POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida...

120
POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU (Hibisci rosa - sinensis Folium) TERHADAP Streptococcus pyogenes DAN Candida albicans SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Wiria Sende Paiman NIM : 088114025 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida...

Page 1: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN

KEMBANG SEPATU (Hibisci rosa - sinensis Folium)

TERHADAP Streptococcus pyogenes DAN Candida albicans

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Wiria Sende Paiman

NIM : 088114025

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

i

POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN

KEMBANG SEPATU (Hibisci rosa - sinensis Folium)

TERHADAP Streptococcus pyogenes DAN Candida albicans

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Wiria Sende Paiman

NIM : 088114025

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

ii

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada

pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman TUHAN, yaitu

rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,

untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan

(Yeremia 29 : 11)

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus, Bapa dan sahabat bagiku

Papa dan mama, sebagai ungkapan rasa hormat kasih dan baktiku

Kakak – kakakku tercinta, atas semua dukungan dan doanya

My beloved person Rocky, atas segala cinta dan semangat yang diberikan

Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

v

PRAKATA

Terpujilah nama Tuhan kita Yesus Kristus, karena begitu besar Kasih-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Potensi antimikroba ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis

Folium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa

adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua atas segala kasih sayang, dukungan dan doanya selama ini.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi dan

dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis,

memberi kritik dan saran yang membangun hingga terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt, selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji serta memberi kritik dan saran yang

membangun.

5. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji serta memberi kritik dan saran yang

membangun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

vi

6. Ibu C. M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt., selaku Ketua Program Studi

atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

8. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., selaku Dosen Pembimbing Penelitian

Mikrobiologi yang telah meluangkan banyak waktu untuk membantu penulis,

memberi kritik dan saran yang membangun hingga terselesainya skripsi ini.

9. Seluruh staf dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

10. Mas Sigit, Mas Andre, seluruh laboran dan karyawan Universitas Sanata

Dharma.

11. Ibu Darwani serta seluruh staf Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta atas

bimbingannya selama penulis melakukan penelitian ini.

12. Ketiga kakakku tercinta (kak Yusuf S. Sirupang, kak Esrani, kak Yafet Y.

Sirupang), keponakanku Fergie A. Sirupang atas segala dukungan dan doanya

selama ini.

13. Rocky Jaya Tambun, atas segala semangat, senyuman, doa serta dukunganmu

untukku.

14. Keluarga Bojonku : mbak Agatha Novita, Perthy Melati Kasih, Primaboti

Nurwidaningrum, Aditya Warman, Christina Putranti, Kartika Sari Senas,

Eureka Gracia Letitia, dan Ellen Sinaga serta teman seperjuangan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

vii

semester 1 Efrida Tambunan. Kalian sangat berarti untukku. Terimakasih

untuk semangat anak muda yang kita nyalakan bersama – sama selama kuliah.

15. Teman – teman Kost Putri Aulia : Yudith Kase, Caroline Daat, Novi Salsinha,

Theresia, Agnes Yordan, Elvira Wangge, Theresia Wanga, Asrianti Massau

atas kebersamaan, dukungan dan doanya selama ini.

16. Teman – teman di FKK A 2008 atas kebersamaan yang telah terajut selama

ini.

17. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan laporan ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan laporan skripsi ini sangat

penulis harapkan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

PRAKATA .............................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix

INTISARI ................................................................................................ xxi

ABSTRACT .............................................................................................. xxii

BAB I. PENGANTAR ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

1. Rumusan masalah........................................................................ 3

2. Keaslian penelitian ...................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ....................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................. 7

A. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa – sinensis L.) ................................ 7

1. Sistematika tanaman.................................................................... 7

2. Deskripsi daun kembang sepatu .................................................. 8

3. Kandungan kimia daun kembang sepatu..................................... 8

a. Flavonoid .............................................................................. 8

b. Saponin .................................................................................. 10

c. Polifenol ................................................................................ 11

B. Ekstraksi ............................................................................................ 12

C. Maserasi ............................................................................................ 13

D. Identifikasi Kualitatif Kandungan Kimia Tanaman Dengan Metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ...................................................... 14

E. Mikroba Uji ....................................................................................... 16

1. Streptococcus pyogenes .............................................................. 16

2. Candida albicans ........................................................................ 18

F. Potensi Antimikroba ......................................................................... 19

1. Metode difusi agar....................................................................... 20

2. Metode dilusi ............................................................................... 20

G. Landasan Teori .................................................................................. 21

H. Hipotesis ............................................................................................ 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 24

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xii

1. Variabel penelitian ...................................................................... 24

2. Definisi operasional .................................................................... 25

C. Bahan Penelitian................................................................................ 26

D. Alat Penelitian ................................................................................... 27

E. Tata Cara Penelitian .......................................................................... 28

1. Identifikasi bahan tanaman ......................................................... 28

2. Pengumpulan bahan .................................................................... 28

3. Pengeringan dan pembuatan serbuk daun kembang sepatu ........ 28

4. Pembuatan ekstrak etanol daun kembang sepatu ....................... 29

5. Pembuatan stok mikroba uji ........................................................ 30

a. Streptococcus pyogenes ATCC 19615 .................................. 30

b. Candida albicans ATCC 10231 ............................................ 30

6. Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji ................................... 30

7. Uji potensi antibakteri dan antifungi ekstrak etanol daun

kembang sepatu dengan metode sumuran ................................... 31

8. Uji kualitatif kandungan senyawa flavonoid, polifenol dan

saponin dalam ekstrak etanol daun kembang sepatu dengan

metode KLT ............................................................................... 32

F. Analisis Hasil .................................................................................... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 36

A. Identifikasi Bahan ............................................................................. 37

B. Pengumpulan Bahan.......................................................................... 38

C. Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Daun Kembang Sepatu ........... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xiii

D. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu dengan Metode

Maserasi ........................................................................................... 39

E. Uji Potensi Antibakteri dan Antifungi Ekstrak Etanol 70% Daun

Kembang Sepatu ............................................................................... 41

1. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol daun kembang sepatu

terhadap Streptococcus pyogenes ............................................... 43

2. Uji potensi antifungi ekstrak etanol daun kembang sepatu

terhadap Candida albicans ......................................................... 52

F. Uji Kualitatif Kandungan Senyawa Flavonoid, Polifenol dan

Saponin dalam Ekstrak Etanol 70% Daun Kembang Sepatu dengan

metode KLT ...................................................................................... 57

1. KLT flavonoid ............................................................................. 57

2. KLT polifenol.............................................................................. 60

3. KLT saponin ............................................................................... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 66

A. Kesimpulan ....................................................................................... 66

B. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 67

LAMPIRAN ........................................................................................... 73

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pembuatan Variasi Konsentrasi Larutan Uji ................... 30

Tabel II. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu Terhadap Streptococcus

pyogenes ......................................................................... 44

Tabel III. Hasil Uji Mann – Whitney Konsentrasi Ekstrak Etanol

Daun Kembang Sepatu terhadap Kontrol Negatif

(Aquadest Steril) dan Kontrol Positif (Amoksisilin 1

mg/ml) Terhadap Streptococcus pyogenes .................... 51

Tabel IV. Hasil Uji Mann – Whitney antar Konsentrasi Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu Terhadap Streptococcus

pyogenes ........................................................................ 51

Tabel V. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu Terhadap Candida

albicans ........................................................................... 53

Tabel VI. Hasil Identifikasi Kualitatif Kandungan Flavonoid

Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu Sebelum dan

Setelah Disemprot Pereaksi AlCl3 .................................. 59

Tabel VII. Hasil Identifikasi Kualitatif Kandungan Polifenol

Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu Sebelum dan

Setelah Disemprot Pereaksi FeCl3 .................................. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xv

Tabel VIII. Hasil Identifikasi Kandungan Saponin Ekstrak Etanol

Daun Kembang Sepatu Sebelum dan Setelah Disemprot

Pereaksi Anisaldehid Asam Sulfat .................................. 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Kembang Sepatu ............................................. 7

Gambar 2. Struktur Flavonoid .......................................................... 9

Gambar 3. Struktur Saponin Steroid ................................................. 10

Gambar 4. Struktur Dasar Polifenol .................................................. 11

Gambar 5. Identifikasi Bahan Tanaman .......................................... 37

Gambar 6. Hasil Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu Terhadap Streptococcus pyogenes ...... 44

Gambar 7. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid terhadap

Perusakan Fosfolipid pada Membran Sel Bakteri ........... 46

Gambar 8. Mekanisme Reaksi antara Fosfolipid dan Senyawa Fenol 47

Gambar 9. Mekanisme Reaksi Perusakan Senyawa Fosfolipid pada

Membran Sel Bakteri oleh Senyawa Saponin ................. 49

Gambar 10. Hasil Uji Potensi Antifungi Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu Terhadap Candida albicans ................ 53

Gambar 11. Mekanisme Reaksi Kompleks Flavonoid – AlCl3 .......... 58

Gambar 12. Profil Kromatogram Senyawa Flavonoid dari Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu Setelah Disemprot

dengan Pereaksi AlCl3..................................................... 59

Gambar 13. Mekanisme Reaksi Kompleks Polifenol – FeCl3 ............ 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xvii

Gambar 14. Profil Kromatogram Senyawa Polifenol dari Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu Setelah Disemprot

dengan Pereaksi FeCl3..................................................... 62

Gambar 15. Profil Kromatogram Senyawa Saponin dari Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu Setelah Disemprot

dengan Pereaksi Anisaldehid Asam Sulfat ..................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Kembang Sepatu ......................... 74

Lampiran 2. Prosedur Kerja Ekstraksi Daun Kembang Sepatu

dengan Metode Maserasi oleh LPPT UGM .................... 75

Lampiran 3. Certificate of Analysis Konsentrasi Senyawa Uji

Ekstrak Daun Kembang Sepatu oleh LPPT UGM .......... 76

Lampiran 4. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri dengan Metode

Difusi Sumuran terhadap Sreptococcus pyogenes

Waktu Inkubasi 24 Jam Suhu 37°C ................................ 77

Lampiran 5. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri dengan Metode

Difusi Sumuran terhadap Candida albicans Waktu

Inkubasi 5 Hari Suhu 37°C ............................................. 79

Lampiran 6. Foto Hasil KLT Flavonoid Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu ............................................................. 81

Lampiran 7. Foto Hasil KLT Polifenol Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu ............................................................. 82

Lampiran 8. Foto Hasil KLT Saponin Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu ............................................................. 83

Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov –

Smirnov .......................................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xix

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Uji Kruskal – Wallis dan Uji Mann –

Whitney terhadap Diameter Zona Hambat Ekstrak

Etanol Daun Kembang Sepatu terhadap Streptococcus

pyogenes .......................................................................... 85

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian dari Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta ...................................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xx

INTISARI

Daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) bermanfaat

untuk mengobati bisul, gondongan, mimisan, radang kulit, radang selaput lendir

hidung, radang selaput mata, radang usus, demam yang disebabkan oleh

Streptococcus pyogenes dan sariawan yang disebabkan oleh Candida albicans.

Kandungan daun kembang sepatu yang diduga memiliki potensi antibakteri dan

antifungi, yaitu flavonoid, saponin dan polifenol.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri dan

antifungi ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap S. pyogenes dan C.

albicans. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Tahapan penelitian ini meliputi : tahap

persiapan; ekstraksi; uji potensi antibakteri dan antifungi dengan metode difusi

sumuran; serta uji kualitatif kandungan senyawa kimia dengan metode

kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui senyawa kimia yang

terkandung dalam daun kembang sepatu yang berkhasiat sebagai antimikroba.

Hasil uji potensi antibakteri dan antifungi diuji secara statistik menggunakan uji

Mann – Whitney untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun kembang sepatu

memiliki potensi antibakteri dan antifungi terhadap S. pyogenes dan C. albicans.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun

kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) memiliki potensi sebagai

antibakteri terhadap S. pyogenes, tetapi tidak memiliki potensi antifungi terhadap

C. albicans. Hasil uji kualitatif kandungan senyawa kimia dengan metode KLT

menunjukkan bahwa daun kembang sepatu mengandung senyawa flavonoid,

polifenol dan saponin.

Kata kunci : daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium), Streptococcus

pyogenes, Candida albicans, antibakteri, antifungi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

xxi

ABSTRACT

Hibiscus leaf (Hibisci rosa - sinensis Folium) is use to treat ulcer,

mumps, nosebleeds, dermatitis, rhinitis, conjungtivitis, colitis, fever that is caused

by Streptococcus pyogenes and oral ulceration that is caused by Candida albicans.

The active compound of Hibiscus leaves is expected have an antibacterial and

antifungal activity, that is flavonoids, saponins, and polyphenols.

This research was purposed to determine antibacterial and antifungal

potency ethanol extract of hibiscus leaves towards S. pyogenes and C. albicans.

This research was included of pure experimental study using one way model of

complete randomized design. Steps of this research included preparation;

extraction; antibacterial and antifungal potential test with well diffusion method;

we also checked the group of active compound qualitatively using Thin Layer

Chromatography (TLC). The results of antibacterial and antifungal potency were

analyzed statistically using Mann – Whitney test to find out whether the ethanol

extract of hibiscus leaves have antibacterial and antifungal potential activity

towards S. pyogenes and C. albicans.

The results of this research showed that the ethanol extract of Hibiscus

leaves (Hibisci rosa - sinensis Folium) had the potential activity as an

antibacterial towards the S. pyogenes, but it didn’t have antifungal potential

activity towards the C. albicans. The results of a qualitative test of chemical

compounds with TLC method showed that Hibiscus leaves contained flavonoid

compounds, polyphenols and saponins.

Key words : Hibiscus leaf (Hibisci rosa - sinensis Folium), Streptococcus

pyogenes, Candida albicans, antibacterial, antifungal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan

penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke

manusia. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroba, seperti bakteri, virus,

ricketsia, fungi dan protozoa (Jawetz, Melnick dan Adelberg, 1996). Berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi penyakit infeksi di Indonesia

mencapai 55,1% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Banyaknya penyakit yang disebabkan oleh mikroba mengakibatkan

tingginya penggunaan antimikroba dalam masyarakat. Antimikroba merupakan

senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan suatu mikroba

(Tjay dan Rahardja, 2007). Penggunaan antimikroba untuk terapi infeksi pada saat

ini tidak selalu efektif karena semakin meningkatnya resistensi mikroba. Semakin

tinggi penggunaan antimikroba, semakin tinggi pula tekanan selektif proses

evolusi dan proliferasi strain mikroba yang bersifat resisten (Pratiwi, 2008).

Selain itu, pengobatan dengan antimikroba tidak selalu efektif karena memiliki

efek samping yaitu dapat mengganggu sistem ekskresi tubuh yaitu gangguan

terhadap fungsi ginjal, mengingat bahan aktif utama senyawa antimikroba tertentu

bersifat nefrotoksik atau racun bagi fungsi sistem ginjal (Rahardjo, 2008). Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menemukan antiinfeksi baru yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

2

efektif dan memiliki efek samping yang minimum, bahkan tidak memiliki efek

samping, seperti menggunakan bahan tanaman untuk obat tradisional.

Kembang sepatu (Hibiscus rosa – sinensis L.) merupakan salah satu

bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, selain dapat

dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan dan taman (Dalimartha, 2006).

