Silabus-RPP KK
-
Author
eka-handrean -
Category
Documents
-
view
246 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Silabus-RPP KK
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
1/55
KEDOKTERAN KELUARGA FK UWKS
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Silabus Mata Kuliah Kedokteran Keluarga
4. Kegiatan Setiap Tatap Muka (RPP)
5. Rencana Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)
6. Kerangka Bahan Ajar Mata Kuliah Kedokteran Keluarga
7. Analisis SWOT
8. Contoh Soal Ujian dan Kisi-Kisi Mata Kuliah Kedokteran Keluarga
9. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
2/55
10. Lembar Konsultasi
SILABUS MATA KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA
Fakultas : Kedokteran UWKS
Program Studi : Kedokteran Umum (S1)
Kode Mata Kuliah : KUS-550
Nama Mata Kuliah : Kedokteran Keluarga
Nama Dosen : Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes
Jumlah SKS : 3 (tiga)
Semester : 5 (lima)
Mata Kuliah Prasyarat : Tidak ada
Deskripsi Mata Kuliah :
Profesi dokter sebagai tenaga kesehatan profesional membutuhkan dukungan ilmu-ilmu dasar kedokteran sebagai bekal menjalankan profesinya.
Salah satu ilmu pendukung ialah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). IKM terdiri atas beberapa pokok bahasan yaitu 1) Kedokteran Keluarga,
2) Ilmu Gizi, 3) Epidemiologi , 4) Statistik, 5) Administrasi Kesehatan Masyarakat, 6) Kesehatan Lingkungan 7) Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Disini saya hanya mengulas silabus mata kuliah yang saya ajarkan yaitu Kedokteran Keluarga.
Standar Kompetensi :
1. Mahasiswa memahami konsep-konsep dasar pelayanan Dokter Keluarga (DK)
2. Mahasiswa menguasai dan mampu mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dengan pasien
3. Mahasiswa memahami dengan baik cara menerapkan sistim pendekatan keluarga dan tahu siklus kehidupan keluarga menurut Duvall,
APGAR dan SCREEM Keluarga
4. Mahasiswa mampu menerapkan cara sistematik untuk berhubungan dengan masalah kedokteran/penyakit dan bagaimana masalah tersebutbisa diterima oleh pasien dan keluarganya, serta mendorong keluarga untuk mendiskusikan penyakit tersebut secara terbuka dan
tanggap/respon emosional mereka terhadap isu tersebut
5. Mahasiswa memahami dengan baik landasan hukum, area, kriteria dan indikator standar pelayanan Dokter keluarga
6. Mahasiswa memahami cara melaksanakan standar pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan terhadap pasien
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
3/55
7. Mahasiswa memahami cara melakukanpalliative care terhadap pasien yang sudah dalam stadium terminal
8. Mahasiswa memahami dan mampu membuat Rekam Medis Dokter Keluarga dengan baik dan benar baik secara manual maupun elektronik
Kompetensi Dasar Indikator PengalamanPembelajaran
Materi Ajar Waktu Alat/Bahan
Penilaian
Memahami konsep-
konsep dasar Pelayanan
Kedokteran Keluarga
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian
Dokter Keluarga (DK)
dan Ilmu Kedokteran
Keluarga
2. Menjelaskan tentanglandasan pengembangan
Pelayanan DK
3. Menjelaskan prinsip2
pelayanan DK
4. Menjelaskan manfaat
pelayanan DK
1 Mengkaji
konsep dasar
pelayanan DK
2 Mengkaji nilai2
inti Kedokteran
Keluarga
3 Mengkaji
manfaatpelayanan DK
4 Mengkaji
prinsip2
pelayanan DK
1. Pengertian DK
dan Ilmu
Kedokteran
Keluarga
2. Landasan
pengembangan
pelayanan DK
3. Prinsip2 pelayananDK
4. Manfaat pelayanan
DK
2x3x50
menit
LCD, Laptop
Tes essay,
tes objektif,
tugas
makalah
Memahami dan mampu
mengembangkan
ketrampilan komunikasiinterpersonal dengan
pasien
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :1. Menjelaskan tentang
dimensi Fasilitatif dalam
komunikasi dokter-pasien2. Menjelaskan tentang
dimensi Transitional dalam
1. Mengkaji
dimensi
Fasilitatif dalamkomunikasi
dokter-pasien
2. Mengkajidimensi
Transitional
1. Dimensi Fasilitatif
komunikasi dokter-
pasien2. Dimensi
Transitional
komunikasi dokter-pasien
3. Dimensi Aktif
2x3x50
menit
LCD, Laptop
Tes essay, tes
objektif,
tugasmakalah
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
4/55
komunikasi dokter-pasien
3. Menjelaskan tentang
dimensi Aktif dalamkomunikasi dokter-pasien
4. Mengisi dan menjelaskan
tentangInformed Consent
dalam
komunikasi
dokter-pasien3. Mengkaji
dimensi Aktif
dalam
komunikasidokter-pasien
4. Mendiskusikan
masalah
pengisianInformed
Consent
komunikasi dokter-
pasien
4. Informed Consent
Memahami cara
penerapan sistempendekatan keluarga
dalam praktek DK, dan
siklus kehidupan
keluarga menurut
Duvall, APGAR danSCREEM keluarga
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswadiharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang
siklus kehidupan
keluarga menurut Duvall
2. Menjelaskan tentangAPGAR keluarga
3. Menjelaskan tentang
SCREEM keluarga
1. Mengkaji
konsepsiklus
kehidupan
keluarga
menurut
Duvall2. Mengkaji
konsep
APGAR
keluarga
3. Mengkaji
konsepSCREEM
keluarga
1. Siklus kehidupan
keluarga (menurutDuvall)
2. Pengertian
APGAR keluarga
3. Pengertian
SCREEM keluarga
2x3x50
menit
LCD, Laptop
Tes essay,
tes objektif,tugas
makalah
Memahami dan mampu Setelah mengikuti 1. Mengkaji 1. Cara 3x3x50 LCD, Laptop Tes essay,
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
5/55
menerapkan cara
sistematik untuk
berhubungan dengan
masalah
kedokteran/penyakit
dan bagaimana masalah
