SAP RK. 05

24
SATUAN ACARA PENYULUHAN “HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO PJK (PENYAKIT JANTUNG KORONER)” Disusun oleh: MAHASISWA PRAKTIK DI RUANG CVCU

description

SAP CVCU

Transcript of SAP RK. 05

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO PJK (PENYAKIT JANTUNG KORONER)

Disusun oleh:

MAHASISWA PRAKTIK DI RUANG CVCUPROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUANG CVCU

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

MALANG

2015LEMBAR PENGESAHANSatuan Acara Penyuluhan Pada pasien dan keluarga dengan materi Hiperttensi Sebagai Faktor Resiko Pjk ( Penyakit Jantung Koroner) Di Ruang Cvcu Rssa Malang.Telah disetujui dan di sahkan pada:

Hari

:

Tangal:

Mengetahui,

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Hipertensi sebagai faktor resiko PJK (penyakit jantung koroner)

Sasaran: Pasien dan Keluarga Pasien Ruang CVCU RSSA Malang

Hari/tanggal: Kamis, 11 Juni 2015Pukul

: 10.00-10.30 wib (30 menit)Tempat: Ruang CVCU

Pelaksana : Mahasiswa

1. Profesi Ners Stikes Icme Jombang2. Psik Universitas Brawijaya3. Poltekes Malang4. Akper Genggong5. Stikes BanyuwangiA. TUJUAN

1. Tujuan instruksional umum (tiu)Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu memahami tentang faktor resiko penyebab PJK (penyakit jantung koroner).2. Tujuan instruksional khusus (tik) Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang :

a. Mengetahui tentang pengertian PJK.b. Mengetahui faktor-faktor penyebab PJK.

c. Mengetahui bagaimana cara pencegahan PJK

B. METODE 1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

C. MEDIA 1. LCDD. PENGORGANISASIAN Moderator

:

Penyaji

: Fasilitator

:

Observer

: Urutan Tugas :

1. Moderator

Tugas :a. Membuka acara memperkenalkan nama-nama anggota kelompoknya

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur penyuluhan

c. Memandu jalannya diskusi

2. Penyaji

Tugas :a. Menyampaikan materi

b. Melakukan evaluasi

c. Menjawab pertanyaan dibantu peserta3. FasilitatorTugas :a. Sebagai pendamping selama kegiatan

b. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan

c. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan

4. Observer

Tugas :a. Mengamati proses diskusi

b. Menulis hasil peserta agar mengikuti kegiatan

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap KegiatanJamKegiatan PenyuluhKegiatan PesertaMetodeMedia/ Alat

Pembukaan(5 Menit)

10.001. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam perkenalan

2. Kontrak waktu

3.Menjelaskan tujuan dari penyuluhan4.Appersepsi (menggali sejauh mana pasien / keluarga mengetahui penyakit jantung koroner1. Menjawab salam2. Menyetujui

3.Mendengarkan

4.Menjawab sesuai pengetahuan audien tentang penyakit jantung koronerCeramah

Penyajian ( 10 Menit )10.051. Menjelaskan definisi penyakit jantung koroner2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab PJK3. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan PJK

1. Mendengarkan dan memperhatikan

2. Mendengarkan dan memperhatikan

3. Mendengarkan dan memperhatikanCeramah

LCD

Evaluasi(10 Menit)10.151. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan

2. Memberikan reinforcement pada peserta yang menjawab

3. Memberikan reinforcement kepada seluruh peserta 1. Menanyakan materi yang belum jelas

2. Mendengarkan dan memperhatikan

3. Mendengarkan dan memperhatikanDiskusi

Penutup(5 menit)

10.251. Memberi kesimpulan dari materi yang disampaikan2. Salam penutupMendengarkanMenjawab Ceramah

F. PENGATURAN TEMPAT

Keterangan:

: Penyaji

: Fasilitator

: Moderator

: Peserta

: Observer

G. EVALUASI

1. Struktur

a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilakukan

b. Pembuatan SAP, leaflet, dilakukan 3 hari sebelumnya

c. Peserta ditempat yang telah ditentukan

d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilakukan.

