Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

20
Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia Oleh: Indra Wati Ningsih A. Pendahuluan Agama Islam adalah agama yang diturunkan terakhir oleh Allah Swt kepada mabi muhammad Saw, mulai saat itu ajaran islam pun di kenalkan di dalam masyarakat, selain itu Madrasah adalah salah satu jenis tempat pendidikan yang ada di Indonesia, adapun sistem pendidikan dalam madrasah adalah mengombinasikan antara pendidikan agama dan pendidikan mon agama. 1 Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia relatif lebih muda dibanding pesantren. Ia lahir pada abad 20 dengan munculnya Madrasah Manba'ul Ulum Kerajaan Surakarta tahun 1905 dan Sekolah Adabiyah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Sumatera Barat tahun 1909 (Malik Fadjar, 1998). Madrasah berdiri atas inisiatif dan realisasi dari pembaharuan sistem pendidikan Islam yang telah ada. 2 1 Online: Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia, http://iwanrosadi.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan- madrasah-di.html , dilihat: 26 Desember 2012, 13:40 2 Online: Madrasah Sebagai The Centre Of Excellence, www.ditpertais.net/.../Makalah%20Rahardjo.doc, dilihat: Rabu 26 Desember 2012, 13:15

Transcript of Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

Page 1: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia

Oleh: Indra Wati Ningsih

A. Pendahuluan

Agama Islam adalah agama yang diturunkan terakhir oleh Allah Swt

kepada mabi muhammad Saw, mulai saat itu ajaran islam pun di kenalkan di

dalam masyarakat, selain itu Madrasah adalah salah satu jenis tempat

pendidikan yang ada di Indonesia, adapun sistem pendidikan dalam madrasah

adalah mengombinasikan antara pendidikan agama dan pendidikan mon

agama.1

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia relatif lebih

muda dibanding pesantren. Ia lahir pada abad 20 dengan munculnya

Madrasah Manba'ul Ulum Kerajaan Surakarta tahun 1905 dan Sekolah

Adabiyah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Sumatera Barat

tahun 1909 (Malik Fadjar, 1998). Madrasah berdiri atas inisiatif dan realisasi

dari pembaharuan sistem pendidikan Islam yang telah ada.2

Sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan

Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia lebih lanjut, sebelumnya alangkah baiknya

kita terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari Madrasah Ibtidaiyah

B. Pengertian Madrasah

Kata madrasah diambil dari akar kata darasa yang berarti belajar.

Madrasah adalah isim makan dari kata ini sehingga berarti tempat untuk

belajar. Istilah madrasah sering diidentikkan dengan istilah sekolah atau

semacam bentuk perguruan yang dijalankan oleh sekelompok atau institusi

umat Islam (Zaki Badawi, 1980:229).

Kata “Madrasah” berasal dari bahasa Arab sebagai keterangan tempat

(za<raf), dari akar kata : “Darasa, Yadrusu, Darsan, dan Madrasatan”. Yang

1 Online: Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia, http://iwanrosadi.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-madrasah-di.html, dilihat: 26 Desember 2012, 13:402 Online: Madrasah Sebagai The Centre Of Excellence, www.ditpertais.net/.../Makalah%20Rahardjo.doc, dilihat: Rabu 26 Desember 2012, 13:15

Page 2: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

mempunyai arti “Tempat belajar para pelajar” atau diartikan “jalan” (Thariq),

misalnya : diartikan : “ini jalan kenikmatan”. Sedangkan kata “Midras”

diartikan “buku yang dipelajari” atau “tempat belajar”. Dalam bahasa

Indonesia madrasah disebut dengan sekolah yang berarti bangunan atau

lembaga untuk belajar dan memberi pengajaran.

Dari pengertian di atas maka jelaslah bahwa madrasah adalah wadah

atau tempat belajar ilmu-imu keislaman dan ilmu pengetahuan keahlian

lainnya yang berkembang pada zamannya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa istilah madrasah bersumber dari Islam itu sendiri.3

C. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah adalah saksi perjuangan pendidikan yang tak kenal henti.

