SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf ·...
Transcript of SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf ·...
![Page 1: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/1.jpg)
SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT ANAK
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL, PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I, DAN PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
FEBRI ALVIONITA
20100320111
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKRTA
2014
![Page 2: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/2.jpg)
![Page 3: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/3.jpg)
Sikap Perawat Terhadap Patient Safety di Unit Anak Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul, PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan PKU
Muhammadiyah unit II.
Nurse’s Attitude of Patient Safety on Pediatric Unit at PKU Muhammadiyah
Hospital in DIY
Febri Alvionita1 , Rahmah
2 , Falasifah
3
School of nursing1 , Departement of Nursing, muhammadiyah university of
Yogyakarta2 3
Korespondensi:
Febri Alvionita. Muhammadiyah Yogyakarta University. Lingkar selatan,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, phone (0274) 387656, 387649. Email:
[email protected], [email protected]
INTISARI
Patient safety yang diartikan sebagai kebebasan dari trauma atau injuri
yang terjadi secara kebetulan, telah menjadi isu global dalam pelayanan
kesehatan. Patient safety menjadi prioritas utama karena sangat berkaitan erat
dengan mutu dan citra perumah sakitan. Perawat sebagai pemberi pelayanan di
rumah sakit sudah semestinya memiliki sikap yang mendukung terlaksananya
patient safety di rumah sakit. Melalui sikap akan terlihat respon yang ditunjukan
seseorang terhadap suatu objek, baik, buruk, positif maupun negatif. Tingginya
angka kejadian pelanggaran patient safety pada anak perlu menjadi perhatian
karena anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya perlu diberikan
perlindungan dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta
pencegahan terjadinya kecacatan pada anak.
Penelitian deskriptif observasional ini memiliki 28 responden yang
merupakan perawat tetap yang bekerja di bangsal anak RS PKU Muhammadiyah
Bantul, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan RS PKU Muhammadiyah
unit II. Dengan menggunakan 2 buah instrumen yang terdiri dari kuesioner dan
checklist observasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan dari bulan April hingga Juni 2014 ini
ditemukan sikap perawat terhadap patient safety dengan prosentase paling tinggi
sebesar (71%) terdiri dari 20 responden dikategorikan memiliki sikap mendukung,
dan kurang mendukung sebanyak 8 responden (29%). Dilihat dari 6 prinsip
patient safety diperoleh bahwa tertinggi adalah prinsip check patient medicines
(60,70%) yang didukung dengan hasil observasi I (86,4%) dan observasi II
(100%) pada tindakan responden selalu mengaplikasikan 6 benar dalam
pemberian obat. Prinsip terendah sebesar 47,63% pada prinsip Identify patient
safety risks didukung dengan hasil observasi I hanya sebesar 36,4% dan 54,5%
pada observasi II responden tidak melakukan tindakan memastikan pengaman
pada tempat tidur telah terpasang atau tidak.
Kata Kunci : Sikap, Patient Safety, Perawat, Joint Commission International
![Page 4: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/4.jpg)
4
ABSTRACT
Freedom of trauma or injury that is accidentally happened is the meaning
of patient safety which becomes global issue recently. Patient safety becomes
priority because it strongly relates with the quality of hospitalities. Nurses as
caregivers should have the attitudes that support the success of patient safety.
Through attitude that will be seen someone response about an object that good or
bad and positive or negative. The high numbers of patient safety incidents on
children need to be handled because children in their growth and developmental
stage need to get secured as the effort to prevent disabilities.
This descriptive observational study conducted 28 respondents who were
the nurses that work in pediatric units of RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dan RS PKU Muhammadiyah unit II. This
study was using two kinds of instruments; they were questionnaires and
observational checklist.
The result of this study which conducted during April to June 2014 found
that the nurses highest attitude of patient safety (70%) contained 20 respondents
who had supportive attitude, and less supportive was 8 respondents (29%).
Depends on 6 principals of patient safety, this study found that the highest one
principal was check patient medicines (60,70%) which supported by the first
observation result (86,4%) and the second observation (100%) which was on
attitude 6 right on medication. And the lowest principal was Identify patient safety
risks (47,63%) which supported by the first observation result 36,4% and the
second observation 54,5% respondent did not doing the attitude of setting the rail
on patients bed.
