Screening Makalah

21
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Screening adalah suatu strtegi yang digunkan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda- tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari pendeerita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti. Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular dengan harapan penuh dapat mengurangi angka mortalitas. Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh karenanya memerlukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang tepat pula. 1.2. Rumusan masalah a. Apa pengertian dari screening? 1

description

kesmas

Transcript of Screening Makalah

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangScreening adalah suatu strtegi yang digunkan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari pendeerita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan. Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti. Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular dengan harapan penuh dapat mengurangi angka mortalitas.Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh karenanya memerlukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang tepat pula.

1.2. Rumusan masalaha. Apa pengertian dari screening?b. Apa tujuan screening?c. Apa syarat-syarat screening?d. Bagaimana cara screeninge. Bagaimana sifat-sifat screening?f. Apa saja sifat-sifat screening? g. Apa saja macam-macam screening h. Bagaimana tahapan screening?1.3. Tujuana. Untuk mengetahui pengertian,tujuan, bentuk, syarat, criteria, pelaksanaan dan evaluasi penelitian screeningb. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian screenin

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Pengertian

A. Skrining adalah penerapan tes pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit tertentu.B. Skrining merupakan usaha untuk mengidentifikasi penyakit yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur lain yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang keliatannya sehat tapi mempunyai sakit atau betul-betul sehat (menurut WHO-Regional Komite for Europe 1957)C. Skrining ialah deteksi penyakit yang muncul pada pupolasi yang sehat atau orang sehat dengan penyakit yang tak terdeteksiD. Skrining dapat berarti investigasi kedokteran yang dilakukan bukan atas kehendak penderita dalam mendapatkan nasehat untuk keluhan tertentu (menurut Mc.Keown tahun 1998)

II.2 Tujuan Skrining

A. Umum Mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian dan peningkatan kualitas hidupB. Riset atau SurveyC. Perlindungan Kesehatan MasyarakatD. Prescriptive atau untuk anjuran atau petunjuk tertentuE. Menurunkan morbiditas dan mortalitasF. Meningkatkan kualitas hidupG. Melihat besarnya masalah pencegahan dan penelitianH. PencegahanI. PenelitianII.3 Syarat Melaksanakan SkriningA. Tes cukup sensitive dan spesifikB. Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhanaC. Penyakit atau masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup serius, prevalensinya tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakatD. Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelas1. Diagnosa dinia. Mengetahui penyakit sedini mungkin pada saat timbul gejala klinik (symptoms).b. Mengetahui penyakit sedini mungkin sebelum timbul gejala klinik (symptoms)Yang perlu diperhatikan saat melaksanakan skrining :1) Populasi yang akan di skrining harus ditentukan . apakah PUS / balita atau bumil.2) Gejala dini dan factor risiko dari masalah atau penyakit yang akan di skrining harus diketahui terlebih dulu3) Metoda dari tes atau pemeriksaan skrining tersebut harus jelas. 2. Riwayat Alamiah Penyakita. Memberikan dasar pada perencanaan intervensi, karena penyakit berkembang mengikuti perjalanan riwayat alamiah penyakit disertai dengan perubahan-perubahan patologis yang sulit untuk kembali ke normal bila tanpa pencegahan. b. Tujuan utama pencegahan yaitu mengembalikan proses patologis kea rah normal sedini mungkin => pencegahan terhadap kerusakan lebih lanjut.c. Ada 2 periode :1) Prepathogenesis:a) Susceptibilityb) Adaptation2) Pathogenesis :a) Early diagnosisb) ClinicPREPATHOGENESISPATHOGENESIS

SUSCEPBILITYADAPTATIONEARLY DISEASECLINIC

EARLY PROTACTION OF DISEASE

Sebaiknya skrining dilakukan3. Diagram Prevensi Dilakukan pada 3 tinngkat:a. Primer1) Ditunjukkan pada tindakkan yang dilakukan sebelum adanya perubahan patologis pada rahap rentan.b. Sekunder 1) Mendeteksi penyakit pada tahap dini2) Melakukan penatalaksanaan yang sesuai dengan member obat yang tepat dan menyembuhkan penyakit pada tahap yang paling dini.3) Bila tak dapat disembuhkan =.> dapat memperlambat perjalanan penyakit , menjaga komplikasi , mengurangi atau membatasi kecacatan .4) Dilakukan pada tahap dimana penyakit belum memberikan keluhan/gejala atau pada tahap awal suatu perjalanan penyakit5) Umumnya dilakukan dengan cara skrinning tesc. Tertier1) Menghindarkan atau membatasi kecacatan dan rehabilitasi pada penderita cacat4. Jenis penyakit yang tepat untuk di skrininga. Penyakit seius yang merupakan public health problemb. Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untuk dalam pengertian mortalitas dan morbilitas disbanding setelah gejala munculc. Pre valance penyakit pre clinic harus tinggi pada populasi yang di skriningII.4 Cara Melakukan SkriningA. Tes cukup sensitive dan spesifikB. Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhanaC. Penyakit atau masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup serius prevalensinya tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakatD. Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelas

II.5 Sifat SkriningA. Merupakan deteksi dini penyakit yaitu mendteksi tahap awal penyakit dan melihat besarnya masalah kesehatan masyarakat.B. Bukan merupakan alat diagnosticC. Positif tes akan mengikuti tes diagnostic atau prosedur untuk memastikan penyakit

II.6 Macam-macam SkriningA. Mass Skrining1. Skrining yang dilakukan pada seluruh populasiMisalnya : Mas X-ray survey atau blood pressure screening pada seluruh masyarakat yang berkunjung pada pelayanan kesehatanB. Selektif Skrining1. Hanya dilakukan pada proporsi tertentu, dengan target populasi dengan berdasarkan pada risio tertentu2. Tujuan selektif skrining pada kelompok risiko tinggi mengurangi dampak negative dari skriningMisalnya : Paps mear screening pada wanita usia > 40tahun untuk mendeteksi Ca Serviks, mammography screening untuk wanita yang mempunyai riwayat keluarga penderita kanker.C. Single disease screening1. Hanya dilakukan untuk satu penyakitMisalnya : Skrining pada penderita penyakit TBC2. Jadi lebih tertuju pada jenis penyakitnyaD. Multhipasic screening (General Check Up)1. Untuk beberapa penyakit pada suatu kunjungan tertentu2. Sangat sederhana , mudah, murah dan diterima secara luas3. Tujuan Multhipasic screening ialah evaluasi kesehatan dan asuransiMisalnya : Pemeriksaan kanker disertai pemeriksaan tekanan darah, gula darah kolesterol dan lain sebagainya.E. Case finding screeningPencarian kasus adalah merupakan salah satu langkah penanggulangan keadaan wabah dimana untuk menemukan sumber penularan dan atau mencari adanya kasus baru di masyarakat

1. Pencarian kasus secara aktif (Active Case Finsing)

a. Cara penelusur ke belakang (backward tracing)Tujuan utamanya ialah mencari sumber penularan dengan cara mengumpulkan data tentang orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita sebelum ppenderita jatuh sakit, dengan memanfaatkan pengetahuan tentang :1) Reservoir Penyakit2) Masa Inkubasi Penyakit3) Cara penularan Penyakit4) Riwayat alamiah penyakit

b. Cara penelusur ke depan ( forward tracing)Tujuan utamanya adalah untuk mencari kasus baru dengan cara mengumpulkan data orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita setelah penderita menderita jatuh sakit, dengan memanfaatkan pengetahuan tentang :1) Masa Inkubasi Penyakit2) Cara penularan penyakit3) Riwayat Alamiah Penyakit4) Gejala-gejala Khas Penyakit