Salah satu bagian dari tanaman kembang sepatu yang dapat dimanfaatkan sebagai

obat tradisional adalah daun kembang sepatu. Daun kembang sepatu mengandung

flavonoida, saponin, dan polifenol (Samsuharto dan Hartanto, 2006). Daun

kembang sepatu berkhasiat sebagai obat demam, obat batuk dan obat sariawan,

sebagai ekspektoran, emolliens (penyejuk kulit), mengeluarkan lendir sebagai

obat bronchitis, serta obat gonore dan sariawan (Syamsuhidayat dan Hutapea,

1991; Sastromidjojo, 2001).

Penelitian oleh Samsuharto dan Hartanto (2006) membuktikan bahwa

di antara ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol 70% daun kembang sepatu

terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, ternyata ekstrak etanol 70%

mempunyai daya bunuh terhadap S. aureus ATCC 25923 yang paling baik dengan

KBM 0,79%. Penelitian Arullappan, Zakaria dan Basri (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun kembang sepatu (H. rosa - sinensis L.) berpotensi sebagai

antimikroba terhadap infeksi methicillin-resistant S. aureus (MRSA).

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan potensi antimikroba

ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap Streptococcus pyogenes dan

Candida albicans. Menurut Samsuharto dan Hartanto (2006) daun kembang

sepatu mengandung flavonoid, saponin dan polifenol yang dapat berfungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

3

sebagai antimikroba, maka dilakukan uji potensi ekstrak etanol daun kembang

sepatu terhadap S. pyogenes yang mewakili kelompok bakteri serta merupakan

bakteri Gram positif yang dapat menyebabkan demam dan terhadap C. albicans

yang mewakili kelompok fungi serta merupakan fungi penyebab sariawan. Etanol

dipilih sebagai pelarut ekstraksi karena dapat melarutkan senyawa flavonoid,

saponin dan polifenol yang terkandung dalam daun kembang sepatu (Mursyidi,

1990; Robinson, 1995).

Pengukuran potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu dilakukan

dengan metode sumuran. Hal ini bertujuan untuk menentukan aktivitas

antimikroba ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap S. pyogenes dan C.

albicans. Hasil yang diamati yaitu adanya daerah jernih di sekitar sumuran (zona

hambat) yang menandakan daerah tersebut tidak ditumbuhi mikroba (Hugo dan

Russel, 1987; Ristanto, 1989).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, seperti formulasi suatu bentuk sediaan obat dari

ekstrak etanol daun kembang sepatu, serta dapat menunjang penggunaan obat

yang berasal dari bahan alam tanaman, sehingga sesuai dengan keinginan

masyarakat, yaitu menggunakan obat antimikroba dari bahan alam yang aman,

murah dan manjur.

1. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol

daun kembang sepatu memiliki potensi antibakteri terhadap S. pyogenes dan

antifungi terhadap C. albicans?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

4

2. Keaslian penelitian

Penelitian tentang aktivitas antibakteri daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa - sinensis L.) pernah dilakukan.

Penelitian tentang “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksan, Etil

Asetat, dan Etanol 70% Daun Kembang Sepatu Terhadap Staphylococcus

aureus ATCC 25923” (Samsuharto dan Hartanto, 2006) telah dilakukan dan

disimpulkan bahwa hasil ekstrak etanol 70% mempunyai daya bunuh terhadap

S. aureus ATCC 25923 yang paling baik dengan KBM 0,79%, dibandingkan

ekstrak n-heksan yang tidak memberikan hambatan dan ekstrak etil asetat

dengan KBM 6,25%.

Penelitian tentang “Preliminary Screening of Antibacterial Activity

using Crude Extracts of Hibiscus rosa – sinensis” dilakukan oleh Arullappan,

dkk., (2009), dan disimpulkan bahwa ekstrak daun kembang sepatu (H. rosa -

sinensis L.) berpotensi sebagai antibakteri terhadap infeksi methicillin-

resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Penelitian tentang “Antibacterial Potentiality of H. rosa - sinensis

Solvent Extract and Aqueous Extracts Against Some Pathogenic Bacteria”

telah dilakukan oleh Hena (2010), dan disimpulkan bahwa ekstrak dingin dan

ekstrak metanol daun kembang sepatu memiliki aktivitas antibakteri pada

bakteri Eschericia. coli dan S. aureus.

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang

potensi antibakteri dan antifungi ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibisci

rosa - sinensis Folium) terhadap S. pyogenes dan C. albicans belum pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

5

dilakukan. Perbedaan dengan penelitian – penelitian di atas adalah asal

tanaman, kualitas tanaman/simplisia, dan jenis mikroba uji yang digunakan

dalam penelitian.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu

pengetahuan dalam bidang obat tradisional mengenai penggunaan daun

kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) sebagai antibakteri dan

antifungi.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang kegunaan daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium)

sebagai antibakteri untuk mengobati demam yang disebabkan oleh infeksi

S. pyogenes dan antifungi untuk mengobati sariawan yang disebabkan oleh

infeksi C. albicans, serta dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasi

untuk memudahkan masyarakat dalam penggunaannya.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan obat antibakteri dan antifungi dengan senyawa

aktif dari ekstrak daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) yang

dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengobati demam dan sariawan yang

disebabkan oleh infeksi mikroba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

6

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun kembang sepatu

(Hibisci rosa - sinensis Folium) memiliki antibakteri terhadap S. pyogenes dan

potensi antifungi terhadap C. albicans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kembang Sepatu

1. Sistematika tanaman

Sistematika tanaman kembang sepatu adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus rosa – sinensis L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Gambar 1. Tanaman Kembang Sepatu (Ratnasari, 2007).

Tanaman kembang sepatu memiliki beberapa nama daerah, di

antaranya bungong raya (Aceh), soma – soma (Nias), bunga – bunga (Batak),

kembang wera (Sunda), bunga raya (Melayu), kembang sepatu, wara – wari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

8

(Jawa), dan waribang (Bali). Di Cina tanaman ini dikenal dengan nama fu

sang, dan di Inggris dikenal dengan nama shoeflower (Dalimartha, 2006;

Hariara, 2008).

2. Deskripsi daun kembang sepatu

Pemerian daun kembang sepatu yaitu, tidak berbau, rasa agak asin, dan

berlendir. Helaian daun kembang sepatu merupakan daun tunggal berbentuk

bulat telur, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi bergerigi kasar, tulang

daun menjari, panjang 3,5 – 9,5 cm, lebar 2 – 6 cm, dan berwarna hijau

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989; Dalimartha, 2006).

Daun kembang sepatu digunakan sebagai obat demam, obat batuk dan

obat sariawan, sebagai ekspektoran, emolliens (penyejuk kulit), mengeluarkan

lendir sebagai obat bronkitis, obat gonore dan sariawan (Syamsuhidayat dan

Hutapea, 1991; Sastromidjojo, 2001).

3. Kandungan kimia daun kembang sepatu

Daun kembang sepatu mengandung flavonoid, saponin dan polifenol

yang memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi (Widjayakusuma, Dalimartha

dan Wirian, 1994). Senyawa tersebut terdapat di sel epidermis, dan sebagian

besar terhimpun di vakuola sel tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1995).

a. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol alam, terdiri dari struktur dasar 2-

fenil-benzo-δ-piren atau inti flavan, di mana dua cincin benzen

dihubungkan oleh cincin piran yang mengandung oksigen (Silalahi, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

9

Gambar 2. Struktur Flavonoid (Robinson, 1995).

Di dalam tumbuhan, flavonoid biasanya berikatan dengan gula

sebagai glikosida. Molekul yang berikatan dengan gula disebut aglikon.

Adanya gula yang terikat pada aglikon akan meningkatkan sifat polaritas

dari flavonoid. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, oleh karena

itu flavonoid larut dalam pelarut polar. Pelarut polar yang biasa digunakan

untuk menyari glikosida flavonoid, yaitu air, metanol, etanol, butanol dan

aseton (Mursyidi, 1990).

Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid yaitu antibakteri dan

antifungi. Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas

dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara

flavonoid dengan DNA bakteri (Robinson, 1995; Sabir, 2005). Sebagai

antifungi, flavonoid menghambat pembelahan atau proliferasi sel fungi.

Senyawa ini mengikat protein mikrotubulus dalam sel dan mengganggu

fungsi mitosis gelendong sehingga menimbulkan penghambatan

pertumbuhan fungi (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

10

b. Saponin

Senyawa saponin memiliki sifat mirip sabun dan mudah

membentuk busa, merupakan senyawa glikosida triterpen yang tersebar

luas dalam tanaman (Heinrich, Barnes, Gibbons dan Williamson, 2005).

Gambar 3. Struktur Saponin Steroid (Robinson, 1995).

Saponin adalah senyawa aktif yang menimbulkan busa jika

dikocok dengan air. Pada konsentrasi rendah sering menyebabkan

hemolisis sel darah. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba.

Saponin larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter (Robinson,

1995).

Saponin dapat melarutkan lipid pada membran sel bakteri

(lipoprotein), akibatnya dapat menurunkan tegangan permukaan lipid,

permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel

bakteri lisis dan mati (Voight, 1995).

Saponin mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi melawan fungi.

Mekanisme kerja saponin sebagai antifungi berhubungan dengan interaksi

saponin dengan sterol membran yang menyebabkan terbentuknya pori dan

menyebabkan hilangnya integritas membran (Mert-Turk, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

11

c. Polifenol

Senyawa fenol dapat didefinisikan secara kimiawi oleh adanya satu

cincin aromatik yang membawa satu (fenol) atau lebih (polifenol)

substitusi hidroksil, termasuk derivat fungsionalnya. Polifenol adalah

kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki

tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya

(Hattenschwiler dan Vitousek, 2000).

Gambar 4. Struktur Dasar Polifenol (Hattenschwiler dan Vitousek, 2000).

Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu

pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada

senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya. Turunan

polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan

melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.

Polifenol merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap

aktivitas antioksidan dalam buah dan sayuran (Hattenschwiler dan

Vitousek, 2000).

Komponen polifenol dapat larut dengan baik dalam pelarut

organik, khususnya etanol (Voight, 1995). Polifenol bersifat merusak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

12

membran plasma bakteri, sehingga fungsi sel terganggu dan

menonaktifkan komponen intraseluler seperti protein dan asam nukleat

(Cano dan Colome, 1986). Senyawa polifenol dapat menghambat sintesis

kitin yang merupakan komponen penting dinding sel fungi, sehingga

pertumbuhan fungi terganggu (Gunawan dan Mulyani, 2004).

B. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut,

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Cairan

pelarut dalam proses pembuatan ekstrak dipilih pelarut yang optimal dapat

melarutkan senyawa bioaktif. Cairan penyari yang biasa digunakan adalah air, eter

atau campuran etanol dan air (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979).

Air atau etanol menjadi acuan cairan pengekstraksi, karena banyak bahan

tumbuhan larut dengan air atau etanol (Voight, 1995).

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental, dan cair

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979) yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga

memenuhi standar baku yang telah ditetapkan (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2000). Tujuan pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat

berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai

kadar yang tinggi (Anief, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

13

C. Maserasi

Istilah maserasi berasal dari bahasa latin macerare, yang artinya

“merendam” dan merupakan proses paling tepat di mana obat yang sudah halus

memungkinkan untuk direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan

susunan sel, sehingga zat –zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1989).

Maserasi adalah proses mengekstrak simplisia dengan menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar.

Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2000).

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dan digunakan

untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan

penyari. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan

penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga

sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan

konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel, maka larutan yang

pekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berlanjut sehingga terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 1986).

Kelebihan metode maserasi ini adalah cara pengerjaan dan peralatan

yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kekurangan dari metode ini

adalah pengerjaan lama dan penyarian kurang sempurna (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

14

Cairan penyari yang digunakan pada metode maserasi dapat berupa air,

etanol, air-etanol, atau pelarut lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1986). Pemilihan penyari dalam penyarian merupakan hal yang harus

dipertimbangkan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). Pada

ekstraksi daun kembang sepatu ini digunakan cairan penyari etanol 70% yang

merupakan campuran dua bahan pelarut yaitu etanol dan air dengan kadar etanol

70%. Menurut Voight (1995), etanol 70% sangat efektif dalam menghasilkan

jumlah bahan aktif yang optimal. Hal ini dapat dikarenakan karena senyawa yang

terkandung dalam daun kembang sepatu (flavonoid, saponin dan polifenol) dapat

larut dalam etanol 70% (Mursyidi, 1990; Robinson, 1995).

D. Identifikasi Kualitatif Kandungan Kimia Tanaman dengan Metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu teknik pemisahan

komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh

fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen). Komponen kimia akan bergerak naik

mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen

kimia tidak sama, sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan

yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya yang menyebabkan terjadinya

pemisahan. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai

sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal, sedangkan fase diam merupakan

penyerap berukuran kecil dengan diameter antara 10 – 30 µm. Semakin kecil

ukuran rata – rata partikel fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal

efisiensinya dan resolusinya. KLT banyak ditujukan untuk tujuan analisis yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

15

untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen – komponennya

(Gandjar dan Rohman, 2007).

Pemisahan komponen – komponen yang ada dapat digunakan

bermacam – macam pelarut dari polar sampai non polar, misal : air, metanol,

etanol, aseton, etil asetat, dietil eter, kloroform, atau beberapa campuran (Stahl,

1985).

Pada kromatografi lapis tipis (KLT), sampel dilarutkan dalam pelarut

organik, ditotolkan pada fase diam. Konstituen sampel dapat diidentifikasi dengan

membandingkan dengan standar. Senyawa standar merupakan senyawa yang

memiliki struktur dan sifat – sifat fisika yang mirip dengan sampel. Dasar plate

ditempatkan pada bejana yang berisi pelarut dan pelarut akan bergerak naik ke

atas secara kapiler. Ketika pelarut mencapai batas atas dari fase diam, plate

dipindahkan dalam bejana. Pemisahan tersebut dapat dilihat di bawah lampu UV

yang dipasang panjang gelombang emisi 254 nm atau 366 nm, atau dengan

ditempatkan pada bejana yang berisi uap iodium sehingga uap iodium dalam

wadah dapat bereaksi dengan bercak sehingga bercak menjadi jelas terlihat

(Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004).

Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan

dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf merupakan parameter karakteristik

kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu

senyawa pada kromatogram. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara

jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka (garis depan) pelarut dari titik

awal. Angka Rf berjarak antara 0,00 dan 1,00 dan hanya ditentukan dua desimal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

16

hRf ialah angka Rf dikali faktor 100 (h), dan menghasilkan nilai berjangka 0

sampai 100. Jika dipilih 10 cm sebagai jarak pengembang, maka jarak rambat

suatu senyawa (titik awal pusat bercak dalam cm) dikali 10 menghasilkan angka

hRf. Tetapi karena angka Rf merupakan fungsi sejumlah faktor, angka ini harus

dianggap sebagai petunjuk saja.

(Stahl, 1985).

