Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg

24
By Rizani Pahmi I1B108239

Transcript of Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg

By Rizani PahmiI1B108239

DefinisiLeukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa.

Manifestasi Klinis

1.Anemia Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum

tulang memproduksi sel darah merah. 2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan

daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.

3. Perdarahan Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa

seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. 4. Penurunan kesadaran Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan

berbagai gangguan seperti kejang sampai koma. 5. Penurunan nafsu makan 6. Kelemahan dan kelelahan fisik 7. Gejala yang khas berupa pucat (dapat terjadi mendadak), panas, dan perdarahan

disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta limfadenopati. 8. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan

sebagai penyakit rematik.

KomplikasiRisiko perdarahan berhubungan dengan tingkat

defisiensi trombosit (trombositopenia). Karena kekurangan granulosit matur dan normal,

pasien selalu dalam keadaan terancam infeksi. Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama

pemberian kemoterapi akan meningkatkan kadar asam urat dan membuat pasien rentan mengalami pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal.

Masalah gastrointestinal dapat terjadi akibat infiltrasi leukosit abnormal ke organ abdominal selain akibat toksisitas obat kemoterapi.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis

yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast (menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia).

Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).

Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.

70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1).

50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut (LMA) mempunyai kelainan berupa:

- Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid - Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid

(2n+a) - Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion) - Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan

kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.

Penatalaksanaan Therapeutik1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:- Tranfusi sel darah merah padat untuk mengatasi anemis. - Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.2. Pengobatan spesifik- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk

mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.

- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.

- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk

mempertahankan masa remisi

Kemoterapi 1. Fase Induksi Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-

asparaginase untuk mengurangi jumlah sel immature di sum-sum tulang. 2. Fase profilaksis sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison

melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. 3. Konsolidasi Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan

remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Pengobatan imunologik Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar

pasien dapat sembuh sempurna.

Tumbuh Kembang Anak-Belajar melompat dengan satu kaki, meloncat, dan

memanjat.-Membuat jembatan dengan 3 kotak.-Mampu menyusun kalimat.-Mempergunakan kata- kata saya, bertanya, mengerti kata- kata yang ditunjuk kepadanya-Menggambar lingkaran Bermain dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya.

Pada anak penderita leukemia, kemungkinan akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan-perkambangan tersebut.

Hospitalisasi Anak Sesuai Usia- Menolak makan

- Sering bertanya- Menangis perlahan- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

Dampak perawatan di rumah sakit :- Kehilangan kontrol- Pembatasan aktivitas

Fokus intervensi keperawatan adalah:- meminimalkan stressor- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit.

Pengkajian I. Biodata 1. Keluhan UtamaNyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam

(jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.2. Riwayat Perawatan Sebelumnya3. Riwayat Tumbuh Kembang4. Riwayat keluarga5. Cairan : Terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan

diare.6. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah, anorexia ataupun alergi

makanan. 7. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi.8. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan

tubuh.9. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.

Pemeriksaan Fisik IV. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum tampak lemah : Kesadaran composmentis selama belum

terjadi komplikasi. b. Tanda-Tanda Vital : Suhu meningkat jika terjadi infeksi, RR Dispneu,

takhipneu c. Pemeriksaan Kepala Leher Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),

perdarahan gusi Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat

infiltrasi ke SSP. d. Pemeriksaan Integumen : Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor

menurun e. Pemeriksaan Dada dan Thorax : Auskultasi suara nafas, adakah ronchi

(terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru) f. Pemeriksaan Abdomen : palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan

limpa. g. Pemeriksaan Ekstremitas : Adakah cyanosis kekuatan otot

Risiko kekurangan volume cairan b.d ketidak seimbangan intake dan output cairan Intervensi: a. Monitor intake dan output cairan b. Monitor berat badan c. Monitor TD dan frekuensi jantung d. Evaluasi turgor kulit, e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan perdarahan gusi, darah

warna karat atau samar pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan invasif. g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan/perdarahan h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan i. Berikan diet makanan halus j. Kolaborasi: - Berikan cairan IV sesuai indikasi - Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht, pembekuan - Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan - Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter arteri subklavikula, tunneld, port

implan) - Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium bikarbonat,

Nyeri akut b.d agen injury fisik Intervensi: a. Kaji keluhan nyeri b. Awasi tanda vital c. Berikan lingkungan tenang d. Tempatkan klien pada posisi nyaman e. Ubah posisi secara periodik f. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan dukungan

psikologis) g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan klien h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping klien i. Berikan tehnik distraksi pada anak, seperti terapi bermain j. Bantu aktivitas terapeutik k. Kolaborasi: - Awasi kadar asam urat, berikan obat sesuai indikasi: analgesik

