SAP TB

20
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TBC PADA ANAK DI RUANG POLI ANAK RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA DISUSUN OLEH : Abdul Kadir Ary Kiswanto Handayani Tri Martanti Noor Hariyani Rahmayani Ryan Octaviana Siti Maidatul Janah Vivi Ekawati Ningtyas PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SAMARINDA

description

satuan acara

Transcript of SAP TB

Page 1: SAP TB

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TBC PADA ANAK

DI RUANG POLI ANAK RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE

SAMARINDA

DISUSUN OLEH :

Abdul Kadir

Ary Kiswanto

Handayani Tri Martanti

Noor Hariyani

Rahmayani

Ryan Octaviana

Siti Maidatul Janah

Vivi Ekawati Ningtyas

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

SAMARINDA

2014

Page 2: SAP TB

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH

SAMARINDA PROGRAM PROFESI NERS S 1 KEPERAWATAN

Hari/tanggal : Jumat, 12/09/2014

Waktu : 30 menit

Tempat : Poli Anak RSUD. AWS Samarinda

Sasaran : Keluarga klien

Topik : Tuberculosa (TBC)

A. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan/ pendidikan kesehatan tentang

TBC, klien dan keluarga dapat mengerti dan mengetahui penyakit

tuberculosa (TBC).

B. Tujuan Khusus

Setelah menerima materi maka keluarga diharapkan dapat untuk:

1. Menyebutkan pengertian tentang TBC

2. Menyebutkan penyebab TBC

3. Menyebutkan cara penularan TBC

4. Menyebutkan tanda & gejala TBC

5. Mengetahui pengobatan TBC

6. Mengerti tentang tata cara mencegah penyakit TBC

7. Menyebutkan nutrisi untuk penderita TBC.

C. Materi (terlampir)

Konsep dasar penyakit:

1. Pengertian

2. Penyebab

3. Cara penularan

4. Tanda dan gejala

Page 3: SAP TB

5. Pengobatan

6. Pencegahan

7. Nutrisi untuk penderita TBC

D. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi (Tanya jawab)

E. Media dan alat

1. Lembar balik

2. Leafleat

F. Kegiatan penyuluhan

No Tahap WaktuKegiatan

Penyuluh

Kegiatan Peserta

(Klien & Keluarga

Klien)

1. Pembukaan 5

menit

• Mengucapkan

salam

• Menyampaikan

topik dan tujuan

yang akan

dicapai

Menjawab salam

Mendengarkan/

memperhatikan

2. Pengemba-

ngan

15

menit

• Menanyakan

pendapat klien

&keluarga

tentang TBC

• Memberi reward

pada peserta

(anggota

keluarga )

• Menjawab/merespon

• Merespon

Page 4: SAP TB

• Menjelaskan

pengertian TBC

• Menjelaskan

penyebab TBC

• Menjelaskan

cara penularan

TBC

• Menjelaskan

cara penularan

TBC

• Menjelaskan

tanda & gejala

TBC

• Menjelaskan

pengobatan

TBC

• Menjelaskan

pencegahan

TBC

• Menjelaskan

nutrisi yang

dianjurkan untuk

penderita TBC

• Memberikan

kesempatan

kepada klien &

keluarga untuk

bertanya

• Menanyakan

kembali kepada

keluarga

• Mendengar/mem-

perhatikan

• Merespon/bertanya

• Menjawab

Page 5: SAP TB

• Memberi reward

kepdaka klien &

keluarga klien

• Merespon

3. Penutup 10

menit

• Merangkum

materi yang

dijelaskan

bersama

peserta (klien &

Keluarga )

• Menutup

dengan

mengucapkan

terima kasih.

• Memberi salam.

• Merangkum materi

bersama penyuluh

• Merespon

• Membalas salam

G. Evaluasi

Dilakukan dengan menggunakan pertanyaan lisan:

1. Sebutkan pengertian penyakit TBC!

2. Sebutkan penyebab TBC!

3. Sebutkan cara penularan TBC!

4. Sebutkan tanda & gejala TBC!

5. Sebutkan obat-obat untuk TBC !

6. sebutkan cara mencegah TBC!

7. Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita TBC!

Page 6: SAP TB

LAMPIRAN

Page 7: SAP TB

TUBERCULOSIS (TBC)

A. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh

mikobacterium tuberculosis. Kuman ini dapat menyerang semua

bagian tubuh dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%).