Pada uji KLT senyawa flavonoid hasil positif ditandai dengan

timbulnya bercak warna kuning atau kuning – coklat (Marliana, 2007). Pada

analisis dengan metode KLT, saponin tidak terdeteksi tanpa pereaksi semprot di

bawah sinar UV 254 nm atau 365 nm. Saponin dapat terdeteksi dengan pereaksi

semprot vanillin asam sulfat atau anisaldehid asam sulfat dan tampak berupa

bercak berwarna biru atau hijau kebiruan atau terkadang berupa bercak kuning,

sedangkan untuk polifenol hasil positif ditandai jika timbul bercak warna hitam

setelah penyemprotan pereaksi FeCl 10% (Wagner dan Bland, 1996).

E. Mikroba Uji

1. Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif, nonmotil,

tidak berspora, membentuk kokus yang berbentuk rantai, berdiameter 0,6 - 1,0

µm dan fakultatif anaerob. Bakteri ini melakukan metabolisme secara

fermentasi. S. pyogenes digolongkan ke dalam bakteri hemolitik-β, sehingga

membentuk zona terang bila ditumbuhkan dalam media agar darah

(Cunningham, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

17

S. pyogenes merupakan salah satu patogen yang banyak menginfeksi

manusia. S. pyogenes dapat menginfeksi ketika pertahanan tubuh inang

menurun atau ketika organisme tersebut mampu berpenetrasi melewati

pertahanan inang yang ada. Bila bakteri ini tersebar sampai ke jaringan yang

rentan, maka infeksi supuratif (infeksi kronik) dapat terjadi. Infeksi ini dapat

berupa faringitis (radang tenggorokan), tonsillitis (radang amandel), impetigo

(infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi

nanah) dan demam scarlet (infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan,

demam tinggi, mual dan ruam pada tubuh, disebabkan oleh bakteri

streptokokus). S. pyogenes juga dapat menyebabkan penyakit invasif seperti

infeksi tulang, radang otot, meningitis (radang membran pelindung yang

menutupi otak dan sumsum tulang belakang), dan endokarditis (infeksi pada

endokardium (selaput jantung) dan katup jantung) (Jawetz, dkk., 1996).

Infeksi S. pyogenes dapat dipengaruhi oleh bermacam – macam faktor,

antara lain sifat biologis kuman dan cara inang memberikan respon. S.

pyogenes memiliki beberapa protein permukaan yaitu protein M, streptococcal

C5a peptidase dan reseptor immunoglobulin. Protein M dan streptococcal C5a

peptidase merupakan faktor virulensi utama dalam S. pyogenes. Protein M

memudahkan perlekatan pada sel – sel epitel inang dan menyebabkan infeksi.

Streptococcal C5a peptidase diperlukan untuk meminimalisasi aliran netrofil

pada awal terjadinya infeksi (Jawetz, dkk., 1996; Arnita, 2007).

S. pyogenes dapat tumbuh baik pada suhu optimum 37°C dan mudah

tumbuh dalam media BAP (Blood Agar Plate). Dalam lempeng agar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

18

diinkubasi pada suhu 37°C selama 18 – 24 jam akan membentuk koloni kecil

keabu – abuan, berbentuk bulat, pinggir rata pada permukaan media, koloni

tampak seperti setitik cairan (Tortora, 2002).

2. Candida albicans

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya

untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang

akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan

membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal

yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau

bulat lonjong dengan ukuran 2-5 μ x 3-6 μ hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ (Tortora,

2002).

C. albicans merupakan mikrobiota selaput mukosa di saluran

pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Pada orang yang sistem

imunnya lemah, C. albicans dapat menyebabkan penyakit sistemik progresif

seperti menimbulkan invasi dalam aliran darah, tromboflebitis, endokarditis,

atau infeksi pada mata dan organ – organ lainnya (Jawetz, dkk., 1996).

Infeksi C. albicans dapat berlangsung secara endogen dan eksogen.

Interaksi endogen lebih sering terjadi karena C. albicans bersifat saprofit di

dalam traktus digestivus. Bila ada faktor predisposisi, C. albicans dapat lebih

mudah mengadakan invasi di sekitar mukokutan, anus, dapat menyebabkan

perianal kandidiasis, atau di sudut mulut menyebabkan perioral kandidiasis.

Interaksi eksogen atau berkontak langsung dapat terjadi bila sel – sel ragi

menempel pada kulit atau selaput lendir, sehingga dapat menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

19

kelainan – kelainan pada kulit seperti vaginitis, balanitis atau kandidiasis

interdigitalis (Siregar, 2005).

C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi

pertumbuhannya lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh

dalam perbenihan pada suhu 28-37o

C. Morfologi koloni C. albicans pada

medium padat agar Sabouraud Dekstrosa umumnya berbentuk bulat dengan

permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-

lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur biakan mempengaruhi besar

kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma

tape. Dalam medium cair ,seperti glucose yeast dan extract pepton, C.

albicans tumbuh di dasar tabung (Tortora, 2002).

F. Potensi Antimikroba

Potensi antimikroba adalah kemampuan suatu senyawa antimikroba

untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Pengukuran potensi antimikroba

merupakan pengukuran respon pertumbuhan mikroba terhadap agen antimikroba

dan berguna untuk menentukan suatu sistem pengobatan yang efektif dan efisien

(Pratiwi, 2008). Pengukuran potensi antimikroba digunakan tidak hanya untuk

mengevaluasi antimikroba yang baru ditemukan, tetapi juga untuk menentukan

apakah agen antimikroba berguna dalam pengobatan penyakit infeksi (Boyd,

1984).

Untuk mengukur potensi antimikroba dapat dilakukan dengan dua

metode yaitu metode difusi agar dan metode dilusi. Metode difusi agar merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

20

metode uji potensi antimikroba secara kualitatif untuk menentukan aktivitas

antimikroba. Metode dilusi merupakan metode uji potensi antimikroba secara

kuantitatif untuk menentukan konsentrasi dari suatu senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan mikroba (KHM) atau membunuh mikroba (KBM)

(Boyd, 1984).

1. Metode difusi agar

Pengukuran potensi antimikroba dengan metode difusi agar yaitu

metode yang mengukur aktivitas antimikroba berdasarkan pengamatan luas

daerah hambatan pertumbuhan mikroba uji karena berdifusinya obat dari titik

awal pemberian ke daerah difusi (Jawetz, dkk., 1996).

Pada agar yang telah ditanam mikroba uji, diletakkan cakram kertas

(paper disk) yang mengandung zat uji di atas media agar atau dibuat sumuran

dengan garis tengah tertentu yang diberi larutan uji dan diinkubasikan pada

suhu 37°C selama 18-24 jam. Prinsip kerja metode difusi agar ini berdasarkan

pada kemampuan obat untuk berdifusi ke dalam media tempat mikroba uji

dapat berkembang biak secara optimal. Hasilnya kemudian dibaca dengan

mengukur daerah hambatan yang terbentuk. Besarnya daerah difusi sesuai

dengan pertumbuhan atau hambatan mikroba uji dan sebanding dengan kadar

yang diberikan (Hugo dan Russel, 1987; Ristanto, 1989).

2. Metode dilusi

Metode dilusi dibagi menjadi dua, yaitu dilusi padat dan dilusi cair. Ke

dua metode ini pada prinsipnya sama, yang membedakan hanyalah media

yang digunakan (cair dan padat) (Pratiwi, 2008). Tahapan metode dilusi, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

21

dibuat beberapa seri pengenceran antimikroba kemudian dicampurkan pada

media cair atau padat yang ditambahkan dengan mikroba, dan diinkubasi

(Jawetz, dkk., 1996).

Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) pada metode dilusi padat

dapat ditetapkan dari larutan uji dengan kadar terkecil yang terlihat jernih

tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji (Pratiwi, 2008). Untuk metode dilusi

cair, KHM ditentukan dengan mengukur Optical Density (OD) menggunakan

spektrofotometer UV. Apabila terdapat konsentrasi terendah yang

menghambat pertumbuhan bakteri, ditunjukkan dengan tidak adanya

kekeruhan atau konsentrasi di mana terjadi penurunan tajam absorbansi (OD

bakteri adalah ≤ 0), maka didapatkan KHM (Devienne dan Raddi, 2002).

Konsentrasi larutan uji yang telah ditetapkan sebagai KHM dikultur ulang

pada media baru dan diinkubasi selama 18-24 jam di mana jika media tersebut

tidak terdapat pertumbuhan mikroba setelah inkubasi maka ditetapkan sebagai

Kadar Bunuh Minimum (KBM) (Pratiwi, 2008).

G. Landasan Teori

Penyakit infeksi seperti demam dan sariawan disebabkan oleh infeksi

mikroba S. pyogenes dan C. albicans, di mana penyakit infeksi tersebut sering

terjadi di masyarakat. Ke dua penyakit infeksi tersebut dapat diobat menggunakan

daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) karena memiliki banyak

manfaat sebagai obat tradisional, di antaranya dapat digunakan untuk mengobati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

22

demam, obat batuk dan obat sariawan, sebagai ekspektoran, emolliens,

mengeluarkan lendir sebagai obat bronchitis, serta obat gonore dan sariawan.

Kandungan senyawa kimia dalam daun kembang sepatu, seperti

flavonoid, saponin dan polifenol memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi. Ke

tiga senyawa tersebut mengandung gugus fenol yang dapat menyebabkan

denaturasi protein dan merusak membran sel, sehingga sel bakteri lisis dan mati,

sedangkan fungi kehilangan integritas membrannya, sehingga pertumbuhan hifa

menjadi terhambat. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga

dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat berinteraksi dengan sterol

membran yang menyebabkan terbentuknya pori dan menyebabkan hilangnya

integritas membran pada fungi (Mert-Turk, 2006; Samsuharto dan Hartanto,

2006).

Ekstrak daun kembang sepatu terbukti memiliki aktivitas antibakteri

terhadap S. aureus, methicillin – resistant S. aureus (MRSA) dan E. coli

(Samsuharto dan Hartanto, 2006; Arullapan, dkk., 2009; Hena, 2010). Penelitian

yang dilakukan oleh Arullapan (2009) dan Hena (2010) menunjukkan bahwa

proses ekstraksi tanaman kembang sepatu dengan pelarut organik memiliki

aktivitas antibakteri yang lebih besar dibandingkan dengan proses ekstraksi

menggunakan pelarut air, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Samsuharto

dan Hartanto (2006) menunjukkan bahwa di antara tiga pelarut organik yang

digunakan untuk proses ekstraksi daun kembang sepatu, yaitu etil asetat, n-

heksana, dan etanol 70%, proses ekstraksi daun kembang sepatu dengan pelarut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

23

etanol 70% mempunyai daya bunuh terhadap S. aureus yang paling baik

dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dan n – heksan.

Pengujian potensi antibakteri dan antifungi ekstrak etanol daun

kembang sepatu dilakukan dengan metode difusi sumuran. Potensi antibakteri dan

antifungi diperoleh dengan mengukur diameter zona hambat, yaitu daerah jernih

yang timbul di sekitar sumuran dan dinyatakan dalam milimeter (mm). Uji

kualitatif kandungan senyawa kimia flavonoid, saponin dan polifenol yang

terkandung di dalam daun kembang sepatu dilakukan dengan metode

kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil uji kualitatif berupa bercak yang tampak

pada plat KLT dibandingkan dengan standar dan dilakukan perhitungan

Retardation factor (Rf) yang terbentuk.

Penelitian ini diharapkan bahwa daun kembang sepatu dapat

dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi yang berfungsi sebagai agen

antimikroba dan dapat memudahkan penggunaannya dalam masyarakat untuk

pengobatan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun fungi.

H. Hipotesis

Ekstrak etanol daun kembang sepatu memiliki potensi antibakteri

terhadap S. pyogenes dan potensi antifungi terhadap C. albicans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni menggunakan

rancangan acak pola searah. Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat

yang dinyatakan dalam millimeter (mm). Uji kualitatif dengan metode

kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui senyawa kimia yang

terkandung di dalam daun kembang sepatu dengan melihat bercak yang tampak

pada plat KLT dan dilakukan perhitungan Retardation factor (Rf) yang terbentuk.

Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta,

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, Laboratorium Farmakognosi Fitokimia dan Laboratorium

Mikrobiologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas : konsentrasi ekstrak etanol daun kembang sepatu yaitu :

50, 60, 70, 80, dan 90 mg/ml.

b. Variabel tergantung : diameter zona hambat, warna bercak, harga Rf.

c. Variabel pengacau terkendali : asal daun kembang sepatu (daerah

Kaliurang), cara ekstraksi daun kembang sepatu (maserasi dengan pelarut

etanol 70%), waktu inkubasi (24 jam dan 5 hari), suhu inkubasi (37° C),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

25

dan kepadatan suspensi bakteri uji setara dengan larutan standar Mc

Farland 0,5 (108 CFU/ml), volume larutan uji yang diinokulasikan dalam

sumuran (20 µl), jenis mikrobia uji (S. pyogenes dan C. albicans), fase

gerak ((butanol – asam asetat – air (3:1:1 v/v), etil asetat – asam formiat –

asam asetat – air (100:11:11:27 v/v), dan kloroform-metanol (95:5 v/v)),

fase diam (silica gel 60 F254).

d. Variabel pengacau tak terkendali : umur tanaman.

2. Definisi operasional

a. Daun kembang sepatu adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu

muda yang masih segar dari tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa –

sinensis L.) dengan bunga yang berwarna merah yang diperoleh di daerah

Kaliurang.

b. Potensi antibakteri adalah kemampuan ekstrak etanol daun kembang

sepatu dalam menghambat pertumbuhan S. pyogenes dibandingkan dengan

kontrol negatif/kontrol pelarut.

c. Potensi antifungi adalah kemampuan ekstrak etanol daun kembang sepatu

dalam menghambat pertumbuhan C. albicans dibandingkan dengan

kontrol negatif/kontrol pelarut.

d. Uji potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu adalah metode untuk

menentukan besarnya potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu dalam

menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroba, yaitu C. albicans dan

S. pyogenes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

26

e. Metode difusi sumuran adalah metode yang digunakan untuk mengetahui

potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap C. albicans dan S.

pyogenes, dengan cara mengukur diameter zona hambat pada daerah

sekitar sumuran.

f. Streptococcus pyogenes ATCC 19615 merupakan bakteri uji yang

diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

g. Candida albicans ATCC 10231 merupakan fungi uji yang diperoleh dari

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

h. Ekstrak etanol daun kembang sepatu merupakan sediaan berupa ekstrak

yang diperoleh dengan cara maserasi berdasarkan prosedur dari LPPT

UGM Yogyakarta.

i. Zona hambat adalah daerah jernih yang timbul di sekitar sumuran yang

menandakan bahwa pertumbuhan mikroba uji di daerah tersebut terhambat

oleh ekstrak etanol daun kembang sepatu dan dinyatakan dalam milimeter

(mm).

