Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan
-
Upload
silvie-adistiana-wijaya -
Category
Documents
-
view
35 -
download
1
description
Transcript of Silvie-Pemicu III Blok Saraf Dan Kejiwaan
Pemicu III Blok saraf dan kejiwaan“ketika dinosaurus itu berbisik-bisik”
Silvie A.WKelompok 4
LO I
MM. Menjelaskan multiaksial
Daftar Kategori Diagnosis• F0 : Gangguan Mental Organik, Termasuk Gangguan Mental
Simtomatik– F00 : Demensia pada penyakit Alzheimer– F01 : Demensia vaskuler– F02 : Demensia pada penyakit lain YDK– F03 : Demensia YTT– F04 : Sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
lainnya– F05 : Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya– F06 : Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik– F07 : Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak– F09: Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
Daftar Kategori Diagnosis• F1 : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
– F10 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol– F11 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida– F12 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida– F13 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau hipnotika– F14 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain– F15 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain
termasuk kafein– F16 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika– F17 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau– F18 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah
menguap– F19 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya
Daftar Kategori Diagnosis
• F2 : Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham– F20 : skizofrenia
• F20.0 : Skizofrenia paranoid• F20.1 : Skizofrenia hebefrenik• F20.2 : Skizofrenia katatonik• F20.3 : Skizofrenia tak terinci• F20.4 : Depresi paska skizofrenia• F20.5 : Skizofrenia residual• F20.6 : Skizofrenia simpleks• F20.8 : Skizofrenia lainnya• F20.9 : Skizofrenia YTT
Daftar Kategori Diagnosis– F21 : Gangguan skizotipal– F22 : Gangguan waham menetap
• F22.0 : Gangguan waham• F22.8 : Gangguan waham menetap lainnya• F22.9 : Gangguan waham menetap YTT
– F23 : Gangguan psikotik akut dan sementara• F23.0 : Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia• F23.1 : Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia• F23.2 : Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut• F23.3 : Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham• F23.8 : Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya• F23.9 : Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
– F24 : Gangguan waham terinduksi– F25 : Gangguan skizoafektif– F28 : Gangguan psikotik nonorganik lainnya– F29 : Psikosis non organik YTT
Daftar Kategori Diagnosis
• F3 : Gangguan Suasana Perasaan – F30 : Episode manik– F31 : Gangguan afektif bipolar– F32 : Episode depresif– F33 : Gangguan depresif berulang– F34 : Gangguan suasana perasaan menetap– F38 : Gangguan suasana perasaan lainnya– F39 : Gangguan suasana perasaan YTT
Daftar Kategori Diagnosis
• F4 : Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres– F40 : Gangguan anxietas fobik– F41 : Gangguan anxietas lainnya– F42 : Gangguan obsesif kompulsif– F43 : Reaksi terhadap stres berat dan gangguan
penyesuaian– F44 : Gangguan disosiatif– F45 : Gangguan somatoform– F48 : Gangguan neurotik lainnya
Daftar Kategori Diagnosis
• F5 : Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik– F50 : Gangguan makan– F51 : Gangguan tidur non organik– F52 : Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau
penyakit organik– F53 : Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa
nifas YTK– F54 : Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan
gangguan atau penyakit YDK– F55 : Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan– F59 : Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik
Daftar Kategori Diagnosis
• F6 : Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
• F7 : Retardasi Mental• F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis• F9 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan
Onset Biasanya pada Masa Kanak dan Remaja
Diagnosis Multiaksial
• Tujuan dari diagnosis multiaksial : – Mencakup informasi yang komperhensif (gangguan jiwa, kondisi medik
umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam:
• perencanaan terapi • memperkirakan outcome atau prognosis.
– Format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam:• Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis• Menangkap kompleksitas situasi klinis• Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama
– Memacu penggunaan “model bio-psiko-sosial” dalam klinis. Pendidikan dan penelitian
Diagnosis MultiaksialAksis I : –gangguan klinis
–fungsi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Aksis II : –gangguan kepribadian–retardasi mental
Aksis III : kondisi medik umum
Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : penilaian fungsi secara global
CATATAN :• Antara aksis I, II, III tidak selalu ada hub etiologik atau patogenesis• Hub antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi
LO II
MM. Teori psikotik dan skizofrenia
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Emil Kraepelin (1856 – 1926)– Demensia prekoks suatu istilah yang
menekankan suatu proses kognitif yang jelas (demensia) dan onset yang awal (prekoks) / terjadi kemunduran inteligensi sebelum waktunya.
