Semester 1 Dan 2

167
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1 Pertemuan : 1 s/d 5 Alokasi waktu : 10 x 45 menit. Tahun ajaran : 2011/2012 Standart Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat sifat periodik unsur, struktur molekul dan sifat sifat senyawa. Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan teori atom bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik. Indikator : Pertemuan ke 1 : - Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr. - Menjelaskan teori mekanika kuantum Pertemuan ke 2 : - Menentukan bilangan kuantum kemungkinan elektron berada - Menggambarkan bentuk orbital - Menjelaskan kulit dan subkulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum Pertemuan ke 3 dan 4 : - Menggunakan prinsip aufbau aturan hund dan asas larangan pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital. Pertemuan ke 5 : - Menhubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dan letaknya dalam sistem periodik unsur.. I. Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke 1 : o Siswa dapat menjelaskan kelemahan teori atom Bohr. o Siswa dapat menjelaskan teori mekanika kuantum Pertemuan ke 2 : o Siswa dapat menentukan bilangan kuantum kemungkinan elektron berada o Siswa dapat menggambarkan bentuk orbital

Transcript of Semester 1 Dan 2

Page 1: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 1 s/d 5

Alokasi waktu : 10 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan

sifat – sifat periodik unsur, struktur molekul

dan sifat – sifat senyawa.

Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan teori atom bohr dan

mekanika kuantum untuk menuliskan

konfigurasi elektron dan diagram orbital serta

menentukan letak unsur dalam tabel periodik.

Indikator :

Pertemuan ke – 1 :

- Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr.

- Menjelaskan teori mekanika kuantum

Pertemuan ke – 2 :

- Menentukan bilangan kuantum kemungkinan elektron berada

- Menggambarkan bentuk orbital

- Menjelaskan kulit dan subkulit serta hubungannya dengan bilangan

kuantum

Pertemuan ke – 3 dan 4 :

- Menggunakan prinsip aufbau aturan hund dan asas larangan pauli untuk

menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.

Pertemuan ke – 5 :

- Menhubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dan letaknya dalam

sistem periodik unsur..

I. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke – 1 :

o Siswa dapat menjelaskan kelemahan teori atom Bohr.

o Siswa dapat menjelaskan teori mekanika kuantum

Pertemuan ke – 2 :

o Siswa dapat menentukan bilangan kuantum kemungkinan

elektron berada

o Siswa dapat menggambarkan bentuk orbital

Page 2: Semester 1 Dan 2

o Siswa dapat menjelaskan kulit dan subkulit serta hubungannya

dengan bilangan kuantum

Pertemuan ke – 3 dan 4 :

o Siswa dapat menggunakan prinsip aufbau aturan hund dan asas

larangan pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan

diagram orbital.

Pertemuan ke – 5 :

o Siswa dapat menhubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dan

letaknya dalam sistem periodik unsur.

II. Materi Pembelajaran

1. Teori atom Bohr

Bohr merupakan orang yang pertama menghubungkan teori struktur

atom dengan tingkat energi elektron untuk menjelaskan spektrum.

Teori atom Bohr berhasil menjelaskan struktur atom hidrogen, tetapi

belum dapat menerangkan atom berelektron banyak.

Terdapat beberapa kelemahan pada teori yang diperkenalkan oleh

Niels Henrick David Bohr. Pertama, Teori Atom Bohr hanya

menjelaskan spektrum atom hidrogen. Akibatnya, spektrum atom

yang memiliki lebih dari satu elektron tidak dapat dijelaskan. Kedua,

teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa spektrum atom hidrogen

memiliki garis-garis tambahan ketika dipengaruhi medan magnet.

Kekurangan model atom Bohr disempurnakan dengan model atom

mekanika kuantum.

2. Teori Atom Mekanika Kuantum

Teori atom mekanika kuantum berakar pada hipotesis Prince Louis de

Broglie dan Werner Heisenberg.

Menurut de Broglie, cahaya dapat berperilaku sebagai materi dan

berperilaku sebagai gelombang (dikenal dengan istilah dualisme

gelombangpartikel).

Menurut Heisenberg, tidak mungkin menentukan kecepatan dan posisi

elektron secara bersamaan, tetapi yang dapat ditentukan hanyalah

kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti.

Page 3: Semester 1 Dan 2

Schrodinger berhasil menyelesaikan persamaan matematis yang

menghasilkan tiga bilangan kuantum yang menunjukkan

kebolehjadian menemukan elektron di sekeliling inti.

Daerah kebolehjadian menemukan elektron di sekeliling inti disebut

orbital.

3. Bilangan kuantum dan orbital

Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan

kuantum utama (n),

bilangn kuantum Azimut (l), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan

kuantum

spin (s).

a. Bilangan Kuantum Utama (n)

Lambang dari bilangan kuantum utama adalah ―n‖ (en kecil). Bilangan

kuantum utama menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang

dinyatakan dalam bilangan bulat positif. Nilai bilangan itu di mulai dari

1, 2, 3 dampai ke-n.

Jenis Kulit Nilai (n)

K 1

L 2

M 3

N 4

Tabel 1. Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.

Tabel ini dapat dibuktikan bahwa untuk kulit K memiliki nilai bilangan

kuantum utama (n) = 1, kulit L memiliki nilai bilangan kuantum utama

(n) = 2 dan seterusnya. Semakin besar nilai n, berarti makin besar

orbital yang dihuni elektron itu.

b. Bilangan Kuantum Azimut (l)

Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada

dan bentuk orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut

elektron terhadap inti.

Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai

bilangan kuantum utama (n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0

Page 4: Semester 1 Dan 2

sampai dengan (n - 1). Bila n = 1, maka hanya ada satu subkulit yaitu l

= 0. Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1.

Bilangan Kuantum

Utama (n)

Bilangan Kuantum

Azimut (l)

Banyaknya

SubKulit

1 0 1

2

0

1

2

3

0

1

2

3

4

0

1

2

3

4

Tabel 2. Hubungan bilangan kuantum utama dan azimut serta

subkulit.

Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel adalah Banyaknya subkulit

sama dengan nilai bilangan kuantum utama. Subkulit ditandai dengan

huruf yang didasarkan pada garis-garis spektrum yang tampak pada

spektroskopi secara berurutan

Nilai l Tanda Subkulit Garis spektrum pada

spektroskopi

0 s (sharp) Terang

1 p (principal) Terang Kedua

2 d (diffuse) Kabur

3 f (fundamental) Pembentukan warna

Tabel 3. Tanda subkulit berdasarkan nilai bilangan kuantum

azimut.

setiap kulit terdiri dari beberapa subkulit. Hal ini memungkinkan untuk

kulit yang berbeda akan memiliki jenis subkulit yang sama.

Kulit Nilai (n) Nilai (l) Jenis subkulit

K 1 0 1s

L 2

0 2s

1 2p

M 3

0 3s

1 3p

Page 5: Semester 1 Dan 2

2 3d

N 4

0 4s

1 4p

2 4d

3 4f

Tabel 4. Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada

atom.

c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya

elektron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron

terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan

dengan bilangan kuantum azimut. Nilai bilangan kuantum magnetik

antara - l sampai + l. Hubungan antara bilangan kuantum azimut dengan

bilangan kuantum magnetik dapat Anda perhatikan pada tabel 5.

Bilangan

Kuantm

Azimut

Tanda

Orbital

Bilangan

Kuantum

Magnetik

Gambaran Orbital Jumlah

Orbital

0

s 0

1

1

p -1, 0, +1 3

2

d -2, -1, 0, +1, +2 5

3

f -3, -2, -1, 0, +1,

+2, +3

7

Tabel 5. Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan

kuantum magnetik.

Jika bilangan kuantum azimut (l) = 0, maka atom tersebut memiliki

orbital s dengan kotak sebanyak 1 dan bilangan kuantum magnetik 0.

sedangkan bilangan kuantum azimut 1, akan memiliki orbital p dengan

kotak yang saling menempel sebanyak 3 dan bilangan kuantum

magnetik masing-masing kotak secara urut dari kiri ke kanan –1, 0 dan

+1. Demikian masing-masing halnya untuk bilanga kuantum azimut

selanjutnya.

d. Bilangan Kuantum Spin (s)

Page 6: Semester 1 Dan 2

Lambang bilangan kuantum spin adalah s yang menyatakan arah rotasi

elektron pada porosnya. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu searah

jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.

Begitulah elektron yang berotasi, bila searah jarum jam maka memiliki

nilai s=+½ dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke atas.

Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum jam

maka memiliki nilai s = -½ dan dalam orbital dituliskan dengan tanda

panah ke bawah.

Dari uraian arah rotasi maka kiata dapat mengetahui bahwa dalam satu

orbital atau kotak maksimum memiliki 2 elektron.

Kulit n L M Sub

kulit

Gambaran

Orbital

Jumlah

Orbital

Jumlah Orbital

Maksimum

Subkulit Kulit

K 1 0 0 1s

1 2 2

L 2

0 0 2s

1 2 8

1 -1, 0, +1 2p

3 6

M 3

0 0 3s

1 2 18

1 -1, 0, +1 3p

3 6

2 -2, -1, 0, +1, +2 3d

5 10

N 4

0 0 4s

1 2 32

1 -1, 0, +1 4p

3 6

2 -2, -1, 0, +1, +2 4d

5 10

3 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 4f

7 14

Page 7: Semester 1 Dan 2

Tabel 6. Hubungan keempat bilangan kuantum

Bila kulit atom sama (bilangan kuantum utama sama), subkulit

(bilangan kuantum azimut) dan orbital (bilangan kuantum magnetik)

serta arah (bilangan kuantum spin) dapat berbeda. Contohnya kulit ke 2

dapat memiliki bilangan kuantum azimut 0 atau 1 dan bilangan

kuantum magnetiknya bisa –1, 0 atau +1 sesuai dengan posisi dalam

kotak serta memiliki bilangan kuantum spin yang dapat berbeda sesuai

arah panahnya.

1. Bentuk Orbital

Ingatlah bahwa setiap subkulit disusun oleh satu atau lebih orbital dan

setiap orbital mempunyai bentuk tertentu. Adapun bentuk oebital di tentukan

oleh bilangan kuantum azimut.

Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa arah orbital ditentukan

oleh bilangan kuantum magnetik.

Orbital s yang berbentuk bola tidak menunjukan arah ruang tertentu

karena kebolehjadian ditemukan elektron dengan bentuk ini berjarak sama

jauhnya ke segala arah dari inti atom. Inti atom terdapat pada pusat bola.

Perhatikanlah gambar arah ruang orbital s berikut ini !

Kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron dalam orbital s terdapat

pada daerah sekitar bola, yaitu untuk orbital :

a. 1s : terdapat pada kulit bola

b. 2s : terdapat pada awan lapisan kedua

c. 3s : terdapat pada awan lapisan ketiga

Gambaran kebolehjadian ditemukan orbital pada masing-masing kulit :

Orbital 2s

Page 8: Semester 1 Dan 2

Subkulit p terdiri dari tiga orbital p. Karena nilai bilangan kuantum

magnetiknya ada tiga yaitu –1, 0, dan +1. Ketiga orbital ini mempunyai

tingkat energi yang sama tetap arah ruangnya masing-masing berbeda. Jika

digabungkan, ketiga orbital ini saling tegak lurus satu sama lain. Bila

digambarkan pada sistem koordinat cartesius yang memiliki sumbu X, Y, dan

Z maka orbital p yang terletak pada sumbu X disebut orbital pX, sedangkan

yang terletak pada sumbu Y disebut orbital pY. Begitu pula halnya dengan

orbital p yang terletak pada sumbu Z disebut orbital pZ.

Perhatikan gambar berikut ini!

Bentuk Orbital px, py, pz

Sehingga gambaran orbital p dengan bilangan kuantum azimut l =1

dinyatakan dalam gambar berikut ini!

Subkulit d terdiri dari 5 orbital d karena nilai –2, -1, 0, +1, +2. Seperti

halnya orbital p, orbital d juga memiliki tingkat energi yang sama tetapi arah

ruangnya masing-masing berbeda. Bila digambarkan pada sisitem koordinat

cartesius maka ketiga orbital d menempati ruang antar sumbu pada koordinat

cartesius tersebut. Masing-masing orbital dinyatakan sebagai dXY, dXZ dan

dYZ, sedangkan dua orbital d lainnya terletak pada sumbu koordinat cartesius

yang masing-masing orbital dinyatakan sebagai dX2

- Y2 dan dZ

2. Bentuk

kelima orbital d dapat digambarkan sebagai berikut:

Orbital dZ2 terletak pada sumbu Z

Orbital dX2

- Y2 terletak pada sumbu X dan Y

Orbital dXY terletak antara sumbu X dan Y

Orbital dXZ terletak antara sumbu X dan Z

Orbital dYZ terletak antara sumbu Y dan Z

Page 9: Semester 1 Dan 2

Berbagai macam Orbital d

4. Konfigurasi elektron dan hubungannya dengan sistem periodik

Konfigurasi elektron merupakan tata letak elektron dalam

atom.Berdasarkan model atom mekanika didasarkan maka dalam

penulisannya mengacu pada 3 aturan utama, yaitu prinsip aufbau, aturan

Hund, dan azas larangan Pauli.

a. Prinsip Aufbau

Istilah Aufbau berasal dari bahasa jerman yang artinya membangun.

Pada penulisan konfigurasi elektron didasarkan pada pernyataan

bahwa ― Pengisian orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi

yang lebih rendah ke tingkat energy yang lebih tinggi, sehingga semua

elektron menempati orbital‖. Denagn keadaan itu maka atom berada

pada tingkat energy minimum.

Tingkat energy orbital dari yang terendah adalah :

1s

2s 2p

3s 3p 3d

4s 4p 4d 4f

5s 5p 5d 5f

6s 6p 6d

7s 7p

Page 10: Semester 1 Dan 2

b. Aturan Hund

Friedrich Hund menyatakan aturan untuk menggambarkan arah rotasi

elektron. Aturan ini dikenal sebagai aturan Hund, yang berbunyi :

― Elektron- elektron yang berada di suatu orbital akan menempati

orbital yang kosong dengan arah rotasi sejajar. Setelah itu, elektron –

elektron lainnya menempati orbital tersebut dengan arah rotasi yang

berlawanan.

Contoh :

8O :

8O :

(salah)

c. Azas larangan Pauli

Wolfgang Linus Pauli menyatakan aturan penulisan konfigurasi

elektron yang dikenal sebagai asas larangan Pauli, asas ini menyatakan

bahwa :

― Tidak ada dua buah elektron dalam orbital yang sama memiliki

kekempat bilangan kuantum yang sama‖

Berdasarkan asas larangan Pauli ini, maka jumlah elektron yang

menempati sebuah orbital paling banyak dua elektron dengan arah

rotasi yang berlawanan. Hal ini berarti bilangan kuantum

𝑛 𝑏𝑖𝑙. 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎 , 𝑙 𝑏𝑖𝑙. 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑎𝑧𝑖𝑚𝑢𝑡𝑕 , 𝑑𝑎𝑛 𝑚( bil.

Page 11: Semester 1 Dan 2

Kuantum magnet) sebuah orbitalpasti sama, tetapi 𝑠 (bil. Kuantum

spin) bebeda. Dengan demikian, jumlah elektron maksimum yang

menempati suatu subkulit dapat dinyatakan dengan rumus ;

Jumlah elektron maksimum = 2 x (jumlah orbital dalam subkulit)2 atau

jem = 2n2

Contoh :

1) Jumlah elektron maksimum pada kulit K (n=1) = 2x 12

= 2

2) Jumlah elektron maksimum pada kulit M (n=1) = 2x 32

= 18

2. Tata cara Penulisan konfigurasi elektron

a. Tentukanlah jumlah elektron dari atom unsur tersebut! Jumlah

elektron dari atom unsur sama dengan nomor atom unsur tersebut.

b. Tuliskan jenis subkulit yang dibutuhkan secara urut berdasarkan

diagram curah hujan yang telahdibaca yaitu :

1s-2s-2p-3s-3p-4s-3d-4p-5s-4d-5p-6s-4f-5d-6p-7s-5f-6p-7p-8s

c. Isikan elektron pada masing-masing subkulit dengan memperhatikan

jumlah elektron maksimumnya.Elektron ditulis agak ke atas setelah

tanda orbital. Jika subkulit paling rendah sudah terisi maksimum,

maka sisa elektron dimasukkan pada subkulit berikutnya.

Berdasarkan jumlah orbital tiap subkulit dan tiap orbital maksimum

terisi dua elektron, maka jumlah elektron maksimum pada tiap-tiap

subkulit adalah:

Subkulit s maksimum isi 2 elektron

Subkulit p maksimum isi 6 elektron

Subkulit d maksimum isi 10 elektron

Subkulit f maksimum isi 14

elektron

Contoh: Konfigurasi unsur 16S adalah :

1. Nomor atom unsur : 16

Page 12: Semester 1 Dan 2

( lihat angka yang tertulis dibawah tanda atom) dengan demikian

jumlah elektron atom tersebut sebanyak 16.

2. Jenis subkulit yang dibutuhkan secara urut dituliskan sebagian,

mulai dari yang paling kiri 1s-2s-2p-3s-3p-4s

3. Isikan pada subkulit 1s sebanyak 2 elektron, kemudian sisanya

isikan pada subkulit 2s sebanyak 2 elektron, kemudian

dilanjutkan sampai jumlahnya 16.

Sehingga konfigurasi elektron untuk atom unsur dengan tanda

atom S dapat dituliskan secara berurut sebagai berikut: 1s2 2s

2

2p6 3s

2 3p

4

3. Catatan dalam menuliskan konfigurasi

a. Dua cara menuliskan subkulit

Ada dua cara menuliskan konfigurasi elektronscandium ( Z = 21),

yaitu

1) 1s2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

64s

2 3d

1, atau

2) 1s2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

6 3d

1 4s

2

Pada dasarnya kedua cara tersebut sama dan sesuai denagn azas

aufbau. Menurut cara 1), subkulit-subkulit ditulis sesuai dengan urutan

tingkat energinya. Pada cara 2), subkulit-subkulit dari kulit yang sama

dikumpulkan, kemudian diikuti subkulit dari kulit berikutnya.

b. Menyingkat penulisan konfigurasi dengan menggunakan konfigurasi

elektron gas mulia

Pada penulisan ini maka konfigurasi elektron yang akan ditulis

disingkat dengan menambahkan konfigurasi elektron gas mulia yaitu:

10Ne : 1s2 2s

2 2p

6

18Ar : 1s2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

6

36Kr : 1s2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

6

Page 13: Semester 1 Dan 2

Contoh :

- Untuk menulis konfigurasi elektron15P tanpa menyingkat : 1s22s

2

2p63s

23p

3

- Untuk menulis konfigurasi elektron15P dengan disingkat : [Ne]

3s2

3p3

Cara ini sesuai dengan aturan afbau dan secar singkat

c. Kestabilan subkulit d yang terisi penuh atau setengah penuh

Teradapat beberapa penyimpangan pengisian elektron berdasarkan

azas aufbau dengan yang ditemukan secara percobaan.

Contohnya yaitu konfigurasi elektron kromium (Z = 24 ) dan tembaga

(Z=29). Konfigurasi elektron Cr dan Cu berdasarkan azas aufbau

adalah sebagai berikut :

24Cr : [Ar] 3d4 4s

2

29Cu : [Ar] 3d9 4s

2

Konfigurasi elektron Cr dan Cu berdasarkan percobaan adalah sebagai

berikut :

24 Cr : [Ar] 3d5 4s

1

29Cu : [Ar] 3d10

4s1

Kecenderungan konfigurasi subkulit d ini akan lebih mencapai

kesetabilan dengan orbital yang terisi penuh atau setengah penuh.

Sehingga antara 3d4

dengan 3d5

maka akan cenderung lebih stabil pada

3d5. Sedangkan pada 3d

9dengan 3d

10 maka orbita akan cenderung

stabil pada orbital yang terisi penuh yaitu 3d10

.

3d9

( tidak stabil), maka yang stabil

yang terisi penuh :

3d10

(stabil)

Page 14: Semester 1 Dan 2

d. Konfigurasi elektron ion

Ion tunggal yang bermuatan x+ terbentuk dari atom netralnya dengan

melepas x elektron.Elektron yang dilepas itu merupakan elektron dari

kulit terluar.

Contoh beberapa kation tunggal :

13Al : 1s2 2s

2 2p

6 3s

2 3p

1

Al3+

:1s2 2s

2 2p

6

26Fe : [Ar] 3d6 4s

2

Fe2+ :

[Ar] 3d6

Ion tunggal yang bermuatan x- terbentuk dari atom netralnya dengan

menyerap x elektron.Elektron yang diserap itu mengisi orbital dengan

tingkat energy terendah yang belum penuh.

Contoh :

17Cl : [Ne] 3s2

3p5

Cl- : [Ne] 3s

2 3p

6 (jumlah elektron menjadi 18)

III. Metode Pembelajaran

Diskusi informasi

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

Pertemuan ke – 1 :

No Kegiatan Waktu

(Menit)

Aspek yang

dinilai

Pendidikan

karakter Guru Siswa

1 Kegiatan Awal :

Memberikan pretes

tentang teori atom

Bohr

Mengerjakan

pretes

10

Kemampuan

awal siswa

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi

Mengkaji kelemahan

teori atom Bohr

Elaborasi

Mengkaji hubungan

teori atom Bohr

dengan teori mekanika

Mendengarkan

penjelasan

dari guru

Bertanya

kepada guru

dan menjawab

pertanyaan

70

Keseriusan

siswa dalam

mengikuti

KBM

Keaktifan

siswa dalam

bertanya dan

Gemar

membaca

kreatif

Page 15: Semester 1 Dan 2

kuantum, prinsip

ketidakpastian dan

mekanika gelombang.

Konfirmasi

Latihan soal bersama

dari guru menjawab

pertanyaan

3 Kegiatan Akhir :

Menyimpulkan

tentang hubungan

teori atom Bohr dan

Mekanika kuantum

Dapat

menyimpulkan

hubungan

teori atom

Bohr dan

Mekanika

Kuantum

10

Kemampuan

siswa dalam

menyimpulkan

Pertemuan ke – 2 :

N

o

Kegiatan Waktu

(Menit)

Aspek yang

dinilai

Pendidikan

karakter Guru Siswa

1 Kegiatan Awal :

o Pre test

hubungan teori atom

bohr dengan

mekanika kuantum

Mengerjakan

pretes

10

Kemampuan

awal siswa

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi

Menentukan bilangan

kuantum serta

menggambarkan

bentuk orbital s, p, d

dan f.

Elaborasi

Mengulas pengertian

kulit dan subkulit

serta hubungannya

dengan bilangan

kuantum.

Konfirmasi:

Latihan soal bersama

Mendengarkan

penjelasan dari

guru

Mengerjakan

soal penentuan

bilangan

kuantum

70

Keseriusan

siswa dalam

mengikuti

KBM

Kemampuan

siswa dalam

mengerjakan

soal

Kerja keras

Kreatif

Gemar

membaca

3 Kegiatan Akhir :

- Menarik

kesimpulan tentang

hubungan bilangan

kuantum dengan

kulit dan subkulit.

Dapat

menyimpulkan

hubungan teori

atom Bohr dan

Mekanika

10

Kemampuan

siswa dalam

menyimpulkan

Page 16: Semester 1 Dan 2

- Memberikan tugas

individu berupa

soal-soal

penentuan bilangan

kuantum (PR)

Kuantum

Mengerjakan

soal penentuan

bilangan

kuantum

Kemampuan

siswa dalam

mengerjakan

soal

Pertemuan ke – 3

No Kegiatan Waktu

(Menit)

Aspek yang

dinilai

Pendidikan

karakter Guru Siswa

1 Kegiatan Awal :

Tanya jawab

tentang hubungan

bilangan kuantum

dengan kulit dan

subkulit.

Menjawab

pertanyaan

guru

10

Pengetahuan

awal siswa

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi:

Menjelaskan cara

menentukan

konfigurasi

elektron

berdasakan aturan

aufbau

Elaborasi

Menyelesaikan

bersama cara

menentukan

konfigurasi

elektron

berdasakan aturan

aufbau

Konfirmasi

Latihan soal

bersama

konfigurasi

elektron

berdasakan aturan

aufbau

Memperhatikan

penjelasan guru

Mengerjakan

soal penulisan

konfigurasi

elektron

75

Keseriusan

siswa dalam

mengikuti

KBM

Kemampuan

siswa dalam

mengerjakan

soal

Gemar

membaca

Kerja

keras

3 Kegiatan Akhir :

Memberikan

Menentukan

5

Kemampuan

Page 17: Semester 1 Dan 2

tugas rumah tentang

konfigurasi elektron

beberapa unsur

konfigurasi

elektron

beberapa unsur

siswa dalam

menyelesaikan

soal

Pertemuan ke – 4

No Kegiatan Waktu

(Menit)

Aspek yang

dinilai

Pendidikan

karakter Guru Siswa

1 Kegiatan Awal :

o Mengingatkan

kembali tentang

penulisan konfigurasi

elektron

Menjawab

pertanyaan

guru

10

Kemampuan

awal siswa

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi:

Mengungkap

bilanngan kuantum

Elaborasi:

Menjelaskan tentang

cara penentuan

diagram orbital dari

beberapa unsur

berdasarkan aturan

Hund dan larangan

Pauli

Konfirmasi:

Latihan soal bersama

aturan Hund dan

larangan Pauli

Memperhatika

n penjelasan

guru

Mengerjakan

soal penulisan

diagram

orbital

beberapa

unsur

75

Keseriusan

siswa dalam

mengikuti

KBM

Kemampuan

siswa dalam

mengerjakan

soal

Gemar

membaca

kreatif

Mandiri

3 Kegiatan Akhir :

Memberikan

tugas tentang

konfigurasi elektron

beberapa unsur

Menentukan

konfigurasi

elektron

beberapa

unsur

5

Kemampuan

siswa dalam

menyelesaikan

soal

Pertemuan ke – 5 :

No Kegiatan Waktu

(Menit)

Aspek yang

dinilai

Pendidikan

karakter Guru Siswa

Page 18: Semester 1 Dan 2

1 Kegiatan Awal :

Mendiskusikan

tentang definisi

elektron valensi

Menjawab

pertanyaan

guru

10

Pengetahuan

awal siswa

Gemar

membaca

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi:

Menentukan elektron

valensi dan kulit

elektron terluar dari

konfigurasi elektron

beberapa unsur.