2. Pencarian kasus secara pasif (Passive Case Finding)Yaiitu, dimana pencarian kasus hanya dilakukann dengan cara menunggu penderita yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan saja.Wilson dan Junger menganjurkan untuk memperhatikan persyaratan untuk keberhasilan skrining sebagai berikut:a) Kondisi yang akan di skrining harus merupakan masalah kesehatan yang pentingb) Harus ada pengobatan yang sesuai dan dapat diterima bila hasil pemeriksaan positifc) Fasilitas untuk penngobatan dan diagnosis harus tersediad) Mengenai kelainan yang timbul pada tahap dini suatu penyakite) Harus ada tes atau pemeriksaan yang sesuaif) Tes atau pemeriksaan harus dapat diterima oleh masyarakatg) Riwayat alamiah penyakit yang akan di skrining harus dimengerti secara baik. h) Harus ada kebijakan yang disetujui untuk mengobati pasien bila positifi) Biaya harus seimbang secara keseluruhan dengan biaya keseluruhan medis.j) Penemuan kasus harus merupakan proses yang berkelanjutan tidak hanya selalu berdasarkan prosesII.7 Tahapan SkriningA. Tahap menetapkan masalah kesehatan yang ingin diketahui yaitu dikumpulkan berbagai keterangan yang ada hubungannya dengan masalah kesehatan tersebut keterangan-keterangan yang diperoleh harus diseleksi untuk kemudian disusun sehingga menjadi jelas criteria masalah kesehatan yang akan dicari.B. Tahap menetapkan cara pengumpulan data yang akan dipergunakan untuk masalah kesehatan cara pengumpulan data yang baik adalah menggunakan tes yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang tinggi.C. Tahap menetapkan populasi yang akan dikumpulkan datanya popilasi yang dipilih adalah populasi yang mempunyai risiko untuk terkena masalah kesehatan tersebut namun masih sehat. Tentukan:1. Sumber data2. Kriteria Responden3. Besar Sample4. Cara Pengambilan SampleD. Tahap melakukan penyaringan , penyaringan dilakukan dengan memanfaatkan criteria masalah kesehatan serta cara pengumpulan data yang telah ditetapkan hasil dari langkah ini adalah ditemukannya kelompok populasi yang diduga mengidap masalah keshatan, kelompok populasi ini harus dipisahkan dari kelompok populasi yang tidak mengidap masalah kesehatan tersebut.E. Tahap mempertajam penyaringan, pada kelompok populasi yang dicurigai mengidap masalah kesehatan yang sedang dicari, dilakukan penyaringan lagi dengan prosedur diagnostic, untuk memperoleh kelompok populasi yang benar-benar mengidap masalah kesehatan tersebut.F. Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut, setelah dapat dipastiikan bahwa kelompok populasi hanya mengidap masalah kesehatan yang dicari saja., dilakukan pengelolahan data dan penyususnan laporan. Dari hasil skrining adalah data tentang jumlah masalah kesehatan yang ingin diketahui.Kepada kelompok populasi yang terbukti mengidap masalah kesehatan yang dicari, perlu ditindak lanjuti dengan pemberian pengobatan untuk mengatasi maslaah kesehatan yang diidapnya. Dalam menentukan jenis alat pemeriksaan yang akan dipilih untuk skrining tes diperlukan :1. Validitas ValueKriteria untuk menilai tes skriningValiditas (Kesahihan) adalah kemampuan dari suatu tes untuk menentukan individu mana yang mengidap penyakit dan individu mana yang tidak mengidap penyakit. b. Tes yang dikatakan valid.1) Bila tes dapat memprediksi secara sempurna atau secara benar2) Dimana semua yang positif berdasarkan skrining tes adalah benar-benar sakit3) Dimana semua yang negative berdasarkan skrining tes adalah benar-benar sehat c. Unsur-unsur Validitas1) Sensitivitas atau kepekaan adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang mengidap penyakit diantara mereka yang benar sakit

Sensitivitas = True positifSemua Orang Yang Memang SakitSensitivitas =True positifTrue positif + False Negatif

2) Spesifisitas (Kepekaan) adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak mengidap penyakit diantara mereka yang memang tidak sakit

Spesifisitivitas = True negatifSemua Orang Yang Memang Tidak SakitSpesifisitivitas =True negatifTrue negative + false positif

Keterangan : a) True positif : mereka yang sakit dan dinyatakan positif berdasarkan hasil tesb) False positif : mereka yang tidak sakit , dan dinyatakan positif berdasarkan hasil tesMakin tinggi prevalensi => makin rendah false positifc) False negative : mereka yang sakit dan dinyatakan negative berdasarkan hasil tesd) True negative : mereka yang tidak sakit dan dinyatakan negative berdasarkan hasil tes

Sensitivitas = TP x 100 % = A x 100 % TP +FN A + CSpesifisitas = TN x 100% = D x 100% TN + FP B + D

Contoh Validitas dari sebuah skrining tes:64810 wanita usia 40-60tahun, mengikuti percobaan validitas skrining (mammography dengan pemeriksaan fisik) setelah 5 tahun: dari 1115 skrining tes positif dikonfirmasi 132 kanker payudara sedangkan pada 63.695 pesrta yang skrining tes negative ternyata 45 orang dikonfirmasi kanker payudara. Bagaimana tingkat validitas skrining tes ini ?

Hasil Skrining TesStatus PenyakitTotal

Ca Tidak Ca

Positif1329831115

Negatif456365063695

Total1776463364810

Sensitifitas :Probabilitas = (T+/D+) = a/(a+c) = 132 (132+45) = 132(177) = 0,745 x 100% = 75%Spesifisitas :Probabilitas = (T-/D-) = b/(b+d)= 983 (983+63650) = 132 (64633)= 0,98 x 100% = 98%Di desa Kududempet dari 23.745 wanita usia menopause mengikuti percobaan validitas skrining. Setelah 5 tahun dari 10.174 skrining tes positif dikonfirmasi 8.030 penderita Ca mamae sedangakan pada 13.571 peserta yang skrining tes negative ternyata dikonfirmasi 1421 menderita Ca mamae. Bagaimana sensitifitas dan spesifisitas skrining ini?Hasil Skrining TesStatus PenyakitTotal