tersebut bisa diterima
oleh pasien dan
keluarganya, sertamendorong keluarga
untuk mendiskusikan
penyakit tersebut secara
terbuka dan
tanggap/respon
emosional mereka
terhadap isu tersebut
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat
menjelaskan penanganan
penyakit dengan metode
CEA :
1. Temukan masalah klinis
(Catharsis=C)
2. Koreksi salah persepsi
(Educate=E)3. Atasi permasalahan
pasien (Action=A)
4. Diskusi problem klinik
konsep
Catharsis
2. Mengkaji
konsep
Educate
3. Mengkaji
konsep
Action
4. Mengkajidiskusi
problem
klinis
menemukan
masalah klinis
(C)
2. Koreksi salah
persepsi (E)
3. Cara mengatasi
permasalahan
pasien (A)
4. Konseling
menit
tes objektif,
tugas
makalah
Memahami dengan baik
landasan hukum, area,
kriteria dan indikator
Standar Pelayanan DK
Setelah mengikutiperkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat
menjelaskan:
1. Latar belakang
penyusunan standar
pelayanan DK
2. Landasan hukumnya
3. Standar pemeliharaan
kesehatan di klinik
4. Standar perilaku dalampraktek DK
5. Standar pengelolaanpraktek
1. MengkajiKonsep
standar
pelayanan DK
2. Mengkaji
standar
pengelolaan
praktek DK
1. Penyusunanstandar pelayanan
DK
2. Landasan hukum
pelayanan DK
3. Standar klinik DK
4. Kode Etik
Kedokteran
5. Standar praktek
DK
2x3x50menit
LCD, Laptop
Tes essay,tes objektif
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
6/55
Memahami cara
melaksanakan standar
pelayanan yang
komprehensif dan
berkesinambungan
terhadap pasien
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat
menjelaskan:
1. Konsep Personal Care
2. KonsepPrimary Care
3. Konsep Continuing
Care
4. Konsep Comprehensive
Care
1.
Pengertian
personaldan
primary care
2.
Mengkaji
Pelaksanaan
Continuing
Care3.
Mengkaji
pelaksanaan
Comprehensive
Care
1. TeoriPersonal
Care
2. TeoriPrimary
Care
3. Continuing Care
pada penyakit
kronis
4. Penanganan
penyakit secaraholistik
2x3x50
menit
LCD, Laptop
Tes essay,
tes objektif,
diskusi
makalah
Memahami caramelakukanpalliativecare terhadap pasien
yang sudah dalam
stadium terminal
Setelah mengikutiperkuliahan mahasiswadiharapkan dapat
menjelaskan :
1. TujuanPalliative care
2. Pengertian
Psychological care
3. Pengertian Social care
4. Pengertian common
symptom
1. Mengkaji
konseppalliative care,psychological
care dan social
care
2. Mengkaji
common
symptom
penyakit
1. PengertianPalliative care
2. Pengertian
Psychological
care
3. Pengertian Social
care
4. Common
symptom penyakit
2x3x50menit
LCD, Laptop
Tes essay,tes objektif
Memahami dan mampu
membuat Rekam Medis
Dokter Keluarga
dengan baik dan benar,
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tujuan
Rekam Medis
Mengkaji konsep
Rekam Medis
1. Pengertian Rekam
Medis
2. Ciri-ciri Rekam
Medis
3. Macam-macam
3x50
menit
LCD, Laptop
Tes essay,
tes objektif
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
7/55
baik secara manual
maupun elektronik
2. Mengetahui ciri-ciri
Rekam Medis yang baik
3. Menyebutkan macam-
macam Rekam Medis
4. Menjelaskan cara
penyimpanan Rekam
Medis
5. Menyusun Rekam
Medis berdasarkanmasalah
Rekam Medis
4. Tata cara
penyimpanan
Rekam Medis
5. Tata cara
penyusunan
Rekam Medis
BUKU ACUAN YANG DIPAKAI/PUSTAKA :
1.A Primer on Family Medicine Practise (2004), Singapore International
Foundation
Pengarang : Goh Lee Gan, Azrul Azwar, dan Sugito Wonodirekso
2.Textbook of Family Practise (1995), WB. Saunder company, Philadelphia,
London,Toronto,Montreal,Sydney,Tokyo
Pengarang : E. Robert Rakel
3.Active Listening : Skills (2001), Department of Family and Community Medicine
Pengarang : Allan Dionisio, MD
4.Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga (1997), Yayasan Penerbit IDI< Jakarta
Pengarang : Azrul Azwar
5. Kedokteran Keluarga (2004), UNS Press, Surakarta.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
8/55
Pengarang : Balgis
KETERANGAN :
1. Satu kali tatap muka adalah 3 jam (tiap 1 jam = 50 menit)
2. Metode pembelajaran berupa kuliah klasik (hanya sebagai pengantar), diskusi dan pembuatan makalah
3. Evaluasinya berupa tugas membuat makalah, UTS dan UAS
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
9/55
KEGIATAN SETIAP TATAP MUKA (RPP)
1.Kegiatan Pendahuluan :
a. Mengucapkan salamb. Memperkenalkan diri (pada pertemuan pertama saja)
c. Membuat kesepakatan, misalnya tentang jumlah absensi minimal yang harus dipenuhi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian (pada
pertemuan pertama saja)
d. Memberitahu tentang materi yang harus dipelajari dan bahan/sumber bacaannyae. Pretest
2.Kegiatan Inti :
a. Menjelaskan materi kuliah atau diskusi tugas yang dipresentasikan oleh mahasiswa
b. Menarik kesimpulan dari materi yang dikuliahkan
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami dan mengaplikasikan materi yang dipelajari
d. Mahasiswa yang aktif, dosen hanya sebagai fasilitator
3.Kegiatan Penutup :
a. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya
b. Meringkas materi yang sudah diajarkanc. Merangsang mahasiswa menemukan masalah baru
d. Memberi tugas
d. Post test
e. Salam
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
10/55
RENCANA EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR
VARIABEL INDIKATOR METODE RESPONDEN WAKTU
1. Kualitas materi 1.1. Kemutakhiran bahan bacaan Review dokumen Sejawat dosen Awal semester
1.2 Sistematika dalam urutan materi Review dokumen Sejawat dosen Awal semester
