PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM MEMBERDAYAKAN …
Embed Size (px)
Transcript of PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM MEMBERDAYAKAN …

PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM
MEMBERDAYAKAN EKONOMI MASYARAKAT
DI KABUPATEN PINRANG
(Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar)
SKRIPSI
Oleh
MAYASARI. S
NIM 105710213615
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020

ii
PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM
MEMBERDAYAKAN EKONOMI MASYARAKAT
DI KABUPATEN PINRANG
(Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar)
SKRIPSI
Oleh
MAYASARI. S
NIM 105710213615
Di ajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Penelitian pada Program
Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020

iii
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang dan
Dengan Penuh Kerendahan Hati dan Rasa Syukur Kepada Allah, Saya
Persembahkan Skripsi Ini Kepada: Kedua Orangtuaku Yang Tercinta
Sahabatku, Kerabat dan Kawan-Kawan EP15A.
MOTTO HIDUP
“Manfaatkanlah Waktu Sebaik Mungkin”
Tak jarang pula banyak diantara manusia yang tidak mengerti arti sebuah
waktu. Sehingga mereka bersantai-santai di dalamnya dan tidak
memanfaatkannya dengan baik, padahal Nabi telah bersabda. “Waktu
bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik
(untuk memotong), maka ia akan memanfaatkanmu (dipotong).”
(Hadits Riwayat Muslim)

iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Gedung Iqra Lt. 7 Telp (0411) 866972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian :”Peran Koperasi Simpan Pinjam dalam Member-
dayakan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Pinrang
(Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar)
Nama Mahasiswa : Mayasari S.
No. Stambuk/NIM : 105710213615
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah diujikan dan di seminarkan pada tanggal Oktober 2019
Makassar, Oktober 2019
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Hj. Arniati, S.E., M. Si. Samsul Rizal, S.E., M.M. NIDN : 0907037104 NIDN : 0907028401
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
Hj. Naidah, S.E., M.Si. NBM : 710 561

vi

vii

viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
Wa Ta‟ala atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan
kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis curahkan
kepada Rasulullah Shallallahu‟alaih Wa Sallam beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulisan skripsi yang berjudul “Peran Koperasi Simpan Pinjam
Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Pinrang (Studi
Kasus Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Sirajuddin dan Ibu Hernani. Yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan
do‟a tulus tak pamrih. Dan kepada saudara-saudaraku tercinta yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini.
Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan do‟a
restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut
ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi
ibadah dan cahaya penerang kehidupan dunia dan akhirat. Aamiin
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada :

ix
1. Bapak Prof Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, S.E., MM, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naidah, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Hj. Arniati, S.E., MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan saya,
sehingga Skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Samsul Rizal, S.E., MM, selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan
ilmunya kepada saya selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Kepada rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Pembangunan khususnya EP angkatan 2015
yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan
dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan
Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak
utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritiknya demi kesempurnaan Skripsi ini.

x
Mudah-mudahan Skripsi yang sederha ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Makassar, 25 Desember 2019
Penulis

xi
ABSTRAK
MAYASARI. S, 2019, Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam Memberdayakan
Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Pinrang (Studi Kasus Koperasi Simpan
Pinjam Al-Azhar), Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Pembimbing I oleh Ibu Hj. Arniati, dan Pembimbing II oleh bapak Samsul Rizal.
Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran koperasi simpan pinjam
dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di Kabupaten Pinrang (studi kasus
koperasi simpan pinjam Al-Azhar). Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian diperoleh peneliti yaitu bahwa peran koperasi simpan
pinjam Al-Azhar di Kabupaten Pinrang memiliki peran yang sangat penting dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat setempat yang perekonomiannya bisa di
bilang di bawah rata-rata.
Kata Kunci : Koperasi Simpan Pinjam, Ekonomi

xii
ABSTRACT
MAYASARI. S, 2019, the role of savings and loan cooperatives in empowering
the economy of the people in the Pinrang district (case study of the Al-Azhar
savings and credit cooperative), Thesis of the Economics development study
program at the faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of
Makassar. Guide by supervisor I by Ms. Hj. Arniati and mentor II by Samsul Rizal.
This research is to find out how the role of savings and loan cooperatives in
empowering the economy of the community in Pinrang district (case study of the
Al-Azhar saving and loan cooperative). This type of research used in this
research is descriptive qualitative research.
The research results obtained by researchers namely the role of the Al-
Azhar savings and loan cooperative in Pinrang district has a very important role
in empowering the economy of the local community whose economy is an
arguably below average.
Keywords : Saving and loan cooperatives, Economy

xiii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................. 6
A. Koperasi Indonesia ................................................. 6
B. Koperasi Simpan Pinjam ......................................... 19
C. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ..................... 24
D. Kesejahteraan Masyarakat ..................................... 26
E. Tinjauan Empiris ..................................................... 29
F. Kerangka Konsep ................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 32
A. Jenis Penelitian ....................................................... 32
B. Fokus Penelitian ..................................................... 32

xiv
C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ................. 32
D. Sumber Data ........................................................... 33
E. Pengumpulan Data ................................................. 33
F. Instrument Penelitian .............................................. 34
G. Teknis Analisis ........................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 36
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ..................... 36
B. Peran Koperasi Simpan Pinjam dalam Memberda-
yakan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Pinrang 42
C. Pembahasan ........................................................... 46
BAB V PENUTUP ..................................................................... 49
A. Kesimpulan ............................................................. 49
B. Saran ....................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................

xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris 1
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pinrang 2
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Pinrang pada tahun 2017 3
Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Simpan Pinjam
Al-Azhar 4

xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Bentuk Struktur Organisasi Koperasi 1
Gambar 2.2 Kerangka Konsep 2

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kusioner Penelitian .......................................................................
2. Dokumentasi Kegiatan Penelitian..................................................
3. Surat Balasan Penelitian ...............................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Berkembang dimana sebagian besar
penduduk hidup dipedesaan apabila pembangunan nasioanal yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat maka daerah pedesaan diprioritaskan
sebagai bidang garapan pembangunan. Pada saat ini dapat didentifikasikan
pada kenyataan banyak masyarakat yang tinggal didaerah sangat akrab dengan
kemiskinan. Bagian dari sektor pembangunan yang diadakan atau ditingkatkan
adalah pembangunan pada sektor perekonomian yang akan berpengaruh besar
terhadap kemajuan Negara dan masyarakat Indonesia karena pada terwujudnya
perekonomian nasional yang mandiri berdasarkan demokrasi ekonomi. Salah
satu bentuk pembangunan ekonomi yaitu dengan adanya koperasi. Koperasi
Mengandung makna kerjasama.
Bentuk kerjasama yang mengandung aspek ekonomis dan sosial serta
merupakan kerjasama untuk saling tolong menolong terutama pada diri sendiri
dengan cara bersama sama yang dilandasi oleh rasa kekeluargaan. Koperasi
(coorperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerjasama. Dan
ada juga yang mengartikan koperasi dalam makna lain. Seperti yang dikatakan
oleh Arifin Sitio dan Holoman Tamba dalam bukunya ”Koperasi Teori dan
Praktik” yang menyatakan bahwa Enriques memberikan pengertian koperasi
yaitu menolong satu sama lain atau saling bergandeng tangan.
Pelaksanaan demokrasi ekonomi koperasi harus dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuannya serta dibina dan dikelola secara efisien, karena
koperasi merupakan wadah perekonomian yang sesuai dan sangat penting

2
dalam mengembangkan potensi ekonomi rakyat dalam mewujudkan kehidupan
ekonomi yang berdirikan demokratis, prinsip pada demokrasi menegakkan
bahwa pengelolaan koperasi dilakukan dengan cara demokratis, tidak otoriter,
dimana kekuasaan tinggi koperasi ada pada anggota dan setiap anggota
mempunyai suara dalam menentukan keputusan.
Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang
kegiatannya menghimpun dana dari para anggota dan kemudian menyalurkan
kembali dana kepada masyarakat umum. Untuk menjalankan kegiatan
koperasi simpan pinjam dan memungut sejumlah uang dari setiap anggota
koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut dijadikan modal
untuk dikelola oleh pengurus koperasi untuk dipinjamkan kembali kepada
anggota yang membutuhkan.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Al-Azhar merupakan salah satu koperasi
simpan pinjam yang ada di Kabupaten Pinrang, koperasi ini memiliki tujuan untuk
bisa membantu perekonomian masyarakat yang ada di kabupaten pinrang.
Sebelum adanya koperasi, sebagian besar mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Pinrang adalah Bertani dan berdagang. Oleh sebab itu, dengan
adanya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Al-Azhar sedikit banyak membantu
masyarakat dalam mendirikan sebuah usaha. Masyarakat bisa mengajukan
pinjaman modal ke Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Al-Azhar untuk membuat
suatu usaha, dari usaha ini jika berkembang dengan baik maka usaha yang telah
didirikan oleh masyarakat bisa menciptakan lapangan kerja melalui bagi
masyarakat yang lain. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah membuat
usaha industri rumahan. Usaha yang dikelolah dengan baik dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat sehingga perekonomian masyarakat bisa berkembang.