Keyword : Attitude, Patient safety, Nurse, Joint Commission International
PENDAHULUAN
Sistem kesehatan dunia telah
merubah paradigma pelayanan
kesehatan menuju keselamatan pasien
(patient safety). Penetapan patient
safety sebagai salah satu indikator
utama dalam pelayanan kesehatan
dilatar belakangi dengan tingginya
pelaporan angka insidensi kejadian
yang tidak diinginkan pada pasien.
Patient safety yang didefinisikan
sebagai “kebebasan dari trauma atau
injuri yang terjadi secara kebetulan”
yang dapat disebabkan oleh
perawatan medis, seperti rasa sakit
atau kematian akibat kesalahan
pemberian obat, salah pasien, dan
infeksi nasokomial1
![Page 5: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Tingginya angka pelaporan
pelanggaran patient safety pada anak
perlu menjadi perhatian karena anak
dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannyaperlu diberikan
perlindungan dalam upaya
mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan serta pencegahan
terjadinya kecacatan pada anak. Oleh
karena itu tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui bagaimana
sikap perawat terhadap patient safety
di Daerah Istimewa Yogyakarta,
yakni rumah sakit PKU
muhammadiyah Yogyakarta unit I,
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
unit II dan PKU Muhammadiyah
Bantul, serta untuk mengetahui sikap
paling baik perawat terhadap prinsip
patient safety
METODE
Sampel dalam penelitian ini
merupakan perawat tetap yang
bekerja diunit diketiga rumah sakit
yang berjumlah 30 responden.
Selanjutnya dengan menggunakan
teknik total sampling seluruh sampel
akan diteliti. Variabel dalam
penelitian deskriptif observasional ini
merupakan variabel tunggal yaitu
sikap. Peneliti akan meneliti dan
menilai sikap responden terhadap
patient safety dengan menggunakan
instrument berupa kuesioner dan
checklist observasi . kuesioner dan
checklist observasi telah disusun
sendiri oleh peneliti dan telah melalui
uji validitas serta reabilitas dengan
nilai r tabel > 0,553 dengan (n=13)2
dan Uji reabilitas menunjukan bahwa
16 pernyataan reliable dengan nilai
0,930 > 0.600. Dengan demikian 16
penyataan dalam kuesioner dapat
digunakan dalam penelitian ini2
Kuesioner yang telah
terkumpul kemudian dianalisis dan
dimasukkan kedalam tabel distribusi.
Yang sebelumnya telah melalui
proses editing, coding, tabulating,
data entry, kemudian data disajikan
dalam bentuk tabel dan diperjelas
dalam bentuk narasi.
Dalam proses penelitian
peneliti memberikan inform consent
sebagai bukti pernyataan responden
untuk ikut serta dalam penelitian.
