Makalah Spesimen Darah

21
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Allah Swt atas seluruh karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Pengambilan Spesimen Darah. Kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakannya makalah ini. Namun, kami menyadari bahwa masih dalam proses belajar, sehingga masih banyak yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu, bimbingan dan arahan dosen, kami harapkan agar makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami mempersembahkan karya ini untuk semua teman kami, untuk kedua orangtua kami, untuk dosen kami, dan untuk kepentingan bersama dalam menciptakan tenaga-tenaga perawat profesional ke depannya. Berhubungangan dengan hal tersebut, semoga makalah yang sederhana ini dapat dijadikan pedoman dalam proses pengambilan specimen darah. Kritik dan saran senantiasa dinantikan agar makalah ini menjadi lebih baik dimasa mendatang amin. Mataram, 24 November 2013 i

description

87654

Transcript of Makalah Spesimen Darah

Page 1: Makalah Spesimen Darah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Swt atas seluruh karunia-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Pengambilan Spesimen Darah. Kami telah

berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakannya makalah ini. Namun, kami menyadari

bahwa masih dalam proses belajar, sehingga masih banyak yang harus diperbaiki.

Oleh sebab itu, bimbingan dan arahan dosen, kami harapkan agar makalah ini dapat

diselesaikan dengan baik. Kami mempersembahkan karya ini untuk semua teman kami, untuk

kedua orangtua kami, untuk dosen kami, dan untuk kepentingan bersama dalam menciptakan

tenaga-tenaga perawat profesional ke depannya.

Berhubungangan dengan hal tersebut, semoga makalah yang sederhana ini dapat

dijadikan pedoman dalam proses pengambilan specimen darah.

Kritik dan saran senantiasa dinantikan agar makalah ini menjadi lebih baik dimasa

mendatang amin.

Mataram, 24 November 2013

i

Page 2: Makalah Spesimen Darah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan 1

Bab II Pembahasan 3

A. Pengertian 3 B. Tujuan 3 C. Factor-faktor penghambat dalam pengambilan specimen 3 D. Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengambilan specimen 8 E. Pemeriksaan Menggunakan Specimen Darah 10

Bab III Penutup 13

A. Kesimpulan 13 B. Saran 13

Daftar Pustaka 14

ii

Page 3: Makalah Spesimen Darah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomi yang berarti

proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara untuk memperoleh darah yaitu skinpuncture,

venipuncture, dan arteri. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu

istilah phlebotomis sering dikaitkan dengan pengambilan darah vena (venipuncture).

Pada pengambilan darah vena, umumnya diambil dari vena mediana cubiti yang terletak

pada sisi lipatan siku. Vena ini terletak di permukaan kulit, cukup besar, dan tidak dekat dengan

syaraf. Apabila tidak memungkinkan, vena cephalica dan vena basilica bisa menjadi pilihan

dalam pengambilan darah vena. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-

hati karena letaknya berdekatan dengan arteri branchialis dan syaraf mediana. Jika vena basilica

dan cephalica tidak dapat digunakan, maka dapat dilakukan pengambilan darah di vena

pergelangan tangan dan vena kaki.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara

manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syringe), sedangkan cara vakum dengan

menggunakan tabung vakum (vacutainer).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pengambilan venipuncture?

2. Apakah tujuan pengambilan specimen darah vena?

3. Apa saja faktor penghambat dalam pengambilan darah vena?

4. Apa saja factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengambilan specimen darah vena?

5. Apa saja pemeriksaan yang menggunakan sampel darah?

C. Tujuan

1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan pengambilan venipuncture.

2. Mengetahui apakah tujuan pengambilan specimen darah vena.

3. Mengetahui apa saja faktor penghambat dalam pengambilan darah vena.

4. Mengetahui apa saja factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengambilan specimen

darah vena.

5. Mengetahui apa saja pemeriksaan yang menggunakan sampel darah.

iii

Page 4: Makalah Spesimen Darah

iv

Page 5: Makalah Spesimen Darah

BAB II

PEMBAHASAN

 A.      Pengertian

Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena

magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan

representative dengan menggunakan spuit.