3
Melihat hal tersebut, upaya yang dilakukan oleh koperasi untuk
memberdayakan ekonomi serta melawan praktik rentenir yang dilarang dalam
ekonomi islam. Koperasi simpan pinjam semakin lama semakin penting untuk
melawan perubahan dalam stuktur ekonomi. Secara makro dapat dilihat koperasi
simpan pinjam (KSP) semakin memasyarakat dan berlembaga dalam
perekonomian dan meningkatnya manfaat koperasi bagi masyarakat dan
lingkungan, meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan akibat
adanya koperasi simpan pinjam.
Koperasi simpan pinjam (KSP) Al-Azhar memiliki peran memberdayakan
segenap lapisan masyarakat sehingga mengatasi kemiskinan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Koperasi simpan pinjam juga
memiliki kegiatan utama yaitu menyediakan jasa penyimpanan dan pinjam dana
kepada anggota koperasi. Dalam menjalankan proses bisnis yang terjadi atas
proses pengolahan data, proses simpanan, proses pinjaman dan proses
angsuran. Proses ini dapat dilihat dari sistem dan prosedur yang untuk
mengarahkan bagi data agar dapat diolah menjadi suatu informasi yang
berguna untuk penggunanya. Tanpa adanya sistem dan prosedur jelas ini
akan mengakibatkan terjadinya kekacauan informasi yang berdampak pada
kegiatan operasional baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pada
proses pinjam setiap coordinator simpan pinjam harus mengajukan untuk
mengetahui anggota yang mengajukan pinjaman kemudian dipertimbangkan
dalam rapat pengurus dan anggota yang disetujui permohonan pinjamannya
akan dihubungi oleh pengurus koperasi untuk melakukan pencairan dana.
Koperasi juga memiliki system operating and procedure (SOP) digunakan
untuk memberikan pedoman bagi pengelola untuk mengelola kelembagaan,

4
usaha, dan keuangan koperasi. SOP dijalankan oleh pengurus dan
bertanggung jawab atas segala kegiatan koperasi sedangkan pengawas
bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi.
Pemilihan koperasi ini dikarenakan masyarakat daerah sekitar yang
memiliki kondisi ekonomi yang kurang. Mayoritas pekerjaan masyarakat disana
adalah bertani dan berdagang. Dengan adanya koperasi simpan pinjam ini,
masyarakat disana bisa mengajukan pinjaman dan membuka suatu usaha
sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dari hasil
usaha tersebut. Koperasi ini sangat membantu bagi masyarakat yang ingin
membangun usaha dirumahnya seperti jual makanan campuran dan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah yaitu bagaimana Peranan Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar
dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di Kabupaten Pinrang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana peranan tingkat kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Pinrang yang menjadi anggota koperasi simpan pinjam (KSP) Al-
Azhar?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah untuk:
1. Manfaat Akademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu bagi aktivitas
akademik pendidikan khususnya tentang koperasi. Selain itu, sebagai

5
tambahan informasi dan bahan pembandingan bagi penelitian lain yang
juga meneliti tentang perekoperasian. Selain itu, sebagai tambahan
informasi dan bahan perbandingan bagi penelliti lain yang meneliti
tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi.
2. Bagi KSP Al-Azhar
Memberikan saran dan masukan bagi KSP Al-Azhar khususnya dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi yang lengkap
mengenai koperasi, sehinnga diharapkan masyarakat akan lebih
sejahterah dengan adanya program peran koperasi simpan pinjam dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Koperasi Indonesia
1. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah suatu badan usaha (organisasi ekonomi) yang
memiliki dan dioprasikan oleh para anggotanya untuk memenuhi
kepentingan bersama dibidang ekonomi. Ada juga yang mengatakan
pengertian Koperasi adalah suatu badan hukum yang dibentuk atas asas
kekeluargaan dimana tujuannya adalah untuk mensejahterakan para
anggotanya. Dalam hal ini, koperasi dibentuk dimana kegiatannya
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi kerakyatan. Koperasi dapat didirikan
secara perorangan atau badan hukum koperasi. Badan usaha ini
mengumpulkan dana dari para anggotanya sebagi modal usaha dan
kebutuhan dibidang ekonomi.
Secara etimologi Istilah “Koperasi” berasal dari kata “co-operation” dan
juga berasal dari dua suku kata bahasa inggris, yaitu „co‟ dan
„operation‟. Co berarti bersama, dan operation berarti bekerja. Sehingga
dapat diartikan co-operation (koperasi) adalah melakukan pekerjaan secara
bersama. Jadi, setiap anggota memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
operasional koperasi serta memiliki hak suara yang sama dalam
pengambilan keputusan.
Definisi Koperasi menurut ILO (International Labour Organization)
adalah Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang, Penggabungan
orang-orang berdasarkan kesukarelaan, Terdapat tujuan ekonomi yang ingin
dicapai, Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan

7
secara demokratis, Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang
dibutuhkan, Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara
seimbang.
Menurut Masjfuk Zuhdi, yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu
perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum yang bekerjasama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan.
2. Fungsi, Tujuan dan Peran Koperasi
Fungsi koperasi yang utama adalah mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat yang berupaya untuk
meningkatkan kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian
nasional serta mengembangkan perekonomian, serta mengembangkan
kreativitas dan jiwa beroganisasi, sebagai alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat, alat pendemokrasian nasional,
sebagai salah satu urat nadi perekenomian bangsa Indonesia serta
bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian masyarakat.
Pasal (3) UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, tentang
tujuan koperasi Indonesia seperti berikut:
“Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

8
Sedangkan di dalam pasal (4) UU No. 25 Tahun 1992, diuraikan
fungsi dan peran koperasi Indonesia seperti berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakatan.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Didalam demokrasi ekonomi berdasar pancasila harus dihindarkan
timbulnya cirri-ciri negatif berikut:
a. System free fight liberalism, yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain yang dlam sejarahnya di Indonesia telah
menimbulkan dan menempatkan kelemahan structural posisi Indonesia
dalam ekonomi dunia.
b. Sistem etatisme, yaitu Negara berserta aparatur ekonominya bersifat
dominant serta mendeasak dan mematikan potensi serta daya kreasi
unit-unit ekonomi di luar sektor Negara.
c. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalm bentuk
monopoli yang merugikan masyarakat.
Adapun gambaran dari peran dalam menciptakan demokrasi ekonomi,
dapat dilihat dalam liku-liku yang ada pada segala kegiatan usaha
koperasi. Koperasi dalam melaksanakan kegiatan usahanya,
mnciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu bukan atas
kehendak/kemauan pengurus belaka, tetapi berdasakan kehendak dan
keinginan dari para anggotanya. Kehendak serta keinginan para
anggota kopeasi ini diputus dalam sauatu apar anggota, yang
menetapkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan harus dilaksanakan
oleh koperasi melalui pengurusnya. Kegiatan sepeti ini mencerminkan
ciri demokrasi ekonomi dalam koperasi.

9
3. Landasan-Landasan Koperasi
Penerapan koperasi harus memiliki pedoman dalam menentukan arah
kebijakan yang lebih membawa manfaat untuk para anggota koperasi,
selain itu dalam pelaksanaan kegiatan koperasi harus sesuai dengan
landasan-landasan koperasi Indonesia.
Berikut landasan-landasan struktur koperasi di Indonesia, yaitu:
a. Landasan Idiil
Pancasila merupakan landasan idiil koperasi. Bercermin pada
penerapan Pancasila sebagai dasar negara yang memberikan
pedoman dan sumber hukum sehingga memberikan manfaat untuk
banyak golongan. Koperasi menjadikan hal tersebut sebagai dasar
untuk menerapkan semua kegiatan koperasi agar sesuai dengan nilai-
nilai dalam sila-sila Pancasila, yang tujuannya sesuai dengan tujuan
dalam undang-undang yaitu terwujudnya kesejahteraan sosial.
b. Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional atau sering disebut dengan landasan
struktural dalam koperasi Indonesia adalah UUD (Undang-Undang
Dasar) 1945. Secara detail landasan ini tertuang dalam Pasal 33 ayat
1 yang menegaskan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Sekilas memang tidak
dinyatakan dengan jelas jika koperasi merupakan bagian dari salah
satu penopang dalam struktural perekonomian Indonesia.
Jika kita melihat pasal 33 tersebut dengan lebih teliti, disana
menyebutkan “asas kekeluargaan”. Asas ini erat kaitannya dengan
keberadaan koperasi hingga saat ini, karena asas kekeluargaan

10
merupakan asas koperasi Indonesia. Dengan adanya persamaan asas
yang selaras inilah, menjadikan UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 sebagai
landasan konstitusional koperasi.
c. Landasan Mental
Landasan mental koperasi indonesia adalah adanya sikap yang
berdasarkan pada kesadaran pribadi dan kesetiakawanan. Dalam
koperasi dua sifat ini saling berkaitan dan tidak bisa terpisah satu
dengan yang lain, untuk menjaga kuatnya sistem koperasi harus ada
rasa kesetiakawanan antar anggota koperasi. Demi mencapai
kemajuan, perkembangan usaha, dan kesejahteraan anggota
koperasi, tidak cukup hanya dengan menumbuhkan rasa
kesetiakawanan saja akan tetapi sifat ini harus diikuti kesadaran diri
untuk berkembang bersama-sama mewujudkan tujuan koperasi. Dua
sifat ini merupakan identitas penting bagi koperasi, yang mana sudah
menjadi tuntutan bagi semua anggota untuk menerapkan sifat ini
dalam aktivitas koperasi.
d. Landasan Operasional
Landasan operasional didalamnya memuat dasar-dasar peraturan
dan tata tertib yang wajib ditaati dan diikuti oleh semua anggota, baik
itu pengurus, manager, badan pemeriksa dan karyawan koperasi
lainnya, tujuannya adalah agar peraturan- peraturan ini dijadikan
sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-
masing anggota.
Terdapat 2 jenis dasar landasan operasional dalam menjalankan
kegiatan koperasi, dimana dasar landasan ini merupakan hasil adanya

11
kesepakatan yang tertuang dalam Undang-Undang dan peraturan
lainnya. Berikut ini merupakan peraturan yang menjadi landasan
operasional koperasi,
1) UU No. 25 Tahun 1992, didalamnya berisi tentang Pokok- pokok
Perkoperasian.
2) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Koperasi.
4. Perbedaan Koperasi dan Non-Koperasi
Koperasi usahanya di tujukkan kepada dua sektor adalah sektor interm
(anggota) dan sektor ekstern (bukan anggota / umum), sedangkan bagi
non koperasi aspek tersebut Cuma ditujukan untuk umum atau
masyarakat saja.
a. Dilihat dari proses kegiantannya
Ditinjau dari proses kegiatan dalam usaha mencapai cita- citanya
sebagai badan usaha, dapat dengan jelas terlihat perbedaan antara
koperasi dan non koperasi tersebut. Dalam hubungan ini beberapa
dimensi dapat digunakan sebagai variabel yang memperjelas perbedaan
dimaksud yaitu antara lain:
1) Dimensi usaha
2) Dimensi ketatalaksanaan usaha
3) Dimensi dasar keyakinan usaha
4) Dimensi kemanfaatan usaha
5) Dimensi modal kerja
6) Dimensi pembagian sisa hasil usaha (surplus)
7) Dimensi sikap terhadap pasar

