SAP Tiroiditis

9
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA Jl. Kapten Muslim No. 79 telp 851813 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Tema : Penyuluhan Penyakit Tiroiditis Hashimoto Hari/ Tanggal : Senin, 21 Mei 2014 Waktu : Pukul 19.00.Wib Tempat : Balai Desa Lingungan IV Medan Helvetia Sasaran : Masyarakat Lingkungan IV Medan Helvetia Lama pertemuan : 40 Menit Pokok Bahasan : Penyakit Tiroiditis Hashimoto Sub Pokok Bahasan : Defenisi, Etiologi, Tanda dan Gejala, Pencetus dan pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier pada penyakit Tiroiditis Hashimoto. I. Tujuan Instruktional Umum :

Transcript of SAP Tiroiditis

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIAJl. Kapten Muslim No. 79 telp 851813

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema: Penyuluhan Penyakit Tiroiditis HashimotoHari/ Tanggal: Senin, 21 Mei 2014Waktu: Pukul 19.00.Wib Tempat: Balai Desa Lingungan IV Medan HelvetiaSasaran: Masyarakat Lingkungan IV Medan HelvetiaLama pertemuan : 40 MenitPokok Bahasan: Penyakit Tiroiditis HashimotoSub Pokok Bahasan : Defenisi, Etiologi, Tanda dan Gejala, Pencetus dan pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier pada penyakit Tiroiditis Hashimoto.1. Tujuan Instruktional Umum :Setelah keluarga mengikuti penyuluhan , diharapkan keluarga mengerti tentang penyakit Tiroiditis Hashimoto.1. Tujuan Instruksional khusus :Setelah keluarga mengikuti penyuluhan, diharapkan keluarga mampu mengetahui dan menyebutkan :1. Defenisi Tiroiditis Hashimoto1. Etiologi Tiroiditis Hashimoto1. Klasifikasi Tiroiditis Hashimoto1. Tanda dan gejala Tiroiditis Hashimoto1. Penyebab dan Tiroiditis HashimotoIII. Materi Pembelajarana. Defenisi Tiroiditis Hashimotob. Etiologi Tiroiditis Hashimotoc. Klasifikasi Tiroiditis Hashimotod. Tanda dan gejala Tiroiditis Hashimotoe. Penyebab dan Tiroiditis HashimotoIIIIV. Kegiatan PenyuluhanNoWaktu Acara Kegiatan Penanggungjawab

1.5 menitPembukaaan 0. Mengucapkan salam0. Menjelaskan tujuan pertemuan

Pembawa Acara

2.10 menitKata Sambutan0. Memperkenalkan diri, maksud dan tujuan kegiatan mahasiswa keperawatan USM Indonesia.Pembawa Acara

3.10 menitPenyajian Data0. Menjelaskan tentang penyakit Tiroiditis Hashimoto.0. Mendemonstrasikan pengobatan tradisional penyakit Tiroiditis Hashimoto.0. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

Penyaji

4.15 menitPenutup 0. Merangkum Isi Materi0. Mengadakan Evaluasi 0. Mengucap salam penutup.Pembawa Acara

iV. Metode Pengajaran :1. Ceramah 1. Demontrasi1. Tanya jawab

V. Alat Pembelajaran :1. flipchart1. LeafletVI. Evaluasi 1. Jelaskan Defenisi Tiroiditis Hashimoto ?1. Jelaskan etiologi Tiroiditis Hashimoto?1. Jelaskan tanda dan Tiroiditis Hashimoto?

TIROIDITIS HASHIMOTO1. DEFINISITiroiditis Hashimoto (Tiroiditis autoimun) adalah peradangan kelenjar tiroid yang sering menyebabkan hipotiroidisme. Tiroiditis Hashimoto merupakan jenis tiroiditis yang paling sering ditemukan. Paling sering terjadi pada wanita usia lanjut dan cenderung diturunkan. 2. PENYEBABUntuk alasan yang tidak diketahui, tubuh melawan dirinya sendiri dalam suatu reaksi autoimun, membentuk antibodi yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini 8 kali lebih sering terjadi pada wanita dan bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki kelainan kromosomtertentu, seperti sindroma Turner, sindroma Down dan sindroma Kleinefelter. 3. GEJALATiroiditis Hashimoto sering dimulai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan nyeri atau rasa penuh di leher. Jika diraba, kelenjar terasa membesar, teksturnya seperti karet tetapi tidak lembut; kadang terasa berbenjol-benjol. Dua puluh persen penderita memililki kelenjar tiroid yang kurang aktif, sisanya memiliki kelenjar yang berfungsi normal. Banyak penderita yang juga memiliki kelainan endokrin lainnya (seperti diabetes (kencing manis), kelenjar adrenal yang kurang aktif atau kelenjar paratiroid yang kurang aktif) dan penyakit autoimun lainnya (misalnya anemia pernisiosa,artritis rematoid, sindroma lupus eritematosus sistemik). 4. PENGOBATANTidak ada pengobatan khusus untuk tiroiditis Hashimoto. Sebagian besar penderita pada akhirnya akan mengalami hipotiroidisme dan harus menjalani terapi sulih hormon sepanjang hidupnya. Hormon tiroid juga bisa digunakan untuk mengurangi pembesaran kelenjar tiroid.

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, TERSIERTingkatan pencegahan Primer,tersier dan sekunder para gangguan system musculoskeletal . Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.

a. Pencegahan primer :Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : pendidikan kesehatan, dan perubahan gaya hidup.Tujuan dari pencegahan primer pada Tiroiditis hashimoto adalah men cegah terjadinya penyakit tiroiditis hashimto melalui penyuluhan kepada masyarakat.Tindakan : mencakup pendidikan kesehatan mis : penyuluhan pada masyarakat, tentang pencegahan terjadinya penyakit Hashimoto, pengenalan tentang gejala awal penyakit Hashimoto, penanganan segera di setelah ditemukan tanda dan gejala untuk dibawa ke pelayanan kesehatan.

b. Pencegahan sekunderMeliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.Tujauan : Tujuan utama pencegahan sekunder ini adalah mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat dari penyakit tiroiditis Hashimoto dengan perawatan intensif agar tidak memperburuk penyakit.Tindakan : mempersiapkan kondisi fisik dan psikolgis klien dalam menghadapi terapi pengobatan, seperti pemberian terapi sulih hormon seumur hidup. Pada tahap ini, perawat melakukan pengkajian yang berkaitan dengan kondisi fisik,khususnya yang berkaitan erat /dengan kesiapan tubuh untuk menjalani serangkaian terapi.

c. Pencegahan TersierDilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.Tujuan : untuk mencegah terjadinya komplikasi dan perbaikan kembali kearah stabilitas system klien secara optimal Tindakan : program rehabilitasi : membantu pasien menjalankan terapi pengobatan seumur hidup dan menyarankan keluarga untuk pemberian nutrisi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh seperti pemberian vitamin, diet TKTP.