Simulasi Pasien Hipertensi Kedkel Kel 7

31
OBESITAS DENGAN HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG BULAN JULI 2013 Oleh : Kelompok 3 Monica Eldi 110.2008.156 Pembimbing: Rifda Wulansari SP., M.Kes MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2013 1

description

IKM

Transcript of Simulasi Pasien Hipertensi Kedkel Kel 7

OBESITAS DENGAN HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA

LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI

PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG BULAN JULI 2013

Oleh :

Kelompok 3

Monica Eldi

110.2008.156

Pembimbing:

Rifda Wulansari SP., M.Kes

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2013

1

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus obesitas dengan hipertensi grade II pada pasien lanjut usia

dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang pada periode

15 Juli - 19 Juli 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka

memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, September 2013

Pembimbing

Dr. Sugma Agung Purbowo, M.Kes

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya

sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu

Kedokteran Keluarga dengan judul Hipertensi grade I pada pasien lanjut usia di

Puskesmas Tanah Abang Periode 15 Juli - 19 Juli 2013 dapat diselesaikan.

Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran

Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 15 Juli - 2 Agustus 2013.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

2. Rifda Wulansari SP., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan

memberikan masukan yang bersifat membangun

3. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala SMF Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

4. Dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr.

Fathul Jannah, M.Si, dr. Dini selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

6. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat yang telah memberikan

bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini

7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga

tersusun laporan ini

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Juli 2013

Penulis

3

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 55 tahun

Anak ke : Lima

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status pernikahan: Sudah menikah

Pendidikan : SMP

Suku : Sunda

Agama : Islam

Alamat : Jln. Syeh Quro 54 RT 010/002, Karawang, Jawa Barat.

No. CM : -

B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 4 September 2013 pukul 11.00 WIB di

rumah pasien.

1. Keluhan Utama: Nyeri kepala belakang sejak 2 hari yang lalu

2. Keluhan Tambahan : Leher belakang terasa kaku dan pegal

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Tanah Abang seorang diri dengan keluhan

nyeri kepala belakang sejak 2 hari yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul namun tidak

sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa seperti ditekan-

tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala. Keluhan adanya mual dan muntah disangkal

oleh pasien. Keluhan pandangan mata kabur disangkal. Keluhan jantung berdebar-debar dan

nyeri dada disangkal.

Pasien juga mengeluh merasakan pegal dan kaku pada leher, namun pasien masih bisa

menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat keluhan serupa sering dialami pasien sejak 6

4

tahun terakhir, dan biasanya muncul bila pasien kelelahan, kurang tidur atau bila pasien

banyak pikiran. Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang

telah diketahuinya sejak 6 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya

menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke klinik dekat rumah dengan keluhan nyeri

kepala. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 150/90

mmHg.

Pasien berobat rutin setiap bulannya semenjak terdiagnosis oleh dokter tekanan darah

tinggi. Pasien biasanya diberi obat amlodipin karena menurut pasien jika memakan obat

captopril pasien mengeluh batuk-batuk. Dari keterangan pasien, dokter yang memeriksa

dirinya pertama kali sudah memberitahukan bahwa pasien harus kembali kontrol sebelum

obat habis. Pasien khawatir jika keluhan nyeri kepala nya muncul, karena pasien menjadi

sulit untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Pasien mengetahui bahwa penyakitnya tidak dapat

sembuh, namun dapat terkontrol jika pasien rutin memeriksakan diri ke dokter.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak 6

tahun yang lalu (2007), dan rutin berobat setiap 1 bulan sekali.

Riwayat asma, diabetes melitus, penyakit jantung dan penyakit paru disangkal oleh

pasien

Riwayat alergi obat disangkal pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat hipertensi, asma, diabetes melitus, penyakit jantung dan penyakit paru

dalam keluarga disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien tinggal di daerah pemukiman yang padat penduduk. Pasien tinggal di rumah

milik sendiri bersama suami, dan kedua anaknya. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Suami pasien bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan Rp. 2.500.000 / bulan. Anak

pertama bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan penghasilan perbulan Rp. 900.000

dan anak kedua bekerja membantu ibunya di rumah. Dengan penghasilan ini, keluarga Ny. A

tidak dapat menabung karena uangnya habis untuk keperluan sehari-hari. Aktivitasnya

dengan lingkungan sekitar rumah, pasien merupakan seseorang yang cukup aktif dalam

5

bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Ny. A suka mengikuti kegiatan pengajian di masjid

dekat rumahnya. .

