Lapres Inokulasi Mikroskop

15
Laboratorium Mikrobiologi Teknik 1 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik LAPORAN RESMI INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP I. Tujuan I.1. Inokulasi Mikroorganisme Mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. I.2. Mikroskop 1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme. 2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme. 3. Melatih membuat preparat. II. Data Pengamatan II.1. Inokulasi Mikroorganisme a. Menggunakan petridish Gambar II.1. Bacillus subtilis Tampak Atas dengan Petridish

description

Mikrobiologi

Transcript of Lapres Inokulasi Mikroskop

11Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

LAPORAN RESMI

INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOPI. Tujuan

I.1. Inokulasi MikroorganismeMempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.

I.2. Mikroskop

1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme.2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme.3. Melatih membuat preparat.II. Data Pengamatan

II.1. Inokulasi Mikroorganismea. Menggunakan petridish

Gambar II.1. Bacillus subtilis Tampak Atas dengan Petridish

Gambar II.2. Pseudomonas fluorescence Tampak Atas dengan Petridish

Gambar II.3. Bacillus subtilis Tampak Samping dengan Petridish

Gambar II.4. Pseudomonas fluorescence Tampak Samping dengan Petridishb. Menggunakan tabung reaksi

Gambar II. 5. Bacillus subtilis pada Tabung Reaksi

Gambar II. 6. Pseudomonas fluorescence pada Tabung Reaksi

Gambar II.7. Blanko Media NBA pada Tabung Reaksi

II.2. Mikroskopa. Bacillus subtilis

Gambar II.8. Bacillus subtilis Perbesaran 400 kali.b. Pseudomonas fluorescence

Gambar II.9. Pseudomonas fluorescence Perbesaran 400 kali.III. PembahasanIII.1. Inokulasi Mikroorganisme

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. Langkah pertama yang dilakukan adalah mensterilisasi peralatan, baik tabung reaksi maupun petridish,yang akan digunakan di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC. Suhu tersebut dipilih karena dapat membunuh spora dan bakteri yang dapat bertahan walaupun dididihkan sekalipun. Proses sterilisasi ditujukan untuk mematikan bakteri yang terdapat pada peralatan. Sterilisasi dengan autoclave disebut sterilisasi uap.

Setelah sterilisasi, tabung reaksi dan petridish kemudian diisi dengan media. Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah NBA (Nutrien Broth Agar). NBA adalah media yang secara umum digunakan untuk mengembangbiakkan kultur murni bakteri, agar sendiri terbuat dari rumput laut yang mengandung karbohidrat kompleks. Sebelum dimasukkan ke tabung reaksi dan petridish, media dipanaskan terlebih dahulu di atas hotplate dan diaduk dengan magnetic stirrer agar terjaga tetap cair dan diaduk agar homogen. Media cair dipindahkan ke petridish dan tabung reaksi dengan pipet ukur, pemindahan harus dilakukan dengan cepat agar media tidak mengeras di dalam pipet. Untuk petridish, media harus rata agar mikroorganisme dapat berkembang biak dengan baik. Juga perlu disiapkan satu buah tabung reaksi yang berisi media NBA saja sebagai pembanding (blanko). Setelah itu membiarkan media beberapa lama hingga mengeras. Untuk tabung reaksi, posisi tabung harus dijaga miring sehinga media agar mengeras dalam posisi miring. Media agar di dalam tabung reaksi harus dalam posisi miring agar luas permukaan media agar untuk menggoreskan biakan bakteri lebih besar.

Inokulasi adalah proses penanaman bakteri pada medium steril dengan kandungan nutrisi yang sesuai. Proses inokulasi dapat dilakukan setelah media mengeras. Mikroorganisme yang diinokulasikan adalah Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescence. (Pelczar, 144, 1986)

Pertama-tama semua peralatan inokulasi dimasukkan ke dalam incase. Penggunaan incase ditujukan untuk mengurangi kontaminan bakteri dari udara luar. Pertama-tama jarum ose dipegang pada tangan kanan, lalu dibakar dengan pembakar spirtus hingga ujungnya menyala, lalu diteruskan hingga ke pangkal kawat. Prosedur ini bertujuan untuk mensterilisasikan jarum ose, teknik ini disebut aseptic. Setelah itu, sumbat kapas pada biakan dibuka dengan jari manis dan jari kelingking tangan kanan, lalu biakan di dalam tabung reaksi diambil menggunakan jarum ose dan digoreskan pada media agar. Pada saat pengambilan biakan, media tidak boleh sampai tergores agar mikroorganisme dapat tetap tumbuh. Setelah menggunakan jarum ose, jarum harus disterilisasikan kembali dengan teknik aseptic. Setelah itu sumbat kapas ditutup.