12
8) Dan Dimensi tujuan usaha
b. Dilihat dari dimensi kekuasaan
1) Koperasi dilihat dari dimensi kekuasaan tertinggi dalam
menentukan kebijaksanaan usaha, perbedaannya bahwa dalam
koperasi adan ditangan para anggota melalui alat kelengkapan
koperasi yang disebut rapatan anggota tahunan.
2) Non Koperasi, sedangkan dalam badan usaha non koperasi
kekuasaan tersebut berada pada para pemegang saham.
Disamping itu bekerjanya kekuasaan tersebut didalam koperasi
didasarkan pada prinsip satu orang satu suara, sedangkan bagi no
koperasi hal itu atas dasar besarnya jumlah modal (uang) yang
diinvestasikan melalui saham- saham.
c. Dilihat dari dimensi usaha
Dari dimensi usaha dapat ditinjau perbedaannya yaitu:
1) Koperasi usahnya ditujukkan kepada dua sektor yakni sektor
interm (anggota) dan sektor ekstern (bukan anggota/umum).
2) Sedangkan bagi non-koperasi aspek tersebut ditujukan untuk
umum atau masyarakat saja.
d. Dilihat dari dimensi ketatalaksanaan usaha
Perbedaan koperasi dan non koperasi dilihat dari dimensi
ketatalaksanaan usaha, koperasi pada prinsipnya ialah (open
management) keterbukaan manajemen. Sebaliknya pada non
koperasi dimensi ketatalaksanaan usah ini ialah bersifat tertutup. Dari
dimensi dasar keyakinan usaha, maka pada koperasi labih

13
mengutamakan pada kekuatan sendiri. Sedangkan non koperasi
mendasarkan keyakinan usahnya pada kekuatan modal dan pasar.
e. Dilihat dari dimensi kemanfaatan usaha
Bila dilihat dari dimensi kemanfaatan usaha maka perbedaannya
bahwa bagi koperasi usahnya bermanfaat baik anggotanya dan juga
masyarakat, sedangkan pada non koperasi kemanfaatan usaha
tersebut tertuju kepada pemilik modal dan masyarakat. Apabila
didasarkan pada modal usah maka koperasi mengutamakan
perolehan modal usahanya dari simpanan para anggota. Sedangkan
non koperasi akan memperoleh modal usahanya dari masyarakat
yang membeli saham-sahamnya.
f. Dilihat dari keuntungan
Dalam pembahasan keuntungan maka dalam koperasi didasarkan
pada banyaknya jasa anggota sedangkan pada badan usaha non
koperasi berdasarkan pada modal yang disetorkan. Demikian pula
bila dilihat dari dimensi sikap keduanya terhadap pasar, pada
koperasi maka dijalin koordinasi antar koperasi, sedangkan pada
usaha non koperasi sikapnya terhadap pas ialah persaingan yang
murni.
g. Dilihat dari tujuan usaha
Terakhir perbedaan koperasi dan non koperasi ini juga jelas bila
dilihat dari dimensi tujuan usaha yakni tujuan didirikannya koperasi
ialah untuk memberikan pelayanan, sedangkan pada non koperasi
tujuan usahnya ialah untuk mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya.

14
Pada prinsipnya, perbedaan koperasi dan non koperasi yang
ditinjau dari beberapa dimensi seperti yang telah diuraikan diatas bisa
dijadikan menjadi tolak ukur, apakah suatu badan usaha yang
menemakan dirinya sebagai koperasi melaksanakannya secara
konsisten atau tidak dalam kaitan ini. Menurut Charles Gide
mengemukakan bahwa, koperasi harus setia pada dirinya dan tidak
menyimpang menjadi bentuk lain dan untuk itu nilai- nilai yang
dianutnya harus merupakan realitas hidup dalam kegiatan maupun
tingkah laku orang-orang koperasi.
5. Struktur Organisasi Koperasi
Struktur adalah kata lain bagan atau susunan. Sedangkan istilah
Organisasi berasal dari kata bahasa Yunani “Organon” yang maksudnya
alat/perkakas. Dengan demikian Organisasi dapat diartikan “Suatu alat yang
digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Oleh sebab itu struktur organisasi dapat dijelaskan suatu susunan dari alat
yang digunakan untuk rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

15
Bentuk Struktrur Organisasi Koperasi
Gambar 2.1.
Keterangan: A = Anggota DP = Dewan Penasehat
RA = Rapat Anggota M = Manajer
BP = Badan Pemeriksa KB = Kepala Bagian
P = Pengurus P = Pegawai

16
a. Anggota Koperasi
Keanggotaan Koperasi dapat terdiri dari :
1) Orang-orang
2) Badan-badan Hukum koperasi.
Sebagai buktinya, masing-masing harus tercatat didalam “buku
daftar anggota” yang diselenggrakan oleh pengurus
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pejabat.
Keanggotaan ini berdasarkan kepada adanya persamaan
kepentingan dalam usaha dengan alasan keanggotaan ini tidak
boleh dipindahkan. Disamping itu kartu tanda anggotanya
adalah berdasarkan pada “atas nama”, oleh karena itu tidak
dapat diwakilkan kepada orang lain. Keanggotaan juga tidak
dapat secara otomatis berpindah tangan kepada ahli waris
kecuali bahwa boleh dipindahkan. Terdaftarnya badan hukum
koperasi diatas maka padanya melekat beberapa kewajibandan
hak baik yang diatur dalam perundang-undangan maupun
dalam AD/ART.
b. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan salah satu “alat perlengkapan
organisasi” disamping Pengurus dan Badan Pemeriksa, juga
merupakan kekusaan tertinggi dalam kehidupan koperasi dimana
setiap anggota berhak atas satu suara. Keputusan Rapat Anggota
sedapat mungkin diambil berdasarkan permusyawaratan, atau
terkendali dengan istilah, musyawarah untuk mufakat. Namun bila
tidak tercapai, diputuskan dengan suara banyak. Hubungan ini

17
terbuka kemungkinan pemungutan suara dalam masalah-masalah
yang sulit dibenarkan. Pemungutan suara di atas dipraktikan „satu
orang satu suara‟. Bila anggota koperasi berupa badan hukum dan
koperasi tingkat atasnya, diterapkan system suara seimbang yang
diatur dengan baik dalam AD, yaitu berdasarkan jumlah anggota
yang ada dalam masing-masing koperasi yang menjadi
anggota. Selain para anggota sendiri, yang menghadiri Rapat
Anggota adalah termasuk alat pelengkap organisasi koperasi
lainnya beserta para pejabat dan peninjau serta undangan lainnya.
c. Badan Pemeriksaan
Setelah perlimpahan tugas, tanggung jawab dan wewenang
dari RA, maka masing-masing penerima limpahan tersebut yang
tak lain adalah pengurusan dan BP, segera pula menyusun
rencana operasionalnya. Pengurus yang bertugas sebagai
pelaksana operasional dibidang usaha, organisasi dan tugas yang
bersifat memajukan koperasi.
Sebagai alat perlengkapan organisasi yang tidak kalah
pentingnya dan berdiri sejajar dengan pengurus Badan Pemeriksa.
Pentingnya keberadaan badan ini, ditujukkan dalam peraturan
perundang-undangan perkoperasian yang berlaku yang mengatur
semua aspek dalam kedudukannya (pada prinsipnya dapat
disebut) sebagai Lembaga Pengawas. Umpamanya mulai Pasal 19,
tentang alat perlengkapan koperasi, Pasal 27 tentang pemilihan
anggotanya (ayat 1), tentang jabatan agar tidak overlapping (ayat
2), tentang persyaratan keanggotaanya dan masa jabatannya

18
(ayat 3), pasal 28 tentang tugas pasal 29 tentang wewenang
dan pasal 30 tentang kerahasiaan laporannya. Semua pasal pasal
tersebut diatur dalam Undang-undang No.12 Tahun 1967.
d. Pengurus
Sebagaimana telah diuraikan dimuka, pengurus koperasi dipilih
dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. Dalam praktiknya
mungkin anggota yang berhak dipilih tidak selalu mempunyai
keahlian serta kemampuan manajemen. Kondisi seperti ini
membuka kemungkinan untuk menunjuk pengurus yang bukan
anggota koperasi. Pengangkatan pengurus yang bukan berasal dari
anggota sendiri seperti ini hanya bersifat temporer. Koperasi
berkewajiban menyiapkan mendidik dan melatih calon pengurus
yang berasal dari anggota koperasi.
e. Dewan Penasehat
Rapat Aggota dapat membentuk penasehat demi kepentingan
koperasi pada umumnya. Pengurus pada khususnya. Untuk
keperluan ini dapat diangkat Dewan Penasihat yang anggotanya
berasal dari organisai koperasi sesuai dlengan keahliannya.Para
anggota Dewan Penasehat ini tidak diberi gaji kecuali hanya
berupa honorarium yang diusulkan pengurus dan disetujui Rapat
Anggota. Di samping itu Dewan Penasehat juga tidak
menerima hasil dari SHU dan tanpa hak suara baik dalam Rapat
Anggota dan RAT. Tugas utama Dewan Penasehat (sehingga
disebut sebagai Lembaga/Dewan Penasehat) adalah mengajukan

19
saran yang berguna bagi upaya pengurus mengatasi persoalan
dalam kegiatan sehari-hari.
f. Manajer dan Karyawan Lainnya
Posisi peran pengurus dan manajer koperasi di Indonesia
sangat strategis dan struktural. Hal ini sesuai dengan kewenangan
yang dilimpahkan kepadanya oleh Top Manajemen Koperasi
untuk menjalankan usaha, baik dimensi ideal maupun ekonomi
koperasi. Dengan itu keterbatasannya, waktu, keahlian dan lain-lain
serta kemajuan manajemen umumnya, pengurus dapat
memberikan wewenangnya kepada manajer, khusus untuk
menjalankan perusahaan (bidang ekonomi) koperasi. Dengan
demikian karyawan-karyawan (termasuk manajer) koperasi ini
merupakan tenaga professional dalam menjalankan kebijakan
pengurus. Mereka diangkat dan diberhentikan dan bertanggung
jawab kepada pengurus.
B. Koperasi Simpan Pinjam
1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam (KPS)
Koperasi Simpan Pinjam ( KSP) adalah lembaga keungan bukan
bank yang berbentuk koperasi dengan kegiatan usaha menerima
simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada para anggotanya
dengan bunga yang rendah.
Koperasi simpan pinjam atau biasa disebut koperasi kredit merupakan
suatu bentuk koperasi yang berdiri sendiri dimana anggotanya adalah
orang-orang atau badan-badan yang tergabung dalam koperasi

20
tersebut. Mereka yang tidak terdaftar sebagai anggota tidak bisa
menyimpan atau meminjam uang dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Menurut Ninik Widiyanti & Sunindhia (2009) mengemukakan bahwa
koperasi simpan pinjam yaitu suatu usaha yang bergerak dalam bidang
pengumpulan modal dengan cara tabungan dan pinjaman dari
anggotanya. Tujuan pengumpulan dana tersebut yaitu untuk
memudahkan para anggotanya agar mendapatkan modal usaha yang
pruduktif dan menambah kesejahteraan.
2. Modal Koperasi Simpan Pinjam
Sumber permodalan koperasi simpan pinjam berasal dari dua sumber,
yaitu dari modal pinjaman dan dari modal sendiri. Modal pinjaman adalah
modal yang dihimpun dari para anggota, koperasi lain, dan lembaga
keuangan lain seperti Bank.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari para anggota koperasi,
yaitu berupa simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela, dan
hibah.
Secara ringkas, berikut adalah beberapa sumber modal koperasi :
a. Simpanan Pokok, yaitu simpanan wajib sejumlah uang yang harus
dibayar oleh para anggota saat pertamakali bergabung menjadi
anggota koperasi dan tidak dapat diambil kembali selama menjadi
anggota. Besar simpanan pokok masing-masing anggota nilainya
sama.
b. Simpanan Wajib, yaitu simpanan wajib sejumlah uang yang harus
diserahkan para anggota koperasi setiap periode waktu tertentu dan
dengan nominal tertentu.

