Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana...

download Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana ...ap2i-nasional.or.id/wp-content/uploads/2017/12/Paparan... · Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang ... Kepmen PPN/Kepala

If you can't read please download the document

Transcript of Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana...

  • disampaikan dalamSeminar Regional Jabatan Fungsional Perencana (Semreg JFP)

    Bandung, 5 Desember 2017

    Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana Pemerintah

    Indonesia (AP2I) di Pusat dan Daerah

    oleh:Dr. NUR HYGIAWATI RAHAYU, S.T., M.Sc.

    Kepala Pusbindiklatren Bappenas

  • Outline

    1. Perencanaan Pembangunan Nasional

    2. Tugas dan Fungsi Pusbindiklatren Bappenas

    3. Tugas Instansi Pembina Perencana

    4. Organisasi Profesi

    5. Kerja Sama Instansi Pembina dengan Organisasi Profesi

    6. Penutup

  • Perencanaan Pembangunan Nasional

  • Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

    Bab II. Asas dan Tujuan, Pasal 2, ayat 4 titik (b):

    UU SPPN No. 25/2004

    menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baikantardaerah, antar-ruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah

    maupun antara pusat dan daerah

    4

  • ANTARWAKTU

    ANTARPELAKU PEMBANGUNAN

    ANTARSEKTOR PEMBANGUNAN

    ANTARDAERAH/ RUANG

    Sinergi dan KoordinasiPerencanaan Pembangunan

    LEMBAGA PERENCANAAN

    PEMBANGUNAN NASIONAL/

    DAERAH

    5

  • PENANGANAN (PENGARUH)ISU GLOBAL DAN ISU NASIONAL

    Sinergi dan KoordinasiPerencanaan Pembangunan

    LEMBAGA PERENCANAAN

    PEMBANGUNAN NASIONAL/

    DAERAH

    6

    Directive

    Strategic

    Tactical

    Operational

    HIERARKI KEBIJAKAN PEMBANGUNANNASIONAL DAN DAERAH

    PUSAT DAERAH

    Otoritas dominanpada pemerintah PUSAT

    Otoritas dominanpada pemerintah

    DAERAH

    ANTARFUNGSI PEMERINTAH

    Operasional

    Penetapankebijakan/ regulasi(directive-strategic)

    Kebijakan

    Operasionalmonev,

    fasilitasi, advokasi(tactical-

    operational)

    Penataan, pembinaan,

    pengembangan(strategic-tactical)

    x

    LINGKUP PERAN DAN FUNGSI

  • 7

    Dukungan Sumber Daya Aparaturpada Pembangunan Nasional

    PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNSPasal 12 ayat (3)

    Berdasarkan pertimbangan teknis Kepala BKN sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Menteri menyusun rencanapemenuhan kebutuhan PNS berdasarkan prioritaspembangunan nasional

  • Tugas dan FungsiPusbindiklatren Bappenas

  • Fungsi Bappenas yang dilaksanakanPusbindiklatren:

    1. Sebagai instansipembina perencana

    2. Sebagai instansipenyelenggara diklatperencanaan

    Peningkatanproduktivitas, profesionalisme dankompetensi tenagaperencana

    Peningkatan kualitasoutput dan kapasitaslembaga perencanaan

    Peran Pusbindiklatrendalam Pengembangan Sumber Daya Aparatur

    9

  • Peran Pusbindiklatren dalam PengembanganKapasitas Lembaga Perencana

    Memperkecil gap antara kapasitas aparatur pemerintah pusatdengan aparatur pemerintah daerah

    Melaksanakan capacity building yang masif dan sistematiskhususnya bagi aparatur pemerintah daerah (khususnyakabupaten/kota)

    Menjalin kerja sama dengan lembaga mitra dalampelaksanaan program dan penyelenggaraan diklat yang sesuaidengan kebutuhan daerah

    10

  • Tugas Pusbindiklatren Bappenas

    Melaksanakan fasilitasi dan pembinaan Jabatan Fungsional Perencana dan program pendidikan dan pelatihan kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional serta institusi pusat dan daerah di bidang perencanaan pembangunan nasional.