Elaborasi:

Mengamati subkulit

tempat pengisian

elektron terakhir

Konfirmasi:

Menentukan posisi

atom dalam SPU

berdasarkan

konfigurasi elektron.

Memperhatika

n penjelasan

guru

Mengerjakan

soal

penentuan

letah unsur

dalam SPU

75

Keseriusan

siswa dalam

mengikuti

KBM

Kemampuan

siswa dalam

mengerjakan

soal

Kerja keras

Kreatif

3 Kegiatan Akhir :

Memberikan

tugas tentang

penentuan unsur

dalam tabel SPU

(PR)

Menentukan

konfigurasi

elektron

beberapa

unsur

5

Kemampuan

siswa dalam

menyelesaikan

soal

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

Alat Peraga, lembar kerja siswa, presentasi dan buku kimia

VI. Penilaian

o Tugas individu, kuis, ulangan harian dalam bentuk test tertulis

Page 19: Semester 1 Dan 2

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 6

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan

sifat – sifat periodik unsur, struktur molekul

dan sifat – sifat senyawa.

Kompetensi Dasar : 1.2.Menjelaskan jumlah pasangan elektron di

sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk

meramalkan bentuk molekul

Indikator :

- Menentukan PEB dan PEI.

- Menentukan tipe molekul.

- Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron.

- Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

- Menentukan bentuk molekul dari molekul ion poliatom.

- Meramalkan kepolaran berdasarkan bentuk molekul.

I. Tujuan Pembelajaran

- Siswa mampu menentukan PEB dan PEI.

- Siswa mampu menentukan tipe molekul.

- Siswa mampu meramalkankan bentuk molekul berdasarkan teori

pasangan elektron.

- Siswa mampu meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

- Siswa mampu menentukan bentuk molekul dari molekul ion poliatom.

- Siswa mampu meramalkan kepolaran berdasarkan bentuk molekul.

II. Materi Pembelajaran

Page 20: Semester 1 Dan 2

Teori VSEPR

Geometri molekul atau sering disebut struktur molekul atau bentuk

molekul yaitu gambaran tiga dimensi dari suatu molekul yang ditentukan

oleh jumlah ikatan dan besarnya sudut-sudut yang ada disekitar atom

pusat.

Elektron valensi atom pusat yang digunakan pada pembentukan

senyawa kovalen terkadang digunakan untuk membentuk ikatan kadang

tidak digunakan. Elektron yang tidak digunakan ditulis sebagai pasangan

elektron bebas (PEB), sedangkan elektron yang digunakan dalam

pembentukan ikatan ditulis sebagai pasangan elektron ikatan (PEI). Selain

PEB dan PEI pada atom pusat dapat pula terdapat elektron tidak

berpasangan seperti pada molekul NO2.

Dalam suatu molekul elektron-elektron tersebut saling tolak-

menolak karena memiliki muatan yang sama. Untuk mengurangi gaya

tolak tersebut atom-atom yang berikatan membentuk struktur ruang

tertentu hingga tercapai gaya tolak yang minimum. Akibat yang

ditimbulkan dari tolakan yang yang terjadi yaitu mengecilnya sudut ikatan

dalam molekul. Urutan gaya tolak dimulai dari gaya tolak yang terbesar

yaitu sebagai berikut.

a. Gaya tolak antar sesama elektron bebas (PEB vs PEB)

b. Gaya tolak antara pasangan elektron bebas dengan elektron ikatan

(PEB vs PEI)

c. Gaya tolak antar pasangan elektron ikatan (PEI vs PEI).

Teori yang digunakan untuk mempelajari gaya tolak antar sesama

elektron valensi disebut teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair

Repulsion) yang dikembangkan oleh Gillespie dan Nylholm sehigga sering

disebut sebagai teori Gillespie-Nylholm. Dengan teori ini ternyata struktur

ruang suatu senyawa dapat ditentukan dengan memperhatikan elektron

bebas dan elektron ikatan dari senyawa yang bersangkutan.

Teori VSEPR tersebut berbunyi:

―bentuk geometri suatu molekul ditentukan sepenuhnya oleh tolakan

pasangan elektron dari atom pusat molekul tersebut, dimana pasangan

elektron atom pusat suatu molekul akan mengatur posisinya sedemikian

rupa sehingga gaya tolakan diantaranya adalah minimal(paling kecil)‖ (

Pasangan elektron yang dimaksud disini adalah pasangan elektron bebas

maupun pasangan elektron terikat)‖

1. Beberapa Bentuk Molekul Berdasarkan Teori VSEPR

Pada penentuan struktur ruang molekul-molekul berdasarkan teori

VSEPR umumnya atom pusat atom pusat dilambangkan dengan A, jumlah

Page 21: Semester 1 Dan 2

atom yang diikat atau jumlah pasangan elektron ikatan (PEI)

dilambangkan dengan X dan pasangan elektron bebas atom pusat

dilambangkan dengan E. Berbagai struktur ruang molekul dapat dilihat

pada Tabel.

Nama Sudu

t

ikata

n

Jumla

h PEI

(X)

Jumla

h

PEB

(E)

Rumus

(AXnE

m)

Bentuk

Molekul

Conto

h

senya

wa

Liniear 180 2 0 AX2

CO2

Trigonal

Planar

120 3 0 AX3

BF3

Planar

Huruf V

116,8 2 1 AX2E

SO2

Tetrahedr

al

109,5 4 0 AX4

CH4

Piramida

trigonal

3 1 AX3E

NH4

Planar

bentuk V

2 2 AX2E2

H2O

Bipiramid

a

Trigonal

5 0 AX5

PCl5

Bipiramid

a Trigonal

4 1 AX4E1

SF4

Planar

Bentuk T

3 2 AX3E2

ClF3

Page 22: Semester 1 Dan 2

Liniear 2 3 AX2E3

XeF2

Oktahedr

al

90 6 0 AX6

SF6

Piramida

Segiempat

5 1 AX5E

BrF5

Segiempat

datar

4 2 AX4E2

XeF4

Keterangan: PEI = pasangan elektron ikatan, PEB = pasangan elektron

bebas, A= atom pusat, Xn = jumlah atom yang diikat atom pusat, Em =

jumlah pasangan elektron bebas

Pada Tabel di atas, nama bentuk molekul yang diberi huruf tebal

merupakan bentuk molekul dasar karena semua elektron valensi atom

pusat digunakan untuk membentuk ikatan.

Jika terdapat elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan

atau elektron bebas ditunjukan dengan garis putus-putus kemudian dua

titik yang menyatakan pasangan elektron bebas.

2. Langkah-langkah Meramal Bentuk Molekul

Langkah-langkah yang digunakan untuk meramal struktur molekul

tidak berbeda jauh dengan langkah-langkah yang digunakan untuk

menggambar struktur Lewis suatu molekul atau ion poliatomik. Langkah-

langkah yang digunakan untuk meramal bentuk molekul sebagai berikut:

a. Menentukan atom pusat.

b. Tuliskan jumlah elektron valensi dari atom pusat.

c. Menentukan jumlah elektron valensi dari masing-masing

substituen jika berupa atom.

d. Satu elektron dari substituen dipasangkan dengan satu elektron

dari atom pusat sehingga membentuk pasangan elektron

(pasangan elektron ikatan, PEI). Perlu diperhatikan bahwa,

jumlah elektron atom pusat tidak selalu memenuhi kaidah oktet.

Jika masih terdapat substituen dan masih terdapat elektron pada

atom pusat, maka semuanya harus dipasangkan.

e. Jika semua susbtituen telah dipasangkan dengan elektron atom

pusat dan masih terdapat elektron yang tidak berpasangan, maka

Page 23: Semester 1 Dan 2

elektron tersebut tetap ditulis pada atom pusat sebagai elektron

bebas atau pasangan elektron bebas (PEB).

f. Jika berupa ion poliatomik, maka setelah semua substituen

dipasangkan kurangi elektron jika ion bermuatan positif dan

tambahkan elektron jika ion bermuatan positif.

g. Menentukan bentuk molekul serta memperkirakan besarnya

sudut-sudut ikatan disekitar atom pusat dengan memperhatikan

tolakan-tolakan yang terjadi agar diperoleh bentuk dengan tolakan

yang minimum.

3. Contoh – contoh:

a. berilium klorida, BeCl2

Be sebagai atom pusat memiliki 2 elektron valensi dan Cl sebagai

substituen memiliki 7 elektron valensi. Setelah satu elektron valensi

dipasangkan dengan satu elektron dari satu atom Be, masih terdapat

satu elektron bebas pada atom Be. Oleh sebab itu, 1 elektron tersebut

dipasangkan dengan satu elektron dari atom Cl. Setelah semua

dipasangkan tidak ada lagi elektron bebas pada atom Be. Agar tolakan

minimum maka kedua atom Cl letaknya berlawanan membentuk sudut

180°, seperti pada Gambar.

b. Boron Trifluorida, BF3

Boron sebagai atom pusat memiliki 3 elektron valensi sehingga

setelah berikatan dengan 3 atom F maka tidak ada lagi elektron bebas

disekitarnya. Agar tolakan pasangan elektron ikatan minimal maka

setiap ikatan menata diri mengarah pada pojok-pojok segitiga sama sisi.

Bentuk molekul seperti ini disebut trigonal planar dengan sudut ikatan

sebesar 120°.

c. CH4

Agar keempat PEI tolakan minimal maka letaknya mengarah pada

pojok-pojok tetrahedral. CH4 berbentuk tetrahedral normal dengan

sudut ikatan H-C-H sebesar 109,5°.

Page 24: Semester 1 Dan 2

d. Belerang Heksafluorida, SF6

Agar enam PEI tolakan minimal maka posisi 6 ikatan mengarah

pada pojok-pojok oktahedral normal.

e. Iod heptafluorida, IF7

7 PEI posisinya mengarah pada pojok-pojok dari pentagonal

bipiramidal agar tolakan antar PEI menjadi minimal.

Teori Hibridisasi

Menurut Pauling, orbital-orbital elektron valensi dapat membentuk

serangkaian orbital baru yang disebut orbital atom hibrida atau orbital

hibrida. Proses pembentukan orbital-orbital hibrida yang dilakukan oleh suatu

atom disebut hibridisasi. Orbital-orbital hibrida ini mempengaruhi bentuk

molekul yang dibentuknya sehingga atom tersebut bergabung dengan atom-

atom lain. Pada tingkatan ini kita akan mempelajari lima buah orbital hibrida

yaitu orbital hibrida sp, sp2, sp

3, sp

3d, sp

3d

2.

(1). Orbital hibrida sp

Orbital atom hibrida sp merupakan keadaan elektron yang mungkin

dalam suatu atom ketika atom tersebut terikat ke atom-atom yang lain

dan keadaan elektron ini mempunyai sifat orbital 2s dan setengah dari

Page 25: Semester 1 Dan 2

sifat orbital 2p. Sebagai contoh, molekul Be2 yang berbentuk linear

dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep orbital hibrida sp2.

(2). Orbital hibrida sp2

Keadaan energi elektron-elektron valensi dalam atom-atom periode

kedua terdapat pada orbital 2s dan orbital 2p. Jika kita

menggabungkan dua buah orbital 2p dengan sebuah orbital 2s, maka

kita akan memperoleh tiga buah orbital terhibridisasi sp2. Sebagai

contoh, molekul BF3 yang berbentuk segitiga datar dapat dijelaskan

dengan menggunakan konsep orbital hibrida sp2.

(3). Orbital hibrida sp3

Jika kita menggabungkan tiga buah orbital 2p dengan sebuah orbital

2s, maka kita akan memperoleh empat buah orbital terhibridisasi sp3.

Sebagai contoh, molekul CH4 yang berbentuk seperti tetrahedron

dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep orbital hibrida sp3.

(4). Orbital hibrida sp3d

Jika sebuah orbital 3s dan tiga buah orbital 3p digabungkan, maka

akan dihasilkan lima buah orbital hibrida sp3d. Sebagai contoh PClF4,

merupakan molekul yang terhibridisasi dsp3. Jika sebuah atom

menggunakan suatu orbital hibrida dsp3 untuk mengikat lima buah

atom lain, maka geometri molekulnya berbentuk segitiga bipiramida.

(5). Orbital hibrida sp3d

2

Jika dua buah orbital 3d, sebuah orbital 3s dan tiga buah orbital 3p

digabungkan, maka akan dihasilkan enam orbital hibrida d2sp

3.

Sebagai contoh SF6 merupakan molekul yang terhibridisasi d2sp

3 dan

berbentuk oktahedral.

III. Metode Pembelajaran

Diskusi Informasi

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

waktu

Pendidikan

karakter

Kegiatan awal :

Page 26: Semester 1 Dan 2

o Pre test tentang elektron valensi.

Kegiatan Inti:

Eksplorasi:

Memotivasi siswa dengan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan topik

yang dipelajari

Elaborasi:

o Diskusi informasi tentang menentukan

PEB dab PEI berdasarkan struktur

lewis, tipe molekul , bentuk molekul

dan hibridisasi.

o Mempresentasikan topik diskusi,

mengumpulkan informasi dan masalah

yang dimiliki siswa.

o Mengarahkan siswa untuk memahami

bentuk molekul berdasarkan teori

struktur lewis, tipe molekul , bentuk

molekul dan hibridisasi.

Konfirmasi:

Menyimpulkan hasil diskusi

Rasa ingin

tahu

Kerja keras

Mandiri

Kreatif

Gemar

membaca

Kegiatan Akhir :

Pemberian tugas

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

VI. Penilaian

a. Jenis tagihan : tugas individu dan ulangan harian

b. Bentuk intrumen : Portopolio dan test tertulis

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Page 27: Semester 1 Dan 2

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Page 28: Semester 1 Dan 2

Pertemuan : 1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan

sifat – sifat periodik unsur, struktur atom dan

sifat – sifat senyawa.

Kompetensi Dasar : 1.3.Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya

antar molekul) dengan sifatnya.

Indikator :

Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan

perbedaan gaya antar molekul ( gaya Van der Waals, gaya london dan ikatan

hidrogen)

I. Tujuan Pembelajaran

o Dapat menjelaskan gaya antar molekul.

o Dapat menjelaskan pengaruh gaya antar molekul terhadap sifat fisik

zat.

II. Materi Pembelajaran

Gaya Antar Molekul

Gaya antar molekul merupakan gaya tarik menarik atau tolak

menolak antara molekul-molekul zat. Berikut ini penjelasan tentang gaya

antarmolekul yang berhubungan dengan gaya Van der Walls dan Ikatan

Hidrogen.

1. Gaya Van der Walls

Karena atom-atom dan molekul-molekul dikelilingi oleh electron-

elektron yang bermuatan negative, maka malekul-molekul tersebut

dalam suatu zat mungkin saling tolak menolak, tetapi hal ini tidak

pernah terjadi. Peristiwa ini telah dijelaskan oleh seorang ahli fisika

Belanda, Johannes Diderik van der walls. Menurutnya molekul-

molekul dalam suatu zat tidak saling tolak menolak karena antara

molekul-molekul tersebut terdapat suatu gaya tarik-menarik yang

lemah. Gaya tersebut dikenal dengan gaya Van der Walls yang adapat

Page 29: Semester 1 Dan 2

mewmpertahankan molekul-molekul tersebut untuk tetap berada dalam

suatu zat.

Gaya Tarik Antar Molekul

Jika molekul–molekul membentuk senyawa tentunya, ada

interaksi antar molekul seperti halnya keluarga, jika suatu keluarga

dinyatakan sebagai senyawa dan anggota keluarga sebagai molekul,

maka setelah kita mempelajari sifat masing–masing anggota keluarga

tentunya kita akan mempelajari hubungan (interaksi) antar anggota

keluarga tersebut. Gaya antar molekul disini dibatasi pada gaya tarik

antara dua molekul atau lebih dari satu zat murni. Pada bagian ini,

akan dipelajari tiga macam gaya tarik antar molekul. Dua diantaranya

sekaligus disebut gaya tarik Van der Waals. Gaya tarik yang lemah

disebabkan oleh dipol imbasan sesaat, yang terjadi antara semua

molekul, bahkan juga molekul yang non polar sekalipun, Gaya tarik

Van der Waals yang kuat, disebut gaya tarik dipol-dipol, terjadi antara

molekul yang memiliki momen dipol permanen. Gaya tarik ketiga

lebih kuat dari gaya Van der Waals yang terjadi hanya antar molekul

tertentu dan kemudian disebut Ikatan Hidrogen.

a. Gaya London

Seorang ahli fisika dari Jerman Fritz London, tahun 1930

menguraikan terjadinya tarikan yang lemah disebabkan oleh dipol

imbasan sekejap atau sesaat yang kemudian dikenal Gaya London.

Terjadinya tarikan antar elektron satu molekul dan inti molekul

yang lain dapat dibayangkan sebagai akibat menggesernya posisi

atau getaran (Vibrasi) elektron dan inti-inti itu. Suatu getaran

dalam sebuah molekul mengimbas (menginduksi) suatu geseran

elektron-elektron suatu molekul yang disebelahnya. Atom simetris

(tengah bersifat non polar) tetapi getaran yang mengimbas gaya

tarik dipol sesaat antara atom-atom sebelahnya. Bila beberapa

molekul berkumpul bersama-sama seperti dalam cair, geseran-

geseran disingkronkan, sehingga terdapat suatu tarikan total antara

Page 30: Semester 1 Dan 2

banyak molekul yang bersebelahan. Dipol-dipol ini dikatakan

bersifat sesaat, karena getaran itu milyaran kali dalam suatu detik.

Pada saat berikutnya dipol itu hilang, atau mungkin arah polaritas

telah dibalik. Gaya London ini yang menyebabkan adanya tarikan

antara molekul-molekul senyawa non polar. Molekul-molekul

polar besar lebih efektif ditarik satu sama lain daripada molekul

kecil. Marilah kita bandingkan molekul metana, CH4 dengan

propana CH3-CH2-CH3. Struktur molekul Propana lebih besar dari

Metana sehingga tarikan yang terjadi antar dua molekul Propana

lebih kuat dari pada dua molekul Metana. Contoh lain yang dapat

kita perhatikan antara iod, I2, dan flour, F2. Manakah yang lebih

kuat, molekul iod atau molekul flour? Molekul iod, molekul

dengan distribusi / penyebaran elektron yang besar dan baur ke

segala arah saling menarik lebih kuat dari pada molekul – molekul

yang elektronnya lebih kuat terikat. Molekul iod yang besar itu

saling tarik – menarik dengan lebih kuat dari pada molekul flour

yang lebih kecil. Mudah tidaknya suatu molekul membentuk dipol

sesaat disebut polarisabilitas. Hal ini berkaitan dengan masa

molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Masa molekul relatif

berkaitan dengan jumlah elektron dalam molekul maka makin

mudah mengalami polarisasi sehingga makin kuat gaya

Londonnya. Mari kita bandingkan molekul H2, N2, O2, dan Br2.

Bagaimana urutan kekuatan gaya London molekul-molekul

tersebut? Urutan kekuatan Gaya London dari yang terlemah ke

yang paling kuat adalah

H2 — N2 — O2 — Br2 karena MrBr2 > MrO2 > MrN2 > MrH2

Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami

polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, padat dan simetris

sehingga gaya Londonnya juga lebih kuat.

b. Gaya tarik dipol–dipol

Page 31: Semester 1 Dan 2

Gaya dipol-dipol terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai

dipol permanen atau molekul polar. Antaraksi antara kutub positif

dari satu molekul dengan kutub negatif dari molekul yang lain akan

menimbulkan gaya tarik menarik yang relatif lemah. Kekuatan

gaya dipol-dipol ini akan semakin besar bila molekul-molekul

tersebut mengalami penataan dengan ujung positif suatu molekul

mengarah ke ujung negatif dari molekul yang lain.

c. Ikatan Hidrogen

Tarikan antar molekul yang luar biasa kuatnya, dapat terjadi antara

molekulmolekul, jika satu molekul mempunyai sebuah atom

hidrogen yang terikat pada sebuah atom berelektronegativitas

besar, dan molekul sebelahnya mempunyai sebuah atom

berelektronegativitas tinggi yang mempunyai sepasang elektron

menyendiri. Inti hidrogen, yakni proton ditarik oleh sepasang

elektron yang bersebelahan bolak-balik antara kedua atom tersebut.

Tarikan antara dua molekul yang menggunakan bersama-sama

sebuah proton disebut Ikatan Hidrogen.

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi Informasi

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

Kegiatan awal :

o Apresiasi ikatan kimia dan wujud zat

Kegiatan Inti:

o Diskusi hubungan antara fase zat dengan gaya antar molekul.

o Diskusi hubungan sifat fisik dengan gaya antar molekul

Kegiatan Akhir :

o Menyimpulkan hasil diskusi

No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Page 32: Semester 1 Dan 2

1 Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Guru memberikan motivasi pada siswa

d. Guru memberikan pertanyaan awal

tentang ikatan kimia

5 menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Siswa diberikan pertanyaan

pendahuluan tentang sejauh mana

menguasai materi yang akan dipelajari

b. Guru meminta siswa untuk

mendeskripsikan macam – macam gaya

antar molekul.

Elaborasi

a. Siswa berdiskusi dengan teman

sebangku tentang materi yang sedang

dipelajari

b. Beberapa siswa memaparkan hasil

diskusi tersebut di depan kelas

c. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Konfirmasi

a. Guru dan siswa membahas hasil

diskusi secara bersama – sama

20

menit

Rasa ingin

tahu

Gemar

membaca

komunikatif

3 Kegiatan Akhir

a. Siswa dengan bimbingan guru menarik

kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari

b. Guru memberikan tugas rumah kepada

siswa berupa mengerjakan soal – soal

gaya antar molekul

c. Guru mengaitkan tentang materi yang

akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya

d. Guru menutup pelajaran

5 menit

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

Page 33: Semester 1 Dan 2

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan : tugas individu

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5

SEMARANG

Page 34: Semester 1 Dan 2

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 1

Alokasi waktu : 1 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 2.Memahami perubahan energi dalam reaksi

kimia dan cara pengukurannnya.

Kompetensi Dasar : 2.1.Mendeskripsikan perubahan energi suatu

reaksi, reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

Indikator :

- Menjelaskan hukum kekekalan energi.

- Membedakan sistem dan lingkungan.

- Menjelaskan tentang macam – macam sistem.

I. Tujuan Pembelajaran

o Siswa dapat menjelaskan hukum / azas kekekalan energi.

o Siswa dapat membedakan sistem dan lingkungan.

o Siswa dapat menjelaskan tentang macam – macam sistem.

II. Materi Pembelajaran

Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum

kekekalan yang meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum

Kekekalan Energi : energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat

dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Contohnya, Matahari adalah ciptaan Tuhan yang merupakan sumber

energi bagi alam semesta baik berupa energi panas maupun energi

cahaya. Tumbuhan hijau menyerap cahaya matahari dan mengubah zat-

zat pada daun menjadi karbohidrat melalui fotosintesis. Karbohidrat

merupakan sumber energi bagi makhluk hidup, batu baterai dapat

menyalakan lampu senter. Pada batu baterai reaksi kimia yang terjadi

menghasilkan energi listrik, kemudian energi listrik berubah menjadi

energi cahaya. Pada proses-proses tersebut tidak ada energi yang hilang

tetapi energi berubah ke bentuk energi lain.

o Sistem dan lingkungan

- sistem : segala sesuatu yang sedang menjadi pusat perhatian/kajian.

- lingkungan : segala sesuatu yang ada di luar sistem yang memiliki

pengaruh timbal balik terhadap sistem. Contohnya apabila

mereaksikan antara larutan NaOH dengan HCl yang berada dalam

Page 35: Semester 1 Dan 2

tabung reaksi, sehingga yang berperan sebagai sistem adalah larutan

NaOH dan HCl sedangkan yang berperan sebagai lingkungan adalah

tabung reaksi.

o Sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

- Sistem terbuka : suatu sistem yang memungkinkan terjadinya

pertukaran kalor dan zat antara lingkungan dan sistem.

- Sistem tertutup : suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat

terjadi pertukaran kalor, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi.

- Sistem terisolasi : sistem yang tidak memungkinkan terjadinya

pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.

o Energi

- Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja. Setiap zat atau

sistem memiliki sejumlah energi tertentu yang digolongkan menjadi

energi kimetik,dan energi potensial. Energi kinetik yaitu energi yang

berkaitan dengan gerakan-gerakan molekul sistem, sedangkan energi

potensial berhubungan dengan ditarik atau ditolaknya zat oleh benda

lain. Jumlah energi suatu sistem disebut sebagau energi dalam (E) .

energi dalam merupakan energi yang termasuk pada fungsi keadaan,

tidak terpengaruh pada asal usulnya hanya terpengaruh pada keadaan

sistem.

- Energi dalam akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan

kalor. Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau

menerima kerja.

-

-

- Sistem menerima kalor , q (+)

- Sistem membebaskan kalor, q (-)

- Sistem melakukan kerja, w (-)

- Sistem menerima kerja, w (+).

III. Model dan metode Pembelajaran

o Pendekatan : Inquiry.

o Metode : Diskusi, tanya jawab.

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

U = q + w U = perubahan energi dalam

q = kalor

w = kerja

Page 36: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

PERTEMUAN KE – 1

I Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas :

a. Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang ada di

lingkungan yang berkaitan dengan sistem, lingkungan, dan

energi yang ada di dalamnya.

b. Guru memberitahukan bahwa siswa akan mempelajari

hukum kekekalan energi.

c. Motivasi : energi yang dimiliki suatu benda/zat tidak dapat

hilang tetapi dapat berubah dari satu bentuk energi ke

bentuk energi yang lain.

5’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa mengenai konsep sistem

dan lingkungan dari buku sumber

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa salahsatu contoh sistem dan lingkungan di

lingkungan sekitar.

o Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan contoh

sistem dan lingkungan.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok untuk kemudian

dibagikan question cards pada masing-masing kelompok.

o diskusi kelompok untuk mengidentifikasi sistem dan

lingkungan.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

30’

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

Page 37: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa menuju konsep

sistem dan lingkungan

o guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap

jawaban siswa yang benar.

III Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mencari contoh-contoh proses perubahan bentuk

energi suatu zat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan.

10’

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI.

