sap merry

28
SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA Mata Pelajaran : Gerontik Pokok Bahasan : Demensia (Pikun) Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Demensia ( Pikun ) 2. Gejala Demensia ( Pikun ) 3. Penyebab Demensia ( Pikun ) 4. Ciri-ciri mudah lupa 5. Cara agar tidak cepat pikun Sasaran : Ny. O Tempat : Panti Werdha Budi Pertiwi Hari/Tanggal : Senin, 06 Oktober 2014 Waktu : 1 X 40 Menit Penyuluh : Merry 1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan status gizi masyarakat menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup. Di Indonesia sendiri pada tahun 2015 diperkirakan umur harapan hidup akan lebih dari 65 tahun sehingga jumlah lansia bisa lebih banyak dari balita yang ada (Depkes, 2005).

description

yyyytttt

Transcript of sap merry

Page 1: sap merry

SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA

Mata Pelajaran : Gerontik

Pokok Bahasan : Demensia (Pikun)

Sub Pokok Bahasan :

1.    Pengertian Demensia ( Pikun )

2.    Gejala Demensia ( Pikun )

3.    Penyebab Demensia ( Pikun )

4.    Ciri-ciri mudah lupa

5.    Cara agar tidak cepat pikun

Sasaran                            : Ny. O

Tempat                             : Panti Werdha Budi Pertiwi

Hari/Tanggal                  : Senin, 06 Oktober 2014

Waktu                               : 1 X 40 Menit

Penyuluh                          : Merry

1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan status gizi

masyarakat  menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup. Di Indonesia sendiri pada

tahun 2015 diperkirakan umur harapan hidup akan lebih dari 65 tahun sehingga jumlah

lansia bisa lebih banyak dari balita yang ada (Depkes, 2005).

Penigkatan jumlah lansia menuntut perhatian dari semua pihak baik pemerintah,

pihak swasta, masyarakat serta keluarga yang memiliki lansia di rumah, terutama tenaga

perawat selaku tenaga propesional pemberi pelayanan pada klien.

Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada

proses penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah

satu yang terjadi adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu :  Demensia.

Page 2: sap merry

Selain lansia sendiri, keluarga yang memiliki lansia dan bahkan setiap orang

hendaknya mengetahui bagaimana perawatan pada demensia ini.

2. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan Tn. A

dapat memahami tentang demensia/pikun.

3. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit,

diharapkan Ny. O yang mengalami demensia/pikun  mampu:

1.    Menjelaskan pengertian Demensia /Pikun

2.    Menyebutkan gejala Demensia/Pikun

3.    Menyebutkan penyebab Demensia/Pikun

4.    Menyebutkan ciri-ciri mudah lupa

5.    Menjelaskan cara agar tidak cepat pikun

4. Materi (Terlampir)

5. Metode

Ceramah dan Tanya Jawab

6. Alat Dan Media

Lembar Balik

Page 3: sap merry

7. Kegiatan

No

.

Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu

1. Pembukaa

n

1.  Salam

2.  Menyampaikan tujuan

Menjawab salam dan

mendengarkan

5 menit

2. Inti Menjelaskan pengertian

Demensia /Pikun, Menyebutkan

gejala Demensia/Pikun,

Menyebutkan penyebab

Demensia/Pikun, Menyebutkan

ciri-ciri mudah lupa, Menjelaskan

cara agar tidak cepat pikun.

Mendengarakan dan

bertanya jika ada

yang kurang jelas

30

menit

3. Penutup 1.   Mengevaluasi

2.   Menarik kesimpulan

Menjawab

pertanyaan dari

penyuluh

5 menit

8. Penilaian Dan Evaluasi

1.     Kognitif : Ny. O mampu menyebutkan pengertian Demensia /Pikun, Menyebutkan

gejala Demensia/Pikun, Menyebutkan penyebab Demensia/Pikun, Menyebutkan

ciri-ciri mudah lupa, Menjelaskan cara agar tidak cepat pikun.

2.     Afektif   : Ny. O mampu menerima dan menunjukkan sikap menerima penjelasan

dari penyuluh.