Pada jaman penjajahan Belanda madrasah didirikan untuk semua

warga.Sejarah mencatat, Madrasah pertama kali berdiri di Sumatra, Madrasah

Adabiyah ( 1908, dimotori Abdullah Ahmad), tahun 1910 berdiri madrasah

Schoel di Batusangkar oleh Syaikh M. Taib Umar, kemudian M. Mahmud

Yunus pada 1918 mendirikan Diniyah  Schoel sebagai lanjutan dari Madrasah

schoel, Madrasah Tawalib didirikan Syeikh Abdul Karim Amrullah di Padang

Panjang (1907). lalu, Madrasah Nurul Uman didirikan H.  Abdul Somad di

Jambi.

Madrasah berkembang di jawa mulai 1912. ada model madrasah

pesantren NU dalam bentuk Madrasah Awaliyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah,

Mualimin Wustha, dan Muallimin  Ulya ( mulai 1919), ada madrasah yang

mengaprosiasi sistem pendidikan  belanda plus, seperti muhammadiyah

( 1912) yang mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Muallimin,

Mubalighin, dan Madrasah Diniyah. Ada juga model AL-Irsyad ( 1913) yang

mendirikan Madrasah Tajhiziyah, Muallimin dan Tahassus, atau model

Madrasah PUI di Jabar yang mengembangkan madrasah pertanian, itulah

singkat tentang sejarah madrasah di indonesia.4

3 Online: Sejarah Perkembengan Madrasah, http://iwanrosadi.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-madrasah-di.html. lihat : 26 Desember 2012, 13:144 Online: Sejarah Madrasah di indonesia, http://amirsunankalijogo.wordpress.com/2011/06/18/sejarah-madrasah-di-indonesia/. Lihat : 26 Desember 2012 , 13:25

Page 3: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

Sejak ditumpasnya G 30 S/PKI pada tanggal 1 0ktober 1965, bangsa

Indonesia memasuki fase baru yang diberi nama Orde Baru. Perubahan Orde

Lama menjadi Orde Baru berlangsung melalui kerjasama yang erat antara

pihak ABRI atau tentara dan gerakan-gerakan pemuda yang disebut angkatan

1966. Sejak tahun 1966 para pemuda dan mahasiswa melakukan demonstrasi

dijalan-jalan secara spontan memprotes segala macam penyalahgunaan

kekuasaan.5

1. Madrasah Ibtidaiyah Pada masa Orde Baru

Pada masa awal pemerintahan Orde Baru, kebijakan mengenai

Madrasah Ibtidaiyah bersifat melanjutkan dan memperkuat kebijakan

pemerintah Orde Lama. Pada era ini madrasah Ibtidaiyah masih belum

dianggap sebagai bagian dari sistem pendidikan secara nasional, akan

tetapi madrasah menjadi lembaga otonom di bawah pengawasan menteri

agama.

Ketika Departernen Agama didirikan, salah satu tugas Bagian

Pendidikan adalah mengadakan suatu "pilot project" sekolah yang akan

menjadi contoh bagi orang orang atau organisasi yang ingin mendirikan

sekolah secara partikelir (swasta). Tugas ini mengandung maksud sekolah

agama (madrasah) konflik pemerintah diperlukan sebagai panutan atau

contoh bagi pihak swasta dalam mengelola pendidikan agama. Pendirian

madrasah negeri merupakan sisi lain dari bentuk bantuan dan pembinaan

terhadap madrasah swasta.

Bentuk pertama dari pembinaan terhadap madrasah dan pesantren

setelah Indonesia merdeka adalah seperti yang ditentukan Dalam

Peraturan Menteri Agama No.1 tahun 1946, tanggal 19 Desernber 1946

tentang pemberian bantuan madrasah.Dalam peraturan tersebut dijelaskan

bahwa madrasah adalah tiap-tiap tempat pendidikan yang mengajarkan

ilmu pengetahuan agama Islam sebagai pokok pengajarannya (Iihat

5 Online: Sejarah Perkembengan Madrasah Ibtidaiyah Maasa Orde Baru, http://abyreyhan.blogspot.com/2011/01/makalah-sejarah-perkembangan-madrasah.html, 26 Desember 2012, 01:45

Page 4: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

penjelasan pasal I peraturan tersebut). Bantuan tersebut diberikan setiap

tahun dan baru terbatas untuk beberapa karesidenan di Daerah Istimewa

Yogyakarta, Jakarta dan Surakarta. Bentuk

bantuan berupa uang yang hanya boleh digunakan untuk:

a. memberi tunjangan kepada para guru,

b. membeli alat alat pelajaran

c. Menyewa dan atau memelihara ruang ruang dan gedung madrasah

d. Membiayai administrasi.

