Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

17
Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen 1. Kultur Darah Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen untuk kultur darah adalah: 1. Jumlah dan waktu pengambilan. Sebagian kasus bakterimia dapat dideteksi dengan mempergunakan 3 set kultur darah yang diambil secara terpisah. Pengambilan spesimen darah lebih dari 3 set tidak mempengaruhi tingkat sensifitas dan spesifitas deteksi bakteri. Sebaliknya, satu kultur darah akan memberikan hasil negatif palsu terutama pada bakterimia intermiten sehingga terjadi kesulitan dalam menginterpretasi mikroorganisme yang berhasil diisolasi dari kultur tersebut. a. Sepsis akut. Pada kasus ini, sebaiknya dilakukan 2-3 kultur yang diambil dari tempat yang berbeda sebelum memulai terapi. b. Endokarditis. o Endokarditis akut Pada kasus dengan kecurigaan endokarditis akut, dilakukan pengambilan 3 kultur darah dari tempat yang berbeda berselang 1-2 jam. Setelah pengambilan spesimen, dapat diberikan terapi. o Endokarditis subakut. Dilakukan pengambilan 3 kultur darah pada hari pertama (berselang 15 menit). Jika semua kultur negatif pada jam berikutnya, kembali

Transcript of Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

Page 1: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

1. Kultur Darah

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen untuk kultur

darah adalah:

1. Jumlah dan waktu pengambilan.

Sebagian kasus bakterimia dapat dideteksi dengan mempergunakan 3 set kultur darah yang

diambil secara terpisah. Pengambilan spesimen darah lebih dari 3 set tidak mempengaruhi

tingkat sensifitas dan spesifitas deteksi bakteri. Sebaliknya, satu kultur darah akan memberikan

hasil negatif palsu terutama pada bakterimia intermiten sehingga terjadi kesulitan dalam

menginterpretasi mikroorganisme yang berhasil diisolasi dari kultur tersebut.

a. Sepsis akut. Pada kasus ini, sebaiknya dilakukan 2-3 kultur yang diambil dari tempat yang

berbeda sebelum memulai terapi.

b. Endokarditis.

o Endokarditis akut Pada kasus dengan kecurigaan endokarditis akut, dilakukan

pengambilan 3 kultur darah dari tempat yang berbeda berselang 1-2 jam. Setelah

pengambilan spesimen, dapat diberikan terapi.

o Endokarditis subakut. Dilakukan pengambilan 3 kultur darah pada hari pertama

(berselang 15 menit). Jika semua kultur negatif pada jam berikutnya, kembali

dilakukan pengambilan 3 kultur darah dengan selang 15 menit.

o Terapi anti mikroba 1-2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pada keadaan ini,

dilakukan pengambilan 2 kultur darah yang terpisah dan berselang 3 hari.

c. Fever of unknown origin. Pengambilan spesimen dilakukan sebanyak 2

kali. Kultur darah diambil terpisah paling tidak berselang 1 jam. Jika hasil

pembiakan negatif setelah 24-36 jam berikutnya, dilakukan kembali

pengambilan 2 spesimen kultur darah berselang 1 jam.

Page 2: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

2. Volume darah.

Volume darah merupakan faktor yang paling penting, karena konsentrasi mikroorganisme pada

sebagian besar kasus bakterimia sangat rendah, terutama pada pasien yang telah mendapatkan

terapi antibiotika. Pada bayi dan anak-anak, konsentrasi mikroorganisme selama bakterimia lebih

tinggi daripada orang dewasa sehingga volume darah yang diperlukan lebih sedikit.

a. Bayi. Volume darah yang diambil pada bayi sebanyak 1-3 ml.

Universitas Sumatera Utarab. Anak-anak. Pada anak-anak diperlukan 3-5 ml darah tiap 1 kali

pengambilan.

c. Dewasa. Pada orang dewasa diperlukan 10-20 ml darah tiap 1 kali

pengambilan,

3. Medium kultur.

Medium kultur yang digunakan disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan

aerob dan fakultatif anaerob dapat digunakan kaldu BHI, TSB, atau BACTEC untuk aerob.