Page 4: sap merry

9. Pengorganisasian

Pembimbing

Pelaksanan

1.      Leader             : Merry

2.      Co leader         : Merry

3.      Observer          : Merry

4.      Fasilitator         :

Tugas Pelaksanan

Leader : Pemimpin dan penanggung jawab secara umum terhadap jalannya

penyuluhan bertugas membuka acra dan memperlihatkan kelancaran penyuluhan

Co Leader : Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan mengevaluasi hasil

penyuluhan

Observer : Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah usai dengan yang

direncanakan serta segala faktor pendukung ataupun faktor penanggung jalannya

penyuluhan

Fasilitator : Memfasilitasi pengunjung untuk berpartisipasi

Page 5: sap merry

Materi

DEMENSIA

A.     Pengertian Demensia ( Pikun )

Secara harfiahPikun atau demensia yaitu de yang berarti kehilangan dan mensia yang

berarti jiwa (Yatim, 2003). Secara umum, menurut Subaidah (2008) pikun merupakan suatu

penurunan intelektual yg diserati gangguan pengamatan hingga hilangnya daya ingat yang sangat

mengganggu dalam aktivitas sehari-hari.

Demensia adalah sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan

ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari atau

Dimensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa

gangguan kesadaran ( Kusuma, 1997).

B.     Gejala Demensia ( Pikun )

Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :

1.     Kehilangan ingatan

Gejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai kejadian-kejadian

baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk menyimpan informasi baru

mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi

2.     Disorientasi

Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu tertentu. Banyak

penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka berada dan kadang

keluyuran keluar rumah dan tersesat.

3.     Perubahan kepribadian dan perilaku

Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya menunjukkan

perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya minat terhadap

kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki dan cemas.

Page 6: sap merry

4.     Kehilangan kemampuan praktis

Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami kesulitan

dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.

5.     Kesulitan berkomunikasi

Pada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk

diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah sangat penting untuk

merawat orang yang mengalami demensia.

C.    Penyebab Demensia ( Pikun )

Penyebab demensia/pikun menurut Copel ( 2007) yaitu :

1.     Tumor pada begian otak

2.     Trauma kepala

3.     Kelainan jantung dan pembuluh

4.     Penyakit Psikiatri

5.     Kelainan metabolik ( kekurangan vitamin, kelainan hormon endokrin, kekurangan

oksigen )

6.     Obat-obatan dan racun ( alkohol, radiasi, logam berat, dan sebagainya)

7.     Alzheimar

8.     Parkinson

D.    Ciri-ciri Mudah Lupa

Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Menurut

Nurviandari ( 2007) Ciri-ciri mudah lupa antara lain :

1.  Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya

2.  Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall

3.  Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam  

     memori

4.  Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.

5.  Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya

Page 7: sap merry

E.     Cara Agar Tidak Cepat Pikun

Kusuma ( 1997 ) Cara-cara agar tidak cepat pikun yaitu :

1.  Latih Pikiran

a.  Belajar memainkan  alat—alat music

b.  Bermain catur, puzzle, dan TTS

c.   Bergaul dengan teman-teman

d.  Menekuni hobi baru, seperti melukis, dan membuat kerajinan

e.  Membaca buku dan mendengarkan berita

2.  Latih Fisik

a.  Jadikan olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan

b.  Minimal 30 menit sehari

c.   Mulai dari tingkatan yang paling ringan misalnya jalan kaki, naik tangga, atau  bersepeda.

3.  Makan Sehat

a.  Makan makanan yg mengandung antioksidan ( vit A, C, E ) seperti jeruk, brokoli, bayam,

wortel, ubi, stroberi, tomat 

4.  Hindari Alkohol, Rokok dan Zat Terlarang

5.  Atasi Stres

a. Luangkan waktu untuk diri sendiri, gunakan untuk menarik napas dalam-dalam dan

    rileks

b.  Menerima hidup apa adanya

c.   Kurangi aktivitas yang berat

d.  Jaga kepala agar  jangan sampai trauma atau terjatuh

e.  Konsultasi rutin saat timbul gejala pelupa, monitor tekanan darah, kolesterol, gula

     darah, kendalikan agar selalu dalam keadaan normal

Page 8: sap merry

REFERENSI

Christopher, M . 2007. Pikun dan Pelupa. Jakarta : Dian Rakyat

Copel, L. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta ; EGC

Darmojo, B. 1999. Geriatri. Jakarta: FKUI

Kusuma, W. 1997. Kedaruratan Psikiatri dalam Praktek. Jakarta : Profesional Book’s

Nurviandari, K. 2007. Mengenal Demensia pada Lanjut Usia. www.komnaslansia.co.id

     ( 27 Juni 2008)

Subaidah, M. 2008. Demensia. www.mitrakeluarga.com ( 27 Juni 2008)

Yatim, F. 2003. Pikun ( Demensia) , Penyakit Alzheimer, dan Sejenisnya. Jakarta:Pustaka Populer Obor

http://www.e-psikologi.com/ gangguan psikologi dan perilaku pada dimensia, 2002

MATERI

A.     Pengertian Demensia ( Pikun )

       Secara harfiahPikun atau demensia yaitu de yang berarti kehilangan dan mensia yang berarti jiwa (Yatim, 2003). Secara umum, menurut Subaidah (2008) pikun merupakan suatu penurunan intelektual yg diserati gangguan pengamatan hingga hilangnya daya ingat yang sangat mengganggu dalam aktivitas sehari-hari.Demensia adalah sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan

ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari

( Brocklehurst and Allen, 1987 Cit. Boedhi Darmojo, 1999). Dimensia merupakan

sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan

kesadaran ( Kusuma, 1997).

B.     Gejala Demensia ( Pikun )

Page 9: sap merry

Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :

1.     Kehilangan ingatan

Gejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai kejadian-

kejadian baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk menyimpan

informasi baru mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi

2.     Disorientasi

Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu tertentu.

Banyak penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka berada

dan kadang keluyuran keluar rumah dan tersesat.

3.     Perubahan kepribadian dan perilaku

Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya

menunjukkan perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya

minat terhadap kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki

dan cemas.

4.     Kehilangan kemampuan praktis

Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami

kesulitan dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.

5.     Kesulitan berkomunikasi

Pada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat

untuk diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah sangat

penting untuk merawat orang yang mengalami demensia.

C.    Penyebab Demensia ( Pikun )

Penyebab demensia/pikun menurut Copel ( 2007) yaitu :

1.     Tumor pada begian otak

2.     Trauma kepala

3.     Kelainan jantung dan pembuluh

4.     Penyakit Psikiatri

5.     Kelainan metabolik ( kekurangan vitamin, kelainan hormon endokrin, kekurangan

oksigen )

6.     Obat-obatan dan racun ( alkohol, radiasi, logam berat, dan sebagainya)

7.     Alzheimar

Page 10: sap merry

8.     Parkinson

Menurut Budhi Darmojo (1999) penyebab demensia yaitu :

1.     Keadaan yang secara potensial reversible atau bisa dihentikan

a.  Intoksikasi ( obat, termasuk alkohol dan lain-lain)

b.  Infeksi susunan saraf pusat

c.   Gangguan metabolik

d.  Gangguan nutrisi

e.  Gangguan vaskuler

f.    Lesi desak ruang

g.  Hidrosefalus bertekanan normal

h.  Depresi

2.     Penyakit degeneratif progesif

a.  Tanpa gejala neurologik lain

1)  Penyakit Alzheimer

2)  Penyakit Pick

b.  Dengan gangguan neurologik yang prominen

1)  Penyakit Parkinson

2)  Penyakit Huntington

3)  Kelumpuhan supranuklear progesif

4)  Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat

D.    Ciri-ciri Mudah Lupa

Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Menurut

Nurviandari ( 2007) Ciri-ciri mudah lupa antara lain :

1.  Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya

2.  Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall

3.  Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam  

     memori

4.  Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.

5.  Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya

E.     Cara Agar Tidak Cepat Pikun

Page 11: sap merry

Kusuma ( 1997 ) Cara-cara agar tidak cepat pikun yaitu :

1.  Latih Pikirana.  Belajar memainkan  alat—alat music

b.  Bermain catur, puzzle, dan TTS

c.   Bergaul dengan teman-teman

d.  Menekuni hobi baru, seperti melukis, dan membuat kerajinan

e.  Membaca buku dan mendengarkan berita

2.  Latih Fisika.  Jadikan olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan

b.  Minimal 30 menit sehari

c.   Mulai dari tingkatan yang paling ringan misalnya jalan kaki, naik tangga, atau 

bersepeda.