Peraturan tersebut mencantumkan pula ketentuan bahwa dalam

madrasah itu. hendaknya diajarkan juga. pengetahuan umum setidak

tidaknya: a) bahasa Indonesia, berhitung dan membaca serta menulis

dengan huruf latin di madrasah tingkat rendah, b) ditambah dengan ilmu

ilmu tentang bumi, sejarah, kesehatan tumbuh tumbuhan dan alam di

madrasah lanjutan. Jumlah jam pengajaran untuk pengetahuan umum

sekurang¬kurangnya 1/3 dari jun dah jam pengajaran seluruhnya.

Ketentuan untuk mengajarkan pengetahuan umum. 1/3 dari seluruh

jam pengajaran dilatarbelakangi oleh saran Panitia Penyelidik Pengajaran

yang mengamati bahwa di madrasah-madrasah jarang sekali diajarkan

pengetahuan umum vang sangat berguna bagi kehidupan sehari hari.

Kekurangan pengetahuan umum akan menyebabkan orang mudah

diombang ambingkan oleh pendapat yang kurang benar dan pikiran

kurang luas.

Menurut peraturan ini, jenjang pendidikan dalam madrasah tersusun

dalam:

a. Madrasah Tingkat Rendah, dengan lama belajar sekurang-kurangnya 4

tahun dan berumur 6 sampai 15 tahun;

b. Madrasah Lanjutan dengan masa belajar sekurang-kurangnya 3 tahun

setelah tamat Madrasah Tingkat Rendah dan berumur 11 tahun ke

atas.

Page 5: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

Peraturan ini kemudian disempurnakan dengan Peraturan Menteri

Agama No. 7 tahun 1952 yang berlaku untuk seluruh wilayah RI. Dalam

Peraturan tersebut dinyatakan bahwa jenjang pendidikan madrasah adalah:

a. Madrasah Rendah (sekarang dikenal dengan sebutan Madrasah

lbtidaiyah) dengan masa belajar 6 tahun

b. Madrasah Lanjutan Tingkat Pertama (sekarang Madrasah

Tsanawiyah), lama belajar 3 tahun setelah tamat Madrasah lbtidaiyah.

c. Madrasah Lanjutan Atas (sekarang Ma'drasah Aliyah), lama belajar 3

tahun setelah tamat Madrasah Tsanawiyah.

Madrasah lbtidaiyah Negeri sebagian besar berasal dari madrasah

madrasah yang semula diasuh oleh Pemerintah Daerah Aceh, Lampung

dan Surakarta. Sejak tahun 1946 ada 205 Sekolah Rendah Islam yang

diasuh oleh Pemerintah Daerah Aceh yang dengan Ketetapan Menteri

Agama no. I tahun 1959, pengasuhan dan pemeliharaannya diserahkan

kepada Kementerian Agama dan namanya diubah menjadi Sekolah Rakyat

Islam (SRI). Kernudian melalui Keputusan Menteri Agama No.104 tahun

1962 diubah namanya menjadi Madrasah lbtidaiyah 11.1egeri (MIN). Hal

yang sama terjadi di karesidenan Lampung. Sebanyak 19 SRI berdasarkan

Penetapan Menteri Agama No. 2 tahun 1959. Di Karesidenan Surakarta

sebanyak 11 SRI dengan Penetapan Menteri Agama no. 12 tahun 1959.