1.3. Mutu tugas/latihan Review & observasi Sejawat dosen & mhs Tengah & akhir
dokumen semester
1.4.Mutu soal ujian Analisis soal & hsl ujian Sejawat dosen & mhs Tengah & akhir
semester2. Input 2.1.Penguasaan materi mata kuliah Pre & post test Mahasiswa Awal & akhir
oleh mahasiswa kuliah
2.2. Penguasaan dosen thd materi Observasi Mahasiswa Awal semester
3. Proses 3.1. Strategi perkuliahan Observasi Sejawat dosen Awal semester
3.2. Media instruksional Review dokumen Sejawat dosen Awal semester3.3. Cara mengajar dosen Observasi Mahasiswa Awal semester
3.4. Cara belajar mahasiswa Analisa hasil ujian Mahasiswa Tengah & akhir
semester
4.Output Hasil belajar mahasiswa Analisa hasil ujian Mahasiswa Tengah & akhir
semester
5.Sarana & Pra- 5.1. Tersedianya bahan & peralatan Observasi Ruang praktikum Awal semestersarana belajar untuk praktek
mengajar
5.2.Luas ruangan kuliah Observasi Ruang kuliah Awal semester
5.3.Tersedianya OHP/LCD, dll Observasi Ruang kuliah Awal semester
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
11/55
6. Silabus Mahasiswa paham mata kuliah yang Analisa hasil ujian Mahasiswa Tengah & akhirdiajarkan semester
7. RPP Mahasiswa paham mata kuliah yang Pre & post test Mahasiswa Awal & akhir
Diberikan setiap tatap muka kuliah
KERANGKA BAHAN AJAR MATA KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA
TUJUAN MATA KULIAH :
Dokter Keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan
proaktif yang dibutuhkan oleh pasiennya dalam kaitan sebagai anggota dari satu unit keluarga, komunitas serta lingkungan dimana pasien tersebut
berada, serta apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, bertindak sebagai koordinatordalam merencanakan konsultasi dan/ atau rujukan yang diperlukan kepada dokter ahli yang sesuai. ( The American Academic of General Practice ,
1947; TheAmerican Board of Family Practico, 1969; Ikatan Dokter Indonesia, 1982.. Singapore College of General Practice, 1987).
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan proaktif serta yang lebih memusatkan
perhatian dan tanggung jawabnya pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga sebagai satu unit, bukan pada golongan
umur, jenis kelamin, organ tubuh, jenis penyakit dan atau keluhan tertentu saja. (The American Academy of Family Physician, 1969; Coymon,1971;
Mc.Whinney,1981)
Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh pada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan
faktor-faktor lingkungan ekonomi dan sosial budaya.
Adapun Tujuan Instruksional Umum (TIU) mata kuliah ini adalah :
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
12/55
1. Mahasiswa dapat memahami dengan baik akan konsep-konsep yang ada dalam Pelayanan Dokter Keluarga
2. Mahasiswa dapat menguasai dan mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dengan pasien bila kelak menjadi dokter keluarga
3. Mahasiswa memahami dengan baik cara menerapkan Sistem Pendekatan Keluarga dalam Praktek Sehari-hari.
4. Mahasiswa mampu menerapkan cara sistematik untuk berhubungan dengan masalah kedokteran/penyakit dan bagaimana masalah tersebut bisa
diterima oleh pasien dan keluarganya, serta mendorong keluarga untuk mendiskusikan penyakit secara terbuka dan tanggap/respon emosional
mereka terhadap isu tersebut (konseling keluarga).
5. Mahasiswa memahami dengan baik landasan hukum, area, kriteria dan indikator Standar Pelayanan Dokter Keluarga.
6. Mahasiswa memahami dengan baik cara melaksanakan standar pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan terhadap pasien.
7. Mahasiswa memahami dengan baik cara melakukanpalliative care terhadap pasien yang sudah dalam stadium terminal.
8. Mahasiswa memahami dan mampu membuat Rekam Medis Dokter Keluarga dengan baik dan benar.
MATERI KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA :
BAB I & II : KONSEP DASAR PELAYANAN DOKTER KELUARGA
A. Landasan Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
B. Definisi Ilmu Kedokteran Keluarga
C. Definisi Dokter Keluarga
D. Prinsip-prinsip Pelayanan Dokter Keluarga
E. Nilai-nilai Inti Kedokteran Keluarga
F. Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga
G. Sekilas Tentang PDKI dan Perangkatnya
-Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
13/55
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa mengerti mengenai definisi Ilmu Kedokteran Keluarga dan Dokter Keluarga, serta memahami nilai-nilai Inti
Kedokteran Keluarga dan Landasan Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga.
2.Mahasiswa memahami dengan baik tentang Prinsip-prinsip dan Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga, serta mengenal
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan perangkatnya.
BAB III & IV : KETRAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER KELUARGA
A. Dimensi Fasilitatif
B. Dimensi Transitional
C. Dimensi Aktif
D. Informed Consent
-Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa mengerti dan bisa mengasah kemampuannya untuk menerima dan memahami tentang apa yang sedang
pasien yakini melalui pesan verbal atau non verbal.
2.Mahasiswa mampu merubah perilaku verbal dan non verbalnya bila kelak jadi dokter keluarga dalam rangka
menciptakan komunikasi yang lebih efektif dengan pasien, serta mampu membuat informed consent dalam setiap
melakukan tindakan medis.