2. Proses

a. Dalam penyampaian materi peserta memperhatikan b. Peserta aktif bertanya dan tanggapc. Peserta aktif menanggapi pertanyaan peserta laind. Situasi atau kondisi saat penyampaian materi kondusif

e. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya

f. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai

3. Hasil

1. Peserta bisa menjawab pertanyaan dengar benar2. Peserta dalam menanggapi pertanyaan peserta lain bisa memberi jawaban yang masuk akal atau logis3. Peserta bisa memahami materi yang telah disampaikan oleh pemateriH. REFERENSI

http://bangeud.blogspot.com/2011/01/pjk.html diakses pada tanggal 09 juni 2015 pukul 10:00

http://perawathati.blogspot.com/2012/penyakit_jantung_koroner.html diakses pada tanggal 09 juni 2015 pukul 10:00

HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

1. HIPERTENSI

1.1 Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 896 ; 2002).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan saitolik 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan sistolik 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Taufan Nugroho, 2011).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 90 mmHg, atau bila paien memakai obat antihipertensi. ( Arif Mansjoer, 2001).

Dari beberapa definisi mengenai hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg, tinggi rendahnya juga tergantung pada usia.

Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu :

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah

KATEGORI

SISTOLIK

DIASTOLIK

Normal

Tinggi Normal Hipertensi

Stadium 1 (ringan)

Stadium 2 (Sedang)

Stadium 3 (berat)

Stadium 4 (sangat berat)

< 130

130 139

140 159

160 179

180 209

> 210

< 85

85 89

90 99

100 109

110 119

> 120

Sumber : Brunner dan suddarth (896, 2002).

1.2 Penyebab Hipertensi

Penyebab masih belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus, Ketika usia bertambah, kemungkinan menderita tekanan darah tinggi akan semakin meningkat. Tidak diketahui dengan jelas, tapi risiko Anda akan meningkat jika Anda:

a. Berusia di atas 65 tahun

b. Makan banyak garam

c. Kelebihan berat badan

d. Memiliki keluarga dengan tekanan darah tinggi

e. Kurang makan buah dan sayuran

f. Kurang berolahraga

g. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein)

h. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras

Penyebab yang diketahui

Hipertensi sekunder adalah tekanan darah yang tinggi karena adanya kondisi dasar tertentu. Secara keseluruhan, 10% dari kasus hipertensi merupakan jenis sekunder. Tekanan darah tinggi sekunder biasa disebabkan:

a. Diabetesb. Penyakit ginjal

c. Pil kontrasepsi

d. Kondisi yang memengaruhi jaringan tubuh, misalnyapenyakit lupuse. Obat pereda rasa sakit yang lebih dikenal sebagai obat anti inflamasinon-steroid (NSAIDs), sepertiibuprofenf. Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan darah ke ginjal

g. Kondisi hormon, misalnya sindromCushing(kondisi saat tubuh Anda menghasilkan hormon steroid)

1.3 Gejala Hipertensi

Dalam beberapa kasus yang langka, saat seseorang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, dia bisa mengalami gejala seperti:

a. Sesak napas

b. Sakit Kepalaberkepanjangan

c. Mimisand. Pandangan kabur atau penglihatan ganda

e. Kunjungi dokter secepatnya jika Anda mengalami gejala-gejala di atas karena tekanan darah tinggi yang tidak diatasi bisa mengarah kepada penyakit serius, sepertistrokedanpenyakit jantung.

f. Hipertensi Saat Hamil

Sangat penting untuk mengukur tekanan darah Anda secara teratur jika Anda sedang hamil, meski hasil tekanan darah tidak pernah tinggi. Dengan mewaspadai dan memeriksakan tekanan darah secara teratur, ibu hamil dapat mengurangi risiko hipertensi yang terjadi akibat kondisi hamil.

