Sap katarak ready

11
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Penanganan KatarakDiajukan untuk memenuhi tugas Sistem Persepsi Sensori Dosen pembimbing : Athi’Lindayani, S.Kep,.Ners Disusun Oleh Kelompok I : Dwi Novita S. (7312001) Fatin Furoidah (7312002) Hoirul Anam (7312003) Husnul Khotimah (7312004) Iqromullah (7312005) Kamilatul Fikri (7312006) M. Iwan Budi R. (7312007) M. Agung Adipura (7312008) Maya Rosiana A. (7312009) Milda Laila T. (7312010) PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM Jl. Rejoso Kompleks Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang TahunAjaran 2013-2014

Transcript of Sap katarak ready

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“Penanganan Katarak”

Diajukan untuk memenuhi tugas Sistem Persepsi Sensori

Dosen pembimbing : Athi’Lindayani, S.Kep,.Ners

Disusun Oleh Kelompok I :

Dwi Novita S. (7312001)

Fatin Furoidah (7312002)

Hoirul Anam (7312003)

Husnul Khotimah (7312004)

Iqromullah (7312005)

Kamilatul Fikri (7312006)

M. Iwan Budi R. (7312007)

M. Agung Adipura (7312008)

Maya Rosiana A. (7312009)

Milda Laila T. (7312010)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

Jl. Rejoso Kompleks Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang

TahunAjaran 2013-2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Minggu, 26 Mei 2014

Pokok Bahasan : Penanganan Katarak

Sasaran : Warga Desa Rejoso, Peterongan

Alokasi Waktu : 30 menit

Tempat : Puskesmas Kampung Rejoso

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang Penanganan Katarak,

diharapkan warga Desa Rejoso mengetahui apa itu katarak dan bagaimana cara

penanganan serta pengobatannya.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga Desa Rejoso dapat :

a) Menjelaskan tentang definisi Katarak

b) Menjelaskan penyebab Katarak

c) Menjelaskan macam-macam Katarak

d) Menjelaskan tanda dan gejala Katarak

e) Menjelaskan pencegahan Katarak

f) Menjelaskan penanganan dan pengobatan Katarak

3. Materi

a) Definisi Katarak

b) Penyebab Katarak

c) Macam-Macam Katarak

d) Tanda dan gejala Katarak

e) Pencegahan Katarak

f) Penanganan dan pengobatan Katarak

4. Metode

a) Ceramah

b) Diskusi / Tanya jawab

5. Media dan Alat

a) Alat

Laptop

LCD

b) Media

Power Point

Leaflet

Flipchart

6. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Pembukaan 5 menit 1. Moderator mengucapkan

salam pembuka

2. Moderator menanyakan kabar

peserta

3. Moderator memperkenalkan

diri beserta tim

4. Moderator menjelaskan

kontrak waktu dan tujuan

penyuluhan

5. Moderator menjelaskan topik

yang akan diberikan

6. Moderator menggali

pengetahuan keluarga tentang

Katarak

1. Menjawab salam

2. Menyatakan

keadaannya

3. Mendengarkan

4. Memperhatikan

5. Memperhatikan

6. Menjawab

2. Pelaksanaan 15

menit

1. Penyaji menjelaskan tentang:

Definisi Katarak

Penyebab Katarak

Macam-macam Katarak

Tanda dan gejala Katarak

Pencegahan Katarak

Penanganan dan

pengobatan Katarak

1. Mendengarkan dan

memperhatikan.

2. Pembagian leaflet 2. Menerima leaflet

4. Evaluasi 5 menit 1. Penyaji menanyakan pada

peserta tentang materi yang

diberikan dan reinforcement

kepada peserta bila dapat

menjawab dan menjelaskan

kembali pertanyaan / materi.

1. Menjawab dan

menjelaskan

pertanyaan

5. Penutup 5 menit 1. Moderator menegaskan

kesimpulan dari topik yang

sudah dibahas sebelumnya

2. Moderator mengucapkan

terima kasih atas waktu dan

perhatian peserta

3. Moderator mengucapkan

salam penutup

1. Memperhatikan

2. Mengucapkan

kembali terima kasih

kepada mahasiswa

yang telah

memberikan

penyuluhan

3. Menjawab salam

7. Setting Tempat

Keterangan :

: Papan Penyaji (Proyektor LCD)

: Penyaji

: Moderator

: Observer

: Fasilitator

: Peserta Penyuluhan

8. Pengorganisasian

Penanggung Jawab Kegiatan : M. Agung Adipura

Moderator : Dwi Novita Sari

Penyaji : Fatin Furoidah

Milda Laila T.