C. Bahan Penelitian

a. Daun kembang sepatu diperoleh di daerah Kaliurang yang dipanen pada bulan

Februari 2012.

b. Aquadest steril sebagai kontrol negatif.

c. Amoksisilin (1 mg/ml) sebagai kontrol positif S. pyogenes dan Nistatin

(100.000 iu/ml) sebagai kontrol positif C. albicans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

27

d. Mikroba uji kultur murni S. pyogenes ATCC 19615 dan C. albicans ATCC

10231 diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

e. Media pertumbuhan mikroba uji : Saboraud Dextrosa Agar (SDA), Brain

Heart Infusion (BHI) Broth, dan Blood Agar Plate (BAP).

f. Larutan standar Mc. Farland 0,5 (setara dengan kepadatan bakteri 108

CFU/ml).

g. Etanol 70% sebagai pelarut ekstraksi secara maserasi.

h. Silica gel 60 F254 sebagai fase diam.

i. Butanol – asam asetat – air (3:1:1 v/v), etil asetat – asam formiat – asam asetat

– air (100:11:11:27 v/v), dan kloroform-metanol (95:5 v/v) sebagai fase gerak.

j. Rutin, asam gallat dan saponin sebagai senyawa standar.

k. AlCl3, FeCl3 dan Anisaldehid asam sulfat sebagai pendeteksi bercak.

D. Alat Penelitian

Alat – alat gelas, cawan petri, jarum ose, pipet volume (Pyrex), vortex,

mikropipet (Socorex Swiss), sumuran no. 3, penggaris, kapas, plat KLT, chamber,

pipa kapiler, lampu UV, autoklaf (model : KT – 40 No. 108049 Midorigaoka

Japan), inkubator (Memmert, type BE 400, GmbH + COKG – D91126, Swhabach

FRG, Germany), timbangan analitik (Precition Balance Model AB – 204, Mettler

Toledo), Vacuum rotary evaporator (Janke & Kunkel Ika Labortechnik), dan

Microbiological Safety Cabinet (MSC).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

28

E. Tata Cara Penelitian

1. Identifikasi bahan tanaman

Identifikasi bahan dilakukan di Laboratorium Farmakognosi –

Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Determinasi dilakukan secara makroskopis dengan mencocokkan tanda –

tanda serta ciri – ciri yang ada pada tanaman meliputi organ daun, batang dan

bunga dengan kunci determinasi yang ada dalam panduan determinasi

tumbuhan (Van Steenis, 1992).

2. Pengumpulan bahan

Bahan berupa daun kembang sepatu diperoleh di daerah Kaliurang.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak

terlalu muda yang masih segar. Daun dipetik saat kondisi tanaman sedang

berbunga dan saat cuaca kering. Daun dikumpulkan pada bulan Februari 2012

sebanyak 1 kg.

3. Pengeringan dan pembuatan serbuk daun kembang sepatu

Daun yang telah dikumpulkan dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran yang menempel pada daun, seperti debu dan serangga.

Daun dikeringkan di dalam oven pada suhu 45°C selama 48 jam. Setelah daun

kering dengan ciri daun mudah diremukkan, daun dibuat serbuk sampai halus

dengan mesin penyerbuk dan disaring dengan saringan berdiameter 1 mm.

Serbuk yang dihasilkan harus homogen (lolos saringan dengan diameter

lubang saringan 1 mm), kering atau tidak lembab sehingga hasil perolehan

ekstrak maksimal. Ukuran serbuk yang kecil akan memperluas permukaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

29

serbuk yang kontak dengan cairan penyari sehingga cairan penyari dapat

masuk ke dalam sel – sel tumbuhan dan menarik senyawa aktif tumbuhan

dengan maksimal.

4. Pembuatan ekstrak etanol daun kembang sepatu

Pembuatan ekstrak etanol dilakukan di LPPT UGM Yogyakarta

berdasarkan prosedur kerja dari LPPT UGM Yogyakarta. Serbuk daun

kembang sepatu disari untuk diambil zat aktifnya dengan cara maserasi,

menggunakan pelarut etanol 70% selama 3 x 24 jam, setiap 24 jam sekali

pelarut diganti dengan pelarut yang baru. Prosedur per harinya adalah bahan

dalam alat gelas (erlenmeyer) digojog dengan alat maserasi yang telah diatur

untuk menggojog selama 30 menit, kemudian alat dengan otomatis berhenti,

kemudian bahan didiamkan sampai 24 jam.

Filtrat ekstrak etanol daun kembang sepatu yang diperoleh

dipekatkan dengan vaccum evaporator dan diuapkan di atas water bath

dengan suhu 70°C, sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut

kemudian dituang dalam cawan porselen dan dipanaskan dengan water bath

sambil terus diaduk agar cairan penyari menguap semuanya sehingga

diperoleh ekstrak kental bebas etanol 70%. Ekstrak kental dibagi dua bagian,

bagian pertama untuk uji potensi bakteri dan bagian ke dua untuk uji kualitatif

KLT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

30

5. Pembuatan stok mikroba uji

a. Streptococcus pyogenes ATCC 19615

Pembuatan stok S. pyogenes dilakukan dengan

menginokulasikan S. pyogenes ke dalam media Brain Heart Infusion

(BHI) Broth dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam.

b. Candida albicans ATCC 10231

Pembuatan stok C. albicans dilakukan dengan

menginokulasikan C. albicans ke dalam media Sabouraud Dextrose Agar

(SDA) miring dalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu 37°C selama

24 jam.

6. Pembuatan variasi konsentrasi larutan uji

Ekstrak kental daun kembang sepatu dilarutkan dengan aquadest

steril sehingga diperoleh konsentrasi 90 mg/ml, kemudian dilakukan

pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi 50, 60, 70, dan 80 mg/ml (Tabel

I).

Tabel I. Pembuatan Konsentrasi Senyawa Uji

Konsentrasi

Senyawa Uji

(mg/ml)

Ekstrak 90 mg/ml

yang diambil (ml)

Pelarut yang

dilarutkan (ml)

Volume Ekstrak

(ml)

90 9 0 9

80 8 1 9

70 7 2 9

60 6 3 9

50 5 4 9

Sebagai kontrol negatif digunakan aquades steril dan sebagai

kontrol positif digunakan Amoksisilin (1 mg/ml) untuk S. pyogenes dan

Nistatin (100.000 iu/ml) untuk C. albicans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

31

7. Uji potensi antibakteri dan antifungi ekstrak etanol daun kembang

sepatu dengan metode difusi sumuran

Suspensi C. albicans dibuat dengan mengambil hasil biakan

dengan ose lalu diencerkan dengan NaCl 0,9% steril dan disetarakan dengan

larutan Mc Farland 0,5 (kepadatan sel mikroba setara dengan 108 CFU/ml).

Diambil 3 ml suspensi C. albicans yang telah disetarakan dengan larutan Mc

Farland 0,5 tersebut, diinokulasikan pada 30 ml media Saboraud Dextrosa

Agar (SDA) secara pour plate dan dibiarkan sampai media memadat.

Suspensi S. pyogenes dibuat dengan mengambil hasil biakan

dengan ose, dimasukkan dalam Brain Heart Infusion (BHI) Broth yang baru

dan telah disterilisasi, kemudian disetarakan dengan larutan Mc Farland 0,5

(kepadatan sel mikroba setara dengan 108 CFU/ml). Diambil 3 ml suspensi S.

pyogenes yang telah disetarakan dengan larutan Mc Farland 0,5 tersebut,

diinokulasikan pada 30 ml media Blood Agar Plate (BAP) secara pour plate

dan dibiarkan sampai media memadat.

Uji potensi antibakteri dan antifungi dilakukan dengan metode

difusi sumuran. Setelah media uji yang telah diinokulasikan C. albicans dan S.

pyogenes memadat, pada permukaan media dibuat sumuran dengan pelubang

sumuran berdiameter 6 mm sebanyak 5 lubang sebagai tempat diinokulasikan

20 µl ekstrak etanol daun kembang sepatu dengan berbagai konsentrasi.

Sebagai kontrol negatif digunakan aquadest steril dan kontrol positif

digunakan Nistatin (100.000 iu/ml) sebagai kontrol positif C. albicans dan

Amoksisilin (1 mg/ml) sebagai kontrol positif S. pyogenes. Diinkubasikan

pada suhu 37°C selama lima hari untuk C. albicans dan 24 jam untuk S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

32

pyogenes. Setelah inkubasi, diukur potensi antibakteri dan antifungi dengan

mengukur diameter zona hambat, yaitu daerah jernih yang mungkin timbul di

sekitar sumuran dan dinyatakan dalam milimeter (mm). Nilai diameter zona

hambat diperoleh dari nilai diameter zona jernih yang terbentuk (mm)

dikurangi diameter sumuran (mm) (Damayanti, Sofyan, Julendra dan Untari,

2009). Replikasi dilakukan sebanyak 6 kali.

8. Uji kandungan senyawa flavonoid, polifenol dan saponin dalam ekstrak

etanol daun kembang sepatu dengan metode KLT

Uji kandungan senyawa flavonoid fase diam yang digunakan adalah

silica gel 60 F254 dan fase gerak yang digunakan adalah butanol – asam asetat

– air (3:1:1 v/v), dan sebagai pembanding digunakan larutan pembanding

rutin, sedangkan untuk senyawa polifenol, fase diam yang digunakan adalah

silica gel 60 F254, fase gerak yang digunakan adalah etil asetat – asam formiat

– asam asetat – air (100:11:11:27 v/v), dan sebagai pembanding digunakan

larutan pembanding asam gallat. Untuk senyawa saponin, fase diam yang

digunakan adalah silica gel 60 F254, fase gerak yang digunakan adalah

kloroform-metanol (95:50 v/v), dan dan sebagai pembanding digunakan

larutan pembanding saponin.

Ekstrak kental daun kembang sepatu dilarutkan dengan etanol,

kemudian larutan uji ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada plat KLT.

Senyawa dielusi hingga batas tertentu (10 cm) dalam chamber yang berisi fase

gerak, kemudian plat dikeringkan dan diamati di bawah sinar UV dengan

panjang gelombang 254 nm dan 365 nm. Pereaksi yang digunakan, yaitu

AlCl3 dan hasil positif yang menunjukkan adanya flavonoid ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

33

timbulnya bercak warna kuning atau kuning – coklat, sedangkan untuk

senyawa polifenol digunakan pereaksi FeCl3 dan hasil positif ditandai dengan

timbulnya bercak berwarna hitam. Untuk saponin digunakan pereaksi

anisaldehid asam sulfat dan hasil positif ditandai dengan timbulnya bercak

berwarna biru atau hijau kebiruan atau terkadang berupa bercak kuning

(Wagner dan Bland, 1996).

Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan

dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf merupakan parameter karakteristik

kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu

senyawa pada kromatogram. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan

antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka (garis depan) pelarut

dari titik awal.

(Stahl, 1985).

F. Analisis hasil

Hasil penelitian didapatkan dengan mengukur diameter zona hambat

pertumbuhan bakteri dan fungi di sekitar sumuran yang telah diinokulasikan

ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) dalam

berbagai variasi konsentrasi dan dibandingkan dengan kontrol. Pengukuran

potensi dilakukan dengan menggunakan penggaris dinyatakan dalam milimeter

(mm) dan dianalisis secara statistik.

Uji Kolmogorov – Smirnov dilakukan untuk mengetahui data

mempunyai distribusi normal atau tidak. Data terdistribusi normal jika P > 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

34

dan terdistribusi tidak normal jika P < 0,05. Untuk mengetahui perbedaan

bermakna diameter zona hambat yang terbentuk antar ke lima konsentrasi ekstrak

etanol daun kembang sepatu digunakan uji analisis varian (ANOVA) satu arah

jika data terdisribusi normal dilanjutkan dengan post – hoc LSD test untuk

mengetahui perbedaan bermakna diameter zona hambat yang terbentuk antar

konsentrasi maupun konsentrasi dengan kontrol. Untuk data yang terdistribusi

tidak normal digunakan uji Kruskal – Wallis dilanjutkan dengan uji Mann –

Whitney. Perbedaan bermakna diameter zona hambat yang terbentuk antar ke lima

konsentrasi maupun konsentrasi dengan kontrol dinyatakan bermakna bila P <

0,05 dan tidak bermakna bila P > 0,05.

Hasil uji kualitatif kandungan kimia daun kembang sepatu dilakukan

dengan mengamati bercak yang tampak pada plat KLT secara visual di bawah

lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 365 nm. Bercak yang ada pada

kromatogram yang merupakan hasil pemisahan senyawa dalam ekstrak etanol

daun kembang sepatu (Hibiscus rosa - sinensis) dihitung Retardation factor (Rf)

dengan rumus :

Angka Rf berjarak antara 0,00 dan 1,00 dan hanya ditentukan dua

desimal, hRf ialah angka Rf dikali faktor 100 (h), dan menghasilkan nilai

berjangka 0 sampai 100. Jika dipilih 10 cm sebagai jarak pengembang, maka jarak

rambat suatu senyawa (titik awal pusat bercak dalam cm) dikali 10 menghasilkan

angka hRf. Oleh karena angka Rf merupakan fungsi sejumlah faktor, angka ini

harus dianggap sebagai petunjuk saja (Stahl, 1985). Data berupa harga Rf dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

35

warna bercak dibandingkan dengan standar pembanding. Apabila harga Rf dan

warna bercak sampel mendekati standar pembanding, menunjukkan bahwa

komponen senyawa kimia dalam sampel sama dengan standar pembanding. Data

dianalisis secara deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daun kembang sepatu merupakan salah satu bagian dari tanaman

kembang sepatu yang berkhasiat karena mempunyai beberapa kandungan

senyawa penting untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti flavonoida,

saponin, dan polifenol. Daun kembang sepatu dapat digunakan sebagai obat

demam pada anak-anak, obat batuk dan obat sariawan, sebagai ekspektoran,

emolliens (penyejuk kulit), mengeluarkan lendir sebagai obat bronkitis, obat

gonore dan sariawan (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991; Sastromidjojo, 2001;

Samsuharto dan Hartanto, 2006).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun

kembang sepatu dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes dan

Candida albicans di mana ke dua mikroba tersebut dapat menyebabkan demam

dan sariawan (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perkembangan ilmu pengetahuan bahwa daun kembang sepatu dapat

dikembangkan menjadi sediaan farmasi yang berfungsi sebagai agen antimikroba

dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun

kembang sepatu sebagai obat tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

37

A. Identifikasi Bahan

Identifikasi bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk memastikan kebenaran bahan yang akan digunakan dalam

penelitian. Identifikasi bahan dilakukan secara makroskopis dengan mencocokkan

ciri – ciri yang ada pada tanaman meliputi organ daun, batang dan bunga dengan

kunci determinasi yang ada dalam panduan determinasi tanaman. Ciri – ciri

tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa – sinensis L.) menurut Van Steenis

(1992) yang ditemukan pada bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

daun bertangkai, bulat telur, meruncing, kebanyakan tidak berlekuk, bergerigi

kasar, dengan ujung runcing dan pangkal bertulang daun menjari. Bunga berdiri

sendiri, di ketiak, tidak atau sedikit menggantung. Daun kelopak tambahan 6 – 9,

hampir selalu lebih pendek dari pada kelopak. Kelopak bentuk tabung, sampai

setengahnya bercangap 5. Daun mahkota berwarna merah.