Sedangkan untuk mengisolasi mikroorganisme anaerob dapat digunakan kaldu tioglikolat, BHI

anaerob, atau kaldu BACTEC anaerob.

4. Pengambilan darah.

Darah diambil melalui vena atau arteri baik dari kateter intravaskuler ataupun jarum suntik.

Pengambilan dilakukan dengan tetap memperhatikan universal precaution, yaitu dengan

menggunakan sarung tangan.

a. Dilakukan disinfeksi pada tempat pengambilan (venipuncture), tutup botol kultur, dan tabung

sebelum dilakukan pengambilan darah.

b. Bersihkan tempat pengambilan dengan isopropil alkohol 70% atau etil alkohol.

c. Swab secara melingkar dari dalam keluar (konsentris), dimulai dari bagian tengah dengan

larutan povidone iodine 10%.

d. Biarkan disinfektan mengering. Dan jangan memegang kembali tempat yang telah

didisinfeksi.

Page 3: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

e. Lakukan pengambilan darah dengan jarum suntik dan pindahkan darah ke dalam tabung

vacutainer steril.

Gambar 1. Pengambilan darah (venipuncture)

2. Spesimen Saluran Cerna

Spesimen saluran cerna dapat berasal dari lambung, duodenum, usus halus, dan colon.

1. Spesimen feses.

Pemeriksaan spesimen feses dilakukan dengan tujuan untuk mengisolasi Shigella, Salmonella,

dan dengan permintaan khusus yaitu Clostridium difficile, Vibrio, dan Yersinia. Beberapa hal

yang harus diperhatikan adalah :

a. Spesimen feses harus dalam keadaan dingin, jadi tidak boleh diinkubasi.

b. Jika spesimen feses tidak dapat dikultur dalam waktu 1 jam, feses harus dimasukkan ke dalam

medium transport Carey-Blair atau buffered glycerol saline.

c. Jangan menggunakan kertas tisu untuk mengambil feses. Kertas tisu biasanya mengandung

barium yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen pada feses.

d. Feses berdarah atau berlendir ambil bagian berdarah atau berlendir tersebut.

e. Pada infeksi di saluran cerna digunakan medium diferensial yang mengandung laktosa untuk

pencerna feses. Karena pada hari I terjadi perbedaan antara mikroorganisme patogen dan non

patogen dalam memfermentasi laktosa. Hari pertama : LFC (Lacto Ferment Colony) dan NLFC

Page 4: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

(Non Lacto Ferment Colony) adalah patogen. Mikroorganisme patogen akan dilakukan reaksi

biokimia untuk identifikasi pada hari kedua.

f. Cara pengambilan spesimen feses : masukkan feses ke dalam wadah steril yang memiliki

mulut besar, tidak mudah bocor, dan tutup ulir yang kuat.

2. Usap dubur (rectal swab).

Caranya adalah dengan memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inci / 2,5 cm ke dalam sfingter

anus. Secara hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah jarum jam dan putar balik lidi

kapas. Bila tidak langsung ditanam, masukkan ke dalam media transport Carey-Blair. Dilakukan

pada pasien (dewasa dan bayi) dengan diare akut atau konstipasi.

3. Spesimen Saluran Nafas

Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen saluran nafas sehingga hasil

pemeriksaan benar-benar merupakan gambaran keadaan yang sebenarnya. Sputum yang

dikumpulkan selama 24 jam tidak direkomendasikan untuk diperiksa di laboratorium

mikrobiologi. Selain itu, untuk beberapa mikroorganisme yang \memerlukan teknik isolasi atau

media tertentu seperti bakteri Corynebacterium diphteriae, Bordetella pertussis, Neisseria

gonorrhoeae, Legionella spp, Chlamydia, atau Mycoplasma, haruslah menghubungi laboratorium

mikrobiologi terlebih dahulu sebelum mengambil spesimen.