– Pasien dengan demensia prekoks mengalami perjalanan jangka panjang yang memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
– Kraepelin lebih lanjut membedakan pasien dengan demensia prekoks dari pasien dengan psikosis manik-depresif atau paranoia.• Pasien dengan psikosis manik-depresif dibedakan dari
pasien dengan demensia prekoks dengan adanya episode penyakit yang jelas yang dipisahkan oleh periode fungsi normal.
• Pasien dengan paranoia mempunyai waham persekutorik yang persisten sebagai gejala utamanya tetapi tidak mempunyai perjalanan demensia prekoks yang memburuk atau gejala psikosis manik-depresif yang intermiten.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Eugen Bleuer (1857 – 1939)– Dalam tahun 1911 Bleuer menganjurkan supaya lebih baik dipakai
istilah “skizofrenia” (schizos = pecah-belah atau bercabang; phren = jiwa) jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan / disharmoni antara proses berpikir, perasaan, dan perbuatan.
– Demensia dalam demensia prekoks tidak dapat disamakan dengan demensia pada gangguan otak organik atau gangguan inteligensi pada retardasi mental dan pada skizofrenia perjalanannya tidak harus memburuk pada skizofrenia tidak terdapat demensia.
– Gejala fundamental Empat A: gangguan asosiasi, afektif, autisme, dan ambivalensi.
– Gejala pelengkap (sekunder) halusinasi & waham
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
– Bleuer membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi dua kelompok:• Gejala-gejala primer:
– Gangguan proses berpikir– Gangguan emosi– Gangguan kemauan– Otisme
• Gejala-gejala sekunder:– Waham– Halusinasi– Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Adolf Meyer – Skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah
reaksi terhadap berbagai stres kehidupan, yang dinamakannya sindroma suatu reaksi skizofrenik.
• Harry Stack Sullivan– Pendiri bidang psikoanalitik internasional.– Menekankan isolasi sosial sebagai penyebab dan
gejala skizofrenia.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia
• Gabriel Langfeldt– Membagi pasien dengan gejala psikotik berat menjadi dua
kelompok: skizofrenia sesungguhnya & psikosis skizofreniform.– Skizofrenia sesungguhnya depersonalisasi, autisme,
penumpulan emosi, onset yg perlahan, dan perasaan derealisasi• Kurt Schneider
– Menggambarkan sejumlah gejala urutan pertama yang dianggap tidak spesifik untuk skizofrenia tetapi mempunyai nilai pragmatik dalam membuat diagnostik, juga dapat didiagnosis semata-mata atas dasar gejala urutan kedua dan gambaran klinis yang tipikal lainnya.
LO III
MM. Gangguan psikosis
Definisi suatu gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
Pola •Perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam•Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorik yang berlebihan•Regresi ke otisme (“autism”) manerisme pembicaraan dan perilaku, isi pikiran yang berwaham, acuh-tak-acuh terhadap harapan sosial•Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecenderungan membela diri atau rasa kebesaran•Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi den halusinasi
Klasifikasi • Psikosa yang berhubungan dengan sindroma otak organik• Psikosa fungsional
Psikotik
Sindrom otak organikDefinisi Gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang
disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otakEtiologi •Otak: meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak,
tumor otak•Di luar otak: tifus, endometritis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi
Kalsifikasi •Akut: Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia•Menahun: demensia
F23 Gangguan Psikotik Akut & Sementara
•F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA
•F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA
•F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT
•F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN PREDOMINAN WAHAM
•F23.8 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA LAINNYA
•F23.9 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA YTT (Termasuk: Psikosis reaktif (singkat) YTT)
Gangguan psikotik akut dan sementara
Definisi suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis yang jelas abnormal yang terjadi dalam periode 2 minggu/kurang
Etiologi • Kesedihan• Kehilangan mitra atau pekerjaan secara tak terduga• Perceraian• Trauma psikologis karena peperangan, terorisme dan penyiksaan.
