PENATALAKSANAAN SPESIMEN

29
PENATALAKSANAAN SPESIMEN Oleh Kelompok 1 Ritha Siahaya Inri Tololiu Niswan Iskandar Alam Lispitasari Andiani Soan H. Moniaga Jufriyanto L. Mane Fitria Albaar Frini Husein 5

description

PENATALAKSANAAN SPESIMEN. Oleh Kelompok 1 Ritha Siahaya Inri T ololiu Niswan Iskandar Alam Lispitasari Andiani Soan H. Moniaga Jufriyanto L. Mane Fitria Albaar Frini Husein 5. Penatalaksanaan Spesimen. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Page 1: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Oleh Kelompok 1

Ritha SiahayaInri Tololiu Niswan Iskandar AlamLispitasari AndianiSoan H. MoniagaJufriyanto L. ManeFitria AlbaarFrini Husein5

Page 2: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Penatalaksanaan Spesimen

• Salah satu kontribusi perawat dalam pengkajian status kesehatan adalah mengambil spesimen dan cairan tubuh untuk pemeriksaan

• Tujuan pemeriksaan spesimen adalah menetapkan diagnosa masalah dan menilai respon klien terhadap terapi yang telah dijalani.

Page 3: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Tanggungjawab perawat dalam pemeriksaan spesimen adalah:

1. memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi dan keamanan saat pengambilan spesimen2. menjelaskan tujuan pemeriksaan3. melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen dengan benar4. mencatat informasi yang terkait dengan pemeriksaan pada lembaran dengan benar5. melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal

Page 4: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Pemeriksaan Spesimen : Urine

• urin bersih• urin tengah • urin tampung

Page 5: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Urin Bersih(clean voided urine specimen)

• pemeriksaan urinalisa rutin• Urin bersih, biasanya urin

pertama pagi hari alasan:konsentrasinya lebih tinggijumlah lebih banyakmemiliki pH lebih rendah.Jumlah minimal 10mL

Page 6: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• Tidak ada cara pengambilan khusus: klien

dapat melakukannya sendiri• Spesimen harus bebas dari feses• Diperlukan urin segar (pengambilan kurang

dari 1 jam), bila tidak segera: urin harus dimasukan dalam lemari pendingin

Alasan:Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk

periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

Page 7: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

Page 8: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Urin Tengah (clean-catch or midstream urin specimen)

• untuk pemeriksaan kultur urin: untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih

• Cara lain bila tidak menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan infeksi.

• Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak terkontaminasi.

Page 9: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Cara Pengambilan• bersihkan area meatus urinarius

dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu keringkan

• buang urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan mengeluarkan bakteri yang ada didistal

• tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum.

• Jumlah yang diperlukan 30-60mL

Page 10: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Urin Tampung (timed urin specimen)

• Ada pemeriksaan urin yang memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam.

• Urin tampung • disimpan di lemari pendingin • diberi preservatif (zat aktif tertentu) • Tujuan: • mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah• perubahan/kerusakan struktur urin. • Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu

dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.

Page 11: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Pemeriksaan Spesimen : Feses

Tujuan pemeriksaan melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan

baik oleh perawat atau klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan

kertas tes Guaiac, sering disebut tes Guaiac

Page 12: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• analisa produk diet dan sekresi saluran

cerna. • Feses mengandung banyak lemak:

steatorrhea, kemungkinan ada masalah dalam penyerapan lemak di usus halus.

• Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan kandung empedu.

Page 13: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• mendeteksi telur cacing dan parasit. • pemeriksaan ini dilakukan tiga hari

berturut-turut• mendeteksi virus dan bakteri • Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah

feses sedikit untuk dikultur.• hati-hati! Tidak boleh terkontaminasi. • Pada lembar pengantar perlu dituliskan

antibiotik yang telah dikonsumsi.

Page 14: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-hal berikut:

• defekasi pada bedpan yang bersih• bila memungkinkan, spesimen

tidak terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi

• jangan membuang tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan

Page 15: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Cara Pengambilan• Ambil spesimen dengan

menggunakan sarung tangan bersih• Jumlah feses tergantung

pemeriksaan, • 2,5cm untuk feses padat • 15-30mL untuk cair. • Untuk kultur, gunakan swab yang

steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril.