a. Pengambilan Spesimen saluran nafas bagian atas

1. Swab tenggorok

• Tekan lidah dengan tongue spatel, masukkan lidi kapas steril melewati daerah antara tonsillar

pillar dan di belakang uvula. Hindari menyentuh lidah, mukosa bukal, uvula atau bibir

• Usapkan swab pada daerah posterior laring, tonsil dan daerah inflamasi atau yang mengalami

ulserasi

• Kuman yang biasa ditemukan Streptococcus pyogenes, Corynebacterium diphteriae

Page 5: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

Gambar 2. Cara pengambilan swab tenggorok

2. Swab hidung

• Masukkan lidi kapas steril ke dalam rongga hidung kira-kira 2,5 cm.

• Lidi kapas diputar berlawanan dengan mukosa hidung.

• Ulangi proses tersebut pada sisi lainnya.

b. Pengambilan spesimen saluran nafas bawah

Diagnosis laboratorium pada infeksi saluran nafas bawah tidaklah mudah karena adanya

kesulitan untuk mendapatkan spesimen saluran nafas bawah yang tidak terkontaminasi

dengan flora normal yang berada pada saluran nafas atas. Cara pengumpulan spesimen yang

paling mudah untuk saluran nafas bawah adalah dengan pengambilan sputum. Namun, bila

cara pengumpulan sputum tidak dilakukan dengan baik akan memudahkan terjadinya

kontaminasi dengan flora normal yang berada di daerah orofaring. Cara pengambilan sputum

adalah :

– Pasien kumur-kumur dengan air sebelum sputum dibatukkan untuk mengurangi kontaminasi

flora normal orofaring

Page 6: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

– Batuk sedalam mungkin disertai dengan pengeluaran sputum lalu masukkan ke pot steril

(sputum ekspetorasi). Jumlah sputum tidak perlu banyak asalkan bukan saliva.

– Untuk pemeriksaan basil tahan asam (BTA) diambil sputum pertama pagi 3 hari berturut-turut

atau sputum sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) dibawah pengawasan. Jumlah sputum minimal ± 3 ml

– Kuman yang biasa ditemui, Mycobacterium tuberculosis, Legionella, Streptococcus

pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Haemophylus influensa (bukan penyebab influensa tapi

bakteri).

4. Spesimen Luka

Spesimen diambil dari dasar luka dengan aspirasi, swab, kerokan, biopsi.

• Luka superfisial. Aspirasi merupakan cara yang paling baik untuk mendapatkan spesimen

dibandingkan dengan swab. Sebelum dilakukan pengambilan spesimen, lakukan disinfeksi

dipermukaan luka dengan alkohol 70% diikuti dengan larutan povidone iodine 10%, biarkan

disinfeksi kering lalu lakukan aspirasi dengan syringe 3 atau 5 ml dengan jarum 22 atau 23 G

pada bagian yang paling dalam dari lesi. Bila terdapat vesikel, yang diambil adalah cairan dan sel

yang berasal dari dasar vesikel. Bila aspirasi pertama gagal mendapatkan spesimen, suntikkan

NaCl 0,9% steril subkutan. Ulangi kembali aspirasi.

• Ulkus dan nodul. Disinfeksi daerah lesi, lalu hilangkan pus diluar serta bagian nekrosis (debris)

yang menutupi ulkus terlebih dahulu. Lakukan kuretase pada bagian dasar ulkus atau nodul. Bila

eksudat timbul dari ulkus atau nodul, kumpulkan dengan jarum atau swab steril, sampel yang

terbaik adalah biopsi.