3.  Makan Sehata.  Makan makanan yg mengandung antioksidan ( vit A, C, E ) seperti jeruk, brokoli,

bayam, wortel, ubi, stroberi, tomat 4.  Hindari Alkohol, Rokok dan Zat Terlarang5.  Atasi Stresa. Luangkan waktu untuk diri sendiri, gunakan untuk menarik napas dalam-dalam dan     rileksb.  Menerima hidup apa adanyac.   Kurangi aktivitas yang beratd.  Jaga kepala agar  jangan sampai trauma atau terjatuhe.  Konsultasi rutin saat timbul gejala pelupa, monitor tekanan darah, kolesterol, gula      darah, kendalikan agar selalu dalam keadaan normal

Page 12: sap merry

Satuan Acara Penyuluhan (SAP): Demensia pada Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMENSIA

Pokok bahasan            :  Sindroma dan kelainan mental organik

Sub Pokok Bahasan    :  Demensia pada usia lanjut

Hari / tgl                      :  16 januari 2012

                         : 08.30-9.15 wita

Sasaran                       :  Lansia dan keluarga di Kelurahan Tamalnrea Jaya

Jumlah peserta             : 30 orang

Tempat                        : Aula kantor Kelurahan Tamalanrea Jaya

Latar Belakang

        Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan status gizi masyarakat

menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup. Di Indonesia sendiri pada tahun 2015

diperkirakan umur harapan hidup akan lebih dari 65 tahun sehingga jumlah lansia bisa lebih

banyak dari balita yang ada (Depkes, 2005).

        Penigkatan jumlah lansia menuntut perhatian dari semua pihak baik pemerintah, pihak

swasta, masyarakat serta keluarga yang memiliki lansia di rumah, terutama tenaga perawat

selaku tenaga propesional pemberi pelayanan pada klien.

        Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada proses

penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah satu yang terjadi

adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu :  Demensia.

        Selain lansia sendiri, keluarga yang memiliki lansia dan bahkan setiap orang hendaknya

mengetahui bagaimana perawatan pada demensia ini. Mengingat pentingnya hal tersebut maka

Page 13: sap merry

pada kesempatan penyuluhan di Aula kantor Kelurahan Tamalanrea Jaya, mahasiswa S1

Keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN  memilih topik penyuluhan mengenai Demensia.

B.     Tujuan Umum

          Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang demensia pada lansia.

C.     Tujuan Khusu Penyuluhan

          Setelah kegitan penyuluhan, peserta dapat menyebutkan dan mengerti tentang :

1.      Pengertian Demensia

2.      Penyebab Demensia

3.      Jenis Demensia

4.      Prinsip utama perawatan demensia pada lansia

D.    Materi (terlampir)

1.      Pengertian demensia

2.      Penyeban demensia pada lansia

3.      Jenis demensia pada lansia

4.      Prinsip utama perawatan demensia pada lansia

E.     Kegiatan Proses Penyuluhan

N

OKEGITAN PENYULUHAN KEGITAN PESERTA WAKTU

1. Tahap Pembukaan :

a.  Memberi salam dan

memperkenalkan diri serta

kontrak waktu

b.  Menjelaskan tujuan penyuluhan

 c.  Persepsi

a.   Menjawab salam,

mendengarkan dan

memperhatikan.

b.  Mendengarkan dan

memperhatikan

c.   Memberi tanggapan

5 menit

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menggali pengetahuan peserta a. Memperhatikan dan

20 menit

Page 14: sap merry

tentang pengertian demensia

b.  Memberi reinfercement

c.  Memberikan balikan dan

meluruskan konsep

d.  Mengenali pengetahuan peserta

tentang penyebab demensia pada

lansia

e.  Memberikan reinforcement dan

meluruskan konsep

f.    Memberi kesempatan pada

peserta untuk bertanya

g.  Menjawab pertanyaan

h.  Menjelaskan tentang jenis

demensia pada lansia

i.    Memberikan kesempatan pada

peserta untuk bertanya

j.    Memberikan reinforcement

k.  Menjawab pertanyaan

l.    Menjelaskan tentang prinsip

utama perawatan demensia pada

lansia

m.  Memberikan kesempatan pada

peserta untuk bertanya

n.    Menjawab pertanyaan

mengemukakan pendapat

b. Mendengarkan,

memperhatikan

c. Mendengarkan dan

memperhatikan

d. Mengungkapkan pendapat

e. Mendengarkan dan

memperhatikan

f.   Mengajukan pertanyaan

g. Mendengarkan dan

memperhatikan

h. Mendengarkan dan

memperhatikan

i.   Mengajukan pertanyaan

j.   Mendengarkan dan

memperhatikan

k. Mendengarkan dan

memperhatikan

l.   Mendengarkan dan

memperhatian

m. Mengajukan pertanyaan

n.   Mendengar memperhatikan

Page 15: sap merry

3. Tahap Penutupan

a.    Bersama peserta menyimpulkan

materi

b.    Mengadakan evaluasi dengan

mengajukan pertanyaan

c.    Menutup penyuluhan dan

memberikan salam

a.     Bersama penyuluh

menyimpulkan materi

b.    Menjawab pertanyaan

c.     Memperhatikan, menjwab

salam

5 menit

F.      Evaluasi

1.      Evaluasi Struktur

        Peserta      30 orang

         Setting tempat baik, bentuk persegi panjang.

        Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik  / keluar masuk.

2.      Evaluasi Proses

Selama proses penyuluhan berlangsung diharapkan peserta aktif dan dapat memberikan

tanggapan dengan segera dan sopan.

3.      Evaluasi

        1 orang dari peserta dapat menyebutkan pengertian demensia pada lansia.

        1 orang dari peserta dapat menyebutkan 3 dari penyebab lansia.

        1 orang dari peserta dapat menyebutkan jinis demensia.

        1 orang dari peserta dapat menyebutkan 2 dari 5 prinsip utama perawatan demensia pada lansia.

G.    Pengorganisasian

1.      Leader             : Satria Hanggara Putra

2.      Co leader         : Sunandar Said

3.      Observer          : Sukmawati Kasem

4.      Fasilitator         : Sri Hartati

Page 16: sap merry
Page 17: sap merry

PP

PM

MH.    Setting Tempat

N

PS

Keterangan:N         : Notulen        

M         : Moderator

PM      : Pemateri

PP        : Petugas Puskesmas

Page 18: sap merry

PS        : Peserta

I.       Metode

1.      Ceramah

2.      Tanya jawab

J.      Media dan Alat

1.     LCD Proyektor

2.      Laptop

3.      Whiteboard

4.      Papan Flip chart

  

LAMPRAN

Page 19: sap merry

A.     Pengertian Demensia

          Dimensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan

ingatan/memoti sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brock

Lehurist dan Allen, 1987).

B.     Penyebab Demensia

1.      Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)

2.      Infeksi susunan saraf pusat

3.      Gangguan metabolik

4.      Gangguan nutrisi

5.      Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak, dll)

6.      Lesi desak ruang

7.      Hidrosefalus bertekanan normal

8.      Depresi (pseudo-dinentia defrensif)

9.      Penyakit degeneratif progresif

a.       Penyakit alzheiner

b.      Penyakit dick

c.       Penyakit parkinson

d.      Penyakit hantinton

e.       Kelumpuhan supranuklear progresif

f.        Penyakit degeneratif alin

C.     Jenis Dimensia

1.      Keadaan yang secara potensial reversibel atau bisa dihentikan.

2.      Penyakit degeneratid progresif

a.       Tanpa gejala neurologik penting lain

b.      Dengan gangguan neurologik

Page 20: sap merry

 D.    Prinsip Utama Perawatan

1.      Peran aktif penderita dalam :

a. Mengobati penyakitnya (tekanan darah tinggi, penyakit parkinson/gemetar karena

sakit).

b. Menghindari pemakaian obat yang mempunyai efek samping pada otak dan

menghindari situasi yang menekan mental.

c. Mengkaji keadaan lingkungan.

d. Meningkatkan perbaikan gizi / makanan.

