknya tapi lambat laun

persaan itu hilang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan

sang anak.

Hasil penelitian ini, yang dilakukan di POTADS menunjukkan

bahwa lebih banyak orang tua yang memiliki harga diri positif

dibandingkan dengan harga diri negatif. Dukungan sosial salah satu

faktor utama dalam kestabilan konsep diri orang tua, dalam data pun

menunjukkan orang tua di POTADS lebih banyak memiliki anak pada

usia 5-10 tahun ini menunjukkan seberapa lama pengalaman merawat

anak dalam asuhan orang tua mereka. POTADS melakukan beberapa

program terkait dengan penyuluhan sindrom Down, berbagi

pengalaman mengenai terapi antar sesama anggota membuat orang tua

tidak merasa sendirian.

Page 102: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

82

2. Spiritualitas orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down

Keterkaitan antara spiritualitas dengan suatu aspek positif

dalam kehidupan sehari – hari karena spiritualitas yaitu bagian dari

menjadi manusia yang berusaha memaknakan hubungan melalui

intapersonal, interpersonal dan transpersonal (Reed, 1992 dalam

(Berman dkk, 2008). Hal ini pun selaras dengan konsep yang

dikemukaan Berman dkk (2008) bahwa spiritualitas mencakup agama,

iman, harapan, transendensi, dan pengampunan yang merefleksikan

diri sebagai suatu pengalaman batin yang akan diwujudkan dalam

bentuk ekspresi individual itu sendiri.

Lestari & Mariyati (2015) melakukan penelitian terhadap orang

tua yang memiliki anak sindrom Down mengenai resiliensi mereka,

dalam kesabaran dan ikhlasan setelah dilakukan wawancara orang tua

mengaku bahwa berbekal usaha dan doa serta menerima keadaan dan

tidak putus asa adalah kunci untuk tetap bertahan dalam keadaan

dimana anak mereka salah satu penyandang sindom Down, seluruh

responden memiliki nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam dirinya

sehingga mereka mampu bertahan dan menerima keadaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Suri & Daulay (2012)

didapati bahwa orangtua yang memiliki anak sindrom Down di SDLB

Negeri 107708 Lubuk Pakam lebih mendekatkan diri pada Tuhan

sebanyak 62 orang (98,4%). Angka ini cukup tinggi, sebagian besar

Page 103: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

83

orangtua mendekatkan diri pada Tuhan ketika terjadi masalah hal

inilah yang mendukung para orang tua memilki koping yang adaptif

dalam menghadapi masalah.

Selain itu sebuah penelitian mengungkapkan bahwa respon

menganggap bahwa semua yang telah terjadi di dalam hidupnya

merupakan takdir dan kehendak dari Yang Maha Kuasa. Penelitian

yang dilakukan oleh (Ghoniyah & Savira, 2015) tentang gambaran

psychological well being pada perempuan yang memiliki anak down

syndrome menunjukkan bahwa penerimaan adalah kunci awal untuk

kehidupan selanjutnya.

Hal ini pun dibuktikan dalam hasil penelitian ini, yang

dilakukan di POTADS menunjukkan spiritualitas orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down sebagian besar terdapat pada

kategori baik, lalu konsep spiritualitas terbagi menjadi beberapa bagian

yaitu; agama, iman, harapan, transendensi, dan pengampunan. Pada

poin harapan, orang tua lebih banyak memiliki spiritualitas harapan

kurang, hal ini dikarenakan masih banyak orang tua yang merasa putus

asa dengan kondisi anak mereka yang menyandang sindrom Down.

Orang tua percaya dengan keberadaan Tuhan Yang Maha Kuasa

namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa saat mengetahui hal

tersebut bahkan sampai menyerah.

Page 104: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

84

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Spiritualitas Terhadap Harga Diri Orang Tua yang Memiliki

Anak dengan Sindrom Down

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara spiritualitas terhadap harga diri pada orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Spiritualitas

mencakup esensi keberadaan individu dan keyakinan tentang makna

hidup dan tujuan hidup. Spiritualitas dapat mencakup keyakinan

kepada keyakinan kepada Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi,

praktik keagamaan, keyakinan dan praktik budaya dan hubungan

dengan lingkungan. Studi telah menunjukan bahwa spiritualitas

merupakan bantuan yang tulus bagi banyak individu dewasa yang

mengalami masalah kejiwaan, yang berperan sebagai media koping

utama dan merupakan sumber makna dan koherensi dalam hidup

mereka atau membantu menyediakan jaringan sosial (Sullivan, 1993

dalam (Videbeck, 2008). Spiritualitas secara umum melibatkan

keyakinan dalam hubungan dengan sesuatu yang lebih tinggi,

berkuasa, memiliki kekuatan mencipta dan bersifat ketuhanan, atau

memiliki energi yang tidak terbatas. Misalnya sesorang mungkin

percaya dengan “Tuhan”, “Allah”, “Roh”, atau “kekuatan yang lebih

tinggi”. (Martsolf & Mickley, 1998 dalam (Berman et al., 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Suri & Daulay (2012) didapati

bahwa orangtua yang memiliki anak sindrom Down di SDLB Negeri

Page 105: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

85

107708 Lubuk Pakam selalu mendekatkan diri pada Tuhan sebanyak

62 orang (98,4%). Angka ini cukup tinggi, sebagian besar orangtua

mendekatkan diri pada Tuhan ketika terjadi masalah hal inilah yang

mendukung para orang tua memilki koping yang adaptif dalam

menghadapi masalah.