Gejala • Kebingungan• Preokupasi• Tiada perhatian terhadap wawancara
Periode prodomal
• Anxietas• Depresi• Penarikan diri secara sosial• Perilaku abnormal yang ringan
Prognosa Baik
TL • Rawat inap• Farmakoterapi• Psikoterapi (Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga, Mengatasi stresor dan
episode psikotik,Mengembalikan harga diri dan kepercayaan)
F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA
Definisi Suatu gangguan psikotik akut di mana jelas terdapat halusinasi, waham dan gangguan persepsi, tetapi bersifat sangat bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam
Gejala •Gambaran klinis yg polimorfik dan tidak stabil serta yang selalu berubah, walaupun kadang-kadang ada gejala-gejala afektif/psikotik•Kekalutan emosional•Berbagai perasaan senang & ekstase atau anxietas •IritabilitasGejala cepat mereda
Onset Mendadak (dalam 48 jam)
Pedoman diagnosa
•Onset harus akut •Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yg berubah dalam jenis & intensitasnya dari hari ke hari/ dalam hari yang sama.•Harus ada keadaan emosional yg sama beraneka ragamnya•Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satu pun dari gejala itu ada secara cukup konsisten
Jika gejala menetap >3bln mka kemungkinan diagnosa yg tetap: gangguan waham menetap dan psikotik nonorganik lainnya
F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA
Definisi Suatu gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria deskriptif untuk gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0), tetapi yang selalu disertai gejala skizofrenik yang khas
Pedoman diagnosa
•Untuk diagnosis pasti, kriteria a, b, dan c yang khas pada F23.0 untuk gangguan psikotik polimorfik akut harus dipenuhi•Tambahan: gejala-gejala yg memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk > 1 bulan, maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT
Definisi Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala psikotik yang secara komparatif bersifat cukup stabil dan memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) tetapi hanya berlangsung < 1 bulan lamanya
Pedoman diagnosa
• Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu/< dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik)• Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-)
harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik• Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk waktu > 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN PREDOMINAN WAHAM
Definisi Gangguan psikotik akut dengan waham dan halusinasi yang secara komparatif stabil merupakan gambaran klinis utama, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-):• Waham kejaran atau waham rujukan adalah lazim.• Halusinasi biasanya audiotorik (suara-suara yang berbicara langsung
dengan pasien).
Pedoma diagnosa
• Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu/< dari keadaan nonpsikotik sampai jelas psikotik)• Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar
waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas.• Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan
psikotik polimorfik akut (F23.0) tidak terpenuhi
•Kalau waham-waham menetap untuk > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi gangguan waham menetap (F22.-).•Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi psikosis nonorganik lainnya (F28).
F23.8 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA LAINNYA
• DEFINISI: Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori mana pun dalam F23.– Seperti keadaan psikotik akut dengan waham dan
halusinasi jelas ada, tetapi menetap hanya untuk sebagian kecil waktu Harus dimasukkan dalam kode ini.
– Keadaan-keadaan gaduh gelisah tak khas harus juga dimasukkan dalam kode ini kalau informasi yang lebih rinci tentang keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh, dengan syarat bahwa tidak terdapat tanda-tanda suatu penyebab organik.
Obat anti-psikosis• Tipikal
Phenothiazine
- Rantai Aliphatic CHLORPROMAZINE
- Rantai Piperazine PERPHENAZINE
TRIFLUOPERAZINE
FLUPHENAZINE
- Rantai Piperidine THIORIDAZINE
Butyrophenone HALOPERIDOL
Diphenyl-butyl-piperidine PIMOZIDE
• Atipikal Benzamide SULPIRIDE
Dibenzodiazepine CLOZAPINE, OLANZAPINE, QUETIAPINE, ZOTEPINE
Benzisoxazole RISPERIDON, ARIPIPRAZOLE
Gangguan WAHAMDefinisi Kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak konsisten dengan
latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993)
Kalsifikasi •Waham kejaran•Hipokondrik (waham kebesaran), berhubungan dengan:
oSuatu perkara pengadilanoKecemburuanoKeyakinan bahwa tubuh orang itu dibentuk secara abnormaloKeyakinan bahwa orang lain berpendapat dirinya berbau atau
adalah homoseks
Gejala •Tidak terdapat psikopatologi lain, tetapi gejala depresif dapat dijumpai secara intermiten•Halusinasi olfaktorik atau taktil.•Halusinasi audiotorik (suara) yang timbul sewaktu-waktu & bersifat sementara, terutama pada pasien lanjut•Afek, pembicaraan & perilaku nya normal.