Jika tidak diperiksakan, Anda dapat mengalami kondisi serius yang dikenal sebagaipre-eclampsia, yaitu kondisi saat Anda memiliki gangguan pada plasenta (organ yang menghubungkan peredaran darah bayi kepada sang ibu).

1.4 Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi

a. Mengukur tekanan darah

Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri (pembuluh darah besar) ketika dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda. Hal ini yang akan membuat pengidap hipertensi mengalami serangan jantung, stroke atau penyakit ginjal.Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan:

Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar

Tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung mengambil jeda sesaat I antara 2 detak jantung

b. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya hanya dari beberapa minggu setelah memulainya.

c. Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang, termasuk makan banyak buah-buahan segar dan sayuran

d. Kurang konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.

e. Lebih aktif. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.

f. Menurunkan berat badan.

g. Berhenti merokok. Merokok sangat meningkatkan peluang Anda menderitapenyakit jantungdan paru-paru

h. Mengurangi konsumsi minuman keras.

i. Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain seperti cola Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan tekanan darah Anda.

j. Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan manajemen stres.

1.5 Pengobatan Hipertensi

Dalam beberapa kasus hipertensi, pasien kadang perlu mengonsumsi obat-obatan untuk seumur hidup. Tapi jika tekanan darah telah terkendali dalam bertahun-tahun, Anda mungkin boleh menghentikan pengobatan.

Ada beberapa penderita yang mungkin perlu mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Kadang diperlukan kombinasi beberapa jenis obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang lebih susah dikendalikan.

Semua jenis obat-hipertensi memiliki efek samping. Jika seorang penderita tidak dapat mengatasi atau merasa sangat terganggu dengan efek samping dari obat tertentu, dia bisa dengan mudah memilih jenis obat anti-hipertensi lain yang tersedia.

Beberapa efek samping yang umum dirasakan:

a. Merasa mengantuk

b. Pusing, lemah atau pening

c. Rasa sakit di sekitar area ginjal (punggung bawah bagian samping)

d. Batuk keringe. Kulit gatal-gatal

f. Obat-obatan berikut banyak digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi:

g. Angiotensin-converting Enzyme(ACE)Inhibitor

Dengan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, obat-obatanACE inhibitor penghambat enzim pengubah angiotensin akan mengurangi tekanan darah. Efek samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan. Jika efek samping ini sangat mengganggu, ada kemungkinan akan disarankan kepada obat yang memiliki fungsi sama sepertiACE Inhibitor, lebih dikenal sebagaiAntagonis Reseptor Angiotensin-2.

Efek samping yang tidak terduga bisa muncul jikaACE Inhibitordigabungkan dengan obat-obatan lainnya, termasuk obat-obatan yang bisa dijual bebas. Konsultasikan dengan dokter atau ahli farmasi sebelum mengonsumsi obat apa pun yang akan digabungkan dengan obat ini.

h. Calcium Channel Blockers

Untuk mencegahkalsiumtidak memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah, obat-obatanCalcium Channel Blockers(Penghambat Kanal Kalsium) bisa digunakan. Obat ini untuk mengendurkan pembuluh darah besar (arteri) dan menurunkan tekanan darah Anda. Risiko efek samping obat ini akan meningkat jika Anda minum jus jeruk Bali selagi mengonsumsiCalcium Channel Blockers.Bicarakan risiko dan efek samping obat ini dengan dokter Anda atau ahli farmasi.

i. Beta-blockers

Jantung akan berdetak lebih lambat dan dengan tenaga lebih sedikit jika Anda mengonsumsi obat-obatan jenisBeta-blockers(Penghambat Beta), pada akhirnya mengurangi tingkat tekanan darah. Sekarangbeta-blockersdianggap kurang efektif dibandingkan obat lain untuk menangani tekanan darah tinggi. Dulu obat jenis ini sangat terkenal, kini hanya dipakai jika pengobatan yang lain tidak berhasi. Konsultasikan dengan dokter jika Anda ingin menggabungbeta-blockersdengan obat-obatan yang lain. Karenabeta-blockersberinteraksi dengan jenis obat yang lainnya.