Adapun penelitian yang dilakukan Gosztyla & Kazimierz

(2015), menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara religious

(keimanan) terhadap kualitas pernikahan orang tua yang memiliki anak

autis. Dari hasil penelitian tersebut juga menilai ayah cenderung

menyalahkan ibu yang telah melahirkan anak autis, padahal keyakinan

mereka tidak mengajarkan untuk saling menyalahkan melainkan

bersyukur. Namun selain itu ayah sangat berperan penting dalam

memberi dukungan kepada ibu ataupun anaknya demi kelangsungan

hidup mereka. Pengalaman spiritual mengajarkan mereka betapa

berharganya untuk saling mendukung satu sama lain terutama bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak mereka.

Responden yang diwawancarai oleh Lestari & Mariyat (2015)

mengemukakan bahwa berbekal usaha dan doa serta lapang dada

adalah salah satu bentuk resiliensi orang tua saat mereka ingin

bertahan dan menerima kenyataan bahwa anak mereka memiliki hal

yang istimewa dibanding anak-anak lainnya yaitu sindrom Down.

Dalam penelitian ini, yang dilakukan di POTADS spiritualitas

mempengaruhi harga diri orang tua yang memiliki anak dengan

Page 106: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

86

sindrom Down karena kepercayaan orang tua yang umumnya

mempercayai adanya Tuhan, orang tua mengungkapkan bahwa apa

yang diberikan Tuhan kepada anaknya merupakan ujian dan cobaan

yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan yang memberikan penyakit, maka

Tuhan pula yang memberikan jalan keluar, manusia hanya dapat

berusaha, berdoa dan tidak perlu merasa malu dengan hal tersebut.

2. Hubungan Spiritualitas Agama Terhadap Harga Diri Orang Tua yang

Memiliki Anak dengan Sindrom Down

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara spiritualitas agama terhadap harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Lestari & Mariyati

(2015) melakukan penelitian terhadap orang tua yang memiliki anak

sindrom Down mengenai resiliensi mereka, dalam kesabaran dan

ikhlasan setelah dilakukan wawancara orang tua mengaku bahwa

berbekal usaha dan doa serta menerima keadaan dan tidak putus asa

adalah kunci untuk tetap bertahan dalam keadaan dimana anak mereka

salah satu penyandang sindom Down, seluruh responden memiliki

nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam dirinya sehingga mereka

mampu bertahan dan menerima keadaan.

Agama adalah sistem yang sangat terorganisir tentang

kepercayaan dan praktek. Menurut Vardey (1996), agama

terorganisir meliputi (a) rasa terikat oleh keyakinan secara umum;

(b) belajar Kitab (Taurat, Alkitab, Qur'an, atau orang lain); (c)

Page 107: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

87

pelaksanaan ibadah; (d) penggunaan disiplin dan praktek, perintah,

dan ibadah; dan (e) cara merawat batin (seperti puasa, doa dan

meditasi). Agama aturan perilaku, biasanya secara bersamaan

dipengaruhi budaya, mungkin juga berlaku untuk masalah-masalah

kehidupan sehari-hari seperti pakaian, makanan, interaksi sosial, dan

lain-lain (Berman et al., 2008).

Biswan (2012) menyebutkan bahwa spiritualisme agama

memperkuat tingkat optimisme kehidupan manusia, terlihat dari hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa aktivitas spiritual lebih

meningkatkan semangat hidup di komunitas penyandang disabilitas

paraplegi di Wisma Cheshire Depok. Selain itu yang membangkitkan

semangat hidup para penyandang disabilitas paraplegia ini adalah

dukungan dari lingkungan sekitar termasuk orang tua. Dari hasil

penelitian juga ternyata penyandang disabilitas tidak selalu menjadi

seseorang yang lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa, melainkan

dapat menjadikan hidup mereka lebih bermakna.

Wijayanti (2015) melakukan penelitian kepada 4 subjek yang

berbeda mengenai penerimaan diri ibu yang memiliki anak down

syndrome hasilnya keempat subjek memiliki spiritualitas yang baik

ditandai dengan mereka mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa,

selalu menikmati segala yang terjadi di dalam hidupnya karena

semuanya merupakan rezeki yang diberikan Allah dan menjalani apa

yang diberikan Allah kepada keluarganya.

Page 108: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

88

Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa adanya

hubungn antara spiritualitas agama dengan harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down, dimana orang tua yang

memiliki spiritualitas agama yang baik maka harga dirinya juga

positif dan orang tua yang memiliki spiritualitas agama kurang maka

harga dirinya juga negatif. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai

agama yang dianut oleh orang tua membuat mereka merasa bahwa

kondisi anaknya merupakan pemberian dari sang Maha Kuasa

sebagai cobaan untuk melatih kesabaran dan menghapus dosa

sehingga dapat membuat seseorang lebih kuat menghadapi kondisi

yang dialaminya.

