s Pyogenes Jg
-
Upload
amali-fikriah -
Category
Documents
-
view
220 -
download
4
description
Transcript of s Pyogenes Jg
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Daun Katuk ( Sauropus androgunus )
Daun katuk termasuk tanaman merumpun, berbentuk perdu dengan
ketinggian sekitar 3 5 meter. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu. Jika ujung
batangnya dipangkas, akan tumbuh tunas tunas baru yang membentuk percabangan.
Daunnya kecil kecil merip daun kelor, berwarna hijau. Daun katuk kaya akan
kandungan vitaminA, vitaninB1, dan vitaminC, saponin, falfonoid, mineral, alkaloid,
papaverin, dan tanin yang mampu menghambat sintesis dinding sel bakteri dan
sintesis protein sel kuman gram positif maupun gram negatif. ( Admin,2007 ).
B. Streptococcus pyogenes
1. Klasifikasi
Streptococcus pyogenes adalah bakteri yang selnya berbentuk bulat,
bersifat gram positif, tersusun berderet seperti rantai, panjang rantai berfariasi dan
sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan, tidak berspora, dan bersifat
anaerob fakultatif. Streptococcus pyogenes dapat tumbuh baik pada suhu optimum
37C. Streptococcus pyogenes mudah tumbuh dalam media BAP. Penambahan
glukosa dalam konsentrasi 0,5% akan meningkatkan pertumbuhannya, tetapi
menyebabkan penurunan daya lisisnya terhadap sel darah merah. Dalam lempeng
agar yang diinkubasi pada suhu 37C selama 18 24 jam akan membentuk koloni
-
kecil keabu abuan, bentuknya bulat, pinggir rata pada permukaan media, koloni
tampak seperti setitik cairan. ( Mukti,AJ,2008 ).
Sebagian besar Streptococcus pyogenes melepaskan sejumlah protein, diantaranya
: a. Streptokinase, secara enzimatis mengaktifkan plasminogen, enzim
proteolitik menjadi plasmid yang akhirnya mencerna fibrin atau protein lain.
b. Hialuronidase, suatu enzim yang memecah asam
hialuronat, suatu komponen penting bahan dasar jaringan
ikat. Hialuronidase mambantu penyebaran jasad renik
penginfeksi.
c. C5a peptidase, membelah kemotoksin neutrofil kuat yang
disebut C5a yang diproduksi oleh sistem komplemen.
C5a peptidase diperlukan untuk meminimalisasi aliran
neutrofil diawal infeksi.
2. Patogenesis
Infeksi Streptococcus pyogenes dapat dipengaruhi oleh bermacam
macam faktor, antara lain sifat biologis kuman dan cara host memberikan
respon.
Streptococcus pyogenes adalah penyebab infeksi pada luka. Salah
satu infeksi luka yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes adalah
impetigo krustosa. Pada impetigo krustosa lokalisasi infeksi sangat superfisial,
dengan pembentukan vesicapustulai di bawah stratum korneum, terutama
terdapat pada anak kecil. Bagian kulit yang mengelupas diliputi oleh krusta
yang berwarna kuning mada. ( Mukti,AJ,2008).
-
3. Diagnosis Laboratorium
Spesimen : dari luka kulit sesuai infeksi. Hapusan : coccus, gram
positif, sering dilihat pada hapusan.
Biakan : specimen ditanam pada media agar darah, dikultur dengan
tambahan cakram antibiotik dan sensitifitas ( zona inhibisi sekitar cakram )
antibiotik, lalu dilakukan uji katalase yang harus menunjukan reaksi negatif. (
Wepedia ,2008 ).
C. Mekanisme Kerja Anti Mikroba
1. Hambatan sintesis dinding sel
Dinding sel berperan sebagai pemberi bentuk pada sel dan melindungi
sel terhadap proses osmotik. Apabila ada unsur unsur yang merusak dinding sel
atau menghalangi sintesa normalnya ( misalnya tanin ) akan
menyebabkan lisis sel sehingga akan mengakibatkan kematian sel bakteri.
2. Hambatan sintesis protein
Protein terdapat dalam keadaan dimensi terlipat yang ditentukan oleh
hubungan disulfida kovalen intra molekuler dan sejumlah hubungan non kovalen
seperti ionik, hidrofobik dan ikatan ikatan hidrogen. Langkah pertama
penghambatan oleh zat antibiotik tersebut terhadap bakteri, adalah dengan
perlekatan terhadap protein penerima khusus, kemudian dilanjutkan dengan
pengikatan asam amino yang baru dibentuk, sehingga asam amino tersebut salah
dalam penggabungannya, sehingga menghasilkan asam amino yang tidak
-
berfungsi, atau terjadi gangguan dalam penggabungan asam asam amino,
sehingga protein tidak terbentuk.