SAP KET.docx

16
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEHAMILAN EKTOPIK DAN TRANSFUSI DARAH Di Ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Transcript of SAP KET.docx

Page 1: SAP KET.docx

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEHAMILAN EKTOPIK DAN TRANSFUSI DARAH

Di Ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS

RSU Dr.SAIFUL ANWAR

MALANG

2012

Page 2: SAP KET.docx

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Kehamilan ektopik, transfusi, dan faktor resiko operasi

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat : Ruang 9 RSSA Malang

Hari/Tanggal : Selasa,25 September 2012

Alokasi Waktu : 30 menit

Media/Sarana : Banner dan Leaflet

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui

dan memahami tentang kehamilan ektopik, transfusi darah.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:

1. Mengetahui pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu

2. Mengetahui penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu

3. Mengetahui patologis Kehamilan Ektopik Terganggu

4. Mengetahui diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu

5. Mengetahui tanda dan gejala Kehamilan Ektopik Terganggu

6. Mengetahui penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu

7. Mengetahui komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu

8. Mengetahui pengertian transfusi

9. Mengetahui tujuan transfusi

10. Mengetahui etiologi transfusi

11. Mengetahui komplikasi transfusi

B. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu

2. Penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu

3. Patologis Kehamilan Ektopik Terganggu

4. Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu

5. Tanda dan gejala Kehamilan Ektopik Terganggu

6. Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu

7. Komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu

2

Page 3: SAP KET.docx

8. Pengertian transfusi

9. Tujuan transfusi

10. Etiologi transfusi

11. Komplikasi transfusi

C. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahuluan 5

menit

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan dan pokok

materi yang akan

disampaikan

4. Menggali pengetahuan

keluarga pasien tentang

perawatan masa nifas

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

-

Penyajian 15

menit

Menjelaskan materi:

1. Pengertian Kehamilan

Ektopik Terganggu

2. Penyebab Kehamilan

Ektopik Terganggu

3. Patologis Kehamilan

Ektopik Terganggu

4. Diagnosis Kehamilan

Ektopik Terganggu

5. Tanda dan gejala

Kehamilan Ektopik

Terganggu

6. Penanganan Kehamilan

Ektopik Terganggu

7. Komplikasi Kehamilan

Ektopik Terganggu

8. Pengertian transfusi

9. Tujuan transfusi

10. Etiologi transfusi

11. Komplikasi transfusi

1. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

Bann

er

3

Page 4: SAP KET.docx

Penutup 10

menit

1. Penegasan materi

2. Memberikan kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya

3. Meminta peserta untuk

menjelaskan kembali

materi yang telah

disampaikan dengan

singkat menggunakan

bahasa peserta sendiri

4. Memberikan pertanyaan

kepada peserta tentang

materi yang telah

disampaikan

5. Menutup acara dan

mengucapkan salam

1. Mengajukan

pertanyaan

2. Menjawab

pertanyaan

yang diberikan

oleh penyuluh

3. Membalas

salam

Tanya

Jawab

D. Evaluasi

1. Proses, diharapkan:

Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan

Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan

2. Hasil, diharapkan:

Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif

berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi

dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian

hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:

Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

pendapat mengenai Kehamilan Ektopik Terganggu, transfusi, faktor resiko

sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta

Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan

jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat

E. Media

Banner dan leaflet

F. Materi

(terlampir)

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

4

Page 5: SAP KET.docx

A. Pengertian

Menurut Buku Obstetri Patologi Universitas Pajadjaran Bandung

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi berimplantasi dan

tumbuh di luar endometrium kavum uteri, kehamilan ektopik dapat terjadi di luar

rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut. Tetapi dapat juga terjadi di

dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dengan servik.

B. Penyebab

Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan dan  Ilmu Kandungan

Penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya

tidak di ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula

tuba dan di dalam perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada

saat nidasi masih di tuba.

Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan

Di antara sebab-sebab yang menghambat perjalanan ovum ke uterus sehingga

mengadakan implantasi di tuba:

a. Migratio Externa adalah perjalanan telur panjang. Terbentuk trofoblast sebelum

telur ada di cavum uteri.

b. Pada hipoplasia lumen, tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di

sertai gangguan fungsi silia endosalping.

c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab

lumen tuba menyempit

d. Bekas radang pada tuba: disini radang menyebabkan perubahan pada

endosalping sehingga walaupun fertilisasi masih dapat terjadi gerakan ovum ke

uterus lambat.

e. Infeksi alat genitalia intern khususnya tuba fallopi (infeksi STD, infeksi asenden

akibat IUD, chlamydia trachomatis menyebabkan penyempitan tuba

f. Desakan luar tuba (kista ovarium, mioma, endometriosis yang menimbulkan

perlekatan dengan sekitarnya sehingga terjadi penyempitan lumen)

g. Kelainan bawaan pada tuba, antara lain difertikulum, tuba sangat panjang dsb.

h. Gangguan fisilogis tuba karna pengaruh hormonal, perlekatan perituba. Tumor

yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tubuh.

i. Abortus buatan.

Kehamilan Ektopik Terganggu dapat terjadi di beberapa tempat, antara lain :

5

Page 6: SAP KET.docx

a. Tuba fallopi  (ampulla tuba, isthmus tuba, interstisial tuba)

b. Kehamilan ektopik servikal

c. Kehamilan ovarial

d. Kehamilan abdominal

e. Kehamilan interstisial

C. Patologi

Menurut Sarwono Prawirohardjo, , Buku Ilmu Kebidanan

Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama

dengan di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner.

Pada yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.

Perkembangan telur selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya

telur mati secara dini dan kemudian di reasorbsi.

Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan,

karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin

tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu

pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.

Kemungkinan yang dapat terjadi antara lain :

1. Hasil konsepsi mati dini dan direasorbsi 

Ovum mati dan kemudian direasorbsi, dalam hal ini sering kali adanya

kehamilan tidak di ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah

meninggalnya ovum, di anggap sebagai haid yang datangnya agak terlambat.

2. Abortus ke dalam lumen tuba

Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan pseudokapsularis, dan

menyebabkan timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu

menyebabkan pembesaran tuba (hematosalping) dan dapat pula mengalir

terus ke rongga peritoneum, berkumpul di kavum Douglas dan menyebabkan

hematokele retrouterina.

3. Ruptur dinding tuba

Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada isthmus dan biasanya

pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada

kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah

penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke

peritoneum.

Berdasarkan tempat Implantasinya dapat terjadi beberapa kemungkinan sbb :

6

Page 7: SAP KET.docx

TEMPAT IMPLANTASI PATOFISIOLOGI HASIL KONSEPSI

Interstisial tuba • Letak intramural

Vaskularisasi dapat

mendukung tumbuh

kembang janin (aterm)

Ada kemungkinan ekspulsi

ke cavum uteri sehingga

aterm di uterus

• Bisa terjadi

ruptur,perdarahan banyak,

syokk irreversibel, kematian

tertinggi

Isthmus tuba • Lumennya kecil mudah

terjadi destruksi

endosalping sejak UK 6 hari

•  Daya tampung lumen

kecil,bisa ruptur,

perdarahan intraabdominal

• Kehamilan ektopik rekuren

• Paling sering ruptur

sebabkan perdarahan

intraabdominal

Ampulla tuba 1.    Spermatozoa dan ovum

paling lama tinggal di

ampula tuba karena lumen

paling besar

2.    Kesempatan konsepsi

paling besar terjadi di

ampula tuba yang terletak

1/3 bag distal tuba fallopi

3.    Implantasi hasil

konsepsi bisa mengalami :

•       Gangguan implantasi

(absorbsi)

•       Abortus

tuba,perdarahan

intraabdominal, hematokel)

•       Ruptur ligamentum

latum

Perdarahan

7

Page 8: SAP KET.docx

D. Diagnosis

Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

Pemeriksaan untuk membantu diagnosis:

1. Tes kehamilan : Apa bila tes nya positip, itu dapat membantu diagnosis.

2. Pemeriksaan umum : Penderita tampak kesakitan dan pucat. Pada perdarahan

dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Pada jenis perdarahan tidak

mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri tekan.

3. Anamnesis : Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang

terdapat gejala subyektif kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.

4. Pemeriksaan ginekologi : Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan,

pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka

akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus

dengan batas yang sukar ditentukan.

5. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah

merah berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik terganggu

terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut.

6. Pemeriksaan kuldosentesis : Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan

untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara ini amat

berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.