Fasilitator : Kamilatul F.

Iqromullah

Hoirul Anam

Observer : Maya Rosiana A.

Husnul Khotimah

M. Iwan Budi R.

9. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur :

1) Kesiapan media dan tempat

2) Peserta hadir diruangan penyuluhan

3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan

b. Evaluasi Proses :

1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

2) Peserta mengajukan pertanyaan

3) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

MATERI PENYULUHAN

“Katarak”

1. Definisi Katarak

Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan seperti tertutup air terjun akibat

lensa yang keruh. Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau

bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)

Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul

lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65

tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).

Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya.

Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. (Kapita Selekta Jilid Satu,

2001).

Katarak adalah penurunan progresif kerjernihan lensa. Lensa menjadi keruh, atau

berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. (Elizabeth J.Corwin.

2000).

2. Penyebab Katarak

Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak

kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90%

orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85 tahun

daya penglihatannya berkurang akibat katarak.

Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di

dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

a. Faktor keturunan

b. Cacat bawaan sejak lahir

c. Masalah kesehatan, misalnya diabetes

d. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid

e. Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)

f. Gangguan pertumbuhan

g. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama

h. Rokok dan Alkohol

i. Operasi mata sebelumnya

j. Trauma (kecelakaan) pada mata

k. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

3. Tanda dan Gejala

a. Pengelihatan tidak jelas seperti ada kabut yang menghalangi obyek

b. Peka terhadap sinar

c. Kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap

d. Tampak kecoklatan / putih susu pada pupil

e. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata, gejala ini terjadi saat

katarak bertambah luas.

4. Macam-Macam Katarak

a. Katarak yang didapat sejak lahir (kogenital)

Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan

terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Katarak kongenital yang

terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi lahir sampai usia

1 tahun. Katarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat-serat lensa pada

saat pembentukan serat lensa akibat gangguan metabolisme jaringan lensa pada

saat bayi masih di dalam kandungan. Pada bayi dengan katarak kongenital akan

terlihat bercak putih di depan pupil yang disebut sebagai leukokoria (pupil

berwarna putih). Setiap bayi dengan lekokoria sebaiknya difikirkan diagnosis

bandingan seperti retinoblastoma, endoftalmitis, fibroplasi retroletal, hiperplastik

viterus primer, dan miopia tinggi disamping katarak sendiri.

b. Katarak yang didapat pada anak sesudah lahir (Katarak Juvenil)

Katarak yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena :

Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata.

Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat :

- Penyakit lokal pada satu mata,seperti akibat uveitis anterior, glaukoma, ablasi

retiana, miopia tinggi, ftsis bulbi, yang mengenai satu mata.

- Penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia distrofi,yang

mengenai kedua mata akibat trauma tumpul ataupun tajam

Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak

dipengaruhi oleh berberapa faktor.

c. Katarak yang didapat pada lanjut usia (Senilis)

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu

usia di atas 50 tahun. Pada katarak senil akan terjadi degenerasi lensa secara

perlahan-lahan. Tajam penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur hingga

tinggal proyeksi sinar saja. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat

terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan.

d. Katarak yang disebabkan penyakit lain (Komplikata)

Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa faktor

fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata

dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia tinggi, abalasi retina dan glaukoma.

Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai

kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata. Katarak diabetika,

katarak diabetika adalah katarak yang disebabkan oleh penyakit diabetes.

e. Katarak yang disebabkan trauma.

Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma lensa mata, serta

robekan pada kapsul sebagai akibat dari benda tajam. Apabila terjadi lubang yang

besar pada kapsul lensa, maka humor akuosus akan masuk ke dalam lensa dan

menyebabkan penyerapan lensa, serta menyebabkan uveitis.

5. Pencegahan Katarak

a. Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak

dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.

b. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa

mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.

c. Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

d. Menjaga pola makan bergizi yang baik untuk proses metabolisme, seperti

konsumsi buah dan sayuran serta menjaga agar tidak terjadi trauma atau

kecelakaan pada mata.

6. Penanganan dan Pengobatan Katarak

Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan yaitu lensa

yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca

operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).

Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa

sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit

seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi

lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga

korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan

tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.

Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder

karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan

zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari

40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn.

Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu

fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan

insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan

pasien meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC: Jakarta.

Corwin, J Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. EGC: Jakarta.

Ilyas Sidarta, dkk. 1998. Sari Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta.

Kapita Selekta Jilid Satu, 2001. FKUI: Jakarta.

Website: http://uzanxwsdcito.blogspot.com/2011/06/sap-katarak.html diakses pada tanggal 3

Mei 2014 jam 19:43 wib.