j. Alpha-blockers

Obat-obatan jenisalpha-blockers(penghambat alfa) bukan pilihan pertama untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Tapi jika metode pengobatan yang lain tidak berhasil,alpha-blockersbisa dipakai untuk melemaskan pembuluh darah. Darah akan mengalir lebih mudah melewati pembuluh darah. Efek samping darialpha-blockersadalah:

Pingsan saat Anda memulai perawatan pertama kali

Sakit kepala Pusing-pusing

Kelelahan

Pergelangan kaki membengkak

Diuretik

Diuretik juga dikenal sebagai pil air. Diuretik berfungsi untuk membuang sisa air dan garam dari dalam tubuh melalui urin.

1.6 Komplikasi Hipertensi

Hipertensi (tekanan darah tinggi) akan lebih membebani jantung dan juga pembuluh darah Anda. Risikoserangan jantung,stroke, dan penyakit ginjal akan meningkat jika beban tambahan ini tidak ditangani setelah beberapa lama.

a. Penyakit Kardiovaskular

Berbagai penyakit pada jantung dan pembuluh darah (secara medis dikenal sebagai penyakit kardiovaskular) bisa muncul karena tekanan darah tinggi.Termasuk di antaranya:

Serangan jantung: terjadi ketika pasokan darah ke jantung tiba-tiba terhalanh

Stroke: muncul ketika pasokan darah ke bagian otak terhenti

Aneurisme: muncul ketika dinding pembuluh darah pecah menyebabkan pendarahan dalam

Embolisme: terjadi saat penggumpalan darah atau gelembung udara menghalangi aliran darah di dalam pembuluh

b. Penyakit Ginjal

Pembuluh darah kecil pada kedua ginjal bisa rusak akibat tekanan darah tinggi sehingga menghalangi ginjal untuk berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa gejala berikut ini:

Sesak napas

Kulit terasa gatal-gatal

Pergelangan kaki, kaki, atau tangan membengkak (karena menumpuknya air dalam tubuh)

Kelelahan

Darah dalam urin

Kencing lebih sering, terutama saat malam hari

Penyakit ginjal bisa dirawat menggunakan kombinasi obat-obatan dan suplemen makanan. Dialisis/cuci darah (proses pembersihan kotoran di dalam darah) akan dilakukan untuk kondisi yang lebih serius atau bisa juga dilakukan transplantasi ginjal.

2. PENYAKIT JANTUNG KORONER

2.1 Pengertian PJK

Penyakit Arteri Koroner (Coronary Artery Disease) adalah penyakit yang ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatuarteri koronerdan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateromaatauplak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebutaterosklerosis. (www.medicastore.com)

Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. ( DepKes : 2001)

Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit dimana tersumbatnya aliran pembuluh darah koroner jantung akibat penimbunan zat lemak (arteriosclerosis) karena tidak cukupnya suplai darah yang mengandung oksigen untuk menghidupkan jantung, maka terjadi ancaman otot jantung yang bisa menimbulkan kematian mendadak (Ronald H. Sitorus : 2006)

PJK (Penyakit Jantung Koroner) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan O2miokardium dengan suplai O2yang disebabkan oleh proses arterosklerosis yang merupakan kelainan digeneratif (Sarwono Waspadji, 2002 ; 1991).

2.2 Etiologi

Penyakit jantung koroner disebabkan karena ketidak seimbangan antara kebutuhan O2sel otot jantung dengan masukannya. Masukan O2untuk sel otot jantung tergantung dari O2dalam darah dan pembuluh darah arteri koroner. Penyaluran O2yang kurang dari arteri koroner akan menyebabkan kerusakan sel otot jantung. Hal ini disebabkan karena pembentukan plak arteriosklerosis. Sebab lain dapat berupa spasme pembuluh darah atau kelainan kongenital.

Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menimbulkan kematian sel otot jantung yaitu disebut infark jantung akut yang irreversibel (tidak dapat sembuh kembali). Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dengan manifestasinya adalah nyeri.