Gambar 5. Identifikasi Bahan Tanaman

Dari hasil determinasi yang dilakukan di Laboratorium Farmakognosi

Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, maka dapat dipastikan bahwa

tanaman yang digunakan adalah Hibiscus rosa – sinensis L. (Lampiran 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

38

B. Pengumpulan Bahan

Sebanyak satu kg daun kembang sepatu dipetik dan dikumpulkan di

daerah Kaliurang, Yogyakarta pada bulan Februari 2012. Daun dipetik dan

dikumpulkan pada pagi hari, saat kondisi tanaman sedang berbunga dan saat

cuaca kering karena waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan

senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Pada kondisi tersebut,

fotosintesis berjalan maksimal, sehingga diharapkan pembentukan senyawa aktif

dalam keadaan maksimal. Daun yang dipetik adalah daun yang tidak terlalu muda

dan tidak terlalu tua. Bila daun yang dipetik masih terlalu muda dikhawatirkan

senyawa aktif yang terbentuk belum maksimal, sedangkan bila daun yang dipetik

terlalu tua, maka dikhawatirkan ada senyawa kimia yang sudah terurai

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985).

Daun yang dipanen dicuci di bawah air mengalir agar tanah dan

kotoran yang melekat pada daun dapat terlepas serta tidak menempel lagi. Daun

yang telah dikumpulkan dan dibersihkan ini telah siap untuk dikeringkan.

C. Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Daun Kembang Sepatu

Proses pengeringan dan pembuatan serbuk daun kembang sepatu

dilakukan berdasarkan prosedur dari LPPT UGM (Lampiran 2). Daun kembang

sepatu yang telah selesai dicuci, kemudian dikeringkan. Proses pengeringan ini

bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga menjamin kualitasnya yaitu tidak

mudah rusak karena mikroba dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.

Selain itu, pengeringan juga berfungsi untuk menginaktifkan enzim – enzim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

39

dalam tumbuhan sehingga mencegah terjadinya peruraian senyawa kimia dalam

daun oleh enzim – enzim tersebut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1985).

Pada penelitian ini proses pengeringan dilakukan dengan dua tahap.

Tahap pertama daun diangin – anginkan untuk mengurangi kadar air, kemudian

tahap ke dua adalah proses pengeringan menggunakan alat pengering buatan,

yaitu dengan menggunakan oven suhu 45°C selama 48 jam karena dengan alat

tersebut suhu pengeringan, kelembaban udara, dan aliran udara dapat diatur,

sehingga akan diperoleh simplisia dengan mutu yang lebih baik, karena proses

pengeringan akan lebih merata dan waktu pengeringan yang lebih cepat, tanpa

dipengaruhi oleh keadaan cuaca (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1985).

Setelah daun kering, kemudian dilakukan proses pembuatan serbuk.

Dari 1 kg daun kembang sepatu diperoleh 500 g daun kering. Proses pembuatan

serbuk dilakukan dengan mesin penyerbuk dan disaring dengan saringan

berdiameter 1 mm. Ukuran serbuk yang kecil akan memperluas permukaan serbuk

yang kontak dengan cairan penyari sehingga cairan penyari dapat masuk ke dalam

sel – sel tumbuhan dan menarik senyawa aktif tumbuhan dengan maksimal. Berat

serbuk daun kembang sepatu yang diperoleh, yaitu 192,820 g (Lampiran 3).

D. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu dengan Metode

Maserasi

Proses pembuatan ekstrak etanol 70% daun kembang sepatu

berdasarkan prosedur dari LPPT UGM (Lampiran 2). Setelah dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

40

penyerbukan, serbuk yang didapat kemudian dilakukan penyarian dengan cara

maserasi. Tujuan penyarian, yaitu untuk mendapatkan ekstrak dari daun kembang

sepatu. Cara maserasi dipilih karena merupakan cara penyarian yang sederhana

dan digunakan untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut

dalam cairan penyari. Prinsip metode maserasi yaitu cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif.

Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat

aktif di dalam sel dan di luar sel, maka larutan yang pekat didesak keluar.

Peristiwa tersebut berlanjut sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di luar dan di dalam sel (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1986).

Proses maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia

dalam cairan penyari (etanol 70%), kemudian diaduk selama 30 menit, didiamkan

selama 24 jam kemudian disaring. Proses tersebut berlangsung selama 3 x 24 jam,

dan setiap 24 jam cairan penyari diganti dengan yang baru untuk memperoleh

hasil ekstraksi yang maksimal dengan menghindari terjadinya kejenuhan cairan

penyari. Etanol digunakan sebagai larutan penyari karena lebih selektif, kapang

dan kuman sulit tumbuh, tidak beracun, netral, dan panas yang diperlukan untuk

pemekatan relatif lebih sedikit, tidak menyebabkan pembengkakan membran sel

dan mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1986; Voigt, 1995). Digunakan etanol konsentrasi

70%, yang merupakan campuran dua bahan pelarut yaitu etanol dan air dengan

kadar etanol 70%. Menurut Voight (1995), etanol 70% sangat efektif dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

41

menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, sehingga senyawa – senyawa

yang terkandung dalam serbuk daun kembang sepatu (flavonoid, saponin dan

polifenol) dapat terlarut dalam etanol 70% (Mursyidi, 1990; Robinson, 1995).

Proses pengadukan bertujuan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir

serbuk daun kembang sepatu, sehingga dengan pengadukan tersebut tetap terjaga

adanya perbedaan konsentrasi yang sekecil – kecilnya antara larutan di dalam

dengan di luar sel (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986).

Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan dengan

vacuum rotary evaporator dan diangin – anginkan di atas waterbath pada suhu

70°C untuk memperoleh ekstrak kental daun kembang sepatu. Ekstrak kental

kemudian dituang dalam cawan porselen dan dipanaskan dengan waterbath sambil

terus diaduk dengan tujuan untuk menguapkan sisa etanol 70% yang masih

terkandung di dalam ekstrak daun kembang sepatu. Pemanasan ini dilakukan

hingga tidak ada bau ester yang khas dari etanol.

Pada proses maserasi ini, dari serbuk 192,820 g didapatkan ekstrak

daun kembang sepatu sebanyak 36,050 g (Lampiran 3). Dari ekstrak tersebut

dibuat seri konsentrasi 50, 60, 70, 80, dan 90 mg/ml yang digunakan untuk uji

potensi antibakteri dan antifungi, serta uji kualitatif kromatografi lapis tipis

(KLT).

E. Uji Potensi Antibakteri dan Antifungi Ekstrak Etanol 70% Daun

Kembang Sepatu

Uji potensi antibakteri dan antifungi bertujuan untuk mengetahui

apakah ekstrak daun kembang sepatu memiliki kemampuan untuk menghambat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

42

pertumbuhan bakteri maupun fungi. Suatu antibakteri atau antifungi dikatakan

memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri atau antifungi jika pada

konsentrasi rendah mempunyai daya hambat yang besar. Kriteria kekuatan

antimikroba menurut Nazri, dkk., (2011) adalah sebagai berikut : diameter zona

hambat 15-20 mm memiliki daya hambat kuat, diameter zona hambat 10-14 mm

memiliki daya hambat sedang, dan diameter zona hambat 0-9 mm memiliki daya

hambat lemah. Uji potensi antibakteri dan antifungi dilakukan terhadap ekstrak

etanol daun kembang sepatu (Hibisci rosa–sinensis Folium) dengan menggunakan

Streptococcus pyogenes yang mewakili kelompok bakteri dan Candida albicans

yang mewakili kelompok fungi.

Pemilihan ke dua mikroba ini sebagai mikroba uji didasarkan oleh

khasiat daun kembang sepatu sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk dan

obat sariawan, sebagai ekspektoran, emolliens (penyejuk kulit), mengeluarkan

lendir sebagai obat bronkitis, obat gonore dan sariawan (Syamsuhidayat dan

Hutapea, 1991; Sastromidjojo, 2001). Infeksi S. pyogenes pada manusia dapat

menyebabkan faringitis (radang tenggorokan), tonsillitis (radang amandel),

impetigo (infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil

berisi nanah) dan demam scarlet (infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan,

demam tinggi, mual dan ruam pada tubuh, disebabkan oleh bakteri streptokokus)

(Jawetz, dkk., 1996). Infeksi C. albicans pada manusia dapat menyebabkan

penyakit kandidiasis selaput lendir, kandidiasis kutis, dan kandidiasis sistemik di

mana sariawan merupakan salah satu bentuk dari kandidiasis oral (Siregar, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

43

Uji potensi antibakteri dan antifungi ekstrak etanol daun kembang

sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) dilakukan dengan menggunakan metode

difusi sumuran dengan seri konsentrasi ekstrak 50, 60, 70, 80, dan 90 mg/ml.

Metode difusi sumuran dipilih karena senyawa – senyawa yang terkandung dalam

daun kembang sepatu mempunyai kepolaran dari non polar hingga polar sehingga

diharapkan senyawa uji yang diduga berkhasiat sebagai antibakteri dan antifungi

dapat berdifusi dengan baik. Hasil yang diamati yaitu adanya daerah jernih yang

timbul di sekitar sumuran (zona hambat) yang menandakan bahwa daerah tersebut

tidak ditumbuhi oleh mikroba. Pengukuran zona hambat dinyatakan dalam

milimeter (mm). Nilai diameter zona hambat diperoleh dari nilai diameter zona

jernih yang terbentuk (mm) dikurangi diameter sumuran (mm) (Damayanti, dkk.,

2009).

1. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol 70% daun kembang sepatu

terhadap Streptococcus pyogenes

Pada uji potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap S.

pyogenes, untuk kontrol negatif digunakan aquadest steril karena merupakan

pelarut yang digunakan untuk membuat seri konsentrasi ekstrak, sedangkan

untuk kontrol positif digunakan amoksisilin (1 mg/ml). Amoksisilin

merupakan antibiotik spektrum luas dan merupakan antibiotik golongan

penisilin yang aktif terhadap berbagai kuman aerobik maupun anaerobik gram

positif dan gram negatif (Ganiswara, 1995).

Pengujian potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap S.

pyogenes pada konsentrasi 50, 60, 70, 80, dan 90 mg/ml menunjukkan potensi

antibakteri, yang ditandai dengan terbentuknya daerah jernih di sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

44

sumuran (Gambar 4). Hal ini berarti bahwa ekstrak etanol daun kembang

sepatu mempunyai potensi antibakteri terhadap S. pyogenes.

Hasil pengukuran potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibisci

rosa - sinensis Folium) terhadap S. pyogenes tersaji pada Tabel II :

Tabel II. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu terhadap Streptococcus pyogenes Waktu Inkubasi 24 Jam

Suhu 37°C

Konsentrasi

(mg/ml)

Diameter zona hambat (mm) ̅ ± SD

I II III IV V VI

50 8 6 7 5 5 4 5,83 ± 1,47

60 9 9 9 9 8 7 8,50 ± 0,84

70 10 9 10 10 11 8 9,67 ± 1,03

80 10 9 10 10 11 8 9,67 ± 1,03

90 12 11 13 11 13 11 11,83 ± 0,98

Kontrol (+) 29 28 29 27 28 29 28,33 ± 0,82

Kontrol (-) 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

Gambar 6. Hasil Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kembang

Sepatu Terhadap Streptococcus pyogenes Waktu Inkubasi 24 Jam Suhu 37°C

Keterangan gambar :

A : Konsentrasi 50 mg/ml

B : Konsentrasi 60 mg/ml

C : Konsentrasi 70 mg/ml

D : Konsentrasi 80 mg/ml

E : Konsentrasi 90 mg/ml

K (+) : Kontrol positif amoksisilin (1 mg/ml)

K (-) : Kontrol negatif aquadest steril

Adanya aktivitas antibakteri yang ditandai adanya zona jernih yang

menghambat pertumbuhan S. pyogenes di sekitar sumuran yang diinokulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

45

ekstrak etanol daun kembang sepatu disebabkan oleh adanya kandungan

senyawa flavonoid, saponin dan polifenol di dalam daun kembang sepatu.

Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel

bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid

dengan DNA bakteri (Robinson, 1995; Sabir, 2005). Senyawa flavonoid

termasuk dalam golongan fenol. Senyawa ini menganggu bakteri dengan cara

merusak membran sitoplasma bakteri yang tersusun oleh 60 % protein dan 40

% lipid yang umumnya berupa fosfolipid. Senyawa flavonoid dapat merusak

membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang

menginaktifkan sistem enzim bakteri. Senyawa flavonoid merupakan salah

satu antibakteri yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran

sitoplasma. Pada konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim

bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu merusak membran

sitoplasma dan mengendapkan protein sel (Volk dan Wheller, 1990).

Pada perusakan membran sitoplasma, ion H+ dari flavonoid akan

menyerang gugus polar (gugus fosfat), sehingga molekul fosfolipida akan

terurai menjadi gliserol, asam karboksilat dan asam fosfat. Hal ini

mengakibatkan membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami

penghambatan pertumbuhan dan bahkan kematian. Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang

diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya bakteri akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

46

mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian (Gilman, Rall, Nies dan

Taylor, 1991).

Gambar 7. Mekanisme Reaksi Senyawa Flavonoid terhadap Perusakan

Fosfolipid pada Membran Sel Bakteri (Gilman, dkk., 1991).

Senyawa polifenol bersifat merusak membran plasma bakteri sehingga

fungsi sel terganggu dan menonaktifkan komponen intraseluler seperti protein

dan asam nukleat (Cano dan Colome, 1986). Mekanisme yang menyebabkan

penghambatan dalam pertumbuhan bakteri disebabkan adanya interaksi

senyawa fenol dengan sel bakteri. Senyawa ini berikatan dengan protein pada

bakteri melalui ikatan non-spesifik membentuk kompleks protein-fenol. Pada

konsentrasi rendah terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan yang

lemah dan segera mengalami peruraian. Fenol kemudian merusak membran

sitoplasma dan menyebabkan kebocoran isi sel, sehingga pertumbuhan bakteri

pun terhambat, sedangkan pada konsentrasi tinggi, fenol berkoagulasi dengan

protein seluler dan membran sitoplasma mengalami lisis. Senyawa fenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

47

bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari konsentrasinya (Volk

dan Wheller, 1990).

Pada perusakan membran sitoplasma, ion H+ dari senyawa fenol akan

menyerang gugus polar (gugus fosfat), sehingga molekul fosfolipida akan

terurai menjadi gliserol, asam karboksilat dan asam fosfat. Hal ini

mengakibatkan membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami

penghambatan pertumbuhan, bahkan kematian. Kerusakan pada membran

sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang

diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi, akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian (Gilman, dkk., 1991).

Gambar 8. Mekanisme Reaksi antara Fosfolipid dan Senyawa Fenol (Gilman,

dkk., 1991)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

48

Senyawa saponin dapat melarutkan lipid pada membran sel bakteri

(lipoprotein), akibatnya dapat menurunkan tegangan permukaan lipid,

permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel

bakteri lisis dan mati (Voight, 1995). Dwidjoseputro (1994) menyatakan

bahwa saponin memiliki molekul yang dapat menarik air atau hidrofilik dan

molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik, sehingga dapat

menurunkan tegangan permukaan sel yang akhirnya menyebabkan kehancuran

bakteri. Saponin dapat menghambat kerja enzim proteolitik pada sistem

pencernaan manusia. Saponin memiliki molekul ampifatik (mengandung

bagian hidrofilik dan hidrofobik) yang dapat melarutkan protein membran.