Tabung reaksi dan petridish lalu dimasukkan ke dalam inkubator. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi mikroba pada suhu terkontrol. Petridish diletakkan di dalam inkubator dalam posisi terbalik dengan terlebih dahulu dibungkus kertas coklat. Inkubasi dilakukan selama 22 jam pada suhu 30oC lalu dilakukan pengamatan. Tujuan peletakan biakan mikroorganisme adalah agar mikroorganisme berada pada fase ketika mikroorganisme tersebut berkembang biak dengan optimal.

Untuk Bacillus subtilis pada media NBA di dalam petridish, terdapat koloni besar bakteri di bagian tengah dan di bagian pinggirnya menyebar. Untuk Bacillus subtilis pada media NBA di dalam tabung reaksi, pola koloni bakteri mengikuti pola goresan jarum ose yakni lurus dengan sedikit sebaran koloni di samping-samping pola goresan. Untuk Pseudomonas fluorescence pada media NBA dalam petridish, pertumbuhan bakteri menyebar. Untuk Pseudomonas fluorescence pada media NBA di dalam tabung reaksi, pola koloni bakteri mengikuti pola goresan jarum ose. Untuk media blanko berisi NBA, terdapat bintik-bintik putih tumbuh di permukaan media. Blanko terkena kontaminasi akibat media yang dibiarkan terlalu lama terbuka saat pemanasan, mikroorganisme di udara tumbuh di permukaan media NBA blanko dan menjadi kontaminan.

Hasil percobaan sesuai dengan literatur dimana bakteri dalam genus Pseudomonas adalah bakteri aerob, berbentuk batang gram negatif yang bergerak dengan flagella yang terletak di ujung. Bakteri dalam genus Bacillus adalah bakteri berbentuk batang yang dapat membentuk endospora. Bakteri ini biasa dijumpai di tanah dan jarang bersifat pathogen bagi manusia. (Tortora, 308 dan 317, 2010)III.2. Mikroskop

Tujuan dari percobaan mikroskop ini adalah untuk melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, bakteri, dan beberapa mikroorganisme, mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan melatih membuat preparat.

Dalam percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan mikroskop dan membersihkan lensa-lensanya menggunakan kertas lensa agar debu yang melekat pada lensa hilang dan tidak menghalangi pengamatan. Langkah selanjutnya adalah mengambil biakan menggunakan jarum ose dan meletakkannya di object glass yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sebelum digunakan untuk mengambil biakan, jarum ose disterilkan dengan cara membakarnya hingga kawat ose berpijar merah menggunakan api dari spiritus. Cara sterilisasi dengan pemijaran ini disebut teknik aseptic. Sterilisasi ose dilakukan agar mikroorganisme lain yang melekat pada ose mati, sehingga hanya terdapat mikroorganisme yang diinginkan pada preparat. Biakan diambil menggunakan jarum ose yang dimasukkan ke dasar tabung reaksi dan diusapkan ke permukaan biakan secara halus. Pada saat pengambilan, jarum ose tidak boleh sampai menggores media agar, karena kerusakan media akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, selain itu media yang ikut terambil oleh jarum ose menyebabkan mikroorganisme sulit diamati. Kemudian biakan yang telah diambil diletakkan diatas object glass dan diberi satu tetes aquades serta ditutup menggunakan deck glass. Penambahan aquadest dilakukan agar pengamatan dari mikroskop lebih jelas, sebagai perekat object glass dan deck glass agar mikroorganisme tidak tercecer dan mengenai lensa. Langkah selanjutnya ialah mengamati preparat yang telah dibuat menggunakan mikroskop. Preparat yang diamati diletakkan diatas meja benda dan dijepit dengan memakai penjepit. Penjepit digunakan agar preparat tidak goyah dan mempermudah pengamatan. Lensa objektif diatur ke perbesaran 10x, 40x ataupun 100x sesuai dengan kebutuhan. Langkah terakhir ialah menggambar preparat yang diamati pada perbesaran 400x.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa bakteri Pseudomonas fluorescence berbentuk basil (batang), namun Bacillus subtilis tidak terlihat terlalu jelas, hal ini dapat disebabkan oleh media yang terikut pada preparat. Hasil pengamatan Pseudomonas fluorescence ini memiliki kesesuaian dengan yang ada pada literatur, hasil pengamatan terlihat bakteri berbentuk basil dan menurut literatur bakteri Pseudomonas fluorescence berbentuk basil, sedangkan hasil pengamatan Bacillus subtilis tidak terlihat jelas, yang terlihat hanya bulatan bulatan coklat sehingga tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bakteri Bacillus subtilis berbentuk basil.