BAB V & VI : KONSEP DASAR STRUKTUR DAN FUNGSI DARI KELUARGA
A. Penerapan Sistem Pendekatan Keluarga Dalam Praktek Sehari-hari
B. Siklus Kehidupan Keluarga Menurut Duvall
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
14/55
C. Beberapa Seri Pertanyaan Sirkuler yang Direkomendasikan
A. APGAR Keluarga
B. SCREEM
- Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit
- Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa mampu menggunakan APGAR (Adaptation, Partnership, Growth, Affection, Resolve) Keluarga sebagai alat
untuk screening secara cepat tentang fungsi keluarga dan dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.
2. Mahasiswa mampu menggunakan SCREEM (Social, Cultural Religious, Economy, Education, Medical) untuk menilai
kapasitas/kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan atau mengatasi krisis.
BAB VII, VIII & IX : PRAKTEK DOKTER KELUARGA DALAM PENANGANAN PENYAKIT KRONIS DENGAN
METODE CEA
A. Diskusi Problem Klinis (Konseling)
B. Temukan Masalah Klinis (Catharsis)
C. Koreksi Salah Persepsi (Educate)
D. Atasi Permasalahan Pasien (Action)
E. Menset Goal
F. Follow-up
-Jumlah tatap muka : 9 x 50 menit
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa mampu menerapkan diskusi problem klinis, yaitu mengenai alasan konsultasi, riwayat penyakit dan menilai
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
15/55
kondisi kesehatan dengan melakukan pemeriksaan fisik bila diperlukan.
2.Mahasiswa memahami dengan baik cara melakukan praktek Dokter Keluarga dalam penanganan penyakit kronis
dengan metode CEA (Catharsis, Educate, Action).
BAB X & XI : STANDAR PELAYANAN DOKTER KELUARGA
A. Latar Belakang Penyusunan Standar
B. Landasan Hukum
C. Struktur Standar
D. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik
E. Standar Perilaku Dalam Praktek
F. Standar Pengelolaan Praktek
-Jumlah tatap muka : 3 x 50 menit
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa memahami dengan baik tentang latar belakang, landasan hukum, dan struktur Standar Pelayanan Dokter
Keluarga.
2.Mahasiswa memahami dengan baik tentang standar perilaku dalam praktek, standar pengelolaan praktek Dokter Keluarga
dan standar pemeliharaan kesehatan di klinik.
BAB XII & XIII : PERSONAL CARE, PRIMARY CARE, CONTINUING CARE, COMPREHENSIVE CARE
A.Personal Care
B.Primary Care
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
16/55
C.Continuing Care
D.Comprehensive Care
-Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa kelak sebagai Dokter Keluarga mampu melakukan perawatan pasien secara komprehensif.
2. Mahasiswa kelak sebagai Dokter Keluarga mampu melakukan pelayanan yang berkesinambungan terhadap pasien yang
mengidap penyakit kronis.
BAB XIIV, XV : PALLIATIVE CARE
A. Tujuan Palliative Care
B. Psychological Care
C. Physical Care
D. Social Care
E. Diet
F. Common Symptom
-Jumlah tatap muka : 6 x 50 meni
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa mampu melakukan pendekatan secara psikis, fisik dan sosial terhadap pasien yang sudah dalam stadium
terminal.
2.Mahasiswa mampu mengenali gejala umum dan diet yang diberikan kepada pasien yang sudah dalam stadium terminal.
BAB XVI : REKAM MEDIS
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
17/55
A. Tujuan dari Rekam Medis
B. Ciri-ciri Rekam Medis yang Baik
C. Macam Rekam Medis
D. Penyimpanan Rekam Medis
E. Rekam Medis Berdasarkan Masalah
-Jumlah tatap muka : 3 x 50 menit
-Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
1. Mahasiswa memahami tentang tujuan, ciri-ciri, dan macam rekam medis Dokter Keluarga yang baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu membuat dan menyimpan rekam medis Dokter Keluarga dengan baik dan benar berdasarkan
masalah.
BUKU ACUAN YANG DIPAKAI/PUSTAKA :
1.A Primer on Family Medicine Practise (2004), Singapore International
Foundation
Pengarang : Goh Lee Gan, Azrul Azwar, dan Sugito Wonodirekso
2.Textbook of Family Practise (1995), WB. Saunder company, Philadelphia,
London,Toronto,Montreal,Sydney,Tokyo
Pengarang : E. Robert Rakel
3.Active Listening : Skills (2001), Department of Family and Community Medicine
Pengarang : Allan Dionisio, MD
4.Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga (1997), Yayasan Penerbit IDI< Jakarta
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
18/55
Pengarang : Azrul Azwar
5. Kedokteran Keluarga (2004), UNS Press, Surakarta.
Pengarang : Balgis
KETERANGAN :
4. Satu kali tatap muka adalah 3 jam (tiap 1 jam = 50 menit)
5. Metode pembelajaran berupa kuliah klasik (hanya sebagai pengantar), diskusi dan pembuatan makalah
6. Evaluasinya berupa tugas membuat makalah, UTS dan UAS
Surabaya, 29 Januari 2012
Koordinator Kedokteran Keluarga,
Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
19/55
ANALISIS SWOT :
PEMBELAJARAN MATA KULIAH ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DENGAN METODE ANALISIS SWOT
DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
Oleh : Laksomono Pratignjo, dr, M.Kes
PEMBAHASAN
1. Analisis Swot dalam Pendidikan
Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitandengan pengembangan misi, tujuan, strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi
yang ada pada saat ini. Hal ini disebut Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
20/55
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal; Strenghts dan Weaknesses serta lingkungan eksternal; Opportunities dan Threats.
Berikut ini adalah diagram analisis SWOT :
BERBAGAI
PELUANG
3. Mendukung
strategi turn
around
1. Mendukung
strategi agresif
KELEMAHANINTERNAL
KEKUATANINTERNAL
4. Mendukung
strategi defensif
2. Mendukung
strategi
diversifikasi
BERBAGAI
ANCAMAN
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
21/55
SWOT selain dapat digunakan pada perusahaan bisnis, dapat juga digunakan pada manajemen sekolah/perguruan tinggi
dalam menghadapi tantangan maupun peluang yang ada di era globalisasi ini.. Penerapan SWOT pada instansi pendidikan tersebut
dapat mendorong kemajuan manajemen sekolah/perguruan tinggi.