3. Hubungan Spiritualitas Iman Terhadap Harga Diri Orang Tua yang

Memiliki Anak dengan Sindrom Down

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara spiritualitas iman dengan harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Wijayanti (2015)

melakukan penelitian kepada 4 subjek yang berbeda mengenai

penerimaan diri ibu yang memiliki anak down syndrome hasilnya

keempat subjek memiliki spiritualitas yang baik ditandai dengan

mereka mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, selalu menikmati

segala yang terjadi di dalam hidupnya karena semuanya merupakan

Page 109: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

89

rezeki yang diberikan Allah dan menjalani apa yang diberikan Allah

kepada keluarganya.

Iman adalah untuk percaya atau berkomitmen untuk sesuatu

atau seseorang. Fowler (1981) iman dijelaskan sebagai hadir pada

orang-orang religius dan nonreligious. Iman memberikan makna

kehidupan, menyediakan individu dengan kekuatan di saat-saat

kesulitan. Untuk klien yang sakit, iman dalam kekuasaan lebih tinggi

(misalnya, Allah, Allah, Jehovah), diri sendiri, dalam tim perawatan

kesehatan, atau kombinasi dari semua menyediakan kekuatan dan

harapan (Berman et al., 2008).

Gosztyla & Kazimierz (2015), menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara religious (keimanan) terhadap kualitas pernikahan

orang tua yang memiliki anak autis. Dalam pengumpulan data dari 53

pasangan suami istri terdapat 84% (46 ibu dan 43 ayah) yang percaya

dengan keyakinan yang mereka anut, lalu 12% (6 ibu dan 7 ayah) tidak

percaya dengan keyakinan yang mereka anut, dan sisanya 4% (1 ibu

dan 3 ayah) tidak bisa berkata apapun soal keyakinannya. Hasil

tersebut sangat berpengaruh terhadap cara mereka memandang suatu

pemberian Tuhan yaitu anak mereka sendiri. Dari hasil penelitian

tersebut juga menilai ayah cenderung menyalahkan ibu yang telah

melahirkan anak autis, padahal keyakinan mereka tidak mengajarkan

untuk saling menyalahkan melainkan bersyukur. Namun selain itu

ayah sangat berperan penting dalam memberi dukungan kepada ibu

Page 110: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

90

ataupun anaknya demi kelangsungan hidup mereka. Pengalaman

spiritual mengajarkan mereka betapa berharganya untuk saling

mendukung satu sama lain terutama bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak mereka.

Ghoniyah & Savira (2015) melakukan penelitian kepada 3

partisipan dengan metode wawancara hasilnya ketiga partisipan

merasa bahwa apa yang menimpa kehidupan mereka sudah

merupakan takdir dari Allah yang harus diterima dengan ikhlas.

“[…] semua adalah titipan dari Allah kepada kita. Kalau memang

Allah menghendaki seperti itu ya kita terima dengan ikhlas, yaa kita

rawat anak ini dengan semampu kami selaku orangtua”.

Dalam penelitian ini, iman yang dimiliki oleh orang tua dapat

mempengaruhi harga diri mereka, dikarenakan iman dapat

meberikan makna kehidupan, kekuatan pada masa masa sulit. Dalam

islam setiap islam haruslah memiliki iman. Beriman kepada

ketentuan rukun iman, seperti diterangkan dalam jawaban Rasulullah

SWT terhadap pertanyaan malaikat Jibril AS ketika ditanya tentang

makna iman. Beliau menjawab: Rukun iman itu adalah beriman

kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir

sebagai takdir dan beriman kepada ketentuan Allah, baik dan

buruknya.” (HR.Muslim, no.8) (Bahammam, 2015).

Page 111: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

91

4. Hubungan Spiritualitas Harapan Terhadap Harga Diri Orang Tua yang

Memiliki Anak dengan Sindrom Down

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara spiritualitas harapan dengan harga diri orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Harapan

adalah sebuah konsep yang menggabungkan spiritualitas.

Stephenson (1991) mengusulkan definisi harapan adalah "proses

antisipasi yang melibatkan interaksi berpikir, bertindak, perasaan,

dan berhubungan, dan diarahkan kepada kepuasan masa depan yang

bermakna secara pribadi". Dalam ketiadaan harapan, klien

menyerah, dan kehilangan semangat dan penyakit kemungkinan

semakin cepat memburuk.

Lestari & Mariyati (2015) melakukan penelitian terhadap orang

tua yang memiliki anak sindrom Down mengenai resiliensi mereka,

dalam kesabaran dan ikhlasan setelah dilakukan wawancara orang tua

mengaku bahwa berbekal usaha dan doa serta menerima keadaan dan

tidak putus asa adalah kunci untuk tetap bertahan dalam keadaan

dimana anak mereka salah satu penyandang sindom Down, seluruh

responden memiliki nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam dirinya

sehingga mereka mampu bertahan dan menerima keadaan.