7. Riwayat Kebiasaan:

Pasien memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, dan lebih sering memasak dengan

dibantu oleh anak-anaknya. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang

mengandung garam dan penyedap rasa, seperti ikan asin, tumis sayur, sayur kangkung.

Namun semenjak didiagnosis dengan penyakit darah tinggi 6 tahun yang lalu pasien mulai

mengurangi menambahkan garam dan penyedap rasa dalam masakannya sehari-hari.

Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol.

Keluarga Ny. A tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok. Untuk pekerjaan rumah tangga

seperti mencuci, menyapu, dan mengepel dikerjakan oleh anak pasien. Pasien mengaku selalu

mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital sign :

Kesadaran : Compos Mentis

Tek. Darah : 150/90 mmHg

Frek. Nadi : 88 x/menit

Frek. Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : 36,8 ◦C

3. Status Gizi :

BB : 67 Kg

TB : 149 cm

BB Ideal : (TB-100) – (TB-100) x 10% = 44,1 kg

Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100% = 67 : 44,1 x 100%

= 151,9 %

IMT : BB(kg) = 30,2 kg/m2

TB2(m2)

Kesan : Obesitas .

6

4. Status Generalis

a. Kepala

Bentuk : Normocephal

Rambut : Beruban, tidak mudah dicabut, rambut lurus

Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga : Bentuk normal, tidak terdapat sekret

Hidung : Septum tidak deviasi, tidak ada sekret, nafas cuping hidung (-)

Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-) JVP 5 ± 2 cmH2O

c. Thorak

Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, iktus

cordis tidak teraba.

Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+), jantung

dalam batas normal

Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

, bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

d. Abdomen

Inspeksi : Perut cembung, simetris

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba

membesar

Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)

e. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

f. Kulit : Tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik.

5. Status lokalis : -

D. Usulan Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan EKG

- Pemeriksaan kolesterol darah

BERKAS KELUARGA

7

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga Pasien

a. Identitas Kepala Keluarga: Pasien Ny. A berusia 55 tahun

Identitas Pasangan: Suami pasien Tn. E berusia 70 tahun

b. Struktur Komposisi Keluarga:

Bentuk keluarga ini merupakan dyad family dengan Tn. E sebagai kepala keluarga

dengan istri bernama Ny. A. Mereka mempunyai dua orang anak, dan tinggal

serumah dengan pasien. Anak pertama yaitu Nn. T (25 tahun) dan anak kedua Nn.

M (23 tahun).

Tabel 1. Anggota keluarga Pasien (Tinggal serumah dengan pasien)

No Nama

Kedudukan

dalam

Keluarga

Jenis

Kelamin

Umur Pendi-

dikan

Pekerjaan

Keterangan

Tambahan

1. Tn. E Kepala

Keluarga

L 70 th SMP Pedagang Pemilik

rumah

2. Ny. A Istri P 55 th SMP Ibu rumah

tangga

Pasien

3. Nn. T Anak pertama P 25 th SMP Penjaga

anak

-

4. Nn. M Anak kedua P 23 th SMA Tidak

bekerja

-

8

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: milik sendiri

Daerah perumahan: padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 6 x 8 m2 Ny. A tinggal di rumah miliknya

sendiri dengan jumlah penghuni 4

orang. Rumah terdiri dari satu ruang

tamu, satu ruang keluarga, 2 kamar

tidur, satu dapur, 1 jamban dan 1 kamar

mandi. Pasien tidur di kamar berukuran

2 x 2,5 m2, dengan pencahayaan dan

sirkulasi udara yang cukup.

Ketersediaan air bersih dan

pembuangan sampah keluarga cukup

baik.

