simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

15
SIMPAN PINJAM DALAM ISLAM (ARIYAH) Annisa Dwi Rohmatiwi (04) Annisa Syahliantina (05) Khansha Aundhia Hanak (17) Matahari Prasetyaningtyas (20) Nabila Safa Athaya (28)

Transcript of simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

Page 1: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

SIMPAN PINJAM DALAM ISLAM(ARIYAH)

Annisa Dwi Rohmatiwi (04)Annisa Syahliantina (05)Khansha Aundhia Hanak (17)Matahari Prasetyaningtyas (20)Nabila Safa Athaya (28)

Page 2: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

A.Pengertian

» Ariyah ialah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, agar dapat dikembalikan lagi zat barang tersebut.

» Setiap yang mungkin dikembalikan manfaatnya dengan tidak merusak zat barang itu, boleh dipinjam atau dipinjamkan.

Page 3: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

3

Pinjaman atau ‘ariyah menurut bahasa adalah pinjaman. Sedangkan menurut istilah, ‘ariyah ada beberapa pendapat, yaitu:1.    Menurut Hanafiyah, ‘ariyah adalah: “Memilikkan manfaat secara cuma-cuma.”2.    Menurut Malikiyah, ‘ariyah adalah: “Memilikkan manfaat dalam waktu tertentu dengan tanpa imbalan.”3.    Menurut Syafi’iyah, ‘ariyah adalah: “Kebolehan mengambil manfaat dari dari seseorang yang membebaskannya, apa yang mungkin dimanfaatkan, serta tetap zat barangnya supaya dapat dikembalikan kepada pemiliknya.

Page 4: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

SIMPAN PINJAM DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS

Meminjamkan sesuatu berarti menolong yang meminjam.

41.4

Page 5: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

Bertolong menolonglah kamu atas kebajikan dan taqwa kepada Allah, dan janganlah kamu tolong menolong dalam perbuatan dosa dan bermusuhan” (Al-Maidah: 2)

Page 6: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

“Sabda Rasulullah SAW

“Pinjaman wajib dikembalikan dan orang yang meminjam sesuatu harus membayar.”

(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, dan dikatakan Hadits Hasan)

6

Page 7: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

2. HUKUM SIMPAN PINJAMKaidah: “Jalan menuju sesuatu hukumnya sama dengan hukum yang dituju.” Misalnya, seseorang yang menunjukan jalan kepada pencuri, maka keadaannya sama dengan melakukan pencurian itu.

Page 8: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

Asal hukum meminjamkan adalah sunah, seperti tolong menolong dengan orang lain, kadang-kadang menjadi wajib, seperti meminjamkan kain kepada orang yang terpaksa dan meminjamkan pisau untuk menyembelih binatang yang hampir mati. Juga kadang-kadang haram, kalau yang dipinjam itu akan berguna untuk yang haram.

8

Page 9: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

9Rukun ‘ariyah ada 3, yaitu:

1.    Mu’irMu’ir adalah pihak yang meminjamkan atau mengizinkan penggunaan manfaat barang pinjaman. Syarat mu’ir yaitu:a.   Ahli at-tabarru. Yaitu perizinan pemanfaatan barangb. Berstatus sebagai pemilik manfaat barang, meskipun tidak berstatus sebagai pemilik barang. Sebab obyek akad ‘ariyah adalah manfaat, bukan barangc.   Mukhtar. Yakni akad ‘ariyah dilakukan atas dasar inisiatif sendiri, bukan atas dasar tekanan atau paksaan.

Rukun ‘ariyah

2.    Musta’irMusta’ir adalah pihak yang mendapat izin penggunaan manfaat barang. Syarat musta’ir yaitu:a.    Sah menerima hak melalui akad tabarru’.b.    Tertentu (mua’yan).

