sejarah islam di dunia

60
RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW A. ARAB SEBELUM ISLAM Ketika Nabi Muhammad Saw dilahirkan yaitu pada (570 M), Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantar kota- kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan yaman di selatan syiria di utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta mil persegi. Jazirah Arab merupakan tempat kediaman mayotitas bangsa Arab saat itu. Jazirah arab terbagi menjadi dua bagian besar yaitu, Bagian Tengah dan Bagian Pesisir. Jazirah arab bagian tengah merupakan Padang Pasir Sahara yang memiliki keadaan dan sifat berbeda. Pendudukanya sedikit dan mempunyai kebiasaa nomadik yaitu berpindah-pindah daerah guna mencari air. Sedangkan di Jazirah Arab bagian pesisir, mereka sudah hidup tetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga. Bila dilihat dari segi keturunan, Jazirah arab terbeagi menjadi dua golongan besar yaitu, Qathaniyun yaitu keturunan Qathan dan Adnaniyun yaitu keturunan Ismail bin Ibrahim. Pada mulanya di bagian utara ditempati golongan Adnaniyun dan dibagian dan

description

sejarah islam di dunia

Transcript of sejarah islam di dunia

RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW

A. ARAB SEBELUM ISLAM

Ketika Nabi Muhammad Saw dilahirkan yaitu pada (570 M), Makkah adalah sebuah kota yang

sangat penting dan terkenal diantar kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun

karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan yaman di selatan

syiria di utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab.

Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala

utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat arab ketika itu

mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta mil persegi.

Jazirah Arab merupakan tempat kediaman mayotitas bangsa Arab saat itu. Jazirah arab terbagi

menjadi dua bagian besar yaitu, Bagian Tengah dan Bagian Pesisir. Jazirah arab bagian tengah

merupakan Padang Pasir Sahara yang memiliki keadaan dan sifat berbeda. Pendudukanya sedikit

dan mempunyai kebiasaa nomadik yaitu berpindah-pindah daerah guna mencari air. Sedangkan

di Jazirah Arab bagian pesisir, mereka sudah hidup tetap dengan mata pencaharian bertani dan

berniaga.

Bila dilihat dari segi keturunan, Jazirah arab terbeagi menjadi dua golongan besar yaitu,

Qathaniyun yaitu keturunan Qathan dan Adnaniyun yaitu keturunan Ismail bin Ibrahim. Pada

mulanya di bagian utara ditempati golongan Adnaniyun dan dibagian dan diwiliyaha selatan

ditempati golongan Qathaniyun, tetapi lama-lama mereka berbaur dikarenakan yang utara pindah

ke selatan begitu juga sebaliknya.

B. RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW : DAKWAH DAN PERJUANGAN

1. Sebelum Masa Kerasulan

Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah dan

kakenya bernama Abdul Munthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Dan

ibunya bernama Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Nabi Muhammad lahir pada tahun 570

M, atau sering dikenal dengan tahun gajah. Dinamakan tahun gajah karena pada saat nabi lahir

ada penyerangan dari Gubernur Habsyi (Ethiopia) yang bernama Abrahah dengan membawa

pasukan bergajah yang datang untuk menyerbu Ka’bah.

Nabi Muhammad ditinggal meninggal ayahnya sejak ia masih didalam kandungan. Setelah ia

lahir ia diasuh oleh ibu pengasuh yang bernama Halimatus Sa’diyah. Ia diasuh hingga berusia 4

Tahun. Setalah itu kurang lebih 2 tahun ia diasuh oleh ibu kandungnya. Pada saat ia berusia 6

tahun, ia diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya, pada saat dijalan ibunya sakit dan

meninggal dunia. Jadi pada saat ia berusia 6 tahun ia sudah menjadi anak yatim piatu. Setelah

ibunya meninggal Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Namun dua

tahun kemudian Abdul Munthalib meninggal karena sudah tua. Setelah ditinggal kakeknya ia

diasuh oleh pamannya yaitu Abu Tholib, seperti Abdul Munthalib, Abu Tholib juga disegani

disukunya. Pada saat nabi masih muda, ia pernah hidup sebagai pengembala kambing

keluargannya dan penduduk Makkah, pada saat ia berumur 12 tahun ia ikut bekafilah dagang ke

Syria dengan Abu Thalib. Pada saat itu ia bertemu dengan pendeta kristen bernama Buhairah.

Buhairah mengatakan kepada Abu Thalib agar tidak terlalu jauh mengajak Nabi ke dalam daerah

Syam, dikarenakan ditakutkan para penduduk Yahudi mengetahui tanda-tanda kenabian yang

ada pada diri Nabi Muahammad yang menjadikan orang yahudi berbuah jahat kepadanya.

Pada usia 25 tahun ia membawa barang dagangan milik saudagar wanita kaya, yaitu Siti

Khadijah. Setelah ia pulang, ia membawa laba yang sangat besar. Siti Khadijah suka dengan

Nabi dan akhirnya ia melamar Nabi, dan menikah dengan Nabi

2. Masa Kerasulan

Pada saat nabi berusia 40 tahin, ia sering menyepi dari keramaian untuk bertafakur di Gua Hira,

yang bertempat beberapa kilo dari rumahnya, awalnya, Cuma beberapa jam, kamudian berhari-

hari. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M. Malikat jibril muncul dihadapanyya dengan membwa

wahyu pertama dari Allah yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Awalnya nabi ketakutan pada saat ia

disuruh mengikuti ucapan jibril, ia berkata kalau ia tidak bisa, kemudian ia dipeluk dengan keras

oleh jibril dan disuruh mengulangi lagi apa yang dikatakan jibril. Pada saat ia sudah bisa

mengikuti ucapan jibril nabi dilepaskan oleh jibril, dan Nabi pulang dengan lari kerumah, Pada

saat nabi sampai rumah,dengan wajah yang masih ketakutan ia bicara ke khadijah kalau ia

kedinginan, kemudian ia dihibur oleh khadijah dan dislimuti. Besoknya khadijah menemui

seorang pendeta kristen dan bertanya kenapa nabi seperti itu. Dan si pendeta tahu bahwa

Muhammd sudah diangkat menjadi nabi.

Turunnya surat Al-Alaq menunjukan bahwa pada saat itu nabi masih belum disuruh untuk

berdakwah. Turunnya wahyu kedua yaitu surat Al-Muddatstir ayat 1-7 dengan turunnya wahyu

ini, mulailah Rasulullah SAW berdakwah, pertama dengan sembunyi-sembunyi di lingkungan

sendiri, kemudian di kalangan rekan-rekannya dan kemudian di keluarganya. Mula-mula yang

masuk islam adalah istri Nabi Muhammad SAW, kemudian sepupunya Ali Bin Abi Tholib yang

baru berumur 10 tahun, kemudian Abu Bakar, Zaid, Ymmy Aiman, Usman bin Affan, Zubair bin

Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah dan mereka

juga disebut assabighunal awwalun.

Setelah beberapa lama berdakwah secara sembunyi-sembunyi akhirnya turun wahyu yang

menyuruh nabi untuk berdakwah secara terang-terangan. Pertama nabi mengumpulkan

keluarganya dan mengajak mereka masuk islam, tetapi mereka semua menolak kecuali Ali.

Kemudian ia mengajak semua golongan, mulai hamba sahaya hingga bangsawan, mulai dari

daerah makkah hingga ke daerah yang lain. Hasil usaha nabi pun ada hasilnya, sedikit-sedikit

umat nabi bertambah, dari golongan wanita, budak, pekerja dan orang tak punya.

Semakin lama para kafir quraisy semakin kejam. Kemudian nabi mengajak umanya untuk pergi

ke luar Makkah yaitu ke Habsyah (Ethiopia). Kemudian ada banyak orang kuat dari quraisy

masuk islam yaitu Hamzah dan Umar bin Khattab. Posisi islam pun semakin kuat. Kemudian di

boikot mereka, orang-orand dilarang berjual beli dengan kaum muslimin. Setelah boikot

dihentikan pada tahun kesepuluh kenabian nabi ditinggal 2 orang yang disayanginya yaitu Ali

bin Abi Thalib dan Istrinya Siti Khadijah yang meninggal di Tahun yang sama. Untuk

menghibur nabi yang berduka Allah meng Isra’ Mi’rajkan beliau. Dan hal ini menggemparkan

Rakyat Makkah ketika nabi mengumumkan itiu semua ke kaum quraisy, dan mereka mengangap

nabi gila, hanya ada satu yang percata yaitu Abu Bakar yang kemudian mendapat julukan Ash-

Shidiq. Pada tahun ke 12 kenabian ada orang utusan dari Yastrib yang meminta nabi dan

umatnya untuk pindah ke Yastrib (Madinah) kemudian umat nabi yang berjunlah 150 orang

sudah pindah dalam waktu 2 bulan, tinggal nabi, Umar, dan Ali yang tetap di Makkah untuk

menemani Nabi. Kemudian setelah semua urusan selesai, Nabi berangkat menuju Yastrib dengan

ditemani oleh Abu Bakar Ash Shidiq, dan mereka istirahat di Quba dan tinggal di rumah Kalsum

bin Hindun, dan nabi mendirikan Masjid untuk yang pertama kali di depan rumah Kalsum bin

Hindun. Setelah selesai nabi melanjutkan ke Yastrib, sesampainya disana Nabi di elu-elukan oleh

penduduk yastrib dan dan sejak itu kota Yastrib diganti dengan nama Madinatu Nabi atau sering

disebut juga dengan Madinatul Munawwarah.

C. PEMBENTUKAN NEGARA MADINAH

Setelah Nabi hijrah ke Yatstrib, kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah telah mengubah

segalanya dan tak lama setelah hijrah, Nabi menyusun konstitusi madinah.Dengan demikian

madinah berubah menjadi negara dengan Nabi sebagai kepala negara.Menjelang wafatnya Nabi

SAW wilayah kekuasaan negara Islam ini mencakup hampir seluruh wilayah Arabia dan

Madinah merupakan ibu kotanya. Selanjutnya Nabi mempersaudarakan orang islam Mekah dan

Madinah berdasarkan ikatan akidah ukhuwah islamiyah dan pebentukan umat itu diartikan

sebagai proklamasi terbentuknya negara islam dengan piagam madinah.