B. Tujuan

1.  Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan

pemeriksaan

2. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)

3. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti : sel darah merah, sel darah putih,

angka leukosit dan trombosit. Darah vena juga dapat digunakan untuk analisa gas darah jika

darah arteri sulit diperoleh, namun hanya berguna untuk menganalisa pH, PaCO2 dan Base

Excess.

C. Faktor Penghambat dalam Pengambilan Darah Vena

1. Faktor Fisik Pasien

1)      Kegemukan

Pada pasien yang gemuk terkadang phlebotomis sulit untuk menemukan pembuluh

darah vena yang akan ditusuk karena terhalang oleh jaringan lemak. Orang yang gemuk

memiliki vena yang lebih dalam dan tidak terlihat sehingga sulit untuk dipalpasi.

2)      Oedema

Edema merupakan penimbunan cairan tubuh. Phlebotomis menjadi sulit untuk

menemukan letak vena. Jika darah yang diambil pada tempat yang oedema, maka darah

akan tercampur dengan cairan oedema sehingga akan terjadi pengenceran. Phlebotomis

dapat mencari pembuluh darah lain yang tidak oedema.

3)      Luka bakar

v

Page 6: Makalah Spesimen Darah

Pasien yang mengalami luka bakar, jaringan pada tubuhnya rusak dan mudah

mengalami infeksi. Jangan melakukan pengambilan di daerah ini. Pasien sangat rentan

terhadap infeksi.

2. Faktor Psikologis PasienFaktor penderita yang kurang kooperatif disebabkan penderita merasa

ketakutan sehingga penderita menolak untuk dilakukan pengambilan darah. Cara

mengatasinya dengan mencari bantuan petugas lain dan menenangkan pasien agar pasien

mengerti perlunya untuk dilakukan pengambilan darah. Bila tidak berhasil, jelaskan secara

tertulis pada lembar permintaan laboratorium.

3.      Faktor Teknik

Gagal memperoleh darah

Gagal pengambilan darah disebabkan :

1)      Cara pengambilan darah vena yang salah oleh phlebotomis

2)      Tusukan sudah tepat tetapi darah tidak cukup terhisap, kemungkinan :

a.       Kesalahan teknik

oArah tusukan tidak tepat

oSudut tusukan terlalu kecil atau terlalu besar

oSalah menentukan vena yang dipilih

oTusukan terlalu dalam atau kurang dalam

oPembuluh bergeser karena tidak terfiksasi

b.      Kesalahan non teknik

o Pembuluh darah menyempit (kolaps) karena rasa takut yang berlebihan

dan menyebabkan volume darah berkurang.

o Volume darah berkurang karena pendarahan berat, kekurangan cairan

tubuh, dan tekanan darah turun.

3) Komplikasi

Dalam pengambilan darah vena yang salah dapat menyebabkan komplikasi, antara

lain:

a. Pingsan (Syncope)

vi

Page 7: Makalah Spesimen Darah

Pingsan adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadaran beberapa saat

karena penurunan tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin,

pengelihatan kabur, nadi cepat, bahkan bisa sampai muntah. Pingsan dapat

disebabkan karena pasien mengalami rasa takut yang berlebihan atau karena pasien

puasa terlalu lama.

Sebelum dilakukan phlebotomi hendaknya seorang phlebotomis menanyakan

apakah pasien memiliki kecenderungan untuk pingsan saat dilakukan pengambilan

darah. Jika benar maka pasien diminta untuk berbaring. Phlebotomis hendaknya

memberikan pengertian kepada pasien agar pasien merasa nyaman dan tidak takut.

Agar pasien tidak takut, phlebotomist sebaiknya mengajak pasien berbicara agar

perhatiannya teralihkan.

Pengambilan darah vena pada orang pingsan harus diberi oksigen agar pembuluh

darah membuka sebab pada orang pingsan pembuluh darahnya menutup.