7. Pemeriksaan ultra sonografi : Pemeriksaan ini berguna dalam diagnosis

kehamilan ektopik. Diagnosis pastinya ialah apa bila ditemukan kantong

gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.

8. Pemeriksaan laparoskopi : Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir

untuk kehamilan ektopik.

E. Gejala

a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang  setelah

mengangkat benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang bisa

juga pada waktu sedang istirahat.

b. Adanya amenorea: amenorea biasanya muncul beberapa waktu sebelum

terjadi perdarahan.

c.  Perdarahan:  perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna

hitam.

d. Shock karena hypovolemia.

e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)

f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.

g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.

8

Page 9: SAP KET.docx

h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena

perangsangan peritonium oleh darah di dalam rongga perut.

i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada

kehamilan tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga

perut.

H.  Penatalaksanaan Atau Penanganan

Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

1. Diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat

darurat.

2. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan

operatif karena sumber perdarahan harus dihentikan.

3. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan

larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam

dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung)

4. Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini :

Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap

dan wadah penampung yang steril

Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam

kantung darah (blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan

dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan

diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.

Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada

bagian tabung tetesan.

5. Tindakan dapat berupa :

Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung

hasil konsepsi.

Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba

tersebut merupakan salah satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil

konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian

tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang sempurna

atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).

6. Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba

yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik

kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas.

F. Komplikasi Potensial

9

Page 10: SAP KET.docx

Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau

abortus tuba, aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba

secara mendadak: ruptur mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi

pada pars ismikus tuba yang sempit, abortus tuba dapat menimbulkan hematokel

pelvis, reaksi peradangan lokal dan infeksi skunder dapat berkembang dalam

jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah yang berkumpul.

TRANSFUSI DARAH

A. PENGERTIAN

Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari

seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi darah adalah proses

pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. Transfusi adalah

proses pemindahan darah dan produk darah dari donor ke resipien (pasien).

B. TUJUAN

Transfusi diberikan untuk:

1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigeN

2. Memperbaiki volume darah tubuH

3. Memperbaiki kekebalan

4. Memperbaiki masalah pembekuan.

Transfusi sering tidak diperlukan karena :

1. Kondisi yang tampaknya membutuhkan transfuse, sering dapat dihindari

dengan pengobatan dini atau upaya pencegahan.

2. Transfuse darah lengkap, sel darah merah, atau plasma sering diberikan untuk

menyiapkan secara cepat seorang ibu untuk menjalani pembedahan yang

direncanakan, atau untuk memulihkan kondisi tubuh agar dapa keluar dari

rumah sakit lebih cepat. Terapi lain, seperti infuse cairan, kadang-kadang lebih

murah, lebih aman, dan sama efektifnya.

C. ETIOLOGI

1. Leukemia

2. Limfoma

3. Penyakit lain yang menghancurkan atau mengganggu produksi darah.

4. Perdarahan pasca persalinan dengan syok

5. Kehilangan darah saat operasi

6. Anemia berat pada kehamilan lanjut (Hb < 8gr% atau timbul gagal jantung)

D. KOMPLIKASI

10

Page 11: SAP KET.docx

1. Hemolisis akut

2. Jenis reaksi transfuse yang paling berbahaya terjadi apabila darah donor tidak

sesuai dengan golongan darah resipien.

3. Hemolisis tertunda.

4. Reaksi hemolisis tertunda biasanya terjadi sekitar 2-14 hari dan ditandai

dengan demam, ikterik ringan, penurunan bertahan kadar hemoglobin, dan uji

globulin anti-human secara langsung.

5. Syok Anafilaktik.

6. Penyakit infeksi seperti penyakit hepatitis B &C

7. Penyakit HIV/AIDS

8. Alergi.

Gejalanya berupa: gatal-gatal, kemerahan, pembengkakan, pusing, demam,

sakit kepala.

9. Emboli udara

10. Gangguan keseimbangan elektrolit.

11. Kontaminasi bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo B, Rachimhadhi T.2002. Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi III.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Manuaba, IBG., 1999. Operasi Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Dokter Umum. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Marpaung, C., 2007. Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di RS

St. Elisabeth Medan tahun 1999-2006.

Satrawinata, S., 1984. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri & Ginekologi FKUniversitas

Padjajaran, Bandung.

11