Ujung hidrofobik saponin berikatan pada regio hidrofobik protein membran

sel dengan menggeser sebagian besar unsur lipid yang terikat. Ujung hidrofilik

saponin merupakan ujung yang bebas akan membawa protein ke dalam larutan

sebagai kompleks saponin-protein, mengganggu perkembangan bakteri

dengan ikatan tersebut pada permukaan membran sel bakteri menyebabkan

membran pecah, sel lisis dan mati. Jadi mekanisme kerja saponin termasuk

dalam kelompok antibakteri yang mengganggu permeabilitas membran sel

mikroba, yang mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan ke

luarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein,

asam nukleat, nukleotida dan lain-lain (Ganiswara, 1995).

Senyawa saponin merusak membran sitoplasma yang menyebabkan

bocornya metabolit yang menginaktifkan sistem enzim bakteri. Kerusakan

pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

49

atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi akibatnya

bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Setiap sel

bakteri dikelilingi membran sitoplasma yang tersusun dominan oleh fosfolipid

yang merupakan senyawa penting dalam pembentukan membran sitoplasma

bakteri. Pada perusakan membran sitoplasma, senyawa saponin melepaskan

ion H+ yang akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) pada molekul

fosfolipid sehingga molekul fosfolipid akan terurai menjadi gliserol, asam

karboksilat, dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipid tidak mampu

mempertahankan bentuk membran sitoplasma akibatnya membran sitoplasma

akan bocor sehingga zat-zat untuk metabolisme sel bakteri akan terbuang ke

luar dan bakteri akan mati (Gilman, dkk., 1991).

Gambar 9. Mekanisme Reaksi Perusakan Senyawa Fosfolipid pada Membran

sel bakteri oleh Senyawa Saponin (Gilman, dkk., 1991)

Data diameter zona hambat pada Tabel II kemudian dianalisis

perbedaannya secara statistik. Data pertama – tama dianalisis normalitas

distribusi data menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov. Hasil uji normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

50

distribusi data menunjukkan bahwa nilai probabilitas yang didapat adalah P =

0,006 (P < 0,05). Oleh karena itu, data terdistribusi tidak normal (Lampiran 9).

Analisis data dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kruskal – Wallis untuk

mengetahui perbedaan bermakna diameter zona hambat antar ke lima

konsentrasi ekstrak etanol daun kembang sepatu dan dilanjutkan dengan uji

Mann – Whitney untuk mengetahui perbedaan bermakna diameter zona

hambat antar konsentrasi maupun antara konsentrasi dengan kontrol.

Berdasarkan uji nonparametrik Kruskal – Wallis yang dilakukan,

diperoleh perhitungan untuk S. pyogenes P = 0,000 (P < 0,05). Dari aturan

pengambilan keputusan pada Kruskal – Wallis jika P < 0,05 maka terdapat

perbedaan bermakna diameter zona hambat antar ke lima konsentrasi ekstrak

etanol daun kembang sepatu terhadap pertumbuhan S. pyogenes (Lampiran

10).

Dalam melakukan uji Mann – Whitney ini, setiap diameter zona

hambat pada konsentrasi yang berbeda dipasangkan satu dengan yang lain,

juga antara kontrol dengan setiap konsentrasi. Pemasangan ini dilakukan

untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna diameter zona hambat antar

pasangan konsentrasi atau antara konsentrasi dengan kontrol. Hasil uji Mann –

Whitney diameter zona hambat antar pasangan konsentrasi atau konsentrasi

dengan kontrol terhadap pertumbuhan S. pyogenes disajikan pada Tabel III :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

51

Tabel III. Hasil Uji Mann – Whitney Diameter Zona Hambat pada Konsentrasi

Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu terhadap Kontrol Negatif (Aquadest

Steril) dan Kontrol Positif (Amoksisilin 1 mg/ml) terhadap Streptococcus

pyogenes

Konsentrasi

(mg/ml)

Kontrol Positif Kontrol Negatif

Phitung Perbedaan Phitung Perbedaan

50 0,004 Bermakna 0,002 Bermakna

60 0,003 Bermakna 0,002 Bermakna

70 0,003 Bermakna 0,002 Bermakna

80 0,003 Bermakna 0,002 Bermakna

90 0,003 Bermakna 0,002 Bermakna

Kontrol (+) - - 0,002 Bermakna

Kontrol (-) 0,002 Bermakna - -

Hasil uji Mann – Whitney menunjukkan bahwa diameter zona hambat

pada semua konsentrasi ekstrak etanol daun kembang sepatu memiliki

perbedaan bermakna terhadap kontrol negatif dan positif. Hal ini berarti semua

konsentrasi ekstrak etanol daun kembang sepatu yang diuji mempunyai

potensi antibakteri terhadap S. pyogenes.

Hasil uji Mann – Whitney diameter zona hambat antar konsentrasi

ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap pertumbuhan S. pyogenes

disajikan pada Tabel IV :

Tabel IV. Hasil Uji Mann – Whitney Diameter Zona Hambat antar Konsentrasi

Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu terhadap Streptococcus pyogenes

Konsentrasi (mg/ml) Phitung Perbedaan

50 – 60 0,009 Bermakna

50 – 70 0,005 Bermakna

50 – 80 0,005 Bermakna

50 – 90 0,004 Bermakna

60 – 70 0,054 Tidak Bermakna

60 – 80 0,054 Tidak Bermakna

60 – 90 0,003 Bermakna

70 – 80 1,000 Tidak Bermakna

70 – 90 0,007 Bermakna

80 – 90 0,007 Bermakna

Hasil uji Mann – Whitney diameter zona hambat antar konsentrasi

menunjukkan perbedaan bermakna, kecuali antara konsentrasi 60 mg/ml terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

52

70 mg/ml, antara konsentrasi 60 mg/ml dan 80 mg/ml, dan antara konsentrasi 70

mg/ml dan 80 mg/ml. Perbedaan tidak bermakna ini menunjukkan bahwa

perbedaan potensi hambat yang terbentuk sangat kecil atau tidak bermakna

(besarnya potensi antibakteri ekstrak etanol daun kembang sepatu pada

konsentrasi 60, 70 dan 80 mg/ml sama).

2. Uji potensi antifungi ekstrak etanol 70% daun kembang sepatu terhadap

Candida albicans

Pada uji potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap C.

albicans, untuk kontrol negatif digunakan aquadest steril karena merupakan

pelarut yang digunakan dalam penelitian ini, sedangkan untuk kontrol positif

digunakan nistatin (100.000 iu/ml). Nistatin merupakan antifungi poliena,

yang bekerja dengan cara berikatan dengan ergosterol, komponen utama

dalam membran sel fungi. Saat berada pada konsentrasi yang cukup, nistatin

membentuk inti dalam membran yang mengarah pada K+ leakage dan

mematikan jamur (Arnita, 2007).

Pengujian potensi antibakteri ekstrak etanol daun kembang sepatu

terhadap C. albicans pada konsentrasi 50, 60, 70, 80, dan 90 mg/ml

menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun kembang

sepatu tidak memberikan hasil penghambatan terhadap pertumbuhan C.

albicans. Hasil pengujian potensi ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibisci

rosa - sinensis Folium) terhadap C. albicans disajikan pada Tabel V :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

53

Tabel V. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu terhadap Candida albicans Waktu Inkubasi 5 Hari Suhu 37°C

Konsentrasi

(mg/ml)

Diameter zona hambat (mm) ̅ ± SD

I II III IV V VI

50 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

60 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

70 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

80 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

90 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

Kontrol (+) 9 7 8 9 10 8 8,50 ± 1,05

Kontrol (-) 0 0 0 0 0 0 0 ± 0

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ekstrak etanol daun kembang

sepatu tidak memiliki potensi daya antifungi karena tidak dihasilkan diameter

zona hambat antifungi terhadap C. albicans, sehingga data tersebut tidak dapat

dilanjutkan dengan analisis statistik untuk melihat perbedaan bermakna

diameter zona hambat antar ke lima konsentrasi ekstrak etanol daun kembang

sepatu maupun perbedaan bermakna diameter zona hambat antar pasangan

konsentrasi atau konsentrasi dengan kontrol terhadap pertumbuhan C.

albicans.

Gambar 10. Hasil Uji Potensi Antifungi Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu

Terhadap Candida albicans Waktu Inkubasi 5 Hari Suhu 37°C

Keterangan gambar :

A : Konsentrasi 50 mg/ml E : Konsentrasi 90 mg/ml

B : Konsentrasi 60 mg/ml K (+) : Kontrol positif nistatin (100.000 iu/ml)

C : Konsentrasi 70 mg/ml K (-) : Kontrol negatif aquadest steril

D : Konsentrasi 80 mg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

54

Dilihat dari kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun

kembang sepatu (flavonoid, saponin dan polifenol), seharusnya daun kembang

sepatu memiliki potensi sebagai antifungi. Ada beberapa hal yang menentukan

kemampuan penghambatan suatu bahan ekstrak terhadap pertumbuhan fungi,

yaitu konsentrasi minimal yang diperlukan untuk penghambatan pertumbuhan

fungi, jumlah atau banyaknya mikroba yang akan dihambat dan resistensi

fungi (Nuryati, Rahman, dan Taukhid, 2005). Dilihat dari konsentrasi minimal

yang digunakan (50 mg/ml) dan jumlah atau banyaknya fungi yang akan

dihambat pada penelitian ini (108 CFU/ml), seharusnya pada konsentrasi

tersebut sudah menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan C. albicans.

Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan Rathi, Pathel, dan Bhaskar

mengenai aktivitas antibakteri dan antifungi beberapa tanaman herbal (2012),

menunjukkan bahwa pada ekstrak daun kembang sepatu dengan konsentrasi

25 mg/ml telah menunjukkan penghambatan pada pertumbuhan C. albicans

107 CFU/ml.

Tidak terdapatnya potensi antifungi pada penelitian ini diduga

disebabkan oleh resistensi fungi, di mana C. albicans memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi lingkungan di sekitarnya dengan membentuk suatu

komunitas atau asosiasi koloni yang disebut dengan biofilm (Nobile dan

Mitchell, 2005). Biofilm adalah komunitas mikroba yang tertata di mana

organisme tersebut terikat pada permukaan dan menjadi tertanam dalam

matriks polimer ekstraseluler yang dihasilkan oleh selnya (Nett, Lincoln,

Marchillo, dan Andes, 2007). Biofilm ini melindungi C. albicans dari zat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

55

antifungi, di mana matriks biofilm dapat menghambat penetrasi senyawa

kimia yang bersifat antifungi. Membunuh mikroba dalam biofilm akan

membutuhkan 1000 kali dosis antibiotika yang diperlukan untuk mencapai

hasil yang sama dalam suspensi sel (Hetrick, Shin, Paul, dan Schoenfisch.

2009).

Douglas (2005) melaporkan susunan matriks polimer biofilm,

utamanya merupakan eksopolisakarida. Nett et al. (2007) melaporkan bahwa

dinding sel C. albicans tersusun atas karbohidrat 80 – 90% yang sebagian

besar berupa β-1,3 dan β-1,6 glukan 50 – 60%, mannoprotein 30 – 40%, dan

kitin 0.6 – 9%. Di samping terdapat pada dinding sel, β-1,3 glukan merupakan

penyusun utama matriks ekstraseluler yang mengelilingi biofilm. β-1,3 glukan

berperan menurunkan penetrasi antimikroba ke dalam sitoplasma sel dan

meningkatkan resistensi biofilm terhadap antibiotika dan antifungal.

Penggunaan daun kembang sepatu untuk pengobatan sariawan dalam

hal ini terkait dengan khasiatnya sebagai antiinflamasi. Hal ini berdasarkan

pada penelitian yang dilakukan oleh Osuntoki, Oyede dan Otunba (2006),

yang menunjukkan bahwa kandungan flavonoid dan polifenol dalam daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) memiliki khasiat sebagai

antiinflamasi. Penelitian pada beberapa tanaman, diketahui flavonoid dan

polifenol mempunyai aktivitas antiinflamasi karena dapat menghambat

beberapa enzim seperti aldose reduktase, xanthine oxidase,

phosphodiesterase, Ca2+

ATpase, lipooxygenase dan cyclooxygenase

(Narayana, Reddy, Chaluvadi, dan Krishna, 2001). Melalui jalur enzim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

56

cyclooxygenase dan lipooxygenase dari metabolisme asam arakidonat ini yang

memfasilitasi terbentuknya mediator proses inflamasi (Katzung, 2002).

Penyakit sariawan biasanya diawali dengan adanya luka atau inflamasi

di bagian dalam mulut. Mekanisme antiinflammasi flavonoid dan polifenol

terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidonat,

pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas "radical

scavenging" suatu molekul. Senyawa flavonoid dan polifenol menghambat

kerja enzim siklooksigenase sehingga mencegah perubahan asam arakhidonat

menjadi prostaglandin yang stabil (PGE2 dan PGIz/prostasiklin). Apabila

oksidasi asam arakhidonat dapat dihambat maka tidak terbentuk Reactive

Oxgygen Species (ROS) yang dapat menyebabkan demam, nyeri, dan

peradangan (Gunawan, Setiabudy, Nafrialdi, dan Elysabeth, 2007).

Pembentukan ROS dapat meningkatkan modifikasi molekuler

diberbagai jaringan sehingga menyebabkan terjadinya stress oksidatif. Stres

oksidatif juga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan endotel. Kerusakan

endotel antara lain dipicu oleh produksi •O2 yang bereaksi cepat dengan NO

dan menghasilkan ONOO-. Reaksi tersebut menyebabkan menurunnya

bioaktivitas NO, yang berakibat pada kerusakan endotel. Mekanisme

penangkapan radikal bebas oleh flavonoid dan polifenol diawali oleh

pelepasan hidrogen sehingga terjadi radikal flavonoid dan polifenol yang

reaktif. Selanjutnya, radikal flavonoid dan polifenol tersebut mengikat radikal

bebas (•O2) sehingga reaktivitasnya berkurang bahkan hilang. Penurunan atau

hilangnya reaktivitas •O2 tersebut mengakibatkan berkurangnya kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

57

untuk bereaksi dengan NO untuk menghasilkan ONOO, sehingga kerusakan

endotel berkurang (Suhartono, Bakhriansyah, dan Handayani, 2010).

F. Uji Kualitatif Kandungan Senyawa Flavonoid, Polifenol dan Saponin

dalam Ekstrak Etanol 70% Daun Kembang Sepatu dengan metode KLT

Pengujian dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk

mengetahui senyawa – senyawa yang terkandung di dalam daun kembang sepatu

(Hibisci rosa - sinensis Folium) yang berkhasiat sebagai antimikroba. Kandungan

daun kembang sepatu yang diduga memiliki aktivitas antimikroba, yaitu senyawa

golongan flavonoid, polifenol, dan saponin.

1. KLT Flavonoid

Fase diam yang digunakan adalah silica gel 60 F254 dan fase gerak

yang digunakan adalah butanol – asam asetat – air (3:1:1 v/v). Dipilih fase

gerak butanol – asam asetat – air (3:1:1 v/v) karena merupakan salah satu fase

gerak yang biasanya digunakan untuk analisis flavonoid (Markham, 1988).

Senyawa flavonoid dideteksi pada UV dengan panjang gelombang 254 nm

dan 365 nm karena flavonoid mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi (gugus

kromofor), sehingga dapat menunjukkan serapan kuat pada daerah spektrum

UV dan spektrum tampak (Harborne, 1987). Larutan pembanding yang

digunakan adalah rutin, karena menurut Harborne (1987) rutin merupakan

suatu glikosida flavonol yang pada umumnya terdapat dalam tanaman.