Kemunculan Orde Baru tampil dengan konsep pembangunan yang

lebih dikenal dengan pembangunan Lima Tahun (PELITA). Pembangunan

nasional merupakan bagian penting dari kebijakan politik pemerintah Orde

Baru. Pada masa Orde Baru pendidikan bersifat sentralisme, dengan

birokrasi yang ketat. Hal ini terjadi akibat dari system pemerintahan yang

otoriter. Hal ini memberi akibat kepada kegiatan pendidikan bersitaf

menunggu perintah dari atas (top down). ( Abuddin Nata, 2003: 42)

Dengan adanya sentralisme, maka pendidikan tidak berjalan

dengan baik, inovasi terhenti karena setiap pembaruan dan inovasi

dianggap menetang pemerintah. Sehingga pembaruan dan inovatif dalam

pendidikan tidak berjalan secara maksimal.

Page 6: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

Samsul Nizar yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah Orde

Baru mengenai pendidikan agama, termasuk madrasah bersifat positif dan

kostruktif, khusus pada dekade terakhir tahun 1980-an sampai dengan

tahun 1990-an. Kebijakannya bersifat melanjutkan dan memperkuat

kebijakan Orde lama. Meskipun demikian pada tahap ini madrasah belum

dianggap sebagai bagian sistem pendidikan secara nasional, akan tetapi

merupakan lembaga otonom di bawah pengawasan menteri Agama. Pada

masa ini sistem pendidikan madrasah secara khusus lebih didominasi oleh

muatan-muatan yang bersifat keagamaan, menggunakan kurikulum yang

belum terstandar, struktur yang tidak seragam, dan memberlakukan

manajemen yang kurang dapat dikontrol oleh pemerintah.6

2. Madrasah Ibtidayah pada Era Modern

Persepsi masyarakat terhadap madrasah di era modern belakangan

semakin menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang unik. Di

saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, di saat filsafat

hidup manusia modern mengalami krisis keagamaan (Haedar Nashir,

1999) dan di saat perdagangan bebas dunia makin mendekati pintu

gerbangnya, keberadaan madrasah tampak makin dibutuhkan orang.

Terlepas dari berbagai problema yang dihadapi, baik yang berasal

dari dalam sistem seperti masalah manajemen, kualitas input dan kondisi

sarana prasarananya, maupun dari luar sistem seperti persyaratan

akreditasi yang kaku dan aturan-aturan lain yang menimbulkan kesan

madrasah sebagai 'sapi perah', madrasah yang memiliki karakteristik khas

yang tidak dimiliki oleh model pendidikan lainnya itu menjadi salah satu

tumpuan harapan bagi manusia modern untuk mengatasi keringnya hati

dari nuansa keagamaan dan menghindarkan diri dari fenomena

demoralisasi dan dehumanisasi yang semakin merajalela seiring dengan

kemajuan peradaban teknologi dan materi. Sebagai jembatan antara model

pendidikan pesantren dan model pendidikan sekolah, madrasah menjadi

6 Online: makalah sejarah perkembangan Masdrasah, http://mial-faat.blogspot.com/2012/09/makalah-sejarah-perkembangan-madrasah.html Lihat : 26 Desember 2012 pukul 13:37

Page 7: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

sangat fleksibel diakomodasikan dalam berbagai lingkungan. Di

lingkungan pesantren, madrasah bukanlah barang yang asing, karena

memang lahirnya madrasah merupakan inovasi model pendidikan

pesantren. Dengan kurikulum yang disusun rapi, para santri lebih mudah

mengetahui sampai di mana tingkat penguasaan materi yang dipelajari.

Dengan metode pengajaran modern yang disertai audio visual, kesan

kumuh, jorok, ortodok, dan exclusive yang selama itu melekat pada

pesantren sedikit demi sedikit terkikis. Masyarakat metropolit makin tidak

malu mendatangi dan bahkan memasukkan putra-putrinya ke pesantren

dengan model pendidikan madrasah. Baik mereka yang sekedar berniat

menempatkan putra-putrinya pada lingkungan yang baik (agamis) hingga

yang benar-benar menguasai ilmu yang dikembangkan di pesantren

tersebut, orang makin berebut untuk mendapatkan fasilitas di sana.

Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo, misalnya, penuh dengan

putra putri konglomerat, sekali daftar tanpa mikir bayar, lengkap sudah

fasilitas didapat. Ma'had Al-Zaitun yang berlokasi di daerah Haurgelis

(sekitar 30 KM dari pusat kota Indramayu), yang baru berdiri pada tahun

1994, juga telah menjadi incaran masyarakat modern kelas menengah ke

atas, bahkan sebagian muridnya berasal dari negara-negara sahabat,

seperti Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Dengan demikian,

model pendidikan madrasah di lingkungan pesantren telah memiliki daya

tawar yang cukup tinggi.

Model-model pondok pesantren modern seperti itu, kini telah

bermunculan di berbagai daerah. Di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten

Kendal misalnya, juga ada pondok pesantren "Darul Amanah" yang

mengutamakan penguasaan bahasa asing yakni Bahasa Arab dan Inggris.

Pondok Pesantren yang didirikan oleh para alumni Pondok Pesantren

Modem Gontor Ponorogo pada tahun 1990 itu telah menampung sekitar

1300 santri (siswa).

Melihat kenyataan seperti itu, tuntutan pengembangan madrasah

akhir-akhir ini dirasa cukup tinggi. Pengembangan madrasah di pesantren

Page 8: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

yang pada umumnya berlokasi di luar kota dirasa tidak cukup memenuhi

tuntutan masyarakat. Oleh karena itu banyak model pendidikan madrasah

bermunculan di tengah kota, baik di kota kecil maupun di kota-kota

metropolitan. Meskipun banyak madrasah yang berkembang di luar

lingkungan pesantren, budaya agamanya, moral dan etika agamanya tetap

menjadi ciri khas sebuah lembaga pendidikan Islam. Etika pergaulan,

perilaku dan performance pakaian para santrinya menjadi daya tarik

tersendiri, yang menjanjikan kebahagiaan hidup dunia akhirat

sebagaimana tujuan pendidikan Islam (Al-Abrasyi, 1970; Jalaluddin dan

Said, 1996).

Realitas menunjukkan bahwa praktek pendidikan nasional dengan

kurikulum yang dibuat dan disusun sedemikian rupa bahkan telah

disempurnakan berkali-kali, tidak hanya gagal menampilkan sosok

manusia Indonesia dengan kepribadian utuh, bahkan membayangkan

realisasinya saja terasa sulit. Pendidikan umum (non madrasah) yang

menjadi anak emas pemerintah, di bawah naungan Depdiknas, telah gagal

menunjukkan kemuliaan jati dirinya selama lebih dari tiga dekade. Misi

pendidikan yang ingin melahirkan manusia-manusia cerdas yang

menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kekuatan

iman dan taqwa plus budi pekerti luhur, masih tetap berada pada tataran

ideal yang tertulis dalam susunan cita-cita (perundang-undangan).

Tampaknya hal ini merupakan salah satu indikator dimana pemerintah

kemudian mengakui keberadaan madrasah sebagian dari sistem

pendidikan nasional.7

D. Peningkatan Mutu Madrasah Ibtidaiyah

Persoalannya, kondisi sebagian besar madrasah sedang menghadapi

persoalan serius. Menurut Yahya Umar, madrasah diibaratkan sebagai mobil

tua sarat beban. Kurikulum madrasah adalah 130 % dari kurikulum sekolah

7 Online: Madrasah Sebagai The Centre Of Excellence, www.ditpertais.net/.../Makalah%20Rahardjo.doc, dilihat: Rabu 26 Desember 2012, 13:15

Page 9: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

karena komposisi kurikulum 70:30 (umum: agama) dan mata pelajaran umum

madrasah sama dengan yang ada di sekolah. Apabila dilihat dari missinya,

disamping sebagai sekolah juga sebagai lembaga dakwah. Sedangkan apabila

dilihat dari kondisi guru, siswa, fisik dan fasilitas, dan faktor-faktor

pendukung lainnya kondisinya serba terbatas, untuk tidak mengatakan sangat

memprihatinkan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa kondisi madrasah

sebagian besar menghadapi siklus negatif atau lingkaran setan tak

terpecahkan (unsolved problems): kualitas raw input (siswa, guru, fasilitas)

rendah, proses pendidikan tidak efektif, kualitas lulusan rendah, dan

kepercayaan stake holder terutama orangtua dan pengguna lulusan rendah.