Dalam penelitian ini, menyebutkan bahwa terdapat hungan

antara spiritualitas harapan dengan harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down. Hal ini dapat dlihat dari hasil

Page 112: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

92

penelitian yang menunjukkan bahwa oarang tua yang memiliki anak

dengan sindrom Down tidak menyerah dengan hal tersebut, orang

tua tidak kehilangan semangat, dan memiliki keinginan untuk

bertahan dan tidak merasa putus asa. Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa apabila harapan orang tua baik maka harga diri

orang tua juga positif.

5. Hubungan Spiritualitas Transendensi Terhadap Harga Diri Orang Tua

yang Memiliki Anak dengan Sindrom Down

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara spiritualitas transendensi dengan harga diri orang

tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS.

Transendensi menurut Coward (1990) mendefinisikan sebagai

"kemampuan untuk menjangkau melampaui diri sendiri, untuk

melampaui diri dan mengambil perspektif hidup yang lebih luas,

kegiatan dan tujuan". Transendensi juga diduga melibatkan

seseorang pengakuan bahwa ada sesuatu yang lain atau lebih besar

daripada diri dan mencari dan menilai lebih besar lainnya.

Sebuah penelitian tentang gambaran psychological well being

pada perempuan yang memiliki anak down syndrome oleh Ghoniyah &

Savira (2015) para partisipan menganggap bahwa semua yang terjadi

di dalam hidupnya merupakan takdir dan kehendak dari Yang Maha

Kuasa dan sebuah kekuatan melebihi mereka yaitu Allah SWT. Ryff &

Page 113: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

93

Singer (2008), mengatakan bahwa individu yang memiliki penerimaan

diri menuunjukkan katakteristik memiliki sikap positif terhadap

dirinya, mengakui dan menerima berbagai aspek yang ada dalam

dirinya yang bersifat baik maupun buruk.

Dalam penelitian ini, menyebutkan bahwa terdapat hubungan

anatara spiritualitas transendensi dengan harga diri orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down. Hal ini terjadi karena pada

umumnya orang tua sadar bahwa ada yang lebih hebat dari pada

dirinya, orang tua percaya akan kekuatan Tuhan yang sangat hebat,

orang tua percaya kekuatan Tuhan, dan percaya bahwa Tuhan yang

mengatur kehidupan manusia. Oleh karena itu, orang tua memiliki

harga diri yang positif, orang tua menerima keadaan apa adanya, dan

tidak merasa malu.

6. Hubungan Spiritualitas Pengampunan Terhadap Harga Diri Orang Tua

yang Memiliki Anak dengan Sindrom Down

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara spiritualitas pengampunan dengan harga diri orang

tua yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS. Lestari

& Mariyati (2015) melakukan penelitian terhadap orang tua yang

memiliki anak sindrom Down mengenai resiliensi mereka, dalam

kesabaran dan ikhlasan setelah dilakukan wawancara orang tua

mengaku bahwa berbekal usaha dan doa serta menerima keadaan dan

Page 114: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

94

tidak putus asa adalah kunci untuk tetap bertahan dalam keadaan

dimana anak mereka salah satu penyandang sindom Down, seluruh

responden memiliki nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam dirinya

sehingga mereka mampu bertahan dan menerima keadaan.

Pengampunan mampu menghilangkan reaksi-reaksi aneh dan

berakibat buruk yang dapat dipicu oleh pengalaman pahit masa

lampau. Pengampunan adalah tanda dan landasan adanya harga diri

yang positif. Pengampunan muncul dari harga diri yang positif dan

selanjutnya membuatnya semakin kokoh. Pengampunana mampu

membuat kita mencintai diri sendiri bukan karena perintah Tuhan

tetapi karena keyakinan bahwa sebagai anugerah Tuhan, diri kita

memang pantas dicintai (Meninger, 1999).

Dalam penelitian ini, spiritualitas pengampunan orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down berada pada kategori

baik dikarenakan dari hasil menunjukkan sikap saling memaafkan

membuat harga diri orang tua menjadi positif. Pengampunan dapat

meningkatkan harapan, harga diri dan kekuatan diri. Pengampunan

juga dapat melepaskan emosi buruk dengan cara memaafkan,

selanjutnya menjaga diri agar tidak terjebak dalam emosi negatif.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari keterbatasan yang

dimiliki peneliti sebagai berikut:

Page 115: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

95

1. Sampel penelitian

Sampel penelitian tidak mencakup keseluruhan anggota

POTADS yang telah terdaftar aktif dalam yayasan. Ini dikarenakan

ada beberapa anggota yang beralasan berhalangan hadir dalam

kegiatan rutin yang diadakan yayasan tersebut dan peneliti tidak

mampu untuk memenuhi total responden dikarenakan jangkauan

responden yang terlalu jauh. Target semula total anggota POTADS

sebanyak 95 orang, namun pada pelaksanaannya hanya 83 orang

(87.37%).

2. Data Responden

Data responden yang terdapat pada data demografi usia anak

tidak terisi penuh sesuai dengan jumlah responden, sehingga hanya

78 responden yang mengisi dari total 83 responden. Hal ini

disebabkan karena kelalaian peneliti tidak mengecek ulang lembaran

kuesioner.