Pada saaat pengisian kuesioner
responden tidak perlu mencantumkan
nama (anonymities) dan hanya
![Page 6: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/6.jpg)
6
peneliti yang mengetahui data
yang hanya dignakan untuk
keperluan penelitian
HASIL
1. Karakteristik responden
Tabel 1. Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Tingkat Pendidika
Tabel 2. Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia,
Lama Kerja dan Jam Kerja
Karakteristik Responden Frekuensi (n%)
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Tingkat pendidikan
DIII
DIV
SI (Ners)
28 (100%)
0 (0%)
24 (86%)
1 (3%)
3 (11%)
Total 28 (100%)
Karakteristik Responden Mean (min – max)
Usia
Lama Kerja di :
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Unit Anak
Sebagai Perawat
Jam Kerja per Minggu
35 (25 – 48)
10 (2 – 22)
8 (2 – 20)
10 (2 - 22)
39 (28 – 44)
![Page 7: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Hasil sikap perawat berdasarkan kuesioner
Tabel 3. Sikap Perawat Anak di RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
unit I dan Yogyakarta unit II Terhadap Patient Safety Berdasarkan Hasil Pengisian
Kuesioner
ITEM PERNYATAAN S S KS SKS
1. Identify patient correctly Memberikan gelang/papan nama dapat memudahkan
mengidentifikasi pasien 19 9
67.90% 32.10%
Menyebutkan nama dapat meningkatkan kepercayaan pasien
kepada perawat 16 12
57.10% 42.90%
Mengecek ulang nama dan identitas agar tidak salah pasien
sebelum diberikan intervensi agar tidak salah pasien
21 7
75% 25%
2. Improve staff communication
Bertukar informasi mengenai kondisi pasien dengan rekan kerja
lain setelah akhir shif penting dilakukan 15 10 3
53,6% 35.70% 10.70%
Menginformasikan kondisi pasien kepada rekan kerja/perawat lain dapat dilakukan dengan teknik apapun
13 12 3 46.40% 42.90% 10.70%
Informasi tentang kondisi pasien diperoleh dari rekam medis
saja saat pasien pertama kali masuk
1 12 15
3.60% 42.90% 53.60%
3. Use medicines safely
Melakukan skin tes dan tes alergi pada pasien perlu dilakukan sebelum pemberian obat
11 14 3
39.30% 50% 10.70% Menanyakan terlebih dahulu persetujuan dari pasien/wali pasien
sebelum memberikan obat 18 9 1
64.30% 32.10% 3.60%
4. Reduce the risk of health care associated infections
Selalu menerapkan procedure cuci tangan 6 langkah sebelum dan setelah memberikan intervensi kepada pasein
22 5 1 78.60% 17.90% 3.60%
Menggunakan sarung tangan saat akan mengambil sampel dari
tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1
71.40% 25% 3.60%
5. Check patient medicines
Selalu mengaplikasikan 6 prinsip benar dalam memberikan obat pada pasien
16 8 4
57.10% 28.60% 14.30%
Setelah memberikan mengakhiri terapi obat selalu mengakhirinya dengan dokumentasi
22 5 1
78.60% 17.90% 3.60%
Meletakkan obat yang memiliki nama dan bentuk yang hampir berdekatan agar mempermudah perawat
1 4 10 13
3.60% 14.30% 35.70% 46.40%
6. Identify patient safety risks Memastikan pengaman pada tempat tidur pasien terpasang dan
terkunci dengan baik sebelum meninggalkan pasien 17 9 2
60.70% 32.10% 7.10% Memberikan sentuhan lembut dan hati-hati saat akan
menggendong/memindahkan dapat membuat nyaman pasien
12 16
42.90% 57.10%
Meminimalkan suara saat bercengkrama dengan rekan kerja lain dapat membantu pasien istirahat dengan tenang dan nyaman
11 17
39.30% 60.70%
![Page 8: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Tabel 4. Sikap Perawat Anak di RS
PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta unit I dan Yogyakarta unit II
Terhadap Patient Safety Berdasarkan
Hasil Pengisian Kuesioner
Sumber : data primer 2014
Dari hasil analisis menunjukan
perawat yang sikap mendukung patient
safety sebanyak 20 (71%), kurang
mendukung sebanyak 8(29%) dan tidak
mendukung sebanyak 0.
Penilaian sikap perawat terhadap
patient safety dalam penelitian selain
menggunakan kuesioner dilakukan juga
dengan cara observasi. Berikut Tabel 5
menunjukan hasil dari observasi selama
dua kali pengamatan yang dilakukan
langsung oleh peneliti bersama asisten
peneliti.
