Sap Lansia

8
TOPIK TERAPI KOGNITIF & TERAPI PENDENGARAN A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan terapi pendengaran lansia makin meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan social 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan terapi pendengaran lansia mampu : a. Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan. b. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan. c. Melatih ketajaman pendengaran. B. LATAR BELAKANG Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PANTI WERDA ADEM AYEM (Wisma adem, wisma sejuk, wisma seger, dan wisma tentrem) klien kelolaan didapatkan 50% mempunyai masalah utama Penurunan pendengaran dan kognitif. Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik terapi kognitif dan terapi pendengaran. C. LANDASAN TEORI Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah

description

lansia

Transcript of Sap Lansia

Page 1: Sap Lansia

TOPIK 

TERAPI KOGNITIF & TERAPI PENDENGARAN

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan terapi pendengaran lansia makin

meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan social

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif dan terapi pendengaran lansia mampu :

a. Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan.

b. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan.

c. Melatih ketajaman pendengaran.

B. LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PANTI WERDA ADEM AYEM

(Wisma adem, wisma sejuk, wisma seger, dan wisma tentrem) klien kelolaan

didapatkan 50%  mempunyai masalah utama Penurunan pendengaran dan kognitif.

Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok

dengan topik terapi kognitif dan terapi pendengaran.

C. LANDASAN TEORI

Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat

itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah

menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas,

schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam

prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan seting

lainnya.

Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli th 1960-

an. Pengertian kognisi, meliputi aspek- aspek  struktur intelek yang digunakan untuk

mengetahui sesuatu.

Menurut chaplin, kognisi memiliki pengertian yang luas mengenai berpikir dan

mengamati yang telah mengakibatkan individu memperoleh pengertian.

Kognitif menurut piaget, perkembangan kognitif tidak hanya dari hasil kematangan

organisme, atau dari pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi diantara

keduanya.

Page 2: Sap Lansia

Pengertian Pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia.

Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan kehidupan

pribadi dan sosial. Orang yang mengalami masalah kehilangan pendengaran biasa

dikenal dengan istilah tuna rungu.

Tuna rungu adalah kerusakan atau kelainan pendengaran yang menyebabkan

seseorang tidak dapat mendengar atau daya pendengarannya berkurang.

KRITERIA KLIEN

1. diare,thypoid dan lain-lain)

Klien yang cukup kooperatif.

2. Klien yang mengerti bahasa Indonesia.

3. Klien dengan gangguan kognitif dan pendengaran.

4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap

penyakit fisik tertentu seperti

E. PROSES SELEKSI

1. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan

2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan

kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan

perawat ruangan

3. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan

dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya

4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat

kegiatan

F. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK

1. Hari /Tanggal : Kamis, 02 Februari 2012

2. Tempat : Di Graha adem ayem

3. Waktu : 09.00 s/d 10.00 WIB

4. Lama Kegiatan

- Pembukaan dan Perkenalan (5 menit)

- Menjelaskan tujuan TAK ( 5 menit )

- Menjelaskan aturan main TAK  ( 5 menit)

- Pelaksanaan TAK (30 menit)

- Pemberian reincerforment ( 5 menit )

- Evaluasi (5 menit )

- Penutup (5 menit )

Page 3: Sap Lansia

5. Jumlah peserta : 15 orang

6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien

a. Klien dapat mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan yang diberikan.

b. Klien dapat berkonsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang

diberikan.

c. Klien dapat melatih ketajaman pendengarannya.

d. Klien dapat membina kekompakkan kelompok selama kegiatan berlangsung

e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat kegiatan.

G. PENGORGANISASIAN

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

Dokumentator :

H. METODE DAN MEDIA

Metode : ceramah, permainan

Alat dan Media : pengeras suara, spidol, kertas

I. URAIAN PEMBAGIAN TUGAS

1. Leader

a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum

kegiatan dimulai

b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan

dirinya

c. Mampu  memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib

d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

e. Menjelaskan permainan

2. Co-Leader

a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien

b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3. Fasilitator

Page 4: Sap Lansia

a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif

b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan

4. Observer

a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan

b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung

J. PROSES PELAKSANAAN

1. Perkenalan dan pengarahan

a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)

b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di

depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok

c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien

untuk mengikuti aktifitas kelompok terapi kognitif dan terapi pendengaran.

2. Pembukaan

a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama,

b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktivitas dan membuat kontrak waktu

dengan klien dan lamanya kegiatan berlangsung

c. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien

ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin

menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan

klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Permainan

Setelah leader menjelaskan peraturan kegiatan, fasilitator membagikan kertas

bergambar untuk pembagian kelompok. Pembagian kelompok dibagi berdasarkan

perolehan gambar yang sama dari klien.

Setelah terbentuk kelompok, fasilitator menunjukkan gambar dan menyebutkan

objek yang ada pada gambar kepada klien untuk dibisikkan  ke klien yang ada

dibelakangnya dan begitu seterusnya sampai pada klien dibaris paling akhir.

Kemudian klien yang paling akhir menyebutkan  dan menggambarkan apa yang

disampaikan dari klien pada baris pertama kepada fasilitator.

4. Evaluasi

a. Klien dapat mengikuti jalanya kegiatan dengan baik

b. Klien aktif saat kegiatan berlangsung

Page 5: Sap Lansia

c. Klien aktif dalam permainan

5. Penutup

a. Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah

mengikuti kegiatan

b. Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti

kegiatan

K. ANTISIPASI MASALAH

1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan

memberikan motivasi oleh fasilitator

2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan

alasan klien meninggalkan kegiatan, berikan motivasi agar klien kembali

mengikuti kegiatan

3. Klien lain yang ingin mengikuti kegiatan, beri penjelasan pada klien tersebut

bahwa kegiatan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain

tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka

L. DENAH RUANG

Keterangan :

        = Leader

        = Co Leader

        = Peserta

        =  Fasilitator

        = Observer

M. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Input

a. Tim berjumlah  orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 6 fasilitator dan 3

observer.

b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik

c. Peralatan pengeras suara berfungsi dengan baik

2. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan

karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok kognitif dan

pendengaran

3. Evaluasi Proses

Page 6: Sap Lansia

a. Leader menjelaskan aturan jalanya kegiatan dengan jelas

b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien

c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat

mengawasi jalannnya kegiatan

d. 70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai

selesai.

4. Evaluasi Output

Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok terapi kognitif dan pendengaran

dengan 15 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. 70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.

c. 70% klien dapat meningkatkan pendengaran dan kognitifnya.

d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok

(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai)

e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau

berinteraksi dengan perawat/klien lain)