Page 116: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

96

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian untuk mengehubungkan spiritualitas

dan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down,

didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik responden mayoritas pada kategori usia dewasa tengah

terdapat 49 orang (59%), jenis kelamin perempuan terdapat 76 orang

(91.6%), status perkawinan menikah terdapat 80 orang (96.4%),

pendidikan akademi/PT terdapat 49 orang (59%), pekerjaan tidak

bekerja 50 orang (60.2%), penghasilan <UMR terdapat 50 orang

(60.2%), dan usia anak 5-10 tahun terdapat 29 anak (24.9%).

2. Spiritualitas orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down

baik 44 orang (53%).

3. Tingkat harga diri orang tua yang memiliki anak dengan sindrom

Down positif 43 orang (51.8%).

4. Adanya hubungan antara spiritualitas terhadap harga diri orang tua

yang memiliki anak dengan sindrom Down di POTADS (p-value =

0.000).

5. Konsep spiritualitas agama orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down baik 47 orang (56.6%), iman orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom Down baik 56 orang (67.5%), harapan orang

tua yang memiliki anak dengan sindrom Down baik 38 orang

Page 117: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

97

(45.8%), transendensi orang tua yang memiliki anak dengan sindrom

Down baik 56 orang (67.5%), pengampunan orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down baik 56 orang (67.5%)

6. Adanya hubungan antara konsep spiritulitas agama dengan harga diri

orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down (p-value =

0.000), iman dengan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down (p-value = 0.001), harapan dengan harga diri orang

tua yang memiliki anak dengan sindrom Down (p-value = 0.000),

transendensi dengan harga diri orang tua yang memiliki anak dengan

sindrom Down (p-value = 0.000), pengampunan dengan harga diri

orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down (p-value =

0.005).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan:

1. Ilmu Keperawatan

Hendaknya hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mahasiswa mengenai pemenuhan

kebutuhan spiritualitas dan konsep diri khususnya harga diri pasien

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada orang tua yang

memiliki anak dengan sindrom Down ataupun disabilitas lainnya

baik di rumah sakit maupun di rumah.

Page 118: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

98

2. POTADS

Lebih meningkatkan pengetahuan orang tua yang memiliki

anak dengan sindrom Down baik dalam aspek spiritualitas, harga

diri maupun aspek kesehatan terkait dengan sindrom Down itu

sendiri dengan mengadakan kegiatan seminar maupun talkshow

terkait dengan keluhan anggota POTADS itu sendiri.

3. Orang Tua

Diharapkan dapat lebih memberikan dukungan sosial,

spiritualitas antar sesama orang tua dilingkungan POTADS untuk

meningkatkan harga diri.

4. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menjadi masukan bagi penelitian berikutnya

diantaranya:

a. Mengenai karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhi

spiritualitas seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan

latar belakang budaya.

b. Mengenai caregiver burden pada keluarga yang memiliki anak

dengan sindrom Down

c. Tingkat stres, dukungan sosial terhadap spiritualitas yang

dialami orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down

Page 119: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

DAFTAR PUSTAKA

Arjunawadi, M. (2015). Gambaran Mekanisme Koping Orang Tua Yang Memiliki

Anak Down Syndrome Di Slb Negeri Ungaran Kabupaten Semarang.

Bahammam, F. S. (2015). Keimanan: Penjelasan tentang enam rukun iman dan

makna Laa ilaaha illallah (tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah).

Jakarta: Modern Guide.

Berman, A., Snyder, S. J., Kozier, B., & Erb, G. (2008). FUNDAMENTALS OF

NURSING: Concepts, Process, and Practice (8th ed.). United States of

America: PEARSON Prentice Hall.

Budiharto. (2008). Metodology Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2011). Fundamentals of Nursing: Standards and

Practice (4th ed.). United States of America: DELMAR Cengange Learning.

Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2008). How to Design and Evaluate research in

Education. New York: McGraw-Hill.

Ghoniyah, Z., & Savira, S. I. (2015). Gambaran Psychological Well Being pada

Perempuan yang Memiliki Anak Down Syndrome. UNESA, 3.

Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi

Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Hamid, A. Y. S. (2008). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.

Jakarta: EGC.

Hardjana, A. M. (2005). Religioditas, Agama, dan Spiritualitas. Yogyakarta:

Kanisus.

Hidayat, A. A. A. (2012). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, B. A. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi. (2, Ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Lestari, F. A., & Mariyati, L. I. (2015). Resiliensi Ibu Yang Memiliki Anak Down

Syndrome Di Sidoarjo, (1), 141–155.

Page 120: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Leveno, K. J. (2012). Obstetric Williams. Jakarta: EGC.

Linda, C. N. (2014). Hubungan Spiritualitas Dengan Harga Diri Pasien Ukus

Diabetik di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainul

Abidin Banda Aceh. Banda Aceh.

Listiyaningsih, R., & Dewayani, T. N. E. (2010). Kepercayaan diri pada orangtua

yang memiliki anak tunagrahita.

Meadow, S. R., & Newell, simon J. (2005). Lecture Notes: Pediatrika (7th ed.).

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan:

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Polit, D. F., & Beck., C. T. (2006). Essential Nursing Research Methods

Appraisal Utilization. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses, dan Praktik (4th ed.). Jakarta: EGC.

