Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren...

12
0

Transcript of Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren...

Page 1: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

0

Page 2: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

1

Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren-Bappenas, Lantai 4. Jl. Proklamasi No. 70, Jakarta Pusat 10320, Tilp (021) 31928280, 31928285, 31928279 ext. 410 Fax (021) 3103705.

Web: http://ap2i-nasional.or.id/ , Email: [email protected]

Page 3: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

2

Keywords: Perikanan, Seafish (Perikanan

Tangkap), Fishing (Perikanan Budidaya

dan Udang), Investasi, Subsidi,

Produktivitas, Pemerataan

Working paper sebagai bahan masukan bagi

Bappenas dan kementerian terkait dalam

penyiapan background study RPJMN 2020-2024

sektor kelautan dan perikanan

PENGURUS NASIONAL

ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

WORKING PAPER #01/2018

Analisis Kebijakan Peningkatan Pertumbuhan PDB Perikanan

dan Dampaknya Terhadap Pemerataan Pendapatan

(Model CGE Dynamic)

Oleh: Haryanto

Ketua Umum Pengurus Nasional AP2I

Abstract

This paper aims to analyze the effect of additional investment and subsidy on increasing the production of fishery sector (Fishing and Seafish), and its impact on the distribution of income of Indonesia. Results show that the increase of investment projects in the fishery sector (fishing and

seafish) by 25% from the baseline is evenly distributed in 33 provinces, which will boost the output of Fishing sector by an average of 1.6% per year, the increase of Seafish (fishery) by 1.9% / year from the baseline, and coupled with equitable revenue equity improvement in almost all regions of Indonesia. Similarly, targeted subsidies, such as a 30% subsidy per year starting 2018 in the fishing sector and the seafish sector in KTI province can boost the fishery sector's average fishing production by 1% / year and an average seafish by 1.3% / year from the base line from 2019-2030. This subsidy also

tends to improve the income distribution level in almost all regions of Indonesia except in DKI Province. Efforts to improve the level of public equity can also be done by increasing the productivity of the fishery sector. The results of this analysis show that the increase in fishery productivity (fishing

and seafish) by 15% tends to improve the level of equitable distribution of income almost in all provinces in Indonesia

1

Page 4: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

3

PENDAHULUAN

Indonesia mempunyai 17.504 pulau, dengan luas perairan laut 5,8 juta km², yaitu luas laut teritorial 0,3 juta km2, luas perairan kepulauan 2,95 juta km², dan luas ZEE Indonesia 2,55 juta km2. Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan mencapai 7,3 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Dari seluruh potensi sumberdaya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 5,4 juta ton pada tahun 2013 atau baru 93% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 5,863 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan.

Indonesia belum mampu

memanfaatkan potensi sumber daya kelautan yang melimpah tersebut sebagai sektor unggulan dalam menopang

peningkatan PDB nasional. Sementara itu, negara-negara lain, seperti: Islandia, Norwegia, Thailand, China dan Korea Selatan, yang dalam hal potensi sumber daya berada di bawah Indonesia, telah berhasil mengembangkan sektor perikanan sebagai sektor yang dapat secara siginifikan memberikan kontribusi terhadap PDB nasional mereka.

Di negara-negara tersebut, sektor perikanan mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar. Islandia dan Norwegia, kontribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60% dan 25%, berbeda dengan kontribusi sektor perikanan Indonesia terhadap PDB nasional yang hanya mencapai 2,77% pada tahun 2008 dan sekitar 2,3% tahun 2016, seperti terlihat pada Gambar 1, 2, 3, dan Tabel 1.

Untuk itu, perlu \skenario kebijakan pengelolaan sektor perikanan yang bersifat not business as usual agar sektor ini mampu

berkontribusi secara signifikan terhadap PDB nasional dan mampu berkontribusi dalam mengatasi masalah pemerataan pendapatan.

