sap merry
-
Upload
jhejhesigakole12 -
Category
Documents
-
view
126 -
download
14
description
Transcript of sap merry
SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA
Mata Pelajaran : Gerontik
Pokok Bahasan : Demensia (Pikun)
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Demensia ( Pikun )
2. Gejala Demensia ( Pikun )
3. Penyebab Demensia ( Pikun )
4. Ciri-ciri mudah lupa
5. Cara agar tidak cepat pikun
Sasaran : Ny. O
Tempat : Panti Werdha Budi Pertiwi
Hari/Tanggal : Senin, 06 Oktober 2014
Waktu : 1 X 40 Menit
Penyuluh : Merry
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan status gizi
masyarakat menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup. Di Indonesia sendiri pada
tahun 2015 diperkirakan umur harapan hidup akan lebih dari 65 tahun sehingga jumlah
lansia bisa lebih banyak dari balita yang ada (Depkes, 2005).
Penigkatan jumlah lansia menuntut perhatian dari semua pihak baik pemerintah,
pihak swasta, masyarakat serta keluarga yang memiliki lansia di rumah, terutama tenaga
perawat selaku tenaga propesional pemberi pelayanan pada klien.
Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada
proses penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah
satu yang terjadi adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu : Demensia.
Selain lansia sendiri, keluarga yang memiliki lansia dan bahkan setiap orang
hendaknya mengetahui bagaimana perawatan pada demensia ini.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan Tn. A
dapat memahami tentang demensia/pikun.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit,
diharapkan Ny. O yang mengalami demensia/pikun mampu:
1. Menjelaskan pengertian Demensia /Pikun
2. Menyebutkan gejala Demensia/Pikun
3. Menyebutkan penyebab Demensia/Pikun
4. Menyebutkan ciri-ciri mudah lupa
5. Menjelaskan cara agar tidak cepat pikun
4. Materi (Terlampir)
5. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
6. Alat Dan Media
Lembar Balik
7. Kegiatan
No
.
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu
1. Pembukaa
n
1. Salam
2. Menyampaikan tujuan
Menjawab salam dan
mendengarkan
5 menit
2. Inti Menjelaskan pengertian
Demensia /Pikun, Menyebutkan
gejala Demensia/Pikun,
Menyebutkan penyebab
Demensia/Pikun, Menyebutkan
ciri-ciri mudah lupa, Menjelaskan
cara agar tidak cepat pikun.
Mendengarakan dan
bertanya jika ada
yang kurang jelas
30
menit
3. Penutup 1. Mengevaluasi
2. Menarik kesimpulan
Menjawab
pertanyaan dari
penyuluh
5 menit
8. Penilaian Dan Evaluasi
1. Kognitif : Ny. O mampu menyebutkan pengertian Demensia /Pikun, Menyebutkan
gejala Demensia/Pikun, Menyebutkan penyebab Demensia/Pikun, Menyebutkan
ciri-ciri mudah lupa, Menjelaskan cara agar tidak cepat pikun.
2. Afektif : Ny. O mampu menerima dan menunjukkan sikap menerima penjelasan
dari penyuluh.
9. Pengorganisasian
Pembimbing
Pelaksanan
1. Leader : Merry
2. Co leader : Merry
3. Observer : Merry
4. Fasilitator :
Tugas Pelaksanan
Leader : Pemimpin dan penanggung jawab secara umum terhadap jalannya
penyuluhan bertugas membuka acra dan memperlihatkan kelancaran penyuluhan
Co Leader : Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan mengevaluasi hasil
penyuluhan
Observer : Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah usai dengan yang
direncanakan serta segala faktor pendukung ataupun faktor penanggung jalannya
penyuluhan
Fasilitator : Memfasilitasi pengunjung untuk berpartisipasi
Materi
DEMENSIA
A. Pengertian Demensia ( Pikun )
Secara harfiahPikun atau demensia yaitu de yang berarti kehilangan dan mensia yang
berarti jiwa (Yatim, 2003). Secara umum, menurut Subaidah (2008) pikun merupakan suatu
penurunan intelektual yg diserati gangguan pengamatan hingga hilangnya daya ingat yang sangat
mengganggu dalam aktivitas sehari-hari.
Demensia adalah sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari atau
Dimensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa
gangguan kesadaran ( Kusuma, 1997).
B. Gejala Demensia ( Pikun )
Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :
1. Kehilangan ingatan
Gejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai kejadian-kejadian
baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk menyimpan informasi baru
mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi
2. Disorientasi
Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu tertentu. Banyak
penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka berada dan kadang
keluyuran keluar rumah dan tersesat.