Dalam rangka mempekokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera meletakkan dasar-dasar

kehidupan masyarakat diantaranya terdapat tiga dasar yaitu:

1. Pembagunan masjid, selain tempat sholat, juga sebagai sarana penting untuk

mempersatukan kaum muslimin.

2. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim, antara kaum Muhajirin dan kaum

Ansar.

3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam.

Dengan terbentuknya negara Madinah, islam makin bertambah kuat. Selain tiga dasar di atas,

langkah awal yang ditempuh Rasullullah setelah resmi mengendalikan Madinah adalah

membangun kesatuan internal dengan mempersaudarakan orang muhajirin dan anshar. Langkah

ini dilakukan sejak awal untuk menghindari terulangnya konflik lama diantara mereka. Dengan

cara ini, akan menutup munculnya ancaman yang akan merusak persatuan dan kesatuan dalam

tubuh umat islam. Langkah politik ini sangat tepat untuk meredam efek keratakan sosial yang

ditimbulkan oleh berbagai manuver orang-orang yahudi dan orang-orang munafik (hipokrif)

yang berupaya menyulut api permusuhan antara Aus dan Khazraj, antara muhajirin dan ansar.

Setelah itu Rasulullah juga berupaya menyatukan visi para pengikut Nabi dalam rangka

pembentukan sistem politik baru dan mempersekutukan seluruh masyarakat Madinah, sementara

itu agar bangunan kerukunan menjadi lebih kuat, Rasulullah membuat konvensi dengan orang-

orang yahudi. Dalam konteks ini tampak kepiawaian Nabi dalam membangun sebuah sisem yang

mengantisipasi masa depan. Di Madinah, Nabi bersama semua elemen pendudukk Madinah

berhasil membentuk structur religio politics atau ”Negara Madinah”. Untuk mengatur roda

pemerintahan, semua elemen masyarakat Madinah secara bersama menandatangani sebuah

dokumen yang menggariskan ketentuan hidup bersama yang kemudian lebih dikenal sebagai

konstitusi atau Piagam Madinah (Mi’tsaq Al-Madinah).

Konstitusi Madinah merupakan konstitusi yang mendasari berdirinya negara Madinah. Negara

yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah beliau hijrah dari Makkah ke Yatsrib, yang

kemudian menjadi Al-madinah Al-munawwarah kota yang bermandikan cahaya. Perjanjian

politik ini kemudian ditulis dalam sebuah dokumen yang menurut para ahli merupakan konstitusi

tertulis pertama di dunia. Dikeluarkan pada tahun pertam nabi hijrah ke Yatsrib. Jadi bertepatan

dengan dua tahun sebelum terjadi perang badar.

Pemberlakuan konstitusi menjadi salah satu bukti dari kapabilitas Rasulullah sebagai seorang

legisaltor, disamping pengetahuannya yang memadai tentang berbagai aspek kehidupan sosial.

Penulisan konstitusi dalam waktu yang tidak begitu lama setelah hijrah menunjukkah bahwa

negara islam sesungguhnya telah dirancang sebelum hijrah. Dalam konstitusi itu ditemukan

kaidah-kaidah umum yang mampu mengakomudasi berbagai hak dan kewajiban para warga.

Piagam ini memuat hak-hak golongan minoritas, diantaranya mengakui kebebasan beragama.

Yakni sebuah kebebasan menghormati keaneka ragaman agam dan menjamin para pemeluknya

untuk menjalankan agamanya.

MASA KEMAJUAN ISLAM I

(650-1000 M)

A. KHULAFAURRASYIDDIN

Nabi Muhammad tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang mengantikan beliau setelah

beliau wafat. Sepertinya nabi menyerahkan hal tersebut ke kaum muslimin sendiri untuk

memilihnya. Karena itulah tidak lama setelah beliau wafat , belum lagi jenazahnya dimakamkan,

sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka

memusyawarahkan siapa yang akan dipilih jadi pemimpinnya. Musyawarah itu berjalan cukup

alot karena masing-masing pihak, baik muhajirin maupun anshar, sama-sama merasa berhak

menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat Ukhuwah Islamiyah yang tinggi,

akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan yang tinggi dari Abu Bakar

mendapat penghargaan yang tinggi dari masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.

Pada masa Abu Bakar, beliau bukan hanya dikatakan sebagai Khalifah, namun juga sebagai

penyelamat Islam dari kehancuran karena beliau telah berhasil mengembalikan ummat Islam

yang telah bercerai berai setelah wafatnya Rasulullah SAW. Disamping itu beliau juga berhasil

memperluas wilayah kekuasaan Islam.Jadi letak peradaban pada masa Abu Bakar adalah dalam

masalah agama (penyelamat dan penegak agama Islam dari kehancuran serta perluasan wilayah)

melalui sistem pemerintahan (kekhalifahan) Islam.

Pada masa Umar bin Khatab Mengenai ilmu keIslaman pada saat itu berkembang dengan pesat.

Para ulama menyebarkan ke kota-kota yang berbeda, baik untuk mencari ilmu maupun

mengajarkannya kepada muslimin yang lainnya.Hal ini sangat berbeda dengan sebelum Islam

datang, dimana penduduk Arab, terutama Badui, merupakan masyarakat yang terbelakang dalam

masalah ilmu pengetahuan.Buta huruf dan buta ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa.

Pada masa Khalifah Ustman kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda demikian juga

pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya.Para sahabat diperbolehkan dan

diberi kelonggaran meninggalkan Madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki.Dengan

tersebarnya sahabat-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar

Islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka sendiri atau daerah

terdekat. Ustman pun medapat gelar Dzun nurain yang berarti pemilik dua cahaya. Ustman

mendapatkan gelar ini karena Ustman pernah menikahi 2 putri nabi.

Pada masa Khalifah Ali Ali melakukan pembasmian terhadap pembangkang, dan memecat

gubernur-gubernur yang diangkat pada masa sebelumnya.

B. KHILAFAH BANI UMMAYAH

Kekuasaan Muawiyah menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah.Pemerintahan yang bersifat

demokratis di masa khulafaurrasyidin berubah menjadi kerajaan turun temurun.Kekhalifahan

Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau

suara terbanyak.Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah

mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid.

Muawiyah bermaksud mencontoh monarkhi di Persia dan Bizantium.Dia memang tetap

menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk

mengagungkan jabatan tersebut.Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa”

yang diangkat oleh Allah.”

Kekuasaan Bani Umayyah berumur ± 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan Muawiyah dari

Madinah ke Damaskus. Khalifah-khalifah besar Bani Umayyah:

1. Muawiyah ibn Abi Sufyan (41 – 61 H/ 661 -680 M)

Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini.

Di zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah timur, Muawiyah dapat menguasai

daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan, sampai ke Kabul. Angkatan lautnya

melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.

Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam

negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan ibn Ali

ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah

Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid

sebagai putera mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat

yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.

2. Yazid Ibn Muawiyah (61 – 66 H / 680 – 685 M)

Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia

kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat ke gubernur Madinah, untuk memaksa penduduk

sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein ibn Ali

dan Abdullah ibn Zubair. Bersamaan dengan itu, kelompok Syi’ah melakukan (penggabungan)

kekuatan kembali.

Perlawanan terhadab Bani Umayyah dimulai oleh Husein ibn Ali. Pada tahun 680 M, ia pindah

dari Mekah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang ada di Irak. Dalam pertempuran

yang tidak seimbang di Karbala, sebuah daerah di dekat Kufah. tentara Husein kalah dan Husein

sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya dikubur

di Karbala (wilayah Iraq sekarang).

Perlawanan orang-orang Syi’ah tidak padam dengan terbunuhnya Husein. Gerakan mereka

bahkan menjadi lebih keras, lebih gigih dan tersebar luas. Banyak pemberontakan yang

dipelopori kaum Syi’ah terjadi.

3. Abd al-Malik ibn Marwan (66 – 87 H / 685-705M)

Pada masa ini, pemberontakan-pemberontakan kaum Syiah masih berlanjut. Yang termasyhur di

antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685 – 687 M. Mukhtar mendapat

banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia,

Armenia dan lain-lain yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua.

Mukhtar terbunuh dalam peperangan melawan gerakan oposisi lainnya, yaitu gerakan Abdullah

ibn Zubair. Namun, ibn Zubair juga tidak berhasil menghentikan gerakan Syi’ah.Abdullah ibn

Zubair membina gerakan oposisinya di Mekah setelah dia menolak sumpah setia terhadapYazid.

Akan tetapi, dia baru menyatakan dirinya secara terbuka sebagai khalifah setelah Husein ibn Ali

terbunuh. Tentara Yazid kemudian mengepung Mekah. Dua pasukan bertemu dan pertempuran

pun tak terhindarkan. Namun, peperangan terhenti karena Yazid wafat dan tentara Bani

Umayyah kembali ke Damaskus. Gerakan Abdullah ibn Zubair baru dapat dihancurkan pada

masa kekhalifahan Abd al-Malik. Tentara Bani Umayyah dipimpin al-Hajjaj berangkat menuju

Thaif, kemudian ke Madinah dan akhirnya meneruskan perjalanan ke Mekah. Ka’bah diserbu.

Keluarga Zubak dan sahabatnya melarikan diri, sementara ibn Zubair sendiri dengan gigih

melakukan perlawanan sampai akhirnya terbunuh pada tahun 73 H / 692M.

Pada masanya, Abd al-Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-

daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri dengan memakai kata-kata

dan tulisan Arab.

4. Al-Walid ibn Abdul Malik (87 – 97 H / 705-715M)

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid ibn Abdul Malik. Masa

pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam

merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannyayang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu

tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu

pada tahun 711 M. Setelah al-Jazair dan Marokko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin

pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko

dengan benua dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal nama Gibraltar (Jabal Tariq).

Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi

selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepat dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-

kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah

jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat

dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

5. Sulaiman bin Abd al-Malik(97 – 98H / 715 – 717 M)

6. Umar ibn Abd al-Aziz(98-101 H / 717-720 M)

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah

kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi

Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,

Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia

Tengah.

Di zaman Umar ibn Abd al-Azis serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee.

Serangan dipimpin oleh Abd al-Rahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang

Bordeau, Poitiers, Tours. Namun, dalam peperanganyang terjadi di luar kota Tours, al-Qhafiqi

terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut di

atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani

Umayyah ini.

Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan

golongan Syi’ah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah

sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan. Kedudukan mawali disejajarkan

dengan muslim Arab.

7. Yazid ibn Abd al-Malik (101 – 105 H / 720-724 M)

Sepeninggal Umar ibn Abd al-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah berada di bawah khalifah Yazid

ibn Abd al-Malik (720-724 M). Penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan

kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam

ketenteraman dan kedamaian, pada zamannya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang

dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid

ibn Abd al-Malik.

8. Hisyam ibn Abd al-Malik (105 – 125 H / 724-743 M)

Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-

Malik. Bahkan muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat. Kekuatan itu berasal

dari kalangan Bani Hasyim dan didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang

sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan

dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas.

Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan

hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi.

9. Marwan bin Muhammad (…- 132 H / … – 750 M)

Akhirnya, pada tahun 132H/750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu

dengan Abu Muslim al-Khurasani. Marwan binMuhammad,khalifah terakhir Bani Umayyah,

melarikan diri kemesir, ditangkap dan dibunuh di sana.

C. KHILAFAH BANI ABBASIYAH

Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al

Abbas paman Nabi Muhammad SAW.Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn

Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.Berdirinya Dinasti ini tidak terlepas dari

keamburadulan Dinasti Umaiyah.Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat

kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur

memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad. Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti

Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia.Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan

penertiban pemerintahannya.Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di

lembaga eksekutif dan yudikatif.Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya

berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri.Sebagian diantaranya sudah dimulai

sejak awal kebangkitan Islam.Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga

pendidikan sudah mulai berkembang.Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada

masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.Pada beberapa

dekade terakhir, daulah Abbasiyah mulai mengalami kemunduran, terutama dalam bidang

politiknya, dan akhirnya membawanya pada perpecahan yang menjadi akhir sejarah daulah

abbasiyah.Faktor internal yang menyebabkan Daulah Abbasiyah Hancur yaitu :

a. Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan

melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.

b. Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan

daerah sulit dilakukuan.

c. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia

menaruh kecemburuan atas posisi mereka.

d. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat

tinggi.

e. Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.

f. Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.

Dan faktor eksternalnya adalah:

a. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.

b. Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancurkan

Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hulagu Khan menandai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan

muncul Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India

MASA DISINTEGRASI

(1000 – 1250 M)

A. DINASTI-DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD

Perbedaan dalam bidang politik antara bani ummayah dengan bani abbasiyah sudah terlihat sejak

awal. Pada saat bani ummayah hancur kekuasaannya tetap tidak berkurang tetapi pada saat bani

abbsiyah hancur, kekuasaanya berkurang. Hal ini dikarenakan bani abbasiyah cukup puas dengan

bayaran upeti yang lancar tanpa memikirkan apakah mereka masih setia.

Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam

daripada persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman

penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu dari dua cara: Pertama, seorang pemimpin

lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti

daulat Umayyah di Spanyol dan Idrisiyyah di Marokko. Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi

gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat, seperti daulat Aghlabiyah di

Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.

Keruntuhan bani ummayah sudah terlihat sejak awal abad ke 9. Hal ini dikarenakan pemimpin-

pemimpin didaerah tertentu memiliki kekuatan militer yang independen. Kekuatan militer

Abbasiyah waktu itu mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah

mempekerjakan orang-orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki.

Pengangkatan anggota militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya teryata menjadi

ancaman besar terhadap kekuasaan khalifah. Pada periode pertama pemerintahan dinasti

Abbasiyah, sudah muncul fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu'u arabiyah (kebangsaan/anti

Arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi terhadap gerakan politik, disamping

persoalan-persoalan keagamaan. Nampaknya, para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari

fanatisme kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga meskipun dirasakan dalam hampir

semua segi kehidupan, seperti dalam kesusasteraan dan karya-karya ilmiah, mereka tidak

bersungguh-sungguh menghapuskan fanatisme tersebut, bahkan ada diantara mereka yang justru

melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan keagamaan itu.

Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khilafah

Abbasiyah, diantaranya adalah:

1. Yang berbangsa Persia:

a. Thahiriyyah di Khurasan, (205-259 H/820-872 M).

b. Shafariyah di Fars, (254-290 H/868-901 M).

c. Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/873-998 M).

d. Sajiyyah di Azerbaijan, (266-318 H/878-930 M).

e. Buwaihiyyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447 H/ 932-1055 M).

2. Yang berbangsa Turki:

a. Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/837-903 M).

b. Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-1163 M).

c. Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/962-1189 M).

d. Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:

1. Seljuk besar, atau seljuk Agung, didirikan oleh Rukn al-Din Abu Thalib Tuqhrul Bek

ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini menguasai Baghdad dan memerintah selama

sekitar 93 tahun (429-522H/1037-1127 M).

2. Seljuk Kinnan di Kirman, (433-583 H/1040-1187 M).

3. Seljuk Syriaatau Syam di Syria,(487-511 H/1094-1117 M).

4. Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 H/1117-1194 M).

5. Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700 H/1077-1299 M).

3. Yang berbangsa Kurdi:

a. al-Barzuqani, (348-406 H/959-1015 M).

b. Abu Ali, (380-489 H/990-1095 M).

c. Ayubiyah, (564-648 H/1167-1250 M).

4.Yang berbangsa Arab:

a. Idrisiyyah di Marokko, (172-375 H/788-985 M).

b. Aghlabiyyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M).

c. Dulafiyah di Kurdistan, (210-285 H/825-898 M).

d. Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/864-928 M).

e. Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil, (317-394 H/929- 1002 M).

f. Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H/1011-1150 M).

g. Ukailiyyah di Maushil, (386-489 H/996-1 095 M).

h. Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472 H/1023-1079 M).

5. Yang mengaku dirinya sebagai khilafah:

a. Umawiyah di Spanyol

b. Fathimiyah di Mesir.

Dari latar belakang dinasti-dinasti itu, nampak jelas adanya persaingan antarbangsa, terutama

antara Arab, Persia dan Turki. Disamping latar belakang kebangsaan, dinasti-dinasti itu juga

dilatarbelakangi paham keagamaan, ada yang berlatar belakang Syi'ah, ada yang Sunni.

B. PEREBUTAN KEKUASAAN DI PUSAT PEMERINTAHAN

Sisi lain yang menyebabkan peran politik abbasiyah tergeser menurun adalah perebutan

kekuasaan di pusat pemerintahan, hal ini sebenarnya juga terjadi pada pemerintahan-

pemerintahan Islam sebelumnya. Tetapi, apa yang terjadi pada pemerintahan Abasiyah berbeda

dengan yang terjadi sebelumnya.

Pada ahir masa pemerintahan bani abbasiyah, sudah tidak ada perebutan khalifah bani

abbasiyah, hal ini dikarenakan khalifah adalah jabatan yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat

lagi. Yang ada mereka merebut kekuasaan dari bani abbasiyah tetapi tetap membiarkan khalafiha

abbsiyah tetap dipegang bani abbas.

Tentara turki berhasil merebut kekuasaan, dan khalifah bagaikan boneka menurut mereka

yang tak bisa berbuat apa-apa. Mereka bisa mengatur khalifah menurut kesukaan mereka. Dan

akhirnya Abbasiyah ada dibawah kekuasaan Buwaehi. Buwaehi menuju baghdad dan merebut

kekuasaan pusat.

Setelah Buewaehi menguasai Bagdad, para khalifah Abbasiyah benar-benar tinggal namanya

saja, pelaksanaan pemerintahan sepenuhnya berada ditangan amir-amir Buwaehi. Keadaan

khalifah lebih buruk dari masa sebelumnya terutama karena Buwaehi penganut Syi’ah.

Sementara bani Abbas adalah Sunni, karena itu sering terjadi kerusuhan-kerusuhan antara

kelompok ahli Sunnah dan Syi’ah, pemberontakan tentara dan lain sebagainya.

Jatuhnya kekuasaan Buwaehi ketangan Saljuk berawal dari perebutan kekuasan didalam

negeri, ketika al-Maliik al-Rahim memegang jabatan amir al-Umara, kekuasaannya dirampas

oleh panglimanya sendiri, Arselan dari Basasiri. Dengan kekuasaan yang ada ditangannya al-

Basasiri berbuat sewenag-wenang terhadap al-Malik al-Rahim dan khalifah al-Qoim dari bani

Abbas, bahkan ia mengundang khalifah bani Fatimiyah, untuk menguasai Bagdad. Pada 447 H.

pimpinan Saljuk itu memasuki Baghdad, al-Malik al-Rahim, Amir al Umara bani Buwaehi yang

terakhir dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan bani Buwaehi dan berdirilah

dinasti Saljuk..

Pososi dan kedudukan khalifah lebih baik setelah dinasti Saljuk berkuasa, paling tidak

kewibawaannya dibidang agama dikembalikan setelah beberapa lama dirampas oleh orang-orang

syi’ah.

Disaat dinasti itu mengalami kelemahan karena konflik yang ada, Hilagu Khan dengan

pasukannya menyerbu kedalam kota setelah membunuh khalifah yang terakhir yaitu al-

Musta’shim. Hulagu Khan menyerbu ke kota baghdad empat puluh hari lamanya berlangsung

rebut rampas, pembakaran penghancuran, pembunuhan masal terhadap penduduk lelaki, wanita,

anak-anak, bayi-bayi di dalam gendongan, wanita-wanita hamil ditusuki perutnya, rumah-rumah

ibadah dan perpustakaan diobrak-abrik hingga sungai Tigris (Dajlah) merah oleh darah dan

penuh oleh lembaran-lembaran ilmu pengetahuan. Tragedi yang dasyiat ini mengakhiri riwayat

daulah Abasiyah (750-1258 M.) yang berkedudukan di Baghdad.