2

Page 5: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

4

Tabel 1: PDB Perikanan TAHUN PDB

NASIONAL GROWTH PDB PERTANIAN,

KEHUTANAN GROWTH PDB

PERIKANAN GROWTH

(MILYAR RP)

% DAN PERIKANAN (M RP)

% (MILYAR RP) %

2014 8,564,866.6 5.1 1,129,052.7 3.3 189,089.7 6.97 2015 8,982,511.3 4.9 1,171,578.7 3.8 204,016.8 7.89

2016 9,433,034.4 5.0 1,209,687.2 3.3 214,523.7 5.15

Sumber: diolah dari BPS, 2017

Sumber: diolah dari BPS, 2017

3

Page 6: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

5

TUJUAN Kebijakan investasi dan subsidi yang tepat sasaran pada sektor perikanan diharapkan akan mampu memacu sektor ini dalam memberikan efek yang positif dalam mendorong peningkatan pertumbuhan PDB perikanan dan penurunan disparitas pendapatan. Untuk itu, tujuan dari analisis ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh adanya

tambahan investasi sebesar 25% setiap tahun dari baseline di sektor fishing dan Seafish secara merata di 33 provinsi, terhadap: 1) Peningkatan poduksi sektor

perikanan (Fishing dan Seafish); 2) Peningkatan distribusi pendapatan.

b. Untuk mengetahui pengaruh adanya subsidi sebesar 30% sektor seafish dan sektor Fishing di Provinsi KTI terhadap: 1) Peningkatan poduksi sektor

perikanan (Fishing dan Seafish); 2) Peningkatan distribusi pendapatan

c. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan peningkatan produktivitas Fishing dan Seafish sebesar 15% dari baseline pada tahun 2018 dan 2019 terhadap distribusi pendapatan.

METODOLOGI

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah Model Keseimbangan Umum Multisektoral (Computable General Equilibrium) yang merupakan model ekonomi yang menggunakan data ekonomi aktual untuk memperkirakan bagaimana sektor ekonomi bereaksi terhadap perubahan yang terjadi pada faktor-faktor eksternal dari waktu ke waktu (dinamis), seperti: kebijakan, teknologi dan faktor-faktor lain. Model simulasi yang digunakan antara lain:

a. Simulasi tambahan investasi sebesar 25% setiap tahun dari baseline di sektor fishing (Perikanan Budidaya dan Udang) dan Seafish (Perikanan Tangkap) secara merata di 33 provinsi adalah sebagai berikut:

swap finv4("Fishing",DST) = xinvitot("Fishing",DST); swap finv4("Seafish",DST) = xinvitot("Seafish",DST); ashock xinvitot("Fishing",DST) = uniform 25; ashock xinvitot("Seafish",DST) = uniform 25;

b. Simulasi pengaruh adanya subsidi sebesar 30% sektor seafish dan sektor Fishing (subsidi merupakan pengurangan dari tax sebesar 30%) di Provinsi KTI adalah sebagai berikut:

ashock delPTXRATE("SeaFish","KTI") = -0.3; ashock delPTXRATE("Fishing","KTI") = -0.3;

c. Simulasi pengaruh peningkatan produktivitas sektor seafish dan sektor Fishing sebesar 15% mulai tahun 2018 terhadap pemerataan adalah sebagai berikut:

ashock atot("Fishing",DST) = uniform -15; ashock atot("Seafish",DST) = uniform -15; KAJIAN TEORETIS

Model CGE telah banyak digunakan oleh beberapa peneliti untuk mengetahui dampak sebuah simulasi kebijakan terhadap perilaku sektor perikanan. Mira, dkk (November, 2014) dalam penelitiannya berjudul Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan, dengan menggunakan model CGE, menemukan bahwa kenaikan harga BBM membuat household demand menurun pada komoditas ikan tangkap (0,103%) dan ikan hasil olahan dan kering (0,109%), hal ini dapat berimplikasi pada penurunan kontibusi sektor perikanan terhadap PDB nasional. Luhur dan Tajerin (Desember 2016) melakukan penelitian dengan model CGE Orani-G untuk meneliti dampak pemberlakukan bea keluar terhadap

4

Page 7: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

6

kinerja ekspor sektor kelautan dan perikanan di Indonesia menemukan bahwa pemberlakuan tarif bea keluar 22,5% memberikan dampak terbesar terhadap kinerja makro ekonomi diantaranya peningkatan GDP 0,01% dan konsumsi.