3. Perubahan kepribadian dan perilaku
Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya menunjukkan
perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya minat terhadap
kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki dan cemas.
4. Kehilangan kemampuan praktis
Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami kesulitan
dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.
5. Kesulitan berkomunikasi
Pada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk
diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah sangat penting untuk
merawat orang yang mengalami demensia.
C. Penyebab Demensia ( Pikun )
Penyebab demensia/pikun menurut Copel ( 2007) yaitu :
1. Tumor pada begian otak
2. Trauma kepala
3. Kelainan jantung dan pembuluh
4. Penyakit Psikiatri
5. Kelainan metabolik ( kekurangan vitamin, kelainan hormon endokrin, kekurangan
oksigen )
6. Obat-obatan dan racun ( alkohol, radiasi, logam berat, dan sebagainya)
7. Alzheimar
8. Parkinson
D. Ciri-ciri Mudah Lupa
Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Menurut
Nurviandari ( 2007) Ciri-ciri mudah lupa antara lain :
1. Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya
2. Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall
3. Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam
memori
4. Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.
5. Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya
E. Cara Agar Tidak Cepat Pikun
Kusuma ( 1997 ) Cara-cara agar tidak cepat pikun yaitu :
1. Latih Pikiran
a. Belajar memainkan alat—alat music
b. Bermain catur, puzzle, dan TTS
c. Bergaul dengan teman-teman
d. Menekuni hobi baru, seperti melukis, dan membuat kerajinan
e. Membaca buku dan mendengarkan berita
2. Latih Fisik
a. Jadikan olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan
b. Minimal 30 menit sehari
c. Mulai dari tingkatan yang paling ringan misalnya jalan kaki, naik tangga, atau bersepeda.
3. Makan Sehat
a. Makan makanan yg mengandung antioksidan ( vit A, C, E ) seperti jeruk, brokoli, bayam,
wortel, ubi, stroberi, tomat
4. Hindari Alkohol, Rokok dan Zat Terlarang
5. Atasi Stres
a. Luangkan waktu untuk diri sendiri, gunakan untuk menarik napas dalam-dalam dan
rileks
b. Menerima hidup apa adanya
c. Kurangi aktivitas yang berat
d. Jaga kepala agar jangan sampai trauma atau terjatuh
e. Konsultasi rutin saat timbul gejala pelupa, monitor tekanan darah, kolesterol, gula
darah, kendalikan agar selalu dalam keadaan normal
REFERENSI
Christopher, M . 2007. Pikun dan Pelupa. Jakarta : Dian Rakyat
Copel, L. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta ; EGC
Darmojo, B. 1999. Geriatri. Jakarta: FKUI
Kusuma, W. 1997. Kedaruratan Psikiatri dalam Praktek. Jakarta : Profesional Book’s
Nurviandari, K. 2007. Mengenal Demensia pada Lanjut Usia. www.komnaslansia.co.id
( 27 Juni 2008)
Subaidah, M. 2008. Demensia. www.mitrakeluarga.com ( 27 Juni 2008)
Yatim, F. 2003. Pikun ( Demensia) , Penyakit Alzheimer, dan Sejenisnya. Jakarta:Pustaka Populer Obor
http://www.e-psikologi.com/ gangguan psikologi dan perilaku pada dimensia, 2002
MATERI
A. Pengertian Demensia ( Pikun )
Secara harfiahPikun atau demensia yaitu de yang berarti kehilangan dan mensia yang berarti jiwa (Yatim, 2003). Secara umum, menurut Subaidah (2008) pikun merupakan suatu penurunan intelektual yg diserati gangguan pengamatan hingga hilangnya daya ingat yang sangat mengganggu dalam aktivitas sehari-hari.Demensia adalah sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
( Brocklehurst and Allen, 1987 Cit. Boedhi Darmojo, 1999). Dimensia merupakan
sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan
kesadaran ( Kusuma, 1997).
B. Gejala Demensia ( Pikun )
Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :
1. Kehilangan ingatan
Gejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai kejadian-
kejadian baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk menyimpan
informasi baru mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi
2. Disorientasi
Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu tertentu.
Banyak penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka berada
dan kadang keluyuran keluar rumah dan tersesat.
3. Perubahan kepribadian dan perilaku
Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya
menunjukkan perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya
minat terhadap kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki
dan cemas.