C. PERANG SALIB

1. Periode Pertama

Disebut periode penaklukkan (1096-1144). Akibat pidato Paus Urbanus II pada konsiliasi

Clermont berhasil membangkitkan semangant umat Kristen. Hassan Ibrahim ( sejarawan yang

menulis buku sejarah islam) menggambarkan gerakan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang

tidak mempinyai pengalaman berperang, tidak disiplin, dan tanpa memiliki persiapan.Gerakan

ini dipimpin oleh Pierre I ‘ermite.Akhirnya dengan mudah pasukan salib dapat dikalahkan

Dinasti Seljuk.

Perang salib angkatan berikutnya dipimpin oleh God Frey Of Bouillon. Gerakan kali ini lebih

merupakan ekspedisi militer yang terorganisasi rapi. Mereka berhasil menduduki kota suci

Palestina pada tanggal 7 juni 1099. pasukan ini melakukan pembantaian besar-besaran selama

lebih kurang seminggu terhadap umat islam tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, anak-

anak dan dewasa, serta tua dan muda. Disamping itu mereka membumihasungkan bangunan-

bangunan umat islam. Berdirilah beberapa kerajaan latin Kristen timur, yaitu kerajaan Baitul

Maqdis (1099) di bawah pemerintahan raja God Frey, Edessa (1098) diperintah oleh raja

Baldwin, dan Tripoli (1109) dibawah kekuasaan raja Raymond.

2. Periode Kedua

Di bawah komando Imaduddin Zangi, gubernur Mosul, kaum muslimin maju membendung

serangan kaum salib. Bahkan mereka berhasial kembali merebut Allepo dan edessa (Arruha)

pada tahun 1144. setelah Imadudin Zangi wafat pada tahun 1146, posisinya digantikan oleh

putranya Nuruddin Zangi. Dibawah kepemimpinannya ia meneruskan citi-cita ayahnya untuk

membebaskan negeri-negeri islam dari serangan kaum salib. Kota-kota yang berhasial ia

dapatkan kembali adalah:

1. Damaskus (1147)

2. Antiokia (1149)

3. Mesir (1169)

Keberhasilan kaum muslimin dalam merebut kembali beberapa kota islam yang telah diduduki

oleh kaun salib adalah setelah munculnya pejuang islam yang bernama salahuddin Yusuf Al-

Ayyubi (saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 2 Oktober

1187, telah membangkitkan kembali semangat kaum salib untuk mengirim ekspedisi militer yang

lebih kuat. Ekspedisi dibawah pimpinan raja-raja Eropa seperti:

1. FrederickI

2. Richard I

3. Philip I

Ekspedisi militer salib kali ini dibagi dalam beberapa divisi.Ekspedisi darat gagal karena

pemimpinyya tewas tenggelam di sungai Armenia, dan pasukannya kembali. Dan kedua pemipin

lainnya lewat jalur laut dan bertemu di cicilia, akibat terjadi salah paham, mereka kembali

dengan jalan yang berbeda. Richard menuju Cyprus dan mendudukinya, kemudian melanjutkan

perjalanannya ke Syam (Syuriah) adapun Philip langsung ke Acre.Disana terjadi pertempuran

yang akhirnya saladin memilih mundur untuk mempertahankan Mesir. Setelah itu diadakan

perjanjian gencatan senjata.

3. Periode Ketiga

Pada periode ini kaum salib hanncur dikarenakan pada masa ini disemnagayi oleh politik dan

kekuasaan yang menyebabkan mereka terpecah belah. Hal ini terlihat ketika tentara salib yang

akan menyerang Mesir berbelok ke Konstantinopel. Kota ini direbut dan diduduki oleh Baldwin

sebagai rajanya.Ia merupakan raja Roma Latin pertama yang berkuasa di Konstantinopel.Dalam

periode ini telah terukir dalam sejarah pahlawan wanita yang tekenal gagah berani, yaitu Syajar

Ad-durr.Ia berhasil menghancurkan pasukan raja Louis IX dari prancis dan sekaligus menangkap

raja tersebut, bukan hanya itu sejarah juga telah mencatat bahwa pahlawan wanita yang gagah

berani itu telah mampu menunjukan kebesaran islam dengan membebaskan dan mengizinkan

kembali raja Louis IX kembali ke negerinya, perancis. Banyak yang ditemukan dunia barat, yaitu

masalah militer, penggunaan alat rebana untuk penyemangat. Melatih burung merpati untuk

mengirim surat, masalah pertanian, alat jual beli uang. Itulah yang didapat dunia barat dari

Timur.

D. SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH

Di samping kelemahan khalifah, banyak faktor lain yang menyebabkan khalifah abbasiyah

menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya

adlah sebagai berikut :

1. Persaingan antar bangsa

2. Kemerosotan Ekonomi

3. Konflik keagamaan

4. Ancaman dari luar

ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA

A. MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL

Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang dikatakan paling berjasa

memimpin satuan-satuan pasukan kesana, mereka adalah tharif ibnu malik,thariq ibn ziyad,musa

ibn nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik dengan membawa pasukan 500

orang diantaranya adalah tentara berkuda

Thariq ibn ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk spanyol,karena pasukannya lebih

banyak.tempat yang pertama kali dilewati olehnya adalah Gilbatar (jabal thariq),dengan

dikuasainya daerah ini,maka terbukalah luas untuk memasuki spanyol.Dalam pertempuran di

suatu tempat yang bernama Bakkah Raja Roderich dapat dikalahkan dan dari situlah thariq terus

menaklukan kota-kota penting seperti Cordova,Granada,dan Toledo.Kemenangan pertama yang

dicapai thariq membuka jalan yang lebih luas lagi untuk menaklukan wilayah-wilayah yang

lainnya sehingga Musa ibn nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran

dengan maksud membantu perjuangan Thariq,setelah musa berhasil menaklukan

Sidonia,Karmona,Seville dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Ghotic,Theodomir di

Orihuela ia bergabung dengan Thariq di Toledo.

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn

Abdil Aziz tahun 99 H /717 M,kemudian gelombang yang kedua terbesar dari penyerbuan kaum

muslimin yang dimulai pada permulaan abad ke-8,telah menjangkau seluruh spanyol yang

melebar jauh menjangkau prancis tengah dan bagian-bagian penting dari Italia,kemenangan yang

dicapai umat islam nampak begitu mudah karma terdapat faktor eksternal dan internal yang

menguntungkan.

B. PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL

1. Periode pertama [711-755 M] dibawah pemerintahan para wali yang diangkat Khalifah Bani

Umayah.

2. Periode kedua [755-912M] dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir,Amir

pertama adalah Abdur rahman 1.

3. Periode ketiga [912-1013 M] berlangsung dari pemerintahan Abd Al-Rahman 3,yang

bergelar An-Nasir sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal sebagai sebutan Muluk

Al-Thawaif dan masa periode ini bergelar Khalifah.

4. Periode keempat [1013-1086 M] pada periode ini spanyol terpecah menjadi lebih dari 30

negara kecil,dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif.

5. Periode kelima [1086-1248 M] dalam periode ini terdapat satu kekuatan yang dominant

yaitu dinasti Murabithun [1086-1143 M] yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin dan

Muwahhidun [1146-1235 M] didirikan oleh Muhammad ibn Tumart.

6. Periode keenam [1248-1492 M] islam hanya berkuasa di daerah Granada dibawah Dinasti

Bani Ahmar [1232-1492 M].

C. KEMAJUAN PERADABAN

Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol, umat islam telah mencapai

kejayaan disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan, pengaruhnya membawa eropa

dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks

1. Kemajuan intelektual

Masyarakat spanyol islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-

komunitas arab, barbar, al-shaqalibah, yahudi, kristen muzareb yang berbudaya arab, dan kristen

yang masih menentang kehadiran Islam. Komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan

saham intelektual terhadapa terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan

kebangkitan ilmiah, sastra dan pembangunan fisik di Spanyol.

a. Filsafat

b. Sains

c. Fiqih

d. Musik dan Kesenian

e. Bahasa dan Sastra

2. Kemegahan Pembangunan Fisik

a. Cordova

Di antara kebangaan Cordova lainnya adalah Masjid Cordova

b. Granada

Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat islam di spanyol. Disana berkumpul sisa-sisa

kekuatan arab dan pemikir Islam. Istana Al-Hamra yang indah

D. PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN

1. Konflik islam dan Kristen.

2. Tidak adanya Ideologi pemersatu.

3. Kesulitan ekonomi.

4. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan.

5. Keterpencilan.

MASA KEMUNDURAN

(1250-1500 M)

Diawali dengan jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan dengan

menghancurkan perdaban dan kebudayaan serta khasanah ilmu pengetahuan di Baghdad. Setelah

itu Hulagu Khan memantapkan kekuasaanya di Baghdad selama 2 tahun sebelum melanjutkan

gerakan ke Syria dan Mesir. Baghdad dan darah-daerah yang ditaklukan Hulagu Khan diperintah

dinasti Ilkhan. Hanya pada masa Mahmud Ghozan (1295-1304 M) yang memperhatikan

peradaban dan kebudayaan seperti membangun perguruan tinggi Madzhab

Syafi'i dan Hanafi, Observatorium dan gedung-gedung umum lainnya.

Setelah Islam berusaha bangkit dari kehancuran serangan Mongol, serangan datang lagi dari

keturunan Mongol Jengis Khan pimpinan Timur Lenk. Timur Lenk berusaha mewujudkan

ambisinya menjadi penguasa besar dengan menaklukan daerah-daerah yang pernah dikuasi

Jengis Khan. Dan memperluas wilayahnya ke Afghanistan, Persia, Kurdistan, Syria, Moskow

sampai India. Di setiap negeri yang ditaklukan ia membantai penduduk yang melakukan

perlawanan.Sekalipun terkenal kejam dan ganas sebagai Muslim Timur Lenk tetap

memperhatikan pengembangan Islam dengan mendirikan masjid di beberapa wilayah yang

ditaklukannya, selalu membawa ulama, satrawan dan seniman dalam perjalanannya. Samarkand

dijadikan pasar Internasional dan membuka rute-rute perdagangan baru antara India dan Persia,

bahkan konon ia penganut Syi'ah yang taat dan pengikut tarekat Naqsabandiyah.