    11

  • Fungsi Pusbindiklatren Bappenas (1)

    1. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perencanaan pembangunan;

    2. Pembinaan profesi jabatan fungsional perencana di pusat dan daerah;

    3. Pembinaan profesi widyaiswara di kementerian perencanaan pembangunan nasional/badan perencanaan pembangunan nasional;

    12

    4. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan, pendidikan dan pelatihan perencanaan;

    5. Penyusunan program pembinaan, pendidikan, dan pelatihan perencanaan;

    6. Perencanaan dan pengembangan materi pendidikan dan pelatihan perencanaan;

    7. Pengoordinasian dan penyelenggaraan kegiatan, pembinaan, pendidikan, dan pelatihan;

  • Fungsi Pusbindiklatren Bappenas (2)

    8. Pemantauan, evaluasi, penilaian, pelaporan, serta saran tindak lanjut terhadap pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Perencana serta pendidikan dan pelatihan di bidang perencanaan pembangunan;

    9. Pelaksanaan akreditasi dan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Perencana, pengelolaan informasi Jabatan

    13

    Fungsional Perencana, dan pengelolaan informasi serta pelayanan perencana;

    10. Pelaksanaan pengoordinasian kegiatan-kegiatan pejabat fungsional perencana dan widyaiswara di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; dan

    11. Pelaksanaan administrasi pusat.

  • TugasInstansi Pembina Perencana

    dan Pelaksanaannya

  • 15

    Instansi Pembina Jabatan Fungsional

    PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS

    Pasal 99

    (1) Instansi pembina JF merupakan kementerian, lembaga pemerintahnonkementerian, atau kesekretariatan lembaga negara yang sesuaikekhususan tugas dan fungsinya ditetapkan menjadi instansi pembinasuatu JF

    (2) Instansi pembina berperan sebagai pengelola JF yang menjaditanggung jawabnya untuk menjamin terwujudnya standar kualitas danprofesionalitas Jabatan

  • Tugas Instansi Pembina (1)

    menyusun pedoman formasi JF menyusun standar kompetensi JF menyusun petunjuk pelaksanaan

    dan petunjuk teknis JF menyusun standar kualitas hasil

    kerja dan pedoman penilaian kualitas hasil kerja pejabat fungsional

    menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas JF

    16

    STANDAR

    PEDOMAN

  • 17

    Pelaksanaan Tugas (1)

    Pedoman Formasi telah disusun oleh Pusbindiklatren Bappenas (Formasi 45.270 Perencana)

    Standar kompetensi JF Perencana Pertama sampai Utama dalam Permen PPN/Kepala Bappenas nomor 3/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Fungsional Perencana

    Keputusan Bersama Kepala Bappenas dan Kepala BKN nomor KEP.1106/Ka/08/2001 dan nomor 34A tahun 2001 tentang PetunjukPelaksanaan Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya

    Kepmen PPN/Kepala Bappenas nomor KEP.235/M.PPN/04/2002 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Perencana

    Perlu disusun Pedoman Pedoman Penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiahdi bidang perencanaan pembangunan

  • Tugas Instansi Pembina (2)

    menyusun kurikulum pelatihan JF menyelenggarakan pelatihan membina penyelenggaraan pelatihan fungsional

    pada lembaga pelatihan melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan

    mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)

    18

    DIKLAT

    FASILITAS

    memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok JF memfasilitasi pembentukan organisasi profesi JF memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode

    etik profesi dan kode perilaku JF

  • 19

    Pelaksanaan Tugas (2)

    Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Fungsional Perencana

    Keputusan Meneg PPN/Kepala Bappenas nomor 013/M.PPN/02/2003 tentang Penyelenggaraan Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana

    Pusbindiklatren Bappenas rutin melakukan koordinasi dengan lembaga/program studi yang bekerja sama dalam penyelenggaraan Diklat Fungsional Perencana

    KepmenPPN/Ka Bappenas nomor KEP.011/M.PPN.02/2003 tentang akreditasi dan alih kredit program pendidikan dan pelatihan subtantif Perencana, namun perludikaji lagi dengan peraturan terbaru dari LAN

    Dilakukan analisis kebutuhan diklat JFP per tahun tetapi pelaksanaan diklatterbatas dengan ketersediaan anggaran

    Bappenas memfasilitasi pembentukan Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I)

    Bappenas memfasilitasi pelaksanaan tugas JFP termasuk kode etik dan kodeperilaku

  • Tugas Instansi Pembina dan Pelaksanaannya (3)

    mengembangkan sistem informasi JF melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan JF di seluruh

    instansi pemerintah yang menggunakan jabatan tersebut melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka

    pembinaan karier pejabat fungsional

    20

    KOORDINASIMONEVSIM JFP

  • 21

    Tugas Instansi Pembina dan Pelaksanaannya (4)

    Menyelenggarakan Uji Kompetensi di Diklat Penjenjangan JFP Pada akhir tahun akan dilakukan penyampaian laporan kepada

    Menteri PANRB dengan tembusan kepada BKN dan LAN

    UJI KOMPETENSI LAPORAN

  • Organisasi Profesi

  • Organisasi Profesi

    1. Setiap JF yang telah ditetapkan wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi JF dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penetapan JF.