B. Cara Penularan

Pada waktu batuk atau bersin, penderita TBC menyebarkan

kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak yang sangat

halus). Droplet yang mengandung kuman akan bertahan  di udara

pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang lain dapat terinfeksi

apabila menghirup udara yang mengandung kuman tersebut.

Resiko penularan melalui udara :

1. Anggota keluarga

2. Sahabat

3. Rekan sekerja

4. Penderita TBC dengan BTA (basil tahanh asam) negatif umumnya

tidak menular

5. Penderita dengan BTA positif sangat menular

6. Penderita dengan BTA positif setelah diobati beberapa minggu,

risiko penularan kecil

7. Orang dengan infeksi HIV, imunitas rendah atau penyakit lainnya

8. Stop rokok,hindari minum alkohol,obat bius

9. Berobat teratur ke dokter ( PKM,RS,Dokter spesialis)

10.Jangan stop obat sendiri

11.Anggota keluarga ikut aktif memperhatikan penderita minum obat

teratur dan benar (DOTS = directly observed treatment short

course)

12.Bila batuk mulut ditutup

13.Sebaiknya minum obat dalam keadaan perut kososng (pagi)

Page 8: SAP TB

14.Makan-makanan yang bergizi dan cukup istirahat.

C. Tanda dan Gejala

1. Batuk lama lebih dari 3 minggu

2. Demam

3. Berat badan menurun

4. Keringat malam

5. Mudah lelah

6. Nafsu makan hilang

7. Nyeri dada

8. Batuk darah.

D. Pengobatan

Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat

kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+),

tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak

mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan

pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.

1. Pencegahan (profilaksis) primer

Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+). INH minimal

3 bulan walaupun uji tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila

hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif

sudah tidak ada.

2. Pencegahan (profilaksis) sekunder

Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada

gejala sakit TBC. Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok

yaitu:

1. Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,

Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan

Page 9: SAP TB

toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita

dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

2. Obat sekunder: Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin,

Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Dosis obat anti tuberkulosis (OAT)

ObatDosis harian

(mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu

(mg/kgbb/hari)

Dosis

3x/minggu

(mg/kgbb/hari)

INH5-15 (maks.300

mg)

15-40 (maks.900

mg)

15-40 (maks.

900 mg)

Rifampisin10-20 (maks. 600

mg)

10-20 (maks. 600

mg)

15-20 (maks.

600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g)15-30 (maks. 3

g)

Etambutol15-25 (maks. 2,5

g)50 (maks. 2,5 g)

15-25 (maks.

2,5 g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g)25-40 (maks. 1,5

g)

25-40 (maks.

1,5 g)

Sejak 1995 program Pemberantasan Penyakit TBC di Indonesia

mengalami perubahan manajemen operasional, disesuaikan dengan

strategi global yanng direkomendasikan oleh WHO. Langkah ini

dilakukan untuk menindaklanjuti Indonesia WHO joint Evaluation dan

National Tuberkulosis Program in Indonesia pada April 1994. Dalam

program ini, prioritas ditujukan pada peningkatan mutu pelayanan dan

penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan rantai penularan

serta mencegah meluasnya resistensi kuman TBC di masyarakat.

Page 10: SAP TB

Program ini dilakukan dengan cara mengawasi pasien dalam menelan

obat setiap hari,terutama pada fase awal pengobatan.

Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)

pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah

diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan

masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk

dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini

diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek

oleh pengawas pengobatan" setiap hari.

Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas

strategi DOTS dengan cepat, karenanya baseline drug susceptibility

data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator program yang

amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan

pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus

BTA positif, dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak

bekerja sama dengan Puskesmas, maka banyak pasien yang

didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan

pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.

Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC

dan lemahnya implementasi strategi DOTS. Penderita yang mengidap

BTA yang resisten terhadap OAT akan menyebarkan infeksi TBC

dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs Resistant). Untuk

kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan

TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti siprofloksasin, ofloxacin,

levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa obat ini tidak

dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).

Pengobatan TBC pada orang dewasa:

1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan

etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya

Page 11: SAP TB

minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap

lanjutan). Diberikan kepada:

a. Penderita baru TBC paru BTA positif

b. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:

a. Penderita kambuh

b. Penderita gagal terapi

c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

Diberikan kepada:

Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

E. Pencegahan

1. Hidup sehat

2. Makan yang bergizi

3. Istirahat cukup

4. Olahraga teratur

5. Hindari stress

6. Bila batuk ditutup mulutnya

7. Jangan meludah sembarangan

8. Lingkungan sehat

F. Nutrisi

Penderita dengan penyakit kronis atau berlangsung lama seperti

TBC sebaiknya diberikan diet makanan tinggi kalori tinggi protein

(TKTP). Tujuan diberikan diet ini adalah:

1. Memberikan makanan lebih banyak dari keadaan biasa untuk

memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang meningkat

2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh

3. Menambah berat badan hingga normal.

Page 12: SAP TB

Pengaturan pada diet ini, yaitu dengan memperhatikan variasi

dan rasa makanan. Rasa makanan dapat ditingkatkan dengan

pemakaian bermacam-macam bumbu dan makanan yang digoreng,

dipanggang, ditumis lebih enak rasanya daripada yang direbus.

