PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down...

17
PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING SKILLS UNTUK ANAK DOWN SYNDROME MENGGUNAKAN METODE BELAJAR DENGAN MELIHAT Wiranto Bidang Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111. Telp./Fax (5931147) ABSTRAK Perkembangan penyakit down syndrome cukup banyak, terjadi sekitar 800 – 1000 kelahiran. Penyakit down syndrome membuat penderitanya memerlukan perhatian dan metode khusus untuk bisa mandiri seperti layaknya manusia normal. Selama ini penderita down syndrome mendapatkan metode pengajaran melalui role model namun belum memperhatikan sisi kesenangan penderita. Padahal menurut literatur, penderita down syndrome dapat memberikan perhatian penuh pada apa yang disenanginya. Dalam kasus ini juga diperhatikan kemampuan baca tulis dan factor kesibukan dari orang tua sehingga untuk mempermudah memberikan metode kemandirian pada penderita down syndrome dibuatlah metode animasi. Hal ini juga berdasarkan kebanyakan penderita down syndrome selalu memberikan atensi penuh dan meniru beberapa tayangan televisi terutama untuk tayangan animasi dan musik. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mempermudah orang tua dalam memberikan bekal kemandirian pada penderita down syndrome dengan melibatkan sisi kesenangan penderita. Dengan pendekatan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual diharapkan media animasi dapat meringankan para orang tua dalam mengajarkan kemandirian pada penderita down syndrome dan penderita down syndrome juga mendapatkan bekal kemandirian yang benar dari animasi tersebut.

Transcript of PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down...

Page 1: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING SKILLS UNTUK ANAK DOWN SYNDROME MENGGUNAKAN METODE BELAJAR DENGAN MELIHAT Wiranto

Bidang Studi Desain Komunikasi Visual

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111. Telp./Fax (5931147)

ABSTRAK Perkembangan penyakit down syndrome cukup banyak, terjadi sekitar 800 – 1000

kelahiran. Penyakit down syndrome membuat penderitanya memerlukan perhatian dan

metode khusus untuk bisa mandiri seperti layaknya manusia normal.

Selama ini penderita down syndrome mendapatkan metode pengajaran melalui role model

namun belum memperhatikan sisi kesenangan penderita. Padahal menurut literatur,

penderita down syndrome dapat memberikan perhatian penuh pada apa yang

disenanginya. Dalam kasus ini juga diperhatikan kemampuan baca tulis dan factor

kesibukan dari orang tua sehingga untuk mempermudah memberikan metode kemandirian

pada penderita down syndrome dibuatlah metode animasi. Hal ini juga berdasarkan

kebanyakan penderita down syndrome selalu memberikan atensi penuh dan meniru

beberapa tayangan televisi terutama untuk tayangan animasi dan musik.

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mempermudah orang tua dalam

memberikan bekal kemandirian pada penderita down syndrome dengan

melibatkan sisi kesenangan penderita. Dengan pendekatan disiplin ilmu Desain

Komunikasi Visual diharapkan media animasi dapat meringankan para orang tua

dalam mengajarkan kemandirian pada penderita down syndrome dan penderita

down syndrome juga mendapatkan bekal kemandirian yang benar dari animasi

tersebut.

Page 2: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

ABSTRACT Growth of Down Syndrome are pretty much increasing, it is occured to approximately 800 -

1000 birth. Down syndrome Disease makes sufferers require specific method and special

attention so they can be independent like any normal human.During these years sufferers

of down syndrome always having teaching methods through role models but these kind of

teaching haven't noticing the sufferer "pleasure" factor. Yet according to the literature,

people with Down syndrome can give full attention to what are they like.

In this case also it is noted the ability to read and writing and also the parent activity factor

so as to facilitate providing the method of independence in people with Down syndrome

made animation methods. this research are based on the fact that most of Down syndrome

Sufferers always give full attention and imitate several television shows, especially for

animation and music programme.

The purpose of this design is to facilitate parents in providing supplies of

independence in people with Down syndrome by involving the sufferers

"pleasure" factor. With the approach of Visual Communication Design disciplines

it is expected that animation media to ease the parents in teaching self-reliance

in people with Down syndrome and people with Down syndrome may also get the

right independence provisions from the animation.