Cara Mengatasi :

o Hentikan pengambilan darah

o Pasien dibaringkan di tempat tidur, kepala dimiringkan ke salah satu sisi

o Tungkai bawah ditinggikan (lebih tinggi dari posisi kepala)

o Longgarkan baju dan ikat pinggang pasien

o Minta pasien untuk menarik nafas panjang

o Minta bantuan kepada dokter

o Jika pasien belum sempat dibaringkan, minta pasien menundukkan kepala

diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang.

b. Hematoma

Terjadi karena :

o Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai

o Jarum menembus seluruh dinding vena

o Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang

o Tusukan berkali-kali

o Tusukan tidak tepat

vii

Page 8: Makalah Spesimen Darah

o Pembuluh darah yang rapuh

Cara mengatasi :

Jika terjadi hematoma lepaskan jarum dan tekan dengan kuat sehingga darah

tidak menyebar dan mencegah pembengkakan. Apabila ingin cepat hilang, kompres

dengan air hangat seraya diurut dan diberi salep trombopop.

c. Petechiae

Bintik kecil merah dapat muncul karena pendarahan kapiler di bawah kulit. Ini

karena kelainan pembuluh darah. Jika terjadi setelah dibendung dapat dikarenakan

pembendungan yang terlalu lama.

d. Nyeri pada bekas tusukan

Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan

khusus. Nyeri bisa timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat penarikan

jarum yang terlalu kuat.

Cara pencegahan :

o Setelah kulit didesinfeksi, tunggu alkohol hingga mengering sebelum

dilakukan pengambilan darah.

o Penarikan jarum jangan terlalu kuat.

e. Vena kolaps

Terjadi karena penarikan plunger terlalu lama atau terlalu cepat.

f. Pendarahan berlebihan

Pendarahan yang berlebihan terjadi karena terganggunya sistem koagulasi

darah pada pasien. Hal ini bisa terjadi karena :

o Pasien melakukan pengobatan dengan obat antikoagulan sehingga menghambat

pembekuan darah.

o Pasien menderita gangguan pembekuan darah.

o Pasien mengidap penyakit hati kronis sehingga pembentukan protrombin dan

fibrinogennya terganggu.

Cara mengatasi :

o Menekan kuat pada tempat pendarahan

o Memanggil dokter untuk penanganan selanjutnya

viii

Page 9: Makalah Spesimen Darah

g. Kerusakan vena

Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali pada tempat yang sama

sehingga meyebabkan kerusakan dan peradangan setempat. Hal ini mengakibatkan

pembuluh darah menutup.Pencegahannya dengan menghindari pengambilan berulang

kali pada tempat yang sama.

h. Komplikasi neurologis

Komplikasi neurologis dapat bersifat lokal karena tertusuknya syaraf dilokasi

penusukan. Hal ini dapat menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang menjalar

ke lengan. Serangan kejang juga dapat terjadi.

Cara mengatasi :

o Hentikan pengambilan darah

o Baringkan pasien dengan kepala dimiringkan ke salah satu sisi, bebaskan

jalan nafas dan hindari agar lidah tidak tergigit

o Hubungi dokter

i. Terambilnya darah arteri

Salah penusukan dapat mengakibatkan terambilnya darah arteri karena

phlebotomis menusuk pembuluh darah arteri. Jadi, seorang phlebotomis harus bisa

menentukan pembuluh darah yang akan ditusuk.

j. Alergi

Alergi bisa terjadi karena bahan-bahan yang dipakai dalam phlebotomi,

misalnya alergi terhadap antiseptik dan plester. Gejala alergi bisa ringan atau berat,

berupa kemerahan dan gatal.

Phlebotomis hendaknya menanyakan apakah pasien memiliki riwayat alergi

terhadap bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pengambilan darah. Jika

pasien alergi terhadap alkohol 70% maka dapat diganti dengan larutan iodium atau

dengan betadine.