Upaya apakah yang paling strategis atau kiat-kiat yang paling jitu

dalam mempercepat peningkatan mutu madrasah. Menurut Yahya Umar,

kalau madrasah diibaratkan mesin, maka ada tiga hal yang hendak dilakukan

direktoratnya: menyehatkan mesin, mengurangi beban dan merubah beban

menjadi energi. Pertama, menyehatkan mesin. Mesin dalam sebuah organisasi

pendidikan dapat berwujud budaya organisasi dan proses organisasi.

Madrasah yang sehat adalah yang memiliki budaya organisasi yang positip

dan proses organisasi yang efektif (Robins, 1996:289). Dalam mewujudkan

budaya madrasah yang baru, diperlukan konsolidasi idiil berupa reaktualisasi

doktrin-doktrin agama yang selama ini mengalami pendangkalan,

pembelokan dan penyempitan makna. Konsep tentang ihlas, jihad, dan amal

shaleh perlu direaktualisasikan maknanya dan dijadikan core values dalam

penyelenggaraan pendidikan madrasah. Dengan landasan nilai-nilai

fundamental yang kokoh, akan menjadikan madrasah memiliki modal social

(social capital) yang sangat berharga dalam rangka membangun rasa saling

percaya (trust), kasih sayang, keadilan, komitmen, dedikasi, kesungguhan,

kerja keras, persaudaraan dan persatuan. Dengan social capital yang baik,

akan memunculkan semangat berprestasi yang tinggi, terhindar dari konflik

yang seringkali menjadi "hama" bagi perkembangan madrasah. Lembaga

pendidikan madrasah juga perlu tampil dengan nama, semangat, semboyan

Page 10: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

dan performen baru. Misalnya dengan nama baru seperti MI Putera Harapan,

MTs Tunas Bangsa, MA Insan Mulia, dan lain sebagainya.

Kedua, kurangi beban. Madrasah memang sarat beban, apabila dilihat

dari missi, muatan kurikulum, dan beban-beban sosial, budaya dan politik.

Penyelenggaraan kurikulum madrasah perlu diformat sedemikian rupa agar

tidak terpaku pada formalitas yang padat jam tetapi tidak padat misi dan isi.

Orientasi pendidikan tidak lagi pada "having" tetapi "being", bukan

"schooling" tetapi "learning", dan bukan "transfer of knowledge" tetapi

membangun jiwa melalui "transfer of values" lewat keteladanan. Metode

belajar yang mengarah pada, "quantum learning", "quantum teaching" dan

"study fun" dan sebagainya perlu dikritisi. Budaya Belajar Bangsa Indonesia

tidak harus mencontoh model Eropa seperti bermain sambil belajar, guru

hanya sebagai fasilitator, menekankan proses dari pada hasil, mengutamakan

alat belajar dan lain sebagainya. Budaya belajar Bangsa Indonesia yang

banyak berhasil membesarkan orang justru yang mengembangkan sikap

kesungguhan, prihatin (tirakat), ihlas (nrimo, qanaah), tekun dan sabar. Siswa

madrasah harus dididik menjadi generasi yang tangguh, memiliki jiwa

pejuang, seperti sikap tekun, ulet, sabar, tahan uji, konsisten, dan pekerja

keras. Multiple intelligence (intellectual, emotional dan spiritual quotient)

siswa dapat dikembangkan secara maksimal justru melalui pergumulan yang

keras, bukan sambil bermain atau dalam suasana fun semata.