Praptomo, A. J. (2016). Metodologi Riset Kesehatan Teknologi Laboratorium

Medik dan Bidang Kesehatan Lainna. Yogyakarta: Deepublish.

Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. (I. N. G. Ranuh, Ed.). Jakarta:

EGC.

Stuart, G. ., & Sundeen, S. J. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (4th ed.).

Jakarta: EGC.

Sudiono, J. (2009). Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta:

EGC.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Page 121: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Suri, D. P., & Daulay, W. (2012). Mekanisme Koping Pada Orang Tua Yang

Memiliki Anak Down Syndrome Di Sdlb Negeri 107708 Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Keperawatan Holistik, 1, 52–56.

Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (II). Yogyakarta: ANDI.

Swarnaja, I. K. (2016). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.

Vani, G. C., Raharjo, S. T., Hidayat, E. N., Humaedi, S., & Grahita, T. (2014).

Pengasuhan ( Good Parenting ) Bagi Anak Dengan Disabilitas, Vol 4, No,

122–128.

Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.

Widoyoko, E. P. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Jakarta:

Salemba Medika.

Wijayanti, D. (2015). Subjective Well-Being Dan Peneriman Diri Ibu Yang

Memiliki Anak Down Syndrome, 4(1), 120–130.

Page 122: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

LAMPIRAN

Page 123: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 1

Page 124: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 2

Page 125: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 3

Page 126: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:
Page 127: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 4

Page 128: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 5

INFORMED CONSENT

(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)

Identitas Penelitian

Nama : Ashri Nabilah Putrie

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui “Hubungan Spiritualitas

Terhadap Harga Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Dengan Sindrom Down” pada tahun

2017.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, kami mengharapkan kesediaan

anda untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner mengenai spiritualitas dan harga diri ini.

Semua yang dicantumkan atau dituliskan dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan

tidak akan berdampak negatif terhadap siapapun. Bila selama berpartisipasi dalam penelitian

ini responden merasakan ketidaknyamanan, maka responden mempunyai hak untuk berhenti.

Responden menyatakan bahwa “saya telah membaca pernyataan diatas dan menyetujui

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela”.

Jakarta, ………………….. 2017

Peneliti Responden

Ashri Nabilah Putrie (………………………….)

Page 129: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 6

A. Data Demografi

Petunjuk I: isilah jawaban pada pertanyaan ini dengan memberi tanda (X) pada

kolom jawaban yang saudara/i pilih.

1. Kode Responden : (Diisi oleh peneliti)

2. Tanggal Pengisian : ……………………..

3. Usia : …………. Tahun

4. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

5. Status Perkawinan : 1. Menikah

2. Bercerai

6. Pendidikan Terakhir : 1. Tidak Sekolah

2. SD/MI/Sederajat

3. SMP/MTs/Sederajat

4. SMA/MA/Sederajat

5. Akademi/Perguruan Tinggi

7. Pekerjaan : 1. Bekerja

2. Tidak Bekerja

8. Penghasilan : 1. ≥ UMR

2. < UMR

9. Umur anak dengan sindrom down: ………… Bulan/Tahun

Page 130: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

B. Penilaian Spiritualitas

Petunjuk II:

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti

2. Isilah jawaban pada pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check list (√)

pada kolom jawaban yang saudara/i pilih. Selalu (SLL), Jarang (JRG), Tidak

Pernah (TP)

No Pertanyaan Penilaian

SLL JRG TP

Agama

1. Saya ikhlas beribadah dalam menjalani hidup

2. Saya mengambil hikmah dari setiap ujian yang diberikan Tuhan

3. Saya mengerjakan ibadah walaupun dalam keadaan sakit

4. Karena sakit, saya tidak mampu menjalankan perintah agama

dengan sempurna

Iman

5. Walaupun dalam keadaan sulit, saya tetap mengingat Tuhan

6. Saya meyakini bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan kepada

saya

7. Saya percaya bahwa Tuhan akan mempermudah segalanya

8. Saya tidak percaya bahwa kesulitan yang saya alami adalah takdir

dari Tuhan

Page 131: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

No Pertanyaan Penilaian

SLL JRG TP

Harapan

9. Saya mengahasilkan sesuatu yang bermakna dalam hidup

10. Saya menyerah dengan kesulitan yang saya alami

11. Saya tidak kehilangan semangat walaupun saya dalam keadaan sulit

12. Saya putus asa dengan kesulitan yang saya alami

Transendensi

13. Saya percaya bahwa ada yang lebih mempunyai kekuatan diluar

kemampuan saya

14. Saya merasakan akan kekuatan Tuhan yang sangat hebat

15. Saya percaya bahwa kekuatan bathin dapat menguatkan saya

16. Saya percaya bahwa dengan mengingat Tuhan dapat mengurangi

kesulitan yang saya alami

Pengampunan

17. Saya merasa kesulitan yang saya alami merupakan cobaan dari Tuhan

18. Ketika saya melakukan kesalahan kepada orang lain, saya meminta

maaf

19. Saya memaafkan diri sendiri jika melakukan kesalahan

20. Saya memaafkan orang yang berbuat kesalahan kepada saya

Page 132: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

C. Penilaian Harga Diri

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti

2. Isilah jawaban pada pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check list (√)

pada kolom jawaban yang saudara/i pilih. Selalu (SLL), Jarang (JRG), Tidak

Pernah (TP)