Halaman rumah : Tidak ada halaman

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang

Tingkat rumah : Tidak bertingkat

Lantai rumah: Keramik

Dinding rumah: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 800 watt

Ketersediaan air bersih: PAM

Tempat pembuangan sampah : Ada

9

b. Denah rumah

Gambar 1. Denah Rumah Ny. Armani

c. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan rumah

tangga )

- 1 buah televisi

- 1 buah lemari pendingin

- 1 buah sepeda motor

- 1 buah telepon

- 1 buah kompor gas

- 2 buah kipas angin

- 1 gerobak tempat dagangan di depan rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah

b. Asuransi/Jaminan kesehatan: Tidak ada

10

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan

kesehatan

Angkot / naik

kendaraan sendiri

Pasien jika sakit berobat ke

Puskesmas Johar Baru, karena

biaya yang murah. Jarak rumah

ke puskesmas dapat dijangkau

dengan menggunakan kendaraan

umum atau kendaraan pribadi.

Pasien merasa cukup puas

dengan pelayanan kesehatan yang

ada di Puskesmas Johar Baru.

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Keluarga Ny. A (pasien) memiliki kebiasaan makan sehari dua atau tiga kali dengan

menu makanan sehari-hari yang bervariatif, pasien memasak makanan sehari-hari dibantu

oleh kedua anaknya. Pasien kurang suka mengkonsumsi susu pasien lebih suka

mengkonsusmsi kopi susu.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Menu makanan keluarga Ny. A yang selalu ada saat mereka makan sehari-hari berupa

nasi putih dan tahu/tempe. Disertai menu makan lainnya seperti telor dan ikan asin. Pasien

jarang mengkonsumsi buah dengan alasan mahal. Pasien lebih suka untuk memakan makanan

ringan seperti biskuit dan kue. Pasien juga lebih suka makanan yang asin-asin. Kemudian,

pasien juga menggemari mie instant. Maka kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi.

Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

- Tanggal 1 September 2013

Makan Pagi : Nasi uduk

11

Makan siang : Nasi 1 centong, ikan asin, sayur asem

Makan malam : Mie instan

- Tanggal 2 September 2013

Makan Pagi : Nasi uduk

Makan siang : Nasi 1 centong, teri nasi, tahu 1 buah,

Makan malam : Bakso

- Tanggal 3 September 2013

Makan Pagi : Bubur ayam

Makan Siang : Nasi 1 centong, ayam goreng 1 potong, tempe 1 buah, sayur

kangkung

Makan malam : Nasi 1 centong, ikan asin, tempe 1 buah.

Interpretasi terhadap food recall pasien:

Di luar bulan puasa, pasien rutin melakukan sarapan pagi, pasien mengkonsumsi

kebanyakan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein tanpa memperhatikan

lemak, pasien juga jarang mengkonsumsi buah maupun susu.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien mengerti tentang bahaya penyakit hipertensi. Anak-anak dan suaminya tidak

keberatan untuk membantu biaya pengobatan pasien. Fasilitas yang telah tersedia cukup

memudahkan keluarga untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu menyelesaikan

masalah kesehatan di anggota keluarganya.

Hubungan Ny. A dengan keluarganya cukup baik. Kerukunan terjalin baik antar

anggota keluarga. Keluarga pasien dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny. A,

seperti membawa pasien berobat ke puskesmas jika pasien sakit walaupun hal ini jarang

dilakukan karena suami dan anaknya bekerja. Jarak rumah dengan puskesmas tidak terlalu

jauh, dapat ditempuh dengan angkot ataupun kendaraan pribadi untuk bisa berobat ke

puskesmas. Karena menurut pasien, pelayanan di puskesmas cukup memuaskan dan biaya

pengobatan juga murah.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

12

Pasien memiliki kebiasaan dan senang makan yang asin dan gurih. Pasien mengaku

kebiasaan ini sulit untuk dikurangi namun sejak suami dan anak-anaknya selalu

mengingatkan nya maka pasien sedikit demi sedikit mengurangi kebiasaannya itu.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. E

sebagai kepala keluarga, dan Ny. A sebagai istri. Yang memiliki anak pertama yang bernama

Nn. T (25 tahun), anak kedua Nn. M (23 tahun). Bentuk keluarga pasien adalah keluarga yang

terdiri dari tiga generasi (extended family)

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga berada pada tahap ke delapan yaitu tahapan dimana pasien

sudah pensiun dan lansia.