Satu-satunya negeri Islam yang selamat dari srangan Mongol adalah Mesir yang dikuasai dinasti

Mamalik. Dinasti Mamalik didirikan para budak (mamluk) yang ditawan kemudian dididik dan

dijadikan tentara Ayyubiyah. Pemerintahan mamalik bersifat Oligarki militer yang banyak

mendatangkan kemajuan Mesir. Para Amir berkompetisi dalam prestasi karena mereka adalah

kandidat sultan.

Kemajuan-kemajuan yang dicapai antara lain :

· Bidang pemerintahan berhasil mengalahkan Mongol di 'Ayn yang menjadi modal besar

menguasai daerah-daerah sekitarnya.

· Bidang ekonomi membuka hubungan dagang dengan Prancis dan Italia, serta membangun

jaringan transportasi dan komunikasi antar kota baik darat maupun laut.

· Bidang ilmu pengetahuan, Mesir jadi pelarian ilmuwan-ilmuwan Baghdad dari serangan

Mongol sehingga ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir. Contoh : Dalam bidang keagaman

muncul Ibnu Taimiyah, As-Sayuthi dan lain-lain. Ilmu sejarah : Ibnu Khladun. Ilmu

Kedokteran : Ar-Rozi (perintis psiko terapi ) dan lain-lain.

MASA TIGA KERAJAAN BESAR

(1500-1800 M)

A. KERAJAAN USMANI

Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan

daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia

dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-

13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, dan melarikan diri ke Barat dan

mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran

tinggi Asia kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin

II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat

dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan

dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud

sebagai ibukota. Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh

puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani

(1290-1326 M). Tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam

pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah itu, Usman I memproklamasikan

kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam

mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan

dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dan diikuti pula oleh

kemajuan dalam bidang kemajuan lain. Diantaranya:

Bidang kemiliteran dan pemerintahan.

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Bidang Keagamaan

B. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA

Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan

Safawi di Persia baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat.

Nama Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, yaitu tarekat Safawiah

sesuai dengan nama pendirinya Safi Al-Din, salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam

"Musa al-Kazim" . Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini memjadi suatu gerakan

politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Dalam perkembangannya,

kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan

sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai madzhab negara.

Berikut urutan penguasa kerajaan Safawi :

1. Isma'il I (1501-1524 M)

2. Tahmasp I (1524-1576 M)

3. Isma'il II (1576-1577 M)

4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)

5. Abbas I (1587-1628 M)

6. Safi Mirza (1628-1642 M)

7. Abbas II (1642-1667 M)

8. Sulaiman (1667-1694 M)

9. Husein I (1694-1722 M)

11. Abbas III (1732-1736 M)

Puncak kejayaan masa kerajaan Persia: Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan

dapat diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah

yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah:

1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan membentuk pasukan baru

2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan wilayah

Azerbaijan, Georgia.

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Safawi:

1. Bidang Ekonomi

2. Bidang Ilmu Pengatahuan

3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

C. KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan

safawi.Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota kerajaan, di dirikan oleh

Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk. Ayahnya bernama Umar

Mirza, penguasa Ferghana. Babaur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11

tahun. Karena dari kecil di didik sebagai seorang panglima, ia bertekad dan berambisi akan

menaklukan kota terpenting di Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur mengalami

kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya berhasil

menaklukan Samarkand. Tahun 1504 M, ia menduduki Kabul (Afganistan). Babur menguasai

Punjab, kemudian menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai pemenang.

Pada tahun 1530 M, Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun setelah memerintah

Mughol selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan

selanjutnya di pegang oleh anaknya Humayyun.

Sepanjang masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539 M ) Negara

tidak pernah Aman. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj.

Dalam pertempuran ini Humayyun mengalami kekalahan. Ia pun kembali menduduki kerajaan

Mughol pada tahun 1555 M. setelah tahun itu ( 1556 M), ia meninggal Dunia karena jatuh dari

tangga perpustakaannya.

Pada tahun 1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di sebut Panipat II yang di

menangkan Akbar (putra sekaligus pengganti Humayun).

Kemajuan Peradaban Islam Masa Kerajaan Mughol:

D. PERBEDAAN KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA INI DENGAN ERA KLASIK

Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi

kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam.

kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan pada masa tiga

kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Filsafat dianggap bid’ah. Kalau pada

masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam

bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat.

Beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat dengan kemajuan yang

dicapai pada masa klasik:

1. Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini adalah metode

berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu

pengetahuan.

2. Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran

filsafat Yunani.

3. Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya, tetapi juga

menghidupkan ajaran tasawuf dalam Islam.

4. Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang disediakan

masa klasik, seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah dan lain sebagainya banyak yang hancur

dan hilang akibat serangan bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.

5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh bangsa Turki dan mongol

yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa yang suka ilmu.

KEMUNDURAN TIGA KERAJAAN BESAR

A. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN KERAJAAN SAFAWI

Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut-turut Diperintah oleh enam raja, yaitu safi

mirza, abas II, sulaiman, Husain, Tahmasp II, dan abas III pada masa raja-raja tersebut kerajaan

safawi tidak menunjukan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran

yang akhirnya membawa kepada kehancuran.

Sebab-sebab kemunduran Kerajaan Safawi, antara lain:

1. Para pemimpin yang lemah.

2. Para pemimpin suka minum-minuman keras.

3. Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpin.

4. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan usmani yang beraliran syi’ah.

5. Adanya konflik internal kerajaan,

B. KEMUNDURAN DAN RUNTUHNYA KERAJAAN MUGHAL

Ada bebrapa faktor juga yang menyebabkan kekuasaan dinasti mughal mundur pada satu

setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancuran pada tahun 1858 M, yaitu

1. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik.

2. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau ”kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan.

3. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam

kepemimpinan.

4. Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer

C. KEMUNDURAN KERAJAAN USMANI

Banyak faktor yang menyebabkan Kerajaan Usmani itu mengalami kemundruan, diantaran

adalah :

a. Wilayah kekuasaan yang sangat luas.

b. Heterogenitas penduduk.

c. Kelemahan para penguasa.

d. Pemberontakan tentara Jenissari.

e. Merosotnya ekonomi.

f. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi.

D. KEMAJUAN EROPA (BARAT)

Bersama waktunya dengan kemunduran tiga kerajaan Islam di periode pertengahan sejarah

Islam, Eropa Barat (biasa disebut dengan ”Barat” saja). Sedangkan mengalami kemajuan dengan

pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah Islam. Ketika itu, perabadan Islam

dapat dikatakan paling maju, memamncarkan sinarnya ke seluruh dunia, sementara Eropa sedang

berada dalam kebodohan dan keterbelakangan.

Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode

berpikir Islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah

perang Salib, Sacilia, dan yang penting adalah Spanyol Islam. Ketika islam mengalami kejayaan

di Spanyol, banyak orang eropa yang belajar ke sana kemudian menerjemahkan karya – karya

ilmiah umat islam. Hal ini dimulai sejak abad ke-12 M. Setelah mereka pulang ke negeri masing-

masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru pola islam dan mengejarkan ilmu yang

dipelajari di universitas-universitas islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini

melahirkan renaissance, repormasi, dan rasionalisme di Eropa.

Gerakan-gerakan renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke

-16 dan 17 merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke-17 itu

pula, dunia islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaisans, eropa bangkit

kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan.

Benturan-benturan antara kerajaan Islam dengan kekuatan eropa itu menyadarkan umat islam

bahwa mereka memang sudah jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang menyebabkan

umat islam terpaksa harus banyak belajar dari Eropa. Perimbangan kekuatan umat islam dan

eropa berubah dengan cepat. Di antara kemajuan Eropa dan kemunduran islam terbentang jurang

yang sangat lebar dan dalam. Dalam perkembangan berikutnya, daerah-daerah Islam hampir

seluruhnya berada di bawah kekuasaan bangsa Eropa.

PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN

NEGARA-NEGARA ISLAM

A. RENAISANS DI EROPA

Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama kerajaan usmani yang

perpusat di Turki. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha

menaklukkan lautan, dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi oleh kegelapan.

Setelah christoper colombus menemukan benua amerika (1492 M) dan vasco da gama

menemukan jalan ke timur melalui tanjung harapan (1498 M), benua amerika dan kepulauan

hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan eropa.

Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan. L. stoddard menggambarkan, dengan

sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan eropa yang semula terpojok segera

menjadi yang dipertuankan di laut dan dengan demikian, yang dipertuan di dunia. Perekonomian

bangasa–bangsa eropa pun semakin maju karena daerah–daerah baru terbuka baginya.

Tak lama stelah itu, mulailah kemajuan barat melampaui kemajuan islam yang sejak

lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan

dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi

industri di eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkepalan dan militer

berkembang dengan pesat.

Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan

perdangan ke seluruh dunia. Negeri–negeri islam yang pertama kali jatuh ke bawah kekuatan

eropa adalah negeri–negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan usmani, Negeri – negeri

islam yang pertama dapat dikuasai barat itu adalah negeri – negeri islam di asia tenggara dan di

anak benua india. Sementara, negeri–negeri islam di timur tengah yang berada di bawah

kekuasaan kerajaan usmani, baru diduduki eropa pada masa berikutnya.

B. PENJAJAHAN BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM DI ANAK BENUA INDIA DAN

ASIA TENGGARA

Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu secara menyeluruh

dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh

dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis. Inggris terlebih dahulu mencoba menguasai

kerajaan Mughal India. Selama pertengahan terakhir abad ke-18, para pedagang Inggris telah

memantapkan diri di Benggali. Rentang waktu antara 1798 – 1818, dengan perjanjian atau aksi

militer, pemerintahan kolonial Inggris tersebar ke seluruh India, kecuali lembah Indus, yang baru

menyerah pada tahun 1843 – 1849.