21
c. Simpanan bebas/sukarela, yaitu simpanan yang diberikan para
anggota koperasi secara sukarela dan bisa diambil kembali kapan
saja.
d. Hibah/Donasi, yaitu uang atau barang modal yang memiliki nilai yang
diterima dari pihak pemberi dan sifatnya tidak mengikat.
3. Fungsi Koperasi Simpan Pinjam
Pada pelaksanaannya koperasi ini memiliki beberapa peranan dan
fungsi yang sangat penting bagi para anggotanya. Berikut ini adalah fungsi
koperasi simpan pinjam terhadap anggotanya:
a. Peran dan Fungsi Simpanan
1) Uang yang disimpan lebih aman, terjamin, dan produktif.
2) Uang simpanan di koperasi bisa menjadi investasi untuk masa tua
karena besarnya akan terus bertambah.
3) Semua uang simpanan di koperasi dapat diambil seluruhnya jika
ingin berhenti menjadi anggota.
4) keinginan untuk menabung uang kepada para anggota.
4. Keanggotaan Koperasi
Konteks Koperasi Menurut UU. 25 Tahun 1992. Anggota dan
keanggotaan koperasi simpan pinjam menjadi isu sentral dalam
penyelenggaraan kegiatan usaha pada Koperasi Simpan Pinjam/usaha
simpan pinjam (KSP/USP). Isu ini pada mulanya berkembang menjadi
konteks permasalahan yang cukup kompleks oleh karena perkembangannya
kegiatan usaha koperasi pada dasarnya adalah anggota koperasi itu sendiri.
Landasan Yuridis penyelenggaraan KSP menjadi titik tolak utama, apakah
KSP tersebut memiliki prinsip prinsip yang selaras dengan UU No. 25

22
Tahun 1992 tentang koperasi. Dasar hukum tersebut juga sangat penting
untuk melihat eksitensi anggota KSP, serta dampak kegiatan usaha KSP
kepada mereka. Untuk itu dalam PP No. 9 Tahun 1999 yang mengatur
mengenai keanggotaan KSP perlu untuk dicermati bagaimana
konsitensisnya terhadap prinsip dasar koperasi menurut UU No. 25 Tahun
1992.
a. Anggota Koperasi dan Anggota KSP
UU No. 25 Tahun 1992 diatur mengenai keanggotaan didalam
koperasi. Adapun yang dimaksud dengan anggota koperasi adalah
pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (pasal 17 ayat 1),
dengan ketentuaan bahwa mereka adalah setiap warga Negara yang
Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
Pasal 18 ayat 2.
Sementara itu, didalam PP No. 9 Tahun 1995, tidak diatur
secara terperinci dan lebih detail mengenai siapa yang dimaksud
sebagai anggota koperasi simpan pinjam secara khusus. Hal ini
sebagai bentuk keterikatan PP dengan UU Koperasi, sehingga secara
keanggotaan KSP adalah sebagaimana yang diatur dalam UU
Koperasi. Akan tetapi yang perlu dicermati adalah apakah memang
benar bahwa keanggotaan koperasi yang dimaksud oleh PP adalah
sejalan dengan UU Koperasi. Problematika ini dapat dilihat dalam
Pasal 18 ayat (1) PP tersebut menyatakan bahwa kegiatan usaha
simpan pinjam dilaksanakan dari dan untuk anggota, calon anggota
koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan anggotanya. Didalam

23
pasal ini kemudian dikenal adanya anggota dan calon anggota
koperasi simpan pinjam. Didalam penjelasan Pasal 18 ayat (1)
tersebut diterangkan bahwa yang dimaksud calon anggota adalah
orang yang telah melunasi simpanan pokok kepada koperasinya,
tetapi secara formal belum sepenuhnya melengkapi persyaratan
administratif, antara lain belum menandatangani Buku Daftar
Anggota.
Pasal 18 ayat 2 kemudian mengharuskan bahwa calon anggota
yang telah membayar penuh simpanan pokok, maksimal 3 bulan
setelahnya harus diangkat menjadi anggota.
b. Anggota dalam Kegiatan Usaha KSP
Berkaitan dengan kegiatan usaha, yang kemudian menjadi
pernyataan adalah calon anggota memiliki hak dan kewajiban yang
sama dengan yang sudah menjadi anggota. Pasal 20 UU No. 25
Tahun 1992 ditentukan bahwa anggota memiliki hak dan
kewajibannya, kewajiban anggota salah satunya adalah turut
berpatisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi. Disisi yang lain anggota berhak untuk memanfaatkan
koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama
anggota. Lain halnya pada ketentuaan tentang kegiatan usaha didalam
PP No.9 Tahun 1995 yang memunculkan istilah calon yang belum
memiliki kejelasan soal hak anggota dan tanggung jawab apakah
sama dengan anggota koperasi atau tidak. Kegiatan pokok KSP
adalah simpan pinjam, yang melibatkan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan anggota koperasi lain. Pasal 18 ayat 9 Tahun 1995

24
sebenarnya dalam konteks yuridis sangat menetukan kedudukan
anggota dalam setiap aktivitas kegiatan usaha koperasi simpan
pinjam. Pengutamaan pelayanan simpan pinjam kepada anggota,
bukan kepada calon anggota, menjadi titik tolak utama dalam
kegiatan usaha KSP.
Rapat Anggota Tahunan dibuat kebijakan mengenai batas
maksimum pemberian pinjaman kepada anggota, calon anggota,
koperasi lain dan anggota koperasi. Kemudian, yang diperlukan
sama khusus untuk besarnya pinjaman kepada anggota, pengurus,
dan pengawas. Sedangkan kepada calon anggota dan koperasi lain
atau anggotanya, besar pinjaman dapat pula ditentukan.
Kemampuan penarikan dana dari anggota dan calon anggotanya,
koperasi lain atau anggotanya, menentukan besaran modal yang
diperoleh oleh KSP untuk disalurkan kepada anggota yang lain
sebagai bentuk aktivitas usaha KSP yang bersangkutan. Akan tetapi,
partisipasi anggota berbeda dengan partisipasi calon anggota.
Kelemahan ketentuan diatas menempatkan anggota dalam posisi yang
lebih menguntungkan oleh karena didalam RAT, anggota memiliki
kemampuan untuk menetukan kebijakan untuk besaran pinjaman yang
diperolehnya, sementara untuk besaran pinjaman kepada calon
anggota bisa ditentukan.
C. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Menurut Ginanjar Kartasasmita, pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan

25
membangkitkan kesadaran akan potensi serta berupaya untuk
mengembangkan Pemberdayaan ekonomi masyarakat, didasari dari
pemahaman, bahwa suatu masyarakat dikatakan berdaya jika memiliki
salah satu atau lebih dari beberapa variabel. Pertama, memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup dan perekonomian
yang stabil. Kedua, memiliki kemampuan beradaptasi dengan perebuhan
lingkungan. Ketiga, memiliki kemampuan menghadapi ancaman dan
serangan dari luar. Keempat, memliki kemampuan bekreasi dan
berinovasi dalam mengaktualisasikan diri dan menjaga eksitensinya
bersama bangsa dan Negara lain.
Pembahasan mengenai perekonomian masyarakat ada kemungkinan
yang perlu diperhatikan. Pertama, ekonomi masyarakat itu hampir
identik dengan ekonomi pribumi Indonesia. Sementara itu masyarakat
islam sendiri merupakan 87% dari total penduduk. Dari pengertian ini
adalah bahwa jika dilakukan pembangunan nasional yang merata
seacara vertkal maupun horizontal, maka hal ini berarti juga
pembangunan ke perekonomian umat Islam.
Tidak dipungkiri oleh siapapun yang dapat berfikir jernih dan
logis, bahwa islam merupakan system hidup, ajaran islam yang terdiri
atas aturan aturan mencakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Secara garis besar aturan tersebut dibagi dalam tiga bagian yaitu,
aqidah, akhlak, dan syariah yang terdiri atas bidang mauamalah
(sosial), dan bidang ibadah (ritual).
2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
a. Perbaikan Kelembagaan (Better Institution)

26
Dengan perbaikan aktivitas perilaku/perilaku yang dilakukan,
diharapkan bisa memperbaiki kelembagaan dan juga pengembangan
jejaring kemitraan usaha.
b. Perbaikan Usaha (Better Business)
Perbaikan pendidikan (semangat dalam belajar), diperbaikinya
aksesbisnislitas, aktivitas dan perbaikan kelembagaan, diharapkan
bisa memperbaiki bisnis yang dijalankan.
c. Perbaikan Lingkungan (Better Environment)
Perbaikan pendapatan diharapkan bisa memperbaikan lingkungan
(fisik dan sosial) karena kerusakan lingkungan biasanya dikarenakan
adanya kemiskinan atau penghasilan yang terbatas.
d. Perbaikan Kehidupan (Better Living)
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik,
diinginkan bisa memperbaiki kondisi kehidupan masing masing
masyarakat dan keluarga.
e. Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Kehidupan yang lebih baik sangat terdukung jika lingkungan fisik dan
sosial yang ada juga lebih baik, hal ini diharapkan bisa terwujudnya
kehidupan masyarakat yang lebih baik juga.
D. Kesejahteraan Masyarakat
1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Undang-undang No. 11 tahun 2009, tentang
kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak

27
dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
2. Model Kesejahteraan Masyarakat
Keluarga Sejahtera didefinisikan persis tentang dalam Pasal 1 Ayat
11 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992. Bunyinya adalah sebagai
berikut. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota
dan antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.Secara
lebih rinci yang dimaksud dengan tahapan percapaian tingkat
kesejahteraan keluarga adalah sebagai berikut (Kantor Menteri Negara
Kependudukan/BKKBN, 1997).
Keluarga prasejahtera yaitu keluarga keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan dasarnya seperti
kebutuhan agama, pangan, sandang, dan kesehatan.
Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya.
Keluarga sejahtera tahap II yaitu keluarga yang dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya seperti menabung
dan memperoleh informasi.
Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan

28
pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan
maksimal terhadap masyarakat.Keluarga sejatera tahap III plus yaitu
keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan, meliputi kebutuhan
dasar, sosial psikologis, dan pengembangan, serta dapat memberikan
sumbangan nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Tahap keluarga sejahtera didentifikasi dengan menggunakan 13
variabel. Variabel tersebut meliputi, agama, pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, keluarga berencana, tabungan, interaksi dalam
kelurga, interaksi dengan lingkungan, informasi, transportasi, dan peranan
dalam masyarakat. Ketigabelas variabel tersebut kemudian dituangkan
menjadi 23 item yang terbagi kedalam empat kelompok. Setiap kelompok
mengukur tingkat kesejahteraan keluarga.
Kelompok tersebut juga disusun secara hierarkis mulai dari item
untuk mengukur keluarga sejahtera tahap I, II, III, dan III+. Bila sebuah
kelurga memenuhi semua kriteria seperti tertuang dalam item
kelompok I, keluarga tersebut telah dianggap masuk dalam kategori
keluarga sejahtera tahap I. Bila ada salah satu sistem yang tidak
terpenuhi, keluarga yang bersangkutan masuk dalam tahapan keluarga
prasejahtera. Untuk dapat masuk dalam kategori kelurga sejahtera tahap
II, sebuah kelurga harus memenuhi semua kriteria atau item tahap I
dan II.
Bila ada salah satu kriteria tahap II yang tidak terpenuhi, keluarga
tersebut hanya terkategori ke dalam tahap I. Untuk dapat masuk kategori
III, keluarga harus memenuhi kriteria tahap I, II, dan III.

29
Demikian juga untuk masuk kategori III+, yang harus dipenuhi
adalah kriteria tahap I, II, III, dan III+. Salah satu ciri dari
pengukuran keluarga sejahtera dengan model ini adalah ketatnya
kriteria yang harus dipenuhi dan disusun secara hierarkis. Jadi,
meskipun sebuah keluarga memenuhi kriteria tahap II, III, dan III.
E. Tinjauan Empiris
Untuk membantu memahami seberapa penting penelitian ini, maka kami
akan memperlihatkan beberapa hasil dari penelitian terdahulu dan hasil
kesimpulannya:
Tabel 2.1.
Tinjauan Empiris
No
Nama Peneliti/ Tahun
Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1. Himawan Arifianto. (2015)
Peran Koperasi Simpan Pinjam dan Efektifitas Kredit dalam meningkatkan kesejahteraan anggota (studi pada koperasi simpan pinjam lestari mandiri kecamatan lawang kanupaten Malang)
Metode yang digunakan menggunakan metode kualitatif (penjelasan).
Ksp Lestari mandiri memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan anggota.Upaya yang dilakukan yaitu tidak hanya memberikan kredit tetapi juga memberikan pendampingan dalam rangka untuk penggunaan kredit yang telah diberikan.
2. Endi Sarwoko. (2009)
Analisis peran koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam dalam upaya pengembangan. UMKM di kabupaten Malang.
Metode deskriptif kualitatif
Ksp memiliki peran yang cukup besar dalam pemenuhan permodalan UMKM di kabupaten Malang,ditujukan dari kemampuan Ksp dalam menyalurkan kredit modal kerja ke UMKM sebesar

30
79,81% dari total kredit yang disalurkan.
3. Rita Armani, (2007)
Peran Koperasi Simpan Pinjam Kharisma Sejati terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil dipasar dasan agung mataram
Metode penelitian ini menggunakan kualitatif
Ksp Kharisma Sejati memiliki peran yang cukup berarti dalam meningkatkan pendapan pedagang kecil dipasar agung mataram dibuktikan dengan bertambahnya beberapa komoditi yang dijual.
4. Zakiatun. (2005)
Dimensi-dimensi ekonomi islam dalam praktek simpan pinjam pada koperasi negeri BKKBN Praya.
Penelitian yang dilakukan sama-sama dilakukan dikoperasi dengan metode kulitatif
Penerepan kerja koperasi pegawai negeri BKKBN Praya sudah sebagian besar sesuai dengan koperasi dalam islam yang ditekankan dalam skripsi ini agar kegiatan koperasi sesuai dengan konsep ekonomi islam,dan sisa hasil usaha atau keungan yang diperoleh benar-benar atas ridho Alla swt.
5. Suhainiwati, (2002)
Sistem simpan pinjam koperasi kelompok tani rantai emas didesa ganti.
Dalam penelitian ini obyek peneliti sama pada koperasi namun berbeda tempat dan menggunakan metode kualitatif
Sistem simpan pinjamyang dilakukan oleh koperasi kelompok tani rantai emas memiliki dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dalam system simpan pinjam tersebut dan menyebabkan terjadinya simpan pinjam didesa ganti karena masyarakat tidak dapat mencukupi kehidupan sehari-hari.

31
Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
F. Kerangka Konsep
Koperasi merupakan kumpulan aktivitas yaitu anggota, pengurus, dan
pengelola dalam menjalankan usaha, maka semakin banyak karyawannya
semakin besar koperasi tersebut. Keberhasilan koperasi sangat bergantung
pada kerjasama ketiga unsur organisasi koperasi, yaitu anggota, pengurus,
dan pengelola dalam mengembangkan organisasi yang pada akhirnya
memberikan imbalan yang sesuai kepada para anggota. Anggota yang
sangat mengharapkan komitmen yang tinggi dari para pengelola yaitu
pelayanan kepada setiap anggota ataupun calon anggota, maka manajemen
koperasi merupakan kesatuan dari ketiga pihak tersebut.
Gambar 2.2
Peran Koperasi

32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan dalam penelitian kualitatif, definisi dari kualitatif
sendiri menurut Arikunto (2007) dalam Rohman (2011) yaitu penelitian yang
pada hasil akhirnya dinyatakan dengan tolak ukur yang sudah ditentukan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang berbentuk kata dan kalimat.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu, karena data
yang dihimpun dalam bentuk konsep, yaitu berupa kata tertulis atau
lisan dari orang orang dan perilaku yang telah diamati. Pengolahan data
yang dilakukan secara langsung dikerjakan dilapangan dengan cara
mencatat dan mendeskripsikan sehingga sesuai untuk menganalisa dan
mengidentifikasi hal-hal yang terjadi dan masalah yang berkaitan dengan
judul penelitian.
B. Fokus Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah yang telah diuraikan, serta untuk
memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti memfokuskan
penelitiannya yaitu seberapa besar peranan koperasi simpan pinjam dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Pinrang.
C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Pinrang. Lokasi ini
dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut terdapat banyak
anggota koperasi simpan pinjam (KSP) Al-Azhar. Adapun penelitian ini
dilakukan selama 1 (satu) bulan.

33
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti. Pengambilan data primer ini melalui observasi dan wawancara
langsung dengan anggota dan calon anggota KSP Al- Azhar yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak
langsung penelitian dari subyek data ini berwujud dokumentasi atau data
laporan yang telah tersedia.
E. Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif ini yang dimaksud dengan data adalah
segala infomasi baik lisan maupun tulisan. Bahkan bisa berupa gambar
atau foto, yang berkontribusi untuk menjawab masalah penelitian yang
dinyatakan didalam rumusan masalah atau fokus penelitian.
Ada 3 teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data :
1. Observasi
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan yang menggunakan
panca indra bisa dengan, penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara juga merupakan alat untuk pengumpulan data dengan
komunikasi atau interaksi dalam mengumpulkan informasi dengan cara
tanya jawab antara peniliti dengan informan atau subyek penelitian.
Dengan kemajuan teknologi seperti saat ini wawancara bisa kita
lakukan dengan bertatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada

34
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi
secara dalam tentang sebuah tema yang diangkat dalam penelitian.
3. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi dapat diperoleh
lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto,
hasil rapat, cenderamata, dan jurnal kegiatan. Dokumentasi seperti ini
dapat dipakai untuk mendapatkan informasi yang terjadi dimasa silam.
F. Instrument Penelitian
Menurutu Arikunto (2006 :134) yang dimaksud instrumen adalah “alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
pengumpulan data agar menjadi mudah dan sistematis. Maka, instrumen
peneliti adalah alat bantu yang digunakan peneliti guna membantu dan
mempermudah dalam pengumpulan data penelitian”.
Adapun instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Telepon genggam
2. Kamera
3. Laptop
G. Teknis Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara
dengan informan di deskriptifkan secara menyeluruh. Data wawancara
dalam penelitian ini adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis
data untuk menjawab masalah penelitian.
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan
informan. Setelah wawancara, peneliti membuat hasil wawancara dengan
cara memutar kembali video wawancara kemudian menuliskan kata-kata yag

35
sesuai dengan apa yang ada di video tersebut. Setelah peneliti menulis hasil
wawancara selanjutnya peniliti membuat reduksi data dengan cara abstraks,
yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan
mengabaikan data yang tidak diperlukan.

