Sejarah mikroskop
-
Upload
ricka-a-sugiarti -
Category
Documents
-
view
53 -
download
1
description
Transcript of Sejarah mikroskop
TUGAS KHUSUS
SEJARAH PENEMUAN MIKROSKOP
A. PENDAHULUAN
Istilah mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron yang berarti
kecil dan scopos yang artinya tujuan. Dari dua pengertian tersebut, mikroskop
dapat diartikan sebagai alat yang dibuat atau dipergunakan untuk melihat secara
detail obyek yang terlalu kecil apabila dilihat oleh mata telanjang dalam jarak
yang dekat. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk
membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen
sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu
oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590.
Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek
hingga dari 150 kali dari ukuran asli. Temuan mikroskop saat itu mendorong
ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama.
Bahkan Galileo mengklaim dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah
membuat alat ini pada tahun 1610.
Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan
mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu
mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga
disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki
kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh
limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara
teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer.
Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di
bawah 200 nanometer.
Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van
Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan pembesaran mikroskopis.
Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profess
Nama : Dian GriyantoroNim : 03121003030Kelompok : 1Shift : Kamis Siang
ional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia
biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-seratpada kain. Tetapi
rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah
seorang penemu mikrobiologi. Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang
sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain
sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak
yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi
dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat
kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda
tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya.
Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya
di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil
pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu
isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan
adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara
tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil
pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun
spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut
membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang
akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Mikroskop secara sederhana diartikan sebagai sebuah alat yang
memungkinkan manusia untuk mengamati suatu benda atau makhluk hidup yang
berukuran terlampau kecil sehingga tidak bisa dilihat dan diamati hanya dengan
menggunakan mata telanjang. Hadirnya mikroskop memunculkan cabang ilmu
baru yang diberi nama Mikrobiologi. Ilmu ini berkembang pesat dengan bertumpu
pada kemampuan mikroskop menampilkan hal-hal yang sangat detil dari objek
yang diamati. Mikroskop merupakan penemuan yang luar biasa dan berjasa
mengembangkan multidisiplin ilmu. Sejarah mikroskop tak bisa lepas dari
penemuan lensa oleh seorang ilmuan Thonius Philips Van Leewenhoek (1632-
1723). Sejak belia, ia memang sudah terpesona dengan lensa. Hal ini yang
menjadikan ia begitu giat mempelajari lensa selama hidupnya. Leewenhoek
terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Ilmu Pengetahuan Alam yang lahir dan
besar di Belanda. Ia dipenuhi dengan imajinasi tentang makhluk berukuran mikro
yang hidup bebas dan luput dari perhatian manusia. Imajinasi ini, serta
ketertarikannya pada lensa juga cermin yang kemudian mengilhami ia menciptaka
sebuah alat yang kini kita kenal dengan nama Mikroskop.
Perkembangan selanjutnya dalam sejarah mikroskop dimulai secara
revolusioner dengan campur tangan seorang ilmuan dari Berlin University
bernama Dr. Ernest Ruska. Ia menggembangkan penemuan Thonius Philips Van
Leewenhoek yang hanya menggunakan satu lensa dan kemudian menciptakan
mikroskop transmisi electron atau TEM pada tahun 1931. Berkat penemuan ini,
lembaga pemberi Nobel di Norwegia menganugerahkan Nobel Fisika padanya di
tahun 1986. Mikroskop yang dikembangakan oleh Dr. Ernest Ruska
menggunakan dua lensa dengan medan magnet. Selanjutnya, 3 tahun berelang, ia
kemudian menciptakan mikroskop dengan tiga buah lensa yang mampu membidik
dengan resolusi sampai 100 nm. Angka ini jauh lebih baik jika dibandingkan
dengan jenis mikroskop cahaya yang saat itu lazim digunakan. Dalam
perkembangan sejarah mikroskop, perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
kajian mengenai mikroorganisme menjadi lebih mudah dan berdampak baik pada
berbagai bidang salah satunya adalah medis. Dengan mikroskop, peneliti lebih
bisa mengamati berbagai bakteri juga virus yang menyebabkan sejumlah oenyakit
serius untuk kemudian mencari kelemahannya dan menciptakan formula untuk
membasminya. Semua keajaiban tersebut tak bisa dipisahkan dari keberadaan
Mikroskop.
(Sumber: Biologiku, 2013)
B. MIKROSKOP CAHAYA
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan
stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat
dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem
lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek
dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber
cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin
datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah
dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop
monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan
binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan
yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana
(yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field,
fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal). Lensa obyektif bekerja
dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian
renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah
memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura
adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah
spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai
dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung
atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan
yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali. Lensa kondensor, berfungsi untuk
mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus, sehingga bila
pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang
maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang
bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.