2. Peran Analisis Swot dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi,
serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai
langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/)
awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam
berbaga(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/)
Jika analisis swot digunakan, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah/perguruan tinggi untuk mendapatkan sebuah
gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah/perguruan tinggi itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga
pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan dimasuki oleh mahasiswa. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor
eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan
akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat
program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif
dan relevan.
Beberapa contoh lingkungan internal lembaga pendidikan :1. tenaga kependidikan dan staf adminstrasi
2. ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana
(lingkungan belajar).
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
22/55
3. mahasiswa yang ada
4. anggaran operasional
5. program riset dan pengembangan iptek
6. organisasi orang tua mahasiswa atau IKOMA
Beberapa contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan :
1. tempat kerja yang prospektif bagi lulusan
2. orang tua dan keluarga mahasiswa
3. lembaga pendidikan pesaing lainnya
4. lembaga tinggi sebagai persiapan lanjutan
5.
ANALISIS SWOT DI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (MATA KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA) DI FK UWKS :
1.STRENGHTS( KEKUATAN ) :
Dosen :
a. Jumlah dosen 3 orang dengan kualifikasi S2 (2 orang) dan S3 (1 orang)
b. Pengalaman kerja di atas 5 tahun
c. Sudah sertifikasi dosen
d. Mempunyai jabatan akademik
e. Sudah pernah mengikuti pelatihan PEKERTI dan AA
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
23/55
f. Aktif mengikuti seminar, pelatihan, penelitian dan forum ilmiah lainnya
Mahasiswa :
a. Disiplin dalam berpakaian, mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas kuliah
b. Menguasai IPTEK dengan baik
c. Penguasaan bahasa Inggris
d. Aktif dalam diskusi setiap presentasi tugas pembuatan makalah
e. Motivasi yang kuat untuk lulus mata kuliah Kedokteran Keluarga dengan nilai A
f. Mampu membeli computer/laptop dan buku sumber bacaan
g. Mempunyai kelompok belajar
h. Rata-rata golongan ekonomi menengah ke atas
i. Jumlah mahasiswa 175 orang per kelas.
Kurikulum :
a. Menggunakan KBK dengan metodefull block
b. Ada teori dan praktikumnya yang saling terkait
c. Sesuai dengan Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI)
d. Selalu up to date (revisi 5 tahun sekali)
e. Masuk dalam 7 area kompetensi (area ke 3)
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
24/55
Sarana dan Prasarana :
a. Ruang kuliah yang nyaman ( ber AC) dan bersih
b. Dilengkapi dengan laboratorium computer dan perpustakaan
c. Ada Hot spot
d. Ada LCD, OHP, sound system dan papan tulis/whiteboard
e. Ada ruang dosen yang dilengkapi dengan mini perpustakaan khusus bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
f. Gedung baru berlantai 9
2. WEAKNESSES(KELEMAHAN) :
Dosen :
a. Masih teaching centereddalam proses belajar mengajar
b. Rasio dosen pengajar MK Kedokteran Keluarga dengan mahasiswa masih kurang ideal (3 dosen : 175 mahasiswa)
c. Kurang komunikatif dalam mengajar (monoton)
d. Belum menerapkan KBK
e. Kurang mengenal mahasiswa
f. Bahan ajar kurang up to date
g. Lebih banyak mengajarkan teoritis daripada pengalaman atau prakteknya
Mahasiswa :
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
25/55
a. Kurang terbiasanya belajar mandiri
b. Malas ke perpustakaan
c. Malas cari materi kuliah di sumber lainnya, misalnya di internet
d. Kurangnya motivasi mengikuti kuliah Kedokteran Keluarga
e. Kurangnya peran aktif mahasiswa dalam proses belajar mengajar
f. IQ yang kurang
g. Hanya mengandalkan diktat sebagai sumber bacaan
h. Hanya mengejar nilai baik
i. Lulus ujian dengan nilai minimal dan tidak mengerti akan materi yang diterima
j. Jumlah mahasiswa yang berlebihan (175 mahasiswa dalam satu kelas)
Kurikulum :
a. Kurang up to date
b. Evaluasinya tidak rutin
c. Lebih banyak teoritis daripada prakteknya
Sarana dan Prasarana :
a. Kurang perawatannya sehingga sering rusak
c. Tidak ada kalibrasi untuk alat-alat tertentu
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
26/55
d. Alat peraga yang kurang jumlahnya
3. OPPORTUNITIES(PELUANG) :
Dosen :
a. Memperoleh beasiswa untuk kuliah lagi ke jenjang lebih lanjut
b. Mengikuti workshop, seminar, lokakarya, dan pelatihan
c. Mengadakan pelatihan Dokter Keluarga untuk dokter muda, dokter umum dari kalangan FK UWKS maupun dari luar FK UWKS
d. Melakukan penelitian ilmiah di bidang Kesehatan Masyarakat
e. Kuliah ke luar negeri dengan beasiswa
f. Kenaikan jabatan akademik
g. Peningkatan kesejahteraan
Mahasiswa :
a. Mendapatkan beasiswa dari Yayasan, EGC, dan lain-lainnya
b. Menyelesaikan studi tepat waktu
c. Menguasai ilmu kedokteran keluarga yang nantinya bermanfaat pada saat jadi dokter keluarga (sebagai dokter ASKES, ASTEK, dll)
Kurikulum :
a. Masuk dalam materi PBL
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
27/55
b. Masuk dalam Kepaniteraan Klinik IKM di Puskesmas
c. Dijadikan sebagai ciri khas FK UWKS, yaitu lulusan dokter dengan kompetensi Dokter Keluarga
d. Masuk KIPDI
Sarana dan Prasarana :
a. Praktek kerja lapangan di Puskesmas, poliklinik, instansi kesehatan lainnya
b. Menggunakan computer untuk praktek EBM dan Rekam
4. THREATS(ANCAMAN) :
Dosen :
a. Dosen merasa lebih pintar daripada mahasiswanya
b. Tidak mau dikritik oleh mahasiswanya
c. Tidak mau meng-upgrade dirinya sendiri
d. Apa yang diajarkan tidak sama dengan apa yang diujikan
e. Malas melakukan penelitian
f. Malas mencari literatur terbaru
g. Malas ke perpustakaan
h. Malas membuat bahan ajar yang up to date
i. Tidak pernah memotivasi mahasiswanya
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
28/55
j. Mengganggap mahasiswanya bodoh bila nilai ujiannya jelek
Mahasiswa :
a. Tidak memliki kelompok belajar
b. Malas belajar
c. Suka nyontek saat ujian
d. Tidak memperhatikan saat kuliah
e. Malas ke perpustakaan
f. Tidak lulus ujian
g. Kena DO
Kurikulum :
a. Tidak pernah direvisi
b. Out to date
c. Tidak mengacu pada KIPDI
d. Tidak berdasarkan KBK
Sarana dan Prasarana :
a. Alat-alat pembelajaran (misalnya LCD, Laptop, dll) sering rusak
b. AC sering rusak
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
29/55
c. Buku-buku di perpustakaan jumlahnya tidak memadai
d. Kursi dan alat-alat komunikasi yang rusak
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Analisis Swot adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Analisis Swot sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena analisis dan gambaran yang diberikan
merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan pendidikan lebih lanjut .Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi,
tujuan, dan program kerja yang lebih konkrit.