36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Kabupaten Pinrang
Ada beberapa versi mengenai asal pemberian nama Pinrang yang
berkembang di masyarakat Pinrang sendiri. Versi pertama menyebut
Pinrang berasal dari bahasa Bugis yaitu kata “benrang” yang berarti “air
genangan” bisa juga berarti “rawa-rawa”. Hal ini disebabkan pada awal
pembukaan daerah Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering
tergenang dan berawal. Versi kedua menyebutkan bahwa ketika Raja
Sawitto bernama La Dorommeng dan La Paleteange, bebas dari
pengasingan dari Kerajaan Gowa. Kedatangan disambut gembira namun
mereka terheran karena wajah raja berubah dan mereka berkata “Pinra
bawangngi tappana puatta pole Gowa”, yang artinya berubah saja
mukanya Tuan Kita dari Gowa. Setelah itu rakyat menyebut daerah
tersebut sebagai Pinra yang artinya berubah, kemudian lambat laun
menjadi Pinrang.
Sumber lain mengatakan pemukiman Pinrang yang dahulu rawa
selalu tergenang air membuat masyarakat berpindah-pindah mencari
pemukiman bebas genangan air, dalam bahasa Bugis disebut “Pinra-
Pinra Onroang”. Setelah menemukan pemukiman yang baik, maka
tempat tersebut diberi nama: Pinra-pinra.
Pada masa penjajahan, Cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal
dari Onder Afdeling Pinrang yang berada di bawah afdeling Pare-Pare,
yang merupakan gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi self

37
bestuur atau swapraja, yaitu Kassa, Batulappa, Sawitto dan Suppa yang
sebelumnya adalah anggota konfederasi kerajaan Massenrengpulu
(Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng (Suppa dan Sawitto).
Selanjutnya, Onder Afdeling Pinrang pada zaman pendudukan Jepang
menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan
akhirnya menjadi Kabupaten Pinrang.
Pada tahun 1952 terjadi perubahan daerah di Sulawesi Selatan,
pembagian wilayahnya menjadi daerah swatantra. Daerah swantantra
yang dibentuk adalah sama dengan wilayah afdeling. Perubahan adalah
kata afdeling menjadi swatantra dan Onder Afdeling menjadi kewedaan.
Dengan perubahan tersebut maka Onder Afdeling Pinrang berubah
menjadi kewedanaan Pinrang yang membawahi empat swapraja dan
beberapa distrik.
Pada tahun 1959 keluarlah undang-undang nomor 29 tahun 1959
yang berlaku pada tanggal 4 Juli 1959 tentang pembentukan daerah-
daerah tingkat II di Sulawesi termasuk membentuk Daerah Tingkat II
Pinrang. Pada tanggal 28 Januari 1960, keluar surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor: UP-7/3/5-392 yang menunjuk H.A. Makkoelaoe
menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang, karena pada saat itu unsur
atau organ sebagai perangkat daerah otonomi telah terpenuhi maka
tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal berdirinya Kabupaten Pinrang.

38
2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pinrang, 2017
Tabel 2.2.
No Kecamatan Luas (km2) Persentase
1. Suppa 74,20 3,78
2. Mattiro Sompe 96,99 4,94
3. Lanrisang 73,01 3,72
4. Mattiro Bulu 132,49 6,75
5. Watang Sawitto 58,97 3,01
6. Paleteang 37,29 1,90
7. Tiroang 77,73 3,96
8. Patampanua 136,85 6,98
9. Cempa 90,30 4,60
10 Duampanua 291,86 14,88
11. Batulappa 158,99 8,10
12. Lembang 733,09 37,37
Total 1.961,77 100,00
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Pinrang

39
3. Penduduk Kabupaten Pinrang
Tabel 2.3.
Kepadatan Penduduk Kecamatan di Kabupaten Pinrang pada tahun 2017
No. Kecamatan Kepadatan Penduduk
1 Suppa 436,15
2 Mattiro Sompe 296,09
3 Lansrisang 244,97
4 Mattiro Bulu 214,57
5 Watang Sawitto 955,21
6 Paleteang 1090,24
7 Tiroang 288,31
8 Patampanua 243,6
9 Cempa 201,69
10 Duampanua 157,78
11 Batulappa 63,91
12 Lembang 54,61
Jumlah 190,94
Sumber: BPS Kabupaten Pinrang
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa daerah yang memiliki penduduk
terbanyak terdapat di tiga kecamatan Paleteang sebesar 1090,54 orang,
Kecamatan Watang Sawitto sebesar 955,24 orang, Kecamatan Suppa
sebesar 436,15 orang.
4. Visi Misi Pemerintah Kabupaten Pinrang
a. Visi Pemerintah Kabupaten Pinrang
1) Masyarakat Sejahtera
Sebagai tujuan utama pembangunan yang hendak dicapai,
maka Pemerintahan Kabupaten berkewajiban menghadirkan tindakan
nyata membangun kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

40
lebih baik sehingga 5 tahun kedepan jumlah masyarakat miskin
berkurang, produktivitas dan pendapatan masyarakat meningkat,
tingkat pengangguran menurun, jumlah masyarakat terdidik
meningkat, derajat kesehatan masyarakat meningkat, akses
masyarakat terhadap pelayanan publik yang dibutuhkan makin
mudah, serta keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat makin
membaik. Demikian pula halnya dengan kesejahteraan seluruh
jajaran aparat pemerintahan pada semua tingkatan pun meningkat.
2) Masyarakat Religius
Bahwa 5 tahun ke depan diharapkan akan tetap tercipta
atmosfir Kerohaniaan masyarakat bersama Pemerintah Kabupaten
Pinrang yang semakin bernilai ketaqwaan, amal dan ibadah sebagai
buah dari meningkatnya kaulitas iamn, akhlak dan moralitas
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3) Masyarakat Harmonis
Bermakna Terwujudnya ketenttraman hidup masyarakat karena
terbangunnya tatanan kehidupan yang memiliki sikap kebersamaan,
persaudaraan, kepeduliaan, kesetiakawanan sosial, rukun dan
toleran serta mencintai kearifan budaya dan lingkungan alam
kehidupannya.
4) Masyarakat Mandiri dan Tangguh
Bahwa pembangunan kabupaten pinrang 5 tahun kedepan
akan menciptakan kondisi bagi munculnya prakarsa-prakarsa
masyarakat, keswasyaan, semangat gotong royong, kemampuan

41
beradaptasi serta tanggap terhadap perubahan-perubahan sosial,
ekonomi, dan ekologi.
5) Pengelolaan Potensi Daerah
Faktor terpenting bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Pinrang 5 tahun kedepan adalah kesiapan serta
kesungguhan Pemerintah Kabupaten bersama masyarakat
mengelola potensi lainnya agar dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya bagi kesejateraan masyarakat dan kemajuaan daerah
secara berkelanjutan.
b. Misi Pemerintah Kabupaten Pinrang
1) Memantapkan sistem birokrasi yang baik dan akuntabel,
berorintasi pelayanan prima yang didukung dengan teknologi
informasi dan komunikasi (E-Governace).
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan dasar
dibidang Pendidikan dan Kesehatan.
3) Memperkuat peran lembaga ke-agamaan, lembaga adat, lembaga
sosial kemasyarakatan, organisasi politik, PKK, kepemudaan, dan
pers dalam mendukung upaya-upaya pembangunan daerah
secara umum, dan pembangunan akhlak, moral, karakter, seni
budaya, serta penguatan kesetiakawanan sosial secara khusus.
4) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kawasan
produksi pertanian, perkebunan, perikanan,dan peternakan
pemberdayaan Koperasi, UMKM, indsutri kecil, indsutri skala
rumah tangga, jasa, ekonomi kreatif, dan parawisata dengan
mengandalkan partisipasi masyarakat dalam rangka peningkatan

42
produktifitas, menumbuhkan kemandirian dan peningkatan
kesejahteraan secara berkelanjutan.
5) Melanjutkan, mengembangkan, memperbaiki, memelihara dan
mengatasi kesenjangan infrastruktur dan sarana prasarana publik,
terutama diwilayah pegunungan Pinrang Utara.
6) Meningkatkan kemampuan masyarakat bersama pemerintah
mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka
pelestarian ekosistem, pengurangan resiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim.
7) Membangun Sekolah Tinggi Pertanian (Agrokompleks) yang
ditunjang dengan Teknologi Informasi sebagai pusat pendidikan,
pelatihan dan pengembangan Pertanian Terapan dalam upaya
mendukung Kabupaten Pinrang sebagai Poros Utama Pemenuhan
Pangan Nasional serta Kawasan Pengembangan Ekonomi
sejumlah Komoditas Unggulan.
B. Peran Koperasi Simpan Pinjam dalam Memberdayakan Ekonomi
Masyarakat di Kabupaten Pinrang
Koperasi sangat berperan penting ditengah masyarakat terutama dalam
proses berlangsungnya perekonimian ditengah-ditengah masyarakat.
Hampir semua lapisan masyarakat mengenal koperasi, walaupun
mendefinisikan koperasi dipahami secara berbeda-beda tetapi secara umum
koperasi dikenal sebagai suatu perbankan yang mempunyai hubungan erat
dengan ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan biasa dikenal sebagai
ekonomi yang berpihak pada rakyat yaitu rakyat miskin, tentunya ekonomi
kerakyatan sangat diminati oleh kalangan menengah bawah, ekonomi

43
kerakyatan berpihak pada rakyat miskin dan koperasi memperjuangkan
kebutuhan ekonomi para anggotanya dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Untuk mengetahui seberapa besar peran Ksp Al-Azhar dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat yang sudah terdaftar sebagai
anggota. Adapun hasil wawancara dengan para anggota Koperasi Simpan
Pinjam Al-Azhar sebagai berikut:
“Ibu Sukmawati, (46 Tahun) Penjual sayur dipasar bungi, wawancara,
Kabupaten Pinrang, 2 Oktober 2019 sebagai berikut:
Nama saya ibu Sukmawati, saya sudah menjadi anggota Ksp Al-Azhar
kurang lebih 2 Tahunan dek, saya memilih untuk mengambil pinjaman di Ksp
Al-Azhar karena lebih terpercaya dan lebih mudah untuk memberi pinjaman
bagi calon anggota maupun yang sudah lama menjadi anggota, dan
Alhamdulillah semenjak adanya Kantor Ksp Al-Azhar ini saya merasa sangat
dibantu terutama dalam ekonomi dan kebutuhan sehari-hari dikeluarga saya
dek.
“Ibu Sukriati, S. Pd. (34 Tahun) Guru SD 215 Pinrang dan penjual
Kosmetik, wawancara, Kabupaten Pinrang, 2 Oktober 2019 sebagai berikut:
Nama saya Ibu Sukriati, pekerjaan saya sehari-hari adalah guru SD.
Awalnya saya hanya seorang guru SD dek dan gaji yang saya dapat sebagai
guru hanya cukup untuk kebutuhan didapur, saya sempat berfikir kalau
hanya gaji tiap bulan yang saya andalkan tidak bisa mencukupi kebutuhan
yang lain sedangkan saya punya anak dan masih punya ibu yang harus saya
penuhi kebutuhannya yang lain. Jadi saya mencoba untuk mengambil
pinjaman di Ksp Al-Azhar dan setelah mengambil pinjaman tersebut,
Alhamdulillah kebutuhan yang lain mulai terpenuhi. Selain kebutuhan yang
lain sudah terpenuhi pinjaman yang saya ambil dari Ksp Al-Azhar saya
jadikan modal untuk membuka usaha dirumah sendiri yaitu menjual
kosmetik. Jadi menurut saya dek Ksp Al-Azhar ini sangat membantu
masyarakat terutama di perekonomimya.
“Bapak Dalle, (38 Tahun) Ojek, wawancara, Kabupaten Pinrang,
3 Oktober 2019 sebagai berikut :
Nama saya pak Dalle, pekerjaan sehari-hari saya adalah ojek, saya menjadi
ojek sudah 6 Tahunan dek, hasil yang saya dapat dari mengejok itu saya
kasih ke istri untuk keperluan sehari-hari dan untuk uang jajan anak saya
disekolah. Alasan saya mengambil pinjaman diKsp Al-Azhar karena untuk