Berikut ini merupakan perbandingan gambar kedua bakteri tersebut dari literatur dan hasil pengamatan:

Gambar III.1. Bacillus subtilis Gambar III.2. Pseudomonas fluorescence(http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bacillus_subtilis_Gram.jpg)

(http://biology.uco.edu/Microbiology/lab_14Gram.htm)

Gambar III.1. Bacillus subtilis Hasil PengamatanGambar III.2. Pseudomonas fluorescence Hasil Pengamatan

Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana cara mold berkembang biak?

Mold dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan spora dan pembelahan sel; serta secara seksual melalui isogamet dan heterogamet.

2. Sebutkan penggunaan/arti mold yang diperiksa diatas?

Mold adalah jamur multiseluler yang mempunyai lebih dari satu inti dan membentuk benang-benang filamen.

3. Apa yang disebut hypha?

Hypha merupakan benang-benang penyusun tubuh jamur yang tersusun dari unit multinukleus dan dinding-dinding yang mempunyai lubang agar sitoplasma dapat bergerak diantara sel.

4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati?

Yeast berkembang biak dengan cara membelah diri membentuk tunas atau budding cell; dengan cara membelah diri membentuk fission; dan dengan cara membentuk spora.

5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?

Suhu optimum (25 sampai 30 derajat celcius)

Kandungan nutrisi dalam substrat

pH, pada umumnya yeast berfungsi optimal di pH netral atau sedikit asam

6. Sebutkan semua pembagian bakteri-bakteri beserta contohnya!

a. Berdasarkan pewarnaan gram

Gram positif ; contohnya = Aerococcus Gram negatif ; contohnya = E. colib. Berdasarkan bentuk tubuh

Kokus ; contohnya = S. aureus Basil ; contohnya = Azotobacter Vibric ; contohnya = Librio choleroe Spirilium ; contohnya = Treponema Palidumc. Berdasarkan letak flagella

Monotrik- Peritrik

Lopotrik- Amfitrikd. Berdasarkan kebutuhan oksigen:

Aerob obligat ; contohnya = Acitenobacter baumanii Anaerob fakultatif ; contohnya = Escherichia coli Anaerob aerotoleran ; contohnya = Lactobacillus bulgaricus Anaerob obligat ; contohnya = Clostridium tetani Mikroaerofilik ; contohnya = Campylobacter fetus7. Apakah tujuan pemakaian imersion oil?

Imersion oil digunakan untuk meningkatkan resolusi mikroskop, hingga preparat dapat diamati lebih jelas.

8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?

Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan biner; serta secara seksual melalui transformasi, transduksi dan konjugasi.

9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh suhu, nutrisi, media tumbuh, pH, ketersediaan oksigen dan cahaya.IV. Kesimpulan

IV.1. Inokulasi MikroorganismeMikroorganisme dapat dikembangbiakkan pada medium steril dengan menggunakan teknik inokulasi.

IV.2. Mikroskop1. Dengan menggunakan mikroskop dapat diamati morfologi jamur, bakteri, yeast, dan berbagai macam mikroorganisme.

2. Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, diperoleh hasil bahwa Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescence berbentuk basil.3. Pembuatan preparat dilakukan dengan cara meletakkan biakan diatas object glass dan menutupnya dengan deck glass setelah diberi setetes aquadest agar pengamatan dari mikroskop lebih jelas dan untuk merekatkan object glass dan deck glass agar mikroorganisme tidak tercecer dan mengenai lensa mikroskop.

Daftar PustakaPelczar, Michael J., dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta,UI Press.Tortora, Gerard J, dkk. 2010. Microbiology an Introduction Tenth Edition. San Francisco:Pearson Education, Inc.http://biology.uco.edu/Microbiology/lab_14Gram.htm diakses pada tanggal 18 Maret 2014

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bacillus_subtilis_Gram.jpg diakses pada tanggal 18 Maret 2014http://www.hccfl.edu/media/568156/5-exercise%20ii.pdf diakses pada tanggal 19 Maret 2014

http://pkh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Dokumen%20Mutu-Instruksi%20Kerja/a/01300%2006114%20IK%20Pemakaian%20Inkubator.pdf diakses pada tanggal 22 Maret 2014Lampiran