Sikap Frekuensi (n%)
Tidak mendukung
Kurang mendukung
Mendukung
Total
0
8(29%)
20(71%)
28(100)
![Page 9: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/9.jpg)
Tabel 5. Distribusi Hasil Observasi Sikap Perawat Anak Terhadap Patient Safety di Unit
Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta Unit I, Yogyakarta Unit II
CHECKLIST OBSERVASI n
OBSERVASI I OBSERVASI II
YA TIDAK YA TIDAK
1 Identify patient correctly
Perawat memberikan gelang/papan nama memudahkan
mengidentifikasi pasien
22 10
(45.5%)
12
(54.5%)
17
(77.3%)
5
(22.7%)
Perawat menyebutkan nama dapat meningkatkan kepercayaan
22 16
(72.7%)
6
(27.3%)
16
(72.7%)
6
((27.3%)
Perawat mengecek ulang nama dan identitas agar tidak salah
pasien
22 10
(45.5%)
12
(54.5%)
16
(72.7%)
6
(27.3%)
2 Improve staff communication
Perawat saling bertukar informasi mengenai kondisi pasien
dengan rekan kerja lain
22 22
(100%)
0
22
(100%)
0
Perawat menginformasikan kondisi pasien dilakukan dengan
teknik apapun
22 21
(95.5%)
1
(4.5%)
22
(100%)
0
Perawat memperoleh informasi tentang kondisi pasien tidak
hanya dari rekam medis saja
22 16
(72.7%)
6
(27.3%)
22
(100%)
0
3 Use safely medicines
Perawat melakukan skin tes dan tes alergi sebelum
memberikan obat pada pasien
9 6
(27,2%)
- 3
(13.3%)
-
Perawat menanyakan terlebih dahulu persetujuan dari
pasien/wali pasien sebelum memberikan obat
22 17
(77.3%)
5
(22.7%)
18
(81.8%)
4
(18.2%)
4 Reduce the risk of health care associated infections
Perawat selalu menerapkan procedure cuci tangan 6 langkah
sebelum dan setelah mengintervensi pasien
22 11
(50%)
11
(50%)
16
(72.7%)
6
(27.3%)
Perawat menggunakan sarung tangan saat akan memberikan
intervensi yang berhubungan dengan cairan tubuh pasien.
22 13
(59.1%)
9
(40.9%)
12
(54.5%)
10
(45.5%)
![Page 10: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/10.jpg)
Tabel 5. Distribusi Hasil Observasi Sikap Perawat Anak Terhadap Patient Safety di Unit
Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta Unit I, Yogyakarta Unit II (lanjutan)
Diperoleh sebesar 100%
pada observasi I dan II responden
melakukan tindakan saling bertukar
informasi dengan staf lain mengenai
kondisi pasien. Pada observasi
sebesar 90,9% responden
menunjukan sikap mendukung
dengan memberikan sentuhan lembut
dan berhati-hati saat menggendong
maupun memindahkan pasien, namun
terjadi peningkatan sebesar 95,5%
pada observasi ke II. Ditemukan pula
sebesar 86,4% pada observasi I
responden melakukan tindakan
memperhatikan 6 benar dalam
pemberian obat, pada observasi II
menjadi sebesar 100%.
LEMBAR OBSERVASI OBSERVASI I OBSERVASI II
n YA TIDAK YA TIDAK
5 Check patient medicines
Perawat mengaplikasikan 6 prinsip benar dalam pemberian
obat
22 19
(86.4%)
3
(13.6%)
22
(100%)
Perawat mengakhiri terapi obat dengan dokumentasi 16
(72.7%)
6
(27.3%)
18
(81.8%)
4
(18.2%)
Perawat menandai obat yang memiliki nama dan bentuk yang
sama berdekatan
22 12
(54.5%)
10
(45.5%)
15
(68.2%)
7
(31.8%)
6 Identify patient safety risks
Perawat memastikan pengaman pada tempat tidur pasien
terpasang dan terkunci sebelum akan meninggalkan pasien
22 8
(36.4%)
14
(63.6%)
12
(54.5%)
10
(45.5%)
Perawat memberikan sentuhan lembut dan hati-hati pada
pasien saat menggendong/memindahkan pasien
22 20
(90.9%)
2
(9.1%)
21
(95.5%)
1
(4.5%)
Perawat meminimalkan suara saat bercengkrama untuk
kenyamanan pasien
22 14
(63.6%)
8
(36.4%)
19
(86.4%)
3
(13.6%)
![Page 11: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/11.jpg)
PEMBAHASAN
Sikap perawat berdasarkan karakteristik Responden
Jenis kelamin
keseluruhan responden berjumlah 28
dalam penelitian berjenis kelamin
perempuan. Tidak ditemukan
responden yang berjenis kelamin laki-
laki 0%. Temuan yang demikian
dikarenakan oleh dunia keperawatan
yang identik dengan ibu ataupun
wanita lebih dikenal dengan mother
instinct. Naluri keibuan yang dimiliki
seorang perempuan merupakan suatu
hal yang alami3
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan
responden dalam penelitian
didominasi oleh D III dengan
porsentase 86% yakni sebanyak 24
orang dari 28 jumlah keseluruhan
responden. Pengembangan
pendidikan pada profesi keperawatan
diperlukan untuk menghadapi
permasalahan pelayanan kesehatan
yang semakin kompleks sehingga
tingkat pendidikan perawat yang ada
di rumah sakit minimal D III
keperawatan dan diharakan dapat
melanjutkan ke jenjang S1
keperawatan4. Semakin tinggi tingkat
pendidikan cenderung akan
menunjukkan sikap positif atau
mendukung terhadap patient safety.