Sementara itu Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi antara

Inggris di barat dan India di timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India, yakni Mesir berhasil

ditaklukkan dan dikuasai oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1798 M. Alasan lain Perancis

menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah

dicapai dari Perancis juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang

ke Turki, Syiria hingga ke timur jauh.

Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara

muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya

membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan

negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang perekonomian

tersebut, kekuatan politik diperlukan sekali.

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru berkembang, yang merupakan daerah

penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa.

Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah ini lebih lemah dibandingkan dengan kerajaan Mughal,

sehingga lebih mudah ditaklukkan oleh bangsa Eropa.

Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya

yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai,

ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M. Sejak itu peperangan-peperangan antara Portugis

melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis

berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah.

Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol

berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan

Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris,

Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil

menguasai negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Kekuasaan politik

negara-negara Eropa di negara-negara Asia berlanjut terus hingga pertengahan abad ke-20.

C. KEMUNDURAN KERAJAAN USMANI DAN EKSPANSI BARAT KE TIMUR

TENGAH

Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang membuat kerajaan

Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi nama besar Turki Usmani masih membuat

Eropa segan untuk menyerang atau menguasai wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan

kerajaan Islam. Namun kekalahan besar Turki Usmani dalam peperangan di Wina pada tahun

1683 M, membuka mata Barat bahwa Turki Usmani telah benar-benar mengalami kemunduran

jauh sekali.

Sejak kekalahan dalam peperangan Wina itu, kerajaan Turki Usmani menyadari akan

kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilaksanakan dengan

mengirim duta-duta ke negara Eropa, terutama Perancis, untuk mempelajari kemajuan mereka

dari dekat. Pada tahun 1720 M, Celebi Muhamad diutus ke Paris dan diinstruksikan untuk

mengunjungi pabrik-parbik, benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi lainnya. Ia

kemudian memberi laporan tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, dan

kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. Laporan-laporan tersebut mendorong Sultan Ahmad

III (1703 – 1730 M) untuk memulai pembaharuan. Untuk tujuan itu, didatangkanlah ahli-ahli

militer Eropa, salah satunya adalah De Rochefort, Pada tahun 1717, ia datang ke Istambul dalam

rangka membentuk korps artileri dan melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran

modern.

Usaha pembaruan yang dilakukan tidak terbatas pada bidang milliter. Dalam bidang-bidang lain

pembaharuan juga dilaksanakan, seperti pembukaan percetakan di Istanbul pada tahun 1737 M,

untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-

buku Eropa ke dalam bahasa Turki, sebagaimana telah dilakukan oleh para penguasa Abbasiyah

ketika menerjemahkan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.

Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan kemunduran Turki

Usmani, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan. Penyebab kegagalan tersebut karena

kelemahan raja-raja Turki Usmani karena wewenangnya sudah menurun. Di samping itu,

keuangan negara yang terus mengalami kebangkrutan, tidak mampu menunjang usaha

pembaharuan. Faktor terpenting yang menyebabkan kegagalan usaha pembaharuan adalah

karena ulama dan tentara Yenissari yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik kerajaan

Turki Usmani menolak pembaharuan.

Usaha pembaruan Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah Sultan Mahmud II

membubarkan tentara Yenissari pada tahun 1826 M. Struktur kerajaan dirombak, lembaga-

lembaga pendidikan moderen didirikan, buku-buku Barat diterjemahkan, siswa berbakat dikirim

belajar ke Eropa, dan sekolah-sekolah kemiliteran didirikan. Akan tetapi, meski banyak

mendatangkan kemajuan, hasil yang diperoleh dari gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil

menghentikan gerakan Barat terhadap dunia Islam. Selama abad ke-18, Barat menyerang

wilayah kekuasaan Turki Usmani di Eropa Timur. Akhir dari serangan itu adalah

ditandatanganinya Perjanjian San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian Berlin (Juli 1878 M),

antara kerajaan Turki Usmani dengan Rusia.

Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah kekuasaan Turki Usmani di Asia dan Afrika

melepaskan diri dari Konstantinopel. Hal ini disebabkan timbulnya nasionalisme pada bangsa-

bangsa yang ada di bawah kekuasaan Turki. Bangsa Armenia dan Yunani yang beragama Kristen

berpaling ke Barat, memohon bantuan Barat untuk kemerdekaan tanah airnya, bangsa Kurdi di

pegunugan dan Arab di padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri

dari cengkeraman penguasa Turki Usmani.

D. BANGKITNYA NASIONALISME DI DUNIA ISLAM

Sebagaimana telah disebutkan di atas, benturan-benturan antara Islam dan kekuatan

Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa, mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Hal ini

dirasakan dan disadari pertama kali oleh Turki, karena kerajaan inilah yang pertama dan utama

dalam usaha menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-

pejuang Turki untuk banya belajar dari Eropa.

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya didorong oleh dua

faktor, yakni pertama: permurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai

penyebab kemunduran Islam, seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad bin

Abd al-Wahhab di Saudi Arabia, Syah Waliyullah di India dan gerakan Sanusiyah di Afrika

Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair. Kedua: Menimba gagasan-

gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini tercermin dalam pengiriman para

pelajar muslim oleh penguasa Turki dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu

pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa

mereka. Pelajar-pelajar India juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.

Gerakan pembaharuan itu, dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam

memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah

gagasan Pan-Islamisme (Persatuan umat Islam Sedunia) yang pada awalnya didengungkan oleh

gerakan Wahhabiyah dan Sanusiayah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh

tokoh pemikir Islam terkenal, Jamaludin al-Afghani. Al-Afghani-lah orang pertama yang

menyadari sepenuhnya akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia mengabdikan

dirinya untuk memperingatkan dunia Islam akan hal tersebut dan melakukan usaha-usaha untuk

pertahanan. Umat Islam, menurutnya, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan

berjuang di bawah panji bersama. Ia juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional

negeri-negeri Islam. Karena itu, al-Afghani dikenal sebagai Bapak Nasionalisme dalam Islam.

Semangat Pan-Islamisme yang bergelora itu mendorong Sultan Hamid II, untuk

mengundang al-Afghani ke Istanbul. Gagasan ini dengan cepat mendapat sambutan hangat dari

negeri-negeri Islam. Akan tetapi, semangat demokrasi al-Afghani tersebut menjadi duri bagi

kekuasaan sultan, sehingga al-Afghani tidak diizinkan berbuat banyak di Istanbul. Setelah itu,

gagasan Pan-Islamisme dengan cepat redup, terutama setelah Turki Usmani bersama sekutunya

Jerman, kalah dalam Perang Dunia I dan kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa Kemal, tokoh

yang justru mendukung nasionalisme, rasa kesetiaan kepada negara kebangsaan.

Gagasan nasionalisme yang berasal dari Barat tersebut masuk ke negeri-negeri Islam

melalui persentuhan umat Islam dengan Barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh

banyaknya pelajar Islam yang menuntut ilmu ke Eropa atau lembaga-lembaga pendidikan barat

yang didirikan di negeri mereka. Gagasan kebangsaan ini pada mulanya banyak mendapat

tantangan dari pemuka-pemuka Islam, karena dipandang tidak sejalan dengan semangat uóuwaú

al-Islamiyaú. Akan tetapi, gagasan ini berkembang dengan cepat setalah gagasan Pan-Islamisme

redup.

Di Mesir, benih-benih nasionalisme tumbuh sejak masa al-Tahtawi dan Jamludin al-

Afghani. Tokoh pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan ini adalah Ahmad Urabi

Pasha. Gagasan tersebut menyebar dan mendapat sambutan hangat, sehingga nasionalisme

tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Hal itu terjadi di Mesir, Syiria, libanon, Palestina,

Irak, Bahrain, dan Kuwait. Semangat persatuan Arab tersebut diperkuat pula oleh usaha barat

untuk mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab.

Di India, sebagaimana di Turki dan Mesir, gagasan Pan-Islamisme yang dikenal

dengan gerakan óilafaú juga mendapat pengikut. Syed Amir Ali adalah salah seorang

pelopornya. Namun, gerakan ini pudar setelah usaha menghidupkan kembali khilafah yang

dihapuskan Mustafa Kemal tidak memungkinkan lagi. Yang populer adalah gerakan

nasionalisme, yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India. Akan tetapi, gagasan

nasionalisme itu segera pula ditinggalkan sebagian besar tokoh-tokoh Islam, karena kaum

muslim yang minoritas tertekan oleh kelompok Hindu yang mayoritas.

Persatuan antar kedua komunitas besar Hindu dan Islam sulit diwujudkan. Oleh

karena itu, umat Islam di anak benua India tidak lagi semangat menganut nasionalisme, tetapi

Islamisme, yang dalam masyarakat India dikenal dengan nama komunalisme. Gagasan

Komunalisme Islam disuarakan oleh Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai

Kongres Nasional. Benih-benih gagasan Islamisme tersebut sebenarnya sudah ada sebelum Liga

Muslimin berdiri, yang disuarakan oleh Sayyid Ahmad Khan, kemudian mengkristal pada masa

Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.

E. KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM DARI PENJAJAHAN BARAT

Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik

merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka.

Dalam kenyataannya, partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah.

Perjuangan tersebut terwujud dalam beberapa bentuk kegiatan antara lain:

1. Gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata.

2. Pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan

mengisi kemerdekaan.

Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali memproklamasikan

kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka dari

pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Disusul oleh Pakistan tanggal 15

Agustus 1947, ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan

Konstitusi, satu untuk India dan satunya untuk Pakistan.

Tahun 1922, Timur Tengah (Mesir) memperoleh kemerdekaan dari Inggris,

namun pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya benar-benar merdeka. Pada tahun

1951 di Afrika, tepatnya Lybia merdeka, Sudan dan Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962.

Semuanya membebaskan diri dari Prancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara,

Yaman selatan dan Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia tenggara, Malaysia,

yang saat itu termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, dan Brunai

Darussalam tahun 1984 M.