Jaga kebersamaan makan dalam keluarga dan suasana makan

supaya meningkatkan nafsu makan. Makanan yang menjadi kesukaan

perlu diperhatikan. Untuk memudahkan penyelenggaraan makanan,

yang diperlukan untuk menambah konsumsi kalori dan protein

ditambahkan pada makanan biasa adalah lauk pauk dan susu.

Usahakan makan dengan porsi diberikan sering, misalnya 6xsehari, 3

kali makan pokok dan 3 kali makan selingan.

Berikut adalah panduan makanan seimbang yang dianjurkan bagi

penderita TBC seperti dilansir diethealthclub.com :

1. Makanlah berbagai macam buah segar dan sayuran setiap hari,

tetapi tetap dalam jumlah kalori yang direkomendasikan dokter.

Pilih sayuran yang berbeda dari berbagai jenis seperti sayuran

hijau tua, sayuran berwarna oranye, kacang, dll.

2. Makanan untuk pasien TB harus sederhana, dipersiapkan dengan

baik dan mudah dicerna. Makanan yang lebih berat baru dapat

diberikan kepada pasien setelah kondisinya sangat membaik.

Untuk produk daging, pilihlah daging tanpa lemak atau rendah

lemak. 10 persen asupan kalori harian harus berasal dari lemak

jenuh dan sekitar 200 mg kolesterol. Jagalah asupan total lemak

dan minyak antara 25 – 30 persen kalori harian. Sebagian besar

lemak harus berasal dari lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh

tunggal yang ditemukan dalam makanan seperti ikan, kacang-

kacangan dan minyak sayur.

3. Protein hewani, seperti daging, hati, ikan, telur, susu atau produk

susu lainnya harus dikonsumsi setidaknya 3 kali sehari. Kalsium

dalam susu sangat penting dalam membangun kesehatan tulang

pasien TBC.

Page 13: SAP TB

4. Makanlah berbagai macam makanan yang kaya protein nabati

seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Makanlah makanan kecil

sepanjang hari dengan rentang waktu yang singkat. Pastikan agar

tubuh mendapat cukup asupan cairan dan garam dalam makanan.

Sedangkan makanan yang harus dihindari atau dipantang oleh pasien

TBC antara lain:

1. Gula halus dan gula olahan harus dihindari oleh penderita TBC.

Contohnya seperti roti putih, gula putih, sereal dan makanan manis

seperti kue dan puding.

2. Teh kental dan kopi yang mengandung banyak kafein harus

dihindari karena kafein adalah stimulan TBC. Tapi menurut

University of Maryland Medical Center, teh hijau yang bebas kafein

dapat diminum bersama dengan pengobatan TBC karena

mengandung antioksidan.

3. Saus yang kaya akan natrium dan gula juga harus dihindari. Saus

apel atau saus cranberry dapat dijadikan alternatif.

4. Pasien TBC dilarang keras mengkonsumsi alkohol atau minuman

beralkohol selama menjalani pengobatan.

5. Acar banyak mengandung natrium. Karena asupan natrium pada

penderita TBC harus dibatasi, maka acar juga sebaiknya dihindari.

Sebanyak 1 – 2 ons acar mengandung 850 miligram natrium.

6. Makanan yang terlalu manis, gurih dan berlemak seperti gula-

gula/permen, wajik, geplak, cake, dll dapat mengurangi nafsu

makan.

Page 14: SAP TB

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI.(2002). Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan 8. Jakarta

Diposkan oleh Rizki Kurniadi Hari Rabu, Maret 07, 2012.

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/lampiran-materi-

penyuluhan-tuberculosis.html

Diposkan oleh agus winarto di 07.30 .

http://winarto-bismillah.blogspot.com/2012/07/satuan-acara-penyuluhan-

sap_22.html

Diposkan oleh Rizki Kurniadi Hari Rabu, Maret 07, 2012.

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/lampiran-materi-

penyuluhan-tuberculosis.html

www.medicastore.com