Orang berpendidikan tinggi akan lebih
rasional dan kreatif serta terbuka dalam
menerima adanya bermacam usaha
pembaharuan, ia juga akan lebih dapat
menyesuaikan diri terhadap berbagai
perubahan5.
Usia
Rata–rata usia responden dalam
penelitian adalah 35 tahun dengan
rentang usia 25-48 tahun yang
tergolong usia dewasa. Usia dewasa
adalah usia produktif, seseorang
dikatakan dewasa jika mempunyai
tanggung jawab yang besar, mengetahui
kelebihan dan kelemahan yang ada pada
dirinya, percaya diri, dapat belajar dari
pengalaman, serta mempunyai ambisi
yang sehat6
![Page 12: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/12.jpg)
Lama kerja
Lama bekerja dibagi menjadi
3 yaitu: lama kerja di Rumah Sakit
dengan rata-ratanya selama 10 tahun,
lama kerja di unit anak selama 8
tahun, dan rata-rata lama kerja
sebagai perawat selama 10 tahun.
Pengalaman banyak memberikan
keahlian dan keterampilan kerja.
Perbedaan pengalaman dari
tiap perawat akan menyebabkan
kemampuan yang berbeda dalam
pemecahan masalah terkait insiden
keselamatan pasien maupun kinerja
pelayanan yang memperhatikan
keselamatan pasien8
Semakin rendah lama kerja
seseorang maka akan cenderung
menunjukkan sikap yang mendukung
patient safety. Ini tergantung dari
seberapa banyak pengalaman yang telah
didapat serta kemampuann dari masing-
masing perawat. Masa kerja sangat
penting karena dapat mencerminkan
tingkat kemampuan akhir yang
dicapai seseorang7.
kompetensi yang dimiliki
perawat dipertanyakan karena
tingginya angka kematian pasien saat
dirawat di rumah sakit. Hal ini
menggerakkan program pendidikan
keperawatan untuk menambah
patient safety ke dalam pembelajaran
sejak dini, tujuannya untuk
memproduksi lulusan keperawatan
yang mampu memberikan
keselamatan pada pasien selama
perawatan9.
Jam kerja per minggu
Jam kerja adalah jumlah
beban kerja yang diberikan pada
seseorang untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu10
.
Jam kerja berkaitan erat
dengan produktifitas kerja perawat.
Sebesar 53,2% merupakan waktu
yang benar-benar produktif yang
digunakan pelayanan kesehatan
langsung dan sisanya 39,9%
digunakan untuk kegiatan
penunjang11
.
Kelebihan jam kerja kerja
maupun penambahan jam kerja yang
tidak sesuai, dapat mempengaruhi
emotional perawat sehingga
![Page 13: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/13.jpg)
cendrung menunjukan
ketidakdukungannya terhadap suatu
objek12
Sikap perawat terhadap patient safety berdasarkan kuesioner dan hasil
observasi
1. Identify patient correctly
67% responden menyatakan
sikap sangat setuju mendukung
prinsip Identify patient correctly. Hal
tersebut sejalan dengan hasil
observasi I dan II yaitu sebesar 72,7%
responden menunjukan sikap
mendukung yaitu pada saat
memberikan intervensi perawat
menyebutkan nama saat, pada
observasi II sebesar 77,3%.
