Scabies

14
KETERANGAN PENDERITA Nama : Tn. R Umur : 17 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Sunda Alamat : Talun, Sumedang Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pelajar Status marital : Belum menikah ANAMNESA Keluhan utama : Beruntus-beruntus merah berisi cairan jernih dan terasa gatal di daerah kedua sela jari tangan, perut, selangkangan dan kedua punggung kaki. Anamnesis khusus : Sejak ± 2 minggu SMRS pasien mengeluh timbul beruntus- beruntus merah yang terasa sangat gatal yang pada mulanya timbul di perut. Gatal terutama dirasakan pada malam hari sehingga pasien terbangun dari tidur. ± 1 minggu SMRS

description

skabies

Transcript of Scabies

Page 1: Scabies

KETERANGAN PENDERITA

Nama : Tn. R

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku bangsa : Sunda

Alamat : Talun, Sumedang

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar

Status marital : Belum menikah

ANAMNESA

Keluhan utama :

Beruntus-beruntus merah berisi cairan jernih dan terasa gatal di daerah kedua sela jari

tangan, perut, selangkangan dan kedua punggung kaki.

Anamnesis khusus :

Sejak ± 2 minggu SMRS pasien mengeluh timbul beruntus-beruntus merah yang

terasa sangat gatal yang pada mulanya timbul di perut. Gatal terutama dirasakan pada

malam hari sehingga pasien terbangun dari tidur. ± 1 minggu SMRS beruntus-beruntus

tersebut kemudian bertambah banyak dan menyebar ke kedua selangkangan, ketiak, dan

sela-sela jari kaki dan tangan. Pasien pernah berobat ke Puskesmas 1 minggu yang lalu

kemudian diberi sabun asepsol dan salep (pasien lupa namanya) namun keluhan tidak

berkurang.

Page 2: Scabies

Pasien mandi 2 kali sehari dengan memakai sabun dan tidak bertukar-tukar

pakaian atau handuk dengan orang lain. Lingkungan tempat tinggal pasien tidak padat.

Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua saudaranya. Pasien tidur sendiri dengan

seprai dan sarung bantal yang jarang diganti. Kasur dan bantal juga jarang dijemur.

Keluhan serupa juga dirasakan anggota keluarga lain yang tinggal serumah.

Namun keluhannya belum pernah diobati. Yang pertama kali mendapat kelainan ini

adalah adik penderita ± 1 bulan yang lalu setelah pulang dari pesantren.

Penderita tidak merasakan demam dan nyeri di daerah pinggang. Riwayat digigit

serangga, gatal disertai bengkak, riwayat alergi makanan atau obat-obatan, sering bersin

di pagi hari dan asma disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : baik

• Kesadaran : compos mentis

• Gizi : baik

a) Tanda Vital

• TD : 120/80 mmHg

• Nadi : 88 x/menit

• Respirasi : 20 x/menit

• Suhu : afebris

b) Status Generalis

• Kepala

- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Hidung : Dalam batas normal

Page 3: Scabies

- Mulut : Dalam batas normal

• Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran KGB

• Thorax

- Dada : Bentuk dan gerak simetris

- Paru-paru : VBS kiri=kanan

- Jantung : BJ murni reguler

- Kulit : dalam batas normal

• Abdomen : Datar, lembut, hati dan limpa tidak teraba, BU (+) N.

Kulit lihat status dermatologis

• Ekstremitas : Lihat status dermatologis

c) Status Dermatologis

• Distribusi : Regional

• Lokasi : a/r kedua sela jari tangan, kedua punggung jari tangan, 2/3 distal

tungkai atas kiri bagian fleksor, 1/3 distal tungkai atas kanan bagian fleksor,

kedua ketiak bagian anterior, perut, selangkangan, dan kedua punggung kaki.

• Karakteristik :

Tampak lesi multipel, sebagian diskret, sebagian konfluens, berbentuk

bulat dengan ukuran paling kecil 0,1 x 0,1 x 0,1 cm, ukuran terbesar

0,3 x 0,3 x 0,1 cm, batas tegas, menimbul dari permukaan kulit dan

kering.

Efloresensi : Sebagian besar berupa papulomakula

eritem terdapat ekskoriasi, kanalikuli (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan kanalikuli

• Pemeriksaan tungau, nimfa, telur, dan skibala

DIAGNOSA KERJA

Skabies

Page 4: Scabies

PENATALAKSANAAN

Umum :

1. Menerangkan penyakit bisa menular dengan kontak langsung.

2. Pakaian, seprai, sarung bantal direndam air panas

3. Menjemur kasur, bantal, dan guling

4. Hindari pemakaian handuk dan pakaian bersama-sama

5. Obati keluarga dengan penyakit serupa

6. Terangkan cara pengobatan :

Setelah mandi sore, obat dioleskan mulai dari belakang telinga, leher sampai ke

telapak kaki, setelah beberapa lama (± 8 jam) kemudian mandi dan berganti

pakaian.

Khusus :

1.Topikal : Permethrin 5%.

2. Antihistamin : CTM tablet

Dosis 4 mg 1x1, diminum pada malam hari bila sangat gatal.

PROGNOSA

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Page 5: Scabies

PEMBAHASAN

Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi

tungau Sarkoptes scabiei var hominis dan produknya.

Epidemiologi

Insidensi pada laki-laki dan perempuan sama banyak, dan dapat terjadi pada

semua usia. Anak-anak dan dewasa muda lebih sering menderita skabies.

Cara penularan :

1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur

bersama, dan hubungan seksual

2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal,

dan lain-lain.