Demikianlah, satu persatu negeri-negeri Islam memerdekakan diri dari

penjajahan. Bahkan, beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun

terakhir, seperti negera Islam yang dulunya bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan,

Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan dan Azerbaijan pada tahun 1992 dan Bosnia

memerdekakan diri dari Yugoslavia pada tahun 1992 (Yatim, 2003:187-189).

KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. KONDISI DAN SITUASI POLITIK KERAJAAN-KERAJAAN DI INDONESIA

Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada periode abad 1-5 H/7-8 M, tetapi semuanya

tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di kerajaan Hindu-Jawa seperti

Singasari dan Majapajit di Jawa Timur. Dan para pedagang islam membentuk komunitas dan

mengajarkan ke penduduk lokal tentang Islam, dan menjelaskan tidak adanya sistem kasta di

Islam, hal ini yang membuat orang tertarik dengan Islam.

Islam masuk ke Indonesia tidak bersamaa, dan keadaan politik di setiap daerah tidak sama. Pada

abad ke 7-10 M, kerajaan sriwijaya memperluas kekuasaannya sampai ke malaka. Hal

itubertujuan untuk menguasai selat malaka yang merupakan jalur dagang yang ramai.

Kedatangan orang muslim terlihat dalam keterlibatan di bidang politik baru pada abad ke 9 M,

ketika terlibat dalam pemberontakan orang China. Akibatnya banyak orang muslim dibunuh, dan

lainnya melarikan diri ke Keddah dan Palembang.

Pada akhir abad ke-12 M kerajaan ini mulai memasuki masa kemundurannya. Kemunduran

politik dipercepat dengan kemajuan kerajaan Singasari di Jawa. Kelamahan sriwijaya

dimanfaatkan pula oleh para pedagang untuk mendapatkan keuntungan.

Karena kekacauan akibat perebuatn kekuasaan di istana, kerajaan Singasari, dan Majapahit, tidak

mampu mengontrol daerah melayu dan selat malaka, sehingga kerajaan Samudra Pasai dapat

berkembang dan mencpai puncak kejayaan hingga abad ke 16 M.

B. MUNCULNYA PEMUKIMAN-PEMUKIMAN MUSLIM DI KOTA-KOTA PESISIR

Menjelang abad ke-13 M, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman muslim. Persentuhan adanya

penduduk pribumi, arab, persia, dan india. Itulah sebabnya mengapa kerajaan Islam pertama di

Nusantara berada di Aceh.

Dan di Jawa proses islamisasi beralngsung sejak abad ke-11 M, terbukti ditemukannya makam

Fatimah binti Maimun di Gresik yang berangka tahun 475 H (1082 M). Bahkan menurut berita

Ma Huan 1416 M, di pusat Majapahit, maupun pesisir, terutama di kota-kota pelabuhan, telah

terjadi proses islamisasi dan sudah pula terbentuk masyarakat muslim.

Pengaruh Islam di Daerah Timur khususnya Maluku, tidak bisa dipisahkan dari Jalur

Perdagangan. Menurut tradisi setempat, Raja Ternate yang kedua belas Molometa bersahabat

karib dengan orang Arab yang memberinya petunjuk cara pembuatan kapal. Hal ini menunjukan

bahwa di Ternate sudah ada masyarakat Islam.

Kalimantan Timur pertamakali di Islamkan oleh Datuk Ri Bandang dan Tunggang Parangan.

Mereka datang dari Kutai setelah orang Makasar masuk Islam. Pada abad ke-16 M di Sulawesi di

kerajaan Gowa sudah ada masyarakat Muslim, hal itu membuktikan bahwa Islam sudah masuk di

sana.

C. SALURAN DAN CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA

Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada 6, yaitu:

1. Saluran Perdagangan

Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M, membuat para pedagang

Muslim dari Atab, Persia, dan India turut ikut ambil bagian dalam perdagangan di Asia.

2. Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi pedagang lebih baik dari ekonomi, hal ini membuat mereka tertarik menjadi

istri saudagar-saudagar itu, kemudian para saudagar itu mengislamkan calon istrinya sebelum

menikah.

3. Saluran Tasawuf

Pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah

dikenal di Indonesia, dan ada pula yang mengajari anak bangsawan dan kemudian di nikahkan.

4. Saluran Pendidikan

Islamisasi juga melalui pendidikan, salah satunya adalah berdirinya pesantren sebagai pusat

pendidikan.

5. Saluran Kesenian

Saluran islamisasi dari segi Kesenian yang paling terkenal adalah dari seni wayang yang sering

dibawakan oleh Sunan Kalijaga.

6. Saluran Politik

Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebnyakan rakyat masuk Islam setelah para rajanya masuk

islam. Hal ini membantu tersebarnya Islam di Maluku dan Sulawesi Selatan.

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM SEBELUM PENJAJAHN BELANDA

A. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI SUMATERA

1. Samudra Pasai

Kerajaan islam pertama di indonesia adalah samudra Pasai. Terletak di pesisir timur laut aceh.

Diperkirakan berdiri awal atau pertengahan abad ke-13 M. Bukti berdirinya kerajaan Samudra

Pasai pada abad ke-13 M didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari bahan granit buatan

Samudra Pasai.

Malik Al-Shaleh adalah raja pertama dan pendiri kerajaan tersebut. Kerajaan Samudra Pasai

berlangsung sampai Tahun 1524 M, dan ditaklukan portugis pada 1521 M.

2. Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh terletak di Kabupaten Aceh Besar. Kurang diketahui kapan kerajaan ini berdiri.

Anas Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri padaabad ke-15 M, diatas puing-puing

kerajaan Lamuri. Puncak Keemasannya ada pada saat di Pimpin oleh Sultan Iskandar Muda

dengan tangan besinya. Kemudian pada abad ke-18 M Aceh Darussalam mulai turun setelah

dipimpin oleh sultan perempuan.

B. TUMBUH DAN BERKEMBNAGNYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI JAWA

1. Demak.

Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Walisongo bersepakat mengangkat Raden Patah untuk

menjadi Raja Pertama Kerajaan Demak. Dalam menjalankan pemerintahan, terutama dalam hal

agama dibantu oleh Walisongo. Pemerintahan Raden Patah berlangsung hingga awal abad ke-16

M. Ia digantikan oleh anaknya Pati Unus, kemudian Pati unus digantikan oleh Trenggono dan

dilantik sebagai sultan oleh Sunan Gunug Jati. Pada tahun 1546, dalam penyerbuan ke

blambangan, Sultan Trenggono terbunuh, dan digantikan oleh adiknya. Setelah itu, terjadi

pemberontakan oleh adipati sekitar demak. Dan Sunan Prawoto terbunuh. Hal ini adalah akhir

dari kerajaan demak.

2. Pajang

Kesultanan Pajang adalah penerus kerajaan Islam Demak. Dipimpin oleh Jaka Tingkir yang

sebelumnya diangkat oleh Sultan Trenggono untuk memimin Pajang dan setelah dinikahkan

dengan anak dari Sultan trenggono.

Riwayat kerajaan pajang berakhir pada tahun 1618 M. Kerajaan Pajang waktu itu memberontak

terhadap Mataran yang pada waktu itu dibawah Sultan Agung, Pajang dihancurkan, dan rajanya

melarikan diri ke Giri dan Surabaya.

3. Mataram

Awal dari kerajaan Maatarm adalah ketika Sultan Adiwijaya meminta bantuan Ki Pamanahan

yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pemberontak Aria

Panangsang. Dan kemudian di beri hadiah daerah Mataram, yang kemudian mmenurunukan

raja-raja Mataram Islam.

Pada tahun 1677 M dan 1678 M, pemberontakan para ulama muncul dengan tokoh spiritual

Raden Kajoran. Pemberontakan-Pemberontakan seperti ini yang mengakibatkan runtuhnya

Kraton Mataram.

4. Cirebon

Kesultanan Cirebon didirikan oleh Sunan Gunug Jati. Setelah Cirebon resmi berdirisebagai

sebuah kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha

meruntuhkan Kerajaan Pajajaran yang belum menganut Islam. Setelah Sunan Gunung Jati wafat

ia digantikan oleh cicitnya yaitu Panembahan Ratu. Keutuhan kerajaan Cirebon hanya sampai

Pangeran Girilaya.

5. Banten

Pada tahun 1524 M, Sunan Gunung Jati Cirebon meletakan dasar bagi pengembangan agama

dan Kerajaan islam. Pada tahun 1568, disaat kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Sultan

Hasanudin memerdekakan Banten. Pada saat Banten dipimpin oleh Sultan Abdulfath ini tterjadi

beberapa peperangan antara Banten dengan VOC yang berakhir dengan ditandantanganinya

perjanjian perdamaian tahun 1659 M.

C. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAA-KERAJAAN ISLAM DI

KALIMANTAN, MALUKU DAN SULAWESI

1. Kalimantan

a. Berdirinya Kerajaan banjar Di Kalimantan

Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang beragama Hindu. Peristiwa ini

diaja sukarama meninggal anak tertuanya yang menggantikannya, yaitu Pangeran Mangkubumi,

setelah Mangkubumi wafat, pangeran tumenggung yang menggantikannya.

b. Kutai di Kalimantan Timur

Menurut cerita, Kerajaan Kutai berubah menjadi Islam ketika ada dua orang penyebar Islam ke

Kutai yang bernama Dato’ Ri Bandang, dan Tuan Parangan. Setelah pengislaman Dato’ Ri

Bandang kembali ke Makassar dan Tuan Parangan tetap di Kutai. Mulai yang terakhir inilah

Raja Mahkota tunduk pada Islam

2. Maluku

Raja pertama di maluku yang benar-benar muslim adalah Zayn Al-‘Abidin (1486-1500 M). Di

masa itu gelombang perdagangan muslim terus meningkat sehingga raja menyerah kepad

tekanan pedagang islam dan belajar tentang islam di Madrsah Giri.

Karena usia islam masih muda, portugis berusah mempengaruhi mereka untuk masuk Kristen,

tetapi usah mereka tak menghasilkan banyak.