Pedoman diagnosa • Sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya• Harus bersifat khas pribadi (personal) & bukan subkultural. • Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif
yang selengkapnya (F32) mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa waham-waham tsb menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan suasana perasaan (mood).
• Tidak boleh ada bukti-bukti penyakit otak• Tidak boleh terdapat halusinasi atau hanya kadang-kadang
saja• Tanpa ada riwayat gejala skozofrenik (waham dikendalikan,
siaran pikiran (thought broadcasting)
TERMASUK TAK TERMASUK
Paranoia Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
Psikosis paranoid Psikosis paranoid psikogenik (F23.3)
Keadaan paranoid Reaksi paranoid (F23.3)
Parafrenia (lanjut) Skizofrenia paranoid (F20.0)
Beziehungswahn yang lebih peka
GANGGUAN WAHAM MENETAP LAINNYA
• Termasuk kategori residual untuk gangguan-gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan waham (F22.0)
• Gangguan-gangguan dengan waham-waham disertai oleh suara-suara halusinasi yang menetap atau oleh gejala-gejala skizofrenik yang tidak cukup untuk memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) harus dimasukkan di sini.– Gangguan waham yg berlangsung < 3 bulan lamanya harus,
bagaimana pun juga, setidaknya untuk sementara, dimasukkan dalam kode F23.-.
• Termasuk:– Dismorfofobia delusional– Keadaan paranoid involusional– Keluhan paranoia (querulans)
Gangguan delusional• Suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yg utama adalah
waham• Waham pada gangguan delusional dapat bersifat
kebesaran,erotik, cemburu, somatik, dan campuran• Pasien dengan gangguan delusional mungkin memiliki suatu
mood yg konsisten denagn isi wahamnya, mereka tidak memiliki bukti meresapnya gejala afektif yg terlihat pd gangguan mood
• Pasien delusional beda dengan skizofrenik dalam hal tidak kacaunya isi waham mereka, tidak ada halusinasi yg menonjol,pendataran afektif, dan gejala tambahan gangguan pikiran
LO IV
MM. skizofrenia
Definisi
• Sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi
• Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok gangguan neurokognitif di mana terjadi gangguan dalam proses pikir dan persepsi
• Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted)
• Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun definisi kognitif dapat berkembang
Epidemiologi Keterangan
Umum • DSM IV TR 0.5-5.0/10000/thn dg variasi geografik (area urban >>)• US 0.05% dari total populasi per tahun skizo dg hanya 50% ps mendapat tx
Gender & usia • Pria = wanita berbeda di onset & course• Puncak usia: pria (10-25 th), wanita (25-35 th)• 90% ps skizo: 10-55 th sgt jarang < 10 th atau > 60 th• Prognosis wanita > baik; pria > mudah impaired ok gejala negatif
Keluarga • 1st degree relative 10x lipat risiko skizo
Infeksi & Musiman
• Lahir di winter & early spring risiko >> dp late spring & summer• Hipotesis: kaitan dg komplikasi gestasional/birth, epidemic flu, starvasi maternal, inkompatibilitas Rh msh belum dik sempurna• malnutrisi pada masa perikonsepsi 2x risiko skizo• infeksi flu t.u 3mester ke2 6 model hipotesis
Substance Abuse
• banyak terjadi 50% ps : drug abuse (selain tobacco), alkohol (40%)• cth: cannabis (6x risiko), amfetamin, kokain, dll• nikotin (90% ps tergantung nikotin) dapat ↓kadar antipsikotik• nikotin efek ke ® nikotinic dapat m’perbaiki kognitif, parkinson, ↓ gejala positif, ↓persepsi stimulus luar t.u bising
Kepadatan • > tinggi pada area yg lebih padat
SkizofreniaEtiologi• Penyebab belum diketahui• Namun ditemukan :
– Kelainan pada area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, dan basal ganglia misalnya :• Pelebaran sulkus, fisura, serta ventrikel lateral III dan IV• Perubahan asimetri hemisfer serebri• Gangguan densitas otak.
– Aktivitas dopamin yang berlebihan– Kadar 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA) menurun pada
skizofrenik kronik dan skizofrenik dengan pelebaran ventrikel– Faktor genetik
• Seseorang mempunyai kecenderungan skizofrenia bila mempunyai keluarga seorang pasien skizofrenia.