Faktor Predisposisi

• Sosial ekonomi yang rendah

• Higienis yang buruk

• Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas

• Imunitas yang menurun dan perpindahan penduduk

Page 6: Scabies

Etiologi dan Siklus Hidup

Skabies disebabkan oleh S. Scabiei var hominis, dan manusia merupakan hospes

obligat tungau. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya

cembung, dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen berwarna putih kotor dan tidak

bermata. Tungau jantan dan betina dibedakan berdasarkan ukuran. Tungau betina dewasa

ukuran panjang 330-450 mikron dan lebar 250-350 mikron. Sedangkan yang jantan

panjangnya 200-240 mikron dan lebar 150-200 mikron.

Kopulasi dapat terjadi diatas permukaan kulit atau di dalam terowongan, setelah

kopulasi tungau jantan akan mati, namun kadang-kadang masih dapat hidup beberapa

hari dalam terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau bertambah aktif bila kulit

penderita hangat terutama pada waktu malam hari. Tungau betina yang telah dibuahi

akan membuat terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 2-3 mm/hari dan

sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50.

Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas

biasanya dalam 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini

dapat tinggal dalam terowongan tapi dapat pula keluar. Setelah 2-3 hari larva akan

manjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk jantan dan betina yang mempunyai 4 pasang

kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai dewasa memerlukan waktu antara

8-12 hari.

Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap

sekreta dan ekskreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira 1 bulan setelah investasi.

Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,

urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi

sekunder.

Page 7: Scabies

Bentuk-Bentuk Khusus Skabies

1. Skabies klasik

2. Skabies berkrusta

3. Skabies noduler

4. Skabies bulosa

5. Skabies incognito (skabies yang tidak dikenali)

6. Skabies pada bayi dan anak-anak

7. Skabies pada pasien lanjut usia

8. Skabies pada pasien HIV/ AIDS

9. Skabies sebagai penyakit menular seksual

Gambaran Klinis

Tempat predileksi pada sela jari tangan dan kaki, pergelangan tangan, ketiak, lipat

siku, bagian fleksor lengan, pergelangan tangan, sela jari tangan, inguinal, bokong, areola

mammae, perut bagian bawah, genital eksterna (pria), umbilikus, lutut, dan pergelangan

kaki.

Page 8: Scabies

Kelainan kulit pada skabies dapat berupa lesi primer yaitu terowongan, vesikel/

papul kecil, dan eritem. Sedangkan lesi sekunder berupa ekskoriasi, ekzematisasi, krusta,

dan infeksi sekunder.

Ada 4 tanda kardinal pada skabies, yaitu :

1. Gatal pada malam hari

2. Mengenai sekelompok orang

3. Adanya terowongan dan ditemukannya papul dan vesikel

4. Menemukan tungau

Pemeriksaan Penunjang

1. Cara Menemukan Tungau

a. Dengan pemeriksaan langsung

Menggunakan kaca pembesar. Terowongan dapat dilihat dengan cara

mengoleskan tinta ke permukaan kulit yang sebelumnya dibersihkan dengan

menggunakan alkohol.

Page 9: Scabies

b. Pengerokan kulit

Kulit dikerok dengan pisau skapel untuk memecahkan penutup

terowongan/ papul. Hasil pengerokan lalu diletakkan pada kaca objek, ditetesi

minyak emersi, kemudian dilihat dengan mikroskop untuk mencari tungau,

telur, dan pelet feses. Pada pasien berkrusta ditambahkan KOH 10%.

c. Swab kulit

Kulit dibersihkan dengan eter lalu diletakkan selotip, dan diangkat dengan

cepat dan selotip diletakkan pada gelas onbjek kemudian diperiksa dengan

mikroskop.

2. Pemeriksaan laboratorium

Pada penderita skabies dapat ditemukan peningkatan titer IgE, IgM, IgG,

serta penurunan IgA. Infiltrat inflamasi dalam kulit superfisial dan profunda

mengandung limfosit, histiosit, eosinofil, dan terkadang netrofil.

Diagnosa Banding

Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan The Great

Immitator karena dapat menyerupai penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai

diagnosa banding ialah papular urtikaria, insect bite, dermatitis atopik, dan pyoderma.

Pengobatan

Umum :

1. Edukasi tentang penularan penyakit skabies

2. Edukasi hygiene umum

Page 10: Scabies

3. Edukasi tentang cara pemakaian obat

4. Obati keluarga dengan penyakit serupa

Khusus :

1. Topical :

Permetrin 5 % cream : aplikasi sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum

sembuh dulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2

bulan.

Gameksan 1 % krim atau lotio, efektif pada semua stadium. Tidak dianjurkan

untuk wanita hamil, dan anak dibawah 6 tahun, karena toksik pada susunan saraf

pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu

kemudian.

Krotamiton 10 % krim atau lotion, mempunyai dua efek sebagai anti scabies dan

antigatal.

Emulsi benzyl benzot 25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap

malam selama tiga hari. Efek samping : sering memberi iritasi, kadang makin

gatal setelah dipakai.

Sulfur 6-10 % (salep 2-4)tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaanya

tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain ialah berbau, dan

mengotori pakaian dan kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi

berumur kurang dari 2 tahun.

2. Sistemik :

Gatal yang menggangu dapat diberikan antihistamin sedative seperti CTM 2 x 2

mg atau kortikosteroid.

Bila ada infeksi sekunder diberikan antibiotic sistemik seperti amoksisilin 3 x 500

mg selama 3-5 hari