Supriyanto, dkk (Juni 2017) melakukan kajian dengan menggunakan model pendekatan GTAP untuk mengetahui dampak hambatan non-tarif terhadap kinerja makroekonomi dari sektor perikanan memperlihatkan bahwa apabila negara mitra mengurangi Non Tarif sebesar 50% dari kondisi yang ada dan pemerintah melakukan intervensi (peningkatan efisiensi dan produktivitas), maka penurunan hambatan non tarif dan intervensi kebijakan berpengaruh baik secara makro maupun sektoral.

Secara makro berpengaruh terhadap kesejahteraan, PDB, neraca perdagangan, nilai tukar (terms of trade), indeks harga konsumen dan konsumsi.

Sedangkan secara sektoral berpengaruh terhadap jumlah output, harga output, jumlah ekspor, harga ekspor, jumlah impor, harga impor dan neraca perdagangan komoditas. Secara sektoral, apabila Indonesia tetap bertahan dengan Non Tariff yang sudah ditetapkan oleh negara mitra dan pemerintah melakukan intervensi (peningkatan efisiensi dan produktivitas), maka dapat memberikan efek positif pada jumlah output komoditas tuna dan udang dengan pertumbuhan sebesar 2,14% dan 0,91%; dampak positif harga sebesar 16,4% dan 5,67%; peningkatan volume ekspor sebesar 47,78% dan 82,77%, dan

peningkatan konsusmsi rumah tangga sebesar 0,046%.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Pengaruh tambahan investasi sebesar

25%/tahun dari baseline di sektor fishing dan Seafish secara merata di 33 provinsi, terhadap Peningkatan poduksi sektor perikanan (Fishing dan Seafish)

Apabila pemerintah melakukan peningkatan proyek investasi di sektor perikanan (fishing dan seafish) sebesar 25% dari baseline merata di 33 provinsi, yang

5

Page 8: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

7

dimulai pada tahun 2018 hingga tahun

2030, maka akan terjadi peningkatan output sektor perikanan (Fishing) rata-rata sebesar 1,6% pertahun dan perikanan (Seafish) rata-rata sebesar 1,9% pertahun dari baseline, mulai tahun 2019-2030 (lihat Gambar 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas).

b. Pengaruh tambahan investasi sebesar

25%/tahun tahun dari baseline di sektor

fishing dan Seafish secara merata di 33 provinsi, terhadap distribusi pendapatan. Melalui peningkatan proyek investasi di

sektor perikanan (fishing dan seafish) sebesar 25% dari baseline merata di 33 provinsi, juga cenderung memperbaiki kondisi pemerataan pendapatan hampir di seluruh wilayah, baik provinsi di wilayah KBI maupun wilayah KTI, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2a dan 2b. Terjadi perbaikan pemerataan pendapatan apabila setelah diakukan simulasi, besarnya Real wage > Return on capital.

c. Pengaruh subsidi sebesar 30% sektor

sektor Fishing dan sektor seafish di Provinsi wilayah KTI terhadap peningkatan produksi sektor perikanan (Fishing dan Seafish).

Kenaikan subsidi sebesar 30% setiap tahun mulai tahun 2018 pada sektor

Fishing dan sektor Seafish di Provinsi wilayah KTI mengakibatkan peningkatan produksi Sektor perikanan fishing seafish rata-rata 1% dan sektor Seafish rata-rata sebesar 1,4% dari base line mulai tahun 2019-2030, sebagaimana ditunjukkan Gambar 3a dan 3b. d. Pengaruh subsidi sebesar 30% sektor seafish dan sektor

Fishing di Provinsi KTI terhadap distribusi pendapatan.