• Demikian juga pada kembar monozigot– Faktor lingkungan dan psikologis
SkizofreniaPatofisiologiPada Pemeriksaan pencitraan terdapat : 1. Ventrikulomegali bilateral2. Penurunan volume otak pada temporal medial seperti
hippocampus dan amygdala.
Hal yang mendasari terjadinya skizofrenia adalah3. Stimulasi berlebihan dari receptor striatal dopamine
(DA) D2.4. Defisiensi stimulasi dari receptor prefrontal DA D1.5. Perubahan konektivitas prefrontal yang melibatkan
transmisi glutamate pada reseptror N-methyl-d-aspartate (NMDA).
Pedoman diagnostik(menurut PPDGJ-III)
• Harus ada setidaknya 1 gejala di bawah ini yang amat jelas– Thought
• T.echo = isi pikiran diri sendiri yg berulan n bergema di kepala dengan isi yg sama dgn kualitas berbeda
• T.insertion or withdrawal= isi pikiran yang masuk dr luar ke dalam / pikiran dari dalam diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
• T.broadcasting= isi pikiran yg tersiar di luar sehingga org lain tau
– Delusion• D.of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar• D.of influence = waham tentan dirinya dipengaruhi oleh sesuatu dari luar• D.of passivity= waham tentag dirinya pasrah terhadap sesuatu dari luar• D.perception= pengalaman inderawi yang tidak wajar yang bermakna khas bagi dirinya bersifat
mistik / muksizat
– Halusinasi auditorik• Suara halusinasi yg berkomentar secara terus menerus ttg dirinya • Mendengar suara yg sedang berdikusi ttg perilaku dirinya• Jenis suara halusinasi dr bag tubuhnya
– Waham lain yang menurut budaya setempat tidak wajar dan sesuatu yg mustahil (agama yang aneh / kekuatan yang aneh)
Pedoman Diagnostik• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus
selalu ada secara jelas: – halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
– arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
Pedoman Diagnostik
– perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
– gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Pedoman Diagnostik• Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
SUBTIPE SKIZOFRENIA
F20.0 Skizofrenia paranoidF20.1 Skizofrenia hebefrenikF20.2 Skizofrenia katatonikF20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)F20.4 Depresi pasca-skizofreniaF20.5 Skizofrenia residualF20.6 Skizofrenia kompleksF20.8 Skizofrenia lainnyaF20.9 Skizofrenia YTT
F20.0 Skizofrenia paranoid
• Halusinasi / waham harus menonjol– Suara halusinasi mengacam pasien/ memberi perintah / tidak ada
suara verbal hanya bunyi2an– Halusinasi pembauan / pengecapan/ bersifat seksual/ lain2
perasaan tubuh (visual ada tapi jarang)– Waham bisa dari berbagai jenis tapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, passivity dan keyakinan yg dikejar2 biasanya paling khas
• Gangguan afektif, dorongan kehendak n pembicaraan , gejala katatonik tidak menonjol
DD :•Epilepsi n psikosis yg diinduksi oleh obat•Paranoid involusional•paranoia
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik• Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.• Biasanya diagnosis pertama kali pada saat usia remaja atau dewasa
muda (15-25 tahun)• Keadaan premobid = pemalu n penyendiri• Gejala khas (bertahan 2-3 bulan)
– Tidak bertangung jawab– Perilaku tidak bertujuan & hampa perasaan– mannerisme– Afek pasien dangkal & tidak wajar– Cekikikan, senyum sendiri– Perasaan puas diri & tinggi hati– Kelainan hipokondriakal– Pengulangan kata berulang2– Proses pikir mengalami disorganisasi– Pembicaraan tidak menentu
F20.2 Skizofrenia katatonik
Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.1 / lebih perilaku di bwah harus mendominasi:• Stupor• Gaduh n gelisah• Menampilkan n mempertahankan posisi tubuh yg aneh• Negativisme• Rigiditas• Fleksibilitas cerea• Gejala2 lain : Command automatism (kepatuhan secara
otomatis terhadap perintah), Pengulangan kata & kalimat
F20.3 Skizofrenia undifferentiated
Tidak memenuhi kriteria dibawah ini:• Skizofrenia paranoid• Skizofrenia Hebefrenik• Skizofrenia katatonik• Skizofrenia residual • Depresi pasca Skizofrenia
F20.4 Depresi pasca Skizofrenia
• Mengalami Skizofrenia selama 1tahun• Masih ada gejala Skizofrenia yg tertinggal dan
menetap• Gejala depresif menonjol dan memenuhi
kriteria depresif selama 2 ming
NB• Bila gejala sisa Skizofrenia telah hilang maka
gejala diagnosis menjadi Episode depresif
F20.5 Skizofrenia residual
• Sindrom negatif menonjol• Ada riwayat episode Skizofrenia di masa lampau• Minimal 1 tahun dimana halusinasi dan waham
berkurang dan timbul sindrom negatif• Tidak terdapat dimensia / ganguan otak lain / depresi
yang dapat menjelaskan bagaimana sindrom negatif tersebut timbul
Sindrom negatif:•Perlambatan psikomotorik•Aktivitas menurun•Afek menumpul•Pasif n ketidakadaan inisiatif
•Kuantitas n isi pembicaraan kurang•Ekspresi muka n kontak mata buruk•Posisi tubuh buruk •Perawatan diri n kinerja sosial buruk
F20.6 Skizofrenia simpleks
• Gangguan ini memiliki gejala psikotik yg kurang jelas dibanding Skizofrenia yg lain
• Ditentukan berdasar perkembangan yg berjalan perlahan dan progesif dari:– Sindrom negatif dr Skizofrenia residual tanpa didahului
oleh halusinasi, waham / manifestasi psikotik lain– Disertai perubahan perilaku pribadi yg bermakna
• Kehilangan minat• Tidak berbuat sesuatu• Tanpa tujuan hidup• Penarikan diri dari lingkungan sosial
• F 20. 8 Skizofrenia Lainnya• F 20. 9 Skizofrenia YTT
Diagnosa ANAMNESIS
•Fisik•Status mental•Laboratrium
•Radiologi•Evalusi psikologik•dll
•Alasan berobat•Riwayat gangguan sekarang•Riwayat gangguan terdahulu
•Riwayat perkembangan dri•Latar belakang sosial, keluarga,dll
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS
TERAPI
TNDAK LANJUT•Evaluai terapi•Evaluasi diagnosis
•dll
•Farmakoterapi•Psikoterapi•Terapi sosial
•Terapi okupasional•dll
AKSISI=klinisII=kepribadian
III=kondisi medikIV=psiko-sosialV=taraf fungsi
Pemeriksaan status mental
• Penjelasan umum • Mood, perasaan, dan afek • Gangguan persepsi • Ilusi • Pikiran • Impulsivitas • Sensorium dan kognisi • Pertimbangan dan tilikan • Reliabilitas
Temuan neurologis • Adanya tanda & gejala neurologis berhubungan dengan
meningkatnya keparahan penyakit, penumpulan afektif dan prognosis yang buruk
• Stereotipik, seringai, gangguan keterampilan yang halus, tonus motorik abnormal, gerakan abnormal
• Pemeriksaan mata kecepatan kejap yang lebih tinggi dari normal, gangguan pada pengejaran okular yang halus
• Bicara ketidakmampuan untuk merasakan prosodi bicara atau untuk mengubah bicaranya sendiri
• Ketidakmampuan melakukan tugas(apraksia)• Disorientasi kanan-kiri • Tidak adanya keprihatinan terhadap gangguannya
TES PSIKOLOGIS
• Tes neuropsikologis – Hasilnya sering kali berguna secara klinis– Pengukuran objektif kinerja neuropsikologis sering
kali memberikan hasil yang abnormal • Tes inteligensia – Cenderung memiliki nilai yang lebih rendah dari
orang normal – Tes proyektif dan kepribadian dapat menyatakan
gagasan yang kacau , dan penelitian kepribadian seringkali memberikan hasil yang abnormal
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak ada temuan laboratorium diagnostik tertentu skizofrenia
• CT, MRI, dan positron emisi tomografi (PET) scanning dapat mengungkapkan kelainan struktur otak dan fungsi dalam skizofrenia
• Tes psikologis dan neurobiologis : absence of smooth eye-tracking
Diagnosis bandingMedis dan Neurologis• Akibat zat-amfetamin,halusinogen, alkaloid
beladona, halusinosis alkohol, putus barbiturat, kokain, phencyclidine (PCP)
• Epilepsi, terutama epilepsi lobus temporalis• Neoplasma, penyakit serebrovaskular, atau trauma
(terutama frontalis atau limbik)• Kondisi lain :– AIDS, porfiria intermiten akut, defisiensi B12, karacunan
karbon monoksida, lipoidosis serebral, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Fabry, penyakit Fahr, dll