44
memenuhi kebutuhan lainnya yang belum tercukupi. Jujur saja dek saya
menjadi anggota Ksp Al-Azhar itu baru sekitar 3 bulan dan selama saya
menjadi anggota Ksp Al-Azhar saya merasa lebih baik dan fikiran saya soal
ekonomi tidak menjadi beban lagi karena pinjaman yang saya ambil sangat
cukup ditambah dari hasil ojek juga. Jadi bisa dibilang Ksp Al-zhar ini sangat
membantu ekonomi masyarakat di Kabupaten Pinrang terutama saya dek,
dan juga untuk mengambil pinjaman semua dimudahkan dari berkas sampai
pencairan pinjaman. Dan yang memotivasi saya dek untuk tetap menjadi
anggota Ksp Al-Azhar itu karena saya merasa Ksp Al-Azhar ini berbeda
dengan Ksp lainnya yang sudah saya tempati untuk mengambil pinjaman
dan juga pelayanan yang diberikan petugas sangat memuaskan sehingga
anggota lainnya merasa nyaman dan saya pribadi dek. Sehingga sampai
sekarang saya masih tetap memilih menjadi bagian dari Ksp Al-Azhar ini.
“Ibu Dahlia, (40 Tahun) penjual campuran dan Ikan, wawancara,
Kabupaten Pinrang, 5 Oktober 2019.
Nama saya Ibu Dahlia, pekerjaan saya sehari-hari adalah jual campuran,
saya menjadi penjual campuran dek pada saat usia 35 tahun, sebelum
menjadi penjual campuran saya pernah menjadi penjual ikan dipasar. Tapi
karena kurang modal jadi saya berenti karena uang hasil dari jual ikan
sehari-hari harus saya bagi lagi untuk pedagang tempat saya ambil ikan dan
sisanya untuk keperluan dapur belum lagi untuk jajan anak disekolah dan itu
sama sekali tidak meningkatkan ekonomi di keluarga saya dek. Kemudian
saat itu dek ada karyawan dari Ksp Al-Azhar yang datang diwarung saya dan
menjelaskan maksudnya kerumah untuk menawarkan pinjaman modal
usaha, dan kebetulan saat itu saya sangat perlu uang untuk dirumah dan
membeli barang jualan dek. Saya mengambil pinjaman di Ksp Al-Azhar itu
pertama kalinya 500.000 ribu dan pencairanya sangat mudah dan cepat.
Alhamdulillah dek sangat berdampak karena semenjak saya menjadi
anggota Ksp Al-Azhar kebutuhan ekonomi saya sangat terbantu mulai dari
kebutuhan didapur, anak-anak saya, sampai kebutuhan di warung saya, dan
sekarang saya bisa kembali menjual ikan dipasar berkat pinjaman modal
Ksp Al-Azhar dek.
“Bapak Arsyad, (45 Tahun) Petani, Wawancara, Kabupaten Pinrang, 8
Oktober 2019.
Nama saya pak Arsyad, pekerjaan saya seorang petani, saya menjadi Petani
saat usia 32 tahun dek bersama istri saya. Saya bertani untuk mencukupi
kebutuhan keluarga dan kebutuhan sehari-hari. Saya menjadi anggota Ksp
Al-Azhar sudah sekitar 4 bulanan. Saya mengambil pinjaman disana untuk
memodali istri saya yang mau membuka warung bakso agar keuangan bisa
meningkat sedikit karena kalau kita menunggu hasil panen dek butuh waktu

45
lama, baru kita butuh makan sehari-hari dan keperluan anak-anak juga. Dan
Alhamdulillah semenjak ada pinjaman modal dari Ksp Al-Azhar saya bisa
membuat warung bakso didepan rumah kami Alhamdulillah sangat
membantu. Yang kemarinya susah untuk kami beli sekarang bisa terbeli.
Jadi bisa dibilang Ksp Al-Azhar ini sangat berguna untuk masyarakat
Kabupaten Pinrang dan sekitarnya dek dalam membaiki perekonomian
masyarakat seperti kami dan Ksp Al- Azhar ini sangat cepat mudah dan
terpercaya.
Dari beberapa pendapat informan diatas yang penulis wawancarai di tarik
kesimpulan bahwa adanya koperasi simpan pinjam yang ada di Kabupaten
Pinrang mampu mengubah status ekonomi masyarakat setempat yang
terdaftar sebagai anggota koperasi simpan pinjam Al-Azhar. Bisa dilihat dari
tahun awal terbukanya Ksp Al-Azhar jumlah anggota, SHU, unit simpan
pinjam, dan anggota yang meminjam semakin meningkat. Untuk lebih jelas
dapat dilihat dari tabel perkembangan jumlah anggota koperasi simpan pinjam
Al-Azhar berikut :
Tabel 2.4
Tahun Jumlah
Anggota SHU
Anggota yang meminjam %
2014 50 19.500,000 55%
2015 100 28.300,000 70%
2016 120 30.580,000 75%
2017 190 35.093,000 89%
2018 280 52.725,000 99%
2019 420 67.540,000 150%
Sumber: Kantor Unit KSP Al-Azhar
Pada tabel diatas dapat dlihat bahwa pada tahun 2017, tahun 2018, dan
tahun 2019 Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar mampu mengalami
peningkatan jumlah anggota, dapat dilihat dari tahun 2017 yaitu sebanyak

46
190, pada tahun 2018 sebanyak 280 dan pada tahun 2019 sebanyak 420. Itu
artinya semakin banyak jumlah anggota Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar
diKabupaten Pinrang dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh Ksp Al-
Azhar dalam memberdayakan perekonomian masyarakat umum atau
anggotanya di Kabupaten Pinrang.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dianalisis dengan menggunakan
teori fungsionalisme salah satunya dari teori Malinowski. Dalam penelitian ini
dapat dilihat bahwa sistem sosial yang bernama Koperasi Simpan Pinjam Al-
Azhar di analogikan seperti organisme yang memiliki bagian-bagian tertentu
dimana setiap bagian saling berhubungan dan memberikan pemeliharaan
yang stabil dan adil dalam mensejahterakan masyarakat yang pada
dasarnya kebutuhan manusia itu sama, baik itu kebutuhan yang bersifat
psikologis dan kebudayaan pada pokoknya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Kondisi pemenuhan kebutuhan tak terlepas dari sebuah proses
dinamika perubahan ke arah konstruksi nilai-nilai yang telah disepakati
bersama dalam sebuah masyarakat yaitu terpenuhinya kebutuhan sehari-
hari untuk mecapai kemakmuran didalam kehidupannya dan dampak dari
nilai tersebut pada akhirnya membentuk tindakan-tindakan yang
terkembangkan melalui kegiatan Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar. Jadi
dalam koperasi itu sebenarnya bermaksud untuk memuaskan suatu
rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang berhubungan
dengan seluruh kehidupannya yang nantinya akan tercipta suatu
peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu baik anggota maupun calon
anggota.

47
Sementara itu teori fungsionalisme dari Malinowski dapat juga
dianalogikan seperti halnya organ tubuh manusia. Sebagai contoh apabila
salah satu bagian tubuh kita sakit atau mengalami gangguan maka organ
tubuh yang juga akan terganggu sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya
secara normal. Demikian juga dengan Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar
apabila salah anggotanya tidak dapat menjalankan peran dan tugasnya
dengan baik maka kegiatan-kegiatan yang ada di Koperasi tersebut tdiak
bisa berjalan dengan efektif.
Selain menggunakan teori Malinowski, hasil penelitian ini juga
menggunakan teori peran dari Dahrendorf yang mengatakan bahwa peranan
merupakan konsep kunci dalam memenuhi posisi sosial dan posisi tersebut
harus diperankannya. Peran merupakan kewajiban atau bisa disebut juga
status subyektif.
Dari penjelasan teori ini maka dapat dianalisis bahwa Peran Koperasi
Simpan Pinjam Al-Azhar dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di
Kabupaten Pinrang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat
seperti yang disampaikan anggota Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar dalam
wawancara diatas dan juga dapat dilihat dari tabel perkembangan jumlah
anggota koperasi simpan pinjam Al-Azhar yang dimana pada tahun 2017,
tahun 2018, dan tahun 2019 mengalami peningkatan jumlah anggota yang
pesat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena setiap
anggota Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar mampu melaksanakan komitmen
dan persyaratan yang telah diajukan petugas Koperasi sebelum mengambil
pinjaman.

48
Selain itu peranan yang ada di dalam Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar
juga merupakan konsep yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai suatu organisasi yang penting yang sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan dari Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar tersebut yang mempunyai
komitmen untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat baik yag sudah
terdaftar sebagai anggota maupun calon anggota.

49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar yang
berada di Kabupaten Pinrang memiliki peran yang sangat penting dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat. Sebagaimana yang telah di ceritakan
oleh anggota Ksp Al-Azhar pada wawancara mereka. Itu artinya semakin
meningkat peran Ksp Al-Azhar maka akan semakin meningkat pula jumlah
anggota Ksp Al-Azhar dan ekonominya mulai terbantu baik dari modal usaha
sampai kebutuhan sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran akan diberikan kepada
beberapa pihak, antara lain:
1. Kepada Dinas Koperasi dan UKM setempat diharapkan dapat
melakukan pendataan terhadap semua jumlah Koperasi yang ada di
Kabupaten Pinrang terutama Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar dan
melakukan identifikasi untuk mengetahui berdaya tidaknya Koperasi
tersebut. Sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat merata
dan tepat sasaran.
2. Kepada Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar untuk selalu meningkatkan
pelayanan yang baik kepada masyarakat, khususnya yang menjadi
anggota KSP Al-Azhar. Sehingga lebih dapat meningkatkan kualitas
mutu pelayanan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.

50
3. Kepada masyarakat khususnya yang telah menjadi anggota Koperasi
Simpan Pinjam Al-Azhar untuk lebih pintar memanfaatkan produktivitas
pinjaman yang diberikan untuk pengembangan usaha (modal) dan
untuk kebutuhan sehari-hari.