4. Kehilangan kemampuan praktis
Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami
kesulitan dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.
5. Kesulitan berkomunikasi
Pada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat
untuk diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah sangat
penting untuk merawat orang yang mengalami demensia.
C. Penyebab Demensia ( Pikun )
Penyebab demensia/pikun menurut Copel ( 2007) yaitu :
1. Tumor pada begian otak
2. Trauma kepala
3. Kelainan jantung dan pembuluh
4. Penyakit Psikiatri
5. Kelainan metabolik ( kekurangan vitamin, kelainan hormon endokrin, kekurangan
oksigen )
6. Obat-obatan dan racun ( alkohol, radiasi, logam berat, dan sebagainya)
7. Alzheimar
8. Parkinson
Menurut Budhi Darmojo (1999) penyebab demensia yaitu :
1. Keadaan yang secara potensial reversible atau bisa dihentikan
a. Intoksikasi ( obat, termasuk alkohol dan lain-lain)
b. Infeksi susunan saraf pusat
c. Gangguan metabolik
d. Gangguan nutrisi
e. Gangguan vaskuler
f. Lesi desak ruang
g. Hidrosefalus bertekanan normal
h. Depresi
2. Penyakit degeneratif progesif
a. Tanpa gejala neurologik lain
1) Penyakit Alzheimer
2) Penyakit Pick
b. Dengan gangguan neurologik yang prominen
1) Penyakit Parkinson
2) Penyakit Huntington
3) Kelumpuhan supranuklear progesif
4) Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat
D. Ciri-ciri Mudah Lupa
Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Menurut
Nurviandari ( 2007) Ciri-ciri mudah lupa antara lain :
1. Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya
2. Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall
3. Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam
memori
4. Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.
5. Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya
E. Cara Agar Tidak Cepat Pikun
Kusuma ( 1997 ) Cara-cara agar tidak cepat pikun yaitu :
1. Latih Pikirana. Belajar memainkan alat—alat music
b. Bermain catur, puzzle, dan TTS
c. Bergaul dengan teman-teman
d. Menekuni hobi baru, seperti melukis, dan membuat kerajinan
e. Membaca buku dan mendengarkan berita
2. Latih Fisika. Jadikan olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan
b. Minimal 30 menit sehari
c. Mulai dari tingkatan yang paling ringan misalnya jalan kaki, naik tangga, atau
bersepeda.
3. Makan Sehata. Makan makanan yg mengandung antioksidan ( vit A, C, E ) seperti jeruk, brokoli,
bayam, wortel, ubi, stroberi, tomat 4. Hindari Alkohol, Rokok dan Zat Terlarang5. Atasi Stresa. Luangkan waktu untuk diri sendiri, gunakan untuk menarik napas dalam-dalam dan rileksb. Menerima hidup apa adanyac. Kurangi aktivitas yang beratd. Jaga kepala agar jangan sampai trauma atau terjatuhe. Konsultasi rutin saat timbul gejala pelupa, monitor tekanan darah, kolesterol, gula darah, kendalikan agar selalu dalam keadaan normal
Satuan Acara Penyuluhan (SAP): Demensia pada Lansia
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEMENSIA
Pokok bahasan : Sindroma dan kelainan mental organik
Sub Pokok Bahasan : Demensia pada usia lanjut
Hari / tgl : 16 januari 2012
: 08.30-9.15 wita
Sasaran : Lansia dan keluarga di Kelurahan Tamalnrea Jaya
Jumlah peserta : 30 orang
Tempat : Aula kantor Kelurahan Tamalanrea Jaya
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan status gizi masyarakat
menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup. Di Indonesia sendiri pada tahun 2015
diperkirakan umur harapan hidup akan lebih dari 65 tahun sehingga jumlah lansia bisa lebih
banyak dari balita yang ada (Depkes, 2005).
Penigkatan jumlah lansia menuntut perhatian dari semua pihak baik pemerintah, pihak
swasta, masyarakat serta keluarga yang memiliki lansia di rumah, terutama tenaga perawat
selaku tenaga propesional pemberi pelayanan pada klien.
Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada proses
penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah satu yang terjadi
adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu : Demensia.
Selain lansia sendiri, keluarga yang memiliki lansia dan bahkan setiap orang hendaknya
mengetahui bagaimana perawatan pada demensia ini. Mengingat pentingnya hal tersebut maka
pada kesempatan penyuluhan di Aula kantor Kelurahan Tamalanrea Jaya, mahasiswa S1
Keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN memilih topik penyuluhan mengenai Demensia.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang demensia pada lansia.