Salah satu bentuk
profesionalisme dari keperawatan
adalah mampu mengidentifikasi
pasien. Beberapa tindakan dalam
pelayanan kesehatan yang perlu
memperhatikan proses identifikasi
pasien: pasien diidentifikasi
menggunakan dua identitas pasien
(nama pasien, nomor rekam medis,
tanggal lahir, gelang identitas pasien
dengan bar-code, dan lain-lain) tidak
boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi pasien, pasien
diidentifikasi sebelum pemberian
obat, darah, atau produk darah, serta
pasien diidentifikasi sebelum
mengambil darah dan spesimen13.
2. Improve staff communication
Sebesar 51,3% menyatakan
sikap sangat setuju terhadap prinsip
Improve staff communication. Hal ini
sejalan dengan hasil observasi I dan
II yaitu sebesar 100% responden
menunjukkan sikap mendukung pada
tindakan responden saling bertukar
informasi dengan rekan kerja lain
diakhir shif.
Komunikasi yang baik dalam
pelayanan kesehatan dimaksudkan
adalah komunikasi antar perawat
dengan perawat, maupun perawat
dengan tim kesehatan lain yang ikut
memberikan pelayanan kesehatan
pada pasien. Komunikasi antar staf
dapat meningkatkan kualitas
![Page 14: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/14.jpg)
pelayanan berbasis patient safety dengan menurunkan insiden KTD14
.
3. Use safely medicines
Sebesar 51,8% menyatakan
sangat setuju terhadap Use safely
medicines yang merupakan prinsip
menggunakan obat-obatan dengan
benar. Hal ini didukung oleh hasil
observasi II sebesar 81,8%
responden saat memberikan terapi
obat meminta persetujuan terlebih
dulu pada pasien maupun wali pasien
yang ikut menjaga pasien.
Tindakan lainya dalam Use
safely medicines yaitu skin test
Selama proses observasi peneliti
hanya mendapatkan 9 responden
dalam mengobservasi tindakan skin
test. Hal ini dikarenakan oleh tidak
semua pasien dapat dilakukan skin
test, Pasien yang mungkin bisa
dilakukan skin test seperti pasien
yang baru masuk, dan pasien yang
memiliki riwayat alergi terhadap
jenis obat15
.
4. Reduce the risk of health care associated infections
Sebesar 75% menyatakan sikap
sangat setuju terhadap prinsip
Reduce the risk of health care
associated infections, namun hal ini
bertentangan dengan hasil observasi
(tabel 4.5) yaitu hanya sebesar 50%
responden selalu mencuci tangan 6
langkah pada observasi I dan 72,7%
pada observasi II. Hal ini
membuktikan bahwa meskipun
responden telah mengetahui cara
pencegahan infeksi, namun masih
terdapat 50% yang tidak mencuci
tangan 6 langkah dan 40,9% dan
45,5% responden tidak
menggunakan sarung tangan saat
akan melakukan kontak dengan
cairan tubuh pasien seperti tindakan
injeksi, pengambilan darah,
melakukan pemeriksaan fisik dan
lainnya.
Kebersihan tangan adalah
komponen terpenting dari
kewaspadaan standar dan salah satu
metode yang paling efektif dalam
mencegah penularan patogen yang
berhubungan dengan pelayanan
kesehatan16
.
![Page 15: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/15.jpg)
5. Check patient medicines
Sebesar 60,7% responden
menyatakan sikap sangat setuju
terhadap prinsip Check patient
medicines yaitu tindakan mengecek
kembali obat yang akan maupun
telah diberikan. Hal ini sejalan
dengan hasil observasi II sebesar
100% responden memperhatikan 6
prinsip benar dalam memberikan
obat.