3. Sulawesi (Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu)

Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan kerajaan kembar yang saling berbatasan. Dan terletak di

semenanjung barat sulawesi.

Penyebaran islam dengan tradisiyang telah lama diterima oleh para raja, kneurunan To

manurung. Tradisi itu mengharuskan raja untuk memberitahukan hal baik kepada semua orang.

Karena itu memberitahukan pesan Islam ke kerajaan yang lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng,

dan bone. Meskipun akhirnya semua mau masuk Islam, tetapi peperangan masih belranjut untuk

mendapatkan keuntungan.

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA

A. SITUASI DAN KONDISI KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KETIKA

BELANDA DATANG

Keadaan kerajaan-kerajaan islam menjelang datangnya Belanda di akhir abad ke 16

dan awal abad ke 17 ke indonesia berbeda-beda bukan hanya berkenaan dengan kemajuan

politik, tetapi juga proses islamisasinya.

Di Sumatra, setelah malaka jatuh ketangan portugis percaturan politik di kawasan

selat malaka merupakan pertjuangan segitiga: Aceh, Portugis, dan Johor. Pada abad ke16

tampaknya aceh menjadi dominan terutama karena para pedagang muslim menghindar dari

malaka dan memilih aceh sebagai pelabuhan transit. Selain itu ekspansi aceh ketika itu berhasil

menguasai perdagangan pantai barat Sumatra. Ketika itu aceh memang sedang berada dalam

masa kejayaan dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda. Dan ketika sultan iskandar muda telah

wafat kemudian di gantikan oleh Sultan Iskandar Tsani. Sultan ini masih mampu

mempertahankan kebesaran aceh. Setelah ia meninggal dunia aceh secara bedrturut-turut di

pimpin oleh tiga orang wanita selama 59 tahun. Ketika itulah aceh mulai mengalami

kemunduran.

Di jawa, pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir kedalam, yaitu dari Demak ke

Pajang kemudian Ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan itu membawa pengaruh besar

yang sangat menentukan perkembangan sejarah islam di Jawa.

Sementara itu di Banten, di pantai Jawa Barat muncul sebagai simpul penting antara

lain karena perdagangan adanya dan tempat penampungan pelarian dari pesisir Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Mrosotnya peran pelabuhan-pelabuhan Jawa Timur akibat politik mataram dan

munculnya makasar sebnagai pusat perdagangan membuat jaringan perdagangan dan rute

pelayaran dagang di Indonesia bergeser.

Di sulawesi, pada akhir ke 16 pelabuhan makasar berkembang dengan pesat akan

tetapi ada factor- factor historis lain yang mempercepat perkembangan.

B. LATAR BELAKANG KEDATANGAN BELANDA, VOC, HINDIA BELANDA

Tujuan Belanda datang ke Indonesia, untuk mengembangankan usaha perdangan,

yaitu mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa. Dan perseruan Amsterdam

mengirim beberapa armada kapal dagangannya ke Indonesia, dan diikuti banyak perseroan lain

yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia. Kemudian perseroan-perseroan itu

bergabung dan di sahkan oleh Staten General Republik dengn satu piagam yang memberi hak

kusus untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan di kawasan Kepulauan Nusantara.

Perseroan itu bernama VOC.

Dalam usaha mengembangkan usaha perdagangannya. VOC nampak ingin melakukan

Monopoli, karena itu, aktivitas ingin menguasai perdagangan Indonesia menimbulkan

perlawanan pedagang-pedagang pribumi karena merasa terancam. Pada tahun 1798 VOC

dibubarkan karena sebelumnya pada 1795 izin operasinya di cabut. Dibubarkannya VOC

disebabkan beberapa factor. Dengan bubarnya VOC pada pergantian abad ke 18 secara resmi

Indonesia berpindah ketangan pemerintahan Belanda, karena pemerintahan belanda

memanfaatkan daerah jajahan untuk memberi keuntungan sebanyak-banyaknya kepada negri

induk, guna menanggulangi masalah ekonomi Belanda yang sedang mengalami kebangkrutan

akibat perang. Pada tahun 1830 pemerintah hindia-belanda menjalankan system tanam paksa.

Dan pada tahun 1901 belanda menerapkan politik etis atau politik balas budi.

C. PENETRASI POLITIK BELANDA

VOC sejak semula memang diberi izin oleh pemerintah belanda untuk melakukan

kegiatan politik dalam rangka mendapatkan hak monopoli dagang di Indonesia. Oleh karena itu,

VOC dibantu oleh kekuatan militer dan armada tentara serta hak-hak yang bersifat kenegaraan

mempunyai wilayah mengadakan perjanjian politik, dan sebagainya. Dengan perlengkapan yang

lebih maju VOC, melakukan politik ekspansi. Dengan kata lain abad ke 17 dan 18 adalah priode

ekspansi dan monopoli dalam sejarah kolonial di Indonesia. Menjelang akhir abad ke 18

ekspansi di wilayah iniberhasil di jawa.

Penetrasi politik belanda juga terjadi di kerajaan banjarmasin. Belanda pertama kali

datang ke kerajaan ini pada abad ke 17. untuk memperkokoh kedudukannya belanda mengangkat

seorang gubernur di daerah itu. Ini berarti secara de facto, belanda sudah menjadi penguasa

politik. Ini pula yang menjadi latar belakang terjadinya perang banjarmasin yang di pimpin

pangeran Antarsari.

D. PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN BELANDA

Terdapat beberapa perlawanan-perlawanan dan perlawanan yang terbesar dan terlama

ada empat :

1. Perang Paderi di Minang Kabau

Pada perang paderi ini Balanda berkali-kali mendapatkan kesulitan dalam

melawan kaum paderi, dan kaum paderi sendiri lolos berkali-kali dari tipuan penghianatan

Belanda. Akan tetapi pada akhirnya kaum paderi itu kalah karena Belanda membuat tipuan

muslihat dengan jebakan-jabakannya.

2. Perang Diponegoro

Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dihadapi pemerintah colonial

Belanda di jawa. Pemicu terjadinya perang ini adalah rencana pemerintah Hindia Belanda untuk

membuat jalan yang menerobos tanah milik pangeran diponegoro dan harus membongkar

makam keramat. Patok-patok yang ditanam oleh pemerintah dicabut oleh pihak Diponegoro.

Pihak Belanda ingin mengadakan perundingan dengan pangeran Diponegoro, setelah itu

pangeran Diponegoro pindah ke selarong untuk memimpin perlawanan Belanda dengan

menggariskan maksud dan tujuan. Dalam perang Diponegoro di nobatkan sebagai pemimpin

tertinggi jawa dengan gelar Sultan Ngabdulhamid Herucakra Kabiril Mukminin Kholifatullah

Ing Tanah Jawa.

Pada suatu keteka pangeran Diponegoero diundang oleh risiden untuk

melanjutkan rundingan.akan tetapi pada rundingan ini pangeran Diponegoro malah di tangkap

dan diasingkan karena ingin tetap mempertahankan agar di beri kebebasan untuk mendirikan

Negara yang merdeka berdasarkan islam

3. Perang Banjarmasin

Perang banjarmasin ini dilatar belakangi karma adanya campur tangan belanda

dalam pemilihan sultan muda, karena sultan yang berkuasa pada masa itu sudah tua. Yang mana

jabatan itu akan diserahkan pada putranya yang bernama Abdurrahman akan tetapi ia tidak

berusia panjang. Dan sebagai penggantinya sultan menunjuk cucunya yang bernama Hidayat.

Akan tetapi belanda kurang setuju drngan pilihan sultan yang mana belanda lebih berpihak pada

pangeran Tamjid. Dari terpilihnya pangeran Tamjid ini rakyat kurang setuju timbullah kericuan

diberbagai wilayah banjarmasin. Ketika itulah perang banjarmasin di anggap dimulai.

4. Perang Aceh

Pada awal abad ke 19, sebenarnya hegemoni kerajaan aceh di Sumatra utara

sudah sangat menurun, tatapi kedaulatanya masih di akui oleh Negara-negara barat. Pada tanggal

30 maret 1857 di tanda tangani kontrak antara aceh dan pemerintah hindia belanda yang berisi

kebebasan perdagangan kontrak itu memberi kedudukan kepada belanda disana dan di perkuat

oleh traktat siak yang di tanda tangani pada tahun itu juga.

Setelah terusan suez dibuka, pelabuhan aceh menjadi sangat strategis, karena

berada dalam urat nadi pelayaran internasional. Berdasarkan traktat Sumatra 2 nopember 1871,

pihak belanda di beri kebebasan memperlus daerah kekuasaany di aceh, sedangkan inggris

memperoleh kebebasan berdagang di daerah siak. Itulah yang menyebabkan perang aceh

5. Politik Islam Hindia Belanda

Indonesia merupakan negeri berpenduduk mayoritas muslim. Agama islam secara terus menerus

menyadarkan pemeluknya bahwa mereka harus membebaskan diri dari cengkraman pemerintah

kafir. Perlawanan dari raja-raja islam terhadap pemerintahan kolonial bagai tak pernah henti.

Padam di suatu tempat muncul di tempat lain. Belanda menyadari bahwa perlawana itu di

inspirasi oleh ajaran islam.

Oleh karena itu, agam islam dipelajari secara ilmiah di negeri belanda. Seiring dengan itu, disana

juga di selenggarakan indologie, ilmuuntuk mengenal lebih jauh seluk beluk penduduk

Indonesia. Semua itu di maksudkan untuk mengukuhkan kekuasan belanda di Indonesia. Hasil

dari pengkajian itu, lahirlah apa yang di kenal dengan "politik islam". Tokoh utama dan peletak

dasarnya adalah Prof. Snouck hurgronje . dia berada di Indonesia antara tahun 1889 dan 1906.

Berdasarkan analisisnya, islam dapat dibagi menjadi dua bagan, yang satu islam religius dan

yang lain islam politik terhadap masalah agama, pemerintah belanda di sarankan agar bersikap

toleran yang di jabarkan di dalam sikap netral terhadap kehidupan keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Yatim Badri, 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Bumi Aksara