C. Tujuan Khusu Penyuluhan
Setelah kegitan penyuluhan, peserta dapat menyebutkan dan mengerti tentang :
1. Pengertian Demensia
2. Penyebab Demensia
3. Jenis Demensia
4. Prinsip utama perawatan demensia pada lansia
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian demensia
2. Penyeban demensia pada lansia
3. Jenis demensia pada lansia
4. Prinsip utama perawatan demensia pada lansia
E. Kegiatan Proses Penyuluhan
N
OKEGITAN PENYULUHAN KEGITAN PESERTA WAKTU
1. Tahap Pembukaan :
a. Memberi salam dan
memperkenalkan diri serta
kontrak waktu
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan
c. Persepsi
a. Menjawab salam,
mendengarkan dan
memperhatikan.
b. Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Memberi tanggapan
5 menit
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan peserta a. Memperhatikan dan
20 menit
tentang pengertian demensia
b. Memberi reinfercement
c. Memberikan balikan dan
meluruskan konsep
d. Mengenali pengetahuan peserta
tentang penyebab demensia pada
lansia
e. Memberikan reinforcement dan
meluruskan konsep
f. Memberi kesempatan pada
peserta untuk bertanya
g. Menjawab pertanyaan
h. Menjelaskan tentang jenis
demensia pada lansia
i. Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya
j. Memberikan reinforcement
k. Menjawab pertanyaan
l. Menjelaskan tentang prinsip
utama perawatan demensia pada
lansia
m. Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya
n. Menjawab pertanyaan
mengemukakan pendapat
b. Mendengarkan,
memperhatikan
c. Mendengarkan dan
memperhatikan
d. Mengungkapkan pendapat
e. Mendengarkan dan
memperhatikan
f. Mengajukan pertanyaan
g. Mendengarkan dan
memperhatikan
h. Mendengarkan dan
memperhatikan
i. Mengajukan pertanyaan
j. Mendengarkan dan
memperhatikan
k. Mendengarkan dan
memperhatikan
l. Mendengarkan dan
memperhatian
m. Mengajukan pertanyaan
n. Mendengar memperhatikan
3. Tahap Penutupan
a. Bersama peserta menyimpulkan
materi
b. Mengadakan evaluasi dengan
mengajukan pertanyaan
c. Menutup penyuluhan dan
memberikan salam
a. Bersama penyuluh
menyimpulkan materi
b. Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan, menjwab
salam
5 menit
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta 30 orang
Setting tempat baik, bentuk persegi panjang.
Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik / keluar masuk.
2. Evaluasi Proses
Selama proses penyuluhan berlangsung diharapkan peserta aktif dan dapat memberikan
tanggapan dengan segera dan sopan.
3. Evaluasi
1 orang dari peserta dapat menyebutkan pengertian demensia pada lansia.
1 orang dari peserta dapat menyebutkan 3 dari penyebab lansia.
1 orang dari peserta dapat menyebutkan jinis demensia.
1 orang dari peserta dapat menyebutkan 2 dari 5 prinsip utama perawatan demensia pada lansia.
G. Pengorganisasian
1. Leader : Satria Hanggara Putra
2. Co leader : Sunandar Said
3. Observer : Sukmawati Kasem
4. Fasilitator : Sri Hartati
PP
PM
MH. Setting Tempat
N
PS
Keterangan:N : Notulen
M : Moderator
PM : Pemateri
PP : Petugas Puskesmas
PS : Peserta
I. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
J. Media dan Alat
1. LCD Proyektor
2. Laptop
3. Whiteboard
4. Papan Flip chart
LAMPRAN
A. Pengertian Demensia
Dimensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memoti sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brock
Lehurist dan Allen, 1987).
B. Penyebab Demensia
1. Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)
2. Infeksi susunan saraf pusat
3. Gangguan metabolik
4. Gangguan nutrisi
5. Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak, dll)
6. Lesi desak ruang
7. Hidrosefalus bertekanan normal
8. Depresi (pseudo-dinentia defrensif)
9. Penyakit degeneratif progresif
a. Penyakit alzheiner
b. Penyakit dick
c. Penyakit parkinson
d. Penyakit hantinton
e. Kelumpuhan supranuklear progresif
f. Penyakit degeneratif alin
C. Jenis Dimensia
1. Keadaan yang secara potensial reversibel atau bisa dihentikan.
2. Penyakit degeneratid progresif
a. Tanpa gejala neurologik penting lain
b. Dengan gangguan neurologik
D. Prinsip Utama Perawatan
1. Peran aktif penderita dalam :
a. Mengobati penyakitnya (tekanan darah tinggi, penyakit parkinson/gemetar karena
sakit).
b. Menghindari pemakaian obat yang mempunyai efek samping pada otak dan
menghindari situasi yang menekan mental.
c. Mengkaji keadaan lingkungan.
d. Meningkatkan perbaikan gizi / makanan.
2. Mengenali dan mengobati keadaan yang memperberat penyakit :
a. Perilaku merusak
b. Gangguan perilaku
c. Perasaan tertekan / depresi
d. Inkontinensia (tidak mampu menahan buang air)
3. Mengupayakan informasi kesehatan bagi penderita dan keluarga :
a. Berbagai masalah tentang penyakitnya
b. Kemungkinan kelainan atas gangguan yang terjadi
c. Dugaan sementara terjadinya demensia
4. Uapaya nasehat keluarga
a. Berbagai pelayanan kesehatan masyarakat, seperti Puskesmas
b. Nasehar hukum / keuagan
5. Upaya nasehat keluarga untuk :
a. Pengenalan cara mengatasi konflik keluarga
b. Penanganan rasa marah atau bersalah
c. Kepentingan hukum / masalah etika
ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP
Minggu, 29 Desember 2013
GANGGUAN KOGNITIF PADA LANSIA
Gangguan kognitif pada pasien akan mempengaruhi pada kemampuan berpikir dan
rasional sesorang. Repon kognitif yang ditimbulkan berbeda dan tergantung pada bagian yang
mengalami gangguan. Perubahan dalam perilaku juga akan terjadi. Pada kasus demensia akan
mengalami respon kognitif yang maladaptip.
Untuk mengetahui lebih lanjut masalah yang terjadi pada pasien perlu dkaji lebih lanjut
tentang Gangguan kognitif pada pasien.
Pemberian asuhan keperawatan yang maksimal dapat membantu pasien untuk menghadapi
masalahnya dan meminimalkan resiko yang akan terjadi.
GANGGUAN KOGNITIF
I. Defenisi :
Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk proses
mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan ( Stuart and Sundeen, 1987. Hal.612).
Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir
akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
Demensia : Demensia merupakan suatu sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran
intelegensi. Gejala demensia meliputi melemahnya daya ingat dan penilaian, disorientasi waktu dan
tempat, serta hilangnya fungsi-fungsi intelek lainnya yang terjadi tanpa gangguan tingkat
kesadaran. Sindroma ini dapat terjadi secara cepat atau berangsur pada semua tahapan umur
manusia.
Demensia pada usia muda disebut oligofrenia.Demensia dapat dibedakan antara yang dapat dipulihkan dan tidak. Yang tidak dapat pulih biasanya berhubungan dengan otak, antara lain demensia senilis (suatu bentuk kepikunan seperti orang lanjut usia) dan penyakit Alzheimer.Sementara yang dapat ditangani adalah demensia karena keracunan obat, radang selaput otak,
depresi berat, tumor, atau beberapa penyakit ginjal, hati, jantung, dan paru-paru.
Penyempitan pembuluh darah otak, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak,
merupakan salah satu penyebab demensia pada orang lanjut usia. Sindroma ini disebut demensia
aterosklerosis. Kerusakan otak pada demensia jenis ini berjalan secara bertahap. Kehilangan
ingatan biasanya merupakan tanda-tanda awal, diikuti dengan keadaan tidak sadar yang berturut-
turut dan kepribadian yang berubah.Jenis lainnya adalah demensia prekoks, yang sebenarnya
merupakan nama lain untuk skizofrenia, salah satu bentuk kegilaan yang diderita orang dewasa
awal. Istilah ini sebetulnya kurang tepat karena tidak semua penderita skizofrenia mengalami
demensia.Pada mulanya terdapat banyak kekeliruan dalam penggunaan istilah bagi demensia pada
orang-orang usia lanjut dan demensia pada orang yang relatif muda. Pada tahun 1860, istilah
demence precose atau demensia prematur diperkenalkan untuk menggambarkan kerusakan
intelegensi yang sangat parah pada orang yang relatif muda atau dewasa. Istilah ini kemudian
diganti menjadi demensia prekoks. Baru pada tahun 1911, seorang ilmuwan bernama E. Blueler
memperkenalkan istilah skizofrenia untuk kelompok tersebut. arp