4. Penunjang:

a.Buku kimia kelas XI semester 1 Intan Pariwara

b.Question cards

c. proyektor / LCD

d. Power point

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan :

A. Tertulis

Question cards

Kunci Jawaban Tugas tertulis :

1. Sistem : bejana

Lingkungan : kapur tohor dan air

1. Sebuah bejana berisi air ke dalamnya ditambahkan kapur tohor CaO. Para reaksi ini dibebaskan

kalor, terbukti dengan mendidihnya air dalam bejana. Zat apa yang berfungsi sebagai sistem dan

lingkungan?

2. Bagaimana bunyi hukum kekekalan energi ? dan berikan contohnya

Page 38: Semester 1 Dan 2

2. Hukum Kekekalan Energi : energi tidak dapat diciptakan dan tidak

dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk

yang lain.

N orma penilaian tugas tertulis :

Setiap nomor, jawaban benar diberi skor maksimal 10

Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟

30x 100

Norma penilaian performans :

Setiap butir keterampilan yang dipersyaratkan diberi skor dengan rentang 1

s.d. 5, jika :

- siswa dapat melakukan dengan benar diberi skor 5

- siswa melakukan mendekati benar diberi skor 4

- siswa melakukan cukup benar diberi skor 3

- siswa melakukan kurang benar diberi skor 2

- siswa melakukan tidak benar diberi skor 1

Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟

25x 100

Program Tindak Lanjut :

- Siswa yang belum mencapai nilai 77 diberi tindakan remidial

- Siswa yang telah mencapai nilai ≥ 77 diberi pengayaan

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Guru mapel kimia Praktikan,

Drs. Eko Nuryanto Silvia Anggraeni

NIP 196112271987031007 NIM 4301408045

Page 39: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 2

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 2.Memahami perubahan energi dalam reaksi

kimia dan cara pengukurannnya.

Kompetensi Dasar : 2.1.Mendekripsikan perubahan energi suatu

reaksi, reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

Indikator :

- Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang

menerima kalor (endoterm) melalui percobaan.

- Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang

menerima kalor (endoterm) melalui data.

- Menuliskan persamaan termokimia.

- Menggambarkan grafik yang menunjukkan reaksi eksoterm dan endoterm.

I. Tujuan Pembelajaran

o Melalui percobaan siswa dapat menyimpulkan perbedaan reaksi eksoterm

dan endoterm.

o Melalui percobaan siswa dapat menyimpulkan perbedaan reaksi eksoterm

dan endoterm.

o Siswa dapat menganalisis perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm

melalui grafik.

o Siswa dapat menuliskan persamaan termokimia.

II. Materi Pembelajaran

o Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

- reaksi eksoterm : reaksi yang membebaskan kalor ke lingkungan

- reaksi endoterm : reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan

Page 40: Semester 1 Dan 2

1. Reaksi Eksoterm

Reaksi eksoterm, adalah kejadian dimana panas mengalir dari sistem ke

lingkungan. Maka, ΔH < O dan suhu produk akan lebih kecil dari reaktan.

Ciri lain, suhu sekitarnya akan lebih tinggi dari suhu awal.

Contoh

C(s)+O2 -> CO2 (g) ΔH=-393.4 kJ mol-1

.

2. Reaksi Endoterm

Reaksi endoterm adalah kejadian dimana panas diserap oleh sistem dari

lingkungan. Maka, ΔH > 0 dan suhu sekitarnya turun.

Contoh:

H2(g) + I2(g) -> 2HI(g) ΔH=51.9 kJ mol-1

Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl (s) -> BaCl2(l) + 2NH3(g) + 2H2O(l)

o Perubahan entalpi : besarnya kalor yang dibebaskan/diserap sistem selama

reaksi berlangsung, dinyatakan dengan ΔH

- pada reaksi eksoterm : kalor berpindah dari sistem ke

lingkungan,sehingga kalor sistem berkurang, ΔH < 0

- pada reaksi endoterm : kalor berpindah dari lingkungan ke sistem,

sehingga kalor sistem bertambah, ΔH > 0

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi

o Praktikum (demontrasi)

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

PERTEMUAN KE – 2 Alokasi

waktu

Pendidikan

berkarakter

I. Pendahuluan

Apersepsi : menyiapkan alat dan bahan percobaan

Motivasi : alat kompres dapat panas dan dingin mengapa

demikian ?

10’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi : siswa melakukan percobaan reaksi eksoterm dan

reaksi endoterm secara berkelompok dan mandiri.

Elaborasi :

o Guru dan siswa mendiskusikan hasil percobaan.

o Guru menjelaskan reaksi eksoterm dan endoterm.

o Guru meminta siswa berpikir kritis untuk membedakan

reaksi eksoterm dan endoterm.

Konfirmasi : guru mengarahkan hasil diskusi menuju konsep

70’

Mandiri

Kerja keras

Berpikir

kritis

Page 41: Semester 1 Dan 2

reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

III Penutup

Guru dan siswa menyimpulkan hasil percobaan.

Guru merefleksi materi setelah menerima pembelajaran reaksi

eksoterm dan endoterm.

Guru membeikan tugas kepada siswa untuk mencari contoh-

contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan

sehari-hari.

10’

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a. Buku paket kelas XI yang relevan

b. proyektor / LCD

c. Lembar pengamatan siswa

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan :

A. Tertulis

1. Jelaskan eksoterm/endotermkah reaksi berikut :

a. 4 gram Na dimasukkan ke dalam 50 mL air menyebabkan

kenaikan suhu 52 oC.

b. Jika dalam tabung reaksi dicampurkan padatan NH4Cl dan

padatan BaCl2 ternyata tabung reaksi suhunya turun dari 25 oC

menjadi 12 oC.

B. Performans (sikap dan kinerja)

Bentuk instrumen :

No. Aspek keterampilan yang diamati Skor yang dicapai

5 4 3 2 1

1. Pemilihan alat yang digunakan

2. Cara mengambil zat-zat pereaksi

3. Cara mereaksikan zat-zat pereaksi

4. Cara mengukur/mengamati perubahan suhu

5. Cara membereskan alat/bahan setelah percobaan

Page 42: Semester 1 Dan 2

C. Laporan tertulis

Kunci Jawaban Tugas tertulis :

1. a. Suhu lingkungan naik, kalor sistem berkurang → reaksi eksoterm

b. suhu lingkungan turun, kalor sistem bertambah → reaksi endoterm

N orma penilaian tugas tertulis :

Setiap nomor, jawaban benar diberi skor maksimal 10

Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟

20x 100

Norma penilaian performans :

Setiap butir keterampilan yang dipersyaratkan diberi skor dengan rentang 1

s.d. 5, jika :

- siswa dapat melakukan dengan benar diberi skor 5

- siswa melakukan mendekati benar diberi skor 4

- siswa melakukan cukup benar diberi skor 3

- siswa melakukan kurang benar diberi skor 2

- siswa melakukan tidak benar diberi skor 1

Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟

25x 100

Program Tindak Lanjut :

- Siswa yang belum mencapai nilai 77 diberi tindakan remidial

- Siswa yang telah mencapai nilai ≥ 77 diberi pengayaan

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Guru mapel kimia Praktikan,

Drs. Eko Nuryanto Silvia Anggraeni

NIP 196112271987031007 NIM 4301408045

Page 43: Semester 1 Dan 2

Lembar Pengamatan

Nama :

Kelas/No. Absen :

Kelompok :

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

A. Tujuan

Menentukan reaksi eksoterm dan endoterm

B. Alat dan Bahan

Alat : tabung reaksi, termometer, gelas ukur, gelas kimia, kertas lakmus

merah,

gabus penutup.

Bahan : air, bongkahan CaO,NH4NO3(s).

C. Langkah Kerja

1. Masukkan 10 mL air ke dalam gelas kimia dan uji dengan kertas lakmus

merah, pegang gelas itu dan rasakan suhunya. Tambahkan sebongkah CaO

sebesar kelereng, aduk dan rasakan suhu dengan memegang gelas kimia.

2. Masukkan 10 mL air ke dalam gelas kimia, selanjutnya masukan 2 g

amonium nitrat

3. Masukkan kedua termometer pada kedua gelas kimia.

4. Aduk campuran, tunggu 1 menit kemudian catat suhu awal larutan pada

kedua gelas kimia.

5. Selanjutnya setelah 5 menit catat suhunya.

D. Hasil Kerja

No. Kegiatan Pengamatan

1.

2.

Pencampuran CaO dan H2O

Suhu awal

Suhu akhir

Pencampuran NH4NO3(s) dan H2O

Suhu awal

Suhu akhir

E. Permasalahan

1. Gejala apakah yang menunjukkan telah terjadi reaksi kimia pada

percobaan 1 dan 2?

2. Jika didiamkan selam beberapa jam, apa yang anda harapkan terjadi

dengan suhu campuran pada reaksi 1 dan 2?

Page 44: Semester 1 Dan 2

3. Bagaimanakah jumlah entalpi zat-zat hasul reaksi (produk) dibandingkan

dengan jumlah energi zat pereaksi (reaktan) pada reaksi 1 dan 2 jika

diukur pada suhu dan tekanan yang sama?

F. Kesimpulan

Simpulkan pengertian reaksi eksoterm dan endoterm serta perbedaan

keduanya.

Sebutkan contoh reaksi eksoterm dan endoterm masing-masing minimal 5!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan :SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester: XI / IPA / 1

Pertemuan : 3

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 2.Memahami perubahan energi dalam reaksi

kimia dan cara pengukurannnya.

Kompetensi Dasar : 2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu

reaksi, reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm.

I. INDIKATOR

1. Menuliskan persamaan termokimia dengan lengkap dan benar.

2. Menjelaskan macam macam perubahan entalpi.

3. Menjelaskan perubahan entalpi pembentukan standar.

4. Menjelaskan perubahan entalpi penguraian standar.

5. Menjelaskan perubahan entalpi pembakaran standar.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menuliskan persamaan termokimia dengan lengkap dan benar.

2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.

3. Siswa dapat menjelaskan perubahan entalpi pembentukan standar.

4. Siswa dapat menjelaskan perubahan entalpi penguraian standar.

5. Siswa dapat menjelaskan perubahan entalpi pembakaran standar.

III. ANALISIS MATERI

1. Persamaan Termokimia

Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut

persamaan termokimia. Nilai ∆H yang dituliskan pada persamaan

Page 45: Semester 1 Dan 2

termokimia disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat

yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.

Adalah persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya,

maka :

ΔH reaksi dikaitkan dengan stoikiometri reaksi, artinya jumlah mol zat

yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.

Karena entalpi juga bergantung pada wujud zat, maka wujud zat juga

harus dituliskan. (padat = s; cair = l; gas= g; larutan = aq)

Jika persamaan reaksi dibalik, maka tanda ∆H menjadi berlawanan dari

semula, tetapi besarnya sama.

Jika kedua sisi persamaan dikalikan dengan nilai n, maka ∆H juga ikut

dikalikan dengan nilai n tersebut.

Contoh:

a. Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen

dibebaskan 286 kJ. Kata ―dibebaskan― menyatakan bahwa reaksi

tergolong eksoterm. Oleh karena itu ∆H = -286 kJ Untuk setiap

mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah:

H2 (g) + ½ O2 (g) H2O(l) ∆H = -286 kJ

Atau

2 H2 (g) + O2 (g) 2H2O (l) ∆H = -572 kJ

(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ∆H juga harus dikali

dua).

b. Pada penguraian 1 mol air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen

diserap 286 kJ. Kata ―diserap― menyatakan bahwa reaksi tergolong

endoterm. Oleh karena itu ∆H = +286 kJ Untuk setiap mol air yang

terurai. Persamaan termokimianya adalah:

H2O(l) H2 (g) + ½ O2 (g) ∆H = +286 kJ

Atau

2H2O(l) 2 H2 (g) + O2 (g) ∆H = +572 kJ

(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ∆H juga harus dikali dua)

2. Macam-macam Perubahan Entalpi Standar:

a. Perubahan Entalpi pembentukan standar (H0

f)

Adalah Perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol

suatu senyawa dari unsure-unsurnya yang paling stabil pada keadaan

standar.

Supaya terdapat keseragaman, maka harus ditetapkan keadaan

standar, yaitu suhu 250

C dan tekanan 1 atm. Dengan demikian

perhitungan termokimia didasarkan pada keadaan standar.

Page 46: Semester 1 Dan 2

Pada umumnya dalam persamaan termokimia dinyatakan:

AB + CD AC + BD ∆ H0 = x kJ/mol

∆H0

adalah lambang dari perubahan entalpi pada keadaan itu. Yang

dimaksud dengan bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang

paling stabil dari unsur itu pada kondisi standar (298 K, 1 atm).

Contoh:

Perubahan entalpi pembentukan standar dari kristal ammonium klorida

adalah sebesar -314,4 kJ mol-1

. Persamaan termokimia dari pernyataan

tersebut adalah:

½ N2(g) + 2H2(g) + ½ Cl2(g) NH4Cl ∆Hf0= -314,4 kJ/mol

b. Entalpi penguraian standar (Hd0)

Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol

suatau senyawa menjadi unsure-unsurnya yang paling stabil pada

keadaan standar. Pada dasarnya perubahan entalpi penguraian satandar

merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka

harganya pun akan berlawanan tandanya.

Contoh:

Jika ∆Hf0 H2O(g) =-240 kJ mol

-1, maka ∆Hd

0 H2O(g) = +240 kJ mol

-1.

Persamaan termokimianya adalah:

H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ∆Hd0 H2O(g) = +240 kJ mol

-1

c. Entalpi pembakaran standar (Hc0)

Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol

suatu zat secara sempurna.Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna

1 mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi

pembakaran standar (standard enthalpy of combustion), yang dinyatakan

dengan ∆H0

c. Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kJ mol-1

.

Pembakaran merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen. Contoh

reaksi pembakaran sempurna suatu zat, antaranya adalah:

C(s) + O2(g) CO2(g)

H2(g) + ½ O2(g) H2O(g)

S(s) + O2(g) SO2(g)

Contoh:

Perubahan entalpi pembakaran standar dari karbon adalah sebesar -393,5

kJ mol-1

. Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah:

C(s) + O2(g) CO2(g) Hc0 = -393,5 kJ mol

-1

d. Perubahan Entalpi Netralisasi Hn0

Page 47: Semester 1 Dan 2

Perubahan entalpi netralisasi adalah perubahan entalpi yang terjadi pada

saat reaksi antara asam dengan basa baik tiap mol asam atau tiap mol

basa.

Contoh:

NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) Hn0 = -57,1 kJ mol

-1

IV. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Inquiry

Metode : Ceramah, diskusi, dan tugas

V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu

Pendidikan

karakter

1. Kegiatan awal

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

harus di capai dan sebelum memulai dengan materi

termokimia, guru bertanya pada siswa tentang jenis

– jenis energi yang dimiliki suatu materi, jenis

energi yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan

pengertian entalpi.

5 Menit

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa tentang persamaan

termokimia yang diketahuinya.

2. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

dengan menanyakan cara menulis persamaan

reaksi termokimia yang benar.

3. Guru meminta siswa mengamati langkah-

langkah menulis persamaan reaksi termokimia

secara lengkap dan benar.

4. Elaborasi

1. Guru menjelaskan secara singkat materi tentang

cara menulis persamaan reaksi termokimia

dengan lengkap dan benar, menjelaskan macam-

macam perubahan entalpi.

2. Guru membagi kelas menjadi beberapa

kelompok berdasarkan letak tempat duduk.

3. Guru memberikan soal, kemudian dalam waktu

3-5 menit tiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan soal tersebut.

4. Guru memberikan kesempatan kepada anggota

kelompok untuk mengerjakan soal di depan

kelas.

5. Guru bersama kelompok lain mendiskusikan

hasil pekerjaan kelompok yang maju di depan

20 menit

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Kerja keras

Menghargai

prestasi

Page 48: Semester 1 Dan 2

kelas..

6. Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa

yang mengalami kesulitan.

Konfirmasi

1. Guru memberikan contoh soal tentang penulisan

persamaan termokimia.

2. Guru dan siswa membahas latihan soal secara

bersama – sama.

3. Guru memberikan pengarahan apabila masih ada

kesalahan dalam mengerjakan soal

Komunikatif

3 . Kegiatan akhir

1. Siswa dengan bimbingan guru menarik

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas kepada siswa berupa

soal – soal mengenai menuliskan persamaan

reaksi termokimia untuk melatih siswa terbiasa

menuliskan persamaan reaksi termokimia secara

lengkap dan benar.

3. Guru mengaitkan tentang materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

4. Guru menutup pelajaran.

5 Menit

VI. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Buku KIMIA untuk SMA Kelas XI penerbit Erlangga hal 62-69

2. Modul kimia untuk SMA/MA Intan Pariwara

3. Power point

VII. EVALUASI

Soal

1. Diketahui entalpi pembentukan standar ( Hf0 ) dari berbagai zat :

a. H2O(l) = - 285,85 kJ/mol

b. CO2(g) = +393,5 kJ/mol

c. C2H5OH(l) = - 277,7 kJ/mol

d. NaCl(s) = +410,9 kJ/mol

Tuliskan persamaan termokimianya.

2. Dari soal no.1 tuliskan persamaan termokimia dari entalpi penguraian

standar!

3. Tuliskan persamaan termokimia dari pembakaran, apabila diketahui harga

H0

c:

a. belerang = -297 kj/mol

Page 49: Semester 1 Dan 2

b. metana = -802 kj/mol

c. higrogen = -285,5 kj/mol

d. karbon monoksida = -283 kj.mol

4. Sebutkan dan jelaskan 3 macam-macam perubahan entalpi!

Kunci jawaban

1. Persamaan termokimia pembentukan standart dari zat:

a. H2 + ½ O2 H2O ∆H0 = -285,85 kJ/mol

b. C + O2 C2O ∆H0 = +393,5 kJ/mol

c. C + ½ O2 + 3H2 C3H5OH ∆H0 = - 277,7 kJ/mol

d. Na + Cl NaCl ∆H0 = +410,9 kJ/mol

2. Persamaan termokimia penguraian standart dari zat:

a. H2O H2 + ½ O2 ∆H0 = +285,85 kJ/mol

b. C2O C + O2 ∆H0 = +393,5 kJ/mol

c. C3H5OH C + ½ O2 + 3H2 ∆H0 = -+277,7 kJ/mol

d. NaCl Na + Cl ∆H0 = +410,9 kJ/mol

3. Persamaan termokimia entalpi pembakaran dari:

a. S + O2 SO2 ∆H0 =-297 kj/mol

b. CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O ∆H0 =-802 kj/mol

c. H2 + ½ O2 H2O ∆H0 =-285,5 kj.mol

d. CO + O2 CO2 ∆H0 =-283 kj.mol

4. Macam-macam perubahan entalpi:

a. Entalpi pembentukan adalah perubahan entalpi pada pembentukan 1

mol zat langsung dari unsur-unsurnya.

b. Entalpi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh

karena itu, sesuai dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi

penguraian sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi tandanya

berlawanan.

c. Entalpi pembakaran adalah perubahan entalpi pada pembakaran

sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm.

d. Entalpi netralisasi adalah perubahan entalpi yang terjadi pada saat

reaksi antara asam dengan basa baik tiap mol asam atau tiap mol basa.

Cara Penilaian

No.1 skor 3

No.2 skor 3

No.4 skor 3

No.5 skor 1

Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓

𝟏𝟎× 𝟏𝟎𝟎

Mengetahui, Semarang, Agustus 2011

Page 50: Semester 1 Dan 2

Guru mapel kimia Praktikan,

Drs. Eko Nuryanto Silvia Anggraeni

NIP 196112271987031007 NIM 4301408045

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 3, 4, 5, 6, 7, 8

Alokasi waktu : 12 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2010/2011

Standart Kompetensi : 2.Memahami perubahan energi dalam reaksi

kimia dan cara pengukurannya.

Kompetensi Dasar : 2.2.Menentukan ΔH reaksi berdasarkan

percobaan, hukum Hess, data perubahan

entalpi pembentukan standar dan data energi

ikatan.

Indikator :

Pertemuan ke – 4 :

- melakukan percobaan untuk menentukan ΔH reaksi dengan kalorimeter

sederhana.

Pertemuan ke – 5 :

- Menghitung ΔH reaksi berdasarkan data hasil percobaan

Pertemuan ke – 6 :

- Menghitung ΔH reaksi berdasarkan hukum hess

Pertemuan ke – 7 :

- Menghitung ΔH reaksi berdasarkan ΔH0

f

Pertemuan ke – 8 :

- Menghitung ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.

I. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke – 4 :

- Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan

ΔH reaksi dengan kalorimeter sederhana.

Pertemuan ke – 5 :

- Siswa dapat menentukan ΔH reaksi berdasarkan data hasil percobaan

Pertemuan ke – 6 :

- Siswa dapat menentukan ΔH reaksi berdasarkan hukum hess

Page 51: Semester 1 Dan 2

Pertemuan ke – 7 :

- Siswa dapat menentukan ΔH reaksi berdasarkan ΔH0

f

Pertemuan ke – 8 :

- Siswa dapat menentukan ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.

II. Materi Pembelajaran

PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI

1. KALORIMETER

Untuk menentukan perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi dapat dilakukan

dengan suatu percobaan menggunakan kalorimeter, baik kalorimeter sederhana

maupun kalorimeter bomb. Kalorimeter merupakan suatu alat untuk mengukur

jumlah kalor reaksi yang diserap maupun yang dilepaskan pada suatu reaksi

kimia. Kalorimeter sederhana terdiri dari dua buah gelas styrofoam. Styrofoam

digunakan karena merupakan suatu isolator sehingga jumlah kalor yang diserap

atau yang dilepaskan ke lingkungan dapat diabaikan. Kalorimeter sederhana

digunakan untuk mengukur perubahan suhu larutan suatu reaksi kimia. Jadi jika

reaksi berlangsung eksoterm maka kalor akan sepenuhnya diserap oleh larutan

dalam wadah, namun jika reaksi berjalan endoterm maka kalor diserap dari

larutan. Dengan demikian jumlah kalor yang diserap atau dilepas larutan dapat

kita kita tentukan dengan mengukur perubahan suhu.

Dalam menentukan ΔH menggunakan kalorimeter, kita akan selalu

berhubungan dengan kalor atau panas. Jumlah kalor yang diperlukan untuk

menaikkan 1 gram zat sebesar 1˚C atau 1˚K disebut panas jenis (c), dinyatakan

dengan satuan Joule g-1

˚C-1

. Untuk menentukan jumlah kalor suatu zat secara

umum berlaku rumus berikut.

q = m c ΔT

Keterangan:

q = jumlah kalor (Joule)

m = massa zat (gram)

c = kalor jenis (Joule g-1

˚C-1

)

ΔT = perubahan suhu (Takhir – Tawal )

Jumlah kalor rumus di atas merupakan qreaksi. Dimana qlarutan = -qreaksi. Dengan

demikian maka ΔH dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.

ΔH = qlarutan : jumlah mol

Selain kalorimeter sederhana terdapat pula kalorimeter bomb, yaitu

kalorimeter yang memperhitungkan kalor yang diserap perangkat (wadah,

pengaduk, termometer). ΔH reaksi pada kalorimeter dapat menggunakan rumus

berikut.

Page 52: Semester 1 Dan 2

qreaksi = qlarutan + qkalorimeter

= m c ΔT + C ΔT

Maka ΔHreaksi = qreaksi : jumlah mol

2. HUKUM HESS

Berdasarkan hukum Hess, penentuan ΔH dapat dilakukan melalui 2 cara

berikut.

a. Perubahan entalpi (ΔH) dihitung melalui penjumlahan dari perubahan entalpi

beberapa reaksi yang berhubungan

Perubahan entalpi dapat ditentukan dengan hukum Hess karena

banyak senyawa yang tidak bisa disintesis secara langsung dari unsur-unsur

penyusunnya. Dalam beberapa kasus, kadang reaksi berlangsung sangat

lambat, atau reaksi bersamaan dengan reaksi samping yang menghasilkan

senyawa lain yang tidak diharapkan, sehingga ΔHf tidak dapat ditentukan

secara langsung.

Misalnya pada pembakaran karbon akan menghasilkan gas CO.

Persamaan termokimianya sebagai berikut.

C(s) + 1/2O2 (g) CO(g) ΔH = -110,5kJ

Reaksi di atas dapat berlangsung melalui 2 tahap, yaitu:

C(s) +O2 (g) CO2 (g) ΔH = -393,5kJ

CO(g) + 1/2O2 CO (g) ΔH = -283,0kJ

Kita dapat membalikkan reaksi ke 2 (sehinggga menjadi reaksi endoterm

dan

memiliki CO(g) sebagai hasil reaksi. Ini menggambarkan dekomposisi CO2

untuk

menghasilkan CO dan O2.

CO2 (g) CO(g) + 1/2O2 (g) ΔH =283,0kJ

Sehingga kedua reaksi dapat dijumlahkan menjadi :

C s + O2(g) CO2 (g) ΔH= -393,5 kJ

CO2 (g) CO (g) + 1/2 O2 (g) ΔH = +283,0 kJ

C (s) + O (g) + CO2 (g) CO2 (g) + 1/2CO2 (g) + O2 g ΔH= -

110,5 kJ

Page 53: Semester 1 Dan 2

Hukum Hess menyatakan bahwa “Perubahan entalpi yang dilepas atau

diserap tidak tergantung pada jalannya reaksi, melainkan bergantung pada

kondisi zat-zat yang bereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil reaksi (produk)”.

Dari diagram di samping dapat dijabarkan bahwa zat A dapat langsung

diubah menjadi zat B dengan perubahan entalpi sebesar ΔH. Namun dengan

jalan lain, zat A diubah menjadi zat C dengan perubahan entalpi sebesar

ΔH1, zat C diubah menjadi zat D dengan perubahan entalpi sebesar ΔH2,

dan zat D diubah menjadi zat B dengan perubahan entalpi sebesar ΔH3.

Dengan kata lain kita dapat memotong suatu reaksi menjadi suatu rangkaian

reaksi bertahap, dimana tiap-tiap tahapannya memiliki nilai ΔHr. Kita dapat

menghitung ΔHr keseluruhan dari penjumlahan ΔHr tiap-tiap tahap. Ini

dapat dirumuskan sebagai berikut.

ΔH = ΔH1 + ΔH2 + ΔH3

Contoh:

Δ

H

ΔH1

ΔH2

ΔH3

A B

C D

A

B

Δ

H

ΔH1

ΔH2

ΔH3

akhir

awal

Page 54: Semester 1 Dan 2

C(grafit) + 2H2(g) CH4(g)

Misalnya reaksi tidak dapat berlangsung sebagaimana yang kita tuliskan,

sehingga kita tidak dapat menentukan perubahan entalpi secara langsung.