Cara mengatasi :

o Tenangkan pasien dan beri penjelasan

o Panggil dokter untuk penanganan selanjutnya

ix

Page 10: Makalah Spesimen Darah

D. Faktor yang harus diperhatikan

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seorang phlebotomis dalam pengambilan

darah, antara lain :

1. Keadaan basal

Keadaan basal mengacu pada kondisi fisik pasien di pagi hari. Pasien dianjurkan

untuk puasa kurang lebih 12 jam. Keadaan ini biasa dipakai untuk penentuan nilai

normal.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan basal :

Usia

Jenis kelamin

Kehamilan

Dehidrasi

Diet

Obat-obatan

Stress

2. Persyaratan pemeriksaan

a. Persiapan pasien

Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal yang perlu dilakukan dan tidak

perlu dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan darah.

Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 10-12 jam sebelum

pengambilan darah (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, cholesterol, trigliserid,

ureum, dan kreatinin) tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak

minum alkohol.

b. Waktu pengambilan

Waktu pengambilan darah pada pasien harus dicatat karena dapat digunakan

untuk menentukan hasil dari pemeriksaan tersebut. Jika terjadi kesalahan hasil maka

dapat dilacak letak kesalahannya dari waktu pengambilan.

c. Peralatan yang digunakan

x

Page 11: Makalah Spesimen Darah

Pastikan bahwa semua peralatan yang digunakan untuk proses phlebotomi

sudah tersedia di dekat phlebotomis. Peralatan yang digunakan harus memenuhi

persyaratan, seperti :

Bersih

Kering

Tidak mengandung bahan kimia

Steril

Sekali pakai (disposable)

Wadah tidak pecah atau retak

d. Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah

pembekuan darah. Beberapa antikoagulan yang sering dipakai adalah EDTA

(Ethylene Diamine Tetraacetic Acid), citrat, dan heparin. Pemilihan antikoagulan

harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takarannya harus sesuai.

3. Faktor teknik

Pada umumnya vena yang baik adalah vena yang besar, letaknya superfisial, dan

terfiksasi.

Lokasi penusukan harus diperhatikan. Phlebotomis tidak boleh menusuk pada bagian

yang terdapat luka, hematoma, infeksi, oedema. Untuk pengambilan darah, selain tidak

dilakukan pengambilan pada tempat-tempat tersebut juga tidak boleh dilakukan pada

daerah yang sedang dipasang infus.

Pada waktu penusukan posisi kemiringan jarum yang dibentuk adalah 15º - 20º.

Bila tusukan sudah dalam tetapi tidak mengenai vena maka jangan sekali-kali

membelokkan jarum kearah vena karena dapat menimbulkan rasa sakit. Tindakan yang

benar adalah jarum ditarik jangan sampai lepas kemudian ditusukkan ke arah vena.

Pembendungan vena dengan tourniquet jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan

hemokonsentrasi setempat.

Jangan melepas tourniquet sesudah jarum dilepaskan karena menyebabkan hematoma.

Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol maka dapat menyebabkan darah

hemolisis.

xi

Page 12: Makalah Spesimen Darah

4.  Pemeriksaan CITO

Pengambilan dan informasi harus segera ( medical emergency )

Spesimen terjadwal (glukosa 2 jam PP, GTT, Cortisol, Enzim-enzim jantung).

5.  ASAP ( As Soon As Possible )

Hasil pemeriksaan segera diminta oleh dokter tetapi kondisi pasien tidak kritis.

E. Pemeriksaan Menggunakan Specimen Darah

1. SGPT (serum glutamik piruvik transaminase) atau alanin amonisferase

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.

2. Albumin

Pemeriksaan albumin bertujuan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang

disintesa oleh hepar. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan gangguan hepar seperti

sirosis, luka bakar, gangguan ginjal atau kehilangan protein dalam jumlah yang banyak.

3. Asam urat

Pemeriksaan asam urat bertujuan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, anemia

asam folat, luka bakar dan kehamilan. Terjadi peningkatan pada asam urat dapat

diindikasikan penyakit seperti leukemia, kanker, eklamsia berat, gagal ginjal, malnutrisi

dan lain-lain.

4. Bilirubun (total, direc dan indirek)

Pemeriksaan bilirubin bertujuan untuk mendeteksi kadar bilirubin yang dapat

mendeteksi adanya iktetik obstruktif oleh karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis

pada bilirubin direk. Pada bilirubin direk dapat mendeteksi adanya anemia, malaria, dan

lain-lain.