2.3 Faktor resiko

Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan secara logis sebagai berikut:

a. Sifat pribadi Aterogenik.

Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).

b. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.

Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).

c. Faktor resiko kecil dan lainnya.

Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui benar-benar ada.

d. Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).

e. Merokok, obesitas, kolesterol tinggi

f. Arteriosklerosis

g. Spasme arteri koroner

h. Penurunan suplai O2

i. Iskemia miokard

j. Perubahan reversibel sel dan jaringan

k. Peningkatan asam laktat

l. Ph sel menurun

m. Penurunan kontraktilitas

n. Penurunan cardiac output

2.4 Manifestasi klinik

a. Nyeri dada yang khas (seperti ditekan benda berat dan menjalar keleher, lengan kanan dan punggung) dapat disebabkan oleh angina pectoris stabil (APS), angina pectoris tak stabil atau IMA

b. Sesak nafas

c. Perasaan melayang dan pingsan

d. Ditemukan bising jantung dan pembesaran jantung

2.5 Pemeriksaan penunjang

a. EKG : gelombang T terbalik, elevasi segmen ST

b. Pemeriksaan radiologi : pembesaran ventrikel ST

c. Echocardiografi

d. Pemeriksaan Lab : kolesterol, trigliserida meningkat

2.6 Penatalaksanaan

Tindakan yang dilakukan :

a. Mengatasi iskemia

Medikamentosa

Obat-obat yang diberikan : nitrat (N) propandol, pindalol, antagonis calsium (Ca A)

Revaskularisasi

Hal ini dilaksanakan dengan cara :

1) Pemakaian trombolitik, biasanya pada PJK akut seperti IJA

2) Prosedur invasif (PI) non operatif

3) Operasi (coronary artery surgeny CAS)

b. Melakukan pencegahan secara sekunder

Obat-obat pencegahan yang sering dipakai adalah aspirin (A) dengan dosis 375 mg, 160 mg sampai 80 mg. Dosis lebih rendah juga bisa efektif.

Dahulu dipakai antikoagulan oral (OAK) tapi sekarang sudah ditinggalkan karena terbukti tak bermanfaat.3. HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN PJKHipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK. Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar 6-15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60% penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard Infark 35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertropi dari tunika media diikuti dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung, hipertensi yang paling sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina pektoris dan miokard infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat Hipertensi. Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena : a. Meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi. b. Mempercepat timbulnya arterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) Hal ini menyebabkan angina pektoris, Insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal. Tekanan darah sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadian PJK pada hipertensi sering dan secara langsung berhubungan dengan tingginya tekanan darah sistolik. Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark. Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami miokard infark mortalitasnya 3x lebih besar dari pada penderita yang normotensi dengan miokard infark. Pemberian obat yang tepat pada Hipertensi dapat mencegah terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri tetapi perlu juga diperhatikan efek samping dari obat- obatan dalam jangka panjang. oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang jauh lebih baik untuk menurunkan resiko PJK. Tekanan darah yang normal merupakan penunjang kesehatan yang utama dalam kehidupan, kebiasaan merokok dan alkoholisme. Diet serta pemasukan Na dan K yang seluruhnya adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pola kehidupan seseorang. DAFTAR PUSTAKA

Ruhyanudin, Faqih. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler,.UMM Press.

Baradero, Mary, Mary Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler

https://www.academia.edu/9733057/sap_jantung_koroner diakses pada tanggal 09 juni 2015 pukul 10:00http://muniebstikes.blogspot.com/2011/10/satuan-acara-penyuluhan-pjk.html diakses pada tanggal 09 juni 2015 pukul 10:00http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3515/3/gizi-bahri10.pdf.txt diakses pada tanggal 10 juni 2015 pukul 16:00http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-subagiog2a-5321-2-bab2.pdf diakses pada tanggal 10 juni 2015 pukul 16:00Pembimbing Ruangan

CVCU

.

Dosen Pembimbing

.

Kepala Ruangan

CVCU

.