Pemberian subsidi sebesar 30% sektor

sektor Fishing dan sektor seafish di Provinsi wilayah KTI juga berdampak positif terhadap perbaikan pemerataan di hampir seluruh wilayah (kecuali DKI) sebagaimana ditunjukkan Gambar 4a dan 4b.

e. Pengaruh peningkatan produktivitas Fishing dan Seafish sebesar 15% dari baseline mulai

Return to Capital

(Pcap_i)

Real Wage

(plab_io)

Return to Capital

(Pcap_i)

Real Wage

(plab_io)

6

Page 9: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

8

tahun 2018 terhadap distribusi

pendapatan. Peningkatan produktivitas Fishing dan Seafish sebesar 15% dari baseline mulai pada tahun 2018 cenderung memperbaiki distribusi pendapatan di hampir semua provinsi wilayah Indonesia, sebagaimana terlihat pada Gambar 5a dan 5b. PEMBAHASAN Sektor perikanan, seperti halnya sektor primer lainnya, sering mengalami masalah finansial, misalnya kurangnya modal dan serta sulitnya akses untuk masuk ke lembaga keuangan. Melihat kendala ini maka pemerintah harus membuat terobosan secara not business as usual melalui dukungan peningkatan investasi yang besar, subsidi yang tepat sasaran, serta peningkatan produktivitas sektor perikanan. Hal ini sesuai dengan hasil temuan analisis yang menunjukkan bahwa peningkatan proyek investasi di sektor perikanan (fishing dan seafish) sebesar 25% dari baseline merata di 33 provinsi, akan mendorong peningkatan output sektor perikanan (Fishing) sebesar rata-rata 1,6% pertahun peningkatan output sektor perikanan (Seafish) sebesar 1,9%/tahun dari baseline, dan dibarengi dengan perbaikan pemerataan pendapatan merata hampir disemua wilayah di Indonesia. Begitu juga dengan subsidi yang tepat sasaran, misalnya pemberian subsidi sebesar 30% setiap tahun mulai tahun 2018 pada

Return to Capital

(Pcap_i)

Real Wage

(plab_io)

Return to Capital

(Pcap_i)

Real Wage

(plab_io)

7

Page 10: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

9

sektor fishing dan sektor seafish di wilayah provinsi KTI dapat mndorong peningkatan produksi sektor perikanan fishing rata-rata sebesar 1%/tahun dan seafish rata-rata sebesar 1,3 %/tahun dari base line mulai tahun 2019-2030. Pemberian subsidi ini juga cenderung memperbaiki tingkat distribusi pendapatan hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali di Provinsi DKI. Upaya perbaikan tingkat pemerataan masyarakat juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas sektor perikanan. Hasil analisis ini memperlihatkan bahwa kenaikan produktivitas sektor perikanan (fishing dan seafish) sebesar 15% cenderung memperbaiki tingkat pemerataan distribusi pendapatan hampir di seluruh provinsi di Indonesia.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Kesimpulan Peningkatan investasi dan pemberian subsidi pada sektor perikanan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan PDB sektor perikanan dan penurunan kemiskinan. Hasil kajian ini memperlihatkan bahwa peningkatan proyek investasi di sektor perikanan (fishing dan seafish) sebesar 25% dari baseline merata di 33 provinsi, yang akan mendorong peningkatan output sektor perikanan (Fishing) sebesar rata-rata 1,6% pertahun peningkatan output sektor perikanan (Seafish) sebesar 1,9%/tahun dari baseline, dan yang dibarengi dengan perbaikan pemerataan pendapatan merata hampir disemua wilayah di

Indonesia. Begitu juga dengan subsidi yang tepat sasaran, misalnya pemberian subsidi sebesar 30% setiap tahun mulai tahun 2018 pada sektor fishing dan sektor seafish di wilayah provinsi KTI dapat mendorong peningkatan produksi sektor perikanan fishing rata-rata sebesar 1%/tahun dan seafish rata-rata sebesar 1,3 %/tahun dari baseline mulai tahun 2019-2030.