Ketiga, merubah beban menjadi energi. Pengelola madrasah baik

pimpinan maupun gurunya haruslah menjadi orang yang cerdik, lincah dan

kreatif. Pemimpin madrasah tidak sepatutnya hanya berperan sebagai

administrator, "pilot" atau "masinis" yang hanya menjalankan tugas sesuai

dengan ketentuan, melainkan harus diibaratkan seorang "sopir", "pendaki"

atau "entrepreneur" yang senantiasa berupaya menciptakan nilai tambah

dengan cara mendayagunakan kekuatan untuk menutupi kelemahan, mencari

dan memanfaatkan peluang yang ada, dan merubah ancaman menjadi

tantangan (analisis swot). Keterbatasan sumber daya (manusia, material,

finansial, organisasi, teknologi dan informasi) yang dimiliki madrasah bagi

Page 11: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

pemimpin yang berjiwa entrepreneur dan pendaki (climber) justru menjadi

cambuk, lahan perjuangan (jihad) dan amal shaleh. Ibaratnya, beban berat di

sebuah mobil dapat dirubah menjadi energi apabila sopirnya cerdas dalam

memilih jalan yang menurun. Intinya, cara merubah beban menjadi energi

adalah dengan cara berfikir dan berjiwa besar, positif, kreatif dan tidak kenal

menyerah. Memang salah satu karakteristik madrasah adalah berkembang

secara evolutif, dimulai dari sebuah pengajian di mushallah/masjid kemudian

menjadi madrasah diniah dan akhirnya menjadi madrasah. Proses evolusi

madrash selama ini ada yang berlangsung dengan baik dan ada yang jalan

ditempat, tetapi sangat jarang yang mati. Semua itu tergantung pada orang-

orang yang ada di dalamnya.

Melihat kondisi madrasah di atas, pemerintah seharusnya tidak lagi

menomorduakan madrasah, melainkan memperlakukannya secara khusus

agar 36.105 madrasah dan 5,5 juta siswanya dapat mengejar

ketertinggalannya dan tidak lagi menjadi forgotten community. Mungkin

pemetintah selama ini berasumsi: "tanpa dibantu pun madrasah sudah dapat

hidup". Asumsi ini memang tidak terlalu salah, akan tetapi tidak seharusnya

menjadi alasan untuk tidak membantunya. Atas dasar itulah penulis sangat

mendukung kebijakan Dirjen Pendidikan Islam Prof. Dr. Yahya Umar yang

akan memberdayakan madrasah, terutama madrasah swasta dalam tiga hal:

memberdayakan murid, guru dan madrasah. Kita tunggu saja realisasinya.8

E. Ayat yang sesuai dengan artikel diatas adalah:

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

8 Online: Percepatan Mutu Madrasah, http://re-searchengines.com/drtobroni5-07.htm, Dilihat: 26 Desember 2012, 15:06

Page 12: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Daftar Pustaka:

Online: Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia,

http://iwanrosadi.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-madrasah-

di.html, dilihat: 26 Desember 2012, 13:40

Online: Madrasah Sebagai The Centre Of Excellence,

www.ditpertais.net/.../Makalah%20Rahardjo.doc, dilihat: Rabu 26

Desember 2012, 13:15

Online: Sejarah Perkembengan Madrasah,

http://iwanrosadi.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-madrasah-

di.html. lihat : 26 Desember 2012, 13:14

Online: Sejarah Madrasah di indonesia,

http://amirsunankalijogo.wordpress.com/2011/06/18/sejarah-madrasah-di-

indonesia/. Lihat : 26 Desember 2012 , 13:25

Online: Sejarah Perkembengan Madrasah Ibtidaiyah Maasa Orde Baru,

http://abyreyhan.blogspot.com/2011/01/makalah-sejarah-perkembangan-

madrasah.html, 26 Desember 2012, 01:45

Online: makalah sejarah perkembangan Masdrasah, http://mial-

faat.blogspot.com/2012/09/makalah-sejarah-perkembangan-madrasah.html

Lihat : 26 Desember 2012 pukul 13:37

Online: Madrasah Sebagai The Centre Of Excellence,

www.ditpertais.net/.../Makalah%20Rahardjo.doc, dilihat: Rabu 26

Desember 2012, 13:15

Online: Percepatan Mutu Madrasah,

http://re-searchengines.com/drtobroni5-07.htm, Dilihat: 26 Desember

2012, 15:06

Page 13: Sejarah Perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Di Indonesia