5. Estrogen

Pemeriksaan estrogen bertujuan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala

menopause dan pasca menopause, stress psikogenik. Nilai estrogen meningkat dapat

diindikasikan adanya tumor ovarium, adanya kehamilan dan lain-lain.

6. Gas darah arteri

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa

yang disebabkan oleh karena gangguan repiratorik atau gangguan metabolic.

7. Gula darah puasa

xii

Page 13: Makalah Spesimen Darah

Pemeriksaan gula darah puasa bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes, atau

reaksi hipoglikemik.

8. Gula darah posprandial

Pemeriksaan gula darah posprandial bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes,

atau reaksi hipoglekemik, yang dilakukan setelah makan.

9. HCG atau gonadotropin korionik manusia

Pemeriksaan HCG bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan, karena HCG

adalah hormone yang diproduksi oleh plasenta.

10. Hematokrit

Pemeriksaan hematokrit bertujuan untuk mengukur konsentrasi eritrosit dalam

darah, yang dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, gagal ginjal kronik,

defisiensi vitamin B dan C. apabila terjadi peningkatan kadar hematokrit dapat

diindikasikan adanya dehiudrasi, asidosis, trauma, pembelahan dan lain-lain.

11. Trombosit

Pemeriksaan trombosit digunakan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang

berhubungan dengan perdarahan, dan trombositosis yang menyebabkan peningkatan

pembekuan.

12. Masa tromboplastin parsial (PPT), masa tromboplastin parsial teraktivasi (APTT)

Pemeriksaan PPT/APTT bertujuan untuk mendeteksi defisiensi factor pembekuan

kecuali VII, VIII, mendeteksi variasi trombosit, dan memonitor terapi heparin.

13. Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen darah

Antara lain pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah, masa protombin,

progesterone, prolakstin, serum kreatinin, kortisol, kolesterol, T3, T4 dan lain-lain.

14. Hemoglobin

Pemeriksaan hemoglobin merupakan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cara

membandingkan secara visual warna darah dengan alat standar yang dapat bertujaun

untuk mendeteksi adanya anemia. Terjadi peningkatan dapat diindikasikan adanya

dehidrasi, penyakit paru obtruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain.

xiii

Page 14: Makalah Spesimen Darah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Specimen darah vena adalah suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena

dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk

mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan spuit.

Faktor yang dapat menghambat pengambilan specimen ini diantaranya factor fisik

pasien, factor psikologis, dan factor teknik. Sedangkan factor yang harus diperhatikan dalam

pengambilan specimen darah vena adalah keadaan basal pasien, syarat pemeriksaan, factor

teknik, pemeriksaan CITO.

Adapun pemeriksaan yang menggunakan sampel darah adalah albumin, asam urat,

bilirubin, trombosit, hemoglobin, dan lain-lain.

B. Saran

Dalam mengambil specimen darah khususnya pada darah harus teliti dan berhati-hati

untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada pasien.

xiv

Page 15: Makalah Spesimen Darah

DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. A. A dan Uliyah, Musrifatul. 2011. Praktik Kebutuhan Dasar

Manusia. Surabaya: Health Books Publising.

2. Ns. Desiyani Nani, SKep.2013. Pengambilan Spesimen Darah, Sekret Vaginal (Pap Smear), Sputum, Urin, dan Faeces. Diambil dari http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Genap%20II%20-%20Pengambilan%20Sepesimen%20darah.pdf. 24 November 2013. Pukul 12.27 WITA.

3. Ririn Astuti. 2013. Pengambilan Darah Vena. Diambil dari

http://dielovt.blogspot.com/2013/04/pengambilan-darah-vena.html. 24 November 2013. pukul 12. 30 WITA.

4. Zia. 2013. Sop Cara Pengambilan Sampel Darah Vena (Vena Punctie) Dengan Spuit. Diambil dari: http://nszia.blogspot.com/2011/02/sop-cara-pengambilan-sampel-darah-vena.html . 24 November 2013. Pukul 12.40 WITA.

xv