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistis dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu . Misi
adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai oleh organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan
datang.
Tujuan merupakan bagian integral dalam sistem strategi managemen yang didalamnya mengandung usaha untuk
melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu tujuan harus menegaskan tentang apa ( what) yang secara khusus harus dicapai dan kapan
(when). Pencapain tujuan dapat menjadi tolak ukur untuk menilai kinerja organisasi.
2. Saran
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
30/55
Analisis Swot adalah semata-mata sebuah alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi
atau yang mungkin akan dihadapi oleh lembaga/satuan pendidikan, dan bukan sebuah alat yang serta merta mampu memberikan
jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah/satuan pendidikan tanpa oleh karena itu perlu pemikiran, komitmen,
dan tindak lanjut yang jelas sebagai implikasinya.
CONTOH SOAL UJIAN DAN KISI-KISI KEDOKTERAN KELUARGA
1. Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan medis oleh dokter dengan kualitasnya
yang terpelihara sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Sebagai salah satu fungsi
pengaturan dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran yang dimaksud adalah pengaturan tentang Rekam Medis, yaitu pada pasal 46 dan
pasal 47. Yang bukan merupakan isi Rekam Medis adalah :
A. Pemeriksaan pasien
B. Identitas pasien
C. Biaya pengobatan pasien
D. Diagnosis pasien
E. Hasil laboratorium pasien
JAWAB : C
Pembahasan/Kisi-kisi :
Isi Rekam Medis :
a. Sebagai Catatan
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
31/55
Merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan olehdokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.
b. Sebagai Dokumen
Merupakan kelengkapan dari catatan tersebut di atas, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lainnya sesuai dengan
keilmuannya.
Sumber bacaan : Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 3, Tahun 2006
2. Semua dokter wajib membuat Rekam Medis pasiennya masing-masing, baik di tempat praktik pribadi maupun di instansi kesehatan
( misalnya Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik dan lain-lainnya) tempat dokter bekerja, karena Rekam Medis sangat besar manfaatnya bagi
dokter maupun pasiennya. Yang bukan merupakan manfaat dari Rekam Medis adalah :
A. Rekam Medis bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran.
B. Rekam Medis adalah satu-satunya alat bukti tertulis dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik kedokteran.
C. Berkas Rekam Medis dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan.D. Rekam Medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan.
E. Rekam Medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
JAWAB : B
Pembahasan/Kisi-kisi :
Manfaat Rekam Medis adalah :
a. Pengobatan Pasien
Rekam Medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada penderita.b. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayananuntuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pendidikan dan Penelitian
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
32/55
Rekam Medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medisbermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
d. Pembiayaan
Berkas Rekam Medis dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
e. Statistik Kesehatan
Rekam Medis dapat digunakan sebagai bahan statistic kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat
dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam Medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hokum, disiplin dan etik.
Sumber bacaan : Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 6, Tahun 2006.
3. Komunikasi efektif dokter-pasien adalah komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-
verbal yang menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya,
peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untukmengatasi permasalahannya. Berikut ini adalah contoh hasil komunikasi dokter-pasien yang
tidak efektif :
A. Pasien mematuhi anjuran dokter
B. Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (misalnya membatasi diri, biaya pengobatannya,
dan lain-lainnya) sesuai penjelasan dokter.
C. Pasien merasa dipahami dan diperlakukan sebagai subyek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.
D. Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternatif atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy).
E. Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.
JAWAB : D
Pembahasan/Kisi-kisi :
Contoh hasil komunikasi dokter-pasien yang efektif :
a. Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai dengan tujuannya berobat. Berdasarkan pengetahuannya tentang penyakit kondisi
kesehatannnya, pasienpun mengerti anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum obat secara teratur, melakukan pemeriksaan
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
33/55
(laboratorium, foto rontgen, scan, dll) dan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat
cukup, dan sebagainya).
b. Pasien memehami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan) sesuai
penjelasan dokter.
c. Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternativesesuai kondisi dan situasinya, dengan segala konsekuensinya.
d. Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.