Terdapat 6 prinsip dalam pemberian
obat17
. Prinsip yang pertama tepat obat
adalah mengecek program terapi
pengobatan; menanyakan ada tidaknya
alergi obat; menanyakan keluhan pasien
sebelum dan setelah memberikan obat;
mengecek label obat; mengetahui
reaksi obat; mengetahui efek
samping obat. Prinsip yang kedua
adalah tepat dosis yaitu mengecek
hasil hitungan dosis dan
mencampur/mengoplos obat. Prinsip
yang ketiga tepat waktu yaitu
mengecek tanggal kadarluarsa obat
dan memberikan obat dalam rentang
30 menit. Prinsip yang keempat tepat
pasien yaitu memanggil nama pasien
yang akan diberikan obat dan
mengecek identitas pasien pada
papan di tempat tidur pasien. Prinsip
yang kelima tepat cara pemberian
yaitu mengecek cara pemberian pada
label/kemasan obat. Prinsip keenam
dokumentasi yaitu mencatat nama
pasien; nama obat; dosis; cara; dan
waktu pemberian obat.
6. Identify patient safety risks
Sebesar 47,63% menyatakan
sikap setuju terhadap prinsip Identify
patient safety risks yang diartikan
sebagai prinsip mengidentifikasi
resiko keselamatan pasien. Hal ini
berbeda dengan hasil observasi yakni
sebesar 36,4% pada observasi I
responden tidak memastikan
pengaman tempat tidur seperti rail
dan pengunci roda sudah terpasang
sebelum meninggalkan pasien. Dari
hasil tersebut menunjukan sikap
yang tidak menunjukkan dukungan
terkait Identify patient safety risks.
Pencegahan resiko jatuh
dapat dilakukan pasa saat pasien
pertma kali masuk. Pengkajian
secara menyeluruh termasuk
pengkajian resiko jatuh pada pasien
diperlukan perhatian lebih dalam
![Page 16: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/16.jpg)
mengkaji pasien dengan keterbatasan
gerak, jelaskan semua sistem
komunikasi yang ada, seperti
anjurkan pasien untuk menggunakan
bila membutuhkan bantuan terutama
pada malam hari, berikan alas kaki
yang tidak licin, berikan
pencahayaan yang adekut, pasang
pengaman tempat tidur terutama
pada pasien dengan penurunan
kesadaran dan gangguan mobilitas,
serta jaga lantai kamar mandi agar
tidak licin18
.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN
Kekuatan penelitian
a. Belum ada penelitian tentang
sikap perawat terhadap patient
safety di unit anak di rumah
sakit PKU Muhammadiyah
Bantul, PKU Muhammadiyah
unit I, PKU Muhammadiyah
unit II.
b. Kuesioner disusun sendiri oleh
peneliti dan telah dilakukan uji
validitas dan reabilitasnya
c. Metode observasi dalam
penelitian dapat mendukung
kevalidan dan keobjektifan dari
hasil penelitian.
Kelemahan penelitian
a. Proses observasi hanya
dilakukan dua kali pengamatan.
Perlu beberapa kali dilakukan
observasi untuk hasil penelitian
yang lebih akurat.
b. Observasi tidak dapat dilakukan
dengan efektif karena kondisi di
lapangan kurang mendukung
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dari bulan April
hingga Juni 2014, dengan jumlah
responden 28 perawat di unit Ar-
rahman RS PKU Muhammadiyah
Bantul, unit Ibnu sina RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta unit I
dan unit Firdaus RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta unit II
dapat ditarik kesimpulan:
![Page 17: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/17.jpg)
1. Sikap perawat terhadap patient
safety dengan prosentase sebesar
(71%) terdiri dari 20 responden
dikategorikan memiliki sikap
mendukung, kurang mendukung
sebanyak 8 responden (29%).
2. Prosentase tertinggi pada prinsip
check patient medicines (60,70%)
yang didukung dengan hasil
observasi I (86,4%) dan observasi
II (100%) pada tindakan
responden selalu mengaplikasikan
6 benar dalam pemberian obat.
Prinsip terendah sebesar 47,63%
pada prinsip Identify patient safety
risks didukung dengan hasil
observasi I hanya sebesar 36,4%
dan 54,5% pada observasi II
responden yang melakukan
tindakan memastikan pengaman
pada tempat tidur telah terpasang
atau tidak
SARAN
1. Bagi rumah sakit
Penelitian ini dapat dijadikan
wacana oleh manajemen
keperawatan RS PKU
Muhammadiyah di DIY khususnya
di unit anak agar sikap mendukung
patient safety yang dimiliki perawat
merata. Dengan cara mengadakan
seminar dan training tentang patient
safety secara berkala.