• Luka dalam atau abses internal. Disinfeksi permukaan kulit lalu aspirasi bagian yang paling

dalam dari lesi, untuk menghindari kontaminasi dari permukaan luka. Bila pengambilan

spesimen dilakukan saat pembedahan, bagian dinding abses harus diikutsertakan untuk kultur

• Luka bakar. Luka dibersihkan dari pus, serum, jaringan nekrotik dengan NaCl steril, lalu ambil

sampel usapan dari dasar luka

• Tidak dianjurkan untuk mengambil pus yang berasal dari drain

Page 7: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

• Semua spesimen yang diambil baik secara aspirasi atau swab langsung dimasukkan ke pot steril

dan disimpan pada suhu kamar

5. Spesimen Urin

Dalam pengambilan spesimen urin, waktu dan penyimpanan spesimen merupakan hal yang

berperan penting mempengaruhi hasil pemeriksaan. Selain itu, daerah uretra dan periuretra

berada pada daerah yang berpotensial menjadi sumber kontaminan. Karena itu, saat pengambilan

spesimen urin dipastikan daerah ujung uretra pada laki-laki dan vestibulum vagina pada wanita

harus dibersihkan sebelum dilakukan pengambilan spesimen. Dengan tindakan ini diharapkan

dapat mengurangi terjadinya kontaminasi pada spesimen urin. Ujung uretra atau vestibulum

vagina cukup dibersihkan dengan sabun. Tidak direkomendasikan menggunakan disinfektan

karena penggunaan disinfektan selama pengambilan urin diduga dapat menjadi penghambat atau

inhibitor pertumbuhan mikroorganisme.

Selain kontaminasi, yang perlu diperhatikan adalah waktu transportasi urin ke

laboratorium. Waktu yang paling baik dalam transportasi spesimen urin adalah kurang dari 2

jam. Bila spesimen tidak dapat diperiksa dalam waktu kurang dari 2 jam, urin harus disimpan

dalam lemari es, (hitung bakteri relatif stabil paling tidak 24 jam dalam suhu 4oC). Jangan

diletakkan dalam freezer.

Wadah penampung yang digunakan harus steril. Bila akan dilakukan pemeriksaan

anaerob, spesimen urin harus diambil secara pungsi suprapubik dan disimpan dalam sistem

transport anaerob.

Spesimen urin yang paling baik untuk pemeriksaan kultur adalah urin pagi. Untuk

pemeriksaan kultur mikrobakteria dalam urin dapat dilakukan dari spesimen urin pagi 3 hari

berturut-turut. Tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan kultur dari urin 24 jam. Teknik

pengumpulan spesimen urin dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain teknik clean

catch, straight catheter, indwelling catheter, suprapubic aspiration.

Page 8: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

1. Clean catch urine / Midstream urine /urin porsi tengah

a. Pasien wanita :

• Bersihkan ujung uretra dan vestibulum vagina dengan air sabun atau sabun cair. Cuci bersih

dengan air.

• Buka labia mayor selama berkemih.

• Mulailah miksi beberapa saat dan tampunglah urin porsi tengah. dalam pot steril, sisanya

dibuang.

• Pot jangan sampai menyentuh daerah genitalia.

b. Pasien pria :

• Bersihkan bagian penis dan tarik kulit preputium ke belakang (bila tidak disirkumsisi) dan cuci

dengan sabun. Cuci bersih dengan air.

• Biarkan kulit preputium retraksi untuk meminimalisir kontaminasi.

• Mulailah miksi beberapa saat dan tampung urin porsi tengah dalam pot steril.

• Pot jangan menyentuh genitalia.

2. Straight catheter urine

Teknik ini dilakukan pada keadaan dimana teknik urin porsi tengah / clean catch urine tidak bisa

dilakukan.

• Sebelum dilakukan kateterisasi, pasien harus minum hingga vesika urinaria penuh.

• Bagian ujung uretra pasien dibersihkan dengan sabun dan dicuci dengan air.

• Dengan menggunakan teknik steril, masukkan kateter ke dalam vesika urinaria.

• Kumpulkan urin 15-30 ml dan buang dari ujung kateter. Ambil urin porsi tengah dan akhir dan

masukkan ke pot steril.