Contoh hasil komunikasi dokter-pasien yang tidak efektif :
a. Pasien tetap tidak mengerti keadaannya karena dokter tidak menjelaskan, hanya mengambil anamnesis atau sesekali bertanya, singkat
dan mencatat seperlunya, melakukan pemeriksaan, menulis resep, memesankan untuk kembali atau memeriksakan ke laboratorium atau
foto rontgen, dan sebagainya.
b. Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk bicara, padahal ia yang merasakan adanya perubahan di dalam tubuhnya
yang tidak ia mengerti dan karenanya ia pergi ke dokter. Ia merasa usahanya sia-sia karena sepulang dari dokter ia tetap tidak tahu apa-
apa, hanya mendapat resep saja.
c. Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai obyek, bukan sebagai subyek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.
d. Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak
e. Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain.
f. Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternatif atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy)
Sumber bacaan : Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 2, Tahun 2006.
4.Carma L. Bylund & Gregory Makoul (2002) dalam tulisannya tentangEmphatic Communication
in Physician-Patient Encounter, menyatakan betapa pentingnya empati di komunikasi dalam
hubungan dokter-pasien. Bylund & Makoul mengembangkan 6 tingkat/level empati. Dokter
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
34/55
berbagi perasaan dan pengalaman (Sharing feeling and experience) dengan pasien merupakanempati level ke berapa ?
A. Level 1
B. Level 2
C. Level 3
D. Level 4
E. Level 5
JAWAB : E
Pembahasan/Kisi-kisi :
Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentangEmphatic Communication in Physician-Patient Encounter(2002),
menyatakan betapa pentingnya empati ini di komunikasikan. Bylund & Makoul mengembangkan 6 tingkat/level empati yang dikodekandalam suatu system (The Empathy Communication Coding System (ECCS) Levels) :
Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien
Level 1 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
Level 2 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implicit
Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasienLevel 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien
Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feeling and experience) dengan pasien.
Sumber bacaan : Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 9, Tahun 2006.
5. Di dalam proses komunikasi dokter-pasien, sikap profesional dokter penting untuk membangun
rasa nyaman, aman dan percaya pasien kepada dokter, yang merupakan landasan bagiberlangsungnya komunikasi secara efektif (Silverman, 1998). Contoh sikap profesional dokter
ketika menerima pasien adalah :
A. Dokter harus bisa memutuskan sendiri rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilankeputusan
B. Menatap mata pasien secara terus-menerus saat anamnesa.
C. Menilai suasana hati lawan bicara
D. Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya, maka dokter harus dengan tegas
menegurnya agar mau diperiksa
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
35/55
E. Tidak terpengaruh oleh sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien JAWAB : C
Pembahasan/Kisi-kisi :
Contoh sikap dokter yang professional ketika menerima pasien :
a. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam
b. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya
c. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan diberikan,
menghindari tampak lelah).
d. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi,
konsultan tumbuh kembang, dll).
e. Menilai suasana hati lawan bicara
f. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien.
g. Menatap mata pasien secara professional yang lebih terkait dengan makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.
h. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak perlu.
i. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.
j. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan keputusan.
k. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.
l. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah pihak.
m. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang
Sumber bacaan : Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 11, Tahun 2006.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
36/55
Oleh : Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes
Dosen IKM (Kedokteran Keluarga) Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
37/55
PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IKM DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY
PADA MAHASISWA SEMESTER V FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2011/2012
OLEH :
LAKSOMONO PRATIGNJO, dr, M.Kes
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
38/55
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
JANUARI 2012
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Kedokteran Keluarga dengan Metode PembelajaranDiscoveryPada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kususuma Surabaya
Tahun Pelajaran 2011-2012
Peneliti : Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi
karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di perguruan tinggi telah menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut,
sehingga di dalam pengajaranpun dosen selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat
memberikan semangat belajar bagi semua mahasiswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang
pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara dosen
dan mahasiswa dalam satuan pembelajaran. Dosen sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar
merupakan pemegang peran yang sangat penting. Dosen bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih
dari itu dosen dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
39/55
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, dosenlahlah yang mengarahkan bagaimana
proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu dosen harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih
efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat mahasiswa merasa senang dan
merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Dosen mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitasmanusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta
sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air,
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan
mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor dosen dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, karena dosen secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan mahasiswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna
mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran dosen sangat penting dan diharapkan dosen memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-
konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya
adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan
prestasi belajar mahasiswa khususnya mata kuliah Kedokteran Keluarga, misalnya dengan membimbing mahasiswa
untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu mahasiswa berkembang
sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep yang
diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa mahasiswa
tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, dosen harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
40/55
sehingga dengan bantuan itu mahasiswa dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran
Kedokteran Keluarga yang diharapkan oleh dosen adalah A atau B.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah mahasiswa
yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Kedokteran Keluarga sangat rendah
yaitu mencapai C dan D. Hal ini disebabkan karena dosen dalam proses belajar mengajar hanya menggunakanmetode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen dengan upaya membangkitkan motivasi belajar
mahasiswa, misalnya dengan membimbing mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan
mahasiswa serta dosen yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Kedokteran Keluarga.
Motivasi tidak hanya menjadikan mahasiswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam
menentukan seberapa jauh mahasiswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap
informasi yang disajikan kepada mereka. Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan
proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga mahasiswa itu akan meyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting dosen adalah merencanakan bagaimana mendukung
motivasi mahasiswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang dosen disamping menguasai materi, juga diharapkan
dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan mahasiswa, sehingga
menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode
pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Penulis memilih metode pembelajaran ini
mengkondisikan mahasiswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan
pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) mahasiswa lebih aktif dalam
memecahkan untuk menemukan sedang dosen berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara
memecahkan masalah itu.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
41/55
Dari latar belakang tersebut di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan
Prestasi Belajar Kedokteran Keluarga dengan Metode Pembelajaran DiscoveryPada Mahasiswa Semester V FK UWKS
Tahun Pelajaran 2011/2012 ".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi belajar mahasiswa mata kuliah
Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mahasiswa dengan diterapkannya pembelajaran discoverymata
kuliah Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran discovery mata
kuliah Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.
2. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa setelah diterapkannya pembelajaran discovery
mata kuliah Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
42/55
D. Manfaat Penelitian :
Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Dosen : untuk memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Kedokteran
Keluarga.