(asetaminofen)

Risiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh sekunder

a. Tempatkan pada ruangan khusus. b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung c. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan d. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres e. Inspeksi sekresi terhadap peningkatan sputum atau sputum kental. f. Inspeksi kulit untuk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Bersihkan kulit

dengan larutan antibakterial. g. Inspeksi membran mukosa mulut. h. Tingkatkan kebersihan perianal i. Diet tinggi protein dan cairan j. Hindari prosedur invasiv (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin k. Kolaborasi - Awasi pemeriksaan lab. Misal: hitung darah lengkap, apakah SDP turun atau tiba-tiba

terjadi perubahan pada neutrofil; kultur gram/sensitivitas. - Kaji ulang seri foto dada, berikan obat sesuai indikasi, hindari antipiretik yang

mengandung aspirin, berikan diet rendah bakteri, misal makanan dimasak.

Risiko perdarahan b.d trombositopenia

Intervensi:a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml, b. Minta keluarga untuk mengingatkan perawat bila ada

rembesan darah dari gusic. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses, muntahan,

dan tempat tusukan IV terhadap perdarahan.d. Gunakan jarum ukuran kecile. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan

berikan kompres dingin dan tekan perlahanf. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah traumag. Anjurkan pada keluarga untuk menggunakan sikat gigi

halus

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

Intervensi:a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan

ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan.

b. Implementasikan teknik penghematan energi. Contoh: lebih baik duduk daripada berdiri.

c. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang di inginkan atau di butuhkan

d. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Perubahan membran mukosa mulut b.d. efek samping agen kimia (kemoterapi)

Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oralHindari mengukur suhu oralGunakan sikat gigi berbulu lembutBerikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin

normal Gunakan pelembab bibir bila perluBerikan makanan yang lembut dan lunakDorong masukan cairan dengan menggunakan sedotanHindari penggunaan swab gliserin, hidrogen peroksida,

dan susu magnesia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia, mual, muntah

Dorong orang tua untuk tetap tenang saat anak makanIzinkan anak memakan semua makanan yang dapat

ditoleransiBerikan makanan yang disertai suplemen giziIzinkan anak untuk ikut terlibat dalam pemilihan

makananBerikan masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi seringBerikan pasien makanan diet tinggi kalori dan kaya

nutrienTimbang berat badan dan ukur LLA

Gangguan citra diri b. d. perubahan fisik akibat efek terapi

Dorong anak untuk menggunakan wig jika rambut mulai rontok

Berikan penutup kepala untuk melindungi dari sinar matahari, angin atau dingin

Lakukan perawatan rambut agar rambut yang tipis tetap bersih dan halus

Beritahu secara sederhana bahwa rambut akan tumbuh lagi sesudah 3-6 bulan

Berikan personal hygine rutin dan pakaian yg menarik

Hipertermi b.d. efek dari terapi pengobatan

Kaji tanda-tanda vitalBeri kompres pada lipatan ketiak dan pahaAnjurkan keluarga untuk memakaikan klien pakaian

yang dapat menyerap keringatKolaborasi dalam pemberian obat antipiretik

Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi tentang penyakit dan pengobatan

Jelaskan pentingnya nutrisi untuk membantu proses peyembuhan

Berikan informasi tentang diet nutrisi tinggi protein dan kalori

Anjurkan keluarga untuk menjaga lingkungan tempat kien berada

Jelaskan pada keluarga pentingnya menjaga kesehatan anak, karena pasien leukemia rentan terhadap infeksi

Jelaskan bahwa leukemia merupakan penyakit kanker darah yang membutuhkan kemoterapi