Page 10: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

103.    Musta’arMusta’ar adalah barang yang dipinjamkan, atau barang yang manfaatnya diizinkan untuk dipergunakan musta’ir. Syarat musta’ar yaitu:a.    Memiliki potensi bisa dimanfaatkanb.    Manfaatnya merupakan milik pihak mu’irc.    Pemanfaatannya legal secara agamad.    Manfaat yang memiliki nilai ekonomis (maqshudah)e.  Pemanfaatannya tidak berkonsekuensi mengurangi fisik barang.4.    ShighahShighah dalam akad ‘ariyah adalah bahasa interaksi meliputi ijab dan qabul yang menunjukkan perizinan penggunaan manfaat barang.

Page 11: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

11

1.    Muir berakal sehatDengan demikian, orang gila dan anak kecil yang tidak berakal tidak dapat meminjamkan barang.2.    Pemegang barang oleh peminjamAriyah adalah transaksi dalam berbuat kebaikan, yang dianggap sah memegang barang adalah peminjam, seperti halnya dalam hibah.3.    Barang (musta’ar)Dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya, jika musta’ar tidak dapat dimanfaatkan, akad tidak sah.

Syarat-syarat Ariyah

Page 12: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

AND TABLES TO COMPARE DATA

12

Ditinjau dari kewenangannya, akad pinjaman meminjam (‘ariyah) pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam :1.    ‘Ariyah MuqayyadahYaitu bentuk pinjam meminjam barang yang bersifat terikat dengan batasan tertentu, biasanya berlaku pada objek yang berharta, sehingga untuk mengadakan pinjam-meminjam memerlukan adanya syarat tertentu.

Misalnya peminjaman barang yang dibatasi pada tempat dan jangka waktu tertentu. Jika ada perbedaan pendapat antara mu’ir dan musta’ir maka pendapat yang harus dimenangkan adalah pendapat mu’ir karena dialah pemberi izin untuk mengambil manfaat barang pinjaman tersebut sesuai dengan keinginannya.

Macam-macam Ariyah

Page 13: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

132.    ‘Ariyah MutlaqahYaitu bentuk pinjam meminjam barang yang bersifat tidak dibatasi. Melalui akad ‘ariyah ini, peminjam diberi kebebasan untuk memanfaatkan barang pinjaman, meskipun tanpa ada pembatasan tertentu dari pemiliknya.

Contohnya seorang meminjamkan kendaraan, namun dalam akad tidak disebutkan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan kendaraan tersebut. Namun demikian harus disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Tidak boleh menggunakan kendaraan tersebut siang malam tanpa henti. Jika penggunaannya tidak sesuai dengan kebiasaan dan barang pinjaman rusak maka mu’ir harus bertanggung jawab.

Page 14: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

14

1.    Status AkadAkad ‘ariyah bersifat tidak mengikat, sehingga baik mu’ir atau musta’ir memiliki hak untuk membatalkan akad kapan saja secara sepihak2.    Hak Penggunaan Musta’irDisesuaikan dengan perizinan dari pihak mu’ir, sebab mu’ir adalah pemilik manfaat yangmemiliki otoritas membatasi penggunaan miliknya.

Konsekuensi hukum AriyahSetelah akad ‘ariyah terpenuhi syarat dan rukunnya, selanjutnya akan menetapkan beberapa konsekuensi hukum, diantaranya sebagai berikut:

Page 15: simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)

15

3.    Hak Memanfaatkan Barang Pinjaman (Musta’ar)Musta’ar dapat mengambil manfaat barang sesuai dengan izin mu’ir (orang yang memberi pinjaman). 4. Berakhirnya Akad ‘Ariyah‘Ariyah berakhir disebabkan oleh sebagai berikut:a.    Salah satu pihak menjadi tidak lagi cakap hukum melakukan akad ‘ariyah.b.    Diketahui bahwa salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak tasharruf.c.    Adanya penipuan terhadap keadaan barang.d.    Barang dikendalikan oleh yang meminjam.5.    Biaya Perawatan dan Pengembalian Barang Pinjaman