Oleh karena itu kita harus mencari jalan tidak langsung. Mula-mula kita

mencari reaksi-reaksi yang melibatkn C, H2 , dan CH4 dimana semua reaksi

telah diketahui ΔHr-nya dengan baik.

(1) C(grafit) + O2(g) CO2(g) ΔHr = -393,5 kJ

(2) 2H2(g) + O2(g) 2H2O(l) ΔHr = -571,6 kJ

(3) CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l) ΔHr = -890,4 kJ

Karena kita ingin mencari persamaan yang hanya mengandung C dan H2

sebagai reaktan dan CH4 sebagai produknya maka kita harus

membalikkan persamaan (3) menjadi

(4) CO2(g) + 2H2O(l) CH4(g) + 2O2(g) ΔHr = +890,4 kJ

Kemudian dengan menjumlahkan persamaan (1), (2), dan (4):

(1) C(grafit) + O2(g) CO2(g) ΔHr = -393,5 kJ

(2) 2H2(g) + O2(g) 2H2O(l) ΔHr = -571,6 kJ

(4) CO2(g) + 2H2O(l) CH4(g) + 2O2(g) ΔHr = +890,4 kJ

(5) C(grafit) + 2H2O(g) CH4(g) ΔHr = -74,7 kJ

b. Perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi

pembentukan (ΔHf) antara produk dan reaktan.

Untuk reaksi aAB + bCD cAD + dCB

ΔH = (c. ΔHf AD + d. ΔHf CB) – (a. ΔHf AB + b. ΔHf CD)

Atau

ΔH reaksi = ∆𝐻𝑓 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − ∆𝐻𝑓 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛

Di mana n dan m merupakan koefisien stoikiometri untuk produk dan

reaktan, sedangkan Σ (sigma) merupakan ―pejumlhan dari‖.

Contoh soal:

Page 55: Semester 1 Dan 2

Apabila ΔH pembentukan (ΔHf) CaO(s) , H2SO4(aq) , CaSO4(s) dan H2O(l)

berturut turut adalah a, b, c, dan d kJ/mol. Tentukan ΔH reaksi : CaO(s) +

H2SO4(aq) CaSO4(s) + H2O(l)

Jawab:

ΔH reaksi = (jumlah ΔHf hasil reaksi) – (jumlah ΔHf reaktan)

= (ΔHf CaO + ΔHf H2SO4 ) – (ΔHf CaSO4 + ΔHf H2O)

= (c+d) – (a+b)

= c + d – a – b

3. ENERGI IKATAN

Saat mereaksikan beberapa senyawa, kadang timbul endapan atau

timbul warna. Hal ini menandakan bahwa selama proses reaksi, senyawa-

senyawa tersebut melakukan pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan

baru yang menghasilkan senyawa yang mengendap atau berwarna. Selama

proses pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan dibutuhkan sejumlah

energi. Besarnya energi ikatan ini yng menjadi dasar menentukan perubahan

entalpi (ΔH). Energi yang diperlukan untuk memutus ikatan kimia dalam 1

mol senyawa berwujud gas pada keadaan standar menjadi atom-atomnya

disebut energi ikatan. Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom

lain dalam molekulnya dikenal 3 jenis energi ikatan, yaitu:

a. Energi Atomisasi

Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk

memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom-atom bebas

dalam keadaan gas. Energi atomisasi sama dengan jumlah seluruh

ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa.

Contoh:

NH3(g) N(g) + 3H(g) ΔH = 297 kkal/mol

Pada molekul NH3 terdapat 3 ikatan N-H, energi ikatan N-H sebesar

93 kkal/mol, sehingga energi atomisasi NH3 sebesar 3 x 93 kkal/mol =

297 kkal/mol.

b. Energi Disosiasi Ikatan

Page 56: Semester 1 Dan 2

Energi disosiasi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk

memutuskan salah satu ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau

senyawa dalam keadaan gas.

Contoh:

CH4(g) CH3(g) + H(g) ΔH = +431 kJ

Energi disosiasi untuk melepas 1 atom H dari molekul CH4 sebesar

431 kJ.

c. Energi Ikatan Rata-rata

Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang dibutuhkan

untuk memutuskan ikatan atom-atom pada suatu senyawa yang

dinotasikan sebagai D. Misalnya penguraian 1 mol gas CH4 menjadi

atom-atomnya diperlukan energi sebesar 1668 kJ. Dalam molekul CH4

terdapat 4 ikatan C-H. Energi ikatan rata-rata C-H (DC-H) = 1668 kJ : 4

= 417 kJ

Energi ikatan suatu molekul berwujud gas dapat ditentukan dari

data entalpi pembentukan standar (ΔHf) dan energi ikat unsur-

unsurnya. Prosesnya dianggap melalui 2 tahap yaitu:

1) Menguraikan senyawa menjadi unsurnya

2) Mengubah unsur menjadi atom gas.

Dari anggapan tersebut dapat diterapkan dalam penentuan energi

ikatan C=O dalam gas CO.

Contoh:

Dari tabel entalpi pembentukan standar diketahui ΔHf CO(g) = -110,5

kJ/mol, ΔHf C(g) = 716,7 kJ/mol, dan energi ikat O2 = 495 kJ/mol.

Tentukan energi ikatan C=O dalam gs CO.

Jawab:

Reaksi : CO(g) C(g) + O(g) DC=O = ΔH = x kJ

Reaksi tersebut dapat dianggap berlangsung menurut tahapan:

CO(g) C(g) + ½ O(g) ΔH = ΔHf CO(g) = 110,5 kJ

C(s) C(g) ΔHr = ΔHf C(g) = 716,7 kJ

½ O2(g) O(g) ΔH = ½ DO=O = 247,5 kJ

Page 57: Semester 1 Dan 2

CO(g) C(g) + O2(g) ΔH = 1074,7 kJ

Jadi energi ikatan C=O dalam gas CO adalah 1074,7 kJ/mol.

Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berjalan melalui 2

tahap yaitu pemutusan ikatan pada pereaksi dan pembentukan ikatan

pada produk, sehingga ΔH dari energi ikatan adalah:

ΔH = Σ energi pemutusan reaktan – Σ energi penggabungan

produk

Contoh soal:

Apabila energi ikatan C-H, C=C, Cl-Cl, C-C, dan C-Cl masing-

masing adalah 99 kkal, 146 kkal, 58 kkal, 83 kkal, dan 79 kkal,

tentukan besarnya ΔH dari reaksi berikut.

H H H H

C = C + Cl – Cl H – C – C – H

H H H H

Jawab:

ΔH reaksi = (jumlah energi ikatan pereaksi) – (jumlah energi ikatan

hasil reaksi)

ΔH reaksi = (4 EC-H + 1 EC=C + 1 ECl-Cl) – (4 EC-H + 1 EC-C + 2 EC-Cl)

ΔH reaksi = (1 EC=C + 1 ECl-Cl) – (1 EC-C + EC-Cl)

ΔH reaksi = {(146+58) – (83+ 2x79)} kkal

ΔH reaksi = -37 kkal

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi Informasi

o Praktikum

o Kuis

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

Page 58: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi Waktu

Pendidikan karakter

PERTEMUAN KE – 4

I. Pendahuluan

Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

10’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Mendeskripsikan tentang jenis-jenis reaksi termokimia

Elaborasi

Melakukan percobaan penentuan ΔH reaksi dengan

kalorimeter sederhana

Konfirmasi:

Menyimpulkan hasil-hasil percobaan.

70’

Gemar

membaca

Kerja keras

III Penutup

Mengumpulkan laporan hasil percobaan

10’

PERTEMUAN KE – 5

I. Pendahuluan Diskusi data hasil percobaan

20’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Mendiskripsikan tentang jenis-jenis reaksi termokimia

Elaborasi

Melakukan percobaan penentuan ΔH reaksi dengan

kalorimeter sederhana

Konfirmasi:

Menyimpulkan hasil-hasil percobaan.

Menghitung perubahan entalpi berdasarkan percobaan

60’

Gemar

membaca

Kerja keras

III Penutup

Menyimpulkan percobaan

10’

PERTEMUAN KE – 6

I. Pendahuluan

Mengingat kembali macam-macam perubahan entalpi

20’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Mendeskripsikan tentang jenis-jenis reaksi termokimia

Elaborasi

Menghitung perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess

Konfirmasi:

Menyelesaikan soal bersama-sama

60’

Gemar

membaca

Mandiri

III Penutup

Penugasan terstruktur : Menyelesaikan soal perhitungan

perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess

10’

PERTEMUAN KE –7

I. Pendahuluan Mengingat kembali macam-macam perubahan entalpi

15’

Page 59: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi Waktu

Pendidikan karakter

II Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Mendeskripsikan tentang jenis-jenis reaksi termokimia

Elaborasi

Menghitung perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess

dan ∆Hf

Konfirmasi:

Menyelesaikan soal bersama-sama

65’

Gemar

membaca

Mandiri

Kerja keras

III Penutup

Penugasan terstruktur : Menyelesaikan soal perhitungan

perubahan entalpi berdasarkan data ΔHfo

10’

PERTEMUAN KE – 8

I. Pendahuluan Mengingat kembali macam-macam perubahan entalpi

10’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi:

Mendeskripsikan tentang energi ikatan termokimia

Elaborasi

Menghitung perubahan entalpi berdasarkan energi ikatan

Konfirmasi:

Menyelesaikan soal bersama-sama

70’

Gemar

membaca

Mandiri

Kerja keras

III Penutup

Penugasan terstruktur : Menyelesaikan soal perhitungan

perubahan entalpi berdasarkan energi ikatan

10’

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

d. Buku paket kimia 2, Seribu Pena Kimia SMA untuk kelas XI

e. LKS. Alat dan bahan praktikum

VI. Penilaian

Teknik Penilaian : Kuis, Tes, Perbuatan

Bentuk Instrumen : tertulis, cheklist

A. Alat Penilaian tertulis :

1. Tuliskan persamaan reaksi termokimia dari :

a. Hfo Na2CO3(s) = -1130 kJ/mol

Page 60: Semester 1 Dan 2

b. Hdo C2H5OH(l) = +278 kJ/mol

c. Hco C2H2(g) = -1298 kJ/mol

2. Di dalam kalorimeter tembaga, 4 gram belerang dibakar menjadi SO2.

Massa kalorimeter 1,2 kg dan massa air di dalamnya 1,5 kg, suhu

mula-mula 25 oC dan suhu akhir 33,24

oC. Jika kalor jenis tembaga 0,4

J/g.K, dan kalor jenis air 4,2 j/g.K; Hitung Hfo belerang dioksida ?

3. Diketahui beberapa persamaan reaksi termokimia:

2 C(s) + 3 H2(g) → C2H6(g); H = -85 kJ

C(s) + O2(g) → CO2(g); H = -394 kJ

H2(g) + O2(g) → H2O(g); H = -242 kJ

Melalui hukum Hess, tentukan H untuk reaksi : C2H6(g) + O2(g) → CO2(g); +

H2O(g); H = ...

4. Diketahui : Hfo H2O(l) = -285,5 kJ/mol, Hf

o CO2(g)= -393,5 kJ/mol,

HfoC3H8(g)=-103 kJ/mol; Hitung :

a. HcoC3H8(g)

b. kalor yang dilepas pada pembakaran sempurna 10 g C3H8 (Ar C=

12; H= 1)

5. Jika diketahui: E(H–H)= 436 kJ/mol, E(Br–Br) = 192 kJ/mol, E(H–

Br)=366 kJ/mol; hitung H reaksi: ½ H2(g) + ½ Br2(l) → HBr(g)

Kunci Jawaban :

1. a. 2Na(s) + C(s) + 1½ O2(g) → Na2CO3(s); H = -1130 kJ/mol

b. C2H5OH(l) → 2 C (s) + 3 H2(g) + ½ O2(g) ; H = +278 kJ/mol

c. C2H2 (g) + 2 ½ O2(g) → 2 CO2(g) + H2O(g); H = -1298 kJ/mol

2. q = [(m.c.kal) + (m.c.air)].t

= [1200 . 0,4 + 1500 . 4,2] . 8,24 J

= [480 + 630] . 8,24 J

= 9.146,4 J

= 9,1464 kJ

∑mol belerang yang dibakar = 32

4mol =

8

1mol

S(s) + O2(g) → SO2(g); Hf = 8 x 9,1464 kJ = 73,1712 kJ

3. (1). C2H6(g) → 2 C(s) + 3 H2(g) ; H = + 85 kJ

(2). 2C(s) + 2O2(g) → 2 CO2(g); H = -788 kJ

(3). 3H2(g) + 1½ O2(g) → 3 H2O(g); H = -726 kJ

(4). C2H6(g) + 3½O2(g) → 2CO2(g); + 3H2O(g); H = - 1425 kJ

4. C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g); + 4H2O(g)

H = (3 . -393,5 kJ + 4 . -285,5 kJ)

= 2219,5 kJ

5. ½ H2(g) + ½ Br2(l) → HBr(g)

H = [½. E(H-H) + ½.E(Br-Br)] – E(H –Br)

Page 61: Semester 1 Dan 2

= ½ . 436 kJ + ½ .192 kJ – 366 kJ

= 218 kJ + 96 kJ - 366 kJ

= - 52 kJ

Norma Penilaian :

Setiap butir soal diberi skor maksimum 10

~ Nilai = 001 x 50

SkorPerolehan

B. Performans (sikap dan kinerja)

Bentuk instrumen :

No. Aspek keterampilan yang diamati Skor yang dicapai

5 4 3 2 1

1. Pemilihan alat yang digunakan

2. Cara mengambil zat-zat pereaksi

3. Cara mereaksikan zat-zat pereaksi

4. Cara mengukur/mengamati perubahan suhu

5. Cara membereskan alat/bahan setelah percobaan

Norma penilaian performans :

Setiap butir keterampilan yang dipersyaratkan diberi skor dengan rentang 1

s.d. 5, jika :

- siswa dapat melakukan dengan benar diberi skor 5

- siswa melakukan mendekati benar diberi skor 4

- siswa melakukan cukup benar diberi skor 3

- siswa melakukan kurang benar diberi skor 2

- siswa melakukan tidak benar diberi skor 1

Nilai = 25

lehanskorjumlahperox 100

C. Laporan tertulis

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

Page 62: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia dan faktor – faktor yang

mempengaruhinya serta penerapannya dalam

kehidupan sehari – hari dan industri.

Kompetensi Dasar : 3.1. Mendeskripsikan pengertian laju reaksi

dengan melakukan percobaan tentang faktor –

faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Indikator :

o Menghitung konsentrasi larutan ( Molaritas)

o Menjelaskan pengertian laju reaksi

o Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi melalui

percobaan

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat:

o Menghitung konsentrasi larutan ( Molaritas)

o Menjelaskan pengertian laju reaksi

o Menganalisis faktor – faktor yang mempenngaruhi laju reaksi

II. Materi Pokok

1. Kemolaran

Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.

M= molaritas

n = mol zat terlarut

V = volume larutan ( L )

M= molaritas

= massa jenis

% = kadar larutan

Page 63: Semester 1 Dan 2

Mr = massa molekul

2. Ungkapan Laju Reaksi (v)

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses

berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam

satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau

tahun.

Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring

dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin

sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai

laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.

Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju

penguragan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi

molar produk untuk satu satuan waktu, sebagai berikut:

Page 64: Semester 1 Dan 2

Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari

laju reaksi adalah mol/L.det atau M/det.

3. Persamaan Laju Reaksi dan Penentuan Orde Reaksi

a. Bentuk persamaan laju reaksi

Untuk reaksi :

mA + nB pC + qD

persamaan laju reaksi dinyatakan sebagai berikut :

dengan, v = laju reaksi

Page 65: Semester 1 Dan 2

k = konstanta reaksi

x = orde (tingkat atau pangkat) reaksi

terhadap pereaksi A

y = orde (tingkat atau pangkat) reaksi

terhadap pereaksi B

[A] = konsentrasi awal A

[B] = konsentrasi awal B

Konstanta reaksi (k) adalah suatu tetapan yang harganya bergantung pada

jenis pereaksi, suhu, dan katalis. Setiap reaksi mempunyai harga k

tertentu pada suhu tertentu. Harga k akan berubah jika suhu berubah.

Reaksi yang berlangsung cepat mempunyai harga k yang besar,

sedangkan reaksi yang berlangsung lambat mempunyai harga k

yang kecil. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya

mempercepat harga k. Pangkat konsentrasi pereaksi pesamaan laju

disebut orde atau tingkat reaksi. Orde reaksi ditentukan melalui

percobaan, tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi.

Reaksi mA + nB pC + qD berorde x terhadap A dan berorde y

terhadap B. orde reaksi keseluruhan adalah x + y.

b. Makna orde reaksi

Orde reaksi menyatakan pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

1) Orde Nol

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya

apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak

mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah

tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju

reaksi.

2) Orde Satu

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu

pereaksinya jika laju

reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika

konsentrasi pereaksi itu

Page 66: Semester 1 Dan 2

dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31

atau 3 kali lebih besar.

3) Orde Dua

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi

jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.

Apabila konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan

menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.

c. Menentukan Persamaan Laju

Persamaan laju tidak dapat diturunkan dari stoikiometri reaksi tetapi

ditentukanmelalui percobaan. Salah satu cara menentukan persamaan

laju adalah metode laju awal. Menurut cara ini, laju diukur pada

awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Menurut cara ini,

laju diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi yang berbeda-beda.

4. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Laju Reaksi

Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan faktor-faktor

yang dapat

mempercepat laju reaksi.

d. Luas Permukaan Sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam

laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar

partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga

menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin

kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan

yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.

Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu

semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang

dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu,

maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

e. Konsentrasi Pereaksi

Page 67: Semester 1 Dan 2

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi,

sebab semakin besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi

semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.

Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin

kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun

semakin kecil.

f. Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila

suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka

menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang

terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.

Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,

sehingga laju reaksi semakin kecil.

g. Tekanan

Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan

dari pereaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan

dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan

demikian dapat memperbesar laju reaksi.

h. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu

tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu

sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi

ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat

atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan

yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur

pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi

energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

III. Model, metode, dan pendekatan Pembelajaran

1. model Pembelajaran : Kontruktivisme dan Inkuiri

2. metode Pembelajaran : Eksperimen, ceramah

3. Pendekatan : ketrampilan proses, CTL

Page 68: Semester 1 Dan 2

IV. Langkah-langkah

Tahapan Kegiatan belajar Mengajar Waktu Pendidikan

karakter

Pendahuluan

Persiapan

Pelaksanaan

Penutup

1. Sebelum mulai proses pembelajaran, guru

bertannya tentang: (a) Pengertian molaritas

larutan , (b) definisi laju reaksi, (c) Perbedaan

larutan pekat dengan larutan encer

2. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, setiap

kelompok diberi foto kopi Kegiatan Belajar

Alternatif 3.1. tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi .Dengan dipandu

guru, setiap kelompok memeriksa alat dan

bahan percobaan, melakukan percobaan

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi..

3. Guru menegaskan kepada siswa untuk behati-

hati dalam melakukan percobaan terutama

yang berhubungan dengan zat-zat yang

berbahaya dan alat-alat yang mudah pecah.

5. Dengan bimbingan guru, siswa melakukan

percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

6. Siswa mengisi dan mengolah data

pengamatan, dilanjutakan dengan

mendiskusikan kegiatan belajar alternatif

3.1. Tentang laju reaksi

7. Setelah percobaan dan diskusi kelompk

selesai, setiap kelompok mempresentasikan

lalu menyimpulkan hasil percobaan dan

diskusi.

1 Guru memberi penguatan mengenai

pengertian laju reaksi

2 Sebelum menutup guru memberi tugas

individu berupa pembutan laporan.

5’

5’

75’

5’

Rasa ingin

tahu

Gemar

membaca

Komunikatif

Kerja keras

Mandiri

V. Sumber dan Alat Pembelajaran:

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

Page 69: Semester 1 Dan 2

VI. Penilaian

1. Aspek yang dinilai :

Kognitif : menyebutkan faktor-faktor yang memepengaruhi laju

reaksi

Psikomotor : melakukan percobaan yang benar, melakukan

pengamatan dengan teliti.

Afektif : berpartisipasi aktif dalam diskusi, berpartisipasi aktif

dalam melakukan percobaan, melaksanakan percobaan

sesui prosedur, disipiln dan teliti, jujur dan terbuka,

mengumpulkan laporan hasil percobaan.

2. Jenis tagihan : Ulangan harian; ulangan blok, dan laporan hasil

pratikum

3. Bentuk Instrumen : pilihan ganda, uraian obyektif, dan uraian non obyektif

• Jenis Penilaian Kognitif (post tes)

i. Apakah yang dimaksud dengan laju reaksi ?

ii. Bagaimana laju reaksi berlangsung ?

iii. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi

?

iv. Bagaimana pengaruh kenaikan suhu larutan terhadap laju

reaksi ?

v. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

VII. Tindak Lanjut

- Siswa memiliki nilai kognitif > KKM diberikan pengayaan

- Siswa memiliki nilai kognitif < KKM diberikan remediasi

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

Page 70: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan :

Alokasi waktu : 10 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia dan faktor yang mempengaruhinya

serta penerapannya dalam kehidupan sehari

– hari dan industri.

Kompetensi Dasar : 3.2. Memahami teori tumbukan

untukmenjelaskan faktor – faktor penentu

Page 71: Semester 1 Dan 2

laju dan arah reaksi serta terapannya dalam

kehidupan sehari - hari.

Indikator :

o Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan dan suhu terhadap

laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

o Membedakan diagram energi aktifasi dari reaksi dengan menggunakan

katalis dan tidak menggunakan katalis.

o Menjelaskan pengertian peranan katalis dan energi aktifasi dengan

menggunakan diagram.

o Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan

o Menentukan persamaan laju reaksi

o Menentukan harga tetapan laju reaksi (k)

o Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri

I. Tujuan Pembelajaran

o Dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan dan suhu

terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

o Dapat membedakan diagram energi aktifasi dari reaksi dengan

menggunakan katalis dan tidak menggunakan katalis.

o Dapat menjelaskan pengertian peranan katalis dan energi aktifasi

dengan menggunakan diagram.

o Dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan

o Dapat menentukan persamaan laju reaksi

o Dapat menentukan harga tetapan laju reaksi (k)

o Dapat menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri

II. Materi Pembelajaran

o Teori tumbukan

o Pengaruh katalisator

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi kelompok

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

Pertemuan

ke-

Kegiatan Waktu Pendidikan

karakter

1 Pendahuluan :

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus di capai dan

menyuruh siswa di kelas untuk

mengingat dan menyebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi

yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.

Guru dapat bertanya kepada siswa,

―Bagaimana pengaruh luas bidang

sentuh terhadap laju reaksi― atau ―apa

contoh dari pengaruh suhu terhadap laju

reaksi?‖

5’

Page 72: Semester 1 Dan 2

Kegiatan Inti:

Eksplorasi

Siswa diberikan pertanyaan

pendahuluan tentang sejauh mana

menguasai materi Teori tumbukan

Guru menjelaskan pengaruh

konsentrasi, luas permukaan bidang

sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi

berdasarkan teori tumbukan dengan

bantuan animasi.

Guru menjelaskan pengertian

katalisator dan pengaruhnya terhadap

laju reaksi berdasarkan diagram.

Elaborasi

Siswa mencatat materi yang

dijelaskan oleh guru

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Konfirmasi

Guru memberikan pertanyaan kepada

siswa, ―bagaimana cara mempercepat

laju reaksi?‖

Guru memberikan latihan soal kepada

siswa

80’

Gemar

membaca

Komunikatif

Kerja keras

Penutup :

Guru memberikan soal tertulis untuk

diselesaikan dirumah.

Guru bersama siswa membuat simpulan

tentang teori tumbukan untuk

menjelaskan faktor-faktor yang

memengaruhi laju reaksi dan pengaruh

katalisator terhadap laju reaksi.

5’

Mandiri

2 s/d 4 Kegiatan awal :

o Pre test pengaruh konsentrasi terhadap

laju reaksi

20’ Rasa ingin tahu

Kegiatan Inti:

Eksplorasi :

o Memotivasi siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan topik yang

dipelajari.

o Menganalisis data hasil percobaan.

o Siswa menjelaskan pengertian

peranan katalis dan energi aktifasi

dengan menggunakan diagram.

80’

Gemar

membaca

Kerja keras

Page 73: Semester 1 Dan 2

o Mendeskripsikan pengertian orde

reaksi

Elaborasi :

- Mengarahkan siswa dalam menentukan

orde reaksi dan persamaan laju reaksi

secara berkelompok

- Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran

kooperatif untuk menyampaikan hasil

diskusi

Konfirmasi :

- Memberikan beberapa pertanyaan yang

sesuai dengan hasil diskusi.

- Memberikan komentar terhadap jawaban

dan memberikan penjelasan jika terdapat

miskonsepsi.

80’

80’

Kreatif

Mandiri

komunikatif

Kegiatan Akhir :

Pemberian tugas mengenai persamaan laju

reaksi dan orde reaksi.

10’

5 Kegiatan awal :

- Guru memberi salam dan mengabsen

kehadiran siswa.

- Guru menarik perhatian siswa dengan

memberi contoh produk hasil industri

kimia seperti pupuk, asam sulfat, dan

margarin.

- Guru mengingatkan kembali tentang

pengertian katalis dan contonhnya.

- Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan konsep-konsep

yang akan dipelajari.

Rasa ingin tahu

Kegiatan Inti:

Eksplorasi

1. Siswa diberikan pertanyaan tentang

proses industri pembuatan produk

industri yang berkaitan dengan

pemberian katalis.

2. Guru menjelaskan peranan katalis

dalam industri dengan media power

point

Elaborasi

1 Guru membagi kelompok yang

heterogen dengan anggota 4 -5 anak.

2 Guru membagikan bahan ajar dan

mempelajari bab tentang peranan

katalis dalam industri kimia.

Gemar

membaca

Komunikatif

Page 74: Semester 1 Dan 2

3 Guru memberi 4 masalah pada setiap

kelompok untuk dibagikan pada setiap

anak , satu anak mendapat satu

masalah yaitu

- Bagaimana Proses pembuatan asam

sulfat melalui proses kontak dan

sebutkan katalis apa yang

digunakan ?