• Segera kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa.

Page 16: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Pemeriksaan Spesimen : Sputum

• Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea. • Individu yang sehat tidak

memproduksi sputum. • Klien perlu batuk untuk mendorong

sputum dari paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut dan mengeluarkan ke wadah penampung.

Page 17: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Tujuan Pemeriksaan• kultur (menentukan jenis

mikroorganisme) dan tes sensitivitas terhadap obat

• untuk sitologi • mengidentifikasi asal, struktur,

fungsi dan patologi sel. • Spesimen untuk sitologi

(mengidentifikasi kanker paru-paru dan jenis selnya) seringkali dilakukan secara serial 3 kali dari sputum yang diambil di pagi hari.

Page 18: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• Pemeriksaan bakteri tahan asam• Serial 3 hari berturut-turut di pagi

hari• Beberapa rumah sakit,

menggunakan wadah penampung khusus untuk pemeriksaan ini.• menilai keberhasilan terapi

Page 19: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Cara Pengambilan• Umumnya pagi

hari: sputum yang diakumulasi sejak semalam.

• Bila klien tidak dapat batuk, kadangkala diperlukan suksion faringeal.

Page 20: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• Langkah sebagai berikut:• lakukan perawatan mulut• minta klien untuk napas dalam

lalu batuk. Diperlukan sputum sebanyak 15-30mL

• lakukan kembali perawatan mulut.

Page 21: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

 PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAH

• Tujuan mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang

memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi

Alat Dan Bahan a) Spuit/disposible syringe b) Blood lancet c) Karet pengikat lengan/torniquet d) Kapas e) Alkohol 70%  

Page 22: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

2. Wadah Spesimen a) Untuk darah vena, memerlukan

wadah/botol terbuat kaca, atau tetap di dalam spuit.

 b) Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah.

 c) Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5 ml.

3. Bahan Anti Koagulan

Page 23: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

4. Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen

Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah, yaitu :

 a) Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler). Digunakan apabila mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan (dipakai untuk screning test).

 b) Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan apabila mengambil darah dalam jumlah agak banyak, misalnya : 1 s/d 10 ml.

Page 24: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Cara pengambilan darah vena: • Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian

tangan dikepal. • Tentukan vena yang akan diambil darahnya• Aseptikkan tempat pengambilan dengan povidone

iodium 10%, • biarkan mengering, lalu ulangi dengan alkohol

70%.\ • Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan

ibu jari/telunjuk. • Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45°

dengan lengan • tangan. • Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30° • Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan

sampai pada

Page 25: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

• volume darah yang dibutuhkan. • Bila menggunakan jarum tanpa

spuit, biarkan darah langsung • mengalir ke media.(media

transport/SPS 0,05% mikrobiologi, • antikoagulan patologi klinik,

sediaan hapus darah parasitologi) • Pengeluaran darah/punksi 1

cc/menit. • Lepaskan torniquet, kemudian

tumpat daerah pengambilan darah • dengan kapas beralkohol 70%. • Tarik jarum perlahan-lahan,

kemudian lengan ditekuk/dilipat supaya

• darah berhenti mengalir.

Page 26: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Darah Kapiler

Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak kecil dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki.Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah. 

Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut : (1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas beralkohol

70% dan biarkan sampai kering.(2) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan

tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.(3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari

tusukkan dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar. Bila yang akan diambil spesimennya pada anak daun telinga tusukan pinggirnya dan jangan sisinya sampai darah keluar.

(4) Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.

Page 27: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

 Pengiriman Spesimen Darah

1) Setelah spesimen terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).

2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.

3) Wadah diberi label yang berisi tentang identitas yang meliputi : tanggal pengiriman, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksaan yang diminta, jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.

4) Sampel dikirim ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan atau laboratorium lainnya.

5) Transportasi pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium, pengiriman spesimen maksimum 3 hari.

Page 28: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Pemeriksaan Spesimen Darah Ada beberapa metoda yang dapat digunakan

untuk memeriksa kadar Timah hitam dalam darah, antara lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik Serapan Atom.

 Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan

dengan kemampuan sumber daya yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan ataupun peralatan.

Page 29: PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Thank’s for attention