Page 9: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

3. Indwelling catheter urine

Dilakukan bila pasien tidak dapat berkemih.

• Bersihkan catheter collection port dengan alkohol 70%.

• Dengan teknik yang steril lakukan pungsi pada collection port dengan jarum suntik. Jangan

mengambil urin dari kantong urin.

• Aspirasi urin dan masukkan dalam pot steril.

Gambar 3. Pengambilan urin secara indwelling catheter urine

4. Supra pubic aspiration (SPA)

Teknik ini berguna untuk menentukan infeksi urin pada orang dewasa dengan kecurigaan infeksi

dimana hasil pemeriksaan urin yang diambil dengan teknik lain memberikan hasil yang

meragukan.

a. Sebelum SPA pasien minum sampai vesika urinaria penuh

b. Disinfeksi kulit daerah supra pubik diatas vesika urinaria.

Page 10: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

c. Buat luka sayatan kecil diatas daerah simfisis pubis. Aspirasi urin dari vesika urinaria tersebut

dengan menggunakan jarum suntik..

d. Teknik ini tidak lazim karena nyeri dan untuk pemeriksaan. anaerob spesimen harus diambil

dengan cara ini.

Gambar 4. Pengambilan urin secara Supra Pubic Punction

6. Spesimen Genital

Pengambilan spesimen genital harus dilakukan dengan teliti karena sangat banyak bakteri

komensal yang hidup di daerah genital. Pengambilan rutin spesimen vagina meminimalkan hasil

yang akurat karena flora normal tumbuh sangat banyak sehingga sulit untuk diinterpretasikan.

a. Urogenital wanita

– Usap vagina, usap serviks.

– Jangan gunakan pelumas (lumbricant), analgetik atau antiseptik.

– Bersihkan vulva dengan kapas / kassa yang dibasahi dengan aquades atau NaCl steril.

– Masukkan spekulum dengan hati-hati.

– Ambil sampel dari forniks posterior vagina atau endoserviks dengan lidi kapas steril, ambil 2

swab.

Page 11: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

– Bila penderita belum menikah, jangan gunakan spekulum, ambil sampel dengan lidi kapas

steril dengan hati-hati

– Kuman yang sering ditemui Candida albican, apabila infeksi mencapai pelvis dapat

menyebakan Pelvic Inflamatory Disease (PID) yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.

b. Urogenital pria

• Ambil sampel paling sedikit 2 jam setelah penderita berkemih.

• Bersihkan glans penis dengan kapas/kassa yang dibasahi dengan air/NaCl steril.

• Lakukan urutan ringan dari pangkal ke ujung penis, dan ambil sekret yang keluar dengan lidi

kapas steril.

• Bila tidak terlihat sekret, masukkan swab urogenital kira-kira 2 cm ke endouretra, putar

perlahan 5-10 detik.

• Kuman yang sering ditemukan Gonorrhoeae, Syphilis.

Page 12: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

7. Spesimen Cairan

• Liquor Cerebro Spinal (LCS)

– Spesimen diambil secara Lumbal Puction (LP) pada L3-L4 (dewasa) dan L4-L5 (anak-anak)

secara aseptik lalu dikirim dan diperiksa cepat di laboratorium.

– Untuk pemeriksaan Haemophylus influenza, gonokokus, dan meningokokus bahan jangan

didinginkan.

– LP sering dilakukan pada pasien meningitis.

Cairan tubuh lain seperti cairan pleural, peritoneal dan cairan sendi diaspirasi dan

disimpan dalam pot steril. Untuk cairan thorak, pleura atau abdominal dapat dilakukan aspirasi

sebanyak 50-100 ml. Apabila spesimen tidak segera dikirim, spesimen disimpan pada suhu

kamar.

Gambar 5. Cara pengambilan LCS

Page 13: Pengambilan Spesimen Berdasarkan Jenis Spesimen

Dafpus: Miller, JM, A Guide to Specimen Management in Clinical Microbiology, ASM Press,

Washington DC, 1996