    2. Setiap pejabat fungsional wajib menjadi anggota organisasi profesi JF.

    3. Pembentukan organisasi profesi JF sebagaimana dimaksud pada ayat 1 difasilitasi instansi pembina.

    23

  • Tugas Organisasi Profesi JF

    1. Organisasi profesi JF mempunyai tugas:a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi; b. memberikan advokasi; danc. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas

    pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.

    2. Kode etik dan kode perilaku profesi ditetapkan oleh organisasi profesi JF setelah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi pembina.

    24

  • Kerja SamaInstansi Pembina

    dan AP2I

  • AP2I

    Kerja Sama antara Instansi Pembina dengan Organisasi Profesi

    Pusbindiklatren Bappenas

    26

    1. Seminar Regional Jabatan Fungsional Perencana2. Konsep revisi Keppres Nomor 17 tahun 2009 tentang Batas Usia Pensiun3. Konsep revisi Keppres Nomor 44 tahun 2007 tentang Tunjangan JFP4. Sinkronisasi database para perencana se-Indonesia5. Penerapan aplikasi sistem e-DUPAK bagi para perencana 6. Konsep Juknis Permen PPN/Kepala Bappenas tentang

    Penyesuaian/Inpassing dalam JFP

  • Hasil Koordinasi antara Pusbindiklatren dengan AP2I dalam Konsep Juknis Inpassing

    Salinan Surat Keputusan (SK) Penilaian Angka Kredit (PAK) dan SK Pengangkatan wajib ditembuskan dan dikirimkan kepada Instansi Pembina Perencana (Pusbindiklatren Bappenas) dan kepada Asosiasi PerencanaPemerintah Indonesia (AP2I) dalam rangka advokasi perencana sesuai Pasal101 ayat 2 dan ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentangManajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS).

    Perencana secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, wajibmemperbarui database perencana secara online, baik database yang dikelola oleh Pembina Perencana maupun database yang dikelola oleh AP2I.

    Asli SK Penyesuaian/Inpassing ke dalam Jabatan dan Angka KreditPerencana yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang (PejabatPembina Kepegawaian), disampaikan kepada PNS yang bersangkutandengan tembusan kepada AP2I sebagai organisasi profesi JFP.

    27

  • 28

    Penutup

    PP No. 11/2017 tentang Manajemen PNS memperkuat sisi regulasi sinergi antara instansi pembina dan asosiasi profesi.

    Perlu peningkatan sinergi antara Bappenas dan AP2I selaku asosiasi profesi fungsional dalam berbagai aspek.

    Instansi Pembina mendorong agar AP2I menjadi profesional. Dengan meningkatnya kualitas ASN perencana diharapkan dapat

    mendukung pencapaian target prioritas pembangunan nasional.

  • Terima Kasih

    PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN PERENCANA

    Jalan Proklamasi 70, Jakarta 10320

    Telepon (021) 31928280, 31928285 | Faksimile (021) 31928281

    Pos-el: [email protected]

    Situs: www.pusbindiklatren.bappenas.go.id

    Slide Number 1OutlineSlide Number 3UU SPPN No. 25/2004Slide Number 5Slide Number 6Dukungan Sumber Daya Aparaturpada Pembangunan NasionalSlide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Tugas Pusbindiklatren BappenasFungsi Pusbindiklatren Bappenas (1)Fungsi Pusbindiklatren Bappenas (2)Slide Number 14Instansi Pembina Jabatan FungsionalTugas Instansi Pembina (1)Pelaksanaan Tugas (1)Tugas Instansi Pembina (2)Pelaksanaan Tugas (2)Tugas Instansi Pembina dan Pelaksanaannya (3)Tugas Instansi Pembina dan Pelaksanaannya (4)Slide Number 22Organisasi ProfesiTugas Organisasi Profesi JFSlide Number 25Kerja Sama antara Instansi Pembina dengan Organisasi ProfesiHasil Koordinasi antara Pusbindiklatren dengan AP2I dalam Konsep Juknis InpassingPenutupTerima Kasih