2. Mahasiswa : untuk meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata kuliah Kedokteran Keluarga.3. Kampus : untuk memberikan masukan bagi kampus sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di kampus
tersebut.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kampus ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata kuliah Kedokteran Keluarga
pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa mata kuliah KedokteranKeluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.,
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar
mahasiswa.
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada mahasiswa semester V yang sedang menempuh mata kuliah
Kedokteran Keluarga.
3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di FK UWKS.
4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester V tahun pelajaran 2011/2012.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
43/55
5. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang
perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu cara mengajar yang melibatkan mahasiswa dalam
proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar mahasiswa dapat belajar
sendiri
2. Motivasi belajar adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untukberbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor setelah
mahasiswa mengikuti pelajaran.
H. Kajian Pustaka
a. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswamampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara
lain mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat
kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya segitiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
44/55
dimaksud dengan prinsip antara lain ialah logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini mahasiswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, dosen hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning mahasiswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar
berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discoverylearning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan mahasiswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar mahasiswa dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini dosen berusaha meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
Teknik ini mampu membantu mahasiswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan
keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan mahasiswa.
Mahasiswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam
tertinggal dalam jiwa mahasiswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para
mahasiswa.
Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Mampu mengarahkan cara mahasiswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih
giat.
Membantu mahasiswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada mahasiswa tidak pada dosen. Dosen hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila
diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini namun masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
45/55
Pada mahasiswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Mahasiswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
Bagi dosen dan mahasiswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan
sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental
ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap
dan keterampilan bagi mahasiswa.
Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
b Motivasi Belajar
Pengertian motivasi adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan
seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atauperbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa mahasiswa yang termotivasi dalam
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga
mahasiswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
46/55
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman,
2000: 29). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atauberfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun motivasi
intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan mahasiswa.
2. Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber
belajar di kampus.
4. Sesekali memberikan penghargaan pada mahasiswa atas pekerjaannya.
5. Meminta mahasiswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara
sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya
(Usman, 2000: 29).
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
47/55
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antara lain:
1. Kompetisi (persaingan): dosen berusaha menciptakan persaingan di antara mahasiswanya untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasiprestasi orang lain.
2. Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat). Pada awal kegiatan belajar mengajar dosen hendaknya
terlebih dahulu menyampaikan kepada mahasiswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian
mahasiswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
3. Tujuan yang jelas. Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar ni]ai
tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan sesuatu perbuatan.
4. Kesempurnaan untuk sukses. Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan
terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, dosen
hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meraih sukses dengan usaha mandiri,
tentu saja dengan bimbingan dosen.
5. Minat yang besar. Motivasi akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6. Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua mahasiswa mau belajar dengan tujuan memperoleh
nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak mahasiswa yang tidak belajar bila tidak ada
ulangan. Akan tetapi, bila dosen mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah mahasiswa giat
belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang
kuat bagi mahasiswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi,
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
48/55
dan lain sebagainya.
c. Prestasi Belajar Kedokteran keluarga
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkahlaku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada
hasil yang akan dicapai mahasiswa dalam proses belajar di kampus. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,
hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dengan melibatkan
seluruh potensi yang dimilikinya setelah mahasiswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar
tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui
sejauh mana mahasiswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh dosen. Di samping itu dosen dapat
mengetahui sejauh mana keberhasilannya dalam proses belajar mengajar di kampus.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Kedokteran Keluarga adalah nilai yang
dipreoleh mahasiswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar Kedokteran Keluarga.
d. Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga mahasiswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
49/55
(Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh mahasiswa dengan melibatkan seluruh
pctensi yang dimilikinya setelah mahasiswa itu melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan
kesempatan dan menuntut mahasiswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan
menberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan (discovery)akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan mahasiswa dan kemampuan
berfikir secara bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk
menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan
keingintahuan mahasiswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi'udin, 2002: 19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model
penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar mahasiswa akan
tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar mahasiswa. Hasil ini akan dapat
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
I. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral,
bertujuan untuk melakukan perbaikanperbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi
pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam
harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
50/55
b. Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti sebagai dosen dan merencanakan kegiatan berikut :
1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen
3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat
4. Melaporkan hasil penelitian
c. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
d. Data dan sumber
1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir mahasiswa yang diperoleh dengan mengamati
munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1
C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir
semester (UAS).
2. Sumber data penelitian adalah mahasiswa semester V FK UWKS yang sedang menempuh mata kuliah
Kedokteran Keluarga, sebagai obyek penelitian
e. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
51/55
1. Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada mahasiswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
kondisi awal mahasiswa
2. Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atautanggapan mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
3. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir mahasiswa yang terdiri dari beberapa
deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4. Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh mahasiswa setelah
pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup.
5. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak
termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
f. Analisis data
1. Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban mahasiswa dianalisis dengan rubrik. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor
kemampuan berfikir, pertanyaan dan janwaban yang telah dinilai dengan rubrik pada siklus I dibandingkan dengan
pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubrik pada siklus II.
Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya mahasiswa :
Skor riil X 4
Skor maks
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
52/55
Keterangan:
Skor riil : Skor total yang diperoleh mahasiswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh mahasiswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan belajar mahasiswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Secara
individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, dan secara kelompok dainggap
tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah mahasiswa yang mencapai daya serap minimal 65 %
(Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)
g. Tahap-tahap penelitian
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran satu
arah. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan
tindakan, observasi, refleksi.
Siklus I :
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :
Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
Penyusunan lembar masalah/lembar kerja mahasiswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran mahasiswa.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
53/55
Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun
etnis.
Memberikan penjelasan pada mahasiswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian
dosen menjadi fasilitator selama pembelajaran, mahsiswa dibimbing untuk belajar Kedokteran Keluarga secara
kooperatif learning Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah disesuaikan dengan skenario
pembelajaran.
Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, dosen memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil
belajar mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan
kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa
hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah
selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
54/55
Silus II :
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan
pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
-
7/22/2019 Silabus-RPP KK
55/55