KEYWORD biology, junior high school, plant classification, science comic

PENDAHULUAN Latar Belakang

Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu

terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) akibat kegagalan sepasang kromosom untuk

saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Sulastowo, 2008). Down syndrome

pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr. John Longdon Down karena ciri-cirinya

yang unik, contohnya tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung yang

Page 3: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

datar menyerupai orang Mongolia, Amerika dan Eropa. Down syndrome juga biasa

disebut mongolisme.

Prevalensi down syndrome kira-kira 1 berbanding 700 kelahiran. Di dunia, lebih

kurang ada 8 juta anak down syndrome. Di Indonesia, dari hasil survei terbaru, sudah

mencapai lebih dari 300.000 orang.1

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lejuene (1959 dalam Gruenberg,

1966), seorang ahli genetik Prancis, penderita down syndrome memiliki 47 kromosom,

sementara itu orang normal memiliki 46 kromosom. Juga diketahui adanya persentase

yang tinggi tentang anak yang menderita down syndrome yang dilahirkan oleh ibu yang

berusia diatas 40 tahun. Kelahiran down syndrome memiliki frekuensi lebih dari 7 per

1.000 dengan usia ibu 40 tahun atau lebih.

Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan

fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly).

Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan

lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut

bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh

lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari

pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Tinggi badan yang relative

pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering

juga dikenal dengan Mongoloid. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput

(dermatoglyphics).

Anak down syndrome biasanya kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik

kasar dan halus. Misalnya kesulitan menyisir rambut atau mengancing baju sendiri. Selain

itu anak down syndrome juga kesulitan untuk mengkoordinasikan antara kemampuan

kognitif dan bahasa, seperti memahami manfaat suatu benda (Selikowitz, 2001).

Menurut Selikowitz (2001), anak down syndrome dan anak normal pada dasarnya

memiliki tujuan yang sama dalam tugas perkembangan, yaitu mencapai kemandirian.

Namun, perkembangan anak down syndrome lebih lambat dari pada anak normal. Jadi

diperlukan suatu terapi untuk meningkatkan kemandirian anak down syndrome. Peran

1 Teori Baru Penyebab Down Syndrome URL:http://health.kompas.com/read/2010/03/29/11191896/www.kompas.com

Page 4: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

serta orangtua sangat dibutuhkan. Doman (2003) mengungkapkan bahwa 15% orangtua

yang mengetahui anaknya mengalami down syndrome akan kembali ke rumah dan tidak

melakukan suatu program terapi. Sebanyak 35% yaitu orangtua yang gigih tekadnya

untuk ikut Program Perawatan Intensif. Sebanyak 50% orangtua akan kembali kerumah,

mendiagnosis anaknya, mendesain sebuah program untuk anaknya dan melaksanakan

program itu dengan tingkat frekuensi, intensitas dan durasi yang berbeda-beda dengan

harapan memperoleh hasil yang sepadan dengan program itu.

Program yang dibuat orang tua yang mengandalkan pengalaman sebelumnya

dengan menggunakan metode yang konvensional seringkali kurang menunjukkan

kemajuan. Oleh karena itu, dengan membantu membuat program the house model of fine

motor skill pada anak down syndrome diharapkan bisa membantu menentukan aktivitas

sehari-hari apa yang bisa kita kenalkan terlebih dahulu (Bruni, 2006). Berdasarkan

wawancara dengan orang tua anak down syndrome, mereka mengatakan bahwa anaknya

sudah bisa menggosok gigi namun setelah dilakukan observasi dengan anak tersebut,

ternyata anak tersebut belum bisa menggosok gigi dengan benar akhirnya gigi anak

tersebut terlihat tidak sehat. Jika anak down syndrome diajarkan hal yang salah, maka dia

akan melakukan kesalahan tersebut terus menerus.2 Bp. Winarno, kepala sekolah SLB

Optimal mengatakan bahwa orang tua sering kali tidak telaten mengajarkan anaknya dan

menyerahkan begitu saja kepada sekolah padahal sekolah sendiri tidak hanya

mengajarkan anak down syndrome saja namun anak berkebutuhan khusus lain.3

Kemampuan daily living skills bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak

menolong diri hidup mandiri dalam kehidupan rutin setiap hari seperti makan, minum,

mandi, pergi ke toilet, memakai dan melepas baju, kaos kaki dan lain-lain. Daily living

skills juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan tugas-tugas

sekolah yang berhubungan dengan pengembangan motorik halus termasuk

menggambar, mewarna, menggunting dan menulis. Pekerjaan rumah tangga dan aktifitas

bermain seperti melakukan hobinya, hiburan-hiburan olahraga dan pekerjaan rutin rumah

tangga dan pekerjaan sehari-hari yang menjadi bagian dari orang dewasa dan anak-anak

Bruni (2006).