3. Family map (gambar)

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

13

: meninggal

: hubungan pernikahan

: garis keturunan

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga :

Dalam struktur keluarga pasien, keluarga tersebut termasuk dengan status ekonomi

pasien menengah. Beberapa kebutuhan keluarga ini bisa terpenuhi. Namun karena perhatian

kebiasaan pasien yang suka mengkonsumsi makanan asin dan gurih serta mengkonsumsi

makanan ringan, maka kebutuhan akan gizi seimbang pasien tidak terpenuhi. Kegiatan pasien

tidak terlalu banyak sehingga asupan makanan dan jumlah kegiatan yang dilakukan pasien

tidak seimbang.

Untuk biaya berobat pasien, keluarga pasien menyediakan dana khusus, pasien

menggunakan uang dari suami dan anaknya untuk berobat. Hubungan antara pasien dengan

keluarganya dapat dikatakan harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari cara berkomunikasi

pasien dengan keluarganya yang berada di rumah.

2. Masalah dalam fungsi biologis :

Secara umum keluarga yang serumah dengan pasien dalam keadaan sehat, tidak

terdapat gejala-gejala terjadinya penyakit menular maupun penyakit lainnya pada keluarga

tersebut, kecuali Ny. A yang diketahui menderita hipertensi. Pola hidup dan pola makan

pasien juga yang menunjang faktor resiko terjadinya penyakit tersebut.

3. Masalah dalam fungsi psikologis:

Hubungan kekeluargaan di antara anggota keluarga Ny. A terjalin baik, terbukti saat

keluarga mengantarkan pasien untuk berobat ke puskesmas walaupun keluarga tidak selalu

menemani pasien berobat ke puskesmas setiap saat.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:

Dalam hal ekonomi, keluarga pasien termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke

bawah. Pasien tidak berpenghasilan, kebutuhan sehari-hari pasien dicukupi oleh suami dan

anak pasien.

14

5. Masalah lingkungan :

Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk

dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan sekitar tempat

tinggal tergolong cukup bersih. Terdapat selokan yang masih mengalir dengan baik di sekitar

tempat tinggal. Pembuangan sampah dikumpulkam pada tempat pembuangan sementara yang

ada disekitar tempat tinggal keluarga. Sumber air bersih keluarga berasal dari air PAM.

6. Masalah perilaku kesehatan :

Pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun usaha dalam

merubah pola makan masih kurang karena pasien sendiri kurang mengetahui pola makan

baik bagi dirinya.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi pasien terhadap

penyakit)

Pasien saat datang mengeluhkan nyeri kepala bagian belakang dan disertai leher

terasa kaku dan pegal, pasien langsung datang berobat ke Puskesmas walaupun jarak yang

cukup jauh dari rumah pasien namun dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum

atau kendaraan pribadi serta biaya yang murah. Pasien datang berobat dengan harapan rasa

sakit yang dirasakannya, yaitu nyeri kepala bagian belakang disertai leher terasa kaku dan

pegal sejak 2 hari yang lalu, dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas, sehingga

pasien bisa beraktivitas dalam kondisi badan yang sehat. Harapan berobat pasien adalah

untuk mengurangi keluhannya. Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya tidak

disembuhkan, maka dia tidak dapat beraktivitas dengan baik.

Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan untuk kesembuhan Ny. A, untuk itu

diperlukan komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Yang diharapkan Ny. A sebagai

pasien adalah berkurangnya gejala pada penyakit darah tingginya yang cukup mengganggu

keseharian pasien.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis

menderita hipertensi grade I.

15

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Pasien berumur 55 tahun yang merupakan kelompok usia risiko tinggi munculnya

penyakit hipertensi. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Keluarga kurang

memperhatikan makanan yang dikonsumsi pasien. Pasien tidak mempunyai kebiasaan untuk

menabung.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik, dilihat dari faktor kedekatan dengan

keluarga. Ny.A dengan suami dan anaknya selalu berbagi keluh kesah yang ada dalam

keseharian. Dan juga respon suami dan anak-anaknya yang selalu memperhatikan pola makan

Ny. A setelah Ny. A didiagnosis darah tinggi oleh dokter. Saat gejala penyakit Ny. A timbul

maupun ingin kontrol ke puskesmas, Ny. A selalu ditemani oleh anak keduanya.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik

didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Ny. A dikategorikan dalam nilai skala 5, yaitu dalam kemampuan pasien untuk

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan dan mampu melakukan

aktivitas secara mandiri di dalam maupun di luar rumah.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan

16

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan

Aspek

personal

Menjelaskan pada pasien

bahwa pasien mengalami

hipertensi grade I

Menjelaskan pada pasien

bahwa tidak usah khawatir,

penyakitnya tidak dapat

sembuh namun dapat

terkontrol jika pasien rutin

berobat

Pasien Pada saat

kunjungan ke

puskesmas

Pasien tahu penyakitnya

Pasien tidak khawatitr

terhadap penyakitnya

Penyakit pasien dapat

terkontrol dengan rutinnya

pasien berobat ke

Puskesmas

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

klinik

Terapi Hipertensi grade I

: Amlodipin 10 mg 1 x

sehari (malam hari)

Terapi untuk keluhan :

Paracetamol 500 mg 3x1

Dengan kebutuhan kalori

BBI = 44,1 kg

Keb. Kalori basal =

25 kkal x 44,1 kg =

1102,5 kkal

Derajat aktivitas =

20% x 1102,5 =

220,5

Koreksi gizi = 10%

x 1102,5 = 110,3

Total = 1102,5 +

220,5 + 110,3 =

1433,3 kkal

Dan membiasakan diri

untuk mengurangi makanan

Pasien Pada saat

kunjungan ke

puskesmas

Pasien rutin berobat

sehingga penyakitnya dapat

terkontrol

17

yang asin dan gurih.

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

risiko

internal

Gaya hidup :

Sebaiknya pasien bisa

membagi waktunya dalam

beraktivitas dan tidak terlalu

memikirkan hal secara

berlebihan.

Pola makan :

Menganjurkan pasien untuk

makan 3 kali makan besar, 2

kali makan kecil,

memperhatikan kebutuhan

karbohidrat, protein

(tempe,tahu,ikan), dan

lemak.

Menganjurkan untuk

mengkonsumsi buah,susu

atau makanan yang tinggi

serat untuk kesehariannya.

Jangan makan-makanan

sembarangan terutama yang

terlalu asin dan gurih.

Ekonomi :

Pasien dianjurkan untuk

bisa menabung uangnya

Pasien Saat kunjungan

ke rumah pasien

Pasien bisa mengatur

waktu beraktivitas

Pasien bisa mengikuti pola

makan seimbang sehingga

kebutuhan gizi pasien

terpenuhi, dan juga

diharapkan keluhan pasien

berkurang

Pasien bisa menabung

uangnya

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

psikososial

keluarga

Keluarga lebih

memperhatikan kondisi

pasien yang sudah tua dan

mengerti akan kekhawatiran

yang dirasakan pasien

Keluarga memperhatikan

Keluarga

pasien

Saat kunjungan

ke rumah pasien

Keluarga pasien lebih

memperhatikan

kesejahteraan dan kondisi

penyakit pasien

Pasien bisa istirahat dalam

18

makan pasien dengan

mengingatkan untuk

mengurangi makan

makanan yang asin dan

gurih dan menganjurkan

mengkonsumsi buah dan

susu

Keluarga pasien menemani

pasien untuk berobat apabila

pasien sedang sakit.

masa pemulihan sakitnya

Aspek

fungsional

Menyarankan pasien untuk

dapat mempertahankan

kesehatan badannya, seperti

melakukan olahraga rutin

dan menkonsumsi makanan

yang rendah garam.

Pasien Saat kunjungan

ke rumah pasien

Kondisi tubuh pasien lebih

sehat, tidak mudah sakit,

serta pasien dapat

menjalankan tugas sehari-

harinya dengan baik

F. Analisa Kasus

1. Aspek Personal

Pasien datang karena kesadarannya sendiri ke Puskesmas Johar Baru karena ingin

sembuh dari hipertensi dengan kekhawatiran, jika penyakitnya tidak sembuh pasien tidak bisa

beraktivitas dengan baik.

Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien bahwa pasien mengalami

hipertensi grade I, menjelaskan pada pasien bahwa tidak usah khawatir pada penyakitnya,

karena sakitnya dapat dikontrol jika pasien rutin memeriksakan kesehatannya. Hasil yang

diharapkan setelah dilakukannya penalatalaksanaan tersebut adalah pasien tahu penyakitnya,

pasien tidak khawatir terhadap penyakitnya, dan pasien dapat mengontrolkan penyakitnya

secara rutin.

2. Aspek Klinik

Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien mengeluh nyeri kepala bagian belakang

sejak kurang lebih 2 hari sebelum ke Puskesmas Johar Baru. Keluhan dirasakan hilang timbul

namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa

seperti ditekan-tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala. Keluhan adanya mual dan

19

muntah disangkal oleh pasien. Keluhan pandangan mata kabur disangkal. Keluhan jantung

berdebar-debar dan nyeri dada disangkal.

Pasien juga mengeluh merasakan pegal dan kaku pada leher, namun pasien masih bisa

menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat keluhan serupa sering dialami pasien sejak 6

tahun terakhir, dan biasanya muncul bila pasien kelelahan, kurang tidur atau bila pasien

banyak pikiran. Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang

telah diketahuinya sejak 6 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya

menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke klinik dekat rumah dengan keluhan nyeri

kepala. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 150/90

mmHg. Pada pemeriksaan didapatkan adanya kelainan, terutama yang mengarah kepada

terjadinya gizi berlebih (obesitas), didapatkan bahwa BB pasien = 67 kg dengan TB = 149

cm, sehingga IMT pasien adalah 30,2 kg/m2, dimana IMT pasien tersebut termasuk pada gizi

berlebih (obesitas). Pola makan pasien yang menggemari makanan asin dan jarang

mengkonsumsi buah dan sayur.

Rencana penatalaksanaannya adalah:

Terapi Obesitas dan hipertensi grade II :

Amlodipin 10 mg 1 x sehari (malam hari)

Terapi untuk keluhan : Paracetamol 500 mg 3x1

3. Aspek Internal

Pasien sehari-hari di rumah dengan anak keduanya. Untuk pola makan, pasien jarang

mengkonsumsi buah dan susu. Pasien gemar mengkonsumsi makanan yang asin dan gurih,

pasien juga suka mengemil makanan ringan seperti mie instant. Sehingga pasien kurang

memenehui kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak untuk tubuhnya.

Rencana penatalaksanaannya adalah

Gaya hidup :

Sebaiknya pasien bisa membagi waktunya dalam beraktivitas.

Pola makan :

20

o Menganjurkan pasien untuk makan 3 kali makan besar dengan

porsi makan yang dikurangi, protein (tempe,tahu,ikan), dan

mengurangi lemak.

o Menganjurkan untuk mengkonsumsi buah atau makanan yang

tinggi serat untuk kesehariannya

o Mengurangi kebiasaan memakan makanan yang asin dan gurih

Ekonomi :

Pasien dianjurkan untuk bisa menabung, untuk mengurangi kebiasaan

jajannya diluar.

Diharapkan kelak selanjutnya pasien terhidar dari kekhawatirannya lagi. Pasien bisa

mengatur waktu beraktivitas, pasien bisa mengurangi kebiasaannya mengkonsumsi makanan

yang asin dan gurih, selain itu pasien bisa menabung uangnya.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik. Keluarga Ny. A lebih suka memasak

makanan sendiri dibandingkan membeli makanan di luar rumah. Keluarga juga kurang

memperhatikan makanan yang gemar dikonsumsi pasien. Rencana penatalaksanaan adalah

menganjurkan kepada keluarga untuk memperhatikan makan pasien dengan mengingatkan

untuk mau makan makanan yang bergizi, buah dan susu, serta mengurangi makanan yang

tinggi garam.

5. Aspek fungsional

Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan. Sehingga disarankan kepada pasien untuk

dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti melakukan olahraga rutin dan

mengkonsumsi makanan rendah garam. Dengan demikian diharapkan kondisi tubuh pasien

lebih sehat, serta pasien dapat menjalankan tugas sehari-harinya dengan baik

G. Prognosis

1. Ad vitam: ad bonam

2. Ad sanationam: dubia

21

3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

22