No Pertanyaan

Penilaian

SLL JRG TP

Harga Diri

1. Saya bisa menerima keadaan diri saya apa adanya

2. Walaupun dalam keadaan anak saya di diagnosa sindrom Down, saya

masih ditemani oleh orang-orang terdekat

3. Walaupun dalam keadaan anak saya di diagnosa sindrom Down, saya

masih diajak dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

4. Saya dihargai oleh orang lain walaupun keadaan anak saya dengan

sindrom down

5. Ketika anak saya di diagnosa sindrom down, saya merasa sulit

berkomunikasi dengan banyak orang

6. Saya dihargai oleh orang lain walaupun anak saya mengidap sindrom

down

7. Saya merasa tidak berharga karena kondisi anak saya yang mengidap

sindrom down

8. Saya merasa malu/rendah diri dengan kondisi anak saya yang

mengidap sindrom down

Page 133: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Lampiran 7

Validitas

A. Agama

B. Iman

Page 134: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

C. Harapan

D. Transendensi

Page 135: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

E. Pengampunan

F. Harga Diri

Page 136: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Reliabilitas Setelah Item Dihapus

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

a1 156.77 278.806 .727 .732

a2 156.73 283.857 .551 .737

a3 156.70 284.838 .574 .738

a5 156.60 286.317 .545 .739

i6 156.53 287.982 .497 .741

i8 156.70 287.734 .366 .741

i10 156.77 278.116 .759 .731

h11 156.67 284.782 .527 .738

h12 156.97 279.757 .585 .733

h13 156.47 291.361 .469 .744

h14 156.70 286.976 .404 .740

t16 156.77 282.323 .566 .735

t17 156.73 286.133 .490 .739

t19 156.77 278.806 .727 .732

t20 156.60 286.317 .545 .739

p22 156.67 283.885 .573 .737

p23 156.77 278.116 .759 .731

p24 156.53 289.085 .421 .742

p25 156.70 279.941 .694 .733

d1 156.60 285.421 .601 .738

d2 156.80 286.303 .418 .740

d4 156.60 284.248 .674 .737

d5 156.70 284.838 .574 .738

d6 156.47 291.361 .469 .744

d7 156.60 287.972 .532 .740

d8 156.70 279.941 .694 .733

TOTAL 70.80 75.131 .971 .925

Page 137: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

UNIVARIAT

Page 138: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:
Page 139: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:
Page 140: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

BIVARIAT

Statistics

total agama total iman total harapan total transen total pengam

N Valid 83 83 83 83 83

Missing 0 0 0 0 0

Mean 10.76 11.11 10.48 11.53 10.90

Median 11.00 11.00 10.00 12.00 11.00

Mode 10 12 12 12 11

Skewness -.256 -.597 -.083 -1.414 -1.256

Std. Error of Skewness .264 .264 .264 .264 .264

Statistics

total spiritual total harga TOTAL

N Valid 83 83 83

Missing 0 0 0

Mean 54.78 22.90 99.37

Median 55.00 24.00 100.00

Mode 56a 24 104

Skewness -.514 -1.910 -.716

Std. Error of Skewness .264 .264 .264

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

total agama .211 83 .000 .869 83 .000

total iman .308 83 .000 .781 83 .000

total harapan .219 83 .000 .853 83 .000

total transen .408 83 .000 .654 83 .000

total pengam .212 83 .000 .814 83 .000

total spiritual .110 83 .015 .946 83 .002

total harga .268 83 .000 .708 83 .000

TOTAL .128 83 .002 .953 83 .004

a. Lilliefors Significance Correction

Page 141: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Statistics

katiman katharapan katagama kattransen katpengam katspirit katharga

N Valid 83 83 83 83 83 83 83

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Katagama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 47 56.6 56.6 56.6

buruk 36 43.4 43.4 100.0

Total 83 100.0 100.0

Katiman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 56 67.5 67.5 67.5

buruk 27 32.5 32.5 100.0

Total 83 100.0 100.0

Katharapan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 38 45.8 45.8 45.8

buruk 45 54.2 54.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Kattransen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 56 67.5 67.5 67.5

buruk 27 32.5 32.5 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 142: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

Katpengam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 56 67.5 67.5 67.5

buruk 27 32.5 32.5 100.0

Total 83 100.0 100.0

katspirit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 44 53.0 53.0 53.0

buruk 39 47.0 47.0 100.0

Total 83 100.0 100.0

katharga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid positif 43 51.8 51.8 51.8

negatif 40 48.2 48.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

katiman * katharga 83 100.0% 0 0.0% 83 100.0%

katharapan * katharga 83 100.0% 0 0.0% 83 100.0%

katagama * katharga 83 100.0% 0 0.0% 83 100.0%

kattransen * katharga 83 100.0% 0 0.0% 83 100.0%

katpengam * katharga 83 100.0% 0 0.0% 83 100.0%

katspirit * katharga 83 100.0% 0 0.0% 83 100.0%

Page 143: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

katiman * katharga

Crosstab

katharga

Total positif negatif

katiman Baik Count 36 20 56

Expected Count 29.0 27.0 56.0

% within katiman 64.3% 35.7% 100.0%

Buruk Count 7 20 27

Expected Count 14.0 13.0 27.0

% within katiman 25.9% 74.1% 100.0%

Total Count 43 40 83

Expected Count 43.0 40.0 83.0

% within katiman 51.8% 48.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 10.736a 1 .001