Setelah disemprot dengan AlCl3, pada pengamatan di bawah sinar UV

265 nm bercak berwarna kuning dan pada sinar UV 365 nm terlihat bercak

berfluoresensi ungu. Rf sampel yang dihasilkan 0,88, sedangkan Rf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

58

pembandingnya 0,61 (Lampiran 6). Walaupun hasil Rf sampel dan

pembanding berbeda, namun dari hasil bercak yang timbul sebelum dan

setelah disemprot dengan pereaksi AlCl3 dapat mempertegas bahwa sampel

mengandung flavonoid, yaitu bercak sampel dan pembanding menghasilkan

warna kuning pada pengamatan dengan sinar tampak. Adanya warna yang

terbentuk ini disebabkan karena terjadinya reaksi antara AlCl3 dan flavonoid

membentuk kompleks antara gugus hidroksil dan keton yang bertetangga atau

dengan gugus hidroksil yang saling bertetangga (Markham, 1988).

AlCl3

O

OH

OH

OH O

OHO

O

O

O O

OH Al Cl

Al

Cl Cl

Flavonoid Kompleks Flavonoid - AlCl3

Gambar 11. Mekanisme Reaksi Kompleks Flavonoid - AlCl3 (Markham, 1988)

Menurut Marliana (2007), adanya flavonoid akan menghasilkan bercak

warna kuning atau kuning – coklat. Hal ini berarti dari hasil uji KLT flavonoid

menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kembang sepatu mengandung

flavonoid. Hasil identifikasi kandungan flavonoid ekstrak etanol daun

kembang sepatu sebelum dan sesudah disemprot pereaksi AlCl3 disajikan pada

Tabel VI :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

59

Tabel VI. Hasil Identifikasi Kualitatif Kandungan Flavonoid Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu Sebelum dan Setelah Disemprot Pereaksi AlCl3

Senyaw

a uji

Harga

Rf

Sebelum disemprot AlCl3 Setelah disemprot AlCl3

Visual

UV

254

nm

UV 365

nm Visual

UV 254

nm

UV 365

nm

Sampel 0,88

Tidak

tampa

k

Tidak

tampa

k

Ber-

fluoresens

i ungu

Kuning

kecokla-

tan

Warna

kuning

kecokla-

tan

Ber-

fluoresens

i ungu

Rutin 0,61

Tidak

tampa

k

Tidak

tampa

k

Ber-

fluoresens

i ungu

Warna

kuning

Berwarna

kuning

Ber-

fluoresens

i ungu

Dari hasil KLT diperoleh kromatogram sebagai berikut :

A B C

Gambar 12. Profil Kromatogram Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu Setelah disemprot dengan Pereaksi AlCl3

Keterangan gambar :

A : UV 254 nm

B : UV 365 nm

C : Sinar tampak

Fase diam : silica gel 60 F254

Fase gerak : butanol – asam asetat – air (3:1:1 v/v)

P : Pembanding rutin

S : Ekstrak etanol daun kembang sepatu

Jarak pengembangan 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

60

2. KLT Polifenol

Fase diam yang digunakan adalah silica gel 60 F254 dan fase gerak

yang digunakan adalah etil asetat – asam formiat – asam asetat – air

(100:11:11:27 v/v). Senyawa polifenol dideteksi pada UV dengan panjang

gelombang 254 nm dan 365 nm. Larutan pembanding yang digunakan adalah

asam gallat, karena menurut Salisbury dan Ross (1995), asam gallat

merupakan turunan dari asam hidroksibenzoat yang tergolong asam fenol

sederhana.

Setelah disemprot dengan FeCl3, pada pengamatan di bawah sinar UV

265 nm bercak berwarna hitam kelabu dan pada sinar UV 365 nm terlihat

bercak berfluoresensi ungu. Rf sampel yang dihasilkan 0,71, sedangkan Rf

pembandingnya 0,70 (Lampiran 7). Harga Rf antara sampel dan pembanding

hampir sama, hal ini berarti sampel mengandung senyawa polifenol. Hal ini

juga telah dipertegas dari hasil bercak yang timbul setelah dilakukan

penyemprotan dengan pereaksi FeCl3, yaitu bercak sampel dan pembanding

menghasilkan warna hitam pada sinar tampak. Terjadinya pembentukan warna

ini karena terbentuknya senyawa kompleks antara logam Fe dan polifenol.

Senyawa kompleks yang terbentuk karena adanya ikatan kovalen koordinasi

antara ion atau logam dengan atom non logam (Effendy, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

61

Gambar 13. Mekanisme Reaksi Kompleks Polifenol - FeCl3 (Effendy, 2007)

Menurut Wagner dan Bland (1996), hasil positif yang menunjukkan

adanya senyawa polifenol adalah setelah penyemprotan dengan pereaksi FeCl3

timbul bercak warna hitam. Hal ini berarti dari hasil uji KLT polifenol

menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kembang sepatu mengandung

senyawa polifenol. Hasil identifikasi kandungan polifenol ekstrak etanol daun

kembang sepatu sebelum dan sesudah disemprot pereaksi FeCl3 ditunjukkan

pada Tabel VII :

Tabel VII. Hasil Identifikasi Kualitatif Kandungan Polifenol Ekstrak Etanol

Daun Kembang Sepatu Sebelum dan Setelah Disemprot Pereaksi FeCl3

Senyawa

uji

Harga

Rf

Sebelum disemprot FeCl3 Setelah disemprot FeCl3

Visual

UV

254

nm

UV 365

nm Visual

UV 254

nm

UV 365

nm

Sampel 0,71 Tidak

tampak

Tidak

tampak

Ber-

fluoresensi

ungu

Hitam

kelabu

Warna

hitam

kelabu

Ber-

fluoresensi

ungu

Asam

Gallat 0,70

Tidak

tampak

Tidak

tampak

Ber-

fluoresensi

ungu

Warna

hitam

Ber-

warna

hitam

Ber-

fluoresensi

ungu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

62

Dari hasil KLT diperoleh kromatogram sebagai berikut :

A B C

Gambar 14. Profil Kromatogram Senyawa Polifenol dari Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu Setelah disemprot dengan Pereaksi FeCl3

Keterangan gambar :

A : UV 254 nm P : Pembanding asam gallat

B : UV 365 nm S : Ekstrak etanol daun kembang sepatu

C : Sinar tampak Jarak pengembangan 10

Fase diam : silica gel 60 F254

Fase gerak : etil asetat – asam formiat – asam asetat – air (100:11:11:27 v/v)

3. KLT Saponin

Fase diam yang digunakan adalah silica gel 60 F254 dan fase gerak

yang digunakan adalah kloroform-metanol (95:50 v/v). Senyawa saponin

dideteksi pada UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 365 nm. Larutan

pembanding yang digunakan adalah saponin.

Setelah disemprot dengan anisaldehid asam sulfat, pada pengamatan di

bawah sinar UV 265 nm dan pada sinar UV 365 nm bercak tidak terlihat. Hal

ini disebabkan karena senyawa saponin tidak memiliki ikatan rangkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

63

terkonjugasi, sedangkan sinar serapan UV hanya mampu menyerap suatu

ikatan yang terkonjugasi atau memiliki gugus kromofor (William dan

Fleming, 1989). Namun pada sinar tampak dapat terlihat jelas bahwa bercak

yang timbul berwarna hijau kebiruan. Rf sampel yang dihasilkan 0,46,

sedangkan Rf pembandingnya 0,42 (Lampiran 8). Harga Rf antara sampel dan

pembanding hampir sama, hal ini berarti sampel mengandung senyawa

saponin. Hal ini juga telah dipertegas dari hasil bercak yang timbul setelah

dilakukan penyemprotan dengan pereaksi anisaldehid asam sulfat, yaitu

bercak sampel dan pembanding menghasilkan warna hijau kebiruan pada sinar

tampak. Pada penyemprotan dengan pereaksi anisaldehid asam sulfat timbul

banyak bercak warna karena pereaksi semprot anisaldehid asam sulfat tidak

spesifik untuk senyawa saponin karena anisaldehid asam sulfat dapat

mendeteksi semua senyawa terpenoid (Wagner dan Bland,1996), sehingga

semua senyawa yang memiliki gugus terpenoid akan menunjukkan hasil

positif terhadap anisaldehid asam sulfat. Menurut Wagner dan Bland (1996),

hasil positif yang menunjukkan adanya senyawa saponin adalah setelah

penyemprotan dengan pereaksi anisaldehid asam sulfat timbul bercak

berwarna biru atau hijau kebiruan atau terkadang berupa bercak kuning.

Timbulnya bercak tersebut karena anisaldehid asam sulfat dapat mendegradasi

atau memecah senyawa tersebut sehingga menimbulkan bercak yang berwarna

(William dan Fleming, 1989). Hal ini berarti dari hasil uji KLT saponin

menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kembang sepatu mengandung

senyawa saponin. Hasil identifikasi kandungan saponin ekstrak etanol daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

64

kembang sepatu sebelum dan sesudah disemprot pereaksi anisaldehid asam

sulfat ditunjukkan pada Tabel VIII :

Tabel VIII. Hasil Identifikasi Kualitatif Kandungan Saponin Ekstrak Etanol

Daun Kembang Sepatu Sebelum dan Setelah Disemprot Pereaksi Anisaldehid

Asam Sulfat

Senyawa

uji

Harga

Rf

Sebelum disemprot

Anisaldehid Asam Sulfat

Setelah disemprot Anisaldehid

Asam Sulfat

Visual UV

254 nm

UV 365

nm Visual

UV 254

nm

UV 365

nm

Sampel 0,46 Tidak

tampak

Tidak

tampak

Tidak

tampak

Warna

hijau

kebiruan

Tidak

tampak

Tidak

tampak

Saponin 0,41 Tidak

tampak

Tidak

tampak

Tidak

tampak

Warna

hijau

kebiruan

Tidak

tampak

Tidak

tampak

Dari hasil KLT diperoleh kromatogram sebagai berikut :

A B C

Gambar 15. Profil Kromatogram Senyawa Saponin dari Ekstrak Etanol Daun

Kembang Sepatu Setelah disemprot dengan Pereaksi Anisaldehid Asam Sulfat

Keterangan gambar :

A : UV 254 nm P : Pembanding saponin

B : UV 365 nm S : Ekstrak etanol daun kembang sepatu

C : Sinar tampak Jarak pengembangan 10

Fase diam : silica gel 60 F254

Fase gerak : kloroform-metanol (95:50 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

65

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa ekstrak etanol daun

kembang sepatu (Hibisci rosa - sinensis Folium) memiliki aktivitas antibakteri

terhadap S. pyogenes. Aktivitas antibakteri ini dikarenakan adanya kandungan

senyawa kimia di dalam daun kembang sepatu yang memiliki aktivitas antibakteri

yaitu senyawa flavonoid, polifenol dan saponin berdasarkan hasil uji kandungan

senyawa kimia dengan metode KLT. Aktivitas antifungi tidak ditemukan diduga

disebabkan oleh adanya resistensi fungi, di mana C. albicans membentuk biofilm

yang melindungi C. albicans dari zat antifungi, di mana matriks biofilm

menghambat penetrasi senyawa kimia yang bersifat antifungi.

Adanya efek antibakteri ini, maka daun kembang sepatu dapat

dimanfaatkan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Untuk melihat efek antifungi, maka dapat dilakukan pengujian ekstrak etanol daun

kembang sepatu pada fungi genus Candida lain yang juga dapat menyebabkan

kandidiasis oral seperti C. krusei, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. dubliniensis

dan C. lusitaniae, sehingga dapat dipastikan bahwa daun kembang sepatu

memiliki potensi antifungi.

Dari hasil penelitian ini maka daun kembang sepatu dapat dijadikan

sebagai salah satu obat tradisional dan dapat dikembangkan menjadi suatu sediaan

farmasi yang berguna sebagai obat antimikroba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ekstrak etanol daun kembang sepatu memiliki potensi antibakteri

terhadap S. pyogenes dan tidak memiliki potensi antifungi terhadap C. albicans.

B. Saran

1. Perlu dilakukan uji potensi daun kembang sepatu dengan menggunakan

metode ektraksi dan pelarut ekstraksi yang lainnya.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui daya antibakteri dan

antifungi ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap jenis bakteri dan jenis

fungi yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

67

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, Cetakan ke – 6, 169, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta

Ansel, H.C., 1989, Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, 164 – 165, Lea

& Febiger, Philadelphia, USA

Arnita, 2007, Terapi Pilihan untuk Vaginal Candidiasis, Majalah Farmacia, 7 (1),

28

Arullappan, S., Zakaria, Z., and Basri, D.F., 2009, Pleminary Screening of

Antibacterial Activity using Crude Extracts of Hibiscus rosa – sinensis,

Tropical Life Sciences Research, 20(2), 109–118

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004, Monografi

Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Volume 1, 51, 54, 122 – 123, Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta

Boyd, R.F., 1984, General Microbiology, 606 – 609, Times Mirror/Mosby

College Publishing, USA

Cano, R.J., and Colome, J.S., 1986, Microbiology, 167 – 168, West Publishing

Company, St. Paul

Chatim, A., dan Suharto, 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi,

39-47, Binarupa Aksara, Jakarta

Cunningham, M.W., 2000, Phatogenesis of Group A Streptococcal Infection, Clin

Microbiol Rev., 13(3), 470-511

Dahlan, 2011, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat,

dan Multivariat dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5,

75, 88, 102, 139, Salemba Medika, Jakarta

Dalimartha, S., 2006, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 4, 52 – 53, Puspa

Swara, Jakarta

Damayanti, E., Sofyan, A., Julendra, H., dan Untari, T., 2009, Pemanfaatan

Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Agensia Anti –

Pullorum dalam Imbuhan Pakan Ayam Broiler, JITV, 14 (2), 83 – 89

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Materia Medika Indonesia,

Jilid III, 63, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

68

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 1 –

25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, 1 – 16,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia,

Jilid V, xxix, 253 – 256, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum

Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan Pertama, 10 – 11, 16, 24 – 25, 28 – 29,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Riset Kesehatan Dasar :

Laporan Nasional 2007, xii – xiii, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Devienne, K.F., and Raddi, M.S.G., 2002, Screening for Antimicrobial Activity of

Natural Products Using a Microplate Photometer, Brazillian Journal of

Microbiology, 33, 166 – 168

Douglas, L.J., 2005, Prostaglandin Production During Growth of Candida

albicans Biofilms, J Med Microbiol, 54, 1001 – 1005

Dwidjoseputro, D., 1994, Dasar – Dasar Mikrobiologi, 97 – 99, Djambatan,

Jakarta

Effendy, 2007, Perspektif Baru Kimia Koordinasi, 237 – 241, Bayumedia

Publishing, Malang

Gandjar, I.B., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, 353 – 368, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta

Ganiswara, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 651 – 652, Bagian

Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Gilman, A.G., Rall, T., Nies, A., and Taylor, P., 1991, The Pharmacological

Basic of Therapeutics, 84 – 121, Pengamon Press Inc., New York

Gunawan, D., dan Mulyani, S., 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid I, 88