2 Hasil wawancara dengan Ibu Amherstia Pasca Rina sebagai psikolog yang menangani anak down syndrome 3 Hasil wawancara dengan Bp. Winarno, kepala sekolah SLB Optimal tanggal 02 Oktober 2009, Pukul 15:46

Page 5: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

DR. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, Psi yang merupakan praktisi di sebuah

rumah sakit Anak di Jogja mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan animasi tentang

daily living skills untuk membantu meningkatkan motorik halus pada anak down

syndrome, lalu ibu Nurul Hartini, S. Psi., M. Kes sebagai Pembantu Dekan I Psikologi

Unair juga akan membantu publikasi media ini. Dibutuhkannya media ini, dikarenakan

menurut observasi, media tersebut mempermudah anak belajar dan tertarik. Dipilihnya

media animasi dan bukan buku dikarenakan disaat observasi ditemukan beberapa orang

tua anak down syndrome yang buta huruf. Dan bukan video dikarenakan ada kendala

disaat mengajarkan toileting semisal mandi kepada anak down syndrome.4 Selain itu alat-

alat untuk melatih motorik anak down syndrome tergolong mahal dan langka. Anak-anak

down syndrome punya keistimewaan sangat pintar meniru.5

Berdasarkan informasi yang telah didapat, maka peneliti ingin membantu

meningkatkan kemampuan anak down syndrome lewat media animasi yang menampilkan

contoh daily living skills agar dapat melatih motorik halus untuk meningkatkan daily living

skills pada anak down syndrome.

Identifikasi Masalah

a. Program yang dibuat orang tua dengan menggunakan metode yang konvensional

seringkali kurang menunjukkan kemajuan. Seringkali gerakan-gerakan yang diajarkan

orang tua kurang tepat.

b. Animasi disukai oleh penderita down syndrome, hal itu dibuktikan melalui observasi

dan wawancara pada psikolog dan orang tua penderita down syndrome. Dengan

animasi ini diharapkan penderita down syndrome dapat mempelajari daily living skills

lewat media yang mereka senangi.

c. Dibuatnya media animasi ini untuk mempermudah orang tua dalam mengajari daily

living skills pada anak down syndrome.

d. Alat-alat untuk melatih motorik anak down syndrome tergolong mahal, maka

diperlukan sebuah media alternatif yang lebih murah untuk menggantinya.

Batasan Masalah

4 Hasil wawancara dengan Ibu Amherstia Pasca Rina sebagai psikolog yang menangani anak down syndrome. 5 http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=10

Page 6: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

a. Perancangan ini hanya membahas masalah motorik halus anak down syndrome.

b. Penulis hanya merancang kegiatan daily living skills yang terpusat pada kegiatan

melatih kemandirian (self help skills) sesuai dengan judul perancangan ini.

c. Konten animasi yang ditampilkan pada perancangan ini berdasarkan hasil diskusi

dengan pakar psikologi yang menangani anak down syndrome.

Tujuan Penelitian

Lewat penelitian ini diharapkan mampu membantu menciptakan media untuk

meningkatkan daily living skills anak-anak down syndrome agar mampu mandiri.

METODOLOGI Target audiens yang akan diteliti adalah anak-anak down syndrome baik laki-laki atau

perempuan berusia 5–8 tahun. Populasi yang diambil adalah anak-anak down syndrome

usia 5 - 8 tahun yang duduk di SLB setingkat SD. Studi lapangan yang dipilih adalah SLB

Optimal Kenjeran Surabaya.

a. Demografi Target Segmen :

1) Usia : 5-8 Tahun

2) Laki-laki dan perempuan

3) Pendidikan SLB setingkat SD

4) Tinggal di kota besar (Surabaya)

5) Ekonomi menengah kebawah

b. Karakteristik anak down syndrome :

1) Perkembangannya lebih lambat dari anak normal.

2) Pandai meniru.

3) Sulit memahami bahasa verbal tanpa bantuan visual

4) kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik kasar dan halus

5) kesulitan untuk mengkoordinasikan antara kemampuan kognitif dan bahasa,

seperti memahami manfaat suatu benda

6) Mempunyai ciri fisik yang terlihat oleh mata, seperti wajah mongoloid, tangan

pendek dengan jari-jari yang pendek pula, tinggi tubuh pendek.

7) Membutuhkan motivasi untuk berkembang (jika dipuji dia akan sangat senang)

8) Agak susah mengontrol emosi bila tidak sesuai dengan keinginannya.

Page 7: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

9) Terpaku pada rutinitas. Bila terjadi perubahan lingkungan, anak down syndrome

akan stres karena sulit baginya untuk menyesuaikan diri.

10) Instruksi yang diberikan harus diulang.

11) Tidak seimbang.

12) Sulit fokus

13) Perlu membentuk situasi yang menyenangkan untuk memuat anak down

syndrome dalam mood yang menyenangkan (misal : menyalakan music yang

ceria agar anak down syndrome senang).

14) Senang bermain-main.

15) Susah berhenti dari kegiatannya jika anak down syndrome telanjur menyukai

kegiatan tersebut.

16) Senang jika terlihat berguna bagi orang lain (contoh membantu menggunakan

sabuk pengaman pada orang lain, baru pada dirinya sendiri).

17) Sulit untuk mempelajari sesuatu yang baru.

18) Dikendalikan mood (emosi).

Observasi dilakukan di SLB Optimal, Kenjeran dan lingkungan sekitar tempat anak down

syndrome yang bersangkutan tinggal dan menghabiskan waktunya sehari-hari. Sesuai

dengan subyeknya yaitu mengamati anak tentang kemempuannya berkegiatan sehari-

hari (daily living skills)

Jumlah responden : 4 orang

Pendidikan : SLB

Usia responden : 5-8 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan.

Dari observasi yang dilakukan oleh 4 anak down syndrome dapat disimpulkan bahwa :

1) Suka dengan kegiatan olah raga dan bermain

2) Suka meniru apa yang dilakukan teman lain

3) Banyak yang belum bisa melakukan daily living skills dengan benar karena orang tua

yang salah mengajarkannya serta mengajarkan dengan cara yang kurag disukai

anak down syndrome.

4) Susah konsentrasi jika belajar dikelas.

5) Sulit memahami bahasa verbal bila tidak ditampilkan dengan visual

6) Kesulitan berbicara

Page 8: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

7) suka menonton TV dan meniru acara yang ada di TV tersebut

8) Malu kepada orang lain yang baru pertama bertemu

9) Menyukai acara musik semacam Dahsyat

10) Anak down syndrome yang diajarkan terlalu keras cenderung kasar dan takut kepada

orang tua yang mengajarkannya

11) Kurang bisa menulis dan berhitung.

HASIL Dalam penelitian perancangan ini hal-hal yang akan ditelusuri dan diteliti yaitu :

a. Metode belajar daily living skills pada anak down syndrome dengan isi materi yang

meliputi kegiatan sehari-hari antara lain mandi, makan, memakai pakaian, memakai

sepatu dan kegiatan keseharian yang lain yang menunjang kemandirian sehari-hari.

Kemampuan daily living skills sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemandirian

anak down syndrome.

b. Animasi yang ditampilan menggunakan karakter yang sama dengan usia anak yang

sedang belajar mandiri, yaitu karakter anak dengan umur 5 – 8 tahun. Penggunaan

karakter anak dengan sebab selain umur tersebut adalah umur yang normalnya

memang diberi bekal kemandirian sehari-hari juga perkembangan kognitif penderita

down syndrome tidak secepat anak pada umumnya. Sehingga dengan diberi

karakter anak kecil maka dapat merengkuh penderita down syndrome anak-anak

maupun yang sudah beranjak dewasa. Gaya penyampaian juga pelan dan sabar

seolah mengajari anak-anak dan juga dapat ditangkap dengan baik oleh penderita

down syndrome.

c. Warna yang digunakan adalah warna cerah karena menurut riset, anak down

syndrome menyukai serial animasi yang juga menggunakan warna cerah.

d. Gerakan animasi yang digunakan cenderung pelan agar dapat ditangkap dengan

baik oleh penderita down syndrome.

e. Sudut pandang kamera menggunakan sudut pandang terbaik antara depan dan

serong bergantung kebutuhan. Tidak digunakan sudut pandang yang sering

Page 9: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

berganti-gant agar materi dapat ditangkap dengan baik oleh penderita down

syndrome.