Ca Tidak Ca

Positif8030214410174

Negatif14211215013571

Total94511429423745

Sensitifitas : Probabilitas = +/D+)= a/(a+c) = 132 + 45)= 132 (177) = 0,745 X 100% = 75 %Spesifisitas :Probabilitas = (T-/D-) = b/ (b+ d) = 983 (983 +63650) = 132(64633) = 0,98 x 100 % = 98 %2. Predictive Valuea. Sensitifitas dan spesifisitas tidak secara langsung menjawab dua pertanyaan penting :1) Jika seorang pasien hasil tesnya positif, bagaimana kemungkinan dia memang benar-benar sakit2) Jika seorang pasien hasil tesnya negative, bagaimana kemungkinan dia memang ebnar-benar tidak sakitb. Predictive Value adalah probabilitas sakit terhadap suatu hasil pemeriksaan tesc. Tergantung pada :1) Prevalensi penyakit 2) Specificitas dari sebuah skrining tesd. Ada dua jenis predictive value:1) Positif predictive value (PPV) = TP/ (TP + FP)Yaitu presentase dari mereka dengan hasil tes positif yang benar-benar sakit2) Negative predictive value (NPV) = TN / (TN + FN)Yaitu presentase dari mereka dengan hasil tes negative dan tidak mempunyai penyakitContoh :Populasi = 10.000 ; Sens = 50%; Spec =50%Prev = 25% = 25/100 x 10.000 = 250DND

(+)125375

(-)125375

TOTAL250750

Prevalance PPV = TP/ (TP +FP) = 125/(125+375) x 100% = 25%Populasi = 10.000;Sens = 50%, Spec= 50%Prev = 50% =50/100 x 10.000 = 500

DND

(+)250250

(-)250250

TOTAL500500

Prevalance PPV = TP/ (TP +FP) = 250/(250+250)x 100% =50%Dari dua contoh diatas tampak bahwa bila prevalence meningkat maka PPV meningkat.Untuk mengambil keputusan yang dipilih adalah PPV (Posi-tive predictive value) karena berhubungan dengan bbiaya dan nilai sedangkan untuk ilmuan yang dilihat adalah validitas

BAB IIIPENUTUP

III.1 KesimpulanSkrining adalah penerapan tes pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit tertentu.Tujuannya ialah Mendapatkan keadaan penyakit dalam keadaan dini untuk kelanjutan memperbaiki prognosis, karena pengobatan dilakukan sebelum penyakit mempunyai manifestasi klinik Syarat Melaksanakan Skriningm ialah Tes cukup sensitive dan spesifik,Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhana, Penyakit atau masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup serius, prevalensinya tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat dan Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelasCara Melakukan Skrining ialah sebagai berikutTes cukup sensitive dan spesifik, Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhana, Penyakit atau masalah yang akan di skrining merupakan masalah yang cukup serius, prevalensinya tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat dan Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan skrining harus jelas5 Sifat Skrining ialah sebagai berikut Merupakan deteksi dini penyakit yaitu mendteksi tahap awal penyakit dan melihat besarnya masalah kesehatan masyarakat., Bukan merupakan alat diagnostic dan Positif tes akan mengikuti tes diagnostic atau prosedur untuk memastikan penyakit 5 Macam-macam Skriningialah sebagai berikut Mass Skrining ialah Skrining yang dilakukan pada seluruh populasi. Selektif Skrining yaitu Hanya dilakukan pada proporsi tertentu, dengan target populasi dengan berdasarkan pada risio tertentu dan Tujuan selektif skrining pada kelompok risiko tinggi mengurangi dampak negative dari skrining. Single disease screening ialah Hanya dilakukan untuk satu penyakit Jadi lebih tertuju pada jenis penyakitnya. Multhipasic screening (General Check Up) ialah Untuk beberapa penyakit pada suatu kunjungan tertentu dan Sangat sederhana , mudah, murah dan diterima secara luas . Tujuan Multhipasic screening ialah evaluasi kesehatan dan Tahapan Skrining ialah sebagai berikut Tahap menetapkan masalah kesehatan ,Tahap menetapkan cara pengumpulan data ,Tahap menetapkan populasi yang akan dikumpulkan datanya,Tahap melakukan penyaringan , Tahap mempertajam penyaringan, Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut,Kriteria untuk menilai tes skrining adalah Validitas (Kesahihan) adalah kemampuan dari suatu tes untuk menentukan individu mana yang mengidap penyakit dan individu mana yang tidak mengidap penyakit. Unsur-unsur Validitas ialah Sensitivitas atau kepekaan dan Spesifisitas (Kepekaan).

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko.dkk. 2001. Epidemiologi Edisi 2. Bandung : Buku KedokteranRajab, Wahyudin. 2008. Kumpulan Materi Epidemiologi. Jakarta : Widjaya,FcRianti, Emi.dkk. 2009. Epidemiologi Dalam Kebbidanan. Jakarta : Transinfo mediahttp://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/25/screening/

2