– 89, Penebar Swadaya, Surabaya

Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi, dan Elysabeth, 2007, Farmakologi dan

Terapi, Edisi 5, 760 – 765, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

69

Harborne, J.R., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, 58 – 68, ITB Press, Bandung

Hariara, A., 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, 33 – 38, Niaga Swadaya,

Jakarta

Hattenschwiler, S., and Vitousek, P.M., 2000, The Role of Polyphenols

Interrestrial Ecosystem Nutrient Cycling, Review P II : S0169-

5347(00)01861-9 TREE, 15(6), 239 – 242

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., dan Williamson, E.M., 2005, Farmakognosi

dan Fitoterapi, 103, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Hetrick., E.M., Shin, J.H., Paul, H.S., and Schoenfisch, M.H., 2009, Anti-biofilm

Efficacy of Nitric Oxide-releasing Silica Nanoparticles, Biomaterials,

30(14), 2782 – 2789

Hena, J.V., 2010, Antibacterial Potentiality of Hibiscus rosa – sinensis Solvent

Extract and Aqueous Extracts Against Some Pathogenic Bacteria,

Research Article, 21 – 13

Hugo W.B., and Russel, A.D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 6th

Edition,

202 – 205, Blackwell Scientific Publication, London

Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, K.A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran,

Edisi 20, 218 – 228, 627 – 629, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi II, 671, 677 – 678,

Salemba Medika, Jakarta

Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1- 117, ITB Press,

Bandung

Marliana, E., 2007, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Batang

Spatholobus ferrugineus (Zoll & Moritzi) Benth yang Berfungsi sebagai

Antioksidan, Jurnal Penelitian MIPA, 1, 23 – 29

Mert – Turk, F., 2006, Saponins versus Plant Fungal Pathogens, Journal of Cell

and Molecular Biology, 13 – 17

Mursyidi, A., 1990, Analisis Metabolit Sekunder, 63, UGM Press, Yogyakarta

Narayana, K.R., Reddy, M.S., Chaluvadi, M.R., and Krishna, D.R., 2001,

Bioflavonoid Classification, Pharmacological, Biochemical Effects, and

Therapeutic Potential, Indian Journal of Pharmacology, 33, 2 – 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

70

Nazri, N.A.A., Ahmat, N., Adnan, A., Syed, S.A., and Ruzaina, S.A., 2011, In

vitro antibacterial and radical scavenging activities of Malaysian table

salad, African Journal of Biotechnology, 10(30), 5728 – 5735

Nett, J., Lincoln, L., Marchillo, K., and Andes, D., 2007, Beta-1,3 Glucan as a

Test for Central Venous Catheter Biofilm Infection, J. Infect. Dis, 195(11),

1705 - 1712

Nobile, C.J., and Mitchell, A.P., 2005, Regulation of Cell – Surface Genes and

Biofilm Formation by the C. albicans Transcription Factor Bcr1p, Curr

Biol, 15(12), 1150 – 1155

Nuryati, S., Rahman, dan Taukhid, 2005, Kajian Potensi Antifungi Ketapang

(Terminalia cattapa L), Sirih (Piper betle L), Jambu Biji (Psidium guajava

L), dan Sambiloto (Andrographis peniculata (Burm. F) Ness) Terhadap

Pertumbuhan Cendawan Akuatik Aphanomyces Secara In Vitro, Jurnal

Akuakultur Indonesia, 4(2), 115 – 123

Osuntoki, A.A., Oyede, T.A., and Otunba, A.A., 2006, Membrane Stabilizing

Activity and Phytochemistry of Hibiscus rosa – sinensis Leaves, Nig. Ot J.

Hosp. Med., 16(2), 53 – 55

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, 188-191, Penerbit Erlangga, Jakarta

Rahardjo, R., 2008, Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2, 630 – 631, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Rathi, S.G., Patel, K.R., and Bhaskar, V.H., 2012, Isolation of Herbal Plants:

Antifungal and Antibacterial Activities, Journal of Pharmaceutical

Science and Bioscientific Research (JPSBR), 2(1), 25 – 29

Ratnasari, J., 2007, Galeri Tanaman Hias Bunga, 132, Penerbit Swadaya, Jakarta

Ristanto, 1989, Kursus Singkat Fisiologi Bakteri, 67, Penerbit Bioteknologi

UGM, Yogyakarta

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi 6, 156 – 158,

191 – 216, Penerbit ITB, Bandung

Sabir, A., 2005, Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp terhadap

Bakteri Streptococcus mutans (in vitro), Majalah Kedokteran Gigi, 38

(3), 135 - 141

Salisbury, F.B., dan Ross, C.W., 1995, Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2, 150 – 152,

Penerbit ITB, Bandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

71

Samsuharto, R.A., dan Hartanto, S.D., 2006, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-

heksan, Etil Asetat, dan Etanol 70% Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa

– sinensis L.) Terhadap S. aureus ATCC 25923, Laporan Penelitian,

Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Surakarta

Sastromidjojo, S., 2001, Obat Asli Indonesia, 43, Dian Rakyat, Jakarta

Silalahi, J., 2006, Makanan Fungsional, 54 – 56, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Siregar, R.S., 2005, Penyakit Jamur Kulit, 44 – 60, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta

Siswandono, dan Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal, 128 – 132, Airlangga

University Press, Surabaya

Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, 3 – 17,

Penerbit ITB, Bandung

Suhartono, E., Bakhriansyah, M., dan Handayani, R., 2010, Efek Ekstrak

Stenochlaena paluctris terhadap Jumlah Circulating Endhotelial Cells

Marmota caligata Setelah Didemamkan, Majalah Farmasi Indonesia,

2(3), 166 - 170

Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat

Indonesia I, 258, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007, Obat – Obat Penting : Khasiat, Penggunaan

dan Efek – Efek Sampingnya, 242 – 243, PT. Elex Media Komputindo,

Jakarta

Tortora, 2002, Microbiology An Introduction, 734-736, Pearson Education, San

Francisco

Van steenis, C.G.G.J., 1992, Flora untuk Sekolah di Indonesia, 35 – 37, 48 – 55,

276 – 277, 280 – 281, Pradnya Pramita, Jakarta

Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 141-142, 163-164,172-178,

560 – 562, UGM Press, Yogyakarta

Volk, W.A., dan Wheeler, M.F., 1990, Mikrobiologi Dasar, Jilid I, 298, Penerbit

Erlangga, Jakarta

Wagner, H., and Blands, S., 1996, Plant Drug Analysis : A Thin Layer

Chromatography Atlas, 2nd

Edition, 195 – 196, 247 – 248, 305 – 306,

Berlin Heidelberg : Springer, New York

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

72

Widjayakusuma, H., Dalimartha, S., dan Wirian, A.S., 1994, Tanaman Berkhasiat

Obat di Indonesia, 78 – 80, Pustaka Kartini, Jakarta

William S.H., and Fleming, 1989, Spectroscopic Methods in Organic Chemistry,

5th

Edition, 211 – 212, Mc Graw – Hill Book Company, London

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

73

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

74

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Kembang Sepatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

75

Lampiran 2. Prosedur Kerja Ekstraksi Daun Kembang Sepatu dengan

Metode Maserasi Oleh LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

76

Lampiran 3. Certificate of Analysis Konsentrasi Senyawa Uji Ekstrak Daun

Kembang Sepatu Oleh LPPT UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

77

Lampiran 4. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri dengan Metode Difusi

Sumuran terhadap Sreptococcus pyogenes Waktu Inkubasi 24 Jam Suhu

37°C

a. Perlakuan replikasi I b. Kontrol replikasi I

c. Perlakuan replikasi II d. Kontrol replikasi II

e. Perlakuan replikasi III f. Kontrol replikasi III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

78

g. Perlakuan replikasi IV h. Kontrol replikasi IV

i. Perlakuan replikasi V j. Kontrol replikasi V

k. Perlakuan replikasi VI l. Kontrol replikasi VI

Keterangan gambar :

A : Konsentrasi 50 mg/ml E : Konsentrasi 90 mg/ml

B : Konsentrasi 60 mg/ml K (+) : Kontrol positif Amoksisilin 1 mg/ml

C : Konsentrasi 70 mg/ml K (-) : Kontrol negatif aquadest steril

D : Konsentrasi 80 mg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

79

Lampiran 5. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri dengan Metode Difusi

Sumuran terhadap Candida albicans Waktu Inkubasi 5 Hari Suhu 37°C

m. Perlakuan replikasi I n. Kontrol replikasi I

o. Perlakuan replikasi II p. Kontrol replikasi II

q. Perlakuan replikasi III r. Kontrol replikasi III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

80

s. Perlakuan replikasi IV t. Kontrol replikasi IV

u. Perlakuan replikasi V v. Kontrol replikasi V

w. Perlakuan replikasi VI x. Kontrol replikasi VI

Keterangan gambar :

A : Konsentrasi 50 mg/ml E : Konsentrasi 90 mg/ml

B : Konsentrasi 60 mg/ml K (+) : Kontrol positif Nistatin 100.000 iu/ml

C : Konsentrasi 70 mg/ml K (-) : Kontrol negatif aquadest steril

D : Konsentrasi 80 mg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

81

Lampiran 6. Foto Hasil KLT Flavonoid Ekstrak Etanol Daun Kembang

Sepatu

A B C

Fase gerak : Butanol – Asam Asetat – Air (3:1:1)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Pereaksi semprot : AlCl3

Keterangan :

A : UV 254 nm

B : UV 365 nm

C : Sinar tampak

P : Pembanding Rutin

S : Ekstrak etanol daun kembang sepatu

Jarak pengembangan 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

82

Lampiran 7. Foto Hasil KLT Polifenol Ekstrak Etanol Daun Kembang

Sepatu

A B C

Fase gerak : Etil Asetat – Asam Formiat – Asam Asetat – Air (100:11:11:27)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Pereaksi semprot : FeCl3

Keterangan :

A : UV 254 nm

B : UV 365 nm

C : Sinar tampak

P : Pembanding Asam Gallat

S : Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu

Jarak pengembangan 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

83

Lampiran 8. Foto Hasil KLT Saponin Ekstrak Etanol Daun Kembang

Sepatu

A B C

Fase gerak : Kloroform – Metanol (95:5)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Pereaksi semprot : Anisaldehid asam sulfat

Keterangan :

A : UV 254 nm

B : UV 365 nm

C : Sinar tampak

P : Pembanding Saponin

S : Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu

Jarak pengembangan 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

84

Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov – Smirnov

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Diameter 42 .00 29.00 10.5476 8.22905

Valid N (listwise) 42

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Diameter

N 42

Normal Parametersa Mean 10.5476

Std. Deviation 8.22905

Most Extreme Differences Absolute .264

Positive .264

Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z 1.710

Asymp. Sig. (2-tailed) .006

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

85

Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Uji Kruskal – Wallis dan Uji Mann –

Whitney terhadap Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Kembang

Sepatu Terhadap Streptococcus pyogenes

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank

Diameter 50 mg/ml 6 10.00

60 mg/ml 6 17.33

70 mg/ml 6 23.58

80 mg/ml 6 23.58

90 mg/ml 6 33.00

kontrol positif 6 39.50

kontrol negatif 6 3.50

Total 42

Test Statisticsa,b

Diameter

Chi-Square 37.856

df 6

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Positif 6 9.50 57.00

Kontrol Negatif 6 3.50 21.00

Total 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

86

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.108

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Positif 6 9.50 57.00

Konsentrasi 50 mg/ml 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.913

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

87

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Positif 6 9.50 57.00

Konsentrasi 60 mg/ml 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.961

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Positif 6 9.50 57.00

Konsentrasi 70 mg/ml 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.929

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

88

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Distribusi Kontrol Positif 6 9.50 57.00

Konsentrasi 80 mg/ml 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

Distribusi

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.929

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Positif 6 9.50 57.00

Konsentrasi 90 mg/ml 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.934

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

89

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Negatif 6 3.50 21.00

Konsentrasi 50 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.083

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Negatif 6 3.50 21.00

Konsentrasi 60 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.140

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

90

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Negatif 6 3.50 21.00

Konsentrasi 70 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.102

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Negatif 6 3.50 21.00

Konsentrasi 80 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.102

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

91

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Kontrol Negatif 6 3.50 21.00

Konsentrasi 90 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.108

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 50 mg/ml 6 3.83 23.00

Konsentrasi 60 mg/ml 6 9.17 55.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 23.000

Z -2.622

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .009a

a. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

92

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 50 mg/ml 6 3.58 21.50

Konsentrasi 70 mg/ml 6 9.42 56.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .500

Wilcoxon W 21.500

Z -2.832

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 50 mg/ml 6 3.58 21.50

Konsentrasi 80 mg/ml 6 9.42 56.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .500

Wilcoxon W 21.500

Z -2.832

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

93

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 50 mg/ml 6 3.50 21.00

Konsentrasi 90 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.913

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 60 mg/ml 6 4.58 27.50

Konsentrasi 70 mg/ml 6 8.42 50.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 6.500

Wilcoxon W 27.500

Z -1.928

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .065a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

94

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 60 mg/ml 6 4.58 27.50

Konsentrasi 80 mg/ml 6 8.42 50.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 6.500

Wilcoxon W 27.500

Z -1.928

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .065a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 60 mg/ml 6 3.50 21.00

Konsentrasi 90 mg/ml 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.961

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

95

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 70 mg/ml 6 6.50 39.00

Konsentrasi 80 mg/ml 6 6.50 39.00

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 18.000

Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 70 mg/ml 6 3.75 22.50

Konsentrasi 90 mg/ml 6 9.25 55.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 1.500

Wilcoxon W 22.500

Z -2.714

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

96

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 80 mg/ml 6 3.75 22.50

Konsentrasi 90 mg/ml 6 9.25 55.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 1.500

Wilcoxon W 22.500

Z -2.714

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks

Diameter Konsentrasi 80 mg/ml 6 3.75 22.50

Konsentrasi 90 mg/ml 6 9.25 55.50

Total 12

Test Statisticsb

Diameter

Mann-Whitney U 1.500

Wilcoxon W 22.500

Z -2.714

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

97

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN … fileFolium) terhadap Streptococcus pyogenes dan Candida albicans”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

98

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Wiria Sende Paiman yang akrab dipanggil

Ria, merupakan anak keempat dari empat bersaudara.

Penulis lahir di Merauke, Provinsi Papua pada tanggal 14

Oktober 1990 dari pasangan Johanes Sirupang dan Ludia S.

Tasik. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis

adalah TK Cenderawasih III Merauke (1994 – 1996), SD

YPPK St. Agustinus Bambu Pemali Merauke (1996 –

2002), SMP Negeri 1 Merauke (2002 – 2005), SMA Negeri 3 Buper Jayapura

(2005 – 2008), kemudian tahun 2008 penulis melanjutkan kuliah di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah penulis pernah

menjadi panitia dalam acara Tiga Hari Temu Akrab Farmasi/Titrasi pada tahun

2010, dan pernah menjadi asisten praktikum Kimia Analisis (2010). Selain itu

beberapa acara yang pernah dikuti penulis antara lain Seminar Entrepreneurship

“How to be a Creative Etrepreneur”, Talk Show “Aib-kah AIDS??” yang

diselenggarakan oleh Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI), dan

Seminar “Herbal Medicine” yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI