SAP Leaflet DM

13
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN I. Latar belakang Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik, dan dapat mengenai pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1, tipe 2, diabetes masa kehamilan dan diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit keturunan sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan oleh gaya hidup. Diabetes masa kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan dan selesai setelah melahirkan, sedangkan diabetes tipe lain adalah pemicu awal penyakit diabetes. Diabetes Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk meminimalkan komplikasi. II. Tujuan A. Umum Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami tentang perawatan Diabetes Mellitus B. Khusus Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien diharapkan dapat memahami tentang : 1. Definisi Diabetes Mellitus 2. Klasifikasi Diabetes Mellitus 3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus 4. Faktor resiko Diabetes Mellitus

description

SAP Leaflet DM

Transcript of SAP Leaflet DM

SATUAN ACARA PEMBELAJARANI. Latar belakang

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik, dan dapat mengenai pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1, tipe 2, diabetes masa kehamilan dan diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit keturunan sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan oleh gaya hidup. Diabetes masa kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan dan selesai setelah melahirkan, sedangkan diabetes tipe lain adalah pemicu awal penyakit diabetes. Diabetes Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk meminimalkan komplikasi.II. Tujuan

A. Umum

Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami tentang perawatan Diabetes Mellitus B. Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien diharapkan dapat memahami tentang :

1. Definisi Diabetes Mellitus2. Klasifikasi Diabetes Mellitus3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus4. Faktor resiko Diabetes Mellitus5. Komplikasi Diabetes Mellitus6. Lima pilar perawatan dm

7. Pencegahan

III. Sasaran dan target

Keluarga pasien IRNA I lantai 3.

IV. Strategi pelaksanaan

A. MetodeCeramah dan diskusi B. Materi penyuluhan

TerlampirC. Waktu dan tempat

Hari, tanggal : Jumat, 31 Oktober 2014Waktu

: 09.00 wib

Tempat

: D. Media

LeafletE. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi persiapan

Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai Media telah disiapkan Tempat telah disiapkan Kontrak waktu telah disepakati2. Evaluasi proses

Mahasiswa mengkoordinir kegiatan penyuluhan kemudian dilakukan evaluasi. Klien mengikuti proses dari awal sampai selesai.

3. Evaluasi hasil

Klien mampu mengikuti dan menyimak dengan baik. Klien mengulang kembali materi yang sudah disampaikan.F. Susunan acara

NoKegiatanRespon pesertawaktu

1Pendahuluan

- Memberi salam

- Menyampaikan pokok bahasan

- Menyampaikan tujuan

- Melakukan apersepsi-Menjawab salam

- Menyimak

- Menyimak

- Menyimak5 menit

2Isi

Penyampaian materi-Memperhatikan15 menit

3Penutup

- Diskusi

- Kesimpulan

- Evaluasi

- Memberikan salam penutup-Menyampaikan jawaban

-Mendengarkan

-Menjawab salam10 menit

Lampiran

DIABETES MELLITUSA. DEFINISIDiabetes Melitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena akibat dari kekurangan insulin ataumenurunnya kerja insulin.

B. KLASIFIKASIKlasifikasi dari Diabetes Melitus berdasarkan PERKENI (2011) adalah sebagai berikut

1. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes tipe 1 terjadi bila pancreas tidak dapat memproduksi insulin sama sekali. Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel pancreas yang secara normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun2. Diabetes Melitus Tipe 2

Bila insulin yang tersedia tidak cukup atau tidak dapat berfungsi secara efektif. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.3. Diabetes Melitus Tipe Lain

Diabetes tipe lain dapat terjadi karena : A. Defek Genetik fungsi sel Beta :

- Kromosom 12, HNF-1 (dahulu MODY 3)

- Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)

- Kromosom 20, HNF-4 (dahulu MODY 1)

- Kromosom 13, insulin Promoter factor-1 (IPF-1, dahulu MODY4)

- Kromosom 17, HNF-1 (dahulu MODY 5)

- Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)

- DNA Mitochondria, dan lainnya

B. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunism, sindrom Rhabson Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya

C. Penyakit eksokrin Pankreas : Pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya

D. Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromotositoma, hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya

E. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid, agonis edrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa, lainnya

F. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya

G. Imunologi (jarang) : sindrom Stiff-man, antibody anti reseptorN insulin lainnya

H. Sindrom genetik lain : Sindrom Down, Sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom Wolframs, Ataksia Friedreichs, Chorea Hutington, sindrom Laurence-Moon-Biedl, Distrofi Miotonik, Porfiria, Sindrom Prader Willi, lainnya

4. Diabetes kehamilanDiabetes kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan, dan dapat selesai setelah melahirkan namun dapat berlangsung terus walaupun sudah melahirkan.

C. Gejala a) Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.

b) Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

c) Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

d) Keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan. D. Faktor Resiko1. Riwayat keluarga 2. Obesitas3. Usia siatas 45 tahun4. Gaya hidup tidak sehat5. Hipertensi6. Gangguan kolesterol tinggi7. Riwayat jantung koroner8. StrokeE. Komplikasi

1. Komplikasi akut berupa coma diabetikum

2. Komplikasi kronis :

Perubahan pembuluh darah kapiler

Pada ginjal : nephoros klerosis, pielonefritis

Pada mata : katarak diabetika

Pada jantung : jantung koroner

Pada saraf : neuritis dan poli neuritis

Pada kulit : gangrene

F. LIMA PILAR PERAWATAN DM

1. Edukasi Diabetes

Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi.2. Latihan jasmani

Kegiatan jasmani sehari - hari dan latihan jasmani secara teratur (3 - 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan Diabetes Melitus. Kegiatan sehari hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain untuk menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Pasien yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi Diabetes Melitus dapat dikurangi3. Terapi gizi medis atau Perencanaan Makan

Terapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri). Perencanaan makan pada pasien diabetes meliputi :

1. Memenuhi kebutuhan energi pada pasien Diabetes Melitus

2. Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang disajikan seperti vitamin dan mineral

3. Mencapai dan memelihara berat badan yang stabil

4. Menghindari makan makanan yang mengandung lemak, karena pada pasien Diabetes Melitus jika serum lipid menurun maka resiko komplikasi penyakit makrovaskuler akan menurun

5. Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Diabetes Melitus

Prinsip untuk jenis makanan ini adalah beragam dan memiliki kadar glikemik yang rendah misalnya seperti :1) Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi: Manisan, Gula pasir, Susu kental manis, Madu, Kecap, Abon, Sirup, dan Es krim. Makanan ini tidak boleh dikonsumsi karena memiliki kadar glikemik yang tinggi.

2) Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI:

Nasi, Singkong, Jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang hijau, Kacang tanah,dan Ikan3) Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN :Kol, Tomat, Kangkung, Bayam, Oyong, Kacang panjang, Pepaya, Jeruk, Pisang, dan Labu siam 4. Intervensi farmakologis

Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar,

olah raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan

insulin. Pasien Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan suntikan insulin

setiap hari. Pasien Diabetes tipe 2, umumnya pasien perlu minum obat

antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes memerlukan

suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan

insulin dan tablet.

5. Monitoring keton dan gula darah

Ini merupakan pilar kelima yang dianjurkan kepada pasien Diabetes Melitus. Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah dan mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia dan pasien dapat melakukan keempat pilar diatas untuk menurunkan resiko komplikasi dari Diabetes Melitus. G. PENCEGAHAN pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum yang meliputi: pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosa dini serta pengobatan yang tepat, pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan rehabilitasi. 1. Pencegahan Tingkat Dasar

Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum2. Pencegahan Tingkat Pertama.

Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) adalah upaya mencegah agar tidak timbul penyakit diabetes mellitus. Tindakan yang dapat dilakukan:

makan makanan yang sehat dan seimbang

Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi badan.

Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan kemampuan.3. Pencegahan Tingkat Kedua

Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosa dini serta pemberia pengobatan yang cepat dan tepat. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan berkala, penyaringan (screening) yakni pencarian penderita dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum pada kelompok resiko tinggi4. Pencegahan Tingkat Ketiga

Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) merupakan pencegahan dengan

sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitasi.DAFTAR PUSTAKABrunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGCHasnah. 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Media Gizi Pangan: Vol. VIIHeitzman, J. 2010. Foot Care for Patients with Diabetes.LippincotWillian& Wilkins Wolter Kluwer Health vol 26, No. 3, pp. 250-263www.perkeni.org