Implikasi Kebijakan

Kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah, bahwa dalam rangka optimalisasi potensi sektor kelautan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat kemiskinan adalah melalui peningkatan proyek investasi secara massiv dan doing not business as usual diseluruh provinsi di Indonesia. Disamping itu, pemerintah juga perlu memberikan subsidi pada sektor perikanan secara tepat sasaran (misalnya, kepada

Return to Capital

(Pcap_i)

Real Wage

(plab_io)

Return to Capital

(Pcap_i) Real Wage

(plab_io)

8

Page 11: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

10

para nelayan di Wilayah Timur Indonesia), karena hal ini akan berperan positif bagi sektor perikanan dalam peningkatan PDB dan peningkatan pemerataan pendapatan. Pada waktu yang bersamaan, pemerintah juga perlu melakukan upaya peningkatan produktivitas sektor perikanan, melalui: (a) Revitaslisasi sekolah perikanan dan kelautan berbasis pada kompetensi pembentukan SDM Perikanan yang memiliki keterampilan, kompetensi, dan profesional, serta bertahap menuju pada sistem sertifikasi profesi, (b) pengembangan usaha dan investasi jasa logistik perikanan, dan pemberian insentif bagi penyedia jasa logistik perikanan, (c) pengembangan infrastruktur, baik infrastruktur di sentra produksi ikan, maupun infrastruktur yang diperlukan dalam proses distribusi/transportasi produk perikanan, (d) Law enforcement terhadap sumber daya kelautan dan perikanan dan perlindungan nelayan domestik, (e) perluasan aksesabilitas perbankan dan program investasi massiv sektor perikanan, (f) penguatan asosiasi pengusaha dan LSM, terkait dengan percepatan industry perikanan, dan pengawasan kebijakan perikanan dan keberlangsungan ekosistem laut.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Lucky, Agenda Makro Revitalisasi Perikanan yang Berkelanjutan https://ikanmania.wordpress.com/2007/12/28/agenda-makro-revitalisasi-perikanan-yang-berkelanjutan/

Badan Pusat Statistik RI. PDB Sektor Perikanan 2017.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, RI, Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan RI 2015-2019. Jakarta: 2015

Kusumastanto, Tridoyo, Pengembangan Sumberdaya Kelautan dalam Memperkokoh Perekonomian

Naisonal Abad 21. Makalah Seminar, available at: http://lfip.org/english/pdf/bali-seminar/pemberdayaan%20sumber%20daya%20kelautan%20-%20tridiyo%20 kusumastanto.pdf

Luhur, Estu Sri dan Tajerin, Dampak Pemberlakuan Bea Keluar terhadap Kinerja Ekspor Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia. Jakarta: J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 185-200.

Mira, Rikrik Rahadian dan Zulham, Armen, Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan. Jakarta: J. Sosek KP Vol. 9 No. 2 Tahun 2014.

Saptanto, Subhechanis, dkk., Dampak Hambatan Non-tarif terhadap Kinerja Makroekonomi dari Sektor Perikanan dengan Menggunakan Pendekatan Model GTAP, Jakarta: J. Sosek KP Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 75-91.

Syaukani, Marwan, Konsepsi Kelembagaan dalam mewujudkan Sektor Perikanan sebagai Prime Mover Perekonomian Indonesia. Makalah Pribadi, available at: http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/07134/marwan_syaukani.pdf

9

Page 12: Sekretariat Pengurus Nasional AP2I: Gedung Pusbindiklatren ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2018/07/WORKING-PAPER-PN-AP... · tahun yang tersebar di perairan wilayah ...

11

SISTEM APLIKASI USULAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PERENCANA BERBASIS MEDIA ONLINE

MAJALAH PROFESI PERENCANA PEMBANGUNAN