2.      Mengenali dan mengobati keadaan yang memperberat penyakit :

a. Perilaku merusak

b. Gangguan perilaku

c. Perasaan tertekan / depresi

d. Inkontinensia (tidak mampu menahan buang air)

3.      Mengupayakan informasi kesehatan bagi penderita dan keluarga :

a.     Berbagai masalah tentang penyakitnya

b.     Kemungkinan kelainan atas gangguan yang terjadi

c.     Dugaan sementara terjadinya demensia

4.      Uapaya nasehat keluarga

a.      Berbagai pelayanan kesehatan masyarakat, seperti Puskesmas

b.      Nasehar hukum / keuagan

5.      Upaya nasehat keluarga untuk :

a.     Pengenalan cara mengatasi konflik keluarga

b.     Penanganan rasa marah atau bersalah

c.     Kepentingan hukum / masalah etika

Page 21: sap merry

ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP

Minggu, 29 Desember 2013

GANGGUAN KOGNITIF PADA LANSIA

         Gangguan   kognitif  pada  pasien   akan  mempengaruhi  pada  kemampuan  berpikir dan

rasional sesorang. Repon kognitif yang ditimbulkan berbeda dan  tergantung pada bagian yang

mengalami gangguan. Perubahan dalam perilaku juga  akan terjadi. Pada  kasus demensia akan

mengalami respon kognitif yang maladaptip. 

Untuk mengetahui lebih lanjut masalah yang terjadi pada pasien perlu dkaji  lebih lanjut

tentang Gangguan kognitif pada pasien. 

          Pemberian asuhan keperawatan yang maksimal dapat membantu pasien  untuk menghadapi

masalahnya dan meminimalkan resiko yang akan terjadi. 

GANGGUAN   KOGNITIF

I.  Defenisi : 

     Kognitif  adalah  :  Kemampuan  berpikir  dan  memberikan  rasional,  termasuk      proses

mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan ( Stuart and  Sundeen, 1987. Hal.612). 

Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien  untuk berpikir

akan dipengaruhi oleh  keadaan otak .

Demensia           :  Demensia merupakan suatu sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran

intelegensi. Gejala demensia meliputi melemahnya daya ingat dan penilaian, disorientasi waktu dan

tempat, serta hilangnya fungsi-fungsi intelek lainnya yang terjadi tanpa gangguan tingkat

kesadaran. Sindroma ini dapat terjadi secara cepat atau berangsur pada semua tahapan umur

manusia.

Page 22: sap merry

Demensia pada usia muda disebut oligofrenia.Demensia dapat dibedakan antara yang dapat dipulihkan dan tidak. Yang tidak dapat pulih biasanya berhubungan dengan otak, antara lain demensia senilis (suatu bentuk kepikunan seperti orang lanjut usia) dan penyakit Alzheimer.Sementara yang dapat ditangani adalah demensia karena keracunan obat, radang selaput otak,

depresi berat, tumor, atau beberapa penyakit ginjal, hati, jantung, dan paru-paru.

Penyempitan pembuluh darah otak, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak,

merupakan salah satu penyebab demensia pada orang lanjut usia. Sindroma ini disebut demensia

aterosklerosis. Kerusakan otak pada demensia jenis ini berjalan secara bertahap. Kehilangan

ingatan biasanya merupakan tanda-tanda awal, diikuti dengan keadaan tidak sadar yang berturut-

turut dan kepribadian yang berubah.Jenis lainnya adalah demensia prekoks, yang sebenarnya

merupakan nama lain untuk skizofrenia, salah satu bentuk kegilaan yang diderita orang dewasa

awal. Istilah ini sebetulnya kurang tepat karena tidak semua penderita skizofrenia mengalami

demensia.Pada mulanya terdapat banyak kekeliruan dalam penggunaan istilah bagi demensia pada

orang-orang usia lanjut dan demensia pada orang yang relatif muda. Pada tahun 1860, istilah

demence precose atau demensia prematur diperkenalkan untuk menggambarkan kerusakan

intelegensi yang sangat parah pada orang yang relatif muda atau dewasa. Istilah ini kemudian

diganti menjadi demensia prekoks. Baru pada tahun 1911, seorang ilmuwan bernama E. Blueler

memperkenalkan istilah skizofrenia untuk kelompok tersebut. arp