2. Bagi perawat
Penelitian ini dapat dijadikan
wacana oleh tenaga keperawatan
agar dalam praktik perawat dapat
menunjukan sikap yang mendukung
terhadap patient safety. Dengan cara
sering mengikuti seminar dan
pelatihan tentang patient safety.
3. Bagi peneliti selanjutnya
- Setelah melihat gambaran sikap
perawat dalam penelitian ini
peneliti lain dapat meneliti sikap
perawat yang bekerja di unit lain
dirumah sakit yang memiliki
kerentanan terhadap patient
safety seperti pada perawat yang
bekerja di unit gawat darurat,
ICU, dan sebagainya.
- Untuk penelitian selanjutnya agar
dilakukan pengamatan lebih
banyak serta dapat dengan
menggunakan metode
wawancara
![Page 18: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/18.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Miller, M.R., Takata, G., Stucky, E. R., Neuspiel, D.R. (2011). Principles
of Pediatric Patient safety: Reducing Harm Due to Medical Care.
Pediatrics, 127,1199.
2. Notoatmodjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
3. Narendra, Moersintowarti B. Tumbang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sag
ung Seto. 2002
4. Nursalam (2011) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
5. Maltis. (2000). Knowledge and the environment responses. Nursing
theorists and
their work (2nd ed.). St. Louis: C.V. Mosby.
6. Timpe DA (2000) Sari Manajemen Sumber Daya Manusia: Produktivitas.
Edisi:5. Jakarta : PT Gramedia
7. Robbins Stephen P. (2001)`Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.
Prenhallindo.
8. Nivalinda, Hartini, Santoso, (2013) Pengaruh Motivasi Perawat Dan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit
Pemerintah Di Semarang. Diunduh tanggal 30 Juli 2014, dari :
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/1010/1059
9. Durham dan Alden (2010) Enhancing Patient Safety in Nursing Education
through Patient Simulation. Diunduh tanggal 30 Juni 2014 dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21328731
10. Irwandy, 2007, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Beban Kerja
Perawat di Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar Tahun 2005. Magister
Rumah Sakit. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin
11. Ilyas, 2004, Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda dan Formula,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
12. Eddie, Jones, David, and Gable (2011) Attitudes Toward Emotions.
Diunduh tanggal 12 juni 2014 dari : http://amodiolab.org/wp-
content/uploads/2011/11/Harmon-Jones-Attitudes-Toward-Emotions.pdf
13. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011.tentang keselamatan pasien dirumah
sakit.
14. Mascioli, S., Laskowski-Jones, L., Urban, S., Moran, S.(2009).Improving
Handoff Communication. Nursing 2009 39 (2).
15. IDAI (2009). Program Nasional Bagi Anak Indonesia 2015 Oleh Ikatan
Dokter Indonesia. Diunduh tanggal: 2 Juli 2014 dari:
http://www.idai.or.id/perlindungananak/artikel.asp?q=2009416121921.
![Page 19: SIKAP PERAWAT TERHADAP PATIENT SAFETY DI UNIT …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34105.pdf · digunakan dalam penelitian ini2 ... tubuh pasien untuk dijadikan spesimen 20 7 1 ... Meletakkan](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013117/5c825bd709d3f27f1b8bcb4f/html5/thumbnails/19.jpg)
16. WHO (2008) dalam Guidelines on Hand Hygiene in Health Care.
Diunduh tanggal 18 Juni 2014, dari
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597906_eng.pdf
17. Melmon, K.L., Morelli, H.F., (2000) Clinical Pharmacology, Basic
Principles in Therapeutics, 3th ed., Macmilan Publishing Co. Inc, New
York.
18. Potter, P. A. & Perry,.A. G., 1997, Fundamentals of nursing: concepts,
process,and practice. (4th edition). St. Louis: Mosby year book.
.