(Sumber: Campbell et al. 1999)
C. MIKROSKOP ELEKTRON
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk
melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik
dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop cahaya. Mikroskop ini sangat berperan penting dalam
pendekteksi benda yang mikro dengan perbesaran tertentu. Mikroskop elektron ini
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih
pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Pada tahun 1920 ditemukan suatu
fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet,
dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang
gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga
bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin
seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.
(Sumber: Campbell et al. 1999)
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang
dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara
(vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali
lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan
medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas
dalam mikroskop cahaya.
D. Jenis - Jenis Mikroskop Elektron
a) Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM)
adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja
proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan
pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Seorang ilmuwan dari
universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan
membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931.
Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah
Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali
diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga
tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan
lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi
hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa
itu).
b) Mikroskop Elektron Scanning (SEM)
SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur
renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.
c) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah
satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron
(TEM). Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana
halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang
sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek
tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-
lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada
televisi / monitor.
d) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)
Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam
bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna
mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM
maupun SEM. Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah
bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah
perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat alat SEM.
e) Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil
arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati
secara tiga dimensi Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu
Mikroskop pemindai elektron (Scanning Electron Microscope-SEM) ini. Publikasi
pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh fisikawan Jerman
dR. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von
Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang
kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun
dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu. Pada 1942 tiga
orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin, Dr. James Hillier,
dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron metode
pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali.
Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1
nm atau pembesaran 400.000 kali. Mikroskop elektron cara ini memfokuskan
sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya
dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek.
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada
mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi
elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari
permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar
elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya
diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi
gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah
gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya,
SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk
melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan
persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang
bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati.
fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau
osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air
dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3.
pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang
akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat
menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.
f) Mikroskop refleksi elektron (REM)
Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope
(REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa
sebagaimana halnya dengan cara kerja TEM namun sistem ini menggunakan
deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus
digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik Refleksi difraksi elektron
energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi
pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum - RHELS).
g) Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)
Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah
merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada
sebelumnya, yang digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet
(en:magnetic domains).
E. MIKROSKOP STEREO
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai
perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif.
Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
1. Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi
benda yang diamati.
2. Sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati.
Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif
menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali,
sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah
mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat
lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak
disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas
pengatur fokus.
F. STRUKTUR MIKROSKOP
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu: Bagian optik,
yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler. Bagian non-optik,
yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar
halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya. Berikut bagian-bagian
dari mikroskop:
1. Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
2. Tabung mikroskop, berfungsi untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan
diturunkan
3. Tombol pengatur fokus kasar berfungsi ntuk mencari fokus bayangan objek
secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat
4. Tombol pengatur fokus halus berfungsi untuk memfokuskan bayangan objek
secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat
5. Revolver berfungsi ntuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
6. Lensa objektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga
dapat memiliki nilai“apertura”yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah. Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang
diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
7. Lengan mikroskop, untuk pegangan saat membawa mikroskop
8. Meja Preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan
dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit.
Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis
mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak dapat dinaik atau diturunkan. Pada
beberapa mikroskop, terutama model terbaru, meja preparat dapat dinaik-
turunkan
9. Penjepit objek glass, untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar
preparat tidak bergeser.
10. Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan
sinar. lensa onbjektif. Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar
dan halus untuk menaikturunkan meja preparat.
11. Diafragma berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar
lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang akan masuk mikroskop.
12. Reflektor/cermin, untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam
mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya
lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber
cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan
cermin datar.
13. Kaki mikroskop, untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap
di atas meja.
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari
benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai
faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa(objektif f1 dan okuler f), panjang
tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah
jarak pandang mata normal(sn). Rumus:
sifat bayangan baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan
lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan
sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi
benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah
lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama
seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada
mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar
benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang
pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik
yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar
dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga
mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Menelusuri Sejarah Penemuan Sejarah Mikroskop.
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/menelusuri-sejarah-penemuan-
mikroskop.html. (diakses 3 Maret 2015)
Anwar. A. 1983. Ringkasan Biologi SMA, Cetakan Pertama. Bandung: Ganesha
Exact.
Dahlan, Hatta. 2010. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Indralaya,
Laboratorium Teknologi Biproses Jurusan Teknik Kimia Universitas.