- Bagaimana Proses pembuatan

amonia pada proses Haber-Bosch

dan sebutkan katalis apa yang

digunakan ?

- Bagaimana Proses pembuatan asam

nitrat dan katalis sebutkan katalis

apa yang digunakan ?

- Bagaimana Proses hidrogenasi

untuk pembuatan margarin dan

sebutkan katalis apa yang

digunakan ?

4 Guru memberikan kesempatan pada

masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi

Konfirmasi

1 Mendiskusikan hasil diskusi masing-

masing kelompok

2 Penguatan terhadap kelompok yang

memberikan jawaban tepat, dan

kelompok yang memberikan sanggahan

dengan tepat.

3 Guru meluruskan apabila terjadi

miskonsepsi

Kerja keras

Mandiri

Kegiatan Akhir :

- Guru bersama siswa menyimpulkan

hasil pembelajaran.

- Guru memberi tugas individu untuk

dikerjakan di rumah.

- Mengakhiri pelajaran dengan salam.

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

Page 75: Semester 1 Dan 2

c. proyektor / LCD

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan : tugas individu

o Performans ( kinerja dan sikap )

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan :

Alokasi waktu : 4 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia dan faktor yang mempengaruhinya

serta penerapannya dalam kehidupan sehari

– hari dan industri.

Kompetensi Dasar : 3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor –

faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan dengan melakukan

percobaan.

Indikator :

o Menjelaskan kesetimbangan dinamis

o Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen

o Menentukan rumusan tetapan kesetimbangan

o Meramalkan arah pergerseran kesetimbangan dengan menggunakan

asas Le Chatelier

o Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan

volume pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan

I. Tujuan Pembelajaran

o Dapat menjelaskan kesetimbangan dinamis

o Dapat menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen

o Dapat menentukan rumusan tetapan kesetimbangan

Page 76: Semester 1 Dan 2

o Dapat meramalkan arah pergerseran kesetimbangan dengan

menggunakan asas Le Chatelier

o Dapat menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan,

dan volume pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan

II. Materi Pembelajaran

o Kesetimbangan dinamis

o Faktor – faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan

1. Konsep Kesetimbangan Dinamis

a. Pengertian Kesetimbangan Dinamis

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan di mana reaksi berlangsung

terus-menerus dan kecepatan membentuk zat produk sama dengan

kecepatan menguraikan zat pereaksi.

b. Ciri-Ciri Kesetimbangan Dinamis

1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang berlawanan.

2. Terjadi pada ruang tertutup, suhu, dan tekanan tetap.

3. Kecepatan reaksi ke arah produk (hasil reaksi) sama dengan

kecepatan reaksi kearah reaktan (zat-zat pereaksi).

4. Bersifat dinamis, artinya tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu

perubahan yang dapat dilihat, tetapi terjadi perubahan mikroskopis,

yaitu perubahan tingkat partikel (tidak dapat dilihat).

5. Setiap komponen tetap ada.

c. Reaksi Satu Arah (Irreversible) dan Reaksi Dua Arah (Reversible)

Reaksi irreversible berlangsung satu arah, artinya zat-zat hasil tidak

dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi. Contoh :

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

Reaksi reversible dapat berlangsung dua arah, artinya zat-zat hasil

reaksi dapat saling berinteraksi untuk membentuk zat pereaksi kembali.

Contoh :

N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)

Sebaliknya, 2NH3 (g) → N2 (g) + 3H2 (g)

Kedua reaksi dapat digabung menjadi :

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

2. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen

Page 77: Semester 1 Dan 2

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua

komponennya satu fase. Kesetimbangan homogen dapat berupa sistem

gas-gas atau cair-cair. Contoh :

- Kesetimbangan sistem gas-gas :

2SO (g) + O (g) 2SO (g)

- Kesetimbangan sistem cair-cair :

NH4OH (aq) NH4+

(aq) + OH– (aq)

Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan yang terdiri dari dua fase

atau lebih. Kesetimbangan heterogen umumya melibatkan komponen

padat-gas atau cair-gas. Contoh :

- Kesetimbangan sistem padat-gas :

CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)

- Kesetimbangan sistem cair-gas :

Ag2CrO4 (s) 2Ag+

(aq) + CrO42-

(aq)

3. Pergeseran Kesetimbangan

a. Azas Le Chatelier

― Jika pada sistem kesetimbangan diberikan gangguan dari luar,

maka sistem kesetimbangan tersebut akan bergeser untuk

menghilangkan atau mengurangi pengaruh gangguan tersebut dan

mungkin membentuk sistem kesetimbangan yang baru ―

Dengan kata lain ―Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan

suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi

yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut‖

Reaksi = - Aksi

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi

2. Suhu

Page 78: Semester 1 Dan 2

- Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka

kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan

kalor (ke arah reaksi endoterm).

- Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka

kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan

kalor (ke arah reaksi eksoterm).

Contoh :

2NO2(g) N2O4(g)

Jika suhu dinaikkan maka:

Reaksi maju ( eksoterm)

2NO2(g) N2O4(g) ΔH = -58,8kJ

Jika suhu diturunkan maka :

Reaksi balik ( endoterm )

N2O4(g) 2NO2(g) ΔH = + 58,8 kJ

3. Konsentrasi

- Jika konsentrasi pereaksi ditambah kedalam campuran yang

berada dalam kesetimbangan maka akan menggeser

kesetimbangan ke arah hasil reaksi.

- Jika konsentrasi pereaksi dikurangi kedalam campuran yang

berada dalam kesetimbangan maka akan menggeser

kesetimbangan ke arah pereaksi.

Contoh : 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)

Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2,

maka kesetimbangan akan bergeser ke arah 2SO3(g) (hasil

reaksi).

Page 79: Semester 1 Dan 2

Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka

kesetimbangan akan bergeser ke 2SO2(g) + O2(g) (pereaksi)

4. Tekanan dan Volume

- Jika tekanan bertambah ( volume berkurang ) maka reaksi akan

bergeser ke arah jumlah mol yang lebih kecil (koefisiennya

terkecil).

- Jika tekanan berkurang ( volume bertambah ) maka reaksi akan

bergeser ke arah jumlah mol yang lebih besar (koefisiennya

terbesar).

Contoh :

N2(g)+3H2(g) ↔ 2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2

Koefisien reaksi di kiri = 4

Dari reaksi di atas menunjukkan bahwa bila pada sistem

kesetimbangan tekanan diperbesar (=volume diperkecil), maka

kesetimbangan akan bergeser ke arah 2NH3(g) karena

koefisiennya lebih kecil daripada N2(g)+3H2(g). Begitu juga

sebaliknya jika tekanan diperkecil (=volume diperbesar), maka

kesetimbangan akan bergeser kea rah N2(g)+3H2(g).

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi kelompok

o Tanya jawab

o Eksperimen

IV. Langkah – langkah Pembelajaran 1. Pertemuan I

A. Pendahuluan

No. Kegiatan yang dilakukan guru Waktu Pendidikan

Page 80: Semester 1 Dan 2

karakter

1 Memotivasi siswa dengan memperlihatkan berbagai

macam contoh peristiwa kesetimbangan yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari, Kemudian

bertanya kepada siswa mengapa ini bisa terjadi. 10

menit

Rasa

ingin tahu

2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,

proses, psikomotor, keterampilan sosial, dan

karakter.

B. Inti

No. Kegiatan yang dilakukan guru Waktu

Pendidikan

karakter

Eksplorasi

1 Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan untuk

mengetahui sejauh mana menguasai materi

kesetimbangan.

20

menit

Gemar

membaca

Elaborasi

1 Guru menjelaskan tentang konsep kesetimbangan,

dan factor-faktor yang mempengaruhinya dengan

media power point.

5 menit

2 Siswa diberi pertanyaan untuk dikerjakan secara

individu.

20

menit

Mandiri

3 Membahas soal yang telah diberikan kepada siswa

dengan cara menyuruh siswa maju kedepan kelas

dan menuliskan jawabannya di papan tulis.

20

menit

4 Memberi kesempatan bagi siswa lain yang ingin

menanggapi atau menambahkan jawaban temannya

yang ada di depan.

10

menit

Konfirmasi

1 Guru melengkapi hasil diskusi dan menyampaikan

kesimpulan dari hasil diskusi.

C. Penutup

No. Kegiatan yang dilakukan guru Waktu

Pendidikan

karakter

1 Menutup pelajaran dengan membimbing siswa

membuat rangkuman. 5 menit

Mandiri

2 Memberikan PR kepada masing-masing siswa

untuk mengerjakan soal tentang Laju reaksi.

Page 81: Semester 1 Dan 2

2. Pertemuan II

A. Pendahuluan

No. Kegiatan yang dilakukan guru Waktu Pendidikan

karakter

1 Melakukan flashback tentang materi yang dibahas

pada pertemuan sebelumnya. 10

menit

2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk,

proses, psikomotor, keterampilan sosial, dan

karakter.

B. Inti

No

. Kegiatan yang dilakukan guru Waktu

Pendidika

n karakter

Eksplorasi

1 Menyuruh siswa untuk membuat hipotesis dari

percobaan yang akan dilakukan.

Gemar

membaca

Elaborasi

1 Mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok

kooperatif. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

3

menit

2 Siswa melakukan percobaan tentang pengaruh

konsentrasi, volume, suhu, dan katalis terhadap

kesetimbangan dengan menggunakan alat dan bahan

serta prosedur yang telah tertulis di LKS.

5 menit

Kerja

keras

3 Siswa mendiskusikan data hasil percobaan untuk

mengerjakan soal-soal evaluasi. 5 menit

Mandiri

4 Setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya di sepan kelas, dan kelompok lain

menanggapinya.

Konfirmasi

1 Guru melengkapi hasil diskusi dan menyampaikan

kesimpulan dari hasil diskusi.

40

menit

C. Penutup

No. Kegiatan yang dilakukan guru Waktu

Pendidikan

karakter

1 Menutup pelajaran dengan membimbing siswa 6 menit

Page 82: Semester 1 Dan 2

membuat kesimpulan dari percobaan dan diskusi

yang telah dilaksanakan.

2 Memberikan PR kepada masing-masing siswa

untuk menuliskan laporan tentang percobaan yang

telah dilakukan.

3 menit

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

o LKS

o Alat dan bahan percobaan

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan : tugas individu

o Performans ( kinerja dan sikap )

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Page 83: Semester 1 Dan 2

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan :

Alokasi waktu : 12 x 45 menit.( 2 JP = UH)

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia dan faktor yang mempengaruhinya

serta penerapannya dalam kehidupan sehari

– hari dan industri.

Kompetensi Dasar : 3.4.Menentukan hubungan kuantitatif antara

pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu

reaksi kesetimbangan.

Indikator :

o Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil

reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan

tetapan kesetimbangan

o Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam

kesetimbangan

o Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan setimbang.

o Menghitung harga Kc berdasarkan harga Kp atau sebaliknya

I. Tujuan Pembelajaran

o Dapat menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat

disosiasi dan tetapan kesetimbangan

o Dapat menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam

kesetimbangan

o Dapat menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi

dan hasil reaksi pada keadaan setimbang.

o Dapat menghitung harga Kc berdasarkan harga Kp atau sebaliknya

II. Materi Pembelajaran

o Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari reaksi

kesetimbangan

Tetapan Kesetimbangan

Hukum Kesetimbangan Cato Guldberg dan Waage berbunyi: ― hasil kali

konsentrasi setimbang zat di ruas kanan dibagi dengan hasil kali

konsentrasi setimbang zat di ruas kiri, masing-masing dipangkatkan

dengan koefisien reaksinya, mempunyai harga tetap pada suhu tetap.‖

Tetapan kesetimbangan menyatakan perbandingan komposisi pereaksi dan

hasil reaksi dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu. Persamaan

tetapan kesetimbangan sesuai dengan stoikiometri reaksi

Page 84: Semester 1 Dan 2

a. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)

Untuk reaksi kesetimbangan:

mA + nB pC + qD

maka persamaan tetapan kesetimbangan konsentrasinya adalah :

𝐾𝑐 = [𝐶]𝑝[𝐷]𝑞

[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛

Kc adalah konstanta atau tetapan kesetimbangan konsentrasi yang

harganya tetap selama suhu tetap.

Catatan : Zat-zat yang terdapat dalam kesetimbangan dapat berbentuk

padat (s), larutan (aq), gas (g), dan cair (l). Tetapi yang dimasukkan

dalam tetapan kesetimbangan konsentrasi hanya zat-zat yang berbentuk

gas (g) dan larutan (aq) saja. Hal ini disebabkan konsentrasi zat padat

adalah tetap dan nilainya telah terhitung dalam harga Kc.

b. Tetapan Kesetimbangan Tekanan Gas (Kp)

Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan gas dinyatakan dengan

notasi Kp, yaitu hasil kali tekanan parsial gas-gas hasil reaksi dibagi

dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi, masing-masing

tekanan parsial gas dipangkatkan koefisiennya menurut persamaan

reaksi. Menurut persamaan reaksi:

mA (g) + nB (g) pC (g) + qD(g)

maka persamaan tetapan kesetimbangan tekanannya adalah :

𝐾𝑝 = [𝑃𝑐]𝑝[𝑃𝐷]𝑞

[𝑃𝐴]𝑚 [𝑃𝐵]𝑛

c. Tetapan Kesetimbangan Heterogen

Untuk reaksi-reaksi heterogen, zat-zat yang konsentrasinya tetap (zat

padat atau zat cair murni) tidak dipergunakan (diabaikan) dalam

rumusan harga K.

d. Hubungan antara Kc dan Kp

Berdasarkan hukum tentang gas ideal PV = nRT dapat dicari hubungan

antara harga Kp dan Kc. Berdasarkan persamaan gas ideal, bahwa

Page 85: Semester 1 Dan 2

P=n/V(RT), untuk gas besaran n/V merupakan konsentrasi gas dalam

ruangan sehingga dapat disubstitusikan menjadi :

PA = [A] RT; PC = [C] RT;

PB = [B] RT; PD = [D] RT;

Maka,

𝐾𝑝 = [𝐶]𝑝 (𝑅𝑇)𝑝[𝐷]𝑞(𝑅𝑇)𝑞

[𝐴]𝑚(𝑅𝑇)𝑚 [𝐵]𝑛(𝑅𝑇)𝑛

𝐾𝑝 = [𝐶]𝑝 [𝐷]𝑞(𝑅𝑇)𝑝+𝑞

[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛(𝑅𝑇)𝑚+𝑛

𝐾𝑝 = 𝐾𝑐(𝑅𝑇) 𝑥+𝑦 −(𝑚+𝑛)

𝑥 + 𝑦 − 𝑚 + 𝑛 = ∆𝑛, maka :

𝐾𝑝 = 𝐾𝑐(𝑅𝑇)∆𝑛

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi kelompok

o Tanya jawab

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 dan 2 :

No. Kegiatan belajar mengajar Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

1.

Pertemuan Pertama :

Kegiatan Awal (Pendahuluan)

a. Guru membuka pelajaran dan menjelaskan tujuan

pembelajaran hari ini.

b. Guru mengingatkan kembali mengenai konsep

kesetimbangan

Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan menjelaskan tetapan

kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dan

derajat disosiasi

b. Guru menjelaskan tetapan kesetimbangan

berdasarkan tekanan parsial (Kp) dan hubungan

5’

20’

Gemar

membaca

Page 86: Semester 1 Dan 2

Pertemuan 3 ,4 dan 5 :

No. Kegiatan Alokasi

waktu

Pendidikan

karakter

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang

ada di lingkungan yang berkaitan dengan

kesetimbangan.

Guru mengingatkan kembali tentang materi

sebelumnya dan hubungannya dengan materi

selanjutnya.

Motivasi : banyak contoh kesetimbangan di

kehidupan sehari – hari..

Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa bagaimana

cara menentukan Kp dan Kc.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan

bertanya kepada siswa salahsatu contoh benda

yang bisa diukur harga tetapan kesetimbangan

nya.

o Guru meminta salah satu siswa untuk

menjelaskan contoh tersebut.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan

menggunakan power point atau dengan

Rasa ingin

tahu

antara Kc dan Kp

c. Guru memberikan contoh soal kepada siswa

d. Guru memberika latihan soal kepada siswa

Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa merefleksikan proses pembelajaran

b. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi

pokok yang telah dipelajari.

c. Guru memberikan tugas rumah

5’

Mandiri

Komunikati

f

Page 87: Semester 1 Dan 2

menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk menentukan Kp dan

Kc.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam

berdiskusi dan mengusahakan menjawab

secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk

memaparkan jawaban kelompoknya secara

random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari

kelompok lain untuk menanggapi jawaban

yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa

mengenai harga Kp dan Kc.

o guru memberikan umpan balik dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun

hadiah terhadap jawaban siswa yang benar.

Komunikatif/

bersahabat

Menghargai

prestasi

Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mengerjakan soal soal latihan LKS.

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan : tugas individu

Ulangan Harian

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

Page 88: Semester 1 Dan 2

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan :

Alokasi waktu : 4 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standart Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia dan faktor yang mempengaruhinya

serta penerapannya dalam kehidupan sehari

– hari dan industri.

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan penerapan prinsip

kesetimbangan dalam kehidupan sehari –

hari dan industri

Indikator :

o Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan – bahan

kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan

I. Tujuan Pembelajaran

o Dapat Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan –

bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan

II. Materi Pembelajaran

o Proses Haber Bosch dan proses kontak

Penerapan sistem kesetimbangan reaksi antara lain dilakukan dalam

industri kimia. Agar industri tersebut menguntungkan secara ekonomi, maka

diterapkan prinsip tertentu yaitu menghasilkan produk sebanyakbanyaknya

dengan waktu sesingkat mungkin. Oleh karena itu, harus dihindari terjadinya

reaksi bolak-balik, karena akan menyebabkan produkkembali lagi menjadi bahan

baku, sehingga pabrik kimia mengalami kerugian besar. Dengan demikian, faktor-

Page 89: Semester 1 Dan 2

faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan harus diperhatikan, agar

pergeseran kesetimbangan selalu menuju ke arah terbentuknya produk.

1. Pembuatan amonia (NH3) menurut Proses Haber – Bosch

Proses pembuatan amonia ditemukan oleh Karl Bosch dan Fritz Haber

dibuat melalui reaksi sebagai berikut.

N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g) H = -92 kJ

Gas N2 pada reaksi di atas diperoleh dari udara, sedangkan gas H2 diperoleh dari

hasil reaksi gas alam dan air. Untuk menghindari reaksi bolak-balik,

kesetimbangan reaksi harus diusahakan bergeser ke arah terbentuknya NH3.

Sesuai Asas Le Chatelier, maka harus dilakukan usaha-usaha berikut:

1. Memperbesar tekanan

2. Menambah suhu

3. Menambahkan katalis

Secara sederhana proses pembentukan ammonia adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Skema pembentukan amonia NH3

2. Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya, sebagai bahan campuran dalam deterjen, cat, zat

warna, fiber, plastik, industri logam, dan sebagainya. Dalam industri, pembuatan

asam sulfat dikenal dengan proses kontak. Proses ini melalui beberapa tahap

sebagai berikut:

Page 90: Semester 1 Dan 2

1. Belerang dibakar dengan oksigen menghasilkan belerang dioksida.

Reaksi yang terjadi yaitu:

S(s) + O2(g) → SO2(g)

2. Belerang dioksida (SO2) direaksikan dengan oksigen membentuk gas

belerang trioksida. Reaksi yang terjadi yaitu:

2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)

3. Gas SO3 direaksikan dengan asam sulfat pekat menghasilkan asam

disulfat atau asam pirosulfat (oleum). Perhatikan reaksi di bawah ini.

H2SO4(l) + SO3(g) → H2S2O7(l)

4. Asam pirosulfat (H2S2O7) dilarutkan dalam air menghasilkan H2SO4.

Persamaan reaksi yang terjadi:

H2S2O7(l) + H2O(l) → 2 H2SO4(l)

Agar lebih mudah memahami pembuatan asam sulfat dengan proses

tersebut, perhatikan skema berikut.

Gambar 2. Skema pembuatan asam sulfat (H2SO4)

III. Metode Pembelajaran

o Diskusi kelompok

o Tanya jawab

IV. Langkah – langkah Pembelajaran

No Strategi Pembelajaran Alokasi

waktu

Pendidikan

karakter

1. Kegiatan Awal 5 menit

Page 91: Semester 1 Dan 2

Guru membuka pelajaran

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Guru memotivasi siswa

Guru memberi pertanyaan awal tentang materi yang akan dibahas

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Siswa mendeskripsikan sekilas tentang materi yang akan dipelajari

Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan tentang sejauh mana menguasai materi yang akan dipelajari

Guru menjelaskan tentang Pembuatan Amonia

dengan Proses Haber Bosch dan menjelaskan dengan media power point.

Elaborasi

Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru

Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang materi yang sedang dipelajari.

Salah satu siswa memaparkan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Konfirmasi

Guru membagikan latihan soal kepada siswa dan siswa mengerjakan latihan soal secara individu.

Guru dan siswa membahas latihan soal secara bersama – sama.

5 menit

10 menit

5 menit

Gemar

membaca

Komunikatif

Mandiri

Kerja keras

3 . Kegiatan akhir

Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

Guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal – soal mengenai Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch

Guru mengaitkan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Guru menutup pelajaran.

5 menit

V. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

Page 92: Semester 1 Dan 2

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

VI. Penilaian

o Jenis Tagihan : tugas individu

Ulangan Harian

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Program / Semester : XI / IPA / 1

Pertemuan : 1, 2, 3 dan 4

Alokasi waktu : 8 x 45 menit.

Tahun ajaran : 2011/2012

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan

menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

A. Indikator :

- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius

- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry

- Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan

Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya

- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis

- Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator

- Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal

berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai

indikator asam dan basa.

- Menghubungkan kekuatan asam dan basa dengan sifat elektrolit.

Page 93: Semester 1 Dan 2

- Menghitung pH larutan asam basa dari data konsentrasi dan sebaliknya.

- Menghitung pH campuran asam dan basa.

- Menghitung pH campuran basa dan basa.

- Menghitung pH asam dan basa.

- Menuliskan reaksi asam dan basa.

- Menyebut manfaat reaksi asam basa di bidang kesehatan.

- Menyebut manfaat reaksi asam basa di bidang pertanian.

-

B. Tujuan Pembelajaran

- Siswa mampu menjelaskan pengertian asam dan basa menurut

Arrhenius

- Siswa mampu menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted

dan Lowry

- Siswa mampu menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut

Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa

konjugasinya

- Siswa mampu menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis

- Siswa mampu mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan

berbagai indikator

- Siswa mampu memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak

dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai

indikator asam dan basa.

- Siswa mampu menghubungkan kekuatan asam dan basa dengan sifat

elektrolit.

- Siswa mampu menghitung pH larutan asam basa dari data konsentrasi

dan sebaliknya.

- Siswa mampu menghitung pH campuran asam dan basa.

- Siswa mampu menghitung pH campuran basa dan basa.

- Siswa mampu menghitung pH asam dan basa.

- Siswa mampu menuliskan reaksi asam dan basa.

- Siswa mampu menyebut manfaat reaksi asam basa di bidang kesehatan.

- Siswa mampu menyebut manfaat reaksi asam basa di bidang pertanian.

C. Materi Pembelajaran

Asam-basa

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa,

larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat

basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda,

sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan

Page 94: Semester 1 Dan 2

suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama

menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan

dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna

merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam

larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat

ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang

digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam

memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,

sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan

dengan indikator pH atau dengan pH meter.

Istilah asam berasal dari bahasa latin ―acetum‖ yang berarti cuka,

karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa

berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Hingga saat ini, ada tiga

pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh empat ilmuwan. Mereka

adalah Svante Arrhenius, Johannes Bronsted, Thomas Lowry dan G.N

Lewis.

4.1.1 MENURUT ARRHENIUS

Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H +

disebut

asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .

Contoh Asam : HCl --> H +

+ Cl –

Contoh Basa : NaOH --> Na +

+ OH -

Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami

hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya

dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak

benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun

1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia

Page 95: Semester 1 Dan 2

mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu

pengetahuan.

Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal

tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau

lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan

arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang

terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat

dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu

perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan

penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum.

Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:

NH 4 OH --> NH 4 + + OH

-

Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang

mengandung H +

dan basa adalah spesi yang mengandung OH -

, dengan

asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .

Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .

Contoh:

1) HCl(aq) H + (aq) + Cl

- (aq)

2) NaOH(aq) Na + (aq) + OH

- (aq)

4.1.2 MENURUT BRONSTED-LOWRY

Asam ialah donor proton, sedangkan basa adalah akseptor proton.

Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua

pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan

reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada

Page 96: Semester 1 Dan 2

juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa. Konsep asam basa yang

lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat

menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai

perpindahan proton dari asam ke basa.

HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl

-

Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan

perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .

HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl

-

Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.

HOAc + H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc

-

Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga

mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya

disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam

bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut

ion Hidronium. Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air

adalah:

HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A

-

Asam

basa asam konjugasi basa konjugasi

Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal

setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam

basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain

karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian

disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang

sebenarnya harus kita fahami.

Page 97: Semester 1 Dan 2

Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak

semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion

OH - .

Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang

memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H

+

(akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul

basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu

juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa

semula.

Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O +

) secara nyata.

Contoh:

HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F

Asam basa asam konjugasi basa konjugasi

HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3

O + . Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat

sebagai asam.

HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl

-

Asam Basa

NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH

-

Basa Asam

Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai

berikut:

Page 98: Semester 1 Dan 2

1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua

pelarut yang mengandung atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.

2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa

anion dan kation.

Contoh lain:

1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)

asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH

- (aq)

asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton

donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini

bersifat ampiprotik (amfoter).

Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry

4.1.3 Menurut G. N. Lewis

Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas,

masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh

Page 99: Semester 1 Dan 2

Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih

menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton,

sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa

adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted

merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya.

Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat

diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti

dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion

Hidroksida.Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang

tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik

misalnya:

CH 3 + + C 6 H 6 ⇄ C 6 H 6 CH 3

+

Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor

pasangan elektron.