f. Penggambaran karakter mengikuti kesukaan anak down syndrome yaitu melalui

animasi kartun yang sering ditonton di televisi sepeti Naruto, Doremon, Spongebob

dan Scoobydoo. Digunakan rujukan karakter yang paling memungkinkan untuk

animasi ini yaitu karaker dari film animasi Naruto.

g. Konsep yang digunakan adalah mengajak mandiri sehari – hari atas dasar penelitian

tehadap anak down syndrome yang meliputi berbagai aspek psikologis, kognitif,

kesukaan anak dan keseharian anak down syndrome.

Page 10: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

Bagan Keyword

Definisi keyword

Keyword yang dipilih yaitu “Ayo Mandiri Sehari-hari”,

a. Arti denotatif :

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :

Ayo berarti kata seru untuk memberikan dorongan dan ajakan.

Mandiri berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.

Sehari-Hari berarti setiap hari, rutin, teratur.

b. Arti Konotatif :

Page 11: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

Animasi ini bersifat mengajak anak down syndrome untuk menirukan daily living

skills dalam animasi. Ajakan disini adalah ajakan untuk belajar meningkatkan kemampuan

daily living skills anak down syndrome menuju kemandirian dengan cara yang

menyenangkan yang sesuai dengan kriteria anak down syndrome yang menyukai rutinitas

dengan minim perubahan, ceria dan aktif saat melihat media yang atraktif. Warna yang

digunakan adalah warna cerah sesuai hasil penelitian terhadap animasi komparator

dengan menampilkan animasi gerakan daily living skills yang benar dengan pengantar

bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti anak down syndrome.

c. Penurunan Keyword :

Kata kunci “Ayo Mandiri Sehari-Hari” akan diturunkan ke aspek-aspek sebagai

berikut.

1) AYO

- Sisi Komunikasi anak down syndrome : Kata “Ayo” merupakan kata yang

bersifat mengajak / ajakan. Hal ini disebabkan psikologis anak down

syndrome yang ingin mendapat motivasi dari apa yang dilakukannya.

Jika mendapat motivasi mereka akan semangat.

- Sisi Psikolgis Karakter : Kata “Ayo” yang bersifat mengajak/ ajakan

menggambarkan sifat karakter yang positif, aktif dan bersemangat.

2) MANDIRI

- Sisi Materi : “Mandiri” disini mengacu pada aspek materi pada animasi

yang memperlihatkan langkah per langkah dari kegiatan kemandirian.

- Sisi Pskologis Karakter : Karakter diperlihatkan akan melakukan kegiatan

kemandirian dengan sikap yang mandiri. Ditunjukkan dengan hanya

tokoh utama yang saling membantu dalam melakukan kegiatan

kemandirian tanpa bantuan dari tokoh lain.

3) SEHARI-HARI

- Sisi Materi : “Sehari-hari” mengacu pada materi kegiatan-kegiatan

animasi untuk melakukan kegiatan kemandirian yang dilakukan setiap

hari.

- Sisi Karakter : Kata “Sehari-hari” akan menunjukkan ciri khas dari atribut

yang dipakai pada karakter tersebut, yang sesuai dengan hasil

penelitian penulis pada kehidupan sehari-hari anak.

Page 12: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

- Sisi Environment : Anak down syndrome akrab dengan rutinitas sehari-

hari dengan jadwal yang sudah pasti dengan kondisi lingkungan yang

tetap dan minim perubahan. Perubahan lingkungan akan membuatnya

stres. Sehingga environment yang digunakan dalam animasi ini akan

mengunakan keadaan environment seperti keseharian anak down

syndrome yang telah diteliti sebelumnya.

Animasi daily living skills ini dirancang dengan karakter sebagai berikut :

Karakter Utama

Andi Ani

Nama : Andi

Umur : 5 Tahun

Sifat : Periang, anak yang

penurut.

Nama : Ani

Umur : 5 Tahun

Sifat : Periang, suka

mengajak orang

Page 13: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

Gambar 1 :

Opening dalam animasi daily living skills

Gambar 2 :

Scene sikat gigi

Gambar 3 :

Scene pakai baju

Page 14: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

Gambar 4 :

Scene pakai celana

Gambar 5 :

Scene pakai kaus kaki

Gambar 6 :

Scene pakai sepatu

Page 15: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

KESIMPULAN DAN SARAN Hasil Post Test Animasi Daily Living Skills

Kepada Anak Down Syndrome.

Gambar 7 :

Post Test pada Anak Down Syndrome

Post Test dilakukan dengan menunjukan hasil animasi pada anak down

syndrome. Post Test dilakukan tanggal 27Januari 2011 bertempat di salah satu rumah

anak down syndrome tersebut.

Saat anak diminta untuk melakukan salah satu kegiatan daily living skills sebelum

animasi diputar, anak down syndrome tersebut menujukkan keengganan. Namun saat

diputarkan animasi lalu diminta melakukan kegiatan daily living skills (saat itu scene sikat

gigi) anak down syndrome tersebut mau melakukan kegiatan tersebut sambil melihat

animasi. Ketertarikan anak down syndrome tersebut sangat terlihat ketika melihat animasi

ini. Hal ini membuktikan animasi merupakan media yang sangat efektif untuk

mengajarkan anak down syndrome materi tentang kegiatan kemandirian sehari-hari.

Beberapa kegiatan dapat dilakukan oleh anak down syndrome. Namun dengan

instruksi yang harus diulang-ulang karena keterbatasan pemahaman anak down

Page 16: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

syndrome. Untuk kegiatan yang lebih membutuhkan keterampilan jari seperti mengancing

baju, anak down syndrome belum banyak yang bisa melakukannya.

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk animasi daily living skills bagi anak down

syndrome antara lain, tempo untuk beberapa kegiatan yang membutuhkan ketelitian dari

motorik halus yang tinggi seperi kancing baju lebih diperlambat lagi agar anak down

syndrome dapat melihatnya lebih cermat.

Menggunakan instruksi verbal yang mengharuskan anak berhenti dari kegiatan

jika kegiatan tersebut telah selesai. Hal ini dikarenakan anak down syndrome yang jika

telah menyukai kegiatan tersebut terlihat susah berhenti dari kegiatan tersebut karena

keasyikan.

Berikan pengulangan animasi pada setiap kegiatan agar anak own syndrome

lebih mengerti.

Setiap salah satu kegiatan kemandirian selesai dilakukan, berikan ucapan pujian

untuk membangkitkan motivasi agar anak down syndrome mau lebih maju lagi seperti,

“Pintar”, “Bagus”. “Hebat” dan sebagainya yang bersifat positif.

Saran ini tidak hanya berlaku pada animasi ini saja, namun juga berlaku pada animasi

kemandirian dengan tema kelompok materi kemandirian yang lain.

DAFTAR RUJUKAN Buku :

Panduan Orang Tua Untuk Mengajarkan Kemampuan Menolong Diri (Self Help Skills)

Pada Anak yang Mengalami Retardasi Mental.

Bruni, Maryanne. 2006. Fine Motor Skills for Children with Down Syndrome : a guide for

parents and professionals. Woodbine House, Inc, Unaited States of America.

Jeffrey S. Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene. 2003. Psikologi Abnormal, Edisi 5,

Jilid 2

Dameria, Anne. 2007. Color Basic : Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan

Indiustri Grafika. Link & Match Graphic, Jakarta.

Kusrianto, Adi. 2004. Tipografi Komputer untuk Desainer Grafis. Penerbit ANDI,

Page 17: PERANCANGAN ANIMASI BERTEMA DAILY LIVING ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15759...Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom

Yogyakarta.

McLoud, Scott. 1993. Understanding Comics. Terjemahan oleh S. Kinanthi. 2001.

Kepustakaan Polpuler Gramedia, Jakarta.

Tugas Akhir, Skripsi dan Penelitian :

Pasca Rina, Amherstia. 2009. MENINGKATKAN DAILY LIVING SKILL PADA ANAK

DOWN SYNDROME DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODELLING. Program

Profesi Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Ariprabowo, Tegar. 2007. Perancangan Film Animasi Si Buta Dari Goa Hantu. Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Hand out :

Hand Book oleh Amherstia Pasca Rina mengenai langkah-langkah melakukan kegiatan

kemandirian (self-help skills).

Animasi :

Animasi Cerita Balita “Aku Bisa Mandi Sendiri” Produksi Mizan Bunaya Creativa tahun

2008.

Animasi “SHALAT” Produksi CV. Madinah Islamic Media tahun 2002.