51
DAFTAR PUSTAKA
Al Idrus, Salim. 2008. Kinerja Menejer dan Bisnis Koperasi (Peluang dan Tantangan Manajemen Koperasi):UIN Malang Pres. Anoraga, Pandji dan Widiyanti, ninik. 1995. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya. Arsyad, Wawancara dengan anggota KSP Al-Azhar diKabupaten Pinrang, 08 Oktober 2019. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Arikunto, 2006 :134. Instrumen Penelitian. B.B., Miles, dan Huberman, A.M. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI Press. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Pinrang, 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pinrang, 2017. Dalle, Wawancara dengan anggota KSP Al-Azhar diKabupaten Pinrang, 03 Oktober 2019. Dahlia, Wawancara dengan anggota KSP Al-Azhar diKabupaten Pinrang, 05 Oktober 2019. Feryanto, Agung. 2011. Koperasi dan Perannya dalam Perkenomian. Klaten : Saka Mtra Kompetensi. G. Kartasapoetra, dkk. 2007. Koperasi Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta. Jaelani, Dian Iskandar. 2014. Pemerdayaan Ekonomi Umat dala, Perspektif Islam (Sebuah Upaya dan Strategi),”Jurnal ekonomi Syariah dan Bisnis Islam Vol. 1, No. 1. (Tulungagung, 2014). Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, (jakarta: PT. Pustaka Cidesindo, 1996), hlm. 145. Mujahidin. 2011. Proposal Penelitian Peranan Koperasi Pondok Pesantren Al- Manar Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Desa Seloto Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.Diposting pada Jumat, 08 April 2011. Nopita Sari, Candra. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Prinsip-Prinsip Koperasi.Dikutip dari alamat website: https://candranopitasari. blogspot.com/2013/01/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip_12.html Ninik Widiyanti & Sunindhia. (2009). Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan, Dosen. 2019. Perbedaan Koperasi Dengan Badan Usaha Lainnya (Non Koperasi).Dikutip dari alamat website: https://www.dosenpendidikan .com/perbedaan-koperasi-dengan-badan-usaha-lainnya-non-koperasi/ Pendidikan, Dosen. 2019. Koperasi Syariah : Pengertian Menurut Para Ahli Dan (Tujuan – Fungsi – Prinsip – Landasan – Syarat).Dikutip dari alamat website: https://www.dosenpendidikan .com/perbedaan-koperasi-dengan- badan usaha-lainnya-non-koperasi/. Pengetahuan, Seputar. 2015. 11 Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli (Pembahasan Lengkap).Dikutip dari alamat website: https://www. seputarpengetahuan.co.id/2015/03/pengertian-koperasi-menurut-para- ahli terlengkap.html.

52
Sarwako, Endi. 2009. Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam dalam Upaya Pengembangan UMKM diKabupaten Malang. Jurnal Modernisasi, Vol. 5, No. 3, (Oktober 2009) Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditima). Sukalele, Daniel. 2016. Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah, dalam wordpress.com/about/pemberdayaan-masyarakat-miskin- di-era otonomi-daerah diakses tgl.02 Maret 2016. Sukmawati, Wawancara dengan anggota KSP Al-Azhar diKabupaten Pinrang. 02 Oktober 2019. Sukriati, Wawancara denga anggota KSP Al-Azhar diKabupaten Pinrang. 02 Oktober 2019. Widiyanti, Ninik dan Sunindhia. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. PT. Rineka Jakarta.

L
A
M
P
I
R
A
N

LAMPIRAN 1
KUISIONER PENELITIAN
1. Apakah alasan bapak/ibu memilih mengajukan pinjaman dana pada KSP Al-
Azhar ?
2. Menurut bapak/ibu, apakah Ksp Al-Azhar sangat membantu dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat ?
3. Apakah yang memotivasi bapak/ibu untuk tetap menjadi anggota Ksp Al-
Azhar?
4. Menurut bapak/ibu apakah koperasi simpan pinjam Al-Azhar membawa
dampak perubahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
5. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai berdirinya koperasi simpan
pinjam Al-Azhar di Kabupaten Pinrang?

LAMPIRAN 2
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
Pewawancara : Peneliti (P)
Narasumber : Ibu Sukmawati (A)
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Bungi, Pinrang
P : Baiklah, bisakah kita mulai dengan memperkenalkan diri anda terlebih
dahulu?
N : Nama saya ibu Sukmawati. Umur saya 46 tahun. Pekerjaan saya adalah
penjual sayur di Pasar Bungi.
P : Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama. Sudah berapa lama ibu
menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar?
N : Saya sudah menjadi anggota KSP Al-Azhar kurang lebih 2 Tahunan dek.
P : Apa alasan ibu memilih mengajukan pinjaman dana di KPS Al-Azhar?
N : Saya memilih untuk mengambil pinjaman di KSP Al-Azhar karena
lebihterpercaya dan lebih mudah untuk memberi pinjaman bagi calon
anggota maupun yang sudah lama menjadi anggota.
P : Bagaimana peningkatan ekonomi ibu setelah menjadi anggota Koperasi
Simpan Pinjam Al-Azhar?
N : Alhamdulillah semenjak adanya Kantor Ksp Al-Azhar ini saya merasa
sangat dibantu terutama dalam ekonomi dan kebutuhan sehari-hari
dikeluarga saya dek.
P : Baik ibu terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan
semoga perekonomian dan usaha ibu selalu dilancarkan.
N : Sama-sama dek (aamiin).

Pewawancara : Peneliti (P)
Narasumber : Ibu Sukriati S. Pd (A)
Waktu : 12. 31 WITA
Tempat : Pinrang
P : Baiklah, bisakah kita mulai dengan memperkenalkan diri anda terlebih
dahulu?
N : Nama saya ibu Sukriati. Umur saya 34 tahun. Pekerjaan saya adalah guru
SD 215 Pinrang dan penjual Kosmetik.
P : Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama. apakah Ksp Al-Azhar sangat
membantu dalam meningkatan ekonomi perekonomian masyarakat ?
N : Alhamdulillah sanagat membantu karena kebutuhan saya yang lain mulai
terpenuhi. Selain kebutuhan yang sudah terpenuhi pinjaman yang saya
ambil dari Ksp Al-Azhar saya jadikan modal untuk membuka uasaha
dirumah sendiri untuk menjual kosmetik. Jadi menurut saya dek Ksp Al-
Azhar ini sangat membantu masyarakat terutama perekonomianya.
P : Baik ibu terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan
semoga perekonomian dan usaha ibu selalu dilancarkan.
N : Sama-sama dek (aamiin).

Pewawancara : Peneliti (P)
Narasumber : Bapak Dalle (A)
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Pinrang
P : Baiklah, bisakah kita mulai dengan memperkenalkan diri anda terlebih
dahulu ?
N : Nama saya bapak Dalle. Umur saya 38 tahun. Pekerjaan saya adalah
tukang ojek.
P : Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama. Sudah berapa lama bapak
menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar?
N : Saya sudah menjadi anggota KSP Al-Azhar sekitar 3 bulan.
P : Apakah yang memotivasi bapak tetap menjadi anggota Ksp Al-Azhar ?
N : Yang memotivasi saya dek untuk tetap menjadi anggota Ksp Al-azhar itu
karena saya merasa Ksp Al-Azhar ini berbeda dengan Ksp lainnya yang
sudah saya tempati untuk mengambil pinjaman dan juga pelayanannya
yang diberikan petugas sangat memuaskan sehingga anggota lainnya
merasa nyaman dan saya pribadi dek. Sehingga sampai sekarang saya
masih tetap memilih menjadi bagian dari Ksp Al-Azhar.
P : Baik bapak terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan
semoga perekonomian dan usaha ibu selalu dilancarkan.
N : Sama-sama dek (aamiin).

Pewawancara : Peneliti (P)
Narasumber : Ibu Dahlia (N)
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Pinrang
P : Baiklah, bisakah kita mulai dengan memperkenalkan diri anda terlebih
dahulu ?
N : Nama saya ibu Dahlia. Umur saya 40 tahun. Pekerjaan saya adalah jual
campuran.
P : Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama. koperasi simpan pinjam Al-
Azhar membawa dampak perubahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari ?
N : Alhamdulillah dek sangat berdampak karena semenjak saya menjadi
anggota Ksp Al-Azhar kebutuhan ekonomi saya sangat terbantu mulai
dari kebutuhan didapur, anak-anak saya, sampai kebutuhan di warung
saya, dan sekarang saya bisa kembali menjual ikan dipasar berkat
pinjaman modal Ksp Al-Azhar dek.
P : Baik ibu terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan
semoga perekonomian dan usaha ibu selalu dilancarkan.
N : Sama-sama dek (Aamiin).

Pewawancara : Peneliti (P)
Narasumber : Bapak Arsyad (N)
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Pinrang
P : Baiklah, bisakah kita mulai dengan memperkenalkan diri anda terlebih
dahulu ?
N : Nama saya bapak Arsyad. Umur saya 45 tahun. Pekerjaan saya adalah
petani.
P Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama. Bagaimana tanggapan
bapak mengenai berdirinya Ksp Al-Azhar ?
N : Menurut saya Alhamdulillah sangat membantu. Yang kemarinnya susah
untuk kami beli sekarang bisa terbeli. Jadi bisa dibilang Ksp Al-Azhar ini
sangat berguna untuk masyarakat Kabupaten Pinrang dan sekitarnya
dek dalam memperbaiki perekonomiaan masyarakat seperti kami dan
Ksp Al-Azhar ini sangat cepat mudah dan terpecaya.
P :Baik bapak terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah
diberikan semoga perekonomian dan usaha bapak selalu dilancarkan.
N : Sama-sama dek (Aamiin).

BIOGRAFI PENULIS
Mayasari. S panggilan Maya lahir di Salimbongan Tanggal 30 April 1996 dari
pasangan suami istri Bapak Sirajuddin dan Ibu Hernani. Peneliti adalah anak
kedua dari 5 bersaudara. Peniliti sekarang bertempat tinggal di Alauddin 2.
Pendidikan yang telah ditempuh yaitu SD Inpres Salimbongan lulus pada Tahun
2009, SMP Negeri 1 Lembang lulus pada Tahun 2012, SMK Negeri 1 Pinrang
lulus pada Tahun 2015 dan pada Tahun 2015 mulai mengikuti program S1
Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar Kampus Sultan
Alauddin sampai sekarang. Sampai dengan penulisan Skripsi ini peneliti masih
terdaftar sebagai Mahasiswa Program S1 Ekonomi Pembangunan Universitas
Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Kampus Sultan Alauddin.