Psikiatrik• Psikosis atipikal• Gangguan autistik• Gangguan psikotik singkat• Gangguan delusional• Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis
yg menonjol• Berpura-pura• Gangguan mood• Gangguan obsesif-kompulsif• Gangguan kepribadian• Gangguan skizoafektif• Gangguan skizofreniform
TERAPI
• TERAPI SOMATIK – Antipsikotik (antagonis resptor dopamin)• Remoxipride • Risperidone • Clozapine
– Obat lain :• Lithium • Antikonvulsan • Benzodiazepin
– Terapi somatik lainnya :• ECT
• PRINSIP-PRINSIP TERAPETIK – Klinisi harus secara cermat menentukkan gejala sasaran
yang akan diobati – Suatu antipsikotik yang bekerja dengan baik di masa
lalu pasien, harus digunakan lagi , jika tidak ada informasi tersebut, pemilihan antipsikotik biasanya didasarkan pada sifat efek samping
– Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 minggu pada dosis yang adekuat
– Penggunaan >1 antipsikotik pada satu waktu jarang diindikasikan
– Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin yang diperlukan untuk mencapai pengendalian gejala selama episode psikotik
• 3 HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA :• Terapi harus disesuaikan dengan
lingkungan yang mendukung pasien• Strategis nonfarmakologik harus
mengatasi masalah-masalah nonbiologik• Terapi tunggal jarang memberi hasil yang
memuaskan, karena gangguan skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks
INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT
– Menstabilkan dosis obat– Keamanan pasien ( sucide/homicide)– Perilaku yang sangat kacau– Perawatan diri yang buruk– Keperluan diagnostik dan terapi– Keamanan pasien karena ide-ide bunuh diri atau
homosidial
• TERAPI PSIKOSOSIAL– Terapi perilaku– Famili terapi– Grup terapi– Psikoterapi individual
Komplikasi
• Halusinasi dan delusi tindak kekerasan• Tingkat bunuh diri 10%• Harapan hidup <<• Morbiditas jangka panjang dapat dihasilkan
dari penggunaan obat antipsikotik (misalnya, tardive dyskinesia, gejala parkinsonian) dan ketekunan gejala negatif meskipun peningkatan yang positif
Skizofrenia
Perjalanan Penyakit dan Prognosis• Sindrom prodromal dapat berlangsung selama
setahun atau lebih sebelum mula gejala psikotik yang jelas.
• Setelah episode psikotik pertama, pemulihan berjalan bertahap dan diikuti oleh lamanya periode fungsi yang berjalan normal.
• Biasanya terjadi relaps dan diikuti perburukan lebih lanjut dari fungsi dasar pasien.
• Sebagian besar pasien mempunyai prognosis buruk, namun sejumlah faktor telah dihubungkan dalam memperbaiki prognosis pasien.
PROGNOSIS
• Periode 5-10 tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di RS karena skizofrenia, hanya kira-kira 10-20% memiliki hasil yang baik
• > 50% memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan RS yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood yang berat, usaha bunuh diri
• Prognosis pada pasien skizofrenik jauh lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan mood
LO V
MM. Aspek etika
Hukum Kedokteran• Rahasia kedokteran di bidang psikiatri dikenal sebagai sesuatu yang
sangat penting dan peka, sehingga penjagaan rahasia kedokteran pasien harus betul-betul diperhatikan.
• Kode etik kedokteran dengan jelas mewajibkan para anggotanya untuk menyimpan rahasia kedokteran; khususnya bagi para psikiater yang sifat keilmuannya telah mengakibatkan hubungan dokter-pasien harus didasarkan kepada saling percaya Pembukaan rahasia kedokteran tanpa alasan yang tepat kepada pihak ketiga adalah pelangaran etik, dan dapat diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, dan juga dengan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam PP 10 tahun 1966.
• American Psychiatric Association. Principles of Medical Ethics with Annotations especially applicable to Psychiatry (APA Press Washington, DC, 1985)
• Kode Etik Kedokteran Indonesia