Continuity Correctionb 9.255 1 .002

Likelihood Ratio 11.054 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear

Association 10.607 1 .001

N of Valid Cases 83

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.01.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for katiman

(baik / buruk) 5.143 1.855 14.257

For cohort katharga =

positif 2.480 1.273 4.830

For cohort katharga =

negative .482 .318 .731

N of Valid Cases 83

Page 144: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

katharapan * katharga

Crosstab

katharga

Total positif negatif

katharapan baik Count 33 5 38

Expected Count 19.7 18.3 38.0

% within katharapan 86.8% 13.2% 100.0%

buruk Count 10 35 45

Expected Count 23.3 21.7 45.0

% within katharapan 22.2% 77.8% 100.0%

Total Count 43 40 83

Expected Count 43.0 40.0 83.0

% within katharapan 51.8% 48.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 34.457a 1 .000

Continuity Correctionb 31.917 1 .000

Likelihood Ratio 37.688 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 34.042 1 .000

N of Valid Cases 83

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.31.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for katharapan

(baik / buruk) 23.100 7.140 74.737

For cohort katharga =

positif 3.908 2.231 6.844

For cohort katharga =

negative .169 .074 .389

N of Valid Cases 83

Page 145: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

katagama * katharga

Crosstab

katharga

Total positif negatif

Katagama Baik Count 34 13 47

Expected Count 24.3 22.7 47.0

% within katagama 72.3% 27.7% 100.0%

Buruk Count 9 27 36

Expected Count 18.7 17.3 36.0

% within katagama 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 43 40 83

Expected Count 43.0 40.0 83.0

% within katagama 51.8% 48.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 18.298a 1 .000

Continuity Correctionb 16.451 1 .000

Likelihood Ratio 19.033 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 18.078 1 .000

N of Valid Cases 83

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.35.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for katagama

(baik / buruk) 7.846 2.919 21.089

For cohort katharga =

positif 2.894 1.600 5.235

For cohort katharga =

negative .369 .224 .608

N of Valid Cases 83

Page 146: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

kattransen * katharga

Crosstab

katharga

Total positif negatif

Kattransen baik Count 38 18 56

Expected Count 29.0 27.0 56.0

% within kattransen 67.9% 32.1% 100.0%

buruk Count 5 22 27

Expected Count 14.0 13.0 27.0

% within kattransen 18.5% 81.5% 100.0%

Total Count 43 40 83

Expected Count 43.0 40.0 83.0

% within kattransen 51.8% 48.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 17.761a 1 .000

Continuity Correctionb 15.840 1 .000

Likelihood Ratio 18.750 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 17.547 1 .000

N of Valid Cases 83

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.01.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kattransen

(baik / buruk) 9.289 3.027 28.507

For cohort katharga =

positif 3.664 1.628 8.249

For cohort katharga =

negative .394 .259 .601

N of Valid Cases 83

Page 147: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

katpengam * katharga

Crosstab

katharga

Total positif negatif

katpengam baik Count 35 21 56

Expected Count 29.0 27.0 56.0

% within katpengam 62.5% 37.5% 100.0%

buruk Count 8 19 27

Expected Count 14.0 13.0 27.0

% within katpengam 29.6% 70.4% 100.0%

Total Count 43 40 83

Expected Count 43.0 40.0 83.0

% within katpengam 51.8% 48.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 7.883a 1 .005

Continuity Correctionb 6.622 1 .010

Likelihood Ratio 8.043 1 .005

Fisher's Exact Test .009 .005

Linear-by-Linear

Association 7.788 1 .005

N of Valid Cases 83

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.01.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for katpengam

(baik / buruk) 3.958 1.475 10.626

For cohort katharga =

positif 2.109 1.140 3.904

For cohort katharga =

negative .533 .351 .809

N of Valid Cases 83

Page 148: HUBUNGAN SPIRITUALITAS TERHADAP HARGA DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36038/1/Ashri... · Kata kunci: Spiritualitas, harga diri, sindrom Down Referensi:

katspirit * katharga

Crosstab

katharga

Total positif negatif

katspirit baik Count 41 3 44

Expected Count 22.8 21.2 44.0

% within katspirit 93.2% 6.8% 100.0%

buruk Count 2 37 39

Expected Count 20.2 18.8 39.0

% within katspirit 5.1% 94.9% 100.0%

Total Count 43 40 83

Expected Count 43.0 40.0 83.0

% within katspirit 51.8% 48.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 64.204a 1 .000

Continuity Correctionb 60.726 1 .000

Likelihood Ratio 77.273 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 63.430 1 .000

N of Valid Cases 83

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.80.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for katspirit

(baik / buruk) 252.833 40.011 1597.661

For cohort katharga =

positif 18.170 4.700 70.250

For cohort katharga =

negative .072 .024 .215

N of Valid Cases 83