Contoh:

Page 100: Semester 1 Dan 2

Asam Lewis

Asam-Basa Lewis

4.2 Kekuatan Asam-Basa dan pH larutan

4.2.1 Kesetimbangan ion dalam larutan

Air merupakan elektrolit sangat lemah karena ternyata sebagian molekul air

terionisasi menurut reaksi berikut:

H2O(l) H+

(aq) + OH-(aq)

Menurut hukum kesetimbangan :

𝑘 = H + [OH−]

[H2O]

Oleh karena jumlah molekul air yang terionisasi sangat sedikit, maka

dianggap bahwa konsentrasi H2O tetap, sehingga K[H2O] tetap.

K[H2O] = [H+] [OH-]

K[H2O] dilambangkan dengan Kw atau tetapan kesetimbangan air.

Kw = [H+] [OH-]

Page 101: Semester 1 Dan 2

a. Asam dan basa kuat

Untuk asam kuat atau basa kuat, perhitungan [H+] dan [OH-] bergantung pada

valensi dan konsentrasi larutan asam kuat atau basa kuat. Perhatikan rumus

berikut ini

[H+] = a x M asam

[OH-] = b x M basa

b. Asam dan basa lemah

Untuk asam lemah atau basa lemah, perhitungan [H+] dan [OH-] diperoleh dari

suatu persamaan tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb).

𝐾𝑎 = 𝐻+ [𝐴−]

[𝐻𝐴]

𝐻+ dan [𝐴−] dianggap sama sehingga [H+]=[𝐴−]

𝐾𝑎 = 𝐻+ [𝐴−]

[𝐻𝐴]

𝐾𝑎 = 𝐻+ [𝐻+]

[𝐻𝐴]=

[𝐻+]2

[𝐻𝐴]

𝐾𝑎 𝐻𝐴 = [𝐻+]2

𝐻+ = 𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚

Dengan prinsip dan cara yang sama, [OH-] suatu basa lemah dapat dihitung

dengan rumus berikut :

𝑂𝐻− = 𝐾𝑏 𝑥 𝑀𝑏𝑎𝑠𝑎

Page 102: Semester 1 Dan 2

4.2.2 Derajat Keasaman (pH)

pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen.

pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Suatu zat asam

yang di masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion

hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan

pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air

akan mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH-) dan berkurangnya

ion hidrogen (H+).

Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan

derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin

banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya

semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak

ion OH- di dalam air.

Analog dengan pH

4.3 Identifikasi Asam, Basa, dan Garam Indikator

Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga golongan

yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat

ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna

yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara

menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan

kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merah dan

biru. Berikut pengelompokkan jenis indikator asam–basa dalam larutan

yang bersifat asam, basa dan netral. Lihat tabel 2.5 di bawah ini.

Page 103: Semester 1 Dan 2

Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memiliki

beberapa keuntungan, yaitu:

1. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam

ataupun basa.

2. Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan

lama.

3. Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk

lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut

kerak.

Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula indikator alami untuk

mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan konsep asam,

basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit, kulit

manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna. Ekstrak

bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan

asam dan basa.

Perhatikan tabel 2.6 warna ekstrak kubis ungu dalam larutan asam, basa,

dan netral.

Page 104: Semester 1 Dan 2

Sifat asam ditunjukkan oleh perubahan warna indikator buatan dan

indikator alami menjadi warna kemerahan, sedangkan sifat basa ditunjukkan

oleh perubahan warna indikator buatan dan indikator alami menjadi warna

kebiruan atau kehijauan.

4. 4 Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan

Pada umumnya semua asam dan basa mempunyai sifat tertentu.

Misal, terdapat beberapa asam yang aman digunakan untuk obat tetes mata

atau diminum, tetapi terdapat juga asam yang dapat merusak jaringan kulit

dan logam. Semua basa juga memiliki sifat tertentu, misal kita

menggunakan pasta gigi untuk membersihkan gigi dan menghilangkan bau

mulut, sebaliknya natrium hidroksida digunakan untuk pembersih saluran

dan berbahaya jika terkena kulitmu. Jumlah ion H+ dalam air digunakan

untuk menentukan sifat derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin

zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ di dalam air.

Sedangkan semakin tinggi kebasaan zat tersebut, semakin banyak ion OH–

dalam air. Untuk menentukan harga pH dan pOH biasa digunakan indikator

universal yang dapat memperlihatkan warna bermacam-macam untuk tiap

pH. Indikator universal dilengkapi dengan cakram warna, sehingga warna

dan hasil reaksi dapat ditentukan pHnya dengan mencocokkan warna

tersebut. Selain itu, pH meter juga dapat dipergunakan untuk menentukan

tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.

Page 105: Semester 1 Dan 2

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator

asam dan basa yang dapat berubah warna setiap satuan pH. Terdapat dua

macam indikator universal yang digunakan, yaitu berupa larutan dan kertas.

Jenis indikator universal larutan, jika dimasukkan dalam larutan yang

bersifat asam, basa atau garam yang memiliki pH berbeda-beda akan

memberikan warna-warna yang berbeda pula. Perhatikan tabel 2.7 di bawah

ini!

Sedangkan jika menggunakan indikator universal bentuk kertas untuk

mengetahui sifat asam, basa dengan cara mencelupkan kertas tersebut

Kemudian warna yang muncul dicocokkan dengan cakram warna standar

yang terdapat pada kemasan indikator tersebut. Larutan bersifat netral jika

pH = 7, larutan bersifat asam jika pH < 7, dan larutan bersifat basa jika pH >

7.

D. Metode Pembelajaran

Diskusi Informasi

Page 106: Semester 1 Dan 2

E. Langkah – langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

PERTEMUAN KE – 1

I Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang ada di

lingkungan yang berkaitan dengan asam dan basa.

Guru memberitahukan bahwa siswa akan mempelajari larutan

asam basa.

Motivasi : banyak contoh asam basa di kehidupan sehari –

hari. Oleh karena itu penting sekali mempelajari asam basa.

5’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa mengenai teori asam basa

yang pernah diketahui oleh siswa.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa salahsatu contoh asam basa di lingkungan

sekitar.

o Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan contoh

asam basa.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk mengidentifikasi teori asam basa.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa mengenai teori asam

30’

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

Page 107: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

basa.

o guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap

jawaban siswa yang benar.

III Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mencari contoh-contoh benda yang merupakan

asam basa suatu zat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan.

10’

Pertemuan ke- 2

Pendahuluan

Apersepsi: menyiapkan alat dan bahan percobaan

Kegiatan Inti

Eksplorasi : siswa melakukan percobaan mengidentifikasi asam

basa menggunakan berbagai indikator .

Elaborasi :

o Guru dan siswa mendiskusikan hasil percobaan.

o Guru menjelaskan tentang berbagai macam indikator alami.

o Guru meminta siswa berpikir kritis untuk membedakan tiap

indikator.

Konfirmasi : guru mengarahkan hasil diskusi menuju konsep reaksi

asam basa.

Kerja keras

Komunikatif

Berpikir

Kritis

Penutup

Guru dan siswa menyimpulkan hasil percobaan.

Guru merefleksi materi setelah menerima pembelajaran reaksi

eksoterm dan endoterm.

Guru membeikan tugas kepada siswa untuk mencari contoh-contoh

reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari.

Pertemuan ke-3

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang ada di

lingkungan yang berkaitan dengan asam dan basa.

Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan

hubungannya dengan materi selanjutnya.

Page 108: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Motivasi : banyak contoh asam basa di kehidupan sehari – hari.

Oleh karena itu penting sekali mempelajari asam basa.

Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa bagaimana cara

menentukan pH.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa salahsatu contoh benda yang bisa diukur pH

nya.

o Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan contoh

tersebut.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk menentukan pH.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa mengenai pH.

o guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap

jawaban siswa yang benar.

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mengerjakan soal soal latihan LKS.

Pertemuan ke4

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Page 109: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang ada di

lingkungan yang berkaitan dengan asam dan basa.

Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan

hubungannya dengan materi selanjutnya.

Motivasi : banyak contoh asam basa di kehidupan sehari – hari.

Oleh karena itu penting sekali mempelajari asam basa.

Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa tentang contoh asam basa

dibidang kesehatan yang diketahui.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa salahsatu contoh benda asam basa dibidang

kesehatan.

o Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan contoh

tersebut.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk mnyebut contoh asam basa dibidang

kesehatan dan pertanian serta manfaatnya.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa mengenai pH.

guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap jawaban siswa yang benar.

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mencari contoh larutan asam basa yang ada di

bidang makanan dan minuman.

Page 110: Semester 1 Dan 2

F. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

G. Penilaian

a. Jenis tagihan : tugas individu dan ulangan harian

b. Bentuk intrumen : Portopolio dan test tertulis

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / Ilmu Alam/ Genap

Pertemuan : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa,

metode pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar :4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil

reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam

basa.

Page 111: Semester 1 Dan 2

A. Indikator :

1. Menulis reaksi rumus, lengkap dan bersih.

2. Menghitung massa suatu zat dalam reaksi asam dan basa.

3. Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi.

4. Menentukan indikator yang tepat untuk titrasi asam dan basa.

5. Menentukan kadar zat dari data hasil reaksi.

B. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menulis reaksi rumus, lengkap dan bersih.

2. Siswa dapat menghitung massa suatu zat dalam reaksi asam dan basa.

3. Siswa dapat menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi.

4. Siswa dapat menentukan indikator yang tepat untuk titrasi asam dan basa.

5. Siswa dapat menentukan kadar zat dari data hasil reaksi.

C. Materi Pembelajaran

Stoikiometri larutan

Titrasi asam dan basa

D. Metode Pembelajaran

Diskusi, tanya-jawab

E. Langkah – langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

PERTEMUAN KE – 1

I Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Guru memberitahukan bahwa siswa akan mempelajari larutan

stoikiometri larutan asam basa.

Motivasi : banyak contoh asam basa di kehidupan sehari –

hari. Oleh karena itu penting sekali mempelajari asam basa.

5’

II Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa mengenai stoikiometri

larutan asam basa yang pernah diketahui oleh siswa.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa hubungan massa dan konsentrasi.

30’

Gemar

membaca

Page 112: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk menentukan stoikiometri asam basa.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa mengenai

stoikiometri asam basa.

o guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap

jawaban siswa yang benar.

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

III Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mencari contoh-contoh benda yang merupakan

asam basa suatu zat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan.

10’

Pertemuan ke- 2

Pendahuluan

Apersepsi: menyiapkan alat dan bahan percobaan

Kegiatan Inti

Eksplorasi : siswa melakukan percobaan menggunakan berbagai

indikator pada titrasi asam basa.

Elaborasi :

o Guru dan siswa mendiskusikan hasil percobaan.

o Guru menjelaskan tentang berbagai macam titrasi asam basa.

o Guru meminta siswa berpikir kritis untuk membedakan tiap

titrasi.

Konfirmasi : guru mengarahkan hasil diskusi menuju konsep titrasi

asam basa.

Kerja keras

Komunikatif

Berpikir

Kritis

Page 113: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Penutup

Guru dan siswa menyimpulkan hasil percobaan.

Guru merefleksi materi setelah menerima pembelajaran tirasi asam

basa.

Pertemuan ke-3

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang ada di

lingkungan yang berkaitan dengan titrasi asam dan basa.

Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan

hubungannya dengan materi selanjutnya.

Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa macam – macam titrasi

asam basa.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa salahsatu contoh titrasi.

o Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan contoh

tersebut.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk menentukan pH titrasi asam basa.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa mengenai pH.

o guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

Page 114: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

jawaban siswa yang benar.

Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mengerjakan soal soal latihan LKS.

Pertemuan ke4

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

Guru mengkondisikan kelas

Melakukan apersepsi tentang segala sesuatu yang ada di

lingkungan yang berkaitan dengan kadar suatu zat asam dan

basa.

Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan

hubungannya dengan materi selanjutnya.

Kegiatan Inti

Eksplorasi :

o Guru menanyakan kepada siswa tentang yang dimaksud

kadar suatu zat yang diketahui.

o Guru menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya

kepada siswa salahsatu contoh benda yang mempunyai

kadar zat.

o Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan contoh

tersebut.

Elaborasi :

o Guru menyajikan materi dengan menggunakan power point

atau dengan menulis di papan tulis

o Siswa dikelompokkan dalam kelompok

o diskusi kelompok untuk menentukan kadar suatu zat.

o Guru mendampingi kegiatan siswa dalam berdiskusi dan

mengusahakan menjawab secara cooperative

o Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk memaparkan

jawaban kelompoknya secara random .

o Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi jawaban yang dipresentasikan.

Gemar

membaca

Rasa ingin

tahu

Komunikatif/

bersahabat

Berpikir

kritis

Toleransi

Menghargai

prestasi

Page 115: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Konfirmasi :

o guru mengarahkan hasil diskusi siswa mengenai kadar zat.

o guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap jawaban siswa

yang benar.

Penutup

Menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi.

Pemberian tugas : mengerjakan latihan soal LKS.

F. Alat / Bahan / Sumber :

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

G. Penilaian

a. Jenis tagihan : tugas individu dan ulangan harian

b. Bentuk intrumen : Portopolio dan test tertulis

Mengetahui, Semarang,Agustus2011

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / Ilmu Alam/ Genap

Pertemuan : 1

Page 116: Semester 1 Dan 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.3 Menggunakan kurva perubahan harga pH pada titrasi

asam basa untuk menjelaskan larutan penyangga dan

hidrolisis

A. Indikator

1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga berdasarkan percobaan

2. Menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga berdasarkan percobaan

3. Membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

berdasarkan percobaan

B. Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga berdasarkan

percobaan

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat larutan penyangga berdasarkan

percobaan

3. Siswa dapat membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

berdasarkan percobaan

C. Analisis Materi

1. Larutan Penyangga

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat

mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti

penambahan asam, basa atau penegnceran. Artinya, pH larutan penyangga

praktis tidak berubah apabila ke dalam larutan tersebut ditambahkan

sedikit asam kuat, basa kuat atau bila larutan diencerkan.

Contoh.

Penambahan 0,1 mL larutan HCl 1 M ke dalam satu liter air suling

mengubah pH-nya dari 7 menjadi 4. Bila larutan HCl yang sama

Page 117: Semester 1 Dan 2

banyaknya ditambahkan ke dalam satu liter air laut, perubahan pH-nya

jauh lebih kecil yaitu dari 8,2 menjadi 7,6. Larutan seperti air laut ini yaitu

larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu disebut larutan

penyangga atau buffer atau dapar.

2. Sifat Larutan Penyangga

Larutan penyangga dapat mempertahankan nilai pH tertentu. pH

larutan penyangga tidak mengalami perubahan yang berarti jika dilakukan

pada larutan tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam, basa atau

dilakukan pengenceran.

D. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran : Inquiry dengan media Lembar Kerja Siswa

Metode Pembelajaran : Kombinasi praktikum, ceramah, tanya jawab,

diskusi, presentasi, penemuan dan pemberian tugas.

E. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

Pendahuluan

Guru membuka pelajaran.

Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru memberikan motivasi kepada siswa

―Kalian harus benar-benar mempelajari

dan melakukan praktikum pada materi

ini karena nantinya kalian akan dapat

membuktikan sifat-sifat dari larutan

penyangga, yaitu dapat

mempertahankan harga pH tertentu

pada penambahan sedikit asam, basa

(15

menit)

Page 118: Semester 1 Dan 2

atau jika dilakukan pengenceran.‖

Guru memberikan apersepsi

Guru mengingatkan kembali

mengenai pH larutan asam-basa

Guru mengajukan pertanyaan untuk

dijawab secara lisan.

a. Berapakah pH air suling?

b. Berapakan pH larutan yang

bersifat asam?

c. Barapakah pH larutan yang

bersifat basa?

Gemar

membaca

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1). Guru memberikan suatu permasalahan

kepada siswa yaitu membuktikan sifat

larutan penyangga.

2). Guru meminta siswa untuk

membedakan manakah yang merupakan

larutan penyangga dan manakah yang

bukan merupakan larutan penyangga.

Elaborasi

1) Guru membimbing siswa tentang

bagaimana cara kerja yang harus

dilakukan dan meminta para siswa

mengerjakan LKS terstruktur secara

berkelompok.

2) Guru berkeliling dan mengamati

aktifitas siswa dan membimbing

kelompok yang mengalami kesulitan

3) Guru meminta dua orang siswa untuk

(60

menit)

Kerja keras

Kreatif

Komunikatif

Menghargai

Page 119: Semester 1 Dan 2

melaporkan hasil kerja kelompoknya,

dan kelompok-kelompok lain diminta

untuk menanggapi.

Konfirmasi

1) Guru menganalisis, mengevaluasi proses

pemecahan masalah siswa dan memeriksa

hasil temuan siswa untuk memastikan

kebenaran hasil penemuan tersebut.

2) Guru membantu untuk melakukan refleksi

terhadap hasil pemecahan masalah yang

telah mereka diskusikan dan memberikan

pujian bagi kelompok yang berhasil baik

dan memberi semangat bagi kelompok

yang belum berhasil dengan baik (jika ada).

3) Guru memberikan latihan soal kepada

siswa.

prestasi

Menghargai

prestasi

Mandiri

1. Kegiatan Penutup (15 menit)

1). Siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dengan bimbingan guru.

2). Guru memberikan kuis dan PR.

3). Guru meminta siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya.

4). Guru menutup pelajaran.

F. Media dan Sumber Relajar

Media : LKS, Whiteboard, spidol, alat dan bahan praktikum

Sumber Relajar :

Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA kelas XI. Das

Salirawati, dkk. 2007. Grasindo.

Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. 2007. Yrama

Widya.

Page 120: Semester 1 Dan 2

Kimia untuk SMA Kelas XI. Michael Purba. 2007.

Erlangga.

G. Penilaian

Jenis tagihan : Tugas individu dan tugas kelompok

Bentuk Instrumen : Kinerja dan sikap

H. Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga atau buffer?

2. Perhatikan data percobaan berikut:

Larutan A B C

pH awal 7 5 8

Ditambahkan sedikit asam 4 4,99 7,98

Ditambahkan sedikit basa 10 5,01 8,01

Manakah di antara larutan tersebut yang bersifat penyangga? Jelaskan

jawabanmu!

I. Kunci Jawaban

1. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat

mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti

penambahan asam, basa atau penegnceran.

2. Larutan B dan C

Karena pada kedua larutan tersebut tidak terjadi perubahan pH yang

berarti pada penambahan sedikit asam dan basa. Hal tesebut sesuai dengan

sifat larutan penyangga yang dapat mempertahankan harga pH pada usaha

penambahan sedikit asam atau basa.

LEMBAR KERJA SISWA I

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI / II (Dua)

Pokok Bahasan : Larutan Penyangga

Page 121: Semester 1 Dan 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Tujuan : Mempelajari sifat larutan penyangga dan bukan penyangga pada

penambahan sedikit asam, basa atau pengenceran.

Cara Kerja:

1. Dengan menggunakan indikator universal, ukur pH larutan NaCl 0,1 M.

Larutan pH

NaCl 0,1 M ................

2. Siapkan 3 gelas kimia 100 mL. Isi masing-masing dengan 10 mL larutan NaCl

0,1 M, kemudian:

a. Ke dalam gelas kimia 1 tambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M.

b. Ke dalam gelas kimia 2 tambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M.

c. Ke dalam gelas kimia 3 tambahkan 10 mL aquades.

Ukur pH ketiga larutan tersebut.

Larutan pH

a NaCl 0,1 M + ................................... ................

b NaCl 0,1 M + ................................... ................

c NaCl 0,1 M + ................................... ................

3. Campurkan 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 25 mL larutan CH3COONa

0,1 M dalam sebuah gelas kimia. Ukur pH-nya.

Larutan pH

.......................................... ........................

4. Siapkan 3 gelas kimia yang bersih. Isi masing-masing dengan larutan pada

prosedur 3, kemudian:

a. a. Ke dalam gelas kimia 1 tambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M.

b. Ke dalam gelas kimia 2 tambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M.

c. Ke dalam gelas kimia 3 tambahkan 10 mL aquades.

Page 122: Semester 1 Dan 2

Ukur pH ketiga larutan tersebut.

Larutan pH

a ................. ................

b ................. ................

c ................. ................

5. Campurkan 25 mL larutan NH3 0,1 M dan 25 mL larutan NH4Cl 0,1 M dalam

sebuah gelas kimia. Ukur pH-nya.

Larutan pH

......................................... ................

6. Siapkan 3 gelas kimia yang bersih. Isi masing-masing dengan larutan pada

prosedur 3, kemudian:

a. a. Ke dalam gelas kimia 1 tambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M.

b. Ke dalam gelas kimia 2 tambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M.

c. Ke dalam gelas kimia 3 tambahkan 10 mL aquades.

Ukur pH ketiga larutan tersebut.

Larutan pH

a ................. ................

b ................. ................

c ................. ................

Kesimpulan:

1. Diantara larutan yang di uji, larutan yang bersifat penyangga adalah.....

2. Sifat-sifat larutan penyangga, yaitu:

..............................................................................................................................

Page 123: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / Ilmu Alam/ Genap

Pertemuan : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.3 Menggunakan kurva perubahan harga pH pada titrasi

asam basa untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis

i. Indikator

1. Menjelaskan komponen larutan penyangga

2. Menjelaskan cara kerja larutan penyangga.

ii. Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan komponen larutan penyangga

2. Siswa dapat menjelaskan cara kerja larutan penyangga

iii. Analisis Materi

1. Komponen Larutan Penyangga

Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam

dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan

harga pH pada daerah asam (pH < 7), sedangkan larutan penyangga basa

mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).

2. Larutan penyangga asam

Larutan penyangga asam mengandung asam lemah (HA) dengan basa

konjugasinya(A-). Cara membuatnya:

Page 124: Semester 1 Dan 2

a. Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garamnya (LA, garam LA

menghasilkan ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam HA)

Contoh:

Larutan CH3COOH dicampur dengan larutan CH3COONa, sehingga

didalam larutan terdapat CH3COOH (HA) dan CH3COO- (A

-).

Larutan H2CO3 dicampur dengan NaHCO3 sehingga didalam larutan

terdapat H2CO3 (HA) dan HCO3- (A

-)

Larutan NaH2PO4 dengan Na2HPO4 sehingga didalam larutan

terdapat H2PO4- dan HPO4

2-

b. Mereaksikan asam lemah berlebihan dengan basa kuat

Contoh:

Mereaksikan 100 ml Larutan CH3COOH 0.1 M dengan 50 ml Larutan

NaOH 0.1 M, sehingga pada akhir reaksi terdapat 0,005 mol CH3COOH

(sisa reaksi) dan 0,005 mol CH3COO- (hasil reaksi)

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Mula : 0,010 mol 0,005 mol

Bereaksi :0,005 mol 0,005 mol

Sisa :0,005 mol 0 0,005 mol

Campuran merupakan buffer karena mengandung CH3COOH (asam

lemah) dan CH3COO- (basa konjugasi dari CH3COOH).

3. Larutan Penyangga Basa

Page 125: Semester 1 Dan 2

Larutan penyangga Basa mengandung Basa lemah (B) dengan asam

konjugasinya (BH+). Cara membuatnya:

a. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya

Contoh:

Larutan NH3 + larutan NH4Cl (komponen penyangganya : NH3 dan NH4+)

b. Mereaksikan basa lemah berlebihan dengan asam kuat

Contoh:

Mereaksikan 10 ml Larutan NH4OH 0,1 M dengan 50 ml larutan HCl 0,1 M

sehingga pada akhir reaksi terdapat 0,005 mol NH4OH (sisa reaksi) dan

0,005 mol NH4+ (hasil reaksi)

NH4OH + HCl NH4Cl + H2O

Mula : 0,010 mol 0,005 mol

Bereaksi :0,005 mol 0,005 mol

Sisa :0,005 mol 0 0,005 mol

Campuran merupakan buffer karena mengandung NH4OH (basa lemah)

dan NH4+

(asam konjugasi dari NH4OH).

4. Cara Kerja Larutan Penyangga

Adapun cara kerja larutan penyangga dapat dipahami dari dua contoh

berikut:

ii. Larutan penyangga asam

Contoh: larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan

CH3COO- . Dalam larutan terdapat kesetimbangan:

CH3COOH (aq) CH3COO –

(aq) + H +

(aq)

Penambahan asam (H +) akan menggeser kesetimbangan ke kiri, ion H

+ akan bereaksi dengan ion CH3COO

– membentuk molekul

CH3COOH. Jika yang ditambah adalah basa (OH-), maka ion OH

- dari

basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan

Page 126: Semester 1 Dan 2

menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi

H+ dapat dipertahankan.

iii. Larutan penyangga basa

Contoh: larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+

NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH

- (aq)

Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam

itu akan mengikat ion OH-. Hal itu akan menyebabkan kesetimbangan

bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.

Demikian juga pada penambahan suatu basa, kesetimbangan akan

bergeser ke kiri sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.

iv. Model Pembelajaran

Model pembelajaran :Inquiry dengan media Lembar Kerja Siswa

Metode pembelajaran :Kombinasi ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja

kelompok, presentasi, dan pemberian tugas.

v. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Kegiatan belajar mengajar Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

1.

2.

Kegiatan Awal (Pendahuluan)

c. Guru mengingatkan kembali mengenai materi

sebelumnya.

d. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan

pentingnya materi ini untuk memahami materi

selanjutnya.

e. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok

Kegiatan Inti.

a. Guru menjelaskan tentang komponen dan cara kerja

larutan penyangga.

15’

5’

5’

5’

25’

5’

Gemar

membaca

Page 127: Semester 1 Dan 2

vi. Media dan Sumber Belajar

Media : LKS, Whiteboard dan Spidol

Sumber Belajar :

Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA kelas XI. Das

Salirawati, dkk. 2007. Grasindo.

Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. 2007. Yrama

Widya.

Kimia untuk SMA Kelas XI. Michael Purba. 2007.

Erlangga

vii. Penilaian

Aspek yang dinilai

3.

4.

b. Guru membimbing siswa untuk memecahkan masalah

mengenai komponen dan cara kerja larutan penyangga

dan mencatat hasilnya dalam Lembar Kerja Siswa.

c. Guru meminta wakil tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil yang diperoleh untuk

didiskusikan dan ditarik kesimpulan.

Pengaplikasian Mata Pelajaran.

a. Guru memberikan latihan soal pada siswa

b. Guru memberikan waktu untuk mengerjakan latihan soal.

c. Guru dan siswa berdiskusi bersama mengenai jawaban

yang benar pada latihan soal.

Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa merefleksikan proses pembelajaran pada

hari itu.

b. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi

pokok yang telah dipelajari.

c. Guru memberikan tugas rumah

10’

10’

35’

5’

15’

15’

15’

5’

5’

5’

Kerja keras

Komunikatif

Mandiri

Page 128: Semester 1 Dan 2

Kognitif : Menjelaskan komponen dan cara kerja larutan

penyangga.

Psikomotorik : Menggali dan mengolah informasi mengenai

komponen larutan penyangga dan cara kerja

larutan penyangga.

Afektif : Berpartisipasi aktif dalam diskusi,

memperhatikan penjelasan guru, jujur, kerja keras,

terbuka serta mengumpulkan tugas.

viii. Evaluasi

Periksalah apakah campuran berikut bersifat penyangga atau tidak. Jika ya,

tulis komponen penyangganya.

3. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M

4. 50 mL larutan CH3COOH 0,2 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

5. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

6. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,2 M

7. 50 mL larutan NH3 0,2 M + 50 mL larutan HCl 0,1 M

8. 50 mL larutan H3PO4 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

ix. Kunci Jawaban

9. Ya, Komponen penyangga CH3COOH (HA) dan CH3COO- (A

-)

10. Ya, Komponen penyangga CH3COOH (HA) dan CH3COO- (A

-)

11. Tidak

12. Tidak

13. Ya, Componen penyangga NH3 (Basa lemah) dan NH4+

(asam konjugasi

NH3)

14. Tidak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Page 129: Semester 1 Dan 2

Kelas/Prog/Semester : XI / Ilmu Alam/ Genap

Pertemuan : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa,

metode pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.3 Menggunakan kurva perubahan harga pH pada

titrasi asam basa untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis

A. Indikator

Menghitung pH dan pOH larutan penyangga berdasarkan prinsip

kesetimbangan.

B. Tujuan

Siswa dapat menghitung pH dan pOH larutan penyangga berdasarkan prinsip

kesetimbangan.

C. Analisis Materi

Menghitung pH Larutan Penyangga

pH larutan penyangga bergantung pada Ka asam lemah dan Kb basa lemah

serta perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasi atau

konsentrasi basa dengan konsentrasi asam konjugasi.

1. Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga ini dapat dihasilkan dari reaksi asam lemah

berlebih dengan basa kuat. Contoh : larutan penyangga dari larutan

CH3COOH (asam lemah) dan CH3COONa (basa konjugasi/garam).

Besarnya [H+] dan pH larutan penyangga asam lemah dan basa konjugasi

dapat dirumuskan :

[H+] =

Page 130: Semester 1 Dan 2

pH = -log [H+]

pH = pKa – log

pH = pKa – log

Keterangan:

Ka = tetapan asam lemah

2. Larutan Penyangga Basa

Larutan penyangga ini dapat dihasilkan dari reaksi antara basa lemah

berlebih dengan asam kuat.

Contoh : larutan penyangga dari NH3 (basa lemah) dan NH4Cl (asam

konjugasi/garam).

Harga OH- dan pOH dari basa lemah dan asam konjugasinya dapat

dirumuskan :

pOH = -log [OH-]

pOH = pKb – log

pOH = pKb – log

pH = 14 - pOH

Keterangan :

Kb = tetapan basa lemah

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : Inquiry

Metode pembelajaran : Tanya jawab, diskusi dan tugas

E. Kegiatan Belajar Mengajar

Page 131: Semester 1 Dan 2

No. Kegiatan belajar mengajar Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

1.

2.

3.

4.

5.

Kegiatan Awal (Pendahuluan)

a. Guru mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya.

b. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan

pentingnya materi ini untuk memahami materi

selanjutnya.

Kegiatan Inti.

Eksplorasi

a. Guru menyakan apa yang dimaksud dengan penyangga?

b. Guru menjelaskan tentang pH larutan penyangga

Elaborasi

a. Guru membimbing siswa untuk menemukan rumus untuk

menghitung pH larutan penyangga dalam Lembar Kerja

Siswa.

b. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil

yang diperoleh untuk didiskusikan dan ditarik

kesimpulan.

Konfirmasi

a. Guru memberikan latihan soal pada siswa

b. Guru memberikan waktu untuk mengerjakan latihan

soal.

c. Guru dan siswa berdiskusi bersama mengenai jawaban

yang benar pada latihan soal.

Kegiatan Akhir

d. Guru dan siswa merefleksikan proses pembelajaran pada

hari itu.

e. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi

15’

5’

5’

5’

25’

5’

10’

10’

35’

5’

15’

15’

15’

5’

5’

5’

Rasa ingin

tahu

Mandiri

Kerja keras

Komunikatif

Page 132: Semester 1 Dan 2

F. Media dan Sumber Belajar

Media : LKS, Whiteboard dan Spidol

Sumber Belajar :

Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA kelas XI. Das

Salirawati, dkk. 2007. Grasindo.

Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. 2007. Yrama

Widya.

Kimia untuk SMA Kelas XI. Michael Purba. 2007.

Erlangga

G. Penilaian

Aspek yang dinilai

Kognitif : Menghitung pH larutan penyangga.

Psikomotorik : Berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Afektif : Memperhatikan penjelasan guru, jujur, kerja

keras, terbuka serta mengumpulkan tugas.

H. Evaluasi

15. Tentukanlah pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50

mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M.

Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5

.

16. Ke dalam 100 mL larutan NH3 0,1 M ditambahkan 100 mL larutan

(NH4)2SO4 0,1 M. Berapakah pH campuran tersebut?(kb NH3 = 1,8 x 10-5

)

I. Kunci Jawaban

17. Diketahui:

pokok yang telah dipelajari.

f. Guru memberikan tugas rumah

Page 133: Semester 1 Dan 2

Volume CH3COOH = 50 mL

M CH3COOH = 0,1 M

Buffer

Volume NaCH3COO = 50 mL

M NaCH3COO = 0,1 M

Ka = 1,8 x 10-5

Ditanya:

pH larutan?

Jawab:

Mol CH3COOH = 50 mL x 0,1 mmol/mL

= 5 mmol

Mol NaCH3COO = 50 mL x 0,1 mmol/mL

= 5 mmol

Mol asam = mol basa konjugasi, maka pH = pKa

= - log 1,8 x 10-5

= 4,75

18. Diketahui:

Volume NH3 = 100 mL

M NH3 = 0,1 M

Buffer Basa

Volume (NH4)2SO4 = 100 mL

M (NH4)2SO4 = 0,1 M

Kb = 1,8 x 10-5

Ditanya:

pH larutan?

Jawab:

Page 134: Semester 1 Dan 2

Mol NH3 = 100 mL x 0,1 mmol/mL

= 10 mmol

Mol (NH4)2SO4 = 100 x 0,1 mmol/mL

= 10 mmol

Mol ion NH4+ = 2 x 10 mmol

= 20 mmol

g

bkbOH

= 20

10108,1 5

= 6109

pOH = - log 6109

= 6 – log 9

pH = 14 – (6 – log 9)

= 8 + log 9

= 8,95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / Ilmu Alam/ Genap

Pertemuan : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa,

metode pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.4 Menyelidiki sifat larutan penyangga dan

peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-

hari.

A. Indikator

1. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

2. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari

Page 135: Semester 1 Dan 2

B. Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

2. Siswa dapat menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam kehidupan

sehari-hari

C. Analisis Materi

Secara luas larutan penyangga digunakan dalam analisis biokimia,

bakteriologi, fotografi, industri kulit, dan zat warna. Dalam tiap bidang

tersebut, terutama dalam biokimia dan bakteriologi, diperlukan rentang pH

tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Kerja suatu enzim,

tumbuhnya kultur bakteri, dan proses biokimia lainnya sangat sensitif

terhadap perubahan pH.

Dalam darah terdapat larutan penyangga H2CO3 – HCO3- dan

H2PO4- - HPO4

2-, sehingga pH darah dipertahankan tetap yaitu sekitar 7.4.

Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan

H2PO4- - HPO4

2- .

Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut :

HPO42-

(aq) + H+

(aq) H2PO4-(aq)

H2PO4-(aq) + OH

-(aq) HPO4

2-(aq) + H2O(aq)

Adapun sistem penyangga yang terdapat dalam cairan luar sel

darah adalah pasangan H2CO3 – HCO3-. Sistem ini bereaksi dengan asam

dan basa sebaga berikut:

H2CO3 (aq) + OH-(aq) HCO3(aq) + H2O(l)

HCO3-(aq) + H

+(aq) H2CO3(aq)

Perbandingan konsentrasi HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan

untuk menjadikan pH = 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HCO3-

yang jauh lebih

banyak karena hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak yang

bersifat asam. Proses metabolisme dalam jaringan terus-menerus

membebaskan asam-asam seperti asam laktat, asam fosfat dan asam sulfat.

Page 136: Semester 1 Dan 2

Ketika asam-asam itu memasuki pembuluh darah maka ion HCO3-

akan

berubah menjadi H2CO3. Kemudian H2CO3 akan terurai menjadi CO2.

Pernafasan akan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan CO2 melalui

paru-paru. Apabila darah harus menerima zat yang bersifat basa maka

H2CO3 akan berubah menjadi HCO3-

. Untuk mempertahankan

perbandingan HCO3-/ H2CO3 tetap 20 :1 maka sebagian CO2 yang terdapat

dalam paru-paru akan larut ke dalam darah membentuk H2CO3.

Dalam larutan penyangga, kita dapat menjaga pH tertentu sesuai

yang kita inginkan. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal,

seperti saat terjadi selama sakit, sehingga pH darah akan turun atau naik dan

dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan

kematian. Misalnya pada kerja enzim, pertumbuhan bakteri, dan proses

bikimia lainnya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis

(penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus,

diare yang terus-menerus, atau makanan berkadar protein tinggi selama

jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olah

raga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah)

dapat terjadi akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernafas terlalu

berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di

ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung

yang mencapai puncak Everest (8848 m) tanpa oksigen tambahan

menunjukkan pH darah mereka berada diantara 7,7 - 7,8. hiperventilasi

diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43

mmHg) ditempat setinggi itu.

D. Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran: Inquiry

Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan tugas

E. Kegiatan Belajar Mengajar

Page 137: Semester 1 Dan 2

F. Media dan Sumber Belajar

Media : LKS, Whiteboard dan Spidol

No. Kegiatan belajar mengajar Alokasi

Waktu

Pendidikan

karakter

1.

2.

3.

4.

Kegiatan Awal (Pendahuluan)

f. Guru mengingatkan kembali mengenai materi

sebelumnya.

g. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan

pentingnya materi ini untuk memahami materi

selanjutnya.

h. Guru membagi LKS

Kegiatan Inti.

d. Guru menjelaskan tentang fungsi larutan penyangga

dalam tubuh dan kehidupan sehari.

e. Guru membimbing siswa untuk menemukan fungsi lain

larutan penyangga dalam tubuh dan kehidupan sehari.

f. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang

diperoleh untuk didiskusikan dan ditarik kesimpulan.

Pengaplikasian Mata Pelajaran.

d. Guru memberikan latihan soal pada siswa

e. Guru memberikan waktu untuk mengerjakan latihan soal.

f. Guru dan siswa berdiskusi bersama mengenai jawaban

yang benar pada latihan soal.

Kegiatan Akhir

g. Guru dan siswa merefleksikan proses pembelajaran pada

hari itu.

h. Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi

pokok yang telah dipelajari.

i. Guru memberikan tugas rumah

15’

5’

5’

5’

25’

5’

10’

10’

35’

5’

15’

15’

15’

5’

5’

5’

Gemar

membaca

Page 138: Semester 1 Dan 2

Sumber Belajar :

Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA kelas XI. Das

Salirawati, dkk. 2007. Grasindo.

Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. 2007. Yrama

Widya.

Kimia untuk SMA Kelas XI. Michael Purba. 2007.

Erlangga

G. Penilaian

Aspek yang dinilai

Kognitif : Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam

tubuh dan dalam kehidupan sehari-hari..

Psikomotorik : Berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Afektif : Memperhatikan penjelasan guru, jujur, kerja

keras, terbuka serta mengumpulkan tugas.

H. Evaluasi

Sebutkan komponen penyangga dalam:

19. Cairan luar sel

20. Cairan intrasel

I. Kunci jawaban

21. Komponen penyangga cairan luar sel adalah H2CO3 – HCO3 –

Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebaga berikut:

H2CO3 (aq) + OH-(aq) HCO3(aq) + H2O(l)

HCO3-(aq) + H+

(aq) H2CO3(aq)

22. Komponen penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan

H2PO4-HPO42-

Page 139: Semester 1 Dan 2

Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut :

HPO42-

(aq) + H+

(aq) H2PO4-(aq)

H2PO4-(aq) + OH

-(aq) HPO4

2-(aq) + H2O(aq)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / Ilmu Alam/ Genap

Pertemuan : Ke-

Alokasi Waktu : 6 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.5 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis

dalam air dan pH larutan garam tersebut.

Indikator :

Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam

air melalui percobaan

Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi hidrolisis

Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :

1. Menuliskan cirri-ciri jenis garam yang dapat mengalami hidrolisis

2. Menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi hidrolisis

3. Menuliskan reaksi hidrolisis suatu larutan garam

4. Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis

A. Materi Pokok : Hidrolisis Garam

o Hidrolisis garam merupakan reaksi asam lemah atau basa lemah

dari suatu garam dengan air.

o Garam yang terhidrolisis adalah garam yang terbuat dari

asam lemah dengan basa kuat,

basa lemah dengan asam kuat,

asam lemah dengan basa lemah.

o Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat dan basa

lemah dengan asam kuat akan terhidrolisis sebagian.

o Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan

Page 140: Semester 1 Dan 2

terhidrolisis total.

o pH garam yang terhidrolisis dapat dihitung dengan rumus:

garam dari asam kuat dan basa lemah :[H+] = 𝑘 𝑕 . 𝑀 𝑔

pH = – log [H+]

garam dari asam lemah dan basa kuat

[OH–] = 𝑘 𝑕 . 𝑀 𝑔

pOH = –log[OH–]

pH = pKw – pOH

B. Model, metode, dan pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Keterampilan Proses dan inkuiri

2. Metode Pembelajaran : Diskusi

3. Model Pembelajaran : Contextual teaching and Learning ( CTL ).

C. Langkah-langkah

Tahapan Kegiatan belajar Mengajar Waktu Pendidikan

karakter

Pertemuan 1

Kegiatan

Awal

Kegiatan

Inti

Kegiatan

Akhir

a. Apersepsi : Apakah komponen

penyusun garam ?

b. Motivasi : membawa beberapa

contoh garam seperti :

garam dapur, NH4Cl,

dan CH3COONa,

menguji pH garam-

garam tersebut dengan

kertas lakmus secara

demonstrasi

a. ( Eksplorasi )

b. Menganalisis sifat larutan garam yang

mengalami hidrolisis melalui

eksperimen dalam kelompok di

laboratorium

c. ( Elaborasi)

d. Diskusi hasil eksperimen dalam

kelompoknya masing-masing Diskusi

informasi tentang reaksi hidrolisis

garam

e. ( Konfirmasi)

f. Membahas hasil diskusi kelompok

dalam diskusi kelas untuk

memperoleh kesimpulan

a. Mengerjakan latihan soal

menyelesaikan reaksi hidrolisis dan

10

menit

60

menit

20

menit

Rasa ingin

tahu

Kerja keras

Mandiri

Komunikatif

Kreatif

Page 141: Semester 1 Dan 2

menentukan sifat garam

b. Mengelompokkan beberapa garam

berdasarkan sifatnya jika dilarutkan

dalam air

Pertemuan 2

Kegiatan

Awal

Kegiatan

Inti

Kegiatan

Akhir

Motivasi : Demonstrasi menentukan

pH larutan garam dengan

indikator universal.

Masalah : bagaimana cara

menentukan pH larutan garam ?

a. ( Eksplorasi dan elaborasi)

Diskusi informasi menentukan pH

larutan garam yang mengalami

hidrolisis parsial bersifat asam dan

basa.

( Konfirmasi)

b. Menarik kesimpulan dari hasil diskusi

informasi

Mengerjakan latihan soal menghitung

pH larutan garam yang mengalami

hidrolisis parsial.

Memberikan latihan soal sebagai PR

10

menit

60

menit

20

menit

Komunikatif

Mandiri

Kerja keras

Pertemuan 3

Kegiatan

Awal

Kegiatan

Inti

Kegiatan

Akhir

Masalah : bagaimana cara

menentukan pH larutan

garam yang berasal dari

asam lemah dan basa

lemah?

a. ( Eksplorasi dan elaborasi)

Diskusi informasi menentukan pH

larutan garam yang mengalami

hidrolisis total bersifat asam dan basa.

( konfirmasi)

( konfirmasi)

b. Menarik kesimpulan dari hasil diskusi

informasi

Mengerjakan latihan soal menghitung

pH larutan garam yang mengalami

hidrolisis total

5 menit

30

menit

10

menit

Komunikatif

Mandiri

Kerja keras

Page 142: Semester 1 Dan 2

Memberikan latihan soal sebagai PR

Pertemuan 4

Kegiatan

Awal

Kegiatan

Inti

Kegiatan

Akhir

Masalah : Apa manfaat dan dampak

negatif garam yang

mengalami hidrolisis bagi

kehidupan

a. .( eksplorasi dan elaborasi)

Diskusi informasi kegunaan dan

bahaya dari bahan-bahan yang

mengandung garam yang terhidrolisis

( konfirmasi)

Menarik kesimpulan dari hasil diskusi

informasi

Memberikan tugas membuat artikel

dengan topik yang berhubungan dengan

hidrolisis garam.

5 menit

30

menit

10

menit

Komunikatif

Mandiri

Kerja keras

D. Sumber dan Alat Pembelajaran:

1. Buku KIMIA kelas XI Jilid 2

2. Lembar kerja siswa.

3. Alat dan bahan.

E. Penilaian

1. Aspek yang dinilai :

Kognitif

:

Psikomotor

:

Afektif

:

Menentukan pengertian garam yang terhidrolisis, ciri-

ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis, jenis-

jenis garam yang terhidrolisis,reaksi garam yang

terhidrolisis

menggali dan mengolah informasi tentang hidrolisis

garam, menyususn alat-alat percobaan, melaksanakan

percobaan dengan benar, melakukan pengukuran

dengan teliti, mengisi lembar pengamatan dan

perhitungan.

Berpartisipasi aktif dalam diskusi, berpartisipasi aktif

dalam melakukan percobaan, melaksanakan

demonstrasi/ percobaan sesuai prosedur, disiplin dan

teliti, jujur dan terbuka, mengumpulkan laporan hasil

percobaan.

2. Jenis tagihan : Ulangan harian; ulangan blok.

Page 143: Semester 1 Dan 2

3. Bentuk Instrumen : tes tertulis pilihan ganda, uraian obyektif, dan

uraian non obyektif

Soal Ulangan Harian

Hidrolisis

1. a. Diantara garam berikut manakah yang dapat mengalami hidrolisis jika

dilarutkan dalam air ?

1) (CH3COO)2Ca

2) KCN

3) CuSO4

4) Na2 SO4

5) Na2s

6) AlCl3

7) SrCl2

b. Tuliskan reaksi hidrolisnya

2. Tentukan sifat larutan garam berikut ini:

a. NaF

b. C6H5NH3Cl

c. AlCl3

d. KNO3

e. NH4CN, Ka= 10 -6

, Kb=10 -5

3. Hitung pH dari100 mL (CH3COO)2Ba 0.004 M?

(Ka CH3COOH= 2.10-5

)

4. Hitung pH campuran berikut:

a. 100 mL NH4OH 0.4 m + 400 mL HCl 0.1 M(Kb NH4OH=2.10-5

)

b. 250 mL CH3COOH 0.1 M + 125 mL Ca(OH)2 0.1 M (Ka CH3COOH=

2.10-5

)

5. Hitung masa NH4NO3 (Mr = 80) yang terlarut dalam 250 mL larutan

tersebut jika pH = 5.5,

Kb NH4OH = 2.10-5

!

Pedoman Penskoran

NO Uraian Jawaban Skor

1. a. Yang mengalami hidrolisis

1) (CH3COO)2Ca

2) KCN

3) CuSO4

4) Na2s

5) AlCl3

b.Reaksi hidrolisis

1) (CH3COO)2Ca(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) +

Ca2+

(aq) + OH-(aq)

5

Page 144: Semester 1 Dan 2

NO Uraian Jawaban Skor

2) KCN(aq) + H2O(l) ⇌ HCN(aq) + K +(aq) + OH –(aq)

3) CuSO4 (aq) + H2O(l) ⇌ Cu(OH)2 (aq) + H+(aq) + SO4

2-(aq)

4) Na2S (aq) + H2O(aq) ⇌ H2S(aq) + Na+(aq) + OH –(aq)

5) AlCl3(aq) + H2O(l) ⇌ Al(OH)3 (aq) + H+(aq) + Cl –(aq)

5

2. a. basa

b. asam

c. asam

d. netral

e. basa

5

3. [OH-] =

10−14

2.10−5. 8. 10

−3 = 2 . 10

-6 , pOH = 6 – log 2, pH = 8 +

log 2

5

4 [H+] =

10−14

2.10−5 . 8. 10

−2 = 2. 10

-5,5, pH = 5,5 – log 2

5

5. 10

-5,5 =

10−14

2.10−5 M NH4

+ , M NH4+ =

2.10−16

10−14 = 0,02 M,

1

massa NH4NO3 = 5. 10 -3

x 80 = 0,4 gram .

5

Nilai =( jumlah skor x 10)/3

Pedoman penilaian psikomotor dan afektif

No Nama Aspek yang dinilai Afektif/sikap

selama

mengikuti

pembelajaran

(4)

Menggunakan

pipet (1)

Ketepatan

membaca

skala pH(2)

Kerjasama

(3)

1 .......

2 ....

Catt :

Untuk aspek 1 dan 2:

1. Skor 90 -100 tepat

2. Skor 75 – 89 kurang tepat

Untuk Aspek 3 :

1.Skor 86 – 95 : amat baik

2. Skor 75 – 85 : baik

Page 145: Semester 1 Dan 2

Untuk Afektif ;

86 – 95 : A

75 – 85 : B

LKS : Hidrolisis/XI-2/2010

Menentukan garam yang terhidrolisis

Tujuan : Menyelidiki sifat garam

Alat :

- beker gelas - pelat tetes

- indikator universal - pipet tetes

Bahan :

- larutan NaCl - larutan Na2CO3

- larutan KCl - larutan CH3COONa

- larutan (NH4)2SO4

- larutan NH4Cl

Cara kerja

1. Teteskan 1 mL larutan NaCl dalam pelat tetes

2. Ukur pH larutan dengan indikator universal

Catat hasilnya dalam tabel pengamatan.

3. Ulangi langkah (1) dan (2) untuk larutan garam lainnya.

Hasil pengamatan

Buat dan lengkapi tabel di bawah ini pada buku kerja kalian.

Garam Komponen Penyusun

pH Sifat Asam Basa

NaCl

KCl

(NH4)2SO4

NH4Cl

Page 146: Semester 1 Dan 2

Na2CO3

CH3COONa

Evaluasi dan kesimpulan

Kerjakan di buku kerja kalian.

1. Tentukan

a. komponen penyusun masing-masing larutan,

b. sifat larutan.

2. Manakah garam yang mengalami hidrolisis? Jelaskan.

3. Buat kesimpulan dari kegiatan kalian dan diskusikan dengan teman kalian

Mengetahui Semarang, Agustus 2011

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. Waino S. S.Pd, M.Pd

NIP 19550701 198703 1 003

Page 147: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / IPA/ Genap

Pertemuan : Ke-

Alokasi Waktu : 2 x 45 ’

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan terapanya.

Kompetensi Dasar : 4.5 menggunakan kurva perubahan harga pH pada titrasi

asam basa untuk menjelaskan larutan penyangga dan

hidrolisis

Indikator : Menganalisis grafik hasil titrasi asam kuat dan basa

kuat, asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa

lemah untuk menjelaskan larutan penyangga dan

hidrolisis

A. Materi Pokok : Grafik Titrasi asam dan basa

B. Model, metode, dan pendekatan Pembelajaran

1. model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif

2. metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya Jawab

3. Pendekatan : Konsep

C. Langkah-langkah

Tahapan Kegiatan belajar Mengajar Waktu Pendidikan

karakter

Pertemuan 1

Kegiatan

Awal

Kegiatan

Inti

Kegiatan

Akhir

a. Apersepsi : sifat larutan

penyangga dan hidrolisis

b. Motivasi : bagaimana

perubahan pH larutan asam cuka

0,1M jika ditambahkan larutan

NaOH 0,1 M ?

a. .( eksplorasi)

b. Setiap kelompok mendapatkan foto

kopi belajar alternatif tentang

grafik Titrasi Asam basaGuru

menjelaskan beberapa jenis grafik

titrasi antara asam kuat dengan basa

kuat, asam kuat dengan basa lemah,

asam lemah dengan basa kuat, dan

grafik larutan penyangga.

c. ( elaborasi)

Sambil berdiskusi, siswa mengisi

10

menit

60

menit

20

menit

Rasa ingin

tahu

Kerja keras

Komunikatif

Mandiri

Page 148: Semester 1 Dan 2

Tahapan Kegiatan belajar Mengajar Waktu Pendidikan

karakter

kegiatan belajar alternatif Setelah

selesai diskusi, .

(konfirmasi)

d. salah satu kelompok

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas sekaligus

menyimpulkanya

Latihan soal

D. Sumber dan Alat Pembelajaran:

1. Buku KIMIA kelas XI Jilid 2

2. Lembar kerja siswa, alat dan bahan

E. Penilaian

1. Aspek yang dinilai :

Kognitif

:

Afektif

:

Menganalisis grafik hasil titrasi asam kuat dan basa kuat,

asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah

untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis,

menganalisis grafik hasil titrasi asam kuat dan basa kuat,

asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah

untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis

Berpartisipasi aktif dalam diskusi, berpartisipasi aktif

dalam melakukan percobaan, melakasanakan

demonstrasi/ percobaan sesuai prosedur, disiplin

dan teliti, jujur dan terbuka, mengumpulkan laporan hasil

percobaan.

2. Jenis tagihan : Ulangan harian; ulangan blok.

3. Bentuk Instrumen : pilihan ganda, uraian obyektif, dan uraian non

obyektif

Soal Ulangan Harian

1. Pada titrasi 50 mL CH3COOH 0,1 M Ka = 1 . 10 -5

dengan NaOH 0,1

M. Tentukan nilai pH larutan setelah penambahan NaOH mencapai :

a. 0 mL

b. 25 mL

c. 50 mL

d. 75 mL

Buatlah grafik perubahan pH tersebut terhadap volume NaOH

Page 149: Semester 1 Dan 2

2. Pada titrasi 40 mL NH3 0,1 M Kb = 1 . 10 -5 dengan HCl 0,1 M.

Tentukan nilai pH larutan setelah penambahan HCl mencapai:

a. 0 mL

b. 20 mL

c. 40 mL

d. 60 mL

e. Buatlah grafik perubahan pH tersebut terhadap volume HCl

Pedoman penskoran

NO Uraian Jawaban Skor

1. a. CH3COOH(aq), [H+] = 0,1. 10−5

= 10 -3

, pH =3

b. CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) +

H2O(l)

m : 5 mmol 2,5 mmol -

-

r : -2,5 mmol -2,5 mmol +2,5 mmol +

2,5 mmol

ak : 2,5 mmol - 2,5 mmol

2,5 mmol

buffer asam, [H+] = 10 -5

. 2.5

2.5 = 10

-5 , pH = 5

c. CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) +

H2O(l)

m : 5 mmol 5 mmol - -

r : -5 mmol -5 mmol +5 mmol + 5

mmol

ak : 0 mmol 0 mmol 5 mmol

5 mmol

hidrolisis basa, [OH-] = 10

−14

10−5 . 0,05 = 7,1 x 10

-6 , pOH =

6-log 7,1

pH = 8 + log 7,1

d.CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) +

H2O(l)

m : 5 mmol 7, 5 mmol -

-

r : -5 mmol -5 mmol +5 mmol + 5

3

6

7

5

4

Page 150: Semester 1 Dan 2

NO Uraian Jawaban Skor

mmol

ak : 0 mmol 2,5mmol 5 mmol

5 mmol

[OH-] = 2,5/125 = 0,02 M, pOH = 2 –log 2, pH = 12 +

log 2

e. grafik

2. a. NH3, [OH] = 0,1. 10−5

= 0,001, pOH=3, pH = 11

b.NH3(aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq)

4 mmol 2 mmol -

-2 mmol -2 mmol +2 mmol

2 mmol 0 mmol 2 mmol

Buffer basa, [OH-] = 10 -5

x (2/2) = 10 -5

, pOH =5, pH = 9

c. NH3(aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq)

4 mmol 4 mmol -

-4 mmol -4 mmol +4 mmol

0 mmol 0 mmol 4 mmol

Hidrolisis asam, [H+] = 10

−14

10−5 x 0,05 = 7,1 x 10 -6

pH= 6-log 7,1

d. NH3(aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq)

4 mmol 6 mmol -

-4 mmol -4 mmol +4 mmol

0 mmol 2 mmol 4 mmol

[H+] = 2/100 =0,02 M, pH = 2 – log 2

e. Grafik

3

7

6

5

4

Nilai = Jumlah skor x 2

Mengetahui Semarang, Agustus

2011

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Kimia

Page 151: Semester 1 Dan 2

Drs. Waino S. S.Pd, M.Pd

NIP 19550701 198703 1 003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / IPA/ 2

Pertemuan : 1,2 dan 3

Alokasi Waktu : 6 x 45’

Tahun ajaran : 2010/2011

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar : 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi

berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator :

1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam uang

sukar larut

2. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapan

3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut

4. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data

harga Ksp atau sebaliknya

A. Materi Pokok :

- Hasil kali kelarutan (Ksp)

Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan

menghasilkan kation dan anion. Jika keadaan sudah lewat jenuh, akan

terdapat padatan yang tidak larut. Antara ion-ion yang dihasilkan dan

padatan yang tidak larut, terjadi kesetimbangan heterogen.

Perhatikan reaksi berikut:

AgCl(s) ↔ Ag+(aq) + Cl

-(aq)

Tetapan kesetimbangan yang berlaku untuk ion-ion larutan elektrolit

disebut tetapan hasil kali kelarutan atau Ksp. Jadi Ksp AgCl = [Ag+][Cl

-]

B. Model, metode, dan pendekatan Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Cooperative learning (CL)

2. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi informasi

Page 152: Semester 1 Dan 2

3. Pendekatan : Ketrampilan proses, CTL

C. Langkah-langkah

Tahapan Kegiatan belajar Mengajar Waktu Pendidikan

karakter

Pertemuan I

-Keg. awal

-Keg. inti

-Penutup

1. Sebelum mulai proses pembelajaran, guru

bertanya tentang: (a) kelarutan garam dapur,

(b) reaksi ionisasi zat elektrolit, (c) konsep

reaksi kesetimbangan

2. Melalui diskusi informasi, guru menjelaskan

kesetimbangan dalam larutan jenuh atau

larutan garam yang sukar larut

3. Siswa berlatih menuliskan reaksi

kesetimbangan untuk garam-garam yang sukar

larut

4. Siswa secara bergiliran menuliskan hasil

kerjanya di depan untuk dibahas bersama

5. Sebelum menutup proses pembelajaran, guru

menugaskan siswa untuk mengerjakan Uji

Pemahaman dalam buku kimia

10’

75’

5’

Rasa ingin

tahu

Kerja

keras

Mandiri

Pertemuan

II

-Keg. awal

-Keg. inti

-Penutup

1. Guru bertanya tentang persamaan reaksi

kesetimbangan dalam larutan

2. Melalui diskusi informasi, guru menjelaskan

hubungan tetapan hasil kali kelarutan

dengan tingkat kelarutan atau pengendapan

3. Siswa berlatih menuliskan hubungan Ksp

dengan kelarutan suatu zat

4. Siswa secara bergiliran menuliskan hasil

kerjanya di depan untuk dibahas bersama

5. Sebelum menutup proses pembelajaran,

guru menugaskan siswa untuk mengerjakan

Uji Pemahaman dalam buku kimia

10’

75’

5’

Rasa ingin

tahu

Kreatif

Mandiri

Pertemuan

III

-Keg. awal

-Keg. inti

1. Guru bertanya tentang hubungan Ksp

dengan kelarutan

2. Melalui diskusi informasi, guru menjelaskan

10’

75’

Gemar

membaca

Page 153: Semester 1 Dan 2

-Penutup

cara menghitung kelarutan suatu elektrolit

yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp

atau sebaliknya

3. Dengan bimbingan guru, siswa melakukan

diskusi kelompok tentang pembahasan soal-

soal yang terdapat dalam buku pegangan

siswa

4. Setelah diskusi selesai, secara bergiliran

perwakilan setiap kelompok mengerjakan

soal di depan untuk dibahas bersama.

5. Sebelum menutup proses pembelajaran,

guru menugaskan siswa untuk mengerjakan

Uji Pemahaman dalam buku kimia

5’

Kerja

keras

Mandiri

D. Sumber dan Alat Pembelajaran:

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

b. Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2, Penerbit Erlangga, Michael

Purba.

c. Kimia Untuk SMU Kelas XI, Penerbit Grafindo, Nana Sutresna.

E. Penilaian

1. Aspek yang dinilai:

Kognitif : Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali

kelarutan; menjelaskan kesetimbangan dalam larutan

jenuh atau larutan garam uang sukar larut; menuliskan

reaksi kesetimbangan ion-ion dalam larutan jenuh;

menuliskan berbagai rumus Ksp dari berbagai larutan

yang sukar larut

Psikomotor : Menggali dan mengolah informasi tentang kelarutan

dan hasil kali kelarutan; mengkomunikasikan hasil

diskusi

Afektif : berpartisipasi aktif dalam diskusi; memperhatikan

penjelasan guru; disiplin dan kerja keras; jujur dan

terbuka; mengungkapan hasil diskusi

2. Jenis tagihan : Ulangan harian

3. Bentuk Instrumen : Uraian

F. Evaluasi:

1. Tulislah rumusan Ksp garam-garam berikut ini:

Page 154: Semester 1 Dan 2

a. AgBr

b. Ag2CO3

c. PbI2

d. Ba3(PO4)2

2. Pada suhu tertentu, kelarutan Ca(OH)2 adalah 0,074 gram dalam 100 mL

larutan. Tentukan Ksp Ca(OH)2 ! (Mr Ca(OH)2 = 74)

3. Diketahui Ksp Ag2CrO4 pada suhu 25oC adalah 3,2 x 10

-11. Tentukan

kelarutan Ag2CrO4 dalam air dan konsentrasi Ag+ dalam keadaan jenuh!

G. Kunci:

1. Rumusan Ksp:

a. AgBr(s) ↔ Ag+(aq) + Br-(aq)

Ksp = [Ag+][Cl-] ...................(1)

b. Ag2CO3(s) ↔ 2Ag+(aq) + CO32-(aq)

Ksp = [Ag+]2[CO32-] ...................(1)

c. PbI2(s) ↔ Pb2+(aq) + 2I-(aq)

Ksp = [Pb2+][I-]2 ...................(1)

d. Ba3(PO4)2(s) ↔ 3Ba2+(aq) + 2PO43-(aq)

Ksp = [Ba2+]3[PO43-]2 ……………(1)

2. n = 0,074 : 74 = 0,001mol s = 0,001 : 0,1 = 0,01 mol L-1

Ksp Ca(OH)2 = 4s3 Ksp = 4 x (0,01)

3 Ksp = 4 x 10

-6 ……(3)

3. Ksp Ag2CrO4 = 3,2 x 10-11 s = 2 x 10-4

mol L-1

Ag2CrO4(s) ↔ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

s 2s s

Konsentrasi Ag+ = 2s = 4 x 10-4

mol L-1

……………(3)

Jumlah = 10

Mengetahui, Semarang,12 Agustus 2010

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

Page 155: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 5 SEMARANG

Mata Pelajaran : K I M I A

Kelas/Prog/Semester : XI / IPA/ 2

Pertemuan : Ke-

Alokasi Waktu : 6 x 45’

Tahun ajaran : 2010/2011

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode

pengukuran dan teraapanya.

Kompetensi Dasar : 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi

berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan

Indikator : - Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap

kelarutan

- Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya

- Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp

A. Materi Pokok : Hubungan pH dengan Ksp

B. Model, metode, dan pendekatan Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Pembelajaran Interaktif

2. Metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab

3. Pendekatan : contextual teaching and Learning ( CTL ).

C. Langkah-langkah

Tahapan Kegiatan belajar Mengajar Waktu Pendidikan

karakter

Pertemuan I

-Keg. awal

-Keg. inti

-Penutup

1. Sebelum memulai proses pembelajaran,

guru bertanya kepada siswa tentang

kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Melalui diskusi informasi, guru

menjelaskan tentang pengaruh ion

senama terhadap kelarutan zat yang

sukar larut

3. Dengan bimbingan guru, siswa

melakukan diskusi kelompok untuk

membahas soal-soal tentang pengaruh

ion senama

4. Setelah diskusi selesai, secara bergiliran

perwakilan setiap kelompok

mengerjakan soal di depan untuk

dibahas bersama.

5. Sebelum menutup proses pembelajaran,

guru menugaskan siswa untuk

mengerjakan Uji Pemahaman dalam

buku kimia

10’

75’

5’

Rasa ingin

tahu

Mandiri

Kerja

keras

Page 156: Semester 1 Dan 2

Pertemuan

II

-Keg. awal

-Keg.inti

-Penutup

1. Sebelum memulai proses pembelajaran,

guru bertanya kepada siswa tentang

pengaruh ion senama terhadap kelarutan

zat yang sukar larut

2. Melalui diskusi informasi, guru

menjelaskan cara menentukan pH

berdasarkan harga Ksp

3. Dengan bimbingan guru, siswa

melakukan diskusi kelompok untuk

membahas soal-soal tentang cara

menentukan pH berdasarkan harga Ksp

4. Setelah diskusi selesai, secara bergiliran

perwakilan setiap kelompok

mengerjakan soal di depan untuk

dibahas bersama.

5. Sebelum menutup proses pembelajaran,

guru menugaskan siswa untuk

mengerjakan Uji Pemahaman dalam

buku kimia

10’

75’

5’

Rasa ingin

tahu

Mandiri

Kerja

keras

Pertemuan

III

-Keg.awal

-Keg. inti

-Penutup

1. Sebelum memulai proses pembelajaran,

guru bertanya kepada siswa tentang cara

menentukan pH berdasarkan harga Ksp

2. Melalui diskusi informasi, guru

menjelaskan cara memperkirakan

terbentuknya endapan berdasarkan

harga Ksp

3. Melalui diskusi informasi, guru

menjelaskan cara menentukan harga

kelarutan atau Ksp dari suatu garam

yang sukar larut jika konsentrasi garam

diketahui.

4. Dengan bimbingan guru, siswa

melakukan diskusi kelompok untuk

membahas soal-soal tentang perkiraan

pengendapan

5. Setelah diskusi selesai, secara bergiliran

perwakilam setiap kelompok

mengerjakan soal di depan untuk

dibahas bersama.

6. Sebelum menutup proses pembelajaran,

guru menugaskan siswa untuk

mengerjakan Uji Pemahaman dalam

buku kimia

10’

75’

5’

Rasa ingin

tahu

Mandiri

Kerja

keras

Page 157: Semester 1 Dan 2

D. Sumber dan Alat Pembelajaran:

1. Bahan ajar: www.psb-psma.org

2. Bahan uji : www.psb-psma.org

3. Pusat perbukuan : buku elektronik Kimia Jilid XI

4. Penunjang:

a.Buku paket kelas XI yang relevan

b.Tabel periodik unsur

c. proyektor / LCD

e. Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2, Penerbit Erlangga, Michael

Purba.

f. Kimia Untuk SMU Kelas XI, Penerbit Grafindo, Nana Sutresna.

E. Penilaian

1. Aspek yang dinilai :

Kognitif :

Psikomotor

:

Afektif :

Menentukan harga kelarutan suatu garam yang sukar larut

jika Kspnya di ketahui, menentukan harga Ksp suatu garam

yang sukar larut jika kelarutan gram tersebut diketahui,

menjelaskan hubungan pH larutan dengan harga Ksp.

Menggali dan mengolah informasi tentang Cara menentukan

larutan dari data Ksp atau sebaliknya, mengkomunikasikan

hasil diskusi.

Berpartisipasi aktif dalam diskusi; memperhatikan penjelasan

guru; disiplin dan kerja keras; jujur dan terbuka;

mengungkapan hasil diskusi

2. Jenis tagihan : Ulangan harian

3. Bentuk Instrumen : Uraian

F. Evaluasi:

1. Jika Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-12

, tentukan kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan

NaOH 0,1M !

2. Larutan jenuh senyawa hidroksida dari suatu logam, M(OH)3 mempunyai

pH = 9. Tentukan harga Ksp (hasil kali kelarutan) dari senyawa ini!

3. Dalam 1000 mL larutan terdapat campuran garam-garam Ba(NO3)2,

Sr(NO3)2, dan Pb(NO3)2 yang masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Jika

ditambahkan 81 miligram Na2CrO4 (Mr. Na2CrO4 = 162), tentukan garam

yang mengendap ! (Ksp BaCrO4 = 2 x 10-10

, Ksp SrCrO4 =

3,6 x 10-5

, Ksp PbCrO4 = 1,8 x 10-14

)

Mengetahui, Semarang,12 Agustus 2010

Kepala Sekolah, Koord mapel kimia

Page 158: Semester 1 Dan 2

DRS. WAINO S. S.Pd,M.Pd Drs. Eko Nuryanto

NIP 195507011987031003 NIP 196112271987031007

Page 159: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SMA Negeri 5 semarang

KELAS/PROG/SEMESTER : XI/Ilmu alam/Genap

PERTEMUAN KE : Ke-

ALOKASI WAKTU : 2 X 45’

Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi dasar : 5.1 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari

INDIKATOR :

Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi

A. Materi Pokok : Sifat-sifat koloid

Koloid merupakan sistem yang memiliki ukuran partikel

antara 10–7

-10–5

cm.

Secara garis besar koloid dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. sol, koloid dengan fase terdispersi padat,

b. emulsi, koloid dengan fase terdispersi cair,

c. buih, koloid dengan fase terdispersi gas.

Beberapa sifat karakteristik koloid yaitu :

a. efek Tyndall, penfhhamburan cahaya,

b. gerak Brown, gerak liku-liku,

c. adsorpsi, proses penyerapan pada permukaan,

d. muatan koloid dan elektroforosis,

e. koagulasi,

f. koloid pelindung.

Koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi dan dispersi.

Manfaat koloid dalam kehidupan adalah untuk

a. deterjen,

b. penjernihan air, dan

c. pengumpalan darah.

B. Model, metode, dan pendekatan pembelajaran:

1. Model : Kontruktivisme dan Inkuiri

2. Metode : Eksperimen, Diskusi

3. Pendekatan : CTL

C. Langkah – langkah

Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar Waktu

Pendahuluan

1. Sebagai penguatan, guru mengulas materi

yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.

5’

Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan

data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)

Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase

pendispersi

Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak Brown, dialisis,

elektroforesis, emulsi, koagulasi, koloid liofob dan liofil)

Page 160: Semester 1 Dan 2

Persiapan

Kegiatan Inti

Penutup

2. Menyampaikan pengalaman belajar yang

diperoleh siswa dan bertanya tentang: (a)

jenis-jenis campuran yang diketahui siswa;

(b) perbedaan dari jenis-jenis campuran;

(c) komponen penyusun larutan.

3. Siswa dikelompokkan dalam kelompok

kecil.

4. Eksplorsi, Dengan arahan guru, beberapa

siswa mendiskusikan cara sistem dispersi

yang berlaku untuk sistem koloid

5. Elaborasi, Setelah tanya jawab selesai,

siswa mendiskusikan soal-soal dalam

kegiatan belajar

6. Guru menegaskan kembali jenis-jenis

koloid berdasarkan fase terdispersi dan

medium pendispersi

7. Kofirmasi, Sebelum menutup proses

pembelajaran, guru meminta siswa untuk

mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.

Kemudian guru menugasi siswa untuk

mengerjakan uji pemahaman 9.1 dalam

buku Kimia.

70’

5’

5’

D. Sumber Belajar : Buku Penunjang Kimia Kelas XI , LKS

E. Penilaian

1. Aspek yang dinilai adalah sebagai berikut:

Kognitif

:

Psikomotor

:

Afektif

:

Menjeklaskan pengertian sistem dispersi, membedakan

antara larutan , koloid, dan suspensi, mengelompokan

campuran ke dalam larutan, koloid, dan susspensi,

mengelompokkan jenis-jenis koloid.

Menggali dan mengolah informasi tentang sistem dispersi

dan pengelompokkan jenis-jenis koloid

Berperan aktif dalam diskusi dan ikut serta dalam

menyimpulkan hasil pemecahan

masalah.

2. Jenis tagihan : Ulangan harian, ulangan blok, dan laporan hasil

percobaan

3. Bentuk instrumen : Pilihan ganda, uraian obyektif, dan uraian non obyektif

Mengetahui Semarang, Agustus

2011

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Kimia

Page 161: Semester 1 Dan 2

Drs. Waino S. S.Pd, M.Pd

NIP 19550701 198703 1 003

Page 162: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Prog/Semester : XI/ IPA/ genap

Pertemuan : Ke-

Alokasi Waktu : 4 x 45’

Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 5.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

dalam kehidupan sehari

Indikator :

1.Menyebutkan sifat-sifat khusus yang dimiliki sistem koloid

2.Mengamati dsan menjelaskan hasil pengamatan tentang efek tyndal dan

gerak brown

3.Memperagakan proses penjernihan air dengan cara menambahkan koagulan

4.Menjelaskan koloid liofil dan liofob serta perbedaan sifat keduanya dengan

contoh yang ada dilingkungan

A. Materi Pokok : Sifat-sifat Koloid

B. Model, metode, Pendekatan:

1. Model : Kontruktivisme

2. Metode : Eksperimen

3. Pendekatan : Ketrampilan proses

C. Langkah-Langkah:

Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar waktu Pendidikan

karakter

Pendahuluan

Persiapan

Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pembelajaran,

guru bertanya kepada siswa

tentang hal-hal: (a) sistem

dispersi; (b) Jenis-jenis koloid;

(c) mengetahui sifat koloid

2. Siswa dikelompokkan dan

diberi foto kopi Kegiatan Belajar

alternatif 9.2 tentang sifat-sifat

koloid

3. Dengan dipandu guru, setiap

kelompok memeriksa alat dan

bahan-bahan percobaan

4. Eksplorasi, Guru menegaskan

kepada siswa agar berhati-hati

dalam melaksanakan percobaan,

terutam yang berhubungan

dengan zat-zat yang berbahaya

5’

5’

70’

Rasa ingin

tahu

Komunikatif

Page 163: Semester 1 Dan 2

Penutup

dan alat-alat yang mudah pecah

5. Elaborasi, Dengan bimbingan

guru, siswa melakukan

percobaan sambil mengisi data

pengamatan

6. Setelah percobaan selesai, guru

memandu siswa melaksanakan

diskusi kelas

7. Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil

percobaannya, sekaligus

menyimpulkannya

8. Guru memperagakan cara

menjernihkan air dengan

menggunakan koagulan dan

siswa mengamatinya

9. Konfirmasi, siswa

menyimpulkan hasil pengamatan

dari pergaan tersebut

10. Sebelum menutup proses

pembelajaran, guru memberi

tugas pada siswa agar membuat

laporan hasil percobaan dan

diskusi

10’

Kerja keras

Mandiri

Mandiri

D. Sumber dan Alat Pembelajaran

1. Buku Kimia SMA kelas XI jilid 2B Gravindo, LKS

2. Alat dan bahan percobaan : Gelas kimia, pembakar spiritus, larutan HCl,

FeCl3 , dan serbuk As2O3

3. Lingkungan

Page 164: Semester 1 Dan 2

E. Penilaian :

1. Aspek yang dinilai :

Kognitif

:

Psikomotor

:

Afektif

:

Menyebutkan sifat-sifat khusus yang dimiliki sistem koloid;

efek tyndal dan gerak brown; memperagakan proses

penjernihan air dengan cara menambahkan koagulan; koloid

liofil dan liofob serta perbedaan sifat keduanya dengan contoh

yang ada dilingkungan

Menyususun alat-alat percobaan,; cara menggunakan alat-alat

percobaan dengan benar; melakukan pengamatan dengan teliti;

mengisi lembar,pengamatan dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan; mengkomunikasikan hasil percobaan

: Berperan aktif dalam percobaan; melaksanakan sesuai

prosedur; disiplin dan teliti; jujur dan terbuka; menghargai

pendapat orang lain; mengumpulkan laporan hasil percobaan

2. Jenis tagihan : Ulangan harian, ulangan blok, dan laporan hasil percobaan

3. Bentuk instrumen: Pilihan ganda, uraian obyektif, dan uraian non obyektif

Mengetahui Semarang, Agustus 2011

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. Waino S. S.Pd, M.Pd

NIP 19550701 198703 1 003

Page 165: Semester 1 Dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Prog/Semester : XI/ ilmu alam/ genap

Pertemuan : ke-

Alokasi Waktu : 4 x 45’

Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 5.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

dalam kehidupan sehari

Indikator : * Menjelaskan Penggunaan sistem koloid di industri

kosmetik, makanan, dan farmasi

* Mengidentifikasi jenis koloid yang mencenari

lingkungan

A. Materi Pokok : Sifat-sifat Koloid

B. Model, Metode, Pendekatan Pembelajaran

1. Model : Pembelajar Langsung

2. Metode : Studi litertur, pemberian tugas

3. Pendekatan : Lingkungan

C. Langkah-Langkah:

Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar waktu Pendidikan

karakter

Pendahuluan

Persiapan

Pelaksanaan

Penutup

1. Sebelum memulai pembelajaran,

guru bertanya kepada siswa

tentang hal-hal: (a) pembuatan

koloid; (b) contoh-contoh koloid

Jenis-jenis koloid; (c) mengetahui

sifat koloid

2. Siswa duduk dalam kelompoknya

masing-masing

3. Eksplorasi, setiap kelompok

mendapatkan literatur mengenai

studi literatur Pengunaan dan

Pencemaran sistem koloid

4. Elaborasi, Guru menugasi siswa

untuk melakukan studi literatur

(koran, majalah, dan media

elektronik) diperpustakaan untuk

mencari informasi mengenai

kegunaankoloid di industri dan

kehidupan sehari-hari, serta

pencemaran lingkunganyang

disebabkan partikel koloid.

5’

5’

70’

10’

Rasa ingin

tahu

Gemar

membaca

Kerja

keras

Gemar

membaca

Page 166: Semester 1 Dan 2

5. Guru menugaskan setiap

kelompok untuk membuat laporan

hasil studi literatur di

perpustakaan, kemudian

dipresentasikan di depan kelas

secara bergiliran pada pertemuan

berikutnya.

6. Konfirmasi, Setelah dari

perpustakaan, guru mengevaluasi

sekaligus menegaskan kepada

siswa agar mempersiapkan hasil

laporannya untuk dipresentasikan

Mandiri

D. Sumber dan Alat Pembelajaran

1. Buku Kimia SMA kelas XI jilid 2B Gravindo, LKS

2. Lingkungan

E. Penilaian :

a. Aspek yang dinilai :

Kognitif :

Psikomotor :

Afektif :

Menjelaskan kenggunaan koloid di industri dan

kehidupan sehari; memberikan contoh-contoh partikel

koloid; yang berguna dalam industri dan kehidupan

sehari-hari; menjelaskan terjadinya pencemaran

lingkungan.

Menggali dan mengolah informasi tentang kegunaan

dan pencemaran koloid; mengkomunikasikan hasil studi

literatur di perpustakaan.

Berperan aktif dalam diskusi; mengumpulkan hasil

kerja diskusi; disiplin dan teliti; jujur dan terbuka;

menghargai pendapat orang lain; mengumpulkan

laporan hasil percobaan

b. Jenis tagihan : Ulangan harian, ulangan blok, dan laporan hasil

percobaan

c. Bentuk instrumen: Pilihan ganda, uraian obyektif, dan uraian non

obyektif

Mengetahui Semarang, Agustus

2011

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. Waino S. S.Pd, M.Pd

NIP 19550701 198703 1 003

Page 167: